Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMBERIAN OKSIGEN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)


PEMBERIAN OKSIGEN
Pengertian :
Kegiatan memberikan kebutuhan oksigen kedalam paru-paru melalui saluran
pernapasan dengan menggunakan alat khusus.

Tujuan :
Memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang tidak dapat dipenuhi sendiri
A. Persiapan
Persiapan pasien

Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan


Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan
Persiapan alat

Satu set terapi oksigen lengkap, terdiri dari :


- Tabung oksigen lengkap dengan regulator
- Humidifier berisi aquades lengkap dengan flowmeter dan slang oksigen
- Masker oksigen (sungkup muka)
Plester
Gunting balutan
Lingkungan

Menghindari sumber api dekat dengan oksigen


Mengatur letak tabung oksigen untuk kelancaran kerja

B. Prosedur
Pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul
Nasal kanul atau Kanula nasal merupakan peralatan sederhana. Kedua kanula
dengan panjang sekitar 1,5 cm, muncul dari bagian tengah selang sekali pakai
dan diinsersikan ke dalam hidung.

Posisi pasien diatur dengan kepala ekstensi


Masukkan nasal kateter ke dalam hidung
Membebaskan jalan napas dengan mengisap sekresi
Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan
Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan
Memfiksasi nasal kanul kateter di belakang kepala melewati bagian atas
telinga
Memberikan oksigen dengan nasal kateter dengan konsentrasi 2-5
liter/menit

Pemberian terapi oksigen dengan memasang sungkup (masker


oksigen)
Masker oksigen merupakan peralatan yang digunakan untuk memberikan
oksigen, kelembaban
atau kelembaban yang dipanaskan.

Membebaskan jalan napas dengan cara mengisap sekresi


Mengatur posisi pasien
Membuka regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai kebutuhan
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan
Memasang masker oksigen pada daerah lubang hidung dan mulut
Mengikat tali sungkup di belakang kepala melewati bagian atas telinga
Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan tali
pengikat untuk mencegah iritasi kulit.
Memberikan terapi oksigen dengan masker oksigen mempunyai efektifitas
aliran 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen yang didapat 40-60 %.

Pemberian terapi oksigen dengan nasal kateter


Kateter nasal lebih jarang digunakan daripada nasal kanula, tetapi bukan
berarti kateter nasal tidak digunakan. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi
insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai nasofaring. Karena fiksasi
kateter akan memberikan tekanan pada nostril, maka kateter harus diganti
setiap 8 jam dan di insersi ke dalam nostril lain. Karena alasan ini, kateter nasal
menjadi metode yang kurang diminati karena klien merasakan nyeri saat kateter
melewati nasofaring dan karena mukosa nasal akan mengalami trauma.

C. Indikasi
Pasien hipoksia
Oksigenasi kurang sedangkan paru normal
Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal
Oksigenasi cukup dengan paru normal sedangkan sirkulasi tidak normal
Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi
Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen dengan konsentrasi yang
pasti
Pasien dengan tekanan parsial karbondioksida (CO2) rendah

D. Hal-hal yang perlu diperhatikan


Perhatikan reaksi pasien sebelum dan sesudah pemberian oksigen
Aliran yang sudah ditentukan dan tekanan oksigen dan lamanya pemberian
harus tepat dan benar sesuai dengan program pengobatan
Humidifier harus selalu terisi aquades sebatas garis bertulisan batas aqua
dan harus diganti/dibersihkan setiap hari
Setiap pemberian oksigen harus selalu memakai humidifier yang berisi
aquades untuk mencegah kekeringan mukosa pada saluran pernapasan.

Perhatikan kemungkinan adanya tanda-tanda sianosis pada bibir, ujung jarijari tangan dan ujung jari-jari kaki.
Pada pasien yang sadar, anjurkan untuk tidak banyak bicara selama
pemberian oksigen

Anda mungkin juga menyukai