Anda di halaman 1dari 3

Nama: Marshanda QP

NIM: 20010010

Hubungan antara perilaku 3M plus dengan penyebaran penyakit DBD di Kabupaten Cilacap

A. Latar Belakang:
Demam Berdarah Dangue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
deague oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sangat umum terjadi di
wilayah beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan suhu yang panas serta lembab dimana
Indonesia termasuk dalam wilayahnya (Wahyono, 2016). DBD di Indonesia pertama kali
terjadi di tahun 1968 tepatnya di Kota Surabaya, Jawa Timur, yang kemudian menyebar ke
masyarakat Indonesia hingga 54 tahun terakhir (Riza, 2016).
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2021, tercatat ada 73.518 kasus DBD di
Indonesia dan dengan jumlah kematian sebanyak 705 kasus. Incidence Rate DBD per
100.000 penduduk pada tahun 2021 yaitu sebanyak 27,0 dimana hal ini mengalami
penurunan dari 2 tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2020 sebanyak 40. Tercatat bahwa
ada sekitar 474 kabupaten/kota di Indonesia yang terjangkit kasus DBD pada tahun 2021.
Dimana jumlah ini terdapat sedikit penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak 477.
Secara Nasional IR DBD Tahun 2021 sebesar 27 per 100.000 penduduk, angka ini masih lebih
rendah dibandingkan dengan target nasional sebesar ≤ 49 per 100.000 penduduk. Case
Fatality Rate (CFR) DBD di Indonesia tercatat bahwa adanya kecenderungan penurunan
pada kurun waktu 2012-2020, yaitu dari 0,90% menjadi 0,69%. Akan tetapi, angka ini
meningkat menjadi 0,96% pada tahun 2021. Dimana CFR pada tahun 2021 melebihi batas
target Strategi Nasional Penanggulangan Dengue yang telah ditetapkan sebanyak 0,7%,
namun nilai ini masih di bawah 1% sehingga masih masuk dalam kategori rendah. CFR ini
akan dinilai tinggi apabila melebihi angka 1% (Kemenkes RI, 2022). Penyakit DBD sendiri
masih menjadi masalah kesehatan di provinsi Jawa Tengah. Dimana angka penyebarannya
akan meningkat seiring dengan meningkatnya kepadatan penduduk dan juga mobilisasi
penduduk.
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia Tahun 2021, angka kesakitan akibat DBD di Jawa
Tengah pada tahun 2021 ialah sebanyak 12,8. Serta angka kematian akibat DBD di Jawa
Tengah pada tahun 2021 yaitu sebanyak 2,71. Dimana wilayah Jawa Tengah menduduki
posisi tertinggi pada CFR. Persentase IR DBD Provinsi Jawa Tengah yaitu 100%. Sedangkan
angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk di kabupaten Cilacap ialah 36,10 yang mana
angka ini merupakan angka yang sangat tinggi apabila dibandingkan dengan kabupaten
maupun kota di Provinsi Jawa Tengah.
Penyakit DBD lebih mudah berkembang ketika dalam musim hujan karena karkteristik dari
nyamuk aedes aegypti ialah yang menyukai genangan maupun tempat penampungan air,
seperti pot maupun vas yang terdapat air bersih, aquarium, ember, kolam renang, tempat
sampah yang mana pada saat hujan kemungkinan akan menampung air hujan sehingga
nyamuk dapat berkembang biak di tempat tersebut. Salah satu upaya untuk mencegah dari
penyebaran DBD ialah melakukan 3M plus yang dapat diterapkan oleh masyarakat.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis berminat untuk meneliti mengenai
hubungan antara perilaku 3M plus dengan penularan penyakit DBD di wilayah kabupaten
Cilacap.
B. Rumusan masalah
Adakah hubungan antara penerapan 3M plus dengan penyebaran penyakit DBD?
C. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui mengenai 3M plus
b. Untuk mengetahui penyebaran DBD
c. Untuk mengetahui hubungan antara penerapan 3M plus dengan penularan
DBD
D. Manfaat penelitian
a. Untuk Masyarakat, bermanfaat untuk menambah pengetahuan sehingga
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Untuk peneliti, bermanfaat untuk mengetahui penyebab penyebaran
penyakit DBD.
BAB II
A. Tinjauan teori
3M plus merupakan salah satu upaya preventif untuk pencegahan
penyebaran penyakit DBD. 3M ini diantaranya yaitu Menguras, yaitu kegiatan
membersihkan/menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak
mandi, kendi, toren air, drum dan tempat penampungan air lainnya yang dapat
dilakukan setiap hari untuk memutus siklus hidup nyamuk yang dapat bertahan di
tempat kering selama 6 bulan; Menutup, yaitu kegiatan menutup rapat tempat-
tempat penampungan air seperti bak mandi dan juga mengubur barang bekas di
dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor dan dapat berpotensi
menjadi sarang nyamuk; dan M trakhir yaitu Mendaur ulang atau memanfaatkan
kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis. Kemudian untuk plusnya yaitu:
memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk,
memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, gotong Royong membersihkan
lingkungan, periksa tempat-tempat penampungan air, meletakkan pakaian bekas
pakai dalam wadah tertutup, memberikan larvasida pada penampungan air yang
susah dikuras, memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar, dan menanam
tanaman pengusir nyamuk (Kemenkes RI, 2019).
Demam Berdarah Dangue (DBD) merupakan suatu penyakit yang disebabkan
oleh virus deague oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang sangat
umum terjadi di wilayah beriklim tropis, curah hujan yang tinggi, dan suhu yang
panas serta lembab dimana Indonesia termasuk dalam wilayahnya (Wahyono, 2016).
DBD adalah penyakit yang dapat menimbulkan syok sehingga bisa berujung pada
kematian. DBD disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari genus
Flavivirus, famili Flaviviridae. Virus deague dapat hidup dan berkembang di dalam
tubuh manusia. Jika nyamuk yang mengandung virus tersebut menggigit manusia,
maka virusnya dapat ditularkan ke dalam tubuh. Pada saat nyamuk menggigit,
nyamuk akan mengeluarkan air liurnua sehingga darah tidak akan membeku
sehingga virus dapat berpindah dari nyamuk ke dalam tubuh manusia sebagai
inangnya. Namun, tidak semua gigitan nyamuk akan menyebabkan penyakit DBD,
karena hal ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi imunitas tubuh (Frida, 2019).
Berdasarkan jurnal dengan judul Perilaku 3M Bagi Penghuni Rumah
Mempengaruhi Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue yang ditulis oleh
Fauziah pada tahun 2019, ternyata terdapat hubungan antara 3M dengan
penyebaran DBD. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa bak mandi
merupakan jenis kontainer yang dominan akan ditemukan jentik-jentik. Disamping
itu, ada pula tempat perindukan yang disenangi nyamuk untuk bertelur seperti
bak mandi, pot bunga, kaleng, botol, drum, ban mobil bekas, tempurung,
tunggak bambu serta benda lain yang dapat menampung air. Sehingga apabila
tempat-tempat tersebut dimusnahkan maka dapat menghilangkan tempat telur
nyamuk berkembang biak.

B. Kerangka teori
Informasi PHBS
Pendidikan → 3M → DBD
Budaya Cuaca
Kesadaran Imunitas
masyarakat Tubuh

C. Kerangka konsep
3M Plus → DBD

D. Hipotesis
Ha: Terdapat hubungan antara perilaku 3M terhadap penyebaran DBD.

Anda mungkin juga menyukai