Anda di halaman 1dari 3

Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang personal hygiene dengan pemulihan masa nifas di

daerah X puskesmas Kamboja

Salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Ibu (AKI), dimana AKI
menggambarkan tingkat kesadaran, perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi
lingkungan tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, melahirkan dan nifas. Salah satu
periode dalam kehidupan ibu yang rentan resiko kesakitan dan kematian adalah masa nifas. Pada
masa inilah selain tinggi resiko terjadinya perdarahan beresiko pula terjadi infeksi Postpartum. Masa
nifas merupakan masa yang paling kritis dalam kehidupan ibu maupun bayi, diperkirakan bahwa 60%
kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 40% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama (YP Rahayu,2012 : 47-49). Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah
persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 Minggu
(Saifuddin, 2006). Periode ini juga merupakan waktu penyembuhan dan perubahan kembali pada
keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).

Dalam sebuah kesempatan, menteri kesehatan Siti Fadilah Supara mengungkapkan bahwa angka AKI
pada tahun 2002-2003 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup diperoleh dari hasil SDKI, kemudian
menjadi 248 per 100.000 kelahiran hidup. Ada tahun 2006 mencapai 291 jiwa per 100.000 kelahiran
hidup. Sementara itu target penurunan AKI secara nasional dalam rencana pembangunan kesehatan
menuju Indonesia sehat 2010 adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 125 jiwa per 100.000
kelahiran hidup, hasil ini menunjukkan AKI cenderung terus menurun tetapi bila dibandingkan
dengan target yang ingin dicapai pada tahun 2010 masih sangat jauh. Menurut Sekretaris Dinas
Kesehatan Kabupaten Cilacap Hantari mengungkapkan bahwa, angka kematian ibu di daerah X sejak
awal Januari 2016 hingga sekarang ini, mencapai 26 kasus. Padahal dengan periode yang sama pada
tahun 2015 hanya tertercatat sebanyak 34 kasus. Meningkatnya jumlah AKI di daerah X ini menjadi
sebuah hal yang di prioritaskan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Menurut survey kesehatan rumah tangga (SKRT) selama 10 tahun angka kematian ibu terutama
disebabkan Postpartum sekitar 67% dan 70% kematian karena trias preeklampsi, perdarahan, dan
infeksi. Faktor yang mempengaruhi kematian tersebut diantaranya faktor penolong persalinan, dan
faktor tempat tinggal ibu yang kotor dan kurang terawat sehingga berpotensi tinggi terjadinya
masalah infeksi pada saat masa post partum (Vivian, Nanny 2011) Infeksi nifas terjadi ketika bakteri
menginfeksi rahim dan daerah sekitarnya setelah seorang wanita melahirkan. Ini juga dikenal
sebagai infeksi postpartum. Diperkirakan 10% kematian terkait persalinan di seluruh dunia
disebabkan oleh infeksi pasca melahirkan yang disebut infeksi nifas.

Kebersihan diri atau personal hygiene merupakan hal yang sangat penting terutama untuk menjaga
diri kita tetap sehat dan mengurangi risiko terserang penyakit. Personal hygiene sendiri adalah cara
perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka secara fisik dan psikisnya (Potter dan
Perry, 2005). Personal hygiene memiliki peran penting seperti meningkatkan derajat kesehatan
seseorang, memelihara kebersihan diri, dan mencegah penyakit. Personal hygiene menjadi aspek
penting untuk menentukan masalah kesehatan pada suatu individu. Hal tersebut dipengaruhi besar
oleh faktor kebiasaan yang ada. Masalah kesehatan yang akhirnya timbul jika dibiarkan terus
menerus akan menyebabkan masalah kesehatan secara umum (Khansa, 2012).

Untuk itu hal ini harus menjadi perhatian bersama, sebab kebersihan menjadi faktor penting dalam
mempertahankan derajat kesehatan. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk
mengetahui apakah ada Hubungan antara pengetahuan ibu tentang personal hygiene dengan
pemulihan masa nifas.

Masalah : tingkat pengetahuan ibu nifas yang rendah terhadap personal hygiene

Banyaknya jumlah kematian ibu nifas di daerah X

Variabel bebas : tingkat pengetahuan ibu nifas ttg personal hygiene

Variabel terikat: pemulihan masa nifas

Sampel: 15 ibu hamil di daerah X puskesmas Kamboja

Presentase infeksi sebagai penyebab AKI pada masa nifas

Latar belakang

Rumusan masalah

Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang personal hygiene dengan pemulihan
masa nifas?

Tujuan penelitian

1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang personal hygiene


2. Untuk mengetahui proses pemulihan ibu ada masa nifas
3. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang personal hygiene
dengan pemulihan masa nifas

Manfaat penelitian

1. Bagi Responden
Untuk menambah tingkat pengetahuan ibu mengenai manfaat personal hygiene pada masa
nifas dalam memaksimalkan proses pemulihan masa nifas
2. Bagi Nakes
Sebagai referensi tambahan bagi bidan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan dalam
pemberian asuhan kebidanan.
3. Bagi Peneliti

Tinjauan teori

1. Ibu nifas
2. Pengetahuan ibu

Menurut Notoatmodjo dalam Yuliana (2017), pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya).
3. Masa nifas

Masa nifas (Post Partum) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah
lahirnya plasenta sampai dengan 6 Minggu (42 hari) (Nanny, Vivian. 2011:1).

Kerangka teori

Infeksi masa nifas-- Personal hygiene – pemulihan masa nifas

Anda mungkin juga menyukai