Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

GAMBARAN EFEKTIFITAS ASUHAN DALAM KUNJUNGAN MASA NIFAS DAN


KETIDAKNYAMANAN FISIK DALAM MASA NIFAS DI DESA CIKUNIR
KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA
TAHUN 2016

Oleh:
Tupriliany Danefi, SST, M.Kes
___________________________________________________________________________
A. Abstrak
Masa nifas merupakan masa kritis dalam kehidupan ibu dan bayi karena sekitar 60%
kematian ibu terjadi segera setelah kelahiran dimana 50% dari kematian tersebut terjadi
dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan dan
perawatan pada ibu serta penyuluhan kepada ibu dan keluarganya agar komplikasi nifas
tidak terjadi dalam bentuk Kunjungan nifas. Cakupan kunjungan ibu nifas pada tahun
2012 adalah 85,16%, dan meningkat di tahun 2013 yaitu 86,64%, sedangkan cakupan
persalinan meningkat dari tahun 2012 sebesar 88,64% ke tahun 2013 yaitu sebesar
90,88%. Hal ini menyimpulkan apabila tidak ada kesamaan antara cakupan persalinan
dengan cakupan kunjungan nifas kemungkinan terjadi komplikasi persalinan dalam
masa nifas atau masa nifas tidak terkontrol oleh petugas kesehatan.Tujuan Penelitian ini
adalah untuk gambaran efektifitas asuhan dalam kunjungan masa nifas dan
ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriprif. Populasi dalam penelitian adalah
seluruh ibu nifas di bulan Mei sebanyak 11 ibu nifas. Pengambilan sampel dilakukan
secara total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat. Instrumen yang
digunakan menggunakan kuesioner dan juga observasi secara langsung.
Hasil penelitian didapatkan Diperoleh 54,54 % asuhan dalam kunjungan yang
diberikan kurang efektif.Ibu nifas yang mengalami ketidaknyamanan dalam masa nifas
sebanyak 5 orang (45,45%) dan yang tidak mengalami ketidaknyamanan sebanyak 6
orang (54,54%). Ketidaknyamanan yang terjadi adalah nyeri setelah melahirkan,
pembesaran payudara dan keringat berlebih
Berdasarkan hasil penelitian ini ini maka dapat disimpulkan bahwa ibu nifas masih
kurang mendapatkan asuhan dalam kunjungan nifas yang mungkin bisa berdampak
terjadinya ketidaknyamanan dalam masa nifas Disarankan pada ibu nifas melakukan
kunjungan nifas minimal dilakukan sebanyak tiga kali untuk menilai keadaan ibu dan
bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalahmasalah yang
terjadi.

Kata Kunci : Efektifitas Asuhan Dalam Kunjungan Masa Nifas


Ketidaknyamanan Fisik Dalam Masa Nifas

53
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

B. Latar Belakang kurang maksimal dapat menyebaban ibu


Masa nifas merupakan masa yang mengalami berbagai masalah, bahkan
dilalui oleh setiap wanita setelah dapat berlanjut pada komplikasi masa
melahirkan yang berlangsung selama 6 nifas seperti sepsis puerperalis. Jika
minggu, dimulai setelah plasenta lahir ditinjau dari penyebab kematian ibu,
dan berakhir ketika alat-alat kandungan infeksi merupakan penyebab kematian
kembali seperti keadaan sebelum hamil. terbanyak nomor dua setelah perdarahan
Pada masa tersebut dapat terjadi sehingga sangat tepat jika tenaga
komplikasi persalinan baik secara kesehatan memberikan perhatian yang
langsung maupun tidak langsung. tinggi pada masa ini.
Saifuddin (2002) menyatakan bahwa Cakupan kunjungan ibu nifas pada
masa nifas merupakan masa kritis dalam tahun 2012 adalah 85,16%, dan
kehidupan ibu dan bayi karena sekitar meningkat di tahun 2013 yaitu 86,64%,
60% kematian ibu terjadi segera setelah sedangkan cakupan persalinan
kelahiran dimana 50% dari kematian meningkat dari tahun 2012 sebesar
tersebut terjadi dalam 24 jam pertama 88,64% ke tahun 2013 yaitu sebesar
setelah persalinan. Lebih dari 65% dari 90,88%. Hal ini menyimpulkan apabila
kematian tersebut, perlu dilakukan tidak ada kesamaan antara cakupan
pemeriksaan dan perawatan pada ibu persalinan dengan cakupan kunjungan
serta penyuluhan kepada ibu dan nifas kemungkinan terjadi komplikasi
keluarganya agar komplikasi nifas tidak persalinan dalam masa nifas atau masa
terjadi (Saroha,2009). nifas tidak terkontrol oleh petugas
Pemantauan yang ketat serta kesehatan (penolong
penyuluhan oleh tenaga kesehatan pada persalinan).(Kemenkes RI, 2014)
ibu dan keluarga akan sangat membantu Cakupan pelayanan nifas adalah
dalam mencegah kematian ibu. Semua pelayanan kepada ibu dan neonatal pada
ibu nifas dianjurkan untuk melakukan masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca
pemeriksaan nifas ke fasilitas kesehatan persalinan sesuai standar. Pelayanan
atau dikunjungi di rumahnya walaupun nifas sesuai standar adalah pelayanan
pertolongan persalinan dilakukan oleh kepada ibu nifas sedikitnya tiga kali,
tenaga kesehatan lain ataupun oleh pada enam jam pasca persalinan sampai
dukun. Kunjungan nifas dilakukan untuk dengan hari ketiga, pada minggu kedua,
menilai keadaan ibu, mendeteksi dan dan pada minggu keenam termasuk
menangani masalah-masalah yang pemberian vitamin A dua kali serta
mungkin terjadi (Depkes, 1998) persiapan dan atau penggunaan alat
Kunjungan selama nifas sering kontrasepsi setelah persalinan.
dianggap tidak penting oleh tenaga Bidan memegang peranan penting
kesehatan karena sudah merasa baik dan dalam upaya pemerintah untuk
selanjutnya berjalan dengan lancar. meningkatkan kesehatan dan pengertian
Konsep early ambulation dalam masa masyarakat melalui konsep promotif,
postpartum merupakan hal yang perlu preventif, kuratif dan rehabilitatif.
diperhatikan karena terjadi perubahan Dalam standar pelayanan kebidanan,
hormonal. Pada masa ini ibu bidan memberikan pelayanan bagi ibu
membutuhkan petunjuk dan nasihat dari pada masa nifas melalui kunjungan
bidan sehingga proses adaptasi setelah rumah pada minggu pertama, minggu
melahirkan berlangsung dengan baik. kedua dan minggu keenam setelah
Masa nifas ini merupakan masa yang persalinan untuk membantu proses
cukup penting bagi tenaga kesehatan pemulihan ibu dan bayi melalui
khususnya bidan untuk selalu melakukan penanganan tali pusat yang benar,
pemantauan karena pelaksanaan yang penemuan dini, penanganan atau rujukan

54
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

komplikasi yang mungkin terjadi pada kurang baik dapat meningkatkan risiko
masa nifas, serta memberikan penjelasan terjadinya morbiditas nifas, seperti
tentang kesehatan secara umum, perawatan payudara untuk mencegah
personal hygiene, nutrisi, perawatan bayi mastitis, membersihkan diri
baru lahir, pemberian asi, imunisasi dan menggunakan sabun setelah buang air
keluaga berencana. kecil dan buang air besar dapat
Hasil penelitian Elvina M pada tahun mencegah infeksi genitalia.
2011 di Medan tentang skor kualitas Berdasarkan hasil wawancara dengan
hidup postpartum berdasarkan faktor bidan Desa Cikunir tahun 2016 jumlah
demografi ibu menyebutkan bahwa ibu nifas sampai dengan bulan Maret
terdapat perbedaan yang bermakna sebanyak 17 orang. Cakupan kunjungan
berdasarkan masalah klinis yang nifas hampir keseluruhan
menyertai dan jenis persalinan. Jenis tercapai,adapun terkendala beberapa
persalinan mempunyai hubungan yang pasien yang tidak dikunjungi
bermakna terhadap skor kualitas hidup. dikarenakan datang ke BPM swasta
Sustini F, Andajani S, Marsudiningsih tidak ke bidan desa. Adapun komplikasi
A, meneliti tentang Pengaruh pendidikan yang dialami oleh ibu nifas menurut
kesehatan, monitoring dan perawatan wawancara dengan bidan desa ada satu
ibu pascapersalinan terhadap kejadian orang yang sampai mengalami retensio
morbiditas nifas di kabupaten Sidoarjo urine pada tahun 2014. Hal ini
dan Lamongan Jawa Timur yang membuktikan masih kurangnya
hasilnya berupa monitoring ibu nifas kurangnya pemahaman masyarakat
terbukti berhubungan dengan kejadian khususnya ibu nifas tentang perawatan
morbiditas nifas karena dapat ataupun kebutuhan dasar selama masa
memonitor keluhan atau kejadian nifas yang apabila tidak dipenuhi bisa
morbiditas ibu sehingga dengan terjadi masalah atau terjadi
monitoring ibu yang baik dapat dideteksi ketidaknyamanan dalam masa nifas.
morbiditas ibu lebih banyak. Kurangnya Tujuan Penelitian adalah
monitoring ibu selama masa nifas Diketahuinya gambaran efektifitas
berdampak pada kemungkinan tidak asuhan kunjungan masa nifas dan
tercatatnya morbiditas ibu. Perawatan ketidaknyamana dalam masa nifas di
ibu masa nifas terbukti berhubungan Desa Cikunir Kabupaten Tasikmalaya
dengan risiko terjadinya morbiditas Tahun 2016
nifas. Pelaksanaan perawatan yang

C. Metode Dalam penelitian ini penulis


1. Jenis Penelitian menggunakan tekhnik total sampling
Jenis penelitian yang digunakan yaitu keseluruhan populasi dijadikan
adalah kuantitatif dengan metode sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010).
deskriptif yang menggambarkan
efektifitas asuhan dalam kunjungan 3. Variabel penelitian
masa nifas dan ketidaknyaman fisik Dalam penelitian ini terdiri dari satu
yang terjadi pada masa nifas. variabel (bivariat) yaitu : efektifitas
asuhan dalam kunjungan nifas dan
2. Populasi dan Sampel ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu nifas di desa Cikunir 4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Kecamatan Singaparna Kabupaten Lokasi penelitian ini dilakukan di
Tasikmalaya pada bulan Mei – Juni desa Cikunir Kecamatan Singaparna
tahun 2016 sejumlah 11 ibu nifas.

55
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

Kabupaten Tasikmalaya bula Mei - Juni diberikan pada kunjungan nifas dengan
tahun 2016. kriteria sebagai berikut :
a. Ibu postpartum mengalami
5. Prosedur Pengambilan Data pemulihan fisiologis tanpa
Sebelum melakukan pengambilan komplikasi
data, terlebih dahulu penulis melakukan b. Ibu postpartum menyebutkan
etika penelitian (informed consent) pengetahuan dasar yang akurat
untuk mendukung kelancaran penelitian. mengenai cara menyusui
Jenis data yang dikumpulkan dalam c. Ibu postpartum mendemonstrasikan
penelitian ini berupa data primer dengan perawatan yang tepat untuk diri dan
prosedur pengambiln data sebagia bayinya
berikut : pengambilan data primer d. Ibu berinteraksi positif terhadap satu
diperoleh melalui lembar observasi sama lain (bayi dan anggota
dalam bentuk lembar checklist mengenai keluarga yang lain)
asuhan yang diberikan dalam kunjungan Ketidaknyamanan fisik dalam masa
nifas, ketidaknyamanan fisik dalam nifas : lembar cheklist untuk menilai
masa nifas, kegiatan observasi tersebut Ketidaknyamanan fisik yang muncul
dilakukan hanya 1 kali atau 1 hari pada dalam masa nifas diantaranya yaitu
ibu nifas. Sehingga diharapkan mampu Nyeri setelah melahirkan, keringat
mengungkapkan, efektifitas asuhan berlebih, pembesaran payudara, nyeri
dalam kunjungan nifas dan perineum, konstipasi, hemoroid
ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas
7. Analisa Data
6. Instrumen Penelitian Analisis yang digunakan dalam
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
penelitian ini berupa lembar observasi bertujuan untuk menjelaskan atau
untuk mengetahui hubungan asuhan mendeskripsikan karakteristik setiap
kunjungan nifas terhadap variabel penelitian. Pada umumnya
ketidaknyamanan fisik dalam masa dalam analisis ini hanya menghasilkan
nifas: distribusi frekuensi dan presentasi dari
Efektifitas asuhan dalam kunjungan tiap variabel dengan menggunakan
nifas : lembar cheklist untuk menilai perhitungan secara manual.
klien terhadap efektisitas asuhan yang

D. Hasil penelitian
1. Distribusi umur sebagai karakteristik Tabel.1 Distribusi umur sebagai
responden dalam gambaran efektifitas karakteristik responden dalam gambaran
asuhan dalam kunjungan masa nifas dan efektifitas asuhan dalam kunjungan
ketidaknyamanan fisik dalam masa nifas masa nifas dan ketidaknyamanan fisik
di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna dalam masa nifas di Desa Cikunir
Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016 Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2016

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Umur 11 18.00 39.00 30.0909 5.62947

56
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan Kecamatan Singaparna Kabupaten


bahwa minimal usia ibu nifas di Desa Tasikmalaya Tahun 2016
Cikunir Kecamatan Singaparna
Kabupaten Tasikmalaya adalah 18 tahun Tabel.2 Distribusi pendidikan sebagai
sedangkan untuk maksimal usia ibu karakteristik responden dalam gambaran
nifas adalah 39 tahun dengan rata rata efektifitas asuhan dalam kunjungan
usia ibu nifas adalah 30 tahun. masa nifas dan ketidaknyamanan fisik
dalam masa nifas di Desa Cikunir
2. Distribusi pendidikan sebagai Kecamatan Singaparna Kabupaten
karakteristik responden dalam gambaran Tasikmalaya Tahun 2016
efektifitas asuhan dalam kunjungan
masa nifas dan ketidaknyamanan fisik
dalam masa nifas di Desa Cikunir

No Pendidikan Frekuensi Persentase


1 Tidak Tamat SD 1 9,1
1 Tamat SD 4 36,4
2 Tamat SMP 4 36,4
3 Tamat SMA 1 9,1
4 PT 1 9,l
Jumlah 11 100

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan dalam masa nifas di Desa Cikunir


bahwa sebagian besar jenjang Kecamatan Singaparna Kabupaten
pendidikan ibu nifas di Desa Cikunir Tasikmalaya Tahun 2016
Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya ada pada kategori tamat SD Tabel.3 Distribusi pekerjaan sebagai
dan tamat SMP yaitu sebanyak 4 orang karakteristik responden dalam gambaran
(36,4%) efektifitas asuhan dalam kunjungan
3. Distribusi pekerjaan sebagai masa nifas dan ketidaknyamanan fisik
karakteristik responden dalam gambaran dalam masa nifas di Desa Cikunir
efektifitas asuhan dalam kunjungan Kecamatan Singaparna Kabupaten
masa nifas dan ketidaknyamanan fisik Tasikmalaya Tahun 2016

No Pekerjaan Frekuensi Persentase


1 IRT 11 100
Jumlah 11 100

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan Kecamatan Singaparna Kabupaten


bahwa semua pekerjaan ibu nifas di Tasikmalaya Tahun 2016
Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Tabel.4 Distribusi paritas sebagai
Kabupaten Tasikmalaya adalah ibu karakteristik responden dalam gambaran
rumah tangga sebesar 11 orang (100%) efektifitas asuhan dalam kunjungan
4. Distribusi paritas sebagai masa nifas dan ketidaknyamanan fisik
karakteristik responden dalam gambaran dalam masa nifas di Desa Cikunir
efektifitas asuhan dalam kunjungan Kecamatan Singaparna Kabupaten
masa nifas dan ketidaknyamanan fisik Tasikmalaya Tahun 2016
dalam masa nifas di Desa Cikunir

57
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

No Paritas Frekuensi Persentase


1 Primipara 3 27,27
2 Multipara 8 72,72
Jumlah 11 100

Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan 5. Distribusi berat bayi lahir ibu nifas di


bahwa sebagian besar paritas ibu nifas di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna
Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2016
Kabupaten Tasikmalaya ada pada
kategori multipara yaitu sebanyak 8 Tabel.5 Distribusi berat bayi lahir ibu
orang (72,72%) nifas di Desa Cikunir Kecamatan
Singaparna Kabupaten Tasikmalaya
Tahun 2016

No Berat bayi lahir Frekuensi Persentase


1 Baik 9 81,81
2 Kurang 2 18,18
Jumlah 11 100

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan Kecamatan Singaparna Kabupaten


bahwa sebagian besar berat bayi lahir Tasikmalaya tahun 2016.
ibu nifas di Desa Cikunir Kecamatan
Singaparna Kabupaten Tasikmalaya ada Tabel 6 Distribusi Efektifitas asuhan
pada kategori baik yaitu sebanyak 9 dalam kunjungan nifas di Desa Cikunir
orang (81,81%). Kecamatan Singaparna Kabupaten
6. Distribusi Efektifitas asuhan dalam Tasikmalaya Tahun 2016
kunjungan nifas di Desa Cikunir

No Efektifitas asuhan dalam kunjungan nifas Frekuensi Persentase


1 Baik 5 45,45
2 Kurang 6 54,54
Jumlah 11 100

Berdasarkan Tabel 6 menunjukkan pengetahuan dasar yang akurat


bahwa sebagian besar efektifitas asuhan mengenai cara menyusui sebanyak 6
dalam kunjungan nifas di Desa Cikunir orang (54,54%), 3) Ibu postpartum
Kecamatan Singaparna Kabupaten mendemonstrasikan perawatan yang
Tasikmalaya ada pada kategori kurang tepat untuk diri dan bayinya, sebagian
yaitu sebanyak 6 orang (54,54%). Hal besar ibu dapat mendemonstrasikan
ini dilihat dari komponen yang dilihat perawatan yang tepat untuk diri dan
dalam efektifitas asuhan dalam bayinya sebesar 8 orang (72,72%), 4)
kunjungan nifas yaitu 1) Ibu postpartum Ibu berinteraksi positif terhadap satu
mengalami pemulihan fisiologis tanpa sama lain (bayi dan anggota keluarga
komplikasi sebagian besar ibu sudah yang lain), sebagain besar ibu dapat
mengalami pemulihan yang fisiologis berinteraksi positif terhadap satu sama
sebayak 11 orang (100%), 2) Ibu lain sebesar 11 orang (100%)
postpartum menyebutkan pengetahuan 7. Distribusi ketidaknyamanan dalam
dasar yang akurat mengenai cara masa nifas di Desa Cikunir Kecamatan
menyusui, sebagian besar ibu baik dalam

58
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tabel 7 Distribusi ketidaknyamanan


tahun 2016. dalam masa nifas di Desa Cikunir
Kecamatan Singaparna Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2016

No Ketidaknyamanan dalam masa nifas Frekuensi Persentase


1 Ya 5 45,45
2 Tidak 6 54,54
Jumlah 11 100

Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan mengalami ketidaknyamanan


bahwa sebagian besar ketidaknyamanan diantaranya adalah nyeri perineun,
dalam masa nifas di Desa Cikunir keringat berlebih, pembesaran payudara,
Kecamatan Singaparna Kabupaten dan merasa nyeri setelah melahirkan.
Tasikmalaya ada pada kategori tidak Dan rata rata muncul ketidaknyamanan
mengalami ketidaknyamanan dalam itu pada hari hari pertama sekitar 1-3
masa nifas yaitu sebanyak 6 orang hari setelah melahirkan dan hilang di
(54,54%). Dari beberapa yang minggu ke 2 setelah melahirkan.

E. Pembahasan sebanyak 6 orang (54,54%), Ibu


1. Efektifitas Asuhan dalam postpartum mendemonstrasikan
Kunjungan Nifas perawatan yang tepat untuk diri dan
Berdasarkan hasil penelitian bayinya, sebagian besar ibu dapat
diperoleh 54,54 % asuhan dalam mendemonstrasikan perawatan yang
kunjungan yang diberikan kurang tepat untuk diri dan bayinya sebesar 8
efektif. Keefektifan asuhan dalam orang (72,72%), Ibu berinteraksi positif
kunjungan nifas dapat dilihat dari terhadap satu sama lain (bayi dan
beberapa hal diantaranya adalah 1) Ibu anggota keluarga yang lain), sebagain
postpartum mengalami pemulihan besar ibu dapat berinteraksi positif
fisiologis tanpa komplikasi, 2) Ibu terhadap satu sama lain sebesar 11 orang
postpartum menyebutkan pengetahuan (100%).
dasar yang akurat mengenai cara Dari data diatas dapat disimpulkan
menyusui, 3) Ibu postpartum bahwa tidak semua responden
mendemonstrasikan perawatan yang melakukan kunjungan nifas sesuai
tepat untuk diri dan bayinya, 4) Ibu dengan jadwal yang telah ditetapkan
berinteraksi positif terhadap satu sama dalam pelayanan nifas yang bisa
lain (bayi dan anggota keluarga yang berdampak terhadap keefektifan asuhan
lain). (Saleha S, 2009) yang diberikan. Cakupan pelayanan
Dari ke 4 komponen yang dilihat nifas adalah pelayanan kepada ibu dan
untuk menilai efektifitas asuhan dalam neonatal pada masa 6 jam sampai
kunjungan nifas diperoleh hasil ibu dengan 42 hari pasca persalinan sesuai
postpartum mengalami pemulihan standar. Dinas kesehatan, 2009
fisiologis tanpa komplikasi, sebagian mengatakan Pelayanan nifas sesuai
besar ibu sudah mengalami pemulihan standar adalah pelayanan kepada ibu
yang fisiologis sebayak 11 orang nifas sedikitnya tiga kali, pada enam jam
(100%), Ibu postpartum menyebutkan pasca persalinan sampai dengan hari
pengetahuan dasar yang akurat ketiga, pada minggu kedua, dan pada
mengenai cara menyusui, sebagian besar minggu keenam termasuk pemberian
ibu baik dalam pengetahuan dasar yang vitamin A dua kali serta persiapan dan
akurat mengenai cara menyusui atau penggunaan alat kontrasepsi setelah

59
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

persalinan. Pelayanan kepada ibu nifas kebidanan adalah mendeteksi masalah


dapat dilakukan bidan dengan cara kesehatan postpartum. Alexander et al
kunjungan rumah. (2007) melakukan studi prospektif
Hal ini sejalan dengan Saleha S, dengan meneliti apakah pengkajian
2009 bahwa Kunjungan rumah lebih involusi uteri yang dilakukan oleh bidan
mudah dilakukan untuk mengidentiikasi dapat digunakan untuk memprediksi
penyesuaian fisik dan psikologis yang masalah perdarahan pervaginam. Bukti
rumit. Selain keuntungan, kunjungan yang diperoleh menunjukkan bahwa
rumah postpartum juga memiliki observasi ini memang bisa memprediksi
keterbatasan yang masih sering wanita mana yang akan mengalami
dijumpai, yaitu sebagai berikut :1) masalah tersebut setelah dipulangkan
Besarnya biaya untuk mengunjungi dari asuhan kebidanan.
pasien yang jaraknya jauh, 2) Tindakan diperlukan oleh bidan
Terbatasnya jumlah bidan dalam dalam memberikan asuhan masa nifas
memberi pelayanan kebidanan, 3) sesuai dengan wewenang dan ruang
Kekhawatiran tentang keamanan untuk lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan
mendatangi pasien di daerah tertentu. kiat kebidanan. Distribusi kunjungan
Dari semua responden didapatkan dilakukan pada enam sampai delapan
bahwa sebagian besar proses jam setelah melahirkan, hari ke enam
persalinannya tidak dengan bidan desa postpartum, minggu kedua postpartum,
setempat sehingga proses asuhan nifas dan enam minggu postpartum.
yang diberikan itu oleh bidan dimana Kunjungan postpartum mempunyai
mereka melahirkan. Tetapi walaupun keuntungan bagi bidan agar dapat
demikian sebagian juga ada yang datang merencanakan konseling kesehatan
ke bidan desa setempat untuk sedangkan keterbatasan kunjungan
memeriksakan kondisi bayinya. Asuhan terletak pada biaya, jumlah bidan dan
kebidanan pada masa nifas diberikan keamanan saat berkunjung ke rumah ibu.
untuk meningkatkan kesejahteraan fisik Efektifitas asuhan masa nifas dapat
dan psikologis ibu. Monitoring ibu nifas diukur dari proses pemulihan fisiologis
terbukti berhubungan dengan kejadian ibu, pengetahuan dasar tentang tehnik
morbiditas nifas karena dapat menyusui yang dimiliki oleh ibu,
memonitor keluhan atau kejadian kemampuan ibu dalam melakukan
morbiditas ibu sehingga dengan perawatan yang tepat untuk diri juga
monitoring ibu yang baik dapat dideteksi bayinya, dan kemampuan ibu untuk
morbiditas ibu lebih banyak. Kunjungan berinteraksi terhadap bayi serta anggota
nifas minimal dilakukan minimal 3 kali keluarganya. Pada masa nifas terjadi
untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru perubahan fisiologis pada uterus, lokia,
lahir dan untuk mencegah, mendeteksi vagina dan perineum, payudara, sistem
dan menangani masalah masalah yang gastrointestinal, sistem renal, sistem
terjadi. hematologi, penurunan berat badan,
Materi asuhan kebidanan masa nifas tanda-tanda vital, dan dinding abdomen.
dalam kunjungan nifas terdiri dari Ibu nifas membutuhan nutrisi, proses
pemantauan, pemeriksaan antara lain eliminasi, personal higiene, ambulasi,
mengukur suhu tubuh dan denyut nadi aktivitas seksual, istirahat dan
wanita, mencatat tekanan darah, latihan/senam nifas agar masa nifas
memeriksa payudara, mengkaji involusi berlangsung baik.
uteri, memantau lokia dan jka perlu
memeriksa perineum wanita tersebut.
Salah satu sasaran yang ingin dicapai
dari pemantauan dan pemeriksaan

60
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

2. Ketidaknyamanan dalam Masa perawatan payudara untuk mencegah


Nifas mastitis, membersihkan diri
Berdasarkan hasil penelitian menggunakan sabun setelah buang air
didapatkan bahwa dari 11 responden ibu kecil dan buang air besar dapat
nifas yang mengalami ketidaknyamanan mencegah infeksi genitalia.
dalam masa nifas sebanyak 5 orang Dalam kunjungan nifas juga
(45,45%) dan yang tidak mengalami diperlukan pemberian pendidikan
ketidaknyamanan sebanyak 6 orang kesehatan kepada ibu dan keluarganya
(54,54%). Diantaranya yang mengalami sangat bermanfaat bagi kesadaran
ketidaknyaman yaitu nyeri perineum, mereka untuk melakukan monitoring
pembesaran payudara dan keringat kesehatan ibu dan perawatan kesehatan
berlebih dan rata rata muncul ibu. Pelaksanaan pendidikan nifas tidak
ketidaknyamanan tersebut di 1-3 hari terbukti berhubungan dengan terjadinya
setelah melahirkan dan kembali normal morbiditas nifas, hal ini dapat dipahami
setelah 2 minggu setelah melahirkan. karena pengaruh langsung dari
Ketidaknyamanan selama masa nifas pendidikan adalah peningkatan
bisa berdampak terhadap morbiditas ibu pengetahuan dan kesadaran untuk
apabila tidak di tanggulangi secara melakukan sesuatu yang sesuai dengan
maksimal. yang diajarkan atau disuluhkan.
Sustini F, Andajani S, Monitoring ibu nifas terbukti
Marsudiningsih A, meneliti tentang berhubungan dengan kejadian
Pengaruh pendidikan kesehatan, morbiditas nifas karena dapat
monitoring dan perawatan ibu memonitor keluhan atau kejadian
pascapersalinan terhadap kejadian morbiditas ibu sehingga dengan
morbiditas nifas di kabupaten Sidoarjo monitoring ibu yang baik dapat dideteksi
dan Lamongan Jawa Timur yang morbiditas ibu lebih banyak. Kurangnya
hasilnya berupa monitoring ibu nifas monitoring ibu selama masa nifas
terbukti berhubungan dengan kejadian berdampak pada kemungkinan tidak
morbiditas nifas karena dapat tercatatnya morbiditas ibu. Perawatan
memonitor keluhan atau kejadian ibu masa nifas terbukti berhubungan
morbiditas ibu sehingga dengan dengan risiko terjadinya morbiditas
monitoring ibu yang baik dapat dideteksi nifas. Pelaksanaan perawatan yang
morbiditas ibu lebih banyak. Kurangnya kurang baik dapat meningkatkan risiko
monitoring ibu selama masa nifas terjadinya morbiditas nifas, seperti
berdampak pada kemungkinan tidak perawatan payudara untuk mencegah
tercatatnya morbiditas ibu. Perawatan mastitis, membersihkan diri
ibu masa nifas terbukti berhubungan menggunakan sabun setelah buang air
dengan risiko terjadinya morbiditas kecil dan buang air besar dapat
nifas. Pelaksanaan perawatan yang mencegah infeksi genitalia. (Sustini
kurang baik dapat meningkatkan risiko F,2011)
terjadinya morbiditas nifas, seperti

F. Simpulan dan saran tidak mengalami ketidaknyamanan


1. Simpulan sebanyak 6 orang (54,54%).
a. Diperoleh 54,54 % asuhan dalam Ketidaknyamanan yang terjadi adalah
kunjungan yang diberikan kurang nyeri setelah melahirkan, pembesaran
efektif. payudara dan keringat berlebih.
b. Ibu nifas yang mengalami
ketidaknyamanan dalam masa nifas
sebanyak 5 orang (45,45%) dan yang

61
Jurnal Bidkesmas Vol 2, Nomor 7, Bulan Agustus 2016

2. Saran c. Kunjungan nifas minimal dilakukan


a. Dalam melakukan kunjungan nifas sebanyak tiga kali untuk menilai
diperlukan pengambilan keputusan keadaan ibu dan bayi baru lahir dan
dan tindakan oleh bidan dalam untuk mencegah, mendeteksi dan
memberikan asuhan masa nifas menangani masalahmasalah yang
sesuai dengan wewenang dan ruang terjadi. Distribusi kunjungan
lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dilakukan minggu pertama
dan kiat kebidanan sehingga dapat postpartum, minggu kedua
meningkatkan kesejahteraan fisik dan postpartum, dan enam minggu
psikologis ibu. postpartum. Kunjungan postpartum
b. Perlu adanya Monitoring ibu nifas mempunyai keuntungan bagi bidan
karena dapat memonitor keluhan atau agar dapat merencanakan konseling
kejadian morbiditas ibu sehingga kesehatan sedangkan keterbatasan
dengan monitoring ibu yang baik kunjungan terletak pada biaya,
dapat dideteksi morbiditas ibu lebih jumlah bidan dan keamanan saat
banyak. Monitoring ibu nifas terbukti berkunjung ke rumah ibu.
berhubungan dengan kejadian
morbiditas nifas

G. Referensi neonatal. Jakarta: YBP-SP; 2005.


Alexander J, Roth C, Levy V. Praktik hlm. N23.
kebidanan: riset dan isu. Alih Sustini F, Andajani S, Marsudiningsih
bahasa Devi Yulianti. Jakarta: EGC; A. Pengaruh pendidikan kesehatan,
2007. hlm. 227-247. monitoring dan perawatan ibu
Kemenkes RI. 2010. Pedoman PWS- pascapersalinan terhadap kejadian
KIA. Direktorat Jendral bina morbiditas nifas di kabupaten
kesehatan masyarakat direktorat Sidoarjo dan Lamongan Jawa
bina kesehatan ibu : Jakarta Timur. Bul Penel Kesehatan. 2003.
Kemenkes RI, 2014. Pusat data dan [diunduh 15 Juni 2016]; no 2 (31):
Informasi. Dari hlm: 72-82. Tersedia dari
http:///C:/Users/user/Downloads/inf http://www.litbang.depkes.go.id
odatin-ibu.pdf. diunduh tanggal 21 Varney H, Kriebs Jan M, Gegor LC.
Maret 2016 Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4
Saleha S. Asuhan kebidanan pada masa (2). Jakarta: EGC; 2008. hlm.957-
nifas. Jakarta: Salemba medika; 980.
2009. hlm.1-7,53-62, 71-76, 79-80.
Saifuddin AB. Buku panduan praktis
pelayanan kesehatan maternal dan

62

Anda mungkin juga menyukai