Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PENGAJUAN RUANGAN CSSD

(CENTRAL STERILISASI SUPPLY


DEPARTEMENT)

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


GELUMBANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Proposal


Central Sterilisasi Supply Departement ( CSSD ) telah dapat diselesaikan.
Proposal ini disusun sebagai. salah satu langkah dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi adalah melalui pengolahan peralatan yang diawali dari precleaning,
cleaning dan sterilisasi yang baik sesuai dengan ketentuan. Sterilisasi adalah suatu proses
penanganan peralatan atau bahan medis yang tidak disteril menjadi steril dengan
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora melalui sterilisasi
yang tepat.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna karenanya saran dan
kritik membangun sangat kami harapkan demi perbaikan. Selanjutnya harapan kami tidak
lain bahwa proposal ini dapat di terima dan dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemberian
bantuan berikutnya.

Gelumbang, Juni 2022


Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit selain merupakan pusat rujukan pelayanan medik, juga berpotensi
terhadap resiko penular penyakit infeksi yang sering disebut dengan Healthcare Associated
Infections ( Hals ), Hals adalah infeksi yang sering terjadi pada pasien selama perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lain yang tidak ditemukan dan tidak dalam
masa inkubasi saat pasien masuk rumah sakit. Hals dapat disebabkan oleh flora endogen atau
karena mikroorganisme dilingkungan sarana rumah sakit. Salah satuindikator keberhasilan
dalam pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya pencegahan dan pengendalian resiko
penularan serta terjadinya infeksi baik pada pasien, keluarga pasien, masyarakat yang
berkunjung maupun petugas rumah sakit. Salah satu langkah dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi adalah melalui pengolahan peralatan yang diawali dari precleaning,
cleaning dan sterilisasi yang baik sesuai dengan ketentuan. Sterilisasi adalah suatu proses
penanganan peralatan atau bahan medis yang tidak disteril menjadi steril dengan
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora melalui sterilisasi
yang tepat.
Semakin bertanbah kompleksitas jenis pelayanan akan berdampak terhadap
peralatan / instrumen medis sehingga keseliruhan proses menjadi lebih efisien, efektif,
terstandar, aman dan mutu terjamin.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Sebagai tempat untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan alat / barang steril sehari
hari.
2. Tujuan Khusus

a. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk
mencegah infeksi.

b. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta


menanggulangi infeksi nosokomial.

c. Efisiensi tenaga medis / paramedis untuk kegiatan berorientasi pada pelayanan


terhadap pasien.
d. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan.

C. PERAN DAN FUNGSI

Peran dan fungsi Pusat Sterilisasi bervariasi menyesuaikan dengan klasifikasi rumah sakit,
bentuk struktur organisasi dan proses sterilisasi. Pusat Sterilisasi berperan dalam

1. Menyiapkan peralatan medis untuk perawatan pasien

2. Melakukan proses sterilisasi alat dan bahan


3. Mendistribusikan alat alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan, kamar operasi
maupun instalasi perawatan lainnya.

4. Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif serta
bermutu.

5. Mempertahankan stock inventory yang memadai untuk keperluan perawatan


pasien.

6. Melakukan penelitian setiap aktivitas pembersihan, desinfeksi, maupun sterilisasi


sebagai bagian dari program upaya pengendalian mutu.

7. Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi.


8. Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi pusat sterilisasi secara
internal dan eksternal.

9. Mengevaluasi hasil sterilisasi.

D. LANDASAN HUKUM

1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. Peraturan Menteri Kesehatan No 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasaran Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk pelaksanaan pengaktifan ruang CSSD di butuhkan tenaga tekhnis sebanyak 3


orang, dengan perincian :
1. Shift pagi 2 orang

2. Shift sore 1 orang

Untuk jam dinas sesuai dengan ketentuan RS:

Shift pagi : pukul 07.00 Wib – 14.00 WIB Shift


Sore : pukul 13.00 Wib - 20.00 WIB
Khusus untuk hari minggu dan tanggal merah diberlakukan 1 shift yakni shift pagi.
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. STANDAR BANGUNAN CSSD

Adapun syarat bangunan CSSD untuk Rumah Sakit Tipe D yaitu :

a) Ruang sterilisasi harus terpusat dan memiliki 3 (tiga) akses terpisah yang
tidak boleh saling bersilangan.
b) Akses tersebut meliputi:

1) akses barang kotor;

2) akses barang bersih; dan

3) akses distribusi barang steril.

c) Letak ruang sterilisasi terpusat harus direncanakan dengan


mempertimbangkan keselamatan dan keamanan struktur bangunan.
d) Ventilasi di ruang sterilisasi harus tersaring dan terkontrol.

1. Ruangan Administrasi, Loket Penerimaan dan Pencatatan

- Luas ruangan disesuaikan dengan jumlah petugas, dengan perhitungan 3-5 m2/
petugas.
- Total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
- Intensitas cahaya minimal 100 lux.
2. Ruangan Dekontaminasi
- Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan
dilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis.
- Bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan- benturan brankar.
Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air. Konstruksi dinding tahan
terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari permukaan lantai.
- Ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak danbelum termasuk
kotak kontak untuk peralatan yang memerlukan daya listrik besar, serta tidak
boleh menggunakan ada percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
- Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
- Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk,pencahayaan buatan
dengan intensitas cahaya 200 lux.
- Ruangan dilengkapi dengan sink dan pancuran air (shower), meja cuci, mesin
cuci, meja bilas, meja setrika,
- Perlengkapan dekontaminasi lainnya (ultrasonic washer dengan volume chamber 40-
60 lt, Mesin pengering slang, ett, Mesin cuci handschoen.
3. Ruangan Pengemasan Alat/ Bahan siap sterilisasi
- Ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan belum termasuk kotak
kontak untuk peralatan yang memerlukan daya listrik besar, serta tidak boleh
menggunakan ada percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan arus.
- Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun
mekanik dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
- Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas cahaya 200 lux. Ruangan dilengkapi dengan Container,
alat wrapping, Automatic washer disinfector.
4. Ruangan Sterilisasi
- Ruangan disediakan minimal 2 (dua) kotak kontak dan belum termasuk
kotak kontak untuk peralatan yang memerlukan daya listrik besar, serta tidak
boleh menggunakan ada percabangan/ sambungan langsung tanpa pengamanan
arus.
- Ruangan harus dijamin terjadinya pertukaran udara baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara minimal 6 kali per jam.
- Ruangan harus mengoptimalkan pencahayaan alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas cahaya 200 lux.
- Ruangan dilengkapi dengan Autoklaf table, horizontal, sterilizer, container for
sterilizer, autoklaf unit (steam sterilizer),sterilizer kerosene, (atau jika
memungkinkan ada pulse vacuum sterilizer, plasma sterilizer)
5. Gudang Steril (Umum)
6. Gudang Barang (Umum)
7. Ruangan Dekontaminasi Kereta/Troli :
a. Area Cuci
b. Area Pengeringan
- Ruangan ini ditempatkan di sisi depan/luar Ruang Sterilisasi
- Pintu masuk menggunakan jenis pintu swing membuka ke arah dalam dan dilengkapi
dengan alat penutup pintu otomatis.
- Bahan penutup pintu harus dapat mengantisipasi benturan- benturan troli.
- Bahan penutup lantai tidak licin dan tahan terhadap air.
- Konstruksi dinding tahan terhadap air sampai dengan ketinggian 120 cm dari
permukaan lantai.
- Ruangan dilengkapi dengan sink dan pancuran air (shower).
8. Ruangan pencucian perlengkapan
- Mengikuti persyaratan umum, dilengkapi sink dan meja bilas
- Tidak boleh ada genangan air
9. Ruangan Distribusi Instrumen dan Barang Steril (umum)
10. Ruangan Ganti Petugas (Loker) (Umum)
11. Ruangan Kepala dan Staf/ Petugas (Umum)
12. Dapur Kecil (Pantry)
- Dilengkapi dengan sink dan meja pantri.
- Dilengkapi meja dan kursi makan sesuai dengan kebutuhan.

B. STANDAR PERLENGKAPAN PENUNJANG CSSD

1. RUANG KOTOR / TEMPAT PENCUCIAN ALAT

No Alat / Barang Satuan

1 Bak / tempat cuci alat instrument 2 bak 1

2 Troli 1

3 Keranjang stainless 4

4 Water heater 1

5 Box / tempat menaruh alat instrimen bedah 32

6 Meja untuk tempat serah terima alat kotor 1

7 Kursi 1

8 Sendal 4

9 Celemek 4

10 Kacamata 4

11 Tempat sampah besar 2

12 Cairan enzimatik 2

13 Sarung tangan karet 4


14 Spoolhook 1

15 Baskom 2

16 Ember 2

17 Gelas ukur 2

18 Sepatu boot 3

Total

2. RUANG BERSIH

No Alat / Barang Satuan

1 Alat sterilisator 1

2 Meja stainless untuk pengeringan alat 1

3 Meja untuk pelipatan kasa 1

4 Keranjang stainless 2

5 Rak stainless kasa 1

6 Rak / lemari linen 1

7 Troli 1

8 Kompresor listrik 1

9 Meja tempat alat sealing 1

10 AC 1

11 Tempat sampah besar 2

12 Sandal 4

13 Temperatur suhu ruangan 1

3. RUANG STERIL / RUANG PENYIMPANAN ALAT

No Alat / Barang Satuan

1 AC 1

2 Troli 1

3 Keranjang stainless 6

4 Rak stainless 3
5 Temperatur suhu ruangan dinding 1

6 Meja pemberian alat/instrument bedah 1

7 Kursi 1

8 Sendal 4

9 Baju / jas petugas 4

10 Lampu Ultra Violet / lampu sterilan 2

4. RUANGAN PENUNJANG

a) Ruang ganti petugas

No Alat / Barang Satuan

1 Loker petugas 2

2 Dispenser 1

3 Galon 1

4 Gantungan baju 1

5 Kaca 1

b) Ruang Gudang

No Alat / Barang Satuan

1 Lemari kaca untuk alat instrument 1

2 Lemari untuk linen 1

c) Ruang Administrasi
No Alat / Satuan
Barang

1 Meja tulis 1

2 Meja komputer 1

3 Kursi 2

4 Lemari administrasi 1
5 Loker kecil susun 4 2

6 Box file 5

7 Perforator 1

8 Stapless 2

9 Gunting 1

10 Cutter 1

11 Stempel / cap tanggal 2

12 Stempel / cap cssd 1

13 Rak susun 3 2

14 Komputer set 1

C. TAHAPAN PROSES STERILISASI

1. PRE-CLEANING

Tiap ruangan / bangsal diberikan box untuk merendam alat instrumen bedah kotor dengan
cairan enzimatik.

2. CLEANING

Proses pencucian dilakukan di ruang kotor dengan menggunakan cairan enzimatik

3. PACKING

No Alat / Barang
Satuan
1 Pouches besar 2

2 Pouches sedang 2

3 Pouches kecil 2

4 Wrapping paper besar 2

5 Wraping paper sedang 2

6 Indikator kimiawi ( selotipe indikator ) 2


7 Selotip kertas 2

8 Gunting 2

9 Benang jagung 2

4. LABELING

No Alat / Barang Satuan

1 Indikator kimiawi ( selotipe indikator ) 2

2 Selotip kertas 2

3 Gunting 1

4 Cutter 1

5 Spidol permanen 2

5. STERILISASI

No Alat / Barang Satuan

1 Indikator biologi 1

2 Indikator kimiawi 2

6. PENYIMPANAN ALAT / INSTRUMEN BEDAH

Ruang penyimpanan alat /instrumen bedah harus memenuhi suhu RUANGAN 18° -
22°C dan kelembaban35 – 75%, ventilasi menggunakan tekanan positif dengan efisiensi
filtrasi particular antara 90-95% (untuk particular berukuran 0,5 mikron), dinding dan
lantai dibuat dari bahan yang halus, kuat, sehingga mudahb dibersihkan, alat steril
disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43 cm dari langit-langit serta 5
cm dari dinding serta diupayakan untuk menghindari terjadinya penumpukan debu pada
kemasan. Alat steril tidak disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainnya
BAB IV
TATA LAKSANA

Cara dekontaminasi yang sering dipakai di rumah sakit adalah desinfeksi


dan sterilisasi. Untuk mengetahui upaya desinfeksi dan sterilisasi telah sesuai
ketentuan dan persyaratan, maka harus harus memenuhi ketentuan
penyelenggaraan kesehatan lingkungan dekontaminasi sebagai berikut:
1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Dekontaminasi melalui Sterilisasi dan
Desinfeksi
Disinfeksi adalah upaya untuk mengurangi/menghilangkan jumlah
mikroorganisme patogen penyebab penyakit (tidak termasuk spora) dengan
cara fisik dan kimiawi. Sedangkan sterilisasi adalah upaya untuk
menghilangkan semua mikroorganisme dengan cara fisik dan
kimiawi.Persyaratan kesehatan lingkungan dekontaminasi melalui
sterilisasi dan desinfeksi seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 1 : Persyaratan Dekontaminasi melalui Sterilisasi dan Desinfeksi

No Parameter Baku Mutu

Tingkat kepadatan kuman pada lantai dan 0 s/d 5cfu/ cm2


1 dinding pada akhir proses Bebas mikroorganisme
Disinfeksi
pathogen dan gas gangren
Suhu Sterilisasi peralatan yang 121°C selama 30 menit
2 berkaitan dengan perawatan pasien
134°C selama 4 s/d 5 menit
secara fisik dengan pemanasan
Suhu desinfeksi peralatan yang tidak berkaitan
3 dengan pasien dalam waktu 80 oC
45 – 60 detik
Suhu desinfeksi peralatan memasak
4 80 oC
dalam waktu 1 menit
Tabel 2 : Persyaratan Penyimpanan Peralatan yang telah Disterilisasi

No Parameter Baku Mutu


Suhu tempat penyimpanan peralatan
1 18°s/d 22°C
yang telah disterilisasi
Kelembaban Tempat Penyimpanan
Peralatan yang telah disterilisasi Ventilasi
menggunakan system tekanan positif dengan
2 35% s/d 75%
efisiensi particular antara 90% s/d 95%
(untuk particular 0,5
mikron).
Suhu Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan 121°C selama 30menit
3 perawatan pasien secara fisik 134°C selama 4 s/d 5
dengan pemanasan menit

1. Penyimpanan peralatan yang telah disterilkan harus ditempatkan pada


tempat (lemari) khusus atau ruangan khusus, dengan ketentuan:
a) Dengan suhu 18° s/d 22°C dan kelembaban 35% s/d 75%, ventilasi
menggunakan system tekanan positif dengan efisiensi particular antara
90% s/d 95% (untuk particular 0,5 mikron).
b) Dinding dan ruangan terbuat dari bahan yang halus, kuat dan mudah
dibersihkan.
c) Barang yang steril disimpan pada jarak 20 cm s/d 2 4cm dari bawah/lantai,
40cm dari langit-langit dan 5cm dari dinding serta diupayakan untuk
menghindari terjadinya penempelan debu
kemasan.

d) Rak paling bawah untuk penyimpanan peralatan steril harus berbahan solid
dan tidak berlobang.
2. Disinfektan harus memenuhi kriteria tidak merusak peralatan maupun
orang, disinfektan mempunyai efek sebagai deterjen dan efektif dalam
waktu yang relative singkat, tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau
keberadaan sabun dan protein yang mungkin ada.
3. Penggunaan disinfektan harus sesuai petunjuk penggunaan yang berlaku.

4. Sterilisasi harus menggunakan sterilan yang ramah lingkungan.

5. Petugas sterilisasi harus menggunakan alat pelindung diri dan menguasai


prosedur sterilisasi yang aman.
6. Hasil akhir proses sterilisasi untuk ruang operasi dan ruang isolasi harus
bebas dari mikroorganisme hidup.
7. Kamar/ruang operasi yang telah dipakai harus dilakukan disinfeksi dan
disterilisasi sampai aman untuk dipakai pada operasi berikutnya.
8. Instrumen dan bahan medis yang dilakukan sterilisasi harus melalui
persiapan, meliputi:
a. Persiapan sterilisasi bahan dan alat sekali pakai.

 Penataan – Pengemasan – Pelabelan – Sterilisasi

b. Persiapan sterilisasi instrumen baru:

 Penataan dilengkapi dengan sarana pengikat (bila diperlukan)

 Pelabelan – Sterilisasi.

c. Persiapan sterilisasi instrument dan bahan lama:

 Desinfeksi – Pencucian(dekontaminasi) – Pengeringan (pelipatan bilaperlu)


– Penataan – Pelabelan – Sterilisasi.
9. Indikasi kuat untuk tindakan disinfeksi/sterilisasi:

a. Semua peralatan medik atau peralatan perawatan pasien yang termasuk


kategori kritis, yakni yang dimasukkan kedalam jaringan tubuh, system
vaskuler atau melalui saluran darah harus dilakukan proses sterilisasi
sebelum digunakan.
b. Semua peralatan yang termasuk kategori semi kritis, yakni
yangmenyentuhselaputlendir seperti endoskopi, pipa endotracheal harusdi
disinfeksi tingkat tinggi dahulu sebelum digunakan.
c. Semua peralatan yang termasuk kategori non kritis, yakni peralatan yang
menyentuh kulit utuh seperti stetoskop, mansheet dan lainnya harus
dilakukan desinfeksi tingkat rendah atau menegah sebelum digunakan.
d. Sterilisasi untuk alat implant harus di melalui uji biologi dan
menunjukkan angka kuman dengan hasil negatif.
e. Semua peralatan yang mengalami penurunan fungsi sebelum dan setelah
sterilisasi, tidak dipergunakan kembali.
f. Dilarang menggunakan bahan seperti linen, dan lainnya yang tidak tahan
terhadap sterilisasi, karena akan mengakibatkan kerusakan seperti
kemasannya rusak atau berlubang, bahannya mudah sobek, basah, dan
sebagainya.
g. Sterilisasi dan disinfeksi terhadap ruang pelayanan medis dan peralatan
medis dilakukan sesuai kebijakan rumah sakit.

Untuk mencapai pemenuhan penyelenggaraan dekontaminasi melalui disinfeksi dan


sterilisasi, maka dilaksanakan upaya:
a. Penggunaan dan pemeliharaan mesin sterilisasi harus
memperhatikan petunjuk dari pabriknya dan harus dikalibrasi minimal
1 kali satu tahun.
b. Alur pengiriman peralatan yang telah steril dan peralatan yang telah
digunakan harus terpisah.
c. Sterilisasi peralatan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat
sterilisasi yang digunakan.
d. Monitoring suhu, kelembaban, dan tekanan ruang penyimpanan maupun
pemrosesan alat steril

BAB V
PENUTUP

Lingkungan yang aman dan nyaman, tingkat efesiensi kerja yang optimal, serta berbagai upaya
penerapan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan kondisi yang diharapakan dalam pemulihan
kesehatan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan, kecelakaan kerja termasuk penyakit kerja,
pencemaran lingkungan kerja guna tercapainya peningkatan produktifitas tenaga kerja dan perusahaan.
Bagian kesehatan lingkungan RSUD Gelumbang mempunyai peran khusus dalam pengelolaan
lingkungan rumah sakit oleh karena itu diharapakan dengan tersusunya buku panduan pedoman
pelayanan ini diharapakan dapat menjadi acuan dalam pengelolaan lingkungan pada bagian kesehatan
lingkungan secara berkesinambungan.

Anda mungkin juga menyukai