Anda di halaman 1dari 18

“PSIKOLOGI PERKEMBANGAN”

MAKALAH PSIKOLOGI WANITA PADA MASA MENYUSUI


Dosen Pengampu : Bu Munayarokh, S.Pd, S.Tr.Keb, M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. CIKA DINI NAJASTA (P1337424220001)


2. TRINITA ARTA MAEFIA (P1337424220017)
3. UMI HANIK MUBAROKHAH (P1337424220043)
4. INDAH CHAIRUNISA (P1337424220087)
5. ADZKIA ADILAH (P1337424220088)
6. ASTRICIA SURYANI (P1337424220089)

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MAGELANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, atas anugerah
hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk sehingga kami diberikan
kemampuan dan kemudahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum cukup baik dan masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Kami masih banyak mempunyai keterbatasan
pengetahuan dalam materi, sehingga menjadikan keterbatasan bagi kami untuk memberikan
penjelasan yang lebih dalam tentang makalah ini, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami mohon maaf sebesar-besarnya bila terdapat kekurangan dan
kesalahan. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita dan juga dapat menambah
pengetahuan kita agar dapat lebih luas lagi.

Magelang, 08 Agustus 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG........................................................................................ 4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 5
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
A. KONSEP PSIKOLOGI PERKEMBANGAN MASA MENYUSUI.................. 6
B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB MENJADI ORANG TUA.................... 9
C. GANGGUAN PSIKOLOGI MASA MENYUSUI............................................. 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN................................................................................................... 13
B. SARAN............................................................................................................... 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara psikologis, setelah melahirkan seorang ibu akan merasakan gejala-
gejala perubahan psikologis, demikian juga pada masa menyusui. Meskipun
demikian, ada pula ibu yang tidak mengalami hal ini. Karena kepekaan dan ambang
psikologis setiap orang berbeda-beda. Sehingga proses perubahan psikologis pada ibu
postpartum ini sebenarnya peristiwa yang normal (fisiologis). Agar perubahan
psikologi yang dialami tidak berlebihan atau menyimpang dari normal, ibu perlu
mengetahui tentang bahwa kondisi perubahan-perubahan ini sesuatu yang normal dan
perlu difasilitasi untuk melaluinya dan mampu beradaptasi dengan baik. Ibu
mengalami perubahan emosi selama masa nifas, sementara ibu harus menyesuaikan
diri untuk berperan menjadi seorang ibu. Penting sekali sebagi bidan untuk
mengetahui tentang penyesuaian psikologis yang normal sehingga ia dapat menilai
apakah seorang ibu memerlukan asuhan khusus dalam masa nifas ini, suatu variasi
atau penyimpangan dari penyesuaian yang normal yang umum terjadi. Kehamilan,
persalinan, dan nifas merupakan peristiwa normal dalam siklus hidup seorang
perempuan, tetapi beberapa ibu mengalami perubahan psikologis yang signifikan,
mungkin juga beberapa mengalami stress postpartum.
Penyebab perubahan psikologis maupun gangguan psikologis (psikopatologi)
pada masa postpartum adalah beberapa hal yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan
dalam kehidupan seorang ibu, misalnya status sosial ekonomi rendah, kemiskinan,
kurangnya dukungan sosial, dan kekerasan dalam rumah tangga. Banyak ibu juga
mengalami distress yang tidak seharusnya dan kecemasan karena tidak mengantisipasi
dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan psikologis tersebut, serta
tidak mengetahui pergolakan psikologis normal, perubahan emosi dan penyesuaian
yang merupakan bagian integral proses kehamilan dan persalinan (Fraser & Cooper,
2009). Oleh karena itu bidan mempunyai peran penting dalam membantu ibu dan
pasangannya untuk mempersiapkan fisik, sosial, emosi dan psikologis dalam
menghadapi masa nifas dan yang lebih penting lagi adalah perubahan peran menjadi
orang tua. Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman dasar mengenai psikologis
pada masa nifas dan menyusui merupakan hal yang penting bagi bidan dalam
4
memberikan asuhan kebidanan. Bidan harus mampu membedakan dengan
psikopatologi yang mungkin dialami oleh beberapa ibu postpartum.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana konsep psikologi perkembangan pada masa menyusui?
b. Apa saja tugas dan tanggung jawab menjadi orang tua?
c. Bagaimana gangguan psikologi masa menyusui?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui konsep psikologi perkembangan pada masa menyusui.
b. Untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab menjadi orang tua.
c. Untuk mengetahui gangguan psikologi masa menyusui.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Psikologi Perkembangan Masa Menyusui


a. Pengertian
Menyusui adalah suatu proses alamiah dalam lingkungan kebudayaan kita saat
ini. Melakukan hal yang alamiah seperti menyusui tidaklah selalu mudah sehingga
perlu pengetahuan dan latihan yang tepat. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia menyusui didefinisikan organ tubuh yang terletak dibagian dada wanita
dan dapat menghasilkan makanan untuk bayi berupa cairan atau air susu. Ini
adalah cara yang ideal bagi ibu untuk memberikan kasih sayang pada anaknya
dalam memenuhi gizi bayi dan dapat menurunkan risiko infeksi pada anak
termasuk sindrom kematian mendadak bayi (Colombo et al., 2018).
Menyusui merupakan suatu cara yang ideal dalam memberikan makanan bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta dapat mempengaruhi
biologis dan kejewaan terhadap kesehatan ibu dan bayi. Menyusui merupakan
suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh
biologis dan kejiwaan unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (Sari et al., 2014).

b. Kategori Menyusui
1. Menyusui eksklusif
Merupakan suatu kondisi dimana memberikan asupan ASI idak memberi bayi
makanan atau minuman lain kecuali obat atau vitamin tetes dan mineral.
2. Menyusui predominan
Merupakan suatu kondisi dimana menyusui bayi tetapi juga diberikan zat
tambahan lain selain ASI seperti teh atau air putih sebagai makanan atau
minuman prelakteal sebelum ASI keluar.
3. Menyusui parsial
Merupakan suatu kondisis dimana menyusui bayi serta diberikan makanan
buatan seperti susu formula dan bubur sebelum bayi berumur enam bulan baik
diberikan secara berkelanjutan atau sebagai makanan prelakteal.

6
c. Mekanisme Menyusui
Bayi memiliki 3 (tiga) refleks, yang penting dalam mekanisme hisapan bayi
saat menyusui seperti:
a. Refleks Mencari (Rooting Reflex)
Payudara ibu yang menempel pada pipi atau daerah sekeliling mulut
merupakan rangsangan yang menimbulkan refleks mencari pada bayi. Ini
menyebabkan kepala bayi berputar menuju putting susu dan ditarik masuk
kedalam mulut.
b. Refleks Menghisap (Sucking Reflex)
Putting susu yang sudah masuk kedalam mulut dengan bantuan lidah
ditarik lebih jauh menuju rahang dan tekanan bibir dengan gerakan rahang
secara berirama maka akan maka gusi akan mencepit kalang payudara dan
sinus laktiferus, sehingga air susu akan mengalir keputing susu,
selanjutnya bagian belakang lidah menekan putting susu pada langit-langit
yang mengakibatkan air susu keluar.
c. Refleks Menelan (Swallowing Refleks)
Pada saat air susu keluar dari putting akan disusul dengan gerakan
menghisap. Yang ditimbulkan oleh otot-otot pipi, sehingga pengeluaran air
susu akan bertambah dan diteruskan dengan mekanisme menelan masuk
lambung. Keadaan ini tidak akan terjadi bila bayi diberi susu formula
dengan botol. Dalam penggunaan susu botol rahang bayi kurang berperan,
sebab susu dapat mengalir dengan mudah dari lubang dot.

d. Manfaat Menyusui
 Aspek fisik
Kedekatan antara ibu dan bayinya dapat mempermudah menyusui
setiap waktu, semakin sering bayi menyusu maka ASI akan segera keluar.
 Aspek psikologis
Dapat menjalin hubungan batin anatara ibu dan bayi disebabkan oleh
adanya sentuhan badaniah ibu dan bayi. Kehangatan ibu memberikan stimulasi
mental yang diperlukan bayi, sehingga mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi dan ibu yang memeberikan ASI secara eksklusif mendapat
kepuasan tersendiri.

7
 Aspek ekonomis
Menyusui secara eksklusif memberikan dampak positif untuk ekonomi
karena tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli susu
formula. Jadi orang tua bisa menghemat atau menabung uang untuk kebutuhan
lainnya.

e. Masa Menyusui (Postnatal)


1. Setelah bayi mendapatkan ASI pada minggu pertama kelahiran,ibu harus
menyusui bayi secara eksklusif selama bulan pertama setelah bayi lahir
dan saat itu bayi hanya di beri ASI tanpa makanan tambahan.
2. Ibu mencari informasi yang tentang gisi makanan ketika masa menyusui
agar bayi tumbuh sehat.
3. Ibu harus cukup istirahat untuk menjaga kesehatannya dan menenangkan
pikiran serta menghindarkan diri dari kelelahan yang berlebihan agar
produksi ASI tidak terhambat.
4. Ibu selalu mengikuti petunjuk petugas kesehatan(merujuk posyandu atau
puskesmas). Bila ada masalah dalam proses menyusui.

f. Tipe-tipe Pemberian ASI


Terdapat beberapa cara pemberian ASI kepada bayi yaitu :
1) Direct Breastfeeding
Direct Breastfeeding atau menyusui secara langsung adalah
proses interaktif antara ibu dan bayi dalam pemberian ASI secara
langsung dari payudara ibu ke bayi secara langsung tanpa ada
perantara tertentu yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi (Muyassaroh et al., 2020).
2) Indirect Breastfeeding
Indirect Breastfeeding adalah cara menyusui atau memberikan
ASI secara tidak langsung. Cara menyusui bayi dengan menggunakan
pompa ASI atau botol susu. Ibu bekerja biasanya berkemungkinan
besar tidak dapat memberikan ASI eksklusif pada bayinya karena
kebanyakan ibu bekerja waktu merawat bayinya lebih sedikit.

8
B. Tugas dan Tanggung Jawab Menjadi Orang Tua
Pada masa postpartum terjadi transisi perubahan peran, yaitu menjadi orang
tua setelah kelahiran bayi. Sebenarnya ibu dan suami sudah mengalami perubahan
peran sejak masa kehamilan. Perubahan peran ini semakin meningkat setelah
kelahiran anak. Contoh, bentuk perawatan, dan asuhan sudah mulai diberikan oleh si
ibu kepada bayinya saat masih berada dalam kandungan adalah dengan cara
memelihara kesehatannya selama masih hamil, memperhatikan makanan dengan gizi
yang baik, cukup istirahat, berolah raga, dan sebagainya. Selanjutnya, dalam periode
postpartum atau masa nifas muncul tugas dan tanggung jawab baru, disertai dengan
perubahan-perubahan perilaku. Perubahan tingkah laku ini akan terus berkembang
dan selalu mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan waktu cenderung
mempunyai dinamika seiring dengan perkembangan anak dan keluarga. Pada
awalnya, orang tua belajar mengenal bayinya dan sebaliknya bayi belajar mengenal
orang tuanya lewat suara, sentuhan, bau dan sebagainya. Orang tua juga belajar
mengenal kebutuhan-kebutuhan bayinya akan kasih sayang, perhatian, makanan,
sosialisasi dan perlindungan.
Periode berikutnya adalah proses menyatunya bayi dengan keluarga sebagai
satu kesatuan/unit keluarga. Masa konsolidasi ini menyangkut peran negosiasi (suami-
istri, ayah-ibu, orang tua anak, dan anak-anak). Selama periode postpartum, tugas dan
tanggung jawab baru muncul dan terdapat kebiasaan lama yang perlu diubah atau
ditambah dengan yang baru. Ibu dan ayah, orang tua harus mengenali hubungan
mereka dengan bayinya. Bayi perlu perlindungan, perawatan, dan sosialisasi. Periode
ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk mengasuh.
Lama periode ini bervariasi, tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira empat
minggu. Periode berikutnya mencerminkan satu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga. Periode waktu meliputi peran negosiasi (suami-istri,
ibuayah, saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan kompetensi yang semakin
tinggi dalam menjalankan aktivitas merawat bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap
makna perilaku bayi. Periode berlangsung kira-kira selama 2 bulan.
Tugas pertama orang tua adalah mencoba menerima keadaan bila anak yang
dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan, misalnya ada harapan tertentu
tentang jenis kelamin anak. Karena dampak dari kekecewaan ini dapat mempengaruhi

9
proses pengasuhan anak. Walaupun kebutuhan fisik terpenuhi, tetapi kekecewaan
tersebut akan menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri secara penuh dan utuh.
Bila perasaan kecewa tersebut tidak segera diatasi, akan membutuhkan waktu yang
lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan
tersebut. Orang tua perlu memiliki keterampilan dalam merawat bayi mereka, yang
meliputi kegiatan-kegiatan pengasuhan, mengamati tanda-tanda komunikasi yang
diberikan bayi untuk memenuhi kebutuhannya, serta bereaksi secara cepat dan tepat
terhadap tanda-tanda tersebut.
Berikut ini adalah tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap bayinya,
antara lain:
a. Orang tua harus menerima keadaan anak yang sebenarnya dan tidak terus terbawa
dengan keinginan dan impian yang dimilikinya tentang figur anak idealnya. Hal
ini berarti orang tua harus menerima penampilan fisik, jenis kelamin, temperamen
dan status fisik anaknya.
b. Orang tua harus yakin bahwa bayinya yang baru lahir adalah seorang pribadi yang
terpisah dari diri mereka, artinya seseorang yang memiliki banyak kebutuhan dan
memerlukan perawatan.
c. Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya. Hal ini termasuk aktivitas
merawat bayi, memperhatikan gerakan komunikasi yang dilakukan bayi dalam
mengatakan apa yang diperlukan dan memberi respon yang cepat.
d. Orang tua harus menetapkan kriteria evaluasi yang baik dan dapat dipakai untuk
menilai kesuksesan atau kegagalan hal-hal yang dilakukan pada bayi.
e. Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi bayi baru lahir di dalam keluarga.
Baik bayi ini merupakan yang pertama atau yang terakhir, semua anggota
keluarga harus menyesuaikan peran mereka dalam menerima kedatangan bayi.

Dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya, harga diri orang tua akan
tumbuh bersama dengan meningkatnya kemampuan merawat atau mengasuh bayi.
Oleh sebab itu bidan perlu memberikan bimbingan kepada ibu, bagaimana cara
merawat bayinya, untuk membantu mengangkat harga dirinya. Setelah melahirkan,
ibu mengalami perubahan fisik dan fisiologis yang juga mengakibatkan adanya
beberapa perubahan dari psikisnya. Ia mengalami stimulasi kegembiraan yang luar
biasa, menjalani proses eksplorasi dan asimilasi terhadap bayinya, berada di bawah

10
tekanan untuk dapat menyerap pembelajaran yang diperlukan tentang apa yang harus
diketahuinya dan perawatan untuk bayinya, dan merasa tanggung jawab yang luar
biasa untuk menjadi seorang ibu. Tidak mengherankan bila ibu mengalami perubahan
perilaku dan peran serta terkadang merasa waktunya tersita dan lebih repot. Masa ini
adalah masa rentan dan terbuka untuk mendapatkan bimbingan dan pembelajaran.

C. Gangguan Psikologi Masa Menyusui


Ibu dan anak ialah dua orang insan yang memiliki ikatan sejak terbentuk,
yakni sejak bayi masih berada dalam perut ibu sebagai janin, ketika lahir pun, bayi
sepenuhnya bergantung pada ibunya baik dari segi perawatan maupun gizi atau
asupan makanannya. Anugrah bagi seorang wanita ialah ketika ia bisa menyusui
bayinya sendiri, dari asupan ASI atau air susu ibu yang diberikan tersebut nantinya
akan timbul ikatan yang lebih mendalam lagi. Namun ketika menyusui, ibu tentunya
harus memiliki pikiran dan pandangan yang positif sebab emosi yang dimiliki oleh
ibu menyusui akan dimengerti dan berpengaruh pada bayi yang disusuinya. Gangguan
sebagi berikut:

1) Ibu yang Menyusui dengan Kondisi Stres dan Kelelahan


Hormon oksitosin untuk produksi ASI (air susu ibu) tidak akan bekerja jika
sang ibu menyusui sedang dalam kondisi stres sehingga bayi pun menjadi stres
karena kekurangan ASI. ASI (air susu ibu) akan tetap tersimpan dalam payudara
namun tidak mengalir karena hormon oksitosin yang sedang tersendat. Untuk itu
ibu menyusui yang menyusui harus dalam keadaan rileks. Menjaga kondisi tubuh
tetap fit juga berpengaruh terhadap lancarnya ASI.
2) Ibu Menyusui yang Takut dan tak Percaya Siri
Banyak ibu menyusui yang merasa tidak percaya diri karena merasa ASI (air
susu ibu) yang dikeluarkan sangat sedikit setelah melahirkan bayi yang membuat
bayi menjadi merasa sedih. Ibu menyusui yang baru melahirkan memiliki jumlah
ASI.
3) Jika Ibu Menyusui Merasa kesakitan
Ibu menyusui yang merasa kesakitan saat putingnya dihisap akan merasa tidak
nyaman ketika menyusui buah hatinya. Rasa tidak nyaman dapat berpengaruh
terhadap kelancaran ASI (air susu ibu) yang dikeluarkan sehingga berdampak

11
pada bayi yang lebih susah minum. Jika merasa sakit sebaiknya, berhenti
menyusui terlebih dahulu sehingga rasa sakit yang dirasakan tersebut hilang.

4) Ibu Menyusui yang Bahagia Membuat Bayi Pandai


Mendengarkan celoteh dan tangisan bayi dapat membuat hati ibu menyusui
bahagia dan wajahnya tersenyum. Semua hal yang dilakukan bayi dapat
membuatnya senang. Mood positif  yang muncul dapat mengalirkan asi (air susu
ibu) lebih banyak dan bayi mendapat nutrisi setiap hari dengan baik sehingga
kelak ia menjadi anak yang pandai
5) Perasaan Ibu Menyusui yang Tenang Membuat Bayi Rileks
Perasaan tenang dapat membuat kinerja hormon oksitosin berjalan dengan
baik, perasaan yang tenang dan bebas dari rasa takut, khawatir, marah, kesal, dan
sedih akan membuat ibu menyusui rileks saat menyusui bayinya sehingga bayi
pun rileks.
6) Mood Ibu Saat Menyusui Berpengaruh pada Tumbuh Kembang Bayi
Bagi bayi, ia dapat tumbuh dan ber kembang dengan lebih optimal melalui
ASI (air susu ibu) yangg diberikan langsung oleh ibunya.
7) Ibu yang Tenang Ketika Menyusui Membuat Bayi Memiliki Panca Indera yang
Sehat
Proses menyusui pun akan membentuk hubungan emosi yang kuat, seperti
kehangatan, rasa saling membutuhkan, disayang, dicintai, saling bergantung
(emotional bonding). Panca indera bayi pun jadi semakin berkembang, yaitu
melalui tatapan mata, sentuhan kulit dan pelukan, senandung atau perkataan ibu
menyusui melalui pendengaran bayi, membaui khasnya ASI (air susu ibu) dan
aroma tubuh ibu menyusui serta gerakan gerakan atau posisi anggota tubuh ibu
menyusui saat menyusui.
8)  Ibu Menyusui yang Berfikir Positif Membuat Bayi Berkembang dengan Positif
Proses menyusui juga bagi bayi dapat mengembangkan ikatan batin dengan
ibu menyusuinya dan kedekatan yang terjalin berkembang ke arah yang positif
(attachment). “menyusui juga dapat mengembangkan proses belajar atau
kecerdasan bayi.” Ibu menyusui yang sedang menyusui penting untuk menjaga
emosi dan suasana hati. Jika mood buruk, akan berpengaruh pada produksi

12
ASI (air susu ibu) yang sedikit. Berpikiran selalu positif dan ceria akan
memperlancar keluarnya ASI (air susu ibu) menjadi lebih banyak. Memang peran
ibu begitu besar untuk bayi, dengan suasana hati yang positif dan kebahagiaan
maka akan membuat bayi tumbuh dengan baik serta memiliki pandangan ke depan
yang positif pula.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menyusui adalah suatu proses alamiah dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini.
Melakukan hal yang alamiah seperti menyusui tidaklah selalu mudah sehingga perlu
pengetahuan dan latihan yang tepat. Menyusui didefinisikan organ tubuh yang terletak
dibagian dada wanita dan dapat menghasilkan makanan untuk bayi berupa cairan atau
air susu.
Menyusui merupakan suatu cara yang ideal dalam memberikan makanan bagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta dapat mempengaruhi biologis
dan kejewaan terhadap kesehatan ibu dan bayi. Menyusui merupakan suatu cara yang
tidak ada duanya dalam memberikan makanan ideal bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan unik
terhadap kesehatan ibu dan bayi
B. Saran
Bagi pembaca, agar mengetahui psikologis wanita pada masa menyusui. Bagi
penyusun, agar lebih memahami mengenai isi makalah diatas, dan selalu rajin untuk
memperoleh ilmu yang lebih baik dan bermanfaat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Colombo, L., Crippa, B. L., Consonni, D., Bettinelli, M. E., Agosti, V., Mangino, G., …
Mosca, F. (2018). Breastfeeding determinants in healthy term newborns. Nutrients, 10(1), 5–
8. https://doi.org/10.3390/nu10010048
Fraser, D.M. and Cooper, M.A. (Eds.) (2009)
Sari Rika Soraya, Anita Putri, E. R. (2014). Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Manajemen
Laktasi. X(2), 182–190.
Muyassaroh, Y., Octavianingrum, D. A., & Ayuningtiyas. (2020). The effect of lactation
management module on self efficacy and breastfeeding success. Jurnal Darul Azhar, 8(1),
129–137.
Fanni Indria. P (2021) STUDI LITERATUR ANALISIS FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI EKSKLUSIF. Universitas Muhammadiyah Malang.

14
SOAL DAN JAWABAN

1. Apakah tidak ada makanan lain yg dapat memperbanyak asi selain sayuran hijau?
Apakah ada maknana pantangan dalam ibu menyusui ? Bagaimana pendapat kalian
tentang obat apotek tentang penambah asi apakah boleh?
2. Bagi ibu menyusui emosional bonding bagaimana ?
3. Sebutkan Faktor ibu asi sedikit, selain stresss?

Jawaban :
1. a. Ada , yaitu kacang kacangan, gandum utuh, bawang putih, biji bijian, ikan
dan telur
b. Pantangan makanan ibu menyusui seperti ikan yang mengandung merkuri,
susu yang tinggi protein, dan kopii,
c. lalu pendapat kami tentang obat apotik pelancar asi menurut kami boleh
saja, asalkan sebelum itu sudah dicoba dengan bahan alamiah untuk
memperlancar asi tapi tidak ngefek , dan harus dengan konsultasi dokter
2. a. .Biarkan bayi menyusu segera setelah lahir
b. Rawat gabung bersama bayi
c. Sentuh bayi
d. Tatap bayi
e. Ajak bicara
f. Miliki waktu berkualitas
3. a, Faktor emosional
b. Bayi tidak menyusu dengan benar
c. Jarang menyusui
d. Hanya menyusui sebentar
e. Memberi bayi susu formula
f. Memberi bayi empeng
15
g. Sakit saat menyusui
h. Obat-obatan tertentu
i. Merokok dan minum alcohol
j. Operasi payudara 1

ROLEPLAY

Pemeran:
Narasi
Bidan ana
Bu Nisa
Pak Bagus

Di suatu desa terpencil hiduplah seorang pasangan muda, sudah lama mereka
menanti kelahiran anak pertamanya. Setelah penantian panjang tersebut anak mereka
pun lahir, mereka beri nama Sofia.
Sofia adalah anak pertama dari Pak Bagus dan Ibu Nisa. Namun saat proses
menyusui ibu Nisa mengalami suatu masalah, dari mulai kecemasan tentang ASI,
Bayinya yang rewel dan masalah' lainnya.

Ibu Nisa : Ayah, ini bagaimana dengan asi untuk anak kita, asi nya hanya keluar
sedikit, tidak akan cukup untuk anak kita. Bagaimana ini yah?
Pak Bagus : sabarr ibu sabar, nanti ayah cari jalan keluar yaaa.
Ibu Nisa : jalan keluar apa? caranya bagaimana? Lihatlah anak kita sangat rewel
dan terus menangis minta untuk di susui
Pak Bagus : iyaa ibu, skrng gimana sudah mulai keluar?
Ibu Nisa : tidak yah, tidak keluar. Ibu bingungg harus bagaimana
Pak Bagus : di dekat rumah pak kades ada bidan baru di desa kita, nanti kita ke
sana untuk menanyakan asi ibu yang tidak keluar.

Setelah perbincangan panjang tersebut, akhirnya pak bagus dan Bu Nisa pergi
ke rumah bidan desa. Bidan itu bernama bidan ana. Sesampainya di rumah bidan ana,
pak bagus dan Bu Nisa menjelaskan permasalahan yang di alami.
16
Pak Bagus : assalamualaikum Bu bidan
Bidan ana : waalaikumsalam pak Bu, silahkan masuk, Monggo untuk duduk
terlebih dahulu
Pak bagus & Bu Nisa: terimakasih Bu bidan
Bidan ana : bagaimana ibu bapak, apakah ada masalah ? atau ada keluhan yang di
rasakan ?
Bu Nisa : gini Lo bu bidan, ini anak pertama saya. Ketika saya ingin menyusui
Asi saya hanya keluar sedikit dan tidak cukup untuk anak saya. Saya mikir terus Bu
bidan, bisa engga ya saya menyusui anak saya dengan lancar seperti teman' saya. Saya
bingung, saya stress. Belum lagi saya harus mengurus suami saya.
Bidan ana : wah ibu sebelumnya selamat yaa atas kelahiran anak pertama ibu,
pasti sudah di nanti' ya Bu. Jadi asi ibu keluar nya sedikit yaa Bu. Mengenai asi yang
keluar sedikit dapat disebabkan karena saat ibu menyusui tehniknya kurang tepat ibu,
jadi nanti saya akan mengajari dan menjelaskan bagaimana cara menyusui yang
benar.
Pak bagus : jadi ada tehnik menyusui sendiri ya Bu ( antusias bertanya )
Bidan ana : benar pak ada tehnik menyusui, nah selain tehnik menyusui yang
benar juga ada beberapa yang dapat dilakukan untuk memperbanyak asi
Bu Nisa : gimana tu bu bidan caranya
Bidan ana :
Jadi gini ya bu untuk memperbanyak asi ibu dapat melakukan dengan cara:
a. Ibu perbanyak mengonsumsi sayuran hijau tua seperti daun katuk dan daun
kelor. Daun katuk dan daun kelor banyak ya Bu ya di desa ini
b. Kemudian ibu juga harus tetap memberikan ASI meskipun ASI hanya keluar
sedikit, ibu dapat memberi ASI kira-kira 2 atau 3 jam sekali
c. Selanjutnya kelola stress dengan baik ya Bu, stres mungkin tidak mengurangi
produksi ASI, tapi dapat menghambat proses keluarnya ASI.
ASI keluar sedikit itu hal yang normal, ibu fokus saja kebutuhan nutrisi ibu
agar asi yang dihasilkan sesuai kebutuhan bayi.
d. Ibu selama menyusui dianjurkan untuk mencukupi kebutuhan cairan sebanyak
3.000 mililiter per hari ya bu . Sebab, produksi ASI mungkin berkurang jika
tubuh kekurangan air.

17
Tehnik menyusui itu ada beberapa cara saya ajarkan ya Bu
(sambil mempraktikkan) pertama bayi di pegang dengan satu lengan, dengan posisi
bayi menempel ke tubuh ibu. Mulut bayi berada di depan puting ibu, lengan bayi yang
berada di bawah merangkul tubuh ibu. Telinga dan lengan yang di atas berada dalam
satu garis lurus (iya seperti itu ya Bu posisinya lurus).

Bu Nisa : ohh ternyata seperti ini ya Bu bidan cara menyusui yang benar, nanti
saya praktikkan di rumah. Pantas saja asi tidak keluar ( dengan muka sebal ) tehnik
caranya aja salah.
Pak Bagus : nah tu Bu makanya jangan panik, jangan stres dulu, ada caranya
sendiri kan
Bu Nisa : iyaa pak saya kan panik, maklum anak pertama
Bidan Ana : aduh bapak ibu lucu sekali saya jadi iri (sambil ketawa kecil )
Pak Bagus : waduh saya lupa Bu bidan belum menikah, maaf ya Bu bidan
Bu Nisa : bapak nii di depan Bu bidan malah gini, hehehe maaf ya Bu bidan.
Pak Bagus : bu bidan terimakasih banyak ya sudah mengajarkan cara menyusui
yang benar kepada istri saya.
Bu Nisa : iyaa Bu bidan terimakasih yaa
Bidan ana : iyaa pak Bu sama-smaa, semoga bermanfaat. Bapak ibu dan adek
semoga sehat selalu.
Bu Nisa : aamiin, kami pamitan ya Bu bidan
Pak Bagus : mari Bu bidan wassalamu'alaikum
Bidan ana : waalaikumsalam, hati- hati pulangnya ya pak Bu

Setelah pulang dari bidan ana akhirnya Bu Nisa dan pak bagus mengetahui
cara untuk memperbanyak asi dan tehnik menyusui yang benar. Bu Nisa lalu
menerapkan cara yang di jelaskan oleh Bidan ana. Setelah beberapa kali menyusui
anaknya asi Bu Nisa akhirnya lancar dan kebutuhan asi anaknya terpenuhi.

18

Anda mungkin juga menyukai