Anda di halaman 1dari 19

PENDOKUMENTASIAN PADA MASA NIFAS

( Asuhan Kebidanan masa nifas dan menyususi )

DOSEN PEMBIMBING :

Tiara fatrin, S.ST.M.Bmd

Disusun oleh : kelompok 2

1. Khusnul khotimah ( 30220010 )


2. Nadila ( 30220013 )
3. Neng lulu nurjanah ( 30220014 )
4. Nissa azzahra ( 30220016 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDURAHMAN PALEMBANG


PRODI SARJANA KEBIDABA
TAHUN AKADEMIK 2022

1
KATA PENGANTAR

Makalah asuhan nifas ini merupakan bagian dari pembelajaran mahasiswa


yang sangat diperlukan untuk menambah pengetahuannya tentang kaidah-kaidah
hidup beragama,dan menjadikan motivator  serta batasan untuk kita dalam
menjalani kehidupan di dunia maupun di akhirat.
Adapun  materi yang di angkat yaitu tentang “dokumentasi kebidnan masa
nifas”. Dan apabila didalam makalah ini terdapat kekurangan ataupun sesuatu
yang salah.Akibat pemahaman yang kurang jelas dan sumber yang sangat terbatas
Kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya .

Palembang, 24 novemver 2022

2
DAFTAR ISI

PENDOKUMENTASIAN PADA MASA NIFAS..............................................................1


KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3 Tujuan......................................................................................................................5
1.4 Manfaat....................................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Tekhnik Penulisan Dokumentasi Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.......................6
2.1.1 Pendokumentasian 7 langkah varney.................................................................6
2.1.2 Pendokumentasia SOAP....................................................................................9
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan............................................................................9
2.2.1 Langkah Manajemen Menurut Helen Varney....................................................9
2.3 Format Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas..........................................................15
2.3.1 format 7 langkah varney..................................................................................15
2.3.2 format SOAP..................................................................................................21
2.4 Manajemen Rujukan..............................................................................................21
2.4.1 Pengertian........................................................................................................21
2.4.2 Jenis-Jenis Rujukan.........................................................................................21
2.4.3 Persiapan Rujukan...........................................................................................22
2.4.4 Mekanisme Rujukan........................................................................................23
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................25
3.2 Saran......................................................................................................................25

3
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peranan bidan dalam memberikan asuhan masa nifas adalah memberikan
asuhan yang konsisten, ramah dan memberikan dukungan pada setiap ibu
dalam proses penyembuhannya dari stress fisik akibat persalinan dan
meningkatkan kepercayaan diri ibu dalam merawat bayinya. Dalam proses
penyesuaian ini, dituntut kontribusi bidan dalam melaksanakan kompetensi,
ketrampilan dan sensitivitas terhadap kebutuhan dan harapan setiap ibu dan
keluarga. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan kerjasama yang baik
antara bidan dan keluarga.
Asuhan kebidanan merupakan suatu penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kebidanan pada pasien
yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan, ibu pada
masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir serta keluarga berencana.
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagimana pendokumentasian masa nifas dengan menggunakan 7 langkah
varney dan SOAP?
2. Bagaimana Melakukan pencatatan pendokumentasian pada masa nifas?
3. Bagaimana membuat laporan ppendokumentasian pada masa nifas?
4. Apa yang dimaksud dengan manajemen rujukan ?

4
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahuai pendokumentasian masa nifas dengan menggunakan 7
langkah varney dan SOAP.
2. Untuk mengetahui Bagaimana Melakukan pencatatan pendokumentasian
pada masa nifas.
3. Untuk mengetahui Bagaimana membuat laporan ppendokumentasian pada
masa nifas.
4. Untuk mengetahui apa itu manajmen rujukan.

1.4 Manfaat
Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang akan dilakukan didalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas serta penanganannya.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas


Dokumentasi asuhan kebidanan pada ibu nifas(post partum)
merupakan bentuk catatan dari asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu
nifas(post partum), yakni segera setelah kelahiran sampai 6 minggu yang
meliputi pengkajian, pembuatan diagnosis kebidanan, pengidentifikasian
masalah terhadap tindakan segera dan melakukan kolaborasi dengan
dokter atau tenaga kesehatan lain, serta menyusun asuhan kebidanan
dengan tepat dan rasional.
2.1.1 Pendokumentasian 7 langkah varney
1. Langkah 1 (pertama): pengumpulan data dasar
Pada langkah ini dilakukan pekerjaan dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klein secara
lengkap.
A.  Data Subyektif
a) Biodata yang mencakup identitas pasien :
1. Nama
2. Umur
3. Agama
4. Pendidikan
5. Suku/bangsa
6. Pekerjaan
7. Alamat
b) Keluhan Utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa
nifas, misalnya pasien merasa mules, sakit pada jalan lahir karena
adanya jahitan pada perineum.
c) Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan yang lalu

6
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan keluarga
d) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah syah
atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan berkaitan
dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses nifas.
e)  Riwayat Obstetrik
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortus, jumlah anak, cara
persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu.
2. Riwayat Persalinan sekarang.
Tanggal persalinan, jenis persalinan, jenis kelamin anak, keadaan
bayi meliputi PB, BB, penolong persalinan. Hal ini perlu dikaji untu
mengetahui apakah proses persalinan mengalami kelainan atau tidak
yang bisa berpengaruh pada masa nifas saat ini.
f)  Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas ini dan
beralih ke kontrasepsi apa.
g) Kehidupan Sosial Budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adapt istiadat
yang akan menguntungkan atau merugikan pasien khususnya pada
masa nifas misalnya pada kebiasaan pantang makan.
h) Data Psikososial
Untuk mengatahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
Wanita mengalami banyak perubahan emosi / psikologis selama masa
nifas sementara ia menyesuaikan diri menjadi seorang ibu. Cukup
sering ibu menunjukan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran.
Depresi tersebut sering disebut sebagai postpartum blues. Postpartum
blues sebagian besar merupakan perwujudan fenomena psikologis yang

7
dialami oleh wanita yang terpisah dari keluarga dan bayinya. Hal ini
sering terjadi sering diakibatkan oleh sejumlah factor.
Penyebab yang paling menonjol adalah :
1. Kekecewaan emosional yang meng-ikuti rasa puas dan takut yang
dialami kebanyakan wanita selama kehamilan dan persalinan.
2. Rasa sakit masa nifas awal.
3. Kelelahan karena kurang tidur selama persalinan dan postpartum.
4. Kecemasan pada kemampuannya untuk merawat bayinya
5. Rasa takut menjadi tidak menarik lagi bagi suaminya.
Menjelaskan pengkajian psikologis:
1. Respon keluarga terhadap ibu dan bayinya
2. Respon ibu terhadap bayinya
3. Respon ibu terhadap dirinya
i) Data Pengetahuan
Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang perawatan
setelah melahirkansehingga akan menguntung-kan selama masa nifas.
j)  Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
1. Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.
2. Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar
meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan
buang air kecil meliputi frekuensi, wama, jumlah.
3. Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien
tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya membaca, mendengarkan
musik, kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,
penggunaan waktu luang. Istirahat sangat penting bagi ibu masa
nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat memper-cepat
penyembuhan.

8
4. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan
tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih
mengeluarkan lochea.
5. Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.
B.  Data ObJektif
keadaan stabil termasuk dalam pengkajian data obyektif ini adalah:
1. Vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi
yang dialaminya.
a. Temperatur / suhu
b. Nadi dan pernafasan
c. Tekanan darah
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dari ujung rambut sampai ujung kaki.
Menjelaskan pemeriksaan fisik:
a. Keadaan buah dada dan puting susu
1. Simetris/ tidak
2. Konsistensi, ada pembengkakan/ tidak
3. Puting menonjol/tidak.lecet/tidak
b. Keadaan abdomen
 Uterus Normal :
1. Kokoh, berkontraksi baik
2. Tidak berada di atas ketinggian fundal saat masa nifas
segera
Abnormal:
1. Lembek
2. Di atas ketinggian fundal saat masa post partum segera
 Kandung kemih : bisa buang air/ tak bisa buang air
c. Keadaan genitalia

9
Lochea normal :
1. Merah hitam (lochia rubra)
2. Bau biasa
3. Tidak ada bekuan darah atau butir-butir darah beku (ukuran
jeruk kecil)
4. Jumlah perdarahan yang ringan atau sedikit (hanya perlu
mengganti pembalut setiap 3-5 jam)
Abnormal:
1. Merah terang
2. Bau busuk
3. Mengeluarkan darah beku
4. Perdarahan berat (memerlukan penggantian pembalut setiap
0-2 jam)
d. Keadaan perineum : oedema, hematoma, bekas luka episiotomi/
robekan, hecting
e. Keadaan anus : hemorrhoid
f. Keadaan ekstremitas
2. Langkah II ( kedua ):interprestasi data dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap
masalah atau diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi
yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan 222222222222222di interprestasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa keduanya digunakan, karena
beberapa masalah tidak dapat diselesaikan.
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan keadaan nifas.
 Data dasar meliputi:
a. Data Subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus
atau an ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhannya.
b. Data Objektif
Palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil

10
pemeriksaan tentang pengeluaran pervaginam, hasil pemeriksaan
tanda - tanda vital.
Contoh :
Seorang perempuan mengalami perdarahan pervaginaan setelah
plasenta lahir banyaknya kurang lebih 350 cc, kontaksi uterus
lembek, KU:baik, kesadran: composmentris, TD:100\70 mmhg,
N:100\m, P: 18x\m. Ibu cemas melihat dRh keluar dari vagina
Diagnosa : P1 A0 kala IV dengan antonia uteri
Masalah : perdararhan postpartum
Kontraksi uterus lembek
cemas
3. Langkah III (ketiga ) : mengidentifikasi diagnosa atau masalah
potensial
Pada masalah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
di identifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi , bila
memungkinkan dilakukan pencegahan , sambil mengamati klien, bidan
diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini
benar-benarnya terjadi.
Diagnosa : P1 A0 kala IV dengan antonia uteri
tindakan antispasi :
- Pasang infus,untuk mengantisipai syok hyvovolemik
- Menyiapkan darah untuk mengantisipai syok hyvovolemik
4. Langkah IV (keempat): identifikasi kebutuhan yang memerlukan
penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
dikonsultasikan bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
Contoh :
Dari kasus antonia tindakan segera yang harus dilakukan adalah :
- Melakukan massase uterus

11
- Memeriksa adanya luka jalan lahir, apabila ada segera lakukan
heating.
- Memeriksa pembekuan darah atau sisa sisa plasenta, apabila ada
segera bersihkan sisa plasenta.
- Melakukan KBI apabila faktor penyebab diatas tidak ditemukan.
- Apabila tidak berhasil lakukan perujukan dengan didampingi oleh
bidan dengan melakukan KBE.
5. Langkah V (lima): Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh pada masa postpartum yang dapat
dilakukan antara lain :
a. Manajemen asuhan awal puerperium

1. Kontak dini sesering mungkin dengan bayi


2. Mobilisasi ditempat tidur
3. Diet
4. Perawatan puerperium
5. Buang air kecil spontan
6. Obat penghilang rasa sakit bila perlu
7. Obat tidur kalau perlu
8. Obat pencahar
9. Dan lain-lain
b. Asuhan lanjutan

1. Tambahan vitamin atau zat besi bila diperlukan


2. Perawatan payudara
3. Rencana KB
4. Pemeriksaan laboratorium
5. Dan lain-lain
6. Melaksanakan perencanaan
Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan rencana asuhan kebidanan
secara menyeluruh yang dibatasi oleh standar asuhan kebidanan pada masa
postpartum.

12
7. Evaluasi
ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Evaluasi pada masa postpartum dapat menggunakan bentuk SOAP :
S: Data Subjektif
Berisi tentang data dari pasien melalui anamnesis yang merupakan
ungkapan langsung
O: Data Objektif
Data yang didapat dari hasil observasi melaluipemeriksaan fisik
pada masa postpartum.
A: Analisis dan interprestasi
Berdasarkan data yang terkumpulkan kemudian dibuat kesimpulan
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis, atau masalah potensial ,serta perlu
tidaknya dulakukan tindakan segera.
P: Perencanaan
Rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan mandiri ,
kolaborasi dan tes diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk
tindak lanjut.
Contoh :
- Evaluasi perdararhan: berhenti tau tidak, jika belum berhenti
jumlahnya berapa ?
- Kondisi ibu?
- Kadar hb ibu ?
2.1.2 Pendokumentasia SOAP
SOAP adalah catatn yang bersifat sederjana, jelas, logis, dan tertulis.
Pencattan ini dipakai untuk mendikumentasikan asuhan kebidanan.
S (Subjektif)
Merupakan informasiyang diperoleh langsung dari klien. Bersisikan segala
keluhan dan pernytaan langsung dari klien.
O (Objektif)
Merupakan infromasi yang diperoleh dari hasil pemeriksaan bidan atau
tenaga kesehatan lain.

13
A (Analisa Data Atau Assessment)
Merupakan kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan
objektif yang didapatkan.
P (Penatalaksanaa)
Merupakan perencanaa,pelaksanaa,dari asuhan kebidanan dan evaluasi
dari pelaksanaan tindakan yang diberikan

2.4 Manajemen Rujukan

2.4.1 Pengertian

Rujukan kebidanan adalah kegiatan pemindahan tanggungjawab


terhadap kondisi klien/pasien ke fasilitas pelayanan yang lebih memadai
(tenaga atau pengetahuan, obat, dan peralatannya).
2.4.2 Jenis-Jenis Rujukan

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari:


1. Rujukan medik
Yaitu pelimpahan tanggung jawab secara timbal balik atas satu kasus yang
timbul baik secara vertical maupun horizontal kepada yang lebih berwenang
dan mampu menangani secara rasional.
Jenis rujukan medic antara lain:
a. Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluaan diagnostic,
pengobatan, tindakan opertif dan lain – lain.
b. Transfer of specimen. Pengiriman bahan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lenih lengkap.
c. Transfer of knowledge / personal. Pengiriman tenaga yang lebih
kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan setempat.
2. Rujukan kesehatan

Yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan bahan atau specimen ke


fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Ini adalah rujukan uang menyangkut

14
masalah kesehatan yang sifatnya pencegahan penyakit (preventif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Rujukan ini mencakup rujukan teknologi,
sarana dan operasional.

2.4.3 Persiapan Rujukan

Persiapan yang harus diperhatikan dalam melakukan rujukan, disingkat


“BAKSOKUDA” yang dijabarkan sebagai berikut :

1. B (bidan): pastikan ibu/bayi/klien didampingi oleh tenaga kesehatan yang


kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan kegawatdaruratan
2. A (alat) : bawa perlengkapan dan bahan – bahan yang diperlukan, seperti
spuit, infus set, tensimeter, dan stetoskop
3. K (keluarga): beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan alasan
mengapa dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain diusahakan untuk
dapat menyetujui Ibu (klien) ke tempat rujukan.
4. S (surat): beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan, atau obat – obat yang telah
diterima ibu (klien)
5. O (obat): bawa obat – obat esensial diperlukan selama perjalanan merujuk
6. K (kendaraan) : siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan
ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat rujukan
dalam waktu cepat
7. U (uang) : ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang di perlukan di tempat rujukan
8. DA (Darah & Do’a)

2.4.4 Mekanisme Rujukan

Adapun mekanisme rujukan yang perlu dilakukan antara lain:


1. Menentukan kegawatdaruratan pada tingkat kader, bidan desa, pustu dan
puskesmas
a. Pada tingkat Kader

15
Bila ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri maka segera
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat karena mereka belum
dapat menetapkan tingkat kegawatdaruratan
b. Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
Tenaga kesehatan harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan
kasus yang ditemui. Sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya
mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan
kasus mana yang harus dirujuk
2. Menentukan tempat tujuan rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang
mempunyai kewenangan terdekat, termasuk fasilitas pelayanan swasta
dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3. Memberikan informasi kepada penderita dan keluarganya.
Klien dan keluarga perlu diberikan informasi tentang perlunya penderita
segera dirujuk untuk mendapatkan pertolongan pada fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih mampu
4. Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju melalui telepon atau
radio komunikasi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.
5. Persiapan penderita

Sebelum dikirim keadaan umum penderita harus diperbaiki terlebih dahulu


atau dilakukan stabilisasi. Keadaan umum ini perlu dipertahankan selama
dalam perjalanan. Surat rujukan harus dipersiapkan sesuai dengan format
rujukan dan seorang bidan harus mendampingi penderita dalam perjalanan
sampai ke tempat rujukan.

6. Pengiriman penderita
Untuk mempercepat sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan/sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita.
7. Tindak lanjut penderita
a. Untuk penderita yang telah dikembalikan dan memrlukan tindak lanjut,
dilakukan tindakan sesuai dengan saran yang diberikan.

16
b. Bagi penderita yang memerlukan tindak lanjut tapi tidak melapor, maka
perlu dilakukan kunjungan rumah

BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada masa nifas dapat terjadi masalah – masalah yang dapat berakibat fatal
karena dapat menyebabkan kematian ibu. Maka ibu perlu perhatian yang
lebih banyak dimana seorang bidan harus bisa memberikan pelayanan
untuk dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas. Dengan cara
melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan menggunakan 7 langkah
Varney tetapi penulisan dalam pendokumentasian menggunakan SOAP. S
(Subjektif) merupakan informasi yang diperoleh langsung dari klien.
Informasi tersebut dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa, O (Objektif ) merupakan data yang

17
diperoleh dari apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan pada waktu
pemeriksaan termasuk juga hasil pemeriksaan laboratorium, USG, dll.
Apa yang dapat diobservasi oleh bidan akan menjadi komponen yang
berarti dari diagnosa yang akan ditegakkan. A (Analisa) merupakan
kesimpulan yang dibuat berdasarkan data subjektif dan data objektif yang
didapatkan. Merupakan suatu proses yang dinamik.

3.2 Saran

Sebagai seorang bidan harus lebih ekstra dalam memantau masa nifas
sebab kita tahu pada masa inidapat mengakibatkan kematian pada ibu.
Diharapkan tugas mahasiswa dapat lebih mengerti bagaimana cara
membuat dokumentasi asuhan kebidanan pada setiap pelayanan yang
diberikan oleh bidan nantinya

DAFTAR PUSTAKA

Rahmadaniyah,i.2021.buku ajar doukemntasi kebidana.palembang:noer fikri

Heryani ,Reni. 2012 . Asuhan Kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui . Jakarta : TIM

Lockhart ,Anita .2014. Masa Nifas Fisiologis dan Patologis .


Tangerang :BINARUPA AKSARA Publisher

Lia Dewi ,Vivian . 2011 .Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas . Yogyakarta :
Salemba Medika .

Bahiyadatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. EGC : Jakarta

Cunningham,dkk. 2002. obtetri wiliam, edisi 23. EGC : Jakarta

18
Indriyani, Diyan. 2013. Aplikasi Konsep dan Teori Keperawatan Maternitas
Postpartum dengan kematian janin. Ar-ruzz Media. Jogjakarta

19

Anda mungkin juga menyukai