Bila alur barang telah dibatasi dengan partisi antar ruang dan dapat
berpindah ruang apabila telah, bagaimana dengan perpindahan personel?
Apakah tiap ruangan harus memiliki personel khusus. Keterbatasan SDM
menjadi masalah klasik di semua rumah sakit. Termasuk di CSSD dimana
kekurangan SDM menjadi masalah yang belum terpecahkan. Sehingga
setiap personel CSSD perlu bekerja pada dua ruangan yang berbeda.
Perpindahan personel antar ruang dapat pula menyebabkan kontaminasi
pada barang yang telah disterilkan. Terdapat prsedur yang perlu dilakukan
mengenai perpindahan personel antar ruang.
Personel yang berpindah antar ruang wajib melewati area transfer antar
ruang. Pada area transfer terdapat fasilitas untuk berganti baju dan cuci
tangan. Baju untuk tiap area adalah spesifik dan harus digunakan secara
tepat. Cuci tangan wajib dilakukan setiap personel. Cuci tangan dapat
dilakukan menggunakan air dan sabun maupun menggunakan cairan
berbasis alkohol. Alas kaki personel juga harus berganti untuk
menghindari kotoran yang terbawa dari tiap area.
pekerja CSSD berganti baju saat kerja, tidak menggunakan baju yang
dipakai dari rumah. Ruang santai atau ruang istirahat juga diperlukan
karena beban kerja pekerja CSSD termasuk berat.
Memberikan suplai
membutuhkan
Melakukan
pencatatan
yang
akurat
terhadap
kegiatan
dekontaminasi, pencucian, sterilisasi dan pengiriman barang steril
barang
dan
instrumen
ke
area
yang
Membuat
dan
distribusinya
Beroperasi secara
operasional
mempertahankan
efisien
dalam
standart
rangka
sterilisasi
dan
pengurangan
biaya
Di Purwokerto rumah dsakit yang diteliti berjumalh enan yaitu RSUD Prof.
Dr. Margono Soekarjo, RSU Sinar Kasih, RSU Hidayat, RSU Wijaya Kusuma,
RS Santa Elisabeth dan RSU Ananda. Sebagai obyek penelitian adalah
mikroba udara pada ruang medik yang meliputi: Ruang Tindakan IGD,
Ruang Bersalin, Ruang Kamar Operasi dan Ruang Isolasi Rawat Inap yang
berjumlah 36 ruangan dari 6 rumah sakit.
mikroba udara pada ruang medik yang meliputi: Ruang Tindakan IGD,
Ruang Bersalin, Ruang Kamar Operasi dan Ruang Isolasi Rawat Inap yang
berjumlah 36 ruangan dari 6 rumah sakit.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aquabides,
aquades, pepton water, nutrien aga, alcohol, spirtus, kertas, tissu, kapas,
kertas roneo, kertas paying, isolasi kertas, sample udara ruang medik dan
alat tulis. Cara yabg dikunakan adalah dengan metode pre post tes
design yaitu udara ruangan sebelum perlakuan diambil sample dengan
menggunakan alat air sampler pump kemudian ruangan disterilisai
menggunakn sinarultra violet dengan variasi waktu 15 menit, 30 menit
kemudian udara ruangan diambil semple setelah perlakuan.
Dari penelitia ini dapat disimpulkan bahwa lama waktu sterilisasi
penyinaran dengan UV yang paling efektif adalag 45 menit dan mikroba
yang terbunuh dengan sterilisasi dengan UV adalah selama 15 menit pada
jarak 1 meter adalah Bcillus cereus, Rhyzopus digesporus sedangkan
selama 30 menit pada jarak 1 meter adalah Acinotabacter caicoacetius.
mengoksidadi
protein
sehingga
merusak
membran
dan
Perak nitrat sebagai tetes mata guna mencegah penyakit mata pada
bayi (Neonatol gonococcal ophthalmitic).
5. Deterjen
Dengan gugus hipofilik dan hidrofilik, deterjen akan merusak membran
sitoplasma.
i.
Aldehid
Gas sterilisator
Digunakan untuk bahan/alat yang tidak dapat disterilkan dengan panas
tinggi atau dengan zat kimia cair. Pada proses ini material disterilkan
dengan gas pada suhu kamar. Gas yang dipakai adalah ethilen oksida.
kebaikannya : ethilen oksida mempunyai daya sterilisasi yang besar dan
daya penetrasinya besar
Kejelekannya
: ethilen oksida bersifat toksis dan mudah meledak.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
METODE STERILISASI
Saat ini informasi yang diperoleh dari bidang mikrobiologi memberikan
sumbangan yang sangat besar, khususnya dalam mengawasi penyakit
menular. Selain itu, mikroorganisme telah digunakan untuk mempelajari
berbagai proses biokimia yang diketahui terjadi pula pada bentuk
kehidupan yang lebih tinggi. Banyak fakta tentang metabolisme manusia
yang
diketahui
sekarang
mula-mula
diketahui
terjadi
pada
mikroorganisme. Demikian pula dengan teknologi yang sekarang sedang
popular, misal Rekayasa Genetik, yang tidak lain merupakan
perkembangan genetika molekuler yang menjelaskan bagaimana gen
mengatur aktivitas sel.Semua ini berasal dari studi tentang
mikroorganisme. Jadi, bidang mikrobiologi tidak hanya studi tentang
penyebab penyakit tetapi merupakan studi tentang semua aktivitas hayati
mikroorganisme.
Mikroorganisme banyak dipelajari di laboratorium untuk banyak tujuan.
Derajat perinciannya untuk mempelajari itu tergantung kepada maksud
pemerikasaan laboratories tersebut. Tersedianya pula teknik untuk
menentukan ukuran,bentuk, danstruktur sel-sel individu serta beberapa
prosedur untuk menumbuhkan (membiakkan) mikroorganisme di
laboratorium.
Pada bahasan berikut ini dititikberatkan pada metode/prosedur untuk
membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan
atau yang biasannya dikenal dengan istilah sterilisasi.Sterilisasi
merupakan suatu proses untuk mematikan semua organisme yang
teradapat pada suatu benda. Proses sterilisasi dapat dibedakan menjadi 3
macam, yaitu penggunaan panas (pemijaran dan udara panas);
penyaringan; penggunaan bahan kimia (etilena oksida, asam perasetat,
formaldehida dan glutaraldehida alkalin) (Hadioetomo, 1993).
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara
mekanik, fisik dan kimiawi.
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi)
Di dalam sterilisai secara mekanik (filtrasi), menggunakan suatu saringan
yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk
sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya larutan enzim dan antibiotik.
Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan
tinggi akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang
digunakan adalah dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan.
Didalam mikrobiologi penyaringan secara fisik paling banyak digunakan
adalah dalam penggunaan filter khusus misalntya filter berkefeld, filter
chamberland, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai tergantung pada
tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring.
Penyaringan dapat dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui
suatu bahan penyaring yang memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Saringan akan tercemar
sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan steril. Alat saring
tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi
mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus.
Oleh karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanasi dalam
otoklaf. Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka
tehadap panas seperti serum,enzim,toksin kuman,ekstrak sel,dsb.
Menyaring cairan
Hal dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan Seitz, yang
menggunakan saringan asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan
berkefeld, yang mempergunakan filter yang terbuat dari tanah diatom;
saringan chamberland, yang mempergunakan filter yang terbuat dari
porselen; dan fritted glass filter, yang mempergunakan filter yang terbuat
dari serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan lebih murah daripada
saringan porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah dipakai,
sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu
sulit untuk dibersihkan.
Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh
mikroba atau untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar
oleh kuman yang lain, maka alat-alat tersebut harus ditutup denagn
kapas, karena kapas mudah ditembus udara tetapi dapat menahan
mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah, oleh
karena kapas yang basah memungkinkan kuman menembus kedalam.
Untuk mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu
menuang perbenihan, dapat dipergunakan suatu alat yang disebut
laminar flow bench dimana udara yang masuk kedalamnya disaring
terlebih dahulu dengan suatu saringan khusus. Saringan ini ada batas
waktu pemakaiannya dan harus diganti dengan yang baru apabila sudah
tidak berfungsi lagi.
kerja
dalam
mikrobiologi
yang
Menuangkan Media
a. Persiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b. Panaskan mulut
mikroorganisme.
erlenmeyer
yang
berisi
media
pertumuhan
digunakan suhu 1210C dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15
menit. Alasan digunakan suhu 121 0C atau 249,8 0F adalah karena air
mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Untuk
tekanan 0 psi pada ketinggian di permukaan laut (sea level) air mendidih
pada suhu 1000C, sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian
sama, menggunakan tekanan 15 psi maka air akan memdididh pada suhu
1210C. Ingat kejadian ini hanya berlaku untuk sea level, jika
dilaboratorium terletak pada ketinggian tertentu, maka pengaturan
tekanan perlu disetting ulang. Misalnya autoklaf diletakkan pada
ketinggian 2700 kaki dpl, maka tekanan dinaikkan menjadi 20 psi supaya
tercapai suhu 1210C untuk mendidihkan air. Semua bentuk kehidupan
akan mati jika dididihkan pada suhu 121 0C dan tekanan 15 psi selama 15
menit.
Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan
akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi
autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air,
katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai., maka proses sterilisasi
dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses
sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum
tekanan mencapai 0 psi.
Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat
digunakan mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki
endospora yaitu Bacillus stearothermophillus, lazimnya mikroba ini
tersedia secara komersial dalam bentuk spore strip. Kertas spore strip ini
dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan. Setelah proses sterilisai lalu
ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening maka menunjukkan
autoklaf telah bekerja dengan baik.
Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah
:
- Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
- Paelarut organik, seperti fenol
- Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS
Untuk mencegah terjadinya presipitasi, pencoklatan (media menjadi
coklat) dan hancurnya substrat dapat dilakukan pencegahan sebagai
berikut :
- Glukosa disterilkan terpisah dengan asam amino (peptone) atau
senyawa fosfat
Setelah 24 jam, bahan tersebut di sterilkan lagi dengan cara yang sama,
sedang waktu ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan spora atau sel
vegetatif yang belum mati untuk tumbuh sehingga mudah dibunuh.
BSC yang dimiliki Lab mikrobiologi merupakan BSC kelas II yang memiliki
konfigurasi udara seperti gambar disamping ini. Udara yang berasal dari
luar kabinet akan langsung terserap masuk kesaluran bawah yang
bergabung dengan udara dari meja kerja yang dimungkinkan
mengandung bakteri yang digunakan untuk kerja. Udara dari meja kerja
disedot dari depan meja kerja. Kemudian udara kotor ini disaring oleh
penyaring HEPA dan disirkulasikan keluar kabinet atau kembali lagi ke
meja kerja sebagai udara bersih.
STERILISASI
PENDAHULUAN
2. Secara Chemis :
Dengan bahan-bahan kimia yang dapat membunuh mikroorganisme yang
disebut Desinfektan (Misal : alkohol, karbol, lysol, sublimat dll.)
Cara sterilisasi yang dipakai tergantung pada macamnya bahan dan sifat
bahan yang disterilkan antara lain:
1. Ketahanan terhadap panas.
2. Bentuk bahan yang disterilkan : padat, cair/ gas.
Sterilisasi secara fisik dipakai untuk sterilisasi jarum platina, ose dan
sebagainya yang terbuat dari platina/ nikrom, dengan cara membakar
alat-alat tersebut diatas api lampu spiritus sampai pijar.
b. Pemanasan Basah
Pemananasan basah dapat membunuh jasad renik karena panas basah
dapat menyebabkan denaturasi protein (termasuk enzim-enzim di dalam
sel) sehingga menyebabkan kematian jasad renik.
c. Perebusan
Perebusan adalah pemanasan didalam air mendidih atau uap air pada
suhu 100 oC selama beberapa menit, tetapi banyak spora bakteri tahan
panas masih hidup.
d. Pemanasan dengan Tekanan
Alat yang digunakan otoklaf (Autoclave) :
Bahan / alat yang tidak rusak karena pemanasan dengan tekanan tinggi,
Misalnya : media utk pertumbuhan mikroba, Aquadest dsb.
Cara :
Dilakukan
dengan
cara
memanaskan
medium/
larutan
menggunakan uap (T= 100 oC) selama 1 jam setiap hari selama
3 hari berturut-turut.
f. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu dimana semua mikroba
pathogen dapat terbunuh.
Misal : Bakteri TBC dan Brucellosis.
Pasteurisasi dibagi dua, yaitu :
1. Pasteurisasi cepat : dilakukan pada suhu 72 oC selama 15 detik.
2. Pasteurisasi lambat : dilakukan pada suhu 65 oC selama 30 menit.
Radiasi (Penyinaran)
3. Radiasi Ionisasi
Adalah radiasi yang mengandung energi jauh lebih tinggi daripada sinar
ultraviolet dan mempunyai daya desinfektan yang lebih kuat.
Contoh :
Penyaringan (Filtrasi)
Berkefeld filter.
Elemen penyaring pada alat ini terbuat dari tanah diatonal, dengan
tingkat porositas : kasar (viel = v), normal (N) dan halus (wenig = w). Yang
biasa digunakan adalah porositas N dan W.
2.
Chamberland filter.
Elemen penyaring pada alat ini adalah porselin yang tidak dilapisi dengan
email. Porositasnya bervariasi yakni : L1, L2, L3 dan seterusnya. Yang
biasa digunakan untuk penyaring bakteri adalah L3.
3.
b.
Kecepatan penghambatan.
suatu
Cara pengujian :
STERIL
DESINFEKTAN
STERIL
FENOL
Kultur steril : desinfektan A 6 % setara dengan fenol konsentrasi 8 %
Jadi koefisien fenol desinfektan A adalah 1,3
6
Contoh
Cara Kerja
Konsentrasi
: 70 90 %
Keuntungan
Kelemahan
: tidak membunuh spora, menyebabkan korosi metal
kecuali jika ditambahkan komponen pereduksi (2% Na-nitrit),
mengeringkan kulit.
2.
Contoh
: etilen oksida
Cara Kerja
yang labil.
Waktu
: 4 18 jam.
3.
Contoh
: formaldehida
Cara Kerja
Konsentrasi
Keuntungan
Kelemahan
: membunuh spora, tidak korosif , digunakan untuk bahan
yang tidak panas.
4.
Grup halogen
Contoh
: khlorin, yodium.
Cara Kerja
: khlorin - tuberkolosidal.
5.
Grup fenol
Contoh
Cara Kerja
Konsentrasi
: kreosol - 2%
Lisol 1%
Keuntungan : aktivitasnya tidak hilang oleh bahan organik, sabun atau
air sadah, meniggalkan efek residu jika mengering.
Kelemahan
6.
Cara Kerja
Konsentrasi
Keuntungan
: tidak berbau.
Kelemahan
: tidak bersifat tuberkulosidal, aktivitas virisidal terbatas,
harus dilarutkan kedalam air destilata, aktivitasnya hilang oleh protein,
sabun dan serat selulosa, aktivitas bakterisidalnya lemah sehingga harus
di kombinasi dengan grup fenol.
7.
Contoh
Cara Kerja
Keuntungan
pencuci.
Kelemahan
: tidak bersifat sporisidal maupun tuberkulosidal, cara kerja
lambat, beracun jika digunakan terus menerus dan diserap di dalam
tubuh.
8.
Desinfektan lain-lain.
Garam
: komponen merkuri organik seperti merkurokhrom
dan tiomersal bersifat kurang beracun dibandingkan komponen merkuri
lainnya, tetapi aktivitas bakterisidalnya lemah.
Alkali
: Larutan NaOH sering digunakan dalam kedokteran
veteriner untuk disinfektan kandang.
Hidrogen peroksida
: dalam konsentrasi 3% digunakan untuk mencuci
dan mendisinfeksi luka.
Sabun
untuk mencuci/
Komponen
Biguanida
: Misalnya khloheksidin, bersifat bakterisidal tetapi
tidak efektif terhadap virus, spora, dan mikrobakteri.
detergen
kationik.
Dialdehida
: spektrum aktivitasnya paling luas, yaitu bersifat
bakterisidal, virisidal, fungisidal, dan sporosidal. Tersedia dalam bentuk
asam yang harus diaktivasi dengan penambahan natrium karbonat
(menaikkan pH) supaya aktivitasnya maksimum. Dalam keadaan aktiv
tahan sampai 2 minggu. Kelemahannya adalah beracun terhadap kulit dan
harganya mahal.
ZAT ANTIMIKROBA
laju
hambatan
atau
kerusakan
1.
protein
dan
asam
nukleinat