SPO2
Indeks ROX = FiO2
Frekuensi nafas (RR)
Selama terapi nasal cannula (HFNC) aliran tinggi pada pasien dengan gagal napas
hipoksemik akut, sebaiknya tidak menunda intubasi dan memiliki efek samping.
Indeks ROX, yang didefinisikan sebagai rasio saturasi oksigen yang diukur dengan
oksimetri nadi / FIO2 terhadap laju pernapasan, telah dinilai sebagai prediktor
kebutuhan untuk intubasi pada pasien yang menerima terapi oksigen HFNC. Akurasi
prediksi indeks ROX meningkat seiring waktu dengan AUC 0,679 pada 2 jam, 0,703
pada 6 jam dan 0,759 pada 12 jam. ROX & ge: 4,88 pada 2, 6 dan 12 jam setelah
inisiasi HFNC dikaitkan dengan risiko intubasi yang lebih rendah. Prediktor
kegagalan HFNC meliputi: ROX <: 2.85 pada 2 jam, ROX <: 3.47 pada 6 jam, ROX
<: 3.85 pada 12 jam.
Memprediksi intubasi tetap sulit dan mungkin tergantung pada beberapa kondisi.
Terlepas dari parameter pernapasan, keputusan untuk intubasi juga akan ditentukan
oleh disfungsi organ lainnya, terutama hemodinamik dan neurologis disfungsi.
Pengukuran oksigenasi berulang mungkin juga penting.
b. Hasil Penelitian
Indeks ROX merupakan salah satu faktor terkait terkuat dengan intubasi.
Lebih banyak data termasuk non-pernapasan parameter dapat dimasukkan
dalam prospektif lebih lanjut. indeks ROX tampaknya memiliki kinerja yang
baik untuk stratifkasi risiko, dan memiliki akurasi untuk membedakan antara
pasien yang membutuhkan intubasi atau tidak.
c. Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan hasil EBN ini adalah indeks ROX dapat membantu tenaga medis
untuk mengidentifikasi perlunya dilakukan tindakan intubasi atau tidak pada
pasien COVID 19 yang menggunakan HFNC sehingga dapat mencegah
keterlambatan intubasi
Kelemahan hasil EBN ini adalah bahasa yang digunakan dalam artikel adalah
bahasa inggris, jadi sulit untuk ditranslatekan ke bahasa indonesia.
d. Implikasi Keperawatan dan Saran
Implikasi dalam artikel tersebut adalah menghitung nilai ROX pada pasien
dengan gangguan pernafasan dengan menggunakan alat bantu nafas HFNC.
Penilaian indeks ROX dilakukan setiap 2 jam sekali dengan rumus
SPO2/FiO2/Frekuensi pernafasan(RR).
Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat ditambahkan Lebih banyak
data termasuk non-pernapasan parameter dapat dimasukkan dalam prospektif
lebih lanjut.
Daftar Pustaka