Semua tenaga kesehatan harus menggunakan alat pelindung diri (APD) untuk menghindari
paparan darah dan bahan berbahaya lainnya. Praktek kerja yang aman, kontrol mesin yang sesuai
dan perbaikan berkala merupakan kegiatan yang mendukung keselamatan tenaga kesehatan.
Aktivitas kerja di CSSD mempunyai APD yang spesifik untuk digunakan.
Pada area dekontaminasi dan pencucian, sangat penting untuk menggunakan APD berikut:
Pada area pengemasan dan sterilisasi APD dapat berbeda sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan
Pada area penyimpanan instrumen steril, selalu menggunakan penutup rambut dan pakaian
khusus. Kegiatan cuci tangan dilakukan sebelum masuk ke area penyimpanan.
Saat menggunakan disinfektan atau bahan kimia lainnya, APD yang digunakan mengikuti
persyaratan dari bahan kimia tersebut.
APD digunakan untuk melindungi tenaga kesehatan. Sebelum menolong pasien maka harus
dipastikan tenaga kesehatan mengerti dan mematuhi cara melindungi diri mereka masing-masing
Dipublikasi di Hospital Life, Pencegahan & Pengendalian Infeksi, Sterilisasi Sentral | Tag Alat
Pelindung Diri, APD, apron, bahan kimia, cap, cuci tangan, google, gown, masker, pakaian
kerja, sarung tangan, sepatu boot, tenaga kesehatan | Tinggalkan Balasan
Tanggung Jawab
Semua tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan merawat area kerja
serta memastikan fungsinya sesuai dengan alur yang disepakati.
Kontrol Alur
Akses menuju area teknis CSSD; area dekontaminasi, area pengemasan, dan area steril, harus
dijaga secara ketat hanya untuk tenaga kesehatan yang bekerja di area tersebut. Kunjungan,
obrolan tenaga kesehatan yang berasal dari area teknis lainnya hanya boleh dilakukan di area
administratif atau area pendukung.
Untuk mendapatkan akses masuk ke dalam area teknis, setiap pengunjung dan tamu di luar
tenaga kesehatan CSSD harus menggunakan pakaian dan APD yang tepat. Termasuk
penggunaan apron, sepatu boot, dan penutup kepala, dan harus ditemani oleh orang yang
bertanggung jawab di CSSD.
Hanya tenaga kesehatan yang bekerja di CSSD yang dapat masuk ke dalam CSSD, terutama area
teknis untuk melakukan pemrosesan dan sterilisasi instrumen.
Tenaga kesehatan dari unit lain yang masuk ke dalam CSSD juga harus mengikuti peraturan
yang ada di CSSD. Meliputi penggunaan pakaian dan APD yang sesuai.
Kualitas produk yang digunakan di rumah sakit merupakan tanggung jawab rumah sakit tersebut.
Termasuk kualitas instrumen yang disterilkan di institusi lain namun digunakan di rumah sakit.
Jaminan kualitas dari institusi lain hanya dapat dipastikan apabila pengemas masih dalam
keadaan baik tanpa noda dan tanpa lubang.
Secara umum, direkomendasikan instrumen dan peralatan yang digunakan di tempat lain,
sebaiknya dicuci, dikemas dan disterilkan kembali. Kecuali terdapat jaminan dan telah diketahui
bersama bahwa kontrol proses telah dilakukan dengan baik di institusi lain.
Beberapa rumah sakit melakukan outsource terhadap instrumen dan peralatan. Meskipun
dilakukan di luar rumah sakit, tanggung jawab rumah sakit untuk melakukan evaluasi kualitas
sterilisasi dengan melihat kontrol proses yang dilakukan perusahaan tersebut.
Kontrol Instrumen
Instrumen dan peralatan medis di rumah sakit harus dilakukan registrasi. Sehingga dapat
diketahui jumlah yang digunakan, yang disimpan, dan sebagai cadangan pada keadaan darurat.
Karakteristik dari instrumen juga harus dicatat berupa tipe, jumlah, kondisi (adanya karat dan
problem fungsional), dsb
Kontainer yang berisi instrumen harus memiliki deskripsi isi di dalamnya. Instrumen harus
dihitung dalam penggunaan di ruang operasi sebelum dan sesudah prosedur.
Dipublikasi di Hospital Life, Sterilisasi Sentral | Tag instrumen, kontrol alur, loaner, luar rumah
sakit, personel, tanggung jawab, tenaga kesehatan | Tinggalkan Balasan
CSSD harus memiliki area administrasi untuk melakukan aktivitas pencatatan dan pelaporan.
Sistem administrasi juga memastikan suplai kebutuhan CSSD terpenuhi. Area administrasi
terpisah dengan area teknis; area dekontaminasi, area pengemasan dan sterilisasi, serta area
steril.
Semua pencatatan dan dokumentasi disimpan di area administrasi seperti kontrol siklus
sterilisasi, kontrol jumlah beban sterilisasi, peralatan dan instrumen, adminstrasi kepegawaian,
dan pekerjaan administrasi lainnya.
Area pendukung juga sebaiknya dimiliki oleh CSSD. Area ganti baju untuk mengganti baju
rumah dengan baju kerja serta menyimpan kedua baju tersebut. Area penyimpanan, untuk
menyimpan produk bahan kimia, deterjen, dan disinfektan lainnya. Area ini sebaiknya memiliki
fasilitas wastafel untuk membersihkan perlengkapan dan pembersihan lingkungan.
Dipublikasi di Hospital Life, Sterilisasi Sentral | Tag administrasi, ganti baju, gudang, pelaporan,
pencatatan, penyimpanan | Tinggalkan Balasan
Area penyimpanan mempunyai persyaratan pergantian udara paling tidak 2 kali per jam, dengan
suhu 18-25 derajat Celcius dengan kelembaban antara 35%-50%. Semua instrumen berada paling
tidak 30cm dari lantai.
Tenaga kesehatan sangat terbatas di area penyimpanan. Hanya tenaga kesehatan yang
menggunakan baju bersih (bila dimungkinkan steril) yang dapat masuk ruang penyimpanan.
Tenaga kesehatan yang tidak berkepentingan tidak perlu berada di ruangan ini.
Dipublikasi di Hospital Life, Sterilisasi Sentral | Tag penyimpanan, rak, steril | Tinggalkan
Balasan
Area ini harus sepenuhnya dalam kondisi kering dan bersih. Pada area ini instrumen dan
peralatan kesehatan dilakukan inspeksi untuk memastikan kebersihan, integritas dan masih
berfungsi secara baik. Prinsip reuse instrumen adalah aman dan fungsional.
Jumlah personel di area pengemasan dan sterilisasi harus dikontrol secara ketat. Hanya tenaga
kesehatan yang berwenang dan menggunakan pakaian dan alat pelindung diri yang tepat yang
dapat masuk ke area ini.
PENDAHULUAN
Sterilisasi merupakan proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah
mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma, dan virus) yang terdapat dalam suatu benda.
Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik untuk membunuh atau menghilangkan
mikroorganisme. Sterilisasi ini bertujuan untuk menjamin sterilitas produk maupun karakteristik kualitas
sediaannya, termasuk kestabilan yang dimiliki oleh produk yang dihasilkan. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant. Proses sterilisasi merupakan hal yang paling utama dalam menentukan kesterilan dari
sediaan akhir yang nantinya akan dibuat. Sehingga, perlu dilakukan metode sterilisasi yang tepat dan
sesuai dengan sifat masing-masing bahan, alat serta wadah yang akan digunakan.
Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit yang merupakan institusi
penyedia pelayanan kesehatan adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Dalam upaya
mencapai keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit. Pusat
sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan berperan
dalam upaya menekan kejadian infeksi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, pusat sterilisasi
sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik
maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi
dan lain-lain. Jika terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhirnya akan
mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Jika dilihat berdasarkan volume alat dan bahan yang harus disterilisasikan di rumah sakit
demikian besar, maka rumah sakit dianjurkan untuk memiliki suatu instalasi pusat sterilisasi tersendiri
dan mandiri, yang merupakan salah satu instalasi yang berada dibawah dan tanggung jawab langsung
kepada direktur atau wakil direktur rumah sakit. Instalasi pusat sterilisasi ini bertugas untuk
memberikan pelayanan terhadap semua kebutuhan kondisi steril atau bebas dari semua
mikroorganisme (termasuk endospora) secara tepat dan cepat, untuk melaksanakan tugas sterilisasi alat
atau bahan secara profesional, diperlukan pengetahuan atau keterampilan tertentu oleh perawat,
apoteker ataupun tenaga non medik yang berpengalaman di bidang sterilisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah suatu proses pengelolaan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan
proses kimia atau fisika. Sterilisasi sangat penting dilakukan terutama untuk alat-alat bedah, terlebih lagi
saat ini semakin berkembangnya prosedur operasi maupun kompleksitas peralatan medik, maka
diperlukan proses sterilisasi yang tersentralisasi sehingga keseluruhan proses menjadi lebih
efesien,ekonomis dan keamanan pasien semakin terjamin. Disamping itu, rumah sakit sebagai institusi
penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah terjadinya resiko infeksi bagi pasien dan
petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, maka perlu dilakukan
pengendalian infeksi di rumah sakit.
Istilah untuk pusat sterilisasi bervariasi, mulai dari Central Sterile Supply Department (CSSD),
Central Service (CS), Central Supply (CS), Central Processing Department (CPD) dan lain lain, namun
kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat-alat steril dan bersih untuk
keperluan perawatan pasien. Secara terperinci, fungsi dari pusat sterilisasi adalah menerima,
memproses, memproduksi, mensterilkan, menyimpan serta mendistribusikan peralatan medis ke
berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan perawatan pasien. Central Sterilization Supply
Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit/departemen dari
rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi terhadap semua alat
atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril. Instalasi CSSD ini merupakan pusat pelayanan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alat/bahan steril bagi unit-unit yang membutuhkan sehingga
dapat mencegah dan mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri. Alur aktivitas
fungsional CSSD dimulai dari pembilasan, pembersihan/dekontaminasi, pengeringan, inspeksi dan
pengemasan, memberi label, sterilisasi, sampai proses distribusi.
Penanggung jawab CSSD ini adalah seorang apoteker. Berdirinya CSSD di rumah sakit
dilatarbelakangi oleh:
Kuman mudah menyebar, mengkontaminasi benda dan menginfeksi manusia di lingkungan rumah sakit.
Merupakan salah satu pendukung jaminan mutu pelayanan rumah sakit, maka peran dan fungsi CSSD
sangat penting.
Instalasi pusat sterilisasi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi (dalam jabatan fungsional) dan
bertanggung jawab langsung kepada Wakil Direktur Penunjang Medik. Untuk rumah sakit swasta,
struktur organisasi dapat mengacu pada struktur organisasi pemerintah. Hal-hal yang perlu dilaksanakan
agar instalasi pusat sterilisai dapat berjalan sebagai mana mestinya adalah perlunya pembagian
pekerjaan dalam jabatan fungsional. Struktur organisai pusat sterilisasi dapat digambarkan sebagai
berikut.
Kualifikasi tenaga yang bekerja di Pusat Sterilisasi dapat dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas
dan tanggung jawabnya, yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis pelayanan sterilisasi.
A. Kepala Instalasi Pusat Sterilisasi
Selalu memberi pengarahan terhadap semua aktivitas staf yang berkaitan dengan supply alat medis
yang steril bagi perawatan pasien di rumah sakit.
Selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengembangan diri atau personel
lainnya.
Harus menentukan metoda yang lebih efektif bagi penyiapan dan penanganan alat atau bahan yang
steril.
Harus selalu bertanggung jawab agar staf dapat mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin
sterilisasi secara benar.
Harus selalu memastikan bahwa teknik aseptik yang diterapkan pada saat penyiapan dan penanganan
alat steril baik yang hanya sekali pakai maupun alat yang dapat dipakai ulang.
Melakukan kerjasama dengan unit lain di rumah sakit dan melakukan koordinasi yang bersifat intern
ataupun ekstern.
Harus selalu melakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi, menyiapkan konsep dan rencana
kerja serta melakukan evaluasi pada waktu yang telah ditentukan.
Khusus untuk Rumah Sakit Kelas A dan B, pendidikan terakhirnya harus minimal S1 di bidang kesehatan,
atau S1 umum dengan minimal masa kerja 5 tahun pada bidang sterilisasi.
Khusus untuk Rumah Sakit C, pendidikan terakhir yaitu harus minimal D3 di bidang kesehatan, atau D3
umum dengan minimal masa kerja 5 tahun di bidang sterilisasi.
Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi.
Harus sudah mendapatkan kursus tambahan tentang manajemen.
Harus bertanggung jawab sebagai kepala instalasi pusat sterilisasi apabila kepala instalasi sedang
berhalangan untuk hadir di suatu pertemuan.
Harus selalu membantu kepala instalasi dalam pengendalian dan penanganan alat, supervisi langsung,
mengajar atau merevisi prosedur baru, mengevaluasi staf dan melaporkannya kepada kepala instalasi
pusat sterilisasi.
Bisa membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan masing-masing sub
instalasi.
Bisa membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang sudah rusak.
Bisa membuat laporan hasil kerja dari masing-masing sub instalasi (Sub Instalasi dekontaminasi,
sterilisasi dan produksi, Sub Instalasi pengawasan mutu, pemeliharaan sarana dan peralatan, K3 dan
diklat, serta Sub Instalasi distribusi) kepada kepala instalasi.
Harus berpendidikan terakhir minimal D3 di bidang kesehatan dengan masa kerja selama 3 tahun ddi
bidang sterilisasi.
Harus dapat membantu kepala instalasi dalam penyusunan suatu perencanaan yang berdasarkan
masukan dari kepala sub instalasi.
Harus melakukan rekapitulasi laporan kegiatan dari masing-masing sub instalasi.
Harus berpendidikan terakhir minimal SMA/SMU/SMEA atau sekolah pendidikan perawat atau yang
setara dengan tambahan kursus administrasi.
Harus tidak memiliki rasa alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan di pusat sterilisasi.
Harus dapat mengerti dengan semua perintah dan menerapkannya menjadi suatu aktivitas.
Harus dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan dan yang diperoleh dari pengalaman atasannya.
Harus selalu mengikuti prosedur kerja atau standar prosedur operasional yang telah dibuat dan
ditetapkan.
Harus dapat menjalankan pekerjaan dengan baik melalui perintah langsung maupun tidak langsung
seperti melalui telepon.
Harus selalu bisa menerima tekanan kerja dan juga yang kadang-kadang lembur.
Harus selalu memakai alat pelindung diri seperti apron, masker, penutup kepala, sandal yang khusus
dan sarung tangan.
Harus bisa memelihara peralatan pusat sterilisasi, alat dan bahan yang steril.
Mengingat peran yang ada di rumah sakit, jenis kegiatan, dan volume kegiatan pada instalasi pusat
sterilisasi demikian besar, maka hendaknya rumah sakit mempunyai pusat sterilisasi yang tersendiri,
dengan pertimbangan sebagai berikut :
Diharapkan pelayanan penyediaan barang-barang steril yang diberikan oleh pusat sterilisasi
menjadi lebih cepat sampai kepada unit pemakaiannya, dengan mutu yang dapat
dipertanggungjawabkan dan memperpendek jalur birokrasi yang ada.
Bersama-sama dengan tim pengendali infeksi nosokomial rumah sakit dapat mengoptimalkan kerja
sama dalam memantau produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi, memberikan masuk dan
arahan kepada pemakai dilapangan dalam mengatasi atau menurukan angka kejadian infeksi di rumah
sakit.
3. Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi maka kompleksitas peralatan medis dan teknik
medis memerlukan prosedur sterilisasi yang optimal sehingga keseluruhan proses menghasilkan kualitas
sterilisasi terjamin.
Produk-produk yang dihasilkan oleh pusat sterilisasi harus melalui proses yang ketat sampai
menjadi produk yang steril. Setiap proses sterilisasi berjalan, selalu dilengkapi dengan indikator kimia,
biologi dan fisika. Secara berkala setiap 3 bulan dilakukan tes mikrobiologi. Diharapkan dengan kontrol
yang ketat, produk yang dihasilkan akan terjamin kualitas sterilisasinya, yang pada akhirnya dapat
menekan angka kejadian infeksi di rumah sakit.
Pengelolaan pusat sterilisasi yang konvensional, diharapkan mampu menyediakan produk steril
yang dapat dipertanggungjawabkan dengan menekan biaya operasional seminimal mungkin, mencegah
terjadinya duplikasi proses sterilisasi dan memperpendek jalur birokrasi. Dengan demikian dapat
meningkatkan kecepatan pelayanan dalam distribusi barang steril.
2.3 Sumber Daya Manusia (SDM) di Pusat Sterilisasi Rumah Sakit
Sumber daya manusia (SDM) di pusat sterilisasi memiliki persyaratan khusus dalam kesehatan
sebagai berikut.
Data kesehatan yang harus dimiliki oleh petugas di pusat sterilisasi rumah sakit yaitu surat
pernyataan sehat jasmani dan rohani secara rutin serta catatan fisik X-Ray untuk mengidentifikasi
penyakit TBC (Tuberculosis). Tes ini dilakukan minimal satu kali dalam setahun.
Status imunisasi sebagai persyaratan SDM di pusat sterilisasi harus memenuhi minimal imunisasi
hepatitis B, tetanus, dan demam tipoid.
Laporan mengenai penyakit yang dialami petugas selama bekerja di pusat sterilisasi. Penyakit
tersebut misalnya infeksi saluran pernafasan, infeksi kulit, infeksi gastrointestinal, dan infeksi pada mata.
Laporan mengenai penyakit dilakukan minimal sekali dalam setahun setahun.
- Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisis steril, untuk mencegah terjadinya
infeksi.
- Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi nosokomial.
- Efisiensi tenaga medis atau paramedis untuk kegiatan yang berorientasi pada pelayanan terhadap pasien.
- Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang dihasilkan.
- Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril lainnya
- Melakukan pencatatan yang akurat terhadap kegiatan dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan
pengiriman barang steril
- Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan set operasi di seluruh
lingkungan rumah sakit
- Melakukan monitoring dan kontrol terhadap tindakan pengendalian infeksi sesuai dengan arahan komite
pengendalian infeksi
- Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang berlaku
- Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan dan sterilisasi
instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan implementasi metode baru
- Mendistribusikan alat-alat yang dibutuhkan oleh ruang perawatan, kamar operasi, dan ruang lain yang
membutuhkan
- Berpartisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman, efektif dan bermutu
- Melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi
bersama dengan panitia pengendalian infeksi nasokomial
- Memberikan penyuluhan tentang hal-hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi
- Menyelenggarakan pendidikan dan pengembangan staf instalasi CSSD baik yang bersifat intern dan
ekstern
Alur aktivitas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pembilasan: pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang perawatan.
2. Pembersihan: semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan proses
disinfeksi dan sterilisasi.
4. Inspeksi dan Pengemasan: unit ini melakukan pengecekan barang dan instrumen mengenai kelayakan
barang tersebut serta melakukan pengemasan agar sterilitas dapat terjaga. Pengemasan yang
dimaksudkan disini yaitu semua material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang sudah didisain
untuk membungkus, mengemas, dan menampung alat-alat yang dapat dipakai ulang untuk sterilisasi,
penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah agar dapat berperan terhadap keamanan dan
efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
5. Pelabelan: setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan, cara sterilisasi,
tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
6. Pembuatan: membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut, yang kemudian akan disterilkan.
7. Sterilisasi: unit sterilisasi melakukan sterilisasi barang dan instumen yang telah dikemas menggunakan
metode yang tepat agar mencapai sterilisasi yang optimal. Sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada
staf terlatih. Untuk sterilisasi menggunakan etilen oksida sebaiknya digunakan ruang tersendiri dan
dilengkapi exhaust
8. Penyimpanan: unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan melakukan penjaminan
kualitas barang dan instrumen steril. Harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi
penyimpanan yang baik.
9. Distribusi: unit distribusi mengirimkan suplai kepada kustomer yang membutuhkan barang tersebut.
Dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit masing-masing.
Pusat sterilisasi merupakan jantung rumah sakit dimana tugas pokok pusat sterilisasi adalah
menerima bahan dan alat medic dari semua unit-unit di rumah sakit untuk kemudian diproses menjadi
alat/bahan medic dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang
membutuhkan kondisi steril, maka dalam menentukan lokasi pusat sterilisasi perlu diperhatikan :
Pembangunan instalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan kebutuhan bangunan pada saat ini
serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan di masa datang serta didesain menurut tipe dan atau
kapasitas rumah sakit.
Lokasi instalasi pusat sterilisasi sebaiknya berdekatan dengan ruangan pemakai alat atau bahan steril
terbesar di rumah sakit. Penetapan atau pemilihan lokasi yang tepat berdampak pada efisiensi kerja dan
meningkatkan pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimumkan resiko terjadinya kontaminasi silang
serta mengurangi lalu lintas transportasi alat steril. Untuk rumah sakit yang berukuran kecil, lokasi pusat
sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah kamar operasi sesuai fungsinya dan diupayakan lokasinya
dekat dengan laundry.
Pada prinsipnya, desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang kotor yang dibuat
sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih.
Selain itu, pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja. Ruang pusat sterilisasi dibagi atas 5 ruang
yaitu :
1. Ruang Dekontaminasi
Pada ruang ini, terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi dan pembersihan. Ruang
dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan dikontrol untuk mendukung efisiensi proses
dekontaminasi dan untuk melindungi pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun
dan hal-hal berbahaya lainnya. Syarat-syarat ruang dekontaminasi antara lain :
a. Ventilasi
Ruang pengemasan alat merupakan tempat pengemasan alat, bongkar pasang alat, dan penyimpanan
barang bersih.
Di ruang ini dilakukan pemeriksaan, pelipatan dan pengemasan linen yang akan disterilisasi. Di ruang ini
juga terdapat tempat tertutup untuk menyimpan barang. Selain itu di ruangan ini juga dilakukan
persiapan untuk bahan seperti kasa, kapas, dan cotton swab.
Di ruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan. Untuk sterilisasi etilen oksida, sebaiknya
dibuatkan ruang tersendiri dan dilengkapi dengan saluran pembuangan (exhaust).
- Dinding terbuat dari bahan yang kuat, halus dan mudah dibersihkan
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dalam makalah ini, antara lain:
3.1 Central Sterilization Supply Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu
unit/departemen dari rumah sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan, sterilisasi
terhadap semua alat atau bahan yang dibutuhkan dalam kondisi steril, sehingga dapat mencegah dan
mengurangi infeksi yang berasal dari rumah sakit itu sendiri (infeksi nasokomial).
3.2 Secara umum fungsi utama pusat sterilisasi yaitu menyiapkan alat-alat bersih dan steril untuk keperluan
perawatan pasien di rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2009. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (Central Sterile Supply
Department/CSSD) Di Rumah Sakit. Jakarta : DepKes RI.
PEDOMAN PENGORGANISASIAN CSSD
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan
semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau
fisika.
Rumah sakit sebagai institusi penyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko
terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam
pelayanan rumah sakit adalah rendahnya angka infeksi nosokomial di rumah sakit. Untuk mencapai
keberhasilan tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit.
Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk pengendalian infeksi dan
berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi. Pusat
Sterilisasi sangat bergantung pada unit penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang
medik maupun instalasi antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit,
sanitasi dan lain – lain. Selain itu perlu juga dibuat standar dan pedoman sehingga tidak terjadi
gangguan pada proses dan hasil sterilisasi.
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
Terletak di kawasan Jalan Panjang Arteri 26, Kedoya Jakarta Barat, RS Grha Kedoya menjadi salah satu
Rumah Sakit Swasta Modern di Indonesia yang menyediakan layanan Prima.Dengan kapastias 200
tempat tidur yang didukung oleh Tim Dokter Spesialis dan Sub Spesialis yang professional di bidangnya
dan Perawat yang berpengalaman serta didukung oleh peralatan berteknologi modern.
RS Grha Kedoya hadir untuk memberikan jawaban pasti atas keinginan pasien untuk mendapatkan
pelayanan bermutu yang terbaik di bidang kesehatan. Mengukir identitas khas RS Grha Kedoya
memberikan pelayanan bermutu dan terbaik dengan sentuhan pribadi baik dari para dokter, perawat
serta seluruh staf Rumah Sakit.
Pelayanan Medis
Layanan Rawat Jalan :
Poliklinik Umum
Poliklinik Spesialis
Poliklinik Spesialis :
Bedah Umum
Bedah Saraf
Bedah Tulang
Bedah Saluran Kemih
Bedah Jantung & Pembuluh Darah
Bedah Anak
Bedah Saluran Pencernaan
Bedah Onkologi
Kandungan & Kebidanan
Anak
Penyakit Dalam
Endokrinologi & Metabolik
Kanker & Kelainan Darah
Jantung
Ginjal
Paru
Kulit & Kelamin
Kecantikan
Mata
Telinga,HIdung & Tenggorokan
Gizi
Akupuntur
Gigi Umum
Bedah Mulut
Orthodontik
Oral & Maxillofacial
Penunjang Medis :
Laboratorium 24 Jam
Farmasi
Laparaskopi
Atroskopi
Bronkoskopi
Endoskopi
EEG
EMG
EKG
Treadmill
Echocardiography
Hemodialisa
Fisioterapi
Hiperbarik
Medical Chek Up
Cardilogi/Diagnostik Imaging 24 jam
CT Scan 192 Slide
MRI 1,5 Tesla
Mammografi
Mobile X-Ray
Fluroscopy Unit : Luminos RF Classic
General X-Ray
Moblie C- ARM
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat , Rumah Sakit tidak hanya
dikunjungi orang untuk berobat, tapi juga untuk maintenance kesehatan . Saat ini pelayanan kesehatan
yang diberikan meliputi :
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
- Terlampir
BAB V
VISI MISI FALSAFAH NILAI DAN TUJUAN UNIT KERJA
A. Visi
Menjadi Pusat pelayanan sterilisasi yang terpercaya dan bermutu.
B. Misi
Menyediakan pelayanan yang aman, tepat, dan akurat supaya tercapai produk steril yang berkualitas
untuk menunjang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Grha Kedoya.
C. Falsafah
Instalasi pusat sterilisasi memberikan pelayanan yang sebaik – baiknya untuk melayani dan
membantu semua unit di rumah sakit yang membutuhkan barang dan alat medik dalam kondisi steril
D. Nilai dan Tujuan Unit Kerja
. Membantu unit lain di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril untuk mencegah terjadinya
infeksi.
. Menurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menanggulangi infeksi
nosokomial. Menyediakan dan menjamin kualitas hasil sterilisasi terhadap produk yang
dihasilkan
E. Pengertian
1. Autoclave adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk sterilisasi dengan menggunakan uap
bertekanan.
2. Bacillus stearothermophyulus adalah mikroorganisme yang dapt membentuk spora serta resistensi
terhadap panas dan digunakan untuk uji efektifitas sterilisasi uap.
3. Bowie – Dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi uap berpompa
vakum.
4. Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar mikroorganisme atau substansi
lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut termasuk perendaman,
pencucian desinfeksi sampai sterilisasi.
5. Goggle adalah alat proteksi mata.
6. Indikator biologi adalah sediaan berisi sejumlah tertentu mikroorganisme spefisik dalm bentuk
spora yang paling resisten terhadap suatu proses sterilisasi tertentu dan digunakan untuk
menunjukkan bahwa sterilisasi telah tercapai.
7. Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip ata tape yang menandai terjadinya pemaparan
sterilan pada obyek yang disterilkan, ditandai dengan adanya perubahan warna.
8. Indikator mekanik adalah penunjuk suhu, tekanan, waktu dan lain – lain pada mesin sterilisasi
yang menunjukkan mesin berjalan normal.
9. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh di rumah sakit dimana pada saat masuk rumah
sakit tidak ada tanda / gejala atau tidak dalam masa inkubasi.
10. Steril adalah kondisi bebas dari semua mikroorganisme termasuk spora.
11. Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika
atau kimia.
12. Sterilan adalah zat yang mempunyai karakteristik dapat mensterilkan.
F. Ruang Lingkup Pelayanan
Di CSSD RS. Grha Kedoya saat ini hanya melayani kebutuhan sterilisasi dilingkungan RS. Grha Kedoya
yang meliputi rawat inap, rawat jalan, kamar bedah dan farmasi
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA CSSD
KEPALA DEPT. PELAYANAN MEDIS
KEPALA RUANG
KAMAR BEDAH
PENANGGUNG JAWAB
SHIFT CSSD
STAFF CSSD
Koordinator CSSD
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab:
- Bertanggung jawab kepada kepala Instalasi CSSD
- Bertanggung jawab sebagai kepala Instalasi CSSD apa bila kepala Instalasi CSSD berhalangan
hadir
- Membantu Kapala Instalasi CSSD dalam pengendalian dan penaganan alat, mengajar,
merevisi prosedur baru, mengevaluasi staff dan melaporkanya kepada kepala Instalasi CSSD
- Membuat program orientasi untuk tenaga tenaga baru
- Membuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak
- Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan di CSSD dan ruangan
terkait
Kualifikasi Tenaga:
- Pendidikan minimal D3 dibidang kesehatan dengan masa kerja 3 tahun di bidang CSSD
- Pernah mengikuti kursus tambahan tentang CSSD
- Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi
Staff CSSD
Uraian Tugas dan Tanggung Jawab:
- Bertanggung jawab terhadap kepala CSSD
- Tidak alergi terhadap bahan – bahan yang digunakan di CSSD
- Dapat mengerti perintah dan menerapkanya menjadi aktivitas
- Dapat menerapkan apa yang sudah di ajarkan
- Mengikuti Standart Operasional Prosedur yang telah dibuat
- Dapat menjalankan pekerjaan baik perintah langsung maupun tidak langsumg / telepon
- Dapat mengerjakan pekerjaan rutin / berulang – ulang yang relatif “membosankan”
- Dapat menerima tekanan kerja dan kadang – kadang lembur
- Memakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala, sandal khusus, kaca mata
pelindung dan sarung tangan.
- Memelihara peralatan yang ada di CSSD, alat dan bahan steril
Kualifikasi Tenaga :
- Minimal Llulusan SMA / SMU / SMEA yang berpengalan atau tidak berpengalaman
- Harus mengikuti pelatiahan CSSD yang bersertifikat
- Dapt bekerja dengan cepat
- Mempunyai keterampilan yang baik
- Mempunyai sikapyang baik
- Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian
Kesimpulanya bahwa tenaga yang bertugas di pusat sterilisasi pada rumah sakit harus
mampu untuk memberikan pelatiha teknis tentang pelayanan CSSD di rumah sakit
Logistik Farmasi
Kebutuhan penunjang alat kesehatan CSSD diperoleh dari bagian logistik farmasi dengan menggunakan
form permintaan
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONEL
A. Pola Ketenagaan dan kualifikasi CSSD adalah:
1 KEPALA CSSD S1 atau D3 Keperawatan Minimal Masa kerja 5 thn di CSSD
2 KOORDINATOR CSSD D3 Keperawatan Masa kerja 3 tahun di CSSD
3 ADMINISTRASI SMA / SMU / SMEA Dapat mengoperasikan komputer
4 STAFF PELAKSANA SMA / SMU / SMEA Harus mengikuti pelatihan CSSD
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
A. . Pengertian
Rapat merupakan suatu pertemuan yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kepentingan dan
tujuan yang sama untuk membicarakan atau memecahkan suatu masalah tertentu.CSSD melakukan
Rapat setiap akhir bulan dengan materi membahas kinerja mutu, masalah dan pemecahanya dan
evaluasi.
B. Tujuan
Dapat membantu terselenggaranya pelayanan Sterilisasi yang propesional di CSSD
C. Tujuan khusus
- Dapat menggali segala permasalahan terkait dengan pemberian pelayanan di CSSD
- Dapat menemukan jalan keluar atau pemecahan permasalahan
BAB XI
PELAPORAN
A. Pengertian
Pelaporan merupakan sistim atau metode yang dilakukan untuk melaporkan segala bentuk kegiatan
dokumentasi yang ada terkait dengan pemberian pelayanan Sterilisasi CSSD
B. Jenis Laporan
- Laporan di buat oleh Penanggung Jawab CSSD
- Jenis laporan yang dikerjakan terdiri dari :
1. Laporan Harian
Laporan ini dibuat secara tertulis oleh Penanggung Jawab shift setiap hari dan pada setiap
shift.mengenai : Jumlah Operasi , Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril ,Serta keadaan yang terjadi
pada pasien pada shift Pagi dan siang
Laporan Bulanan
Laporan bulanan dibuat oleh dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada Kepala
Departemen Pelayanan Medik , paling telat setiap tanggal 10 bulan berjalan. Adapun hal-hal yang
dilaporkan adalah
- Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes selama 1 bulan
- Perbandingan Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes dengan periode
sebelumnya
- Masalah dan tindakan evaluasi
- Rencana CSSD
2. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh Penanggung Jawab CSSD dalam bentuk tertulis setiap tahun dan
diserahkan kepada Kepala Departemen Pelayanan Medik tiap tanggal 5 Adapun hal-hal yang
dilaporkan adalah :
- Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes selama 1 Tahun
- Perbandingan Jumlah Cycle mesin, jumlah item steril, pemakaian alkes dengan periode
sebelumnya
- Masalah dan tindakan evaluasi
- Rencana CSSD
Sterilisasi merupakan salah satu bagian dari pencegahan infeksi nosokomial, karena saat ini infeksi
nosokomial merupakan persoalan serius bagi rumah sakit dan bagi pasien. Dimana dapat menjadi
penyebab langsung maupun tidak langsung kematian pasien. Memang beberapa kejadian menunjukkan
bahwa infeksi nosokomial tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan pasien dirawat lebih
lama sehingga harus mengeluarkan biaya lebih banyak.
Oleh karena itu pelayanan sterilisasi sangat dibutuhkan dan berperan dalam menekan kejadian infeksi
nosokomial. Dengan adanya pedoman ini diharapkan personel di CSSD dapat bekerja secara profesional,
karena di dalam pedoman ini terdapat ketentuan – ketentuan pelayanan sterilisasi. Selain itu personel di
CSSD hendaknya selalu mengasah diri dan mau berkembang dengan mengikuti pelatihan – pelatihan
sehingga tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan tentang CSSD.
wasalam
Leonardy Yunus
@akangleo