Disusun oleh
AGUS KHUNZAINI
NIP-NPNS. 1020192319910511201507073
2019
B. TEMPAT PELATIHAN
Pelatihan dilaksanan dua hari yaitu 24-27 April 2019, bertempat di Irish Room , lantai 6,
Swiss Belhotel Mangga Besar Jakarta Pusat, mulai pukul 08.00-16.00.
C. GARIS BESAR MATERI
Pada prinsipnya desain ruang sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan ruang kotor yang
dibuat sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor
ke ruang bersih. Ruang pusat sterilisasi dibagi menjadi 5 ruangan, yaitu :
1) Ruang Dekontaminasi
Pada ruang ini terjadi proses penerimaan barang kotor, dekontaminasi, dan
pembersihan. Hal-hal yang perlu diperhatikanantara lain :
Ventilasi didesain agar udara di ruang dekontaminasi dihisab keluar atau ke sistem
sirkulasi udara yang mempunyai filter dimana tekanan udaranya harus negatif, dan
tidak dianjurkan menggunakan kipas angin.
Ruangan dibersihkan setidaknya sekali sehari dipel atau
vacuum basah dan membersihkan atau mendisinfeksi sink/ tempat mencuci, meja
kerja, dan peralatan, serta dilakukan pemisahan sampa infectious dan non
infectious.
Lokasinya terletak di luar lalu lintas utama RS dan dirancang sebagai area tertutup
dengan ijin masuk terbatas.
2) Ruang Pengemasan Alat
Ruang Pengemasan Alat Pada ruang ini dilakukan proses pengemasan alat untuk alat
bongkar pasang maupun pengemasan dan penyimpanan barang bersih. Pada ruang ini
dianjurkan ada tempat penyimpanan barang tertutup.
1) Indikator Mekanik
Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi seperti gauge,
table, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat sterilisasi
bekerja dengan baik. Kegunaan indikator mekanik untuk pengukuran temperature dan
tekanan, yang merupakan fungsi penting dari sistem monitoring sterilisasi.
2) Indikator Kimia
Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi
(misalnya uap panas atau gas etilen oksida) pada objek yang disterilkan, dengan
adanya perubahan warna.
3) Indikator Biologi
Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik dalam
bentuk spora yang bersifat resisten terhadap
beberapa parameter yang terkontrol dan terukur dalam proses sterilisasi tertentu.
Pinsip kerjanya dengan mensterilkan sporran hidup mikroorganisme yang non
patogenik dan sangat resisten
dalam jumlah tertentu. Bila selama poses sterilisasi spora-spora tersebut terbunuh,
maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya juga ikut terbunuh dan
benda yang kita sterilkan bisa disebut steril.
D. INSTRUKTUR
1. Sf. Teguh Wardaya, S Kep, Ners M Epid
2. Suko Dwi Priyanto, SAP
3. dr. Surahman Hakim, SpOG (k), MPH
4. Dr. dr. Tony Loho Sp.PK(K)DMM
5. dr. Ari Priyanto
6. Jaka Supardi S. Kep
7. Dr. dr. Hervita Diatri, SpK (K)
8. Rianti, S. Kep, Ners
9. Risna Budy Astuti, SKM, MKM
10. Fitri Arman, S. Si, Apt, MM
11. Listya Puji Astuti, AMF
12. Ammelia Firdaus, AMF
13. Mochammad sidik, S. Pd
14. Ddi Marsudi, S.IP, MM
E. METODE WORKSHOP
1. Diskusi dan Tanya Jawab
2. Work Shop
3. Simulasi
F. KESIMPULAN
Penggunaan indikator, hanya menggunakan indikator kimia dalam dan luar.
Penggunaan indikator kimia disini hanya berdasarkan pada suhu dimana bila suhu
sterilisasi mencapai suhu diatas 121°C maka indikator akan berubah warna.
Penggunaan indikator secara tunggal belum dapat digunakan sebagai pegangan mutlak.
Penggunaan indikator biologi sangat disarankan untuk lebih menjamin kesterilan
bahan dimana indikator biologi mengandung mikroorganisme dimana bila proses
sterilisasi tidak sempurna maka akan terjadi perubahan warna.
G. SARAN
Sebaiknya peralatan yang akan di sterilkan dari tiap-tiap unit di sortir dahulu, meskipun
dari tiap bagian peralatan tersebut telah di cuci.
Untuk menindaklanjuti control terhadap sterilisasi selama proses yang efektif dan
efisien dapat menggunakan indicator mekanis dan kimia secara berkala menggunakan
indicator biologis.
Untuk menindaklanjuti ruang dekontaminasi perlunya Eye Washer yang berfungsi jika
cairan terkena mata.
Untuk menindak lanjuti Unit CSSD perlu adanya pengukur suhu dan kelembapan
ruangan.
Perlu adanya air steril (Air R O)
H. PENUTUP
Dengan selesainya PELATIHAN & MINI WORKSHOP CSSD BASIC COURSE
semoga dapat membawa perubahan besar, berguna dan bermanfaat bagi pelayanan RSUD
Ciracas, khususnya di Unit CSSD. Sehingga dapat memutus mata rantai infeksi dan
berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi di Rumah Sakit serta mewujudkan
pelayanan yang profesional yang beroritentasi pada mutu dan selalu mengutamakan
keselamatan pasien.
Demikian laporan ini saya buat sebagai wujud pertanggungjawaban kami atas tugas
yang diberikan. Mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas semua
dukungan akhir kata semoga laporan kegiatan ini dapat bermanfaat bagi pelayanan di
RSUD Ciracas.
Jakarta, 30 April 2019
Mengetahui,
Direktur RSUD Ciracas Peserta Diklat