Anda di halaman 1dari 39

Tujuan

Pada akhir sesi peserta dapat memahami


bagaimana perkembangan pelayanan
sterilisasi dalam mendukung keselamatan
pasien dan menuju service excellence
Gambaran Pelayanan Kesehatan di
Rumah sakit
SMF/Dept. Bid. Perawatan
Pelayanan Asuhan
DOKTER PERAWAT
Medis Keperawatan

Pelayanan PASIEN
Farmasi

Inst. Farmasi Pelayanan Pelayanan Inst. Gizi


APOTEKER sterilisasi Gizi Ahli Gizi

CSSD
Apoteker / Dokter
Keterangan :
/Perawat/ SDM lain
----- Kontak Profesional
I. LATAR BELAKANG STERILISASI
PENEMUAN MIKROORGANISME
7
Louis Pasteur (1878)
Jika saya berkesempatan menjadi dokter bedah
STERILISASI DI KAMAR OPERASI

1880 1889
James J Walsh Johns Hopkins University Baltimore

Melatih perawat Melatih perawat di


dalam pencegahan infeksi sampai kamar operasi
kebersihan yang absolut.
THE BOSTON TRAINING SCHOOL

1889 1891
Dosen bakteriology Mahasiswa diberikan tanggung
menambahkan sterilisasi jawab untuk membersihkan
kedalam kurikulumnya. dan mensterilisasi alat
operasi.
lanjutan
1900 1901
Mobile in Alabama Martha Luce Boston

Operasi Membahas
memakai jas steril dan surgical tugas perawat di kamar
scrubs mulai dilakukan semua operasi terkait
anggota tim operasi.
dasar teknik aseptik.
Dr.Halsted operating in Jhons Hopkins

1905 1907
Kulit tidak bisa disterilkan maka Mulai digunakan penutup kepala
sarung tangan mulai digunakan 1914
pada seluruh prosedur Mulai mengenakan masker bedah
untuk semua tim operasi
operasi
II. CSSD dari masa ke masa

• CSSD pertama di Misericordia Hospital Philadelphia pada tahun 1924


• Kitchener-Waterloo Hospital Canada pada tahun 1951 oleh Dr. Gordon Friesen
– Dekontaminasi tersentral dan ruang sterilisasi
– Perubahan layout dan alur dimana terdapat masuknya barang kotor dan keluarnya
barang steril
– Distribusi linen menggunakan jalur khusus
Untuk pertama kalinya perencana rumah sakit menggunakan teknologi dan diaplikasikan
di rumah sakit

Central Service Technical Manual 4th ed.


CSSD saat Perang Dunia 2
• Unit Sterilisasi merupakan tangan kanan
ruang operasi. Ruang Persiapan untuk
keperluan operasi.

Pan American Health Organization “Sterilization Manual for Health Centers”


Washington, D.C.: PAHO, © 2009
CSSD akhir tahun 1970
• Pada akhir 1970 tujuan sterilisasi sentral disepakati, pelayanan untuk
meningkatkan pelayanan pada pasien dan memberikan standar tinggi
untuk praktek kedokteran.
• Serta berkolaborasi untuk melindungi petugas dari kecelakaan dan infeksi
serta memberikan lingkungan yang aman bagi petugas.

Pan American Health Organization “Sterilization Manual for Health Centers”


Washington, D.C.: PAHO, © 2009
CSSD sebelum 1972

• Pelayanan sterilisasi merupakan bagian dari Hospital


Pharmacy
• Reuse peralatan perawatan pasien
• Di Area Pelayanan • Di Kamar Operasi
 Perawat melakukan  Perawat melakukan persiapan
pembersihan instrumen bedah
 Perawat melakukan pelipatan  Kegiatan dilakukan di ruang
kapas dan kasa yang berdekatan dengan
 Perawat melakukan kamar operasi
pemrosesan instrumen, siap
disterilkan di CSSD
CSSD sesudah 1972
• 1972, Petugas Sterilisasi Sentral dikirim keluar negeri untuk
mendapatkan standar terbaik
• 1975, CSSD pertama kali dirancang secara aktif dan dibuat ,
Fokus pada:
Improvement in Organization
Perencanaan Pelayanan Sterilisasi
Alur Kerja
Manajemen produksi
Pemantauan kualitas
 Mesin-mesin baru
o Tunnel washer
o Hot air dryer
o Glove washer
o Ultrasonic cleaner
o Pre-vacuum steam sterilizer
o Dry heat sterilizer
Meningkatkan produktivitas dan outcome kualitas
dengan jumlah SDM yang efektif
• 1977, Pengenalan Set
– Set perawatan di ruangan
– Set perawatan kamar operasi
• 1987 Konferensi CSSD Internasional dilakukan di
Hongkong.
• 1991, Kebijakan Pemerintah Hongkong.
Otoritas Rumah Sakit  Budaya Baru dan Manajemen
Ilmiah
• 1997, Terbentuk Hong Kong Sterile Services Management Association
(HKSSMA) memberikan pelatihan, workshop, seminar dan konferensi
untuk seluruh tenaga kesehatan
• HKSSMA :
Rasionalisasi Kebijakan Dekontaminasi
Koordinasi dengan Infection Control
Melarang melakukan reuse SUD (berjalan total 2004)
 Standar dan Kebijakan untuk Reuse SUD
 Registrasi proses Reuse SUD
• Persyaratan peralatan kesehatan untuk disebut “STERIL”.
• Standard Operation Procedure (SOP)
Instruksi tertulis, untuk mendapatkan keseragaman performa pada
kegiatan :
– Pembersihan
– Disinfeksi
– Pengeringan
– Pengemasan
– Sterilisasi
– Inkubasi Indikator Biologis
– Distribusi
III. CSSD di Indonesia  Sebelum tahun 1983
• Beberapa RS kelas A dan B sudah memiliki unit kerja
CSSD , pada umumnya Kepala CSSD seorang Perawat
dibawah supervisi Bidang Perawatan Rumah Sakit
• Banyak RS yang belum memiliki CSSD , proses
penyediaan alat kesehatan steril dilakukan di kamar operasi
atau di masing-masing unit pengguna, Manajemen Tidak
Jelas
Setelah tahun 1983
• Surat Edaran Direktur Jendral Pelayanan Medik, tanggal 29 maret 1983
tentang CSSD dibawah Instalasi Farmasi
CSSD salah satu Sub IFRS , yang dipimpin oleh Apoteker
• SK Menkes no 130 tahun 2000 tentang CSSD menjadi Instalasi yang
mandiri, Instalasi Pusat Sterilisasi.
yang di pimpin oleh Apoteker atau Perawat atau tenaga kesehatan.
CSSD 2010
• Akreditasi Rumah Sakit menggunakan standar dari Australia
membuat revolusi di CSSD
– Fokus pada Kustomer
– Kepemimpinan yang Efektif
– Peningkatan Budaya
– Pembuktian pada Hasil Outcome
– Berjuang untuk Praktek Terbaik
– Kualitas pelayanan yang terus menerus
– Review Manajemen
• CSSD, telah mengimplementasikan sistem manajemen
kualitas pada pelayanan sterilisasi dan menjaga agar
mengikuti standar Internasional.
• Pasien merupakan dasar untuk melakukan peningkatan
kualitas.
IV . Perkembangan Pelayanan Sterilisasi

1. Praktek Berdasarkan Perkembangan Ilmiah


a. Menjamin pelayanan sterilisasi berbasis ilmiah dan kode
etik.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan sentralisasi sterilisasi
c. Mengikuti perkembangan ilmiah di bidang sterilisasi
2. Konsistensi dalam Pelaksanaan
a. Menjamin mutu pelayanan sterilisasi dengan menerapkan standar
prosedur operasional yang konsisten dan berkesinambungan.
b. Memenuhi kebutuhan unit pengguna dengan menyusun
perencanaan yang akurat, penyelenggaraan yang sesuai dengan
standard, melakukan monitoring dan evaluasi.
c. Melakukan perbaikan mutu pelayanan sterilisasiyang
berkesinambungan.
3. Orientasi pelayanan sterilisasi berbasis Keselamatan Pasien
melalui
a. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
b. Manajemen fasilitas dan keselamatan
c. Kesehatan dan keselamatan kerja
4. Efektif dan Efisien Pelayanan sterilisasi
a. Sentralisasi harus dioptimalkan
b. Perencanaan yang tepat
c. Sumber daya seminimal mungkin
5. Kecepatan dan ketepatan pelayanan
Proses penyediaan dan distribusi alat kesehatan steril harus dilakukan
dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhan unit pengguna,untuk
menghindarkan kemungkinan terhambatnya pelayanan.
6. Memutus mata rantai infeksi
Proses sterilisasi yang dilakukan dapat memutus mata rantai penularan
infeksi. Kualitas proses sterilisasi harus terjamin dgn melakukan uji mutu
berdasarkan parameter tertentu dilakukan secara ketat dan terintegrasi.
AAMI ST 79
American National Standard

• Digunakan sebagai standar JCI


• Berisi:
– Design CSSD
– Personel / SDM
– Kegiatan di CSSD
– Quality Control
Pedoman Sterilisasi di Rumah Sakit
tahun 2001

• Pertama kali dibuat di


Indonesia
• Bekerja sama dengan 3M
Pedoman Sterilisasi di Rumah Sakit
tahun 2009

• Pedoman yang ke-2


• Butuh perbaikan, update isi materi
(dalam proses di Kemenkes).
Ali Syamlan, 2011
Pemutusan Rantai Infeksi oleh CSSD

K. Kendall, 2003
PENUTUP
Central Sterile Supply Department
• Central artinya pelayanan dilakukan tersentral. Aktivitas
dilakukan secara tersentral
• Dengan berkembangnya pelayanan Rumah Sakit, maka banyak
yang mengembangkan satelit dengan mempertahankan
manajemen yang tersentral
• Dimanapun aktivitas pemrosesan dilakukan harus terdapat
standar yang mengikuti kebijakan dari CSSD.
Organisasi SEMINAT CSSD
Organisasi
seminat pelayanan sterilsasi

CSSD
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai