Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL KUNJUNGAN II (4-6 HARI)

DI BPM DELIANA PEKANBARU TAHUN 2019

Intan Widya Sari1) Reni Anggraini2)


STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Email : intanwidya@htp.ac.id

ABSTRACT

The puerperium is the period after the placenta is born and ends when implans the
womb returns to is pre-pregnancy state, the process of restoring helath during the
puerperium requires thorough and midwifery care sustainable for mothers after childbirth.
Most causes from 50-60% postpartum hemorrhage due to weakness or absence of
contractions uterus most of the maternal morbidity and mortality is caused by failure
myometrium contract perfectly, this can be seen from the occurrence of bleeding
postpartum in profile riau province health office from year to year no there was a
decrease, in 2011 as much as (2,79%), in 2012 (2,52%), and in 2013 (2,86%). This case
report aims to find out the benefits care for normal postpartum mothers at least 2 visits
includes 1 mothers visit postpartum day 4, visit 2 postpartum mothers on day 6. In this
case care is done obstetrics in postpartum mothers with peineal pain during 2 visits to the
patient is at the postpartum day 4 to 6 with a visit distance of 1 to the next visit 2 days, the
results obtained at the last visit, namely pain in the mothers perineum has decreased
because the mother routinely performs care which has been given well, namely perineal
care. It is recommended that postpartum visit care used as routine care in every
postpartum mother.

Keywords : Normal Postpartum, Postpartum Visit, Midwifery Care

ABSTRAK

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Proses pemulihan kesehatan pada masa nifas
memerlukan asuhan kebidanan yang menyeluruh dan berkesinambungan bagi ibu setelah
melahirkan. Penyebab terbanyak dari perdarahan postpartum 50-60% karena kelemahan
atau tidak adanya kontraksi uterus. Sebagian besar kesakitan dan kematian ibu disebabkan
oleh kegagalan miometrium berkontraksi secara sempurna, ini terlihat dari kejadian
perdarahan postpartum di profil Dinas kesehatan propinsi Riau dari tahun ke tahun tidak
terjadi penurunan, pada tahun 2011 sebanyak (2,79%), tahun 2012 (2,52%), dan pada
tahun 2013 (2,86%). Laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui manfaat asuhan pada
ibu nifas normal minimal 2 kali kunjungan meliputi kunjungan 1 ibu nifas hari ke-4,
kunjungan 2 ibu nifas hari ke-6. Dalam kasus ini dilakukan asuhan kebidanan pada ibu
nifas dengan nyeri perineum selama 2 kali kunjungan kepada pasien yaitu pada nifas hari
ke-4 sampai ke-6 dengan jarak kunjungan 1 ke kunjungan berikutnya 2 hari, hasil yang

31
didapatkan pada kunjungan terakhir yaitu nyeri pada perineum ibu sudah berkurang karena
ibu rutin melakukan asuhan yang telah diberikan dengan baik yaitu perawatan perineum.
Disarankan agar asuhan kunjungan nifas dijadikan asuhan rutin disetiap ibu post partum.

Kata Kunci : Nifas Normal, Kunjungan Nifas, Asuhan Kebidanan

PENDAHULUAN target yaitu Angka Kematian Ibu (AKI)


ditargetkan lebih rendah dari 70/100.000
Masa nifas atau masa puerperium
kelahiran hidup serta Angka Kematian
adalah masa setelah persalinan selesai
Bayi (AKB) lebih rendah dari 12/1000
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama
kelahiran hidup (Kemenkes, 2015)
masa nifas, organ reproduksi secara
Tanda-tanda bahaya postpartum
perlahan akan mengalami perubahan
(nifas) adalah suatu tanda yang abnormal
seperti keadaan sebelum hamil.
yang mengindikasikan adanya bahaya
perubahan organ reproduksi ini disebut
atau komplikasi yang dapat terjadi selama
involusi. Asuhan selama periode nifas
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau
perlu mendapat perhatian karena sekitar
tidak terdeteksi bisa menyebabkan
60% angka kematian ibu terjadi pada
kematian ibu. Tanda-tanda bahaya
periode ini (Maritalia, 2014).
postpartum yaitu perdarahan postpartum,
Asuhan masa nifas diperlukan
infeksi pada masa postpartum, lochea
dalam periode ini karena merupakan
yang berbau busuk (bau dari vagina), sub
masa kritis baik ibu maupun bayinya.
involusi uterus (pengecilan uterus yang
Diperkirakan 60% kematian ibu akibat
terganggu), nyeri pada perut dan pelvis,
kehamilan terjadi setelah persalinan dan
pusing dan lemas yang berlebihan, sakit
50% kematian masa nifas terjadi dalam
kepala, nyeri epigastrik, penglihatan
24 jam pertama (Walyani & Purwoastuti,
kabur, suhu tubuh ibu lebih dari 38
2015b)
derajat celcius, payudara yang merah dan
Menurut World Health
terasa sakit, kehilangan nafsu makan
Organization(WHO) setiap hari di
dalam waktu lama, pembengkakan di
seluruh dunia sekitar 830 wanita
wajah maupun ekstremitas
meninggal akibat komplikasi pada saat
(Wahyuningsih, 2018)
kehamilan atau melahirkan. Pada Tahun
Perlunya kunjungan nifas karena
2015 AKI mencapai 303.000 selama
bidan dapat memberikan asuhan
kehamilan dan persalinan. Sustainable
kebidanan selama masa nifas melalui
Development Goals(SDGs) memiliki

32
kunjungan rumah, untuk membantu ibu fisik dalam batas normal. Penulis
dalam proses pemulihan dan memberikan asuhan tentang konseling
memperhatikan kondisi bayi terutama perawatan luka perineum, konseling
penanganan tali pusat atau rujukan makan dan minum, konseling perawatan
komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi baru lahir dan konseling cara
masa nifas, serta memberikan penjelasan menyusui yang benar. Asuhan ini
mengenai masalah kesehatan secara dilakukan sebanyak 2 kali kunjungan
umum, kebersihan, makanan bergizi, untuk melihat apakah perubahan pada ibu
perawatan bayi baru lahir, pemberian termasuk fisiologis normal.
ASI, imunisasi dan KB. Dengan
pemantauan melekat dan asuhan pada ibu
dan bayi pada masa nifas dapat mencegah HASIL DAN PEMBAHASAN
beberapa kematian ibu (Walyani &
A. HASIL
Purwoastuti, 2015b)
Kunjungan ke-I
Kajian pertama dilakukan pada Ny. D
METODE PENERAPAN post partum 4 hari tanggal 27 Agustus
2020 pukul 14:00 WIB di rumah pasien.
Metode yang penulis gunakan
Data Subjektif
yaitu dengan cara melakukan asuhan
Ibu mengatakan merasa nyeri dibagian
kebidanan sesuai dengan prosedur yang
perineum. Ibu sudah bisa duduk, berdiri,
baik dan benar pada pasien Ny “D” umur
dan berjalan dengan perlahan.
27 tahun P1A0, dilaksanakan di PMB
Data Objektif
Deliana Amd.Keb. Penulis melakukan
TTV ibu dalam batas normal, TFU
kunjungan ke rumah pasien, melakukan
pertengahan symphisis pusat, robekan
pendekatan diri dengan cara
jalan lahir derajat 2, lochea sanguinolenta
memperkenalkan diri, dan menanyakan
yang berwarna merah kekuningan berisi
apakah ada keluhan yang dirasakan
darah dan lendir.
pasien, setelah mengetahui keluhan
Assesment
pasien yaitu merasakan nyeri di bagian
P1A0 Post Partum 4 hari dengan
perineum. Dan kemudian penulis
perubahan fisiologis normal.
melakukan pemeriksaan ttv dan
plan
pemeriksaan fisik, dan dari hasil
Informasi dan Edukasi :
pemeriksaan yaitu ttv dan pemeriksaan
1. Hubungan baik dengan ibu.

33
2. Pemeriksaan ttv dan pemeriksaan perineum. Dan setiap selesai
fisik head to toe. mandi luka jahitan di kompres
3. Memberitahu ibu tentang perawatan dengan kassa yang diberi
perineum betadine.
4. Pemberian konseling perawatan bayi b. Ganti pembalut 2-4 jam sekali
baru lahir. selama perdarahan nifas
5. Pemberian konseling tentang berlangsung.
makanan dan minuman. c. Minum obat pereda nyeri, seperti
6. Menjelaskan tentang ASI ekslusif dan paracetamol, atau ibuprofen.
manfaatnya. 4. Pemberian konseling tentang
7. Evaluasi pemahaman ibu. perawatan bayi baru lahir.
8. Kunjungan ulang. a. Memandikan bayi
Lembar implementasi Memandikan bayi menggunakan
Informasi dan Edukasi : air hangat, dan jangan terlalu lama
1. Menjalin hubungan baik dengan ibu bayi di dalam air agar tidak terjadi
dan keluarga dengan penuh ramah dan hipotermi, pakaikan baju dan topi
sopan. agar menjaga kehangatannya.
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan b. Perawatan tali pusat
kepada ibu dan keluarga bahwa Pastikan dalam keadaan kering,
keadaan umum ibu baik dan normal. bungkus dengan kassa steril yang
a. TD : 110/70 mmHg diberi betadine, biasanya akan
b. N : 82 x/menit lepas sebelum 1-2 minggu.
c. P : 21 x/menit c. Menjaga kebersihan kemaluan
d. S : 36,6 °C Bersihkan dengan air selesai
e. TFU : pertengahan symphisis BAB/BAK dan hindari
pusat menggunakan popok diapers
f. Lochea : sanguinolenta sepanjang hari.
g. Pemeriksaan fisik normal d. Menjaga kehangatan bayi
3. Memberi tahu tentang perawatan luka Selalu menjaga kehatan bayi
perineum dengan menggunakan bedong,
a. Menjaga kebersihan area sarung tangan, sarung kaki, dan
perineum,tetap disarankan mandi juga topi.
dua kali sehari untuk menjaga e. Perawatan kuku bayi
kebersihan badan dan area

34
Gunting kuku bayi setiap panjang gandum. Selain kandungannya
pada saat dia tidur dengan hati- yang sangat bermanfaat,
hati. karbohidrat tinggi serat juga
f. Perawatan mata bayi sangat baik dalam mendukung
Bersihkan mata bayi dengan program diet ibu.
kapas bulat yang di celupkan air e. Asupan protein dapat diperoleh
hangat. dari telur, daging, ikan, dan
g. Perawatan telinga bayi kedelai.
Bersihkan dengan menggunakan f. Buah kaya vitamin C seperti
cotton but yang ujungnya dibasahi anggur dan jeruk.
air hangat. 6. Menjelaskan tentang ASI esklusif dan
h. Menidurkan bayi manfaatnya
i. Bayi tidur lebig kurang 16 ASI eksklusif diberikan sejak bayi
jam/hari, pasang kelambu saat lahir hingga berusia enam bulan.
bayi tidur siang/malam dan Selama periode tersebut, disarankan
pastikan bayi aman. hanya memberi ASI kepada bayi,
5. Memberikan konseling tentang tanpa tambahan asupan apa pun.
makanan dan minuman. Sebab, ada banyak manfaat ASI
a. Minum air putih sekitar 2 liter eksklusif yang bisa didapatkan oleh
perhari agar terhindar dari bayi. Manfaatnya yaitu
dehidrasi yang dapat mengganggu a. Sistem kekebalan tubuh bayi lebih
masa pemulihan dan masa kuat.
menyusui. b. Membuat bayi menjadi cerdas.
b. Minum susu rendah lemak untuk c. Berat badan bayi menjadi ideal.
menjaga kebugaran dan kesehatan d. Tulang bayi menjadi lebih kuat.
ibu pasca melahirkan` e. Memperkuat hubungan ibu dan
c. Makan sayuran hijau seperti bayi.
bayam, brokoli, kangkung, 7. Mengevaluasi kembali tentang
buncis, dan sayuran lainnya pemahaman ibu.
karena sayuran hijau juga Ibu sudah mengerti dan sudah bisa
merupakan salah satu sumber melakukan perawatan perineum dan
kalsium. perawatan bayi baru lahir.
d. Karbohidrat tinggi serat, bias
didapat dari beras merah, dan

35
8. Memberitahu ibu bahwa penulis akan Lembar Implementasi
melakukan kunjungan kembali 2 hari 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan
lagi. kepada ibu dan keluarga bahwa
keadaan umum ibu baik dan normal.
Kunjungan ke-II a. TD : 100/60 mmHg
Kajian kedua dilakukan pada Ny. D post b. N : 82 x/menit
partum 6 hari tanggal 29 Agustus 2020 c. P : 21 x/menit
pukul 10:00 WIB di rumah pasien. d. S : 36,6 °C
Data Subjektif e. TFU : pertengahan symphisis
Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang pusat
sedang dirasakan, nyeri pada luka f. Lochea : sanguinolenta
perineum sudah berkurang. g. Pemeriksaan fisik normal
Data Objektif 2. Menanyakan kembali tentang nyeri
TTV ibu dalam batas normal, TFU perineum yang
pertengahan symphisis pusat, robekan dirasakan ibu.
jalan lahir derajat 2, lochea sanguinolenta Ibu mengatakan nyeri perineum yang
yang berwarna merah kekuningan berisi dirasakan sudah berkurang.
darah dan lendir. 3. Mengajarkan teknik menyusui yang
Assesment benar
P1A0 Post Partum 6 hari dengan k/u ibu a. Cuci tangan dengan sabun, posisi
baik duduk/berbaring dengan santai.
Plan b. Bila dimulai dengan payudara kiri,
1. Pemeriksaan fisik head toe to dan ttv. letakkan kepala bayi pada siku
2. Kembali tentang nyeri perineum yang bagian dalam lengan kiri.
dirasakan ibu. c. Lengan kiri bayi diletakkan
3. Pemberian konseling tentang teknik diseputar pinggang ibu, tangan kiri
menyusui yang benar. ibu memegang pantat/paha kanan
4. Teknik melepaskan hisapan bayi. bayi.
5. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas. d. Sangga payudara kiri ibu dengan
6. Evaluasi pemahaman ibu. empat jari tangan kanan, ibu jari di
atasnya.
e. Sentuhlah mulu bayi dengan
putting payudara ibu.

36
f. Tunggu sampai bayi membuka bahwa pada ibu nifas sering
mulut nya. mengalami nyeri pada perineum yang
g. Masukkan putting payudara disebabkan karena adanya robekkan
secepatnya ke dalam mulut bayi pada jalan lahir. Keadaan ini
sampai bagian areola. merupakan tingkatan rasa sakit yang
4. Mengajarkan teknik melepaskan timbul akibat hecting perineum pada
hisapan bayi ibu postpartum.
a. Masukkan jari kelingking ibu Menurut teori Dewi dan Sunarsih,
yang bersih kesudut mulut bayi. (2011) luka perineum dapat kembali
b. Menekan dagu bayi ke bawah sembuh dalam kurun waktu lebih
dengan menutup lubang hidung kurang 2 minggu pasca persalinan.
bayi agar mulutnya membuka. Untuk mengatasi keluhan nyeri
c. Jangan menarik putting susu perineum pada ibu penulis memberi
untuk melepaskan. tahu tentang perawatan luka perineum
5. Memberitahu ibu tanda bahaya nifas yaitu menjaga kebersihan area
a. Sakit kepala , penglihatan kabur, perineum, disarankan mandi dua kali
pembengkakan wajah. sehari untuk menjaga kebersihan
b. Gangguan buang air kecil. badan dan area perineum. setiap
c. Sesak napas dan nyeri dada selesai mandi luka jahitan di kompres
d. Nyeri dan bengkak di betis. dengan kassa yang diberi betadine,
e. Demam tinggi (lebih dari 38°C). ganti pembalut 2-4 jam sekali selama
6. Mengevaluasi kembali tentang perdarahan nifas berlangsung dan
pemahaman ibu minum obat pereda nyeri, seperti
Ibu sudah mengerti dan sudah bisa paracetamol, atau ibuprofen.
melakukan teknik menyusui yang Pada pengkajian kunjungan ke 2
benar dan cara melepaskan hisapan dari data subjektif ibu mengatakan
bayi. bahwa nyeri perineum yang dirasakan
sudah berkurang dan luka jahitan
B. PEMBAHASAN sudah mulai kering.
1. Data Subjektif 2. Data Objektif
Data subjektif yang ditemukan Data objektif yang ditemukan
pada Ibu nifas 4 hari yaitu ibu merasa pada kunjungan pertama sampai
nyeri dibagian perineum. Menurut terakhir yaitu keadaan umum ibu baik,
teori Maritalia,(2014) mengatakan tekanan darah 110/70 mmHg, denyut

37
nadi 82 x/i, pernafasan 21 x/i, suhu batas normal, perubahan TFU normal
36,6 °C, kelopak mata ibu tidak pucat, pertengahan symphisis pusat, lochea
konjungtiva merah muda, sklera yang keluar normal yaitu
putih, pada mammae colostrum/ASI sanguinolenta , dan itu termasuk
(+) banyak, puting susu menonjol, ibu dalam perubahan fiologis normal.
tidak ada merasakan benjolan maupun 4. Plan
rasa nyeri, kebersihan baik, hasil Menurut (Metha, 2019) Plan
pemeriksaan TFU pertengahan mengambarkan pendokumentasi
symphisis pusat, kontraksi baik, sesuai tindakan dan evaluasi perencanaan,
dengan teori Indriyani,(2013) proses implementasi berdasarkan
involusi uterus disertai dengan pengumpulan data subjektif, objektif,
penurunan tinggi fundus uteri pada dan assasment sesuai kebutuhan
saat bayi baru lahir yaitu setinggi pasien. Plan pada kasus ini penulis
pusat, pada 2-3 hari postpartum tinggi memberikan pendidikan kesehatan
fundus uteri 3 jari dibawah pusat, pada tentang:
postpartum 1 minggu tinggi fundus Pemeriksaan ttv adalah
uteri pertengahan symphisis pusat, pemeriksaan tanda tanda vital
pada 2 minggu dan 6 minggu sudah merupakan cara yang cepat dan efisien
tidak teraba lagi. Dari pemeriksaan untuk memantau kondisi klien atau
lochea terdapat berwarna merah mengidentifikasi masalah dan
kekuningan dan berlendir mengevaluasi respon klien terhadap
(sanguinolenta) sesuai dengan teori intervensi. Tanda-tanda vital atau
Sunarsih, (2011) yang menyatakan tanda-tanda dasar meliputi:
Lochea ini berwarna merah kuning Pemeriksaan Suhu Tubuh,
berisi darah dan lendir karena Pemeriksaan Denyut Nadi,
pengaruh plasma darah, Pemeriksaan Pernafasan, Pemeriksaan
pengeluarannya pada hari ke 3-5 hari Tekanan Darah. Menurut (Marmi,
postpartum. 2014) pemeriksaan ttv perlu dilakukan
3. Assesment pada ibu nifas yang bertujuan untuk
Assessment yang dapat mengetahui keadaan umum apakah
ditegakkan pada asuhan kebidanan ini dalam batas normal.
adalah P1A0 postpartum 4-6 hari Pemeriksaan head to toe
dengan perubahan fisiologis normal. merupakan salah satu cara mengetahui
Karena dari pemeriksaan ttv dalam gejala atau masalah kesehatan yang

38
dialami oleh ibu nifas dengan di luar rahim. Masa ini adalah masa
mengumpulkan data objektif yang perlu mendapatkan perhatian dan
dilakukan pemeriksaan terhadap perawatan yang ekstra karena pada
pasien. Pemeriksaan fisik ibu post masa ini terdapat mortalitas paling
partum sangat penting dilakukan untuk tinggi (Maritalia, 2014).
dapat mendeteksi keadaan ibu apakah Pemberian konseling tentang
normal ataukah terdapat abnormalitas makanan dan minuman yaitu 1 sampai
yang disebabkan oleh proses 2 piring, daging, ikan, ayam, sayur-
persalinan. Asuhan kebidanan sayuran, buah buahan dan air putih
merupakan suatu penerapan fungsi dan setiap harinya minimal 8-10 gelas dan
kegiatan yang menjadi tanggung minum setiap kali mau menyusui agar
jawab dalam memberikan pelayanan ibu nifas tidak mengalami dehidrasi
kebidanan pada pasien yang (Marmi, 2014).
mempunyai kebutuhan atau masalah Pemberian konseling tentang
dalam bidang kesehatan, ibu pada teknik menyusui yang benar adalah
masa hamil, nifas, dan bayi baru lahir teknik menyusui dengan cara
serta keluarga berencana memberikan ASI kepada bayi dengan
(Wahyuningsih, 2018) perlekatan dan posisi ibu dan bayi
Pemberian konseling tentang dengan benar dan ini sangat penting
perawatan perineum adalah upaya diajarkan kepada ibu terutama pada
memberikan pemenuhan kebutuhan ibu yang pertama kali mempunyai bayi
rasa nyaman dengan caa menyehatkan (Maritalia, 2014)
daerah antara kedua paha yang
dibatasi antara lubang dubur dan KESIMPULAN
bagian alat kelamin luar pada wanita Asuhan kebidanan pada ibu nifas
yang habis melahirkan agar terhindar normal kunjungan II (4-28 hari) di
dari infeksi (Kumalasari, 2015). PMB Deliana Amd.Keb Pekanbaru
Pemberian konseling tentang dilaksanakan menggunakan
perawatan bayi baru lahir adalah masa pendekatan dengan pendokumentasi
bayi baru lahir (neonatal) adalah masa SOAP (subjektif, objektif, assessment,
28 hari pertama kehidupan manusia. dan plan). Setelah mengumpulkan data
Pada masa ini terjadi proses secara keseluruhan dapat dibuat
penyesuaian sistem tubuh bayi dari kesimpulan yaitu:
kehidupan dalam rahim ke kehidupan

39
Setelah penulis mendapatkan Indonesia Tahun 2015.
persetujuan pasien bahwa akan https://doi.org/10.1111/evo.12990
dilakukan pemeriksaan, penulis dapat
Maritalia, D. (2014). Asuhan Kebidanan
mengumpulkan data subjektif dan data
Nifas Dan Menyusui (ke-2).
objektif saat melakukan
PUSTAKA PELAJAR.
pengumpulkan data penulis tidak
menemukan kesulitan karena pasien Marmi. (2014). Asuhan Kebidanan Pada
bersedia kerja sama. Penulis tidak Masa Nifas Puerperium Care (Ke-
menemukan kesenjangan pada hasil 2). PUSTAKA PELAJAR.
data subjektif dan data objektif.
Nugroho, T., Nurrezki, Warnaliza, D., &
Setelah semua data terkumpul penulis
Wilis. (2014). Buku Ajar Asuhan
dapat menyimpulkan analisa sesuai
Kebidanan 3 Nifas (ke-1). Nuha
dengan data yang telah dikumpulkan.
Medika.
Assasment yaitu P1A0 Post partum 4-
6 hari dengan perubahan fisiologis Reinissa, A., & Indrawati, F. (2017).
normal. Persepsi Ibu Nifas tentang
Pelayanan Postnatal Care dengan
Kunjungan Ulang. Higeia Journal of
DAFTAR PUSTAKA
Public Health.
Asih, Y., & Risneni. (2016). Buku Ajar
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2011).
Asuhan Kebidanan Nifas Dan
Asuhan Kebidanan IV (Patologi
Menyusui (ke-1). CV.Trans Info
Kebidanan). CV. Trans Info Media.
Media.
Rukiyah, A. Y., & Yulianti, L. (2014).
Dewi, vivian N. L., & Sunarsih, T.
Asuhan Kebidanan Kehamilan
(2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Berdasarkan Kurikulum Berbasis
Nifas. Salemba Medika.
Kompetensi (Pertama). CV. Trans
Indriyani, D. (2013). Aplikasi Konsep & Info Media.
Teori Keperawatan Maternitas Post
Sari, D. P. (2019). Persepsi Ibu Nifas
Partum Dengan Kematian Janin
terhadap Pelayanan Kunjungan
(Ke-1). AR-RUZZ MEDIA.
Nifas Mother’s Perception of the
Kemenkes, R. (2015). Profil Kesehatan Post Partum Visit Services.
RI 2015. In Profil Kesehatan BIOMEDIKA, 12(01).

40
Sukarni, I., & Margareth. (2013). (2015a). Asuhan Kebidanan
Kehamilan, Persalinan, Dam Nifas Kegawatdaruratan Maternal &
(Ke-1). Nuha Medika. Neonatal (ke-1).
PUSTAKABARUPRESS.
Wahyuningsih, H. P. (2018). Bahan Ajar
Kebidanan: Asuhan Kebidanan Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E.
Nifas dan Menyusui. In Kemenkes (2015b). Asuhan Kebidanan Masa
RI. Nifas & Menyusui (ke-1).
PUSTAKABARUPRESS.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, E.

41
42

Anda mungkin juga menyukai