Kutipan :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang cenderung meningkat jumlah penderita dan semakin luas daerah penyebarannya, sejalan
dengan meningkatnya mobilitas dan kepadatan penduduk. Penyakit DBD disebabkan oleh virus
dengue yang dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus, namun Ae.
aegypti lebih 1-3berperan dalam penularan penyakit ini. Keberadaan jentik Ae. aegypti di suatu
daerah merupakan indikator terdapatnya populasi nyamuk Ae. aegypti di daerah tersebut.
Penanggulangan penyakit DBD mengalami masalah yang cukup kompleks, karena penyakit ini
belum ditemukan obatnya. Tetapi cara paling baik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan
pemberantasan jentik nyamuk penularnya atau dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang
Nyamuk . Hal : 133-137
Kutipan :
ABJ dan tingginya angka kejadian DBD, maka penelitian ini penting untuk dilakukan. Secara
umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakterisik sosial, tingkat
pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat Kelurahan Srondol Wetan dengan upaya PSN 3M
Plus dengan indikator kepadatan jentik. Secara khusus bertujuan untuk menganalisis hubungan
karakteristik sosial, pengetahuan, sikap dan PSN 3M Plus dengan indikator jumlah jentik,
menganalisa hubungan PSN 3 M Plus dengan kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti,
memperoleh bentuk hubungan prediksi melalui praktek PSN 3 M Plus terhadap kepadatan jentik
nyamuk Aedes aegypti
Kutipan :
Tindakan pencegahan meluasnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dilakukan dengan
pengendalian terhadap vektor melalui pemberantasan jentik nyamuk Aedes aegypti dengan
beberapa metode yang tepat yaitu secara fisik, biologis dan kimiawi. Metode ini apabila
dikombinasikan dengan perilaku menguras, menutup dan mengubur (3M) akan menjadi cara
yang efektif dalam mencegah penyakit DBD. Salah satu upaya pencegahan DBD secara kimiawi
yaitu dengan pemberian larvasida berupa butiran pasir temefos 1% terbukti ampuh untuk
memberantas jentik nyamuk Aedes aegypti selama 8-12 minggu (WHO, 2005)
Kutipan :
Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini.
Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kondisi sanitasi lingkungan yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah demam berdarah dengue. Penyakit demam berdarah dengue pertama kali
ditemukan di Manila (Filipina) pada tahun 1953, selanjutnya menyebar keberbagai negara. Data
dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD
setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di
Asia Tenggara (Achmadi, 2011).
Kutipan :
Jentik
Telur akan menetas setelah dua dan tiga hari. Larva yang baru menetas masih halus panjang kira-
kira 1,5 mm dan belum dapat diidentifikasi. Selama pertumbuhannya larva mengalami pelepasan
kulit sebanyak empat kali. Tingkatan-tingkatan setelah peepasan kulit sebanyak empat kali ini
dimnamakan instar.Jentik instar keempat panjangnya 10 mm, dengan bulu-bulu lengkap
sehingga dapat di tetukan spesiesnya. Halaman : 7
Habitat Jentik
Habitat jentik nyamuk adalah tempat berair. Didaerah tropis pada temperature air 23-27 celcius,
biasanya pertumbuhan lengkap didalam air selama dua minggu. Ae. Aegypti sebagai vector
penyakit demam berdarah akan meletakan telurnya ditempat penampungan air seperti bak mandi,
kaleng bekas, ban bekas dan lain sebagainya dengan air cukup jernih. Hal : 8
Kutipan :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) ditularkan dari orang sakit ke orang sehat pada
umumnya melalui gigitan nyamuk penular (vektor) yaitu nyamuk Aedes.Penyakit DBD
melibatkan 3 organisme yaitu : virus dengue, nyamuk aedes, dan host manusia.Secara alamiah
ketiga kelompok organisme tersebt secara individu atau populasi dipengaruhi oleh sejumlah
factor lingkungan biologic dan lingkungan fisik.hal : 3
“Nyamuk aedes ini mempunyai kebiasaan menggigit pada pagi hari antara pukul 06.00 wib
sampai dengan pukul 10.00 2ib dan sore hari pada pukul 16.00 – 18.00 wib, dengan radius
terbang 100 m”
Kutipan :
Insidance rate (jumlah kasus) DBD pada tahun 2005 adalah 172 kasus dari 100.000 penduduk
kota Bandung dan yang meninggal sebanyak 30 orang maka Case Fatality Rate-nya adalah
0,76%. Sedangkan pada tahun 2004 terjadi 102 kasus dari 100.000 penduduk kota Bandung dan
meninggal 18 orang maka Case Fatality Rate adalah 0,78%. (Dinkes Kota Bandung, 2006)
Walaupun Case Fatality Rate kurang dari 1% tetapi hal tersebut masih menunjukan bahwa kasus
DBD masih tinggi. Banyak factor yang menyebabkan semakin tingginya jumlah penderita DBD
antara lain karena kesehatan lingkungan, kepadatan vector penular (nyamuk Aedes Aegepty),
mobilitas penduduk, belum optimalnya program pemberantasan sarang nyamuk, keterlambatan
berobat ke sarana kesehatan, keterbatasan tenaga, alat serta dana dalam penanggulangan KLB.
Perlu Kerjasama antara berbagai elemen masyarakat dan pemerintah agar jumlah kasus DBD di
kota Bandung dapat ditekan. (Dinkes Kota Bandung, 2006)
Tahun : 2006
Kutipan :
Kota terbit : -
Penerbit :
http://www.academia.edu/5253641/Makalah_Ilmu_and_Pengetahuan_14Mei_PENGERTIAN_I
LMU_DAN
Kutipan :
Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan;
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan
prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Tahun : 2013
Kutipan :
Vektor utama penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti(di daerah perkotaan) dan Aedes
albopictus(di daerah pedesaan) nyamuk yang menjadi vektor penyakit DBD adalah nyamuk yang
menjadi terinfeksi saat menggigit manusia yang sedang sakit dan viremia(terdapat virus dalam
darahnya). Virus dapat juga ditularkan secara transvarial dari nyamuk ke telur-telurnya. Penyakit
DBD mempunyai perjalanan yang sangat cepat dan sering menjadi fatal karena banyak pasien
yang meninggal akibat penanganannya yang terlambat (Widoyono, 2011)
Penerbit : jurnal
Tahun : 2012
Kutipan :
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2007). Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan -tingkatan diatas
(Notoatmodjo, 2007).
Tahun : 2008
https://books.google.co.id/books?
id=BwlZolKSWlsC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepa
ge&q&f=false
Kutipan :
Demam berdarah dengue merupakan penyakit infeksi yang dapat berakibat fatal dalam waktu
yang relative singkat. Penyakit ini dapat menyerang semua umur baik anak-anak maupun orang
dewesa. Penyebab penyakit ini yaitu virus dengue, yang masuk kedalam tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.
16.Nama Judul : Lingkungan dalam rumah, mobilitas dan riwayat kontak sebagai determinan
kejadian DBD di denpasar 2012
Tahun : 2013
file:///C:/DOCUME~1/TIBER_~1/LOCALS~1/Temp/6625-11187-1-SM.pdf
Kutipan :
Demam berdarah adalah suatu penyakit terkait lingkungan yang sering menimbulkan kejadian
luar biasa (KLB) dan menyebabkan kematian terutama pada anak-anak, serta dapat menimbulkan
kepanikan di masyarakat. Penyakit ini penularannya sangat cepat sehingga peningkatan
insidennya sangat dipengaruhi oleh ketepatan penanganan dan pencegahannya.
Tahun : 2008
https://books.google.co.id/books?
id=dkjV_khQik8C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
Kutipan :
Demam berdarah dengue merupakan penyakit saat seseorang terinfeksi salah satu serotype virus
dengue untuk pertama kalinya. Misalnya, DEN-1 atau DEN-2. Hal ini erjadi paling tidak 6 bulan
hingga 5 tahun sebelum seseorang terinfeksi virus DBD
Penerbit : -
Tahun : 2006
file:///C:/DOCUME~1/TIBER_~1/LOCALS~1/Temp/689-2035-1-PB.pdf
Kutipan :
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu letusan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan
kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular (vektor) penyakit DBD yang penting adalah
Aedes aegypti, Aedes albopictus, dan Aedes scutellaris, tetapi sampai saat ini yang menjadi
vektor utama dari penyakit DBD adalah Aedes aegypti.
Tahun :2005
https://books.google.co.id/books?
id=vz9APbuyY4QC&printsec=frontcover&hl=id&source=gbs_ge_summary_r&cad=0#v=onepa
ge&q&f=false
Kutipan :
Setelah masa inkubasi yang berlangsung antara 4-6 hari berbagai gejala awal biasa yang
tidak spesifik seperti sakit kepala, sakit punggung, dan malaise menyeluruh mungkin dialami.
Pada orang dewasa terjadi tiba-tiba, dengan peningkatan suhu tubuh yang cukup tajam disertai
dengan menggigil dan terkadang sakit kepala. Gejala umum meliputi anoreksiadan
berubahnya sensasi pengecap, konstipasi, nyeri kolik, dan nyeri tekan perut, nyeri tarikan
dibagian pangkal paha, sakit tenggorokan dan depresi menyeluruh. Ketidaknyamanan epigastrik,
nyeri tekan pada margin kosta kanan, dan nyeri abdominal generalisata umum terjadi. Suhu
biasanya tinggi > 39oC dan menetap selama 2-7 hari. Kadang, suhu mungkin setinggi 40-41oC ,
konvulsi febris dapat terjadi, terutama pada bayi.
Fenomena pendarahan paling umum adalah tes tourniket positif, mudah memar
pendarahan pada sisi fungsi vena. Epistaksis dan pendarahan gusi jarang terjadi, pendarahan
gastrointestinal ringan dapat terlihat selama periode demam. Hepar biasanya dapat diraba pada
awal fase demam dan bervariasi daam ukuran hanya teraba sampai 2-4 margin kostal.Tahap
kritis perjalanan penyakit fase demam setelah 2-7 hari, penurunan suhu cepat sering disertai
dengan tanda gangguan sirkulasi yang beratnya bervariasi. Durasi dan tingkat keparahan relative
DF berbeda antarindividu dalam suatu epidemic, begitu pula antara epidemic yang satu dengan
yang lainnya. Masa pemulihan dapat berlangsung singkat tanpa ada cirri khas yang menyertai,
tetapi mungkin juga berlangsung lama. Pada orang dewasa , masa pemulihan tersebut terkadang
berlangsung sampai beberapa minggu dan mungkin disertai dengan asthenia dan depresi yangs
angat nyata.Dalam beberapa epidemic, pendarahan yang parah terkadang dapat mengakibatkan
kematian.
Penerbit : trinugraha
Tahun : -
http://www.google.co.id/books?
id=dZTuoqhfWdMC&pg=PA3&dq=morfologi+aedes+aegypti&lr=&hl=id&source=gbs_selecte
d_pages&cad=3#v=onepage&q=morfologi%20aedes%20aegypti&f=false
Kutipan :
Nyamuk Aedes aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan
air bersih secara individual. Setiap hari nyamuk Aedes betina dapat bertelur rata-rata 100 butir.
Telur berwarna hitam dan terpisah satu dengan yanglainnya, dan akan menetas 1-2 hari.
Kemudian terdapat perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar ke satu
hinggan empat memerlukan waktu sekitar 5 hari. Larva berubah menjadi pupa dan memasuki
masa dorman atau istirahat.
Pupa bertahan selama dua hari sebelum nyamuk dewasa keluar dari pupa. Telur Aedes
aegypti tahan terhadap kondisi kekeringan, bahkan bias bertahan hingga satu bulan dalam kedaan
kering.Larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. (Genis ginanjar, )
Kota terbit : -
Penerbit : Mukhsar
Kutipan :
Nyamuk penular demam berdarah dengue (Aedes aegypti) dalam siklus hidupnya mengalami
perubahan bentuk (metamorphose) sempurna yaitu dari telur, jentik (larva), kepompong (pupa)
dan nyamuk dewasa. Siklus hidup rata-rata nyamuk Aedes aegypti adalah 10 hari, waktu yang
cukup untuk pertumbuhan virus di dalam tubuhnya. Nyamuk betina bertelur tiga hari setelah
mengisap darah, dan 24 jam setelah bertelur ia akan mengisap darah kembali dan bertelur. Setiap
kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan telur sebanyak 100 butir dan telur ini akan
menetas menjadi jentik dalam waktu lebih kurang 2 hari setelah terendam air. Stadium jentik
berlangsung 5-8 hari dan akan berkembang menjadi kepompong (pupa). Stadium kepompong
berlangsung 1-2 hari, setelah itu akan menjadi nyamuk baru.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=10988&val=756
Tahun : 25-09-2014
Kutipan :
Menurut Depkes RI (2005), tempat perkembangbiakan utama vektor demam berdarah yaitu
tempat-tempat penampungan air berupa genangan air yang tertampung di suatu tempat atau
bejana di dalam atau sekitar rumah atau tempat-tempat umum, biasanya tidak melebihi jarak 500
meter dari rumah. Nyamuk ini biasanya tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang
langsung berhubungan dengan tanah. Sedangkan jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes
aegypti dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tempat penampungan air (TPA) untuk keperluan sehari-hari, seperti drum, tangki
reservoir, tempayan, bak mandi dan ember.
Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti tempat minum
burung, vas bunga, perangkap semut dan barang-barang bekas seperti ban, kaleng, botol,
plastik.
Tempat penampungan air alamiah seperti lobang pohon, lobang batu, pelepah daun,
tempurung kelapa dan potongan bamboo (Juanita, 2014)
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/02/karakteristik-nyamuk-demam-berdarah.html
Virus dengue ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Aedes betina yang terinfeksi,
biasanya nyamuk tersebut mendapatkan virus dengue saat menghisap darah orang yang terinfeksi
virus ini. Infeksi virus dengue meggunakan dua pola yaitu
24. http://gejalademamberdarah.com/penularan-virus-dengue/
Judul : penularan virus DBD
Tanggal : 10 mei 2015
Demam Berdarah dengue tidak menular melalui kontak manusia dengan manusia melaikan
melalui nyamuk. Oleh karena itu, penyakit ini termasuk kedalam kelompok arthpoda borne
disease. Virus dengue berukuran 35-45 nm. Virus ini dapat terus tumbuh dan berkembang dalam
tubuh manusia dan nyamuk. Virus dengue berada dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari
sebelum dema (masa inkubasi instrinsik). Bila penderita DBD digigit nyamuk penular, maka
virus dalam darah akan ikut terhisap masuk ke dalam lambung nyamuk. Selanjutnya, virus akan
berkembang biak dan menyebar ke seluruh bagian tubuh nyamuk, dan dalam kelenjar saliva.
26. Nama Judul : Faktor Iklim dan anga insiden DBD di kota Serang
Penerbit : Makara kesehatan, vol.14 1 juni 2010- 31-38
Nama Penerbit : Ammah Majidah Vidya
Kutipan :
Penularan penyakit sangat dipengaruhi oleh factor iklim. Parasit dan vektor penyakit sangat peka
terhadap faktor iklim, khususnya suhu, curah hujan, kelembaban, permukaan air, dan
angin.Begitu juga dalam hal distribusi dan kelimpahan dari organisme vektor dan host
intermediate. Penyakit yang tersebar melalui vektor (vector borne disease) seperti malaria dan
Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu diwaspadai karena penularan penyakit seperti ini akan
makin meningkat dengan perubahan iklim. Di banyak negara tropis penyakit ini merupakan
penyebab kematian utama. Epidemiologi perubahan vektor penyakit merupakan ancaman bagi
kesehatan manusia, salah satunya adalah penyakit demam berdarah dengue.4 Penyakit ini terus
menyebar luas di negara tropis dan subtropis.5,6 Sekitar 2,5 milyar orang (2/5 penduduk dunia)
mempunyai risiko untuk terkena infeksi virus dengue. Lebih dari 100 negara tropis dan subtropis
pernah mengalami letusan demam berdarah dengue, lebih kurang 500.000 kasus setiap tahun
dirawat di rumah sakit dengan ribuan orang diantaranya meninggal dunia
27. Nama Judul :Modul 6 populasi dan sampel
Penerbit : A.Faridatunniswah 2013
http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENELITIAN_PENDIDIKAN/BBM_6.pdf
Kutipan :
Menurut Sugiyono (2008: 80), populasi ialah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik simpulan.
Menurut Sugiyono (2008 : 81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi harus representatif. Berdasarkan
populasi tersebut maka penentuan sampel yang representatif dalam penelitian ini adalah
menggunakan teknik sampling non- probability sampling dengan teknik sampling jenuh. Teknik
sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel, hal ini dilakukan bila jumlah populasi kecil kurang dari 30 orang
(Sugiyono, 2008: 85)
Kutipan :
Perilaku adalah factor terbesar kedua setelah lingkungan yang memengaruhi kesehatan individu,
kelompok atau masyarakat (Blum,1974). Oleh sebab itu, untuk membina dan meningkatkan
kesehatan masyarakat, intervensi atau upaya yang di tujukan kepada factor perilaku sangat
penting dan strategis.
Universitas udayana
http://dies.unud.ac.id/wp-content/uploads/2008/09/makalah-supartha-baru.pdf
Kutipan :
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr
Kutipan :
Uji validitas digunakan untuk mengetahui sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu
kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang di ukur kuesioner tersebut. Uji signifikasi dilakukan dengan membandingkan
nilai r hitung dengan r tabel, jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut
valid sedangkan jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid (Ghozali, 2011:52-
53).
31.Judul : Hubungan Kondisi Lingkungan
Kutipan :
Menurut Notoatmodjo (1993) pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu melalui panca indera manusia. Pengetahuan
responden mengenai Demam Berdarah Dengue, vektor penyebabnya serta faktor yang
mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti sangat diperlukan untuk mencegah
terjadinya penularan penyakit DBD serta menekan perkembangan dan pertumbuhan jentik
nyamuk Aedes aegypti. Kurangnya pengetahuan dapat berpengaruh pada tindakan yang akan
dilakukan, karena menurut Green (1980) yang dikutip dari Notoatmodjo (1993) bahwa
pengetahuan merupakan salah satu faktor predisposisi untuk terjadinya perilaku.
32. Judul: Hubungan antara PSN 3M dengan Keberadaan Jentik
Kutipan :
Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya, dan salah satu
tempat yang potensial yaitu tempat umum seperti rumah sakit (Ditjen PPM-PLP, 1992b)
33. Judul : Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Masyarakat dengan Keberadaan Vektor
Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas I Denpasar Selatan
ECOTROPHIC ♦ 3 (1) : 1 - 6
Kutipan :
Tempat potensial untuk perindukan nyamuk Aedes aegypti adalah tempat Penampungan Air
(TPA) yang digunakan sehari-hari, yaitu drum, bak mandi, bak WC, gentong, ember dan lain-
lain. Tempat perindukan lainnya yang non TPA adalah vas bunga, ban bekas, botol bekas, tempat
minum burung, tempat sampah dan lain-lain, serta TPA alamiah, yaitu lubang pohon, daun
pisang, pelepah daun keladi, lubang batu, dan lain-lain. Adanya kontainer di tempat ibadah, pasar
dan saluran air hujan yang tidak lancar di sekitar rumah juga merupakan tempat
perkembangbiakan yang baik (Soegijanto, 2004).
34. Judul : Maya Index dan Kepadatan larva Aedes aegypti terhadap infeksi dengue
Kutipan :
Berbagai upaya telah dilakukan dalam upaya penanggulangan DBD, seperti pemberantasan
sarang nyamuk (PSN), penyuluhan kesehatan, serta penggunaan insektisida fogging dan
abatisasi, namun hasilnya kurang optimal. Banyak tempat berkembangbiak nyamuk potensial
yang sulit dipantau, seperti kaleng bekas, ban bekas, drum tidak terpakai, lubang pohon dan
lainnya. Masyarakat Hindu Bali juga banyak yang menggunakan wadah air suci yang terbuka
yang ditempatkan di Pura. Perilaku masyarakat dalam membersihkan tempat perkembangbiakan
nyamuk tidak dilaksanakan secara rutin dan banyak wadah yang dapat menjadi tempat
penampungan air, terutama di musim hujan.
Jurnal skripsi2009
Kutipan :
Nyamuk Aedes aegypti seperti juga nyamuk Anophelini mengalami metamorphosis sempurna,
yaitu: telur, jentik, kepompong, nyamuk. Stadium telur, jentik, dan kepompong hidup di dalam
air.
Nyamuk merupakan serangga yang merugikan bagi kesehatan manuasia. Sumarno (1980)
menyatakan bahwa monitoring kepadatan populasi nyamuk di suatu lokasi selalu dipantau agar
penyebaran penyakit akan dapat dikendalikan dengan baik.
37. Judul : SebaranJentik Nyamuk Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) di Desa Cikarawang,
Kabupaten Bogor
Kutipan :
Keberadaan jentik nyamuk ditentukan dengan menggunakan nilai-nilai : a) House index (HI) :
persentase rumah yang mengandung jentik di lokasi penelitian. b) Container index (CI) :
persentase wadah yang mengandung jentik Aedes aegypti di lokasi penelitian. c) Breteau index
(BI) : persentase rumah yang mengandung jentik dari 100 buah rumah di lokasi penelitian.
Kutipan: rata-rata
99,08±3,56 telur). Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Roberto Barera dan kawan-kawan
(2011) mengenai dinamika populasi nyamuk Aedes aegypti dan penyakit dengue yang
dipengaruhi oleh cuaca dan perilaku manusia di San Juan, Puerto Rico dengan metode
eksperimen, didapatkan hasil bahwa selama musim kering (Januari dan februari 2008)
39. Judul : Aktivitas nocturnal vector demam berdarah denge dibeberapa daerah di Indonesia
Kutipan :
Kasus demam berdarah dengue (BDB) sudah menjadi perhatian internasional dengan jumlah
kasus di seluruh dunia mencapai 50 juta pertahun. Penyakit DBD disebabkan oleh satu dari
empat bahan antigenik yang dikenal serotipe 1-4 (virus DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4)
dari genus Flavivirus, famili Flaviridae
41. Judul :Faktor Iklim dan angka Insiden Demam Berdarah dengue di Kab.Serang
Nama Penerbit :Rina Nurfitriani, MAKARA, KESEHATAN, VOL. 14, NO. 1, JUNI 2010: 31-38
Kutipan :
Penyakit DBD pertama kali di Indonesia ditemukan di Surabaya pada tahun 1968. Sejak saat itu penyakit tersebut
menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh propinsi di Indonesia telah terjangkit penyakit
DBD.7 Berdasarkan data Departemen Kesehatan, pada tahun 2007 tercatat dua propinsi menyatakan angka insiden
luar biasa pada penyakit DBD, yaitu Banten dan Jawa Barat. Status KLB tersebut didasarkan atas peningkatan kasus
DBD sepanjang Januari hingga pertengahan Februari di Banten dan Jawa Barat yang meningkat dua kali lipat
dibanding tahun 2006.
Vector borne disease are transmitted among their human, animal, or plant host by arthopods, usually insects. A
broder definition of vector borne disease recognize that other animal can serve in the role of infectious disease
vector.
Kutipan :
Dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk yang mengandung virus dengue. Vector dapat berperan sebagai host
biologis dan menyebabkan transmisi biologis yang berarti virus ini butuh menggandakan diri terlebih dahulu pada
vector sebelum virus dapat ditularkan ke target lain. Selain itu, vector juga dapat berperan sebagai media penularan,
dan disebut sebagai penularan mekanis, yang berarti virus tidak memerlukan penggandaan diri didalam vector
sebelum ditularkan ke target baru.
44. Judul : Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dengan Keberadaan Larva nyamuk di Wilayah Kelurahan Kassi-
Kassi Kota Makasar 2013
Kutipan :
DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan sub-tropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati
urutan pertama dalam jumlah Penderita DBD setiap tahunnya. Penyakit demam berdarah dengue di Sulawesi
Selatan, juga merupakan jenis penyakit yang banyak menimbulkan kematian. Menurut laporan dari Subdin P2&PL
tahun 2005, tercatat jumlah penderita DBD sebanyak 2.975 dengan kematian 57 orang
45. Judul : Pengendalian Terpadu Vektor Virus Demam Berdara Dengue,Aedes aegiypti
Kutipan :
Konsep pengendalian terpadu yang dimaksud adalah mengintegrasikan cara-cara pengendalian yang potensial secara
efektif, ekonomis dan ekologis untuk menekan populasi serangga vector pada aras yang dapat ditoleransi. Konsep
pengendalian tersebut dapat diterapkan pada jenis serangga vector penyakit lain selain Ae. aegyipti dan Ae.
abopictus yang berhubungan dengan penyakit tular vaktor pada manusia.
46. Judul : Hubungan Perilaku 3M Plus dengan Densitas Larva Aedes aegypti di Kelurahan Birobuli Selatan Kota
Palu
Kutipan :
Jumlah kasus DBD di kelurahan Birobuli Selatan selalu ada setiap tahunnya, Penelitian tentang perilaku 3M plus di
Kelurahan Birobuli Selatan telah dilakukan dari bulan januari sampai februari 2013.penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui Hubungan perilaku 3M plus dengan densitas Larva Aedes aegypti, penelitian ini merupakan
Observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional study.populasi penelitian adalah rumah responden
dengan responden pelaku PSN 3M plus. Jumlah sampel 90, dipilih dengan cara Proportional random sampling.
47. Judul : Hubungan pengetahuan masyarakat tentang penyakit demam berdarah dengue dengan Perilaku 3M plus
di Desa Sumbermulyo
Kutipan : Kejadian DBD dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu yang dapat mempengaruhi peningkatan angka
kesakitan serta kematian akibat penyakit ini adalah perilaku masyarakat dalam melaksanakan dan menjaga
kebersihan lingkungan. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang DBD dan kurangnya
praktik atau peran serta masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Untuk memutus rantai penularan
DBD, perlu adanya tindakan pemberantasan nyamuk Aedes aegypti yang dikenal dengan PSN (Pemberantasan
Sarang Nyamuk) melalui gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, Mengubur, Memberantas jentik dan Menghindari
gigitan nyamuk) oleh seluruh lapisan masyarakat (Lerik&Marni, 2008)
48. Judul :Hubungan Perilaku antang Pemberantasa Sarang Nyamuk dan Kebiasaan Keluarga dengan Kejadi
Demam Berdarah
Kutipan : Aedes aegypti adalah spesies nyamuk tropis dan subtropis yang ditemukan di bumi, biasanya antara garis
lintang 35oU dan 35oS, kira-kira berpengaruh dengan musim dingin isotherm 10oC . Meski Aedes aegypti telah
ditemukan sampai sejauh 45oU, invasi ini telah terjadi selama musim hangat, dan nyamuk tidak hidup pada musim
dingin. Distribusi Aedes aegypti juga dibatasi oleh ketinggian.