bersih
atau
steril.
Pembentukan
CSSD (Central
Sterilization
Supply
semakin baik kualitas rumah sakit tersebut. Salah satu pencegahan infeksi dapat dilakukan
dengan cara melakukan sterilisasi dan desinfeksi. Sterilisasi adalah suatu proses pengelolahan
alat atau bahan yang bertujuan untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba
termasuk endospora yang dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Desinfeksi adalah
proses pembasmian terhadap semua jenis mikroorganisme patogen yang biasanya dilakukan
pada obyek yang tidak bernyawa (misal ruangan pasien). Tindakan sterilisasi dan desinfeksi
ditujukan untuk memutus mata rantai penyebaran infeksi dengan cara mengendalikan kumankuman yang berada di lingkungan rumah sakit, dilakukan baik terhadap peralatan-peralatan
yang dipakai, baju, sarung tangan, maupun ruangan-ruangan khususnya di lingkungan rumah
sakit.
Sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a. Uap air panas dengan tekanan (autoclave)
b. Panas kering dengan tekanan normal
c. Radiasi pengion (radiasi gamma atau pancaran sinar elektron)
d. Sterilan seperti etilenoksida, glutaraldehide
e. Filtrasi
CSSD memberikan pelayanan pemrosesan barang dan instrumen kotor menjadi
barang bersih maupun steril. Unit dekontaminasi melakukan pembersihan barang dan
instrumen kotor agar aman bagi pekerja dan siap dilakukan pengemasan. Unit pengemasan
melakukan pengecekan barang dan instrumen mengenai kelayakan barang tersebut serta
melakukan pengemasan agar sterilitas dapat terjaga. Unit sterilisasi melakukan sterilisasi
barang dan instumen yang telah dikemas menggunakan metode yang tepat agar mencapai
sterilisasi yang optimal. Unit penyimpanan melakukan penyimpanan barang steril dan
melakukan penjaminan kualitas barang dan instrumen steril. Unit distribusi mengirimkan
suplai kepada kustomer yang membutuhkan barang tersebut.
Beberapa fungsi CSSD antara lain:
Memberikan suplai barang steril meliputi linen, instrumen dan barang-barang steril lainnya
Melakukan pengetatan keseragaman dan kemudahan dalam rak instrumen dan set operasi di
Melakukan pengembangan sesuai dengan metode yang terbaru dan peraturan yang berlaku
Memberikan pelayanan konsultasi kepada bagian lain yang membutuhkan pemrosesan dan
sterilisasi instrumen. Meliputi penjelasan peraturan dan prosedur yang digunakan dan
implementasi metode baru
Ruangan CSSD
Kegiatan CSSD meliputi 5(lima) pekerjaan utama. Dekontaminasi dan pencucian, Inspeksi
dan Pengemasan, Sterilisasi, Penyimpanan, dan Distribusi. Masing-masing kegiatan
mempunyai area khusus yang mendukung pekerjaan tersebut.
Area dekontaminasi dan pencucian merupakan area dimana barang dan instrumen kotor yang
dapat diproses ulang berada. Di area ini barang dan instrumen tersebut didekontaminasi
menggunakan disinfektan yang sesuai dan dicuci bersih. Sehingga setelah melalui area ini
barang dan instrumen yang kotor dan terkontaminasi dapat diproses secara aman. Proses
dekontaminasi dan pencucian dapat dilakukan dengan cara manual ataupun dengan cara
otomatis menggunakan mesin. Bahan deterjen kimia dan disinfektan mempunyai peranan
yang penting di area ini.
Area inspeksi dan pengemasan menjadi tempat selanjutnya untuk barang dan instrumen yang
telah mengalami dekontaminasi dan pencucian. Instrumen yang telah dicuci dilakukan
inspeksi untuk mengetahui adanya kerusakan. Instrumen yang rusak akan disingkirkan agar
tidak digunakan lagi. Pengemasan menggunakan pengemas sekali pakai maupun
menggunakan pengemas rigid yang digunakan berulang. Pengemasan linen yang digunakan
untuk operasi dilakukan di ruang tersendiri. Pengemasan linen perlu dipisahkan karena linen
mengeluarkan serat-serat yang dapat menggagalkan proses sterilisasi. Serat-serat tersebut
juga dapat mengganggu kesehatan pekerja, sehingga pada ruang pengemasan linen perlu
ditambahkan aliran udara ke luar gedung. Pengemasan kapas dan kasa juga perlu ditempatkan
di tempat tersendiri karena alasan yang sama dengan linen.
Area sterilisasi tempat mesin sterilisasi berada. Metode sterilisasi yang tersedia di rumah
sakit sebaiknya terdiri dari dua jenis. Metode sterilisasi suhu tinggi dan sterilisasi suhu
rendah. Sehingga semua jenis barang dan instrumen yang perlu disterilkan dapat disterilkan
di CSSD. Metode sterilisasi suhu tinggi yang paling diumumkan adalah sterilisasi uap.
Metode sterilisasi suhu rendah memiliki bermacam jenis, dapat menggunakan Etilen oksida,
Formaldehida, Hidrogen peroksida, maupun Gas Plasma. Pemilihan sterilisasi suhu rendah
memperhatikan kebutuhan rumah sakit.
Area penyimpanan merupakan tempat dimana barang dan instrumen disimpan sebelum
dikirimkan untuk digunakan pada pasien. Area penyimpanan harus mengikuti kaidah clean
room, dimana terdapat beberapa persyaratan yang membutuhkan pengaturan. Pengaturan
suhu dan kelembaban, pembatasan lalu lintas personel, ventilasi agar bertekanan positif, dan
mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu. Bila terdapat inventaris yang
mencukupi, maka akan banyak barang dan instrumen yang berada disini. Dibutuhkan sistem
penyimpanan yang baik.
Area distribusi bertanggung jawab pada ketersediaan instrumen dan barang steril yang
dibutuhkan oleh pasien. CSSD harus menjamin ketersediaan dengan mempertahankan par
level. Sistem distribusi harus dibuat seefisien dan seefektif mungkin. Meminimalisir personel,
mengurangi waktu simpan namun tetap siap untuk keadaan darurat. Di area distribusi juga
harus tersedia disinfektan untuk membersihkan kereta dari ruangan perawatan pasien yang
membawa barang atau instrumen steril.
Selain lima ruangan utama di atas, terdapat beberapa ruangan pendukung CSSD. Area
pimpinan dan adminstrasi diperlukan sebagai penyokong pekerjaan fungsional. Begitu pula
ruang ganti baju, agar pekerja CSSD berganti baju saat kerja, tidak menggunakan baju yang
dipakai dari rumah. Ruang santai atau ruang istirahat juga diperlukan karena beban kerja
pekerja CSSD termasuk berat. Selain itu alur barang juga diperhatikan, alur ini dapat
dilakukan dengan alur barang yang satu arah, disebut dengan istilah One way flow. Dalam
alur barang one way flow maka gerak barang akan searah sehingga tidak ada arus balik.
Gerak barang akan dimulai dari area dekontaminasi berlanjut ke area pengemasan, area
sterilisasi, area penyimpanan, dan area distribusi secara teratur secara searah. Tidak ada alur
barang dari area sterilisasi kembali ke area dekontaminasi kemudian ke area penyimpanan
dan distribusi. Alur tersebut menyalahi kaidah one way flow.
One Way Flow akan mengurangi resiko kontaminasi terhadap barang yang sudah
disterilkan. Barang kotor yang berada di area steril dapat mengkontaminasi barang steril
meskipun barang steril berada dalam kemasan. Barang steril yang terkontaminasi akan sangat
berbahaya bagi pasien yang menggunakan barang tersebut. Resiko infeksi nosokomial akan
meningkat termasuk di dalamnya adalah infeksi luka operasi.
Central
Sterilization
Supply
Departement (CSSD)
sebagai
pusat
sterilisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi sterilisasi, CSSD sangat bergantung pada unit
penunjang lain seperti unsur pelayanan medik, unsur penunjang medik maupun instalasi
antara lain perlengkapan, rumah tangga, pemeliharaan sarana rumah sakit, sanitasi dan lainlain. Apabila terjadi hambatan pada salah satu subunit di atas maka pada akhirnya akan
mengganggu proses dan hasil sterilisasi.
Mengevaluasi hasil sterilisasi Pelaksanaan CSSD ini diharapkan mendapatkan hasil
akhir berupa produk-produk steril yang dapat menunjang kegiatan pelayanan rumah sakit.
Beberapa kondisi yang diperlukan agar mendapatkan produk yang steril yaitu :
1. Jumlah kontaminan awal yang rendah
2. Metode sterilisasi yang digunakan harus tepat yaitu yang sesuai dengan jenis item yang
disterilisasi
3. Pemeliharaan hasil proses sterilisasi agar tetap steril
Alur aktivitas fungsional dari CSSD secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Pembilasan : pembilasan alat-alat yang telah digunakan tidak dilakukan di ruang perawatan.
2. Pembersihan : semua peralatan pakai ulang harus dibersihkan secara baik sebelum dilakukan
proses disinfeksi dan sterilisasi.
3. Pengeringan: dilakukan sampai kering.
4. Inspeksi dan pengemasan : setiap alat bongkar pasang harus diperiksa kelengkapannya,
sementara untuk bahan linen harus diperhatikan densitas maksimumnya.
5. Memberi label : setiap kemasan harus mempunyai label yang menjelaskan isi dari kemasan,
cara sterilisasi, tanggal sterilisasi dan kadaluarsa proses sterilisasi.
6. Pembuatan : membuat dan mempersiapkan kapas serta kasa balut yang kemudian akan
disterilkan.
7. Sterilisasi : sebaiknya diberikan tanggung jawab kepada staf yang tersedia.
8. Penyimpanan : harus diatur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang
baik.
9. Distribusi : dapat dilakukan berbagai sistem distribusi sesuai dengan rumah sakit masingmasing.
Untuk melaksanakan aktivitas tersebut di atas dengan lancar dan baik sesuai dengan
tujuan pusat sterilisasi maka diperlukan kontrol dan pemeliharaan yang teratur terhadap
mesin/alat sterilisasi.
Tata cara proses sterilisasi sebagai berikut :
a. Petugas pelaksana operasional dan pemelihara alat instalasi sterilisasi sentral menerima
1) Alat-alat operasi dari petugas administrasi instalasi sterilisasi sentral
2) Bahan-bahan (kasa, sarung tangan, dan linen) dari petugas pelaksana sterilisasi instalasi
sterilisasi sentral yang akan disterilkan dimasukkan ke dalam autoklaf
b. Petugas memisahkan/mengelompokkan :
1) Alat-alat operasi
2) Linen
3) Kasa dan sarung tangan
c. Petugas memasukkan :
1) Alat-alat operasi ke autoklaf dengan suhu 135C selama 1 jam
2) Linen, kasa, dan sarung tangan ke autoklaf dengan suhu 120C selama 1 jam
d. Selama proses sterilisasi, autoklaf dalam pengawasan petugas
e. Setelah proses sterilisasi selesai, petugas mengeluarkan alat-alat operasi, linen, kasa, dan
sarung tangan dari autoklaf kemudian disimpan ke dalam tempat yang telah disediakan.
f. Petugas pelaksana operasional dan pemeliharaan alat instalasi sterilisasi sentral menyerahkan
alat-alat dan bahan-bahan yang telah steril ke petugas administrasi instalasi sterilisasi sentral.
f. Bahan-bahan steril yang telah diberikan dapat bertahan steril dalam waktu 1 minggu, apabila
kertas pembungkus tidak di buka.
g. Jika dalam waktu 1 minggu bahan-bahan steril tidak digunakan maka dikembalikan ke
instalasi sterilisasi sentral untuk disterilkan ulang.
h. Untuk sarung tangan, apabila telah dipergunakan dicuci sampai bersih dan dikeringkan lalu
diberikan ke instalasi sterilisasi sentral.
Bahan-bahan habis pakai yang disterilkan di instalasi sterilisasi sentral antara lain :
a. Kasa yang sudah dibentuk menjadi big gaas (isi 1 buah), gaas (isi 15 buah), kasa (10 buah),
kasa infus (10 buah), dapper (5 buah), dapper THT (10 buah), rol hass/rol tampon (1 buah),
rol hass kecil (1 buah).
b. Kapas yang sudah dibentuk menjadi kapas alkohol (isi 10 buah), kapas savlon (5 buah), kapas
tampon (10 buah), bola tampon (1 buah).
c. Sarung tangan, isi kemasan 1 ukuran perpasang dengan ukuran sarung tangan 6,5/7/7,5/8P.
d. Tali pusat isi kemasan 2 buah.
Indikator yang digunakan sebagai parameter kontrol kualitas autoklaf adalah indikator
internal (Autoklaf tip) dan indikator eksternal. Selain itu juga digunakan Bowie Dick Test
Sheet. Kertas ini disisipkan di antara 10 tumpukan handuk pada suhu 134 0-1380C selama 33,5 menit. Uji ini dilakukan kurang lebih satu bulan sekali dengan tujuan kalibrasi autoklaf .
Intensitas warna padaBowie Dick Test Sheet menjadi ungu tua merupakan indikasi
penyebaran uap autoklaf. Apabila intensitas warna yang ditunjukkan pada Bowie Dick Test
Sheet tidak merata maka dilakukan kalibrasi autoklaf.