Anda di halaman 1dari 14

“ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS BAYI DAN BALITA”

MAKALAH MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


NEONATAL BAYI DAN BALITA
Dosen Pembimbing : Munayarokh S.Pd.S.Tr.Keb.M.Kes

DISUSUN OLEH :

1. Umi Hanik Mubarokhah (P1337424220043)


2. Agnesyya Salsabela P (P1337424220044)
3. Rahma Dwi Januartika (P1337424220045)
4. Asri Wahyu Lestari (P1227424220046)

KELAS : CHAMOMILE

PRODI DIII KEBIDANAN MAGELANG


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN ANGKATAN 2020/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala Rahmat
dan KaruniaNya saya diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini tentang
“Manajemen Asuhan Kebidanan Neonatal Bayi dan Balita” dalam Asuhan Kebidanan
Neonatus. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan teman-
teman yang telah memberi dukungan dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai bentuk proses belajar mengembangkan kemampuan
siswa sekaligus untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus. Kami
menyadari dalam pembuatan makalah ini tentu memiliki banyak kekurangan dan
kesalahan, oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak agar bisa menjadi bekal dalam pembuatan makalah kami di kemudian hari dengan
lebih baik lagi.
Kami berharap semoga dengan selesainya makalah ini, dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman, khususnya dalam memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan
tentang “Manajemen Asuhan Kebidanan Neonatal Bayi dan Balita”. Atas perhatian dan
kerja sama teman-teman beserta para pembimbing kami ucapkan terima kasih.

Magelang, 21 Agustus 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………….…..i.

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG 1
1.2 RUMUSAN MASALAH 1
1.3 TUJUAN MASALAH 1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Manajemen asuhan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang digunakan bidan
dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga langkah langkah dalam manajemen
kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan klinis. Asuhan yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas, dan
logis, sehingga perlu suatu metode pendokumentasian.

Dokumentsi kebidanan sangat penting bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
Hal ini karena asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien membutuhkan pencatatan dan
pelaporan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menuntut tanggung jawab dan
tanggung gugat dari berbagai permasalahan yang mungkin dialami oleh klien berkaitan
dengan pelayanan yang diberikan

Selain sebagai sistem pencatatan dan pelaporan, dokumentasi kebidanan juga digunakan
sebagai informasi tentang status kesehatan pasien pada semua kegiatan asuhan kebidanan
yang dilakukan oleh bidan. Disamping itu dokumentasi berperan sebagai pengumpul,
penyimpan, dan desiminasi informasi guna mempertahankan sejumlah fakta yang penting
secara terus menerus pada suatu waktu terhadap sejumlah kejadian (Fischbach 1991).
Dengan kata lain sebagai suatu keterangan baik tertulis maupun terekam mengenai
identitas, anamnesis, penentuan fisik laboratorium, segala diagnosis pelayanan dan tindakan
medis yang diberikan kepada pasien serta pengobatan rawat inap dan rawat jalan maupun
pelayanan gawat darurat (Wiyono 1999)

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen asuhan kebidanan?


2. Bagaimana pengkajian, analisa, implementasi?
3. Bagaimana asuhan pada neonatus?
4. Bagaimana asuhan pada bayi?
5. Bagaimana saja asuhan pada balita?
6. Bagaimana pendokumentasian dengan SOAP?
7. Apa saja dokumentasi Buku KIA?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen asuhan kebidanan


2. Untuk mengetahui pengkajian, analisa, implementasi
3. Untuk mengetahui asuhan pada neonatus
4. Untuk mengetahui asuhan pada bayi
5. Untuk mengetahui asuhan pada balita
6. Untuk mengetahui pendokumentasian dengan SOAP

1
7. Untuk mengetahui dokumentasi Buku KIA

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan merupakan suatu proses pemecahan masalah dalam


kasus kebidanan yang dilakukan secara sistematis. Sebagai seorang profesi bidan harus
memanfaatkan kompetensinya, sumber daya pikirnya untuk berpikir kritis agar menegakkan
suatu diagnosa kebidanan yang tepat sehingga tercapai pengambilan keputusan dan
menghasilkan asuhan yang bermutu. Kajian ini bertujuan untuk menganalisis salah satu
kemampuan yang harus dimiliki seorang profesi bidan yaitu berpikir kritis. Metode yang
digunakan dalam kajian ini adalah dengan melakukan analisis dan kajian pustaka terhadap
beberapa referensi yang mendukung. Beberapa referensi dikutip dan dikaji kemudian dibuat
analisisnya terkait dengan topic kajian ini. Berpikir kritis merupakan seni, gambaran sikap
sebagai bidan dalam menganalisis, mengevaluasi sesuatu yang ia lihat, mengklarifikasi yang
di dengar, metode pengetahuan untuk berfikir logis dan berargumen serta aplikasi dari ilmu
yang dipahami untuk membuat suatu keputusan dan memutuskan sesuatu setelah hal tersebut
ia yakini. Setelah keputusan terbentuk maka bidan dapat bejalan ketahap tindakan dalam
manajemen asuhan kebidanan. Setiap melakukan tindakan manajemen asuhan kebidanan,
seorang profesi bidan selalu berpikir kritis dan menjelaskan tujuan dari setiap tindakan
tersebut.

2.2 Pengkajian, Analisa, Implementasi


A. Pengkajian Data

Langkah awal dalam setiap asuhan kebidanan yaitu dengan cara mengumpulkan data
berkaitan dengan keadaan klien yang meliputi data subjektif dan Objektif

1. Data Subjektif adalah data yang didapatkan dari hasil anamnesa klien/keluarga
klien/pengantar klien
2. Data Objektif adalah data yang didapatkan hasil pemeriksaan atau lab penunjang

B. Analisa

C. Implementasi

2.3 Asuhan Pada Neonatus

3
a. Pengertian neonatus

Neonatus adalah bayi yang lahir dengan berat lahir antara 2500 – 4000gram,cukup
bulan,lahir langsung menangis,dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat
Neonatus perlu menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine kekehidupan ekstrauterin. Tiga
faktor yang memengaruhi perubahan fungsi ini yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi. Maturasi
mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstrauterin dan ini
berhubungan lebih erat dengan masa gestasi dibandingkan dengan berat badan lahir.Adaptasi
diperlukan oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru yang dibandingkan
dengan lingkungan selama menjadi fetus, kurang menyenangkan. Toleransi yakni kemampuan
tubuh bertahan terhadap kondisi-kondisi abnormal seperti hipoksia, hipoglikemia,dan perubahan
pH yang dramatis dimana fatal bagi orang dewasa tetapi tidak bagi bayi.Toleransi dan adaptasi
berbanding terbalik bila dibandingkan dengan maturasi.Makin matur neonatus,makin baik
adaptasinya tetapi makin kurang toleransinya.

b. Ciri Neonatus

Neonatus memiliki ciri berat badan 2700-4000 gram, panjang, panjang 48-53 cm, lingkar kepala
33-35cm (Potter & Perry, 2009). Neonatus memiliki frekuensi denyut jantung 120-
160x/menit,pernapasan40-60x/menit,lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh
sempurna,kuku agak panjang dan lemas,nilai APGAR>7,refleks-refleks sudah terbentuk dengan
baik (Dewi, 2010).

c. KlasifikasiNeonatus

Klasifikasi neonatus menurut Marni(2015) :

Neonatus menurut masa gestasinya

● Kurang bulan(preterminfan) : <259hari(37minggu)


● Cukup bulan(terminfant) : 259-294hari(37-42minggu)
● Lebih bulan(postterminfant) : >294hari(42minggu)

Neonatus menurut berat lahir:

● Berat lahir rendah :<2500gram.


● Berat lahir cukup : 2500-4000gram.
● Berat lahir lebih : >4000 gram.

Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi(masa gestasi dan ukuran berat lahir yang
sesuai untuk masa kehamilan :

● Neonatus cukup/kurang/lebih bulan.


● Sesuai/kecil/besar ukuran masa kehamilan.

d. Perawatan Bayi Baru Lahir


4
Menurut JNPK-KR/POGI,APN,(2007)asuhan segera,aman dan bersih untuk bayi baru lahir ialah :

1. Pencegahan Infeksi
● Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
● Pakaisarungtanganbersihpadasaatmenanganibayiyangbelumdimandikan
● Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,terutama
klem,gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
● Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
bayi,sudah dalam keadaan bersih. Demikian pula dengan timbangan, pita
pengukur,termometer,stetoskop.

2. Melakukan penilaian
● Apakah bayi cukup bulan/tidak
● Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
● Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
● Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi tidak bernapas atau
bernapas megap–megap atau lemah maka segera lakukan tindakan
resusitasi bayi baru lahir.

3. Pencegahan Kehilangan Panas

Mekanisme kehilangan panas:

● Evaporasi
● Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi
sendiri karena setelah lahir,tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
● Konduksi
● Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin,seperti:meja,tempat tidur,timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi bila bayi diletakkan diatas benda–benda tersebut.
● Konveksi
● Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih
dingin,co/ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin,
hembusan udara melalui ventilasi,atau pendingin ruangan.
● Radiasi

5
● Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda–
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi,
karena benda–benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).

4. Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:


● Keringkan bayi dengan seksama
● Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi,juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
● Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
● Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan
selimut atau kain yang baru(hangat,bersih,dan kering)
● Selimuti bagian kepala bayi
● Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan
dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
● Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
● Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai
dalam waktu satu (1)jam pertama kelahiran
● Jangansegeramenimbangataumemandikanbayibarulahir
● Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya,
sebelum melakukan penimbangan,terlebih dahulu selimuti bayi dengan
kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari
selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat
pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah
lahir.

5. MembebaskanJalanNafas

Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,apabila
bayi tidak langsung menangis,penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut:

● Letakkan bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat.
● Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi
lebih lurus dan kepala tidak menekuk.Posisi kepala diatur lurus sedikit
tengadah kebelakang.
● Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan
yang dibungkus kassa steril.

6
● Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi
dengan kain kering dan kasar.
● Alat penghisap lendir mulut(DeLee)atau alat penghisap lainnya yang
steril,tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
● Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
● Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama(ApgarScore)
● Warna kulit,adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus
diperhatikan.

6. MerawatTaliPusat
● Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,ikat atau jepit
kan klem plastik tali pusat pada puntung talipusat.
● Celup kan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan klonin 0,5%untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
● Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
● Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain
bersih dan kering.
● Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan
benang disinfeksi tingkat tinggi atauk lem plastik talipusat (disinfeks
itingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitan kan secara
mantap klem tali pusa ttertentu.
● Jika menggunakan benang talipusat,lingkarkan benang sekeliling ujung
talipusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian
talipusat pada sisi yang berlawanan.
● Lepaskan klem penjepit talipusat dan letakkan didalam larutan klonin0,5%
● Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering,pastikan bahwa bagian
kepala bay itertutup dengan baik.(Dep.Kes.RI,2002)

7. Pencegahan infeksi
● Memberikan vitaminK ntuk mencegah terjadinya perdaraha
● Memberikan obat tetes atau salep mata
● Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular
seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mataeritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan
salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.

7
● Perawatan mata harus segera dikerjakan,tindakan ini dapat dikerjakan
setelah bayi selesai dengan perawatan talipusat
● Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin dan langsung
diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir
● Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi,pastikan untuk melakukan
tindakan pencegahan infeksi berikut ini:
● Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan
bayi.
● Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
● Pastikan bahwa semua peralatan,termasuk klem gunting dan benang
talipusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan bola
karet penghisap,pakai yang bersih dan baru.
● Pastikan bahwa semua pakaian,handuk,selimut sertakain yang digunakan.

● ·Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan


benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan
bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan).
(Dep.kes.RI,2002)

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

9
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-manajemen-kebidanan-42116907

10
11

Anda mungkin juga menyukai