Anda di halaman 1dari 59

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN

DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT KHUSUS MATA MASYARAKAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN
Jln. Kol. H. Burlian KM. 6 Palembang. Telp & Fax (0711) 5612838
Email : rs.matapalembang@yahoo.co.id Website : rsmata-sumsel.co.id

PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS MATA MASYARAKAT


PROVINSI SUMATERA SELATAN
Nomor : 188 / 165 / RSKMM / I / 2022

TENTANG

PELAYANAN UNIT STERILISASI (CSSD)


DI RS KHUSUS MATA MASYARAKAT PROVINSI SUMATERA SELATAN

KEPALA RS KHUSUS MATA MASYARAKAT PROVINSI SUMATERA SELATAN


Menimbang : a. Bahwa dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat
: akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, maka
diperlukan tata kelola unit kerja cssd yang baik dirumah sakit
khusus mata provinsi sumatera selatan.

b. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, perlu dibuat pedoman penggorganisasian
CSSD sebagai acuan bagi unit CSSD dirumah sakit khusus
mata provinsi sumatera selatan.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf b, perlu dibuat pedoman penggorganisasian
CSSD dengan keputusan kepala rumah sakit khusus mata
provinsi sumatera selatan.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
3. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1045/Menkes/Per/XI/2006 Tanggal 23 November 2006 tentang
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Di Lingkungan
Departemen Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit.
6. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009.
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT KHUSUS MATA


MASYARAKAT PROVINSI SUMATERA SELATAN TENTANG
PELAYANAN UNIT STERILISASI (CSSD)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam peraturan kepala ini yang dimaksud dengan :


1. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk
endrospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.

2. Dekontaminasi adalah suatu proses fisik atau kimia untuk membersihkan


benda-benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi
kehidupan, sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya, adapun tujuan
dari proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang
bersentuhan langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses
dekontaminasi tersebut, dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme pada alat-alat kesehatan tersebut.

3. Pengemasan
Pengemasan yang dimaksud disini termasuk semua material yang tersedia
untuk fasilitas kesehatan yang di disain untuk membungkus,mengemas,dan
menampung alat-alat yang dipakai ulang untuk sterilisasi,penyimpanan,dan
pemakaian.adapun tujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap
keamanan dan efektivitas perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab
utama pusat sterilisasi.

4. Metode sterilisasi
Suatu kegiatan sterilisasi dengan menggunakan bermacam-macam metode
seperti sterilisasi panas kering,sterilisasi Eto, dan sterilisasi Uap.

5. Fasilitas alat & kimia


Merupakan syarat yang harus ada untuk memproses alat-alat yang telah
digunakan untuk dibersihkan
6. Penyimpanan
Tempat yang digunakan untuk menyimpan alat-alat yang sudah steril.

BAB II
STERILISASI
Pasal 2

Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba termasuk endrospora dan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
Rumah sakit sebagai institusi penyedian pelayanan kesehatan berupaya untuk
mencegah risiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit, salah
satu indikatoe keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendahnya
angka infeksi nosokomial dirumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut
maka perlu dilakukan pengendalian infeksi dirumah sakit.
Pusat sterilisasi merupakan salah satu mata rantai yang penting untuk
pengendalian infeksi dan berperan dalam upaya menekan kejadian infeksi.
a. Falsafah
Instalisasi pusat sterilisasi memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya untuk
melayani dan membantu semua unit dirumah sakit yang membutuhkan.
b. Tujuan
- Umum : untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi alatdan bahan
guna menekan kejadian infeksi dirumah sakit.
- Khusus :
1. Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan pusat sterilisasi
dirumah sakit khusus mata masyarakat provinsi sumatera selatan.
2. Untuk mengadakan pengawasan dan control mutu terhadap hasil
sterilisasi.
3. Sebagai sebuah panduan kerja bagi tenaga pelaksana memberikan
pelayanan pusat sterilisasi

BAB III
DEKONTAMINASI
Pasal 3

Dekontaminasi adalah suatu proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda-
benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi
kehidupan, sehingga aman untuk proses-proses selanjutnya, adapun tujuan dari
proses dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang bersentuhan
langsung dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi
tersebut, dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-
alat kesehatan tersebut.
Menangani,mengumpulkan dan transportasi benda-benda kotor peralatan dan
alat-alat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi, harus ditangani,
dikumpulkan dan dibawa keruangan dekontaminasi sedemikian rupa sehingga
menghindari kontaminasi terhadap pasien,pekerja,dan fasilitas lainya.
Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah/buangan ditempat pemakaian oleh
pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda tersebut. Benda
tajam dipisahkan dan ditempatkan di dalam container yang baik. Kain-kain pakai
ulang yang kotor dititipkan ditempatkan dan dikembalikan ke laundry. Peralatan
yang terkontaminasi langsung dibungkus dan dibawa keruangan dekontaminasi
lalu petugas memisahkan alat-alat yang infeksi dan non infeksius, rendam alat-alat
dengan menggunakan cairan ezimetik selama 5 sampai 10 menit, kemudian cuci
alat-alat tersebut dengan menggunakan air mengalir.

BAB VI
PENGEMASAN
Pasal 4

Pengemasan yang dimaksud disini termasuk semua material yang tersedia untuk
fasilitas kesehatan yang di disain untuk membungkus,mengemas,dan menampung
alat-alat yang dipakai ulang untuk sterilisasi,penyimpanan,dan pemakaian.adapun
tujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efektivitas
perawatan pasien yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
Prinsip-prinsip pengemasan
Ada tiga prinsip dasar pengemasan :
1. Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh permukaan
dan isinya.
2. Harus dapat menjaga sterilisasi isinya hingga kemasan dibuka.
3. Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
kontaminasi.
Persyaratan bahan pengemasan sesuai dengan metode sterilisasi yang
dipakai.untuk pengemasan sterilisasi harus sesuai dengan proses sterilisasi yang
dipilih :
1. Harus tahan terhadap kondisi fisik,seperti suhu tinggi,kelembaban,tekanan
dan/atau hisapan pada proses sterilisasi.
2. Udara pada kemasan dan isinya harus bisa keluar.
3. Sterilan pada proses uap, EO, atau panas kering harus dapat menyerap
dengan baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan kemasan.
4. Sterilan harus dapat dilepaskan pada akhir siklus sterilisasi.
5. Kemasan dapat menahan mikroorganisme dan bakteri.
6. Kuat dan tahan lama.
7. Tidak mengandung racun
8. Segel yang baik.
9. Dibuka dengan mudah dan aman
10. Masa kadaluwarsa.

BAB V
METODE STERILISASI
Pasal 5

Metode sterilisasi

a. Sterilisasi panas kering


Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi
panas,dimana panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari alat yang di
sterilkan lalu merambat kebagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu
untuk sterilisasi tercapai,sterilisasi panas kering biasa digunakan untuk alat-alat
atau bahan dimana steam tidak dapat berpenetrasi secara mudah atau untuk
peralatn yang terbuat dari kaca

b. Sterilisasi etilen oksida (ETO)


Merupakan metode sterilisasi suhu rendah etilen oksida membunuh
mikroorganisme dengan cara bereaksi terhadap DNA mikroorganisme melalui
mekanisme alkilasi.

c. Sterilisasi Uap
Merupakan salah satu upaya pencegahan infeksi nosokimial dirumah sakit
adalah melalui proses sterilisasi yang efktif, salah satu metode sterilisasi yang
paling efesien dan paling efektif adalah melalui sterilisasi uap. Uap dapat
membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dan koagulasi sel protein secara
ireversibel. Untuk dapat menghasilkan barang steril, maka perlakuan pre-
sterilisasi(dekontaminasi dan pembersihan yang baik,pengemasan yang baik)
pasca sterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan. Jadi kesempurnaan proses
sterilisasi upa tergantung proses pengurangan jumlah mikroorganisme sebelum
sterilisasi melalui pembersihan yang baik dan mencegah terjadinya
rekontaminasi sebelum digunakan

BAB VI
FASILITAS ALAT & ZAT KIMIA
Pasal 6

Fasilitas alat dan zat kimia yang harus tersedia untuk proses sterilisasi antara lain :
a. Peralatan non medik
- Computer
- Telepon
- Filing cabinet
- Meja, kursi, lemari
- APD ( apron,masker,sarung tangan,topi,alas kaki khusus).
- Sink
- Bahan pengemas
- Alat pengering
- Alat pencuci
- Alat pemadam kebakaran
- Jam dinding
- Thermometer dan hygrometer
- Meja besi stanlis untuk melipat linen

b. Perlatan medik
- Mesin cuci
- Mesin autoclave
- Mesin sterilisasi suhu tinggi
- Mesin sterilisasi suhu rendah
- Trolley pengangkut
- Mesin labeling
- Lemari penyimpanan barang steril.

c. Bahan /zat kimia


- Detergen
- Desinfektan
- Larutan enzim
- Air deionisasi
- Bahan monitoring
- Pembersih lantai, sink, dinding/ruang
BAB VII
PENYIMPANAN
Pasal 7

Ruangan penyimpan berada dekat dengan ruang sterilisasi, menggunakan mesin


sterilisasi dua pintu, maka pintu balakang langsung terhubung dengan ruang
penyimpanan, penerangan harus memadai, suhu antara 18°C-22°C dan
kelembaban 35-75%,vebtilasi menggunakan system tekanan positif dengan
efesien filtrasi particular antara 90-95%(untuk prtikular berukuran 0,5 mikron).
Dinding dan lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus,kuat mudah
dibersihkan,alat steril disimpan pada jarak 19-24 cm dari lantai dan minimum 43
cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding, Dilakukan oleh petugas pusat
sterilisasi yang terlatih, bebas dari penyakit menular dan menggunakan pakaian
yang sesuai dengan persayratan,lokasi ruang penyimpanan steril harus jauh dari
lalu lintas utama dan jendela serta pintu sesedikit mungkin. Lalu untuk
pengeluaran alat steril itu harus menggunakan system FIFO (First in First Out).

BAB VIII
KETENTUAN DAN PENUTUP
Pasal 8
Mencabut Kebijakan Lama
Pada saat Peraturan ini diberlakukan, Keputusan Kepala RS Khusus Mata
Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan Nomor :800 /0173/ RSKMM / VIII /2017,
tentang Pedoman Pelayanan Unit Sterilisasi (CSSD) di RS Khusus Mata
Masyarakat Provinsi Sumatera Selatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 9
Penetapan
Peraturan ini mulai berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan

ditetapkan di : Palembang
pada tanggal : Januari 2022
KEPALA RS. KHUSUS MATA MASYARAKAT
PROVINSI SUMATERA SELATAN,

dr. Lady Kavotiner, Sp.M


Pembina, IV/a
NIP. 19800924 200803 2 001
LAMPIRAN I
PERATURAN KEPALA RSKMM
NOMOR : 188 / / RSKMM / I / 2022
TENTANG PEDOMAN PELAYANAN
UNIT STERILISASI (CSSD)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Unit stelilisasi sentral adalah suatu bagian pelyanan penunjang medis


yang ada dirumah sakit untuk memberikan pelayanan sterilisasi pada seluruh
unit pelayanan yang memerlukan bahan atau alat steril secara terpusat yang
bertujuan memelihara efektivitas secara akurat terhadap proses pembersihan,
desinfeksi dan sterilisasi dan memberikan kontribusi dalam pendidikan di Rumah
Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan dalam pengendalian infeksi.

Unit sterilisasi sentral Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera


Selatan selalu berusaha mengembangkan diri dan menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu kesehatan dan kedokteran, dengan cara meningkatkan
sumber daya manusia dan melengkapi sarana dan prasarana sesuai dengan
kebutuhan, sehingga tujuan di atas dapat tercapai dengan maksimal.

B. Tujuan Pedoman
 Tujuan umum :
Untuk meningkatkan mutu pelayanan sterilisasi bahan dan alat medis
guna menekan kejadian infeksi di Rumah Sakit.
 Tujuan khusus :
Sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan pusat sterilisasi dirumah
sakit dengan cara mengadakan pengawasan dan control mutu terhadap
hasil sterilisasi, serta sebagai panduan kerja bagi tenaga pelaksana dalam
memberikan pelayanan pusat sterilisasi.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan sterilisasi meliputi :
1. Perencanaan dan pengadaan.
2. Dekontaminasi dan pencucian.
3. Pengemasan dan pemberian tanda/ etiket
4. Proses sterilisasi

1
5. Penyimpanan
6. Distribusi

Unit sterilisasi sentral Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan
termasuk unit pelayanan dibidang penunjang medis, pelayanan yang mampu
memberikan standart pelayanan sterilisasi yang tinggi, untuk mendukung peran
rumah sakit. Pelayanan sterilisasi yang mampu memberikan kebutuhan paket
peralatan dan barang steril untuk Unitkamar operasi dan keperawatan
diantaranya : unit rawat inap, unit rawat jalan, unit gawat darurat, unit
laboratorium dan lain-lain.

D. Batasan Operasional
Untuk membantu lebih mengarahkan pemahaman tentang isi buku ini,
perlu dibuat batasan istilah penting yang terkait dengan kerangka pelayanan
sterilisasi rumah sakit. Batasan operasional dibawah ini merupakan batasan
istilah, baik dari sumber buku pedoman unit pusat sterilisasi ( CSSD ) dirumah
sakit, departemen kesehatan republik indonesia tahun 2009, maupun dari
sumber-sumber lain yang pandang sesuai dengan kerangka konsep pelayanan
yang terurai dalam buku ini.
 Unit Sterilisasi Sentral adalah suatu bagian dari Rumah Sakit, dengan
staf dan perlengkapan yang khusus yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pemprosesan alat atau instrumen medis, melalui dari
dekontaminasi, pembersihan, pengemasan, sterilisasi penyimpanan
sampai dengan pendistribusian alat atau instrumen medis yang sudah
steril. Adanya perencanaan kebutuhan bahan habis pakai ( kasa, kapas,
dan lain – lain ) kemudian diproduksi, disteril dan didistribusikan keseluruh
unit pelayanan yang membutuhkan.
 Autoclave adalah suatu alat/ mesin yang digunakan untuk sterilisasi
dengan menggunakan uap bertekanan.
 Dry heat adalah suatu alat / mesin yang digunakan untuk sterilisasi
dengan menggunakan panas listrik.
 Bioburden adalah jumlah mikroorganisme pada benda terkontaminasi
 Bowie-dick test adalah uji efektifitas pompa vakum pada mesin sterilisasi
uap berpompa vakum, dimana penemu metodenya adalah J.H. Bowie dan
J. Dick.
 Dekontaminasi adalah proses untuk mengurangi jumlah pencemar
mikroorganisme atau subtansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk

2
penganan lebih lanjut termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi
sampai sterilisasi.
 Disinfeksi adalah proses inaktivitasi mikroorganisme melalui sistem
termal (panas) atau kimia.
 Indikator kimia adalah suatu alat berbentuk strip atau tape yang
menandai terjadinya pemaparan sterilan pada obyek yang disertakan,
ditandai dengan adanya perubahan warna.
 Steril adalah kondisi bebas dari semua mikrooganisme termasuk spora.
 Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk
spora melalui cara fisika atau kimia.

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Permenkes Nomor 012/2012 tentang Akreditasi RS
4. Permenkes Nomor 1691/2011 tentang Keselamatan Pasien RS
5. Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
6. Pedoman Unit Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 2009.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berdasarkan analisa beban kerja, maka standar kebutuhan tenaga di Unit
Sterilisasi Sentral Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan adalah
sebagai berikut:
 Table 2.1 Pola Ketenagaan Personil Unit sterilisasi Sentral Rumah Sakit
Khusus Mata Provinsi
Kualifikasi
Nama Jumlah Tenaga
Jabatan Formal Non Kebutuhan yang Keteranga

Formal ada n

Penanggung D3 Pelatihan 1 1 Cukup


Jawab Keperawata sterilisasi
M. Yusuf n
AmKep
Pelaksana D3 1 1 Cukup
Dekontamina manajemen
informatika
si
Fitri Novita
Sari
Pelaksana ners Pelatihan 1 1 Cukup
Sterilisasi Keperawata sterilisasi
Quality n
Control
Yayan Eka
Saputra
S.Kep Ns
Pelaksana D3 2 1 Belum
Store dan manejemen Cukup
informatika
Distribusi
Fitri Novita
Sari
3 3

4
B. Distribusi Ketenagaan
Kepala unit sterilisasi sentral membawahi koordinator dekontaminasi
dan produksi, koordinasi sterilisasi dan quality control, serta coordinator store
dan distribusi. Unit sterilisasi terdiri dari 5 (Lima) Orang, Dalam hal ini
kebutuhan tenaga masih kurang 2 (Dua) Orang. Diunit sterilisasi dan quality
control, dirumah sakit mata sendiri dibedakan sesuai dengan kapasitas dan
tanggung jawabnya

C. Pengaturan Jaga
Unit sterilisasi sentral Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera
Selatan Memberikan Pelayanan dari jam 07.30 wib s/d 15.30 wib dalam 6 hari.
Pada malam hari dan libur ada petugas on call jika membutuhkan.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruangan

Loket serah terima barang Loket serah terima


kotor dari kamar operasi barang steril ok

Mesin
steam

R.sterilisasi R. penyimpanan/distribusi
R.Dekontaminasi

Pintu masuk ruang


penyimpanan

Tempat serah terima


Lemari penyimpanan
barang non steril&
alat-alat2 & linen steril
non Lemari Penyimpanan alat-alat &linen steril
dari unit
steril lain
Pintu
masuk
cssd
B.

B. Standar fasilitas
Sarana fisik dan peralatan di sterilisasi sentral sangat mempengaruhi
efesiensi kerja dan pelayanan di sterilisasi sentral rumah sakit. Dalam
merencanakan sarana fisik, dan peralatannya, sebagaiknya melibatkan staf
sterilisasi sentral. Mengingat sterilisasi sentral merupakan jantung rumah sakit
dimana tugas pokok sterilisasi sentral adalah menerima alat atau bahan medik
dalam kondisi steril dan selanjutnya mendistribusikan kepada unit lain yang
membutuhkan dalam konsidi steril, maka dalam menentukan lokasi sterilisasi
sentral perlu diperhatikan.
- Bangunan unit staerilisasi sentral
Pembangunan intalasi pusat sterilisasi harus sesuai dengan kebutuhan
bangunan pada saat ini serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan

6
dimasa datang, untuk unit sterilisasi sentral Rumah Sakit Khusus Mata
Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas bangunan

- Lokasi unit sterilisasi sentral


Lokasi unit sterilisasi diRumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera
Selatan masih bergabung dengan pemakai alat atau bahan steril terbesar
dirumah sakit yaitu unit kamar operasi. Pemilihan atau penetapan lokasi
yang tepat berdampak pada efesiensi kerja dan meningkatkan
pengendalian infeksi, yaitu dengan meminimumkan resiko terjadinya
kontaminasi silang serta mengurangi lalu lintas transportasi alat steril.

- Pembagian dan persyaratan unit sterilisasi sentral


Pada prinsipnya desain ruangan sterilisasi sentral terdiri dari ruangan
bersih dan ruangan kotor yang dibuat sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih, selainitu
pembagian ruangan disesuaikan dengan alur kerja ruang sterilisasi sentral
yaitu sebagai berikut.
1. Ruang serah terima
Pada ruangan ini terjadi proses serah terima alat kotor atau habis
pakai dari ruangan kamar operasi, rawat inap, rawat jalan untuk
diserahkan kembali ke petugas sterilisasi.
2. Ruang dekontaminasi
Pada ruangan ini terjadi proses dekontaminasi dan pembersihan,
ruangan dekontaminasi harus direncanakan, dipelihara dan dikontrol
untuk mendukung efisiansi proses dekontaminasi dan untuk
melindungi pekerja dari benda-benda yang menyebabkan infeksi dan
hal-hal berbahaya lainnya.
a. Pentilasi
Udara dan partikel-partikel debu dapat membawa
mikroorganisme dari satu tempat ketempat lainnya sehingga
dapat meningkatkan bioburden dan mengkontaminasi alat-alat
kesehatan yang sudah di dekontaminasi, alat-alat yang siap
disterilkan dan bahkan yang sudah disterilkan.
b. Suhu dan kelembaban
Suhu dan kelembapan ruangan berpengaruh pada lingkungan
dan kenyamanan pekerja diruang dekontaminasi suhu dan
kelembaban yang direkomendasikan adalah :
 Suhu udara antara 18 °C - 22°C

7
 Kelembaban udara antara 35% - 75%.
c. Kebersihan
Debu, serangga dan vermin adalah pembawa miroorganisme,
sehingga kebersihan ruangan dekontaminasi sangatlah penting.
Alat-alat pembersih harus sesuai dengan bahan-bahan
pembersihnya. Harus ada peraturan tertulis mengenai prosedur
pengumpulan sampah dan transportasinya, dan pembuangan
limbah-limbah baik yang dapat berbahaya.
Secara umum, praktek kebersihan sebaiknya mencakup.
 Setidaknya sehari sekali dipel.
 Setidaknya sehari sekali membersihkan dan mendesinfeksi
sink/tempat mencuci, meja kerjadan peralatan.
 Langsung membersihkan dan mendesinfeksi tumpahan darah
dengan desinfektan yang digunakan di Rumah Sakit.
 Secara teratur membersihkan rak-rak penyimpanan, dinding,
langit-langit, ventilasi AC dan Fixture lainnya (lampu,exhaust
van dan sebagainya).
 Prosedur control terhadap binatang perusak (serangga, tikus,
dan sebagainya).
 Setidaknya sekali sehari sampah dibuang dan lain-lain yang
kotor diganti.
 Pemisahan sampah infectious dan non infectious.

3. Ruang Produksi
Diruang ini dilakukan proses pengemasan alat yang sebelumnya
sudah didekontaminasi dan dibersihkan. Dan juga proses pembuatan
bahan dispossible (kassa, kapas, dan lain-lain) untuk diolah menjadi
bahan siap pakai sesuai kebutuhan, tidak hanya kebutuhan untuk unit
Kamar Operasi melainkan digunakan untuk kebutuhan pelayanan
rawat jalan dan rawat inap.

4. Ruang Sterilisasi
Diruang ini dilakukan proses sterilisasi alat atau bahan disposable
(kassa, kapas, dan lain-lain) dan dilengkapi dengan exhaust.
Proses sterilisasinya menggunakan sterilisasi dry heat (panas kering )
dan steam (uap/autoclave).

5. Ruang Penyimpanan

8
Ruang ini sebaiknya berada dekat dengan ruang sterilisasi. Di ruang
ini penerangan harus memadai, suhu antara 18°C 0 22°C dan
kelembaban udara antara 35 % - 75% ventilasi menggunakan sistem
tekanan positif untuk menghindari penumpukan debu pada kemasan,
serta alat steril tidak disimpan dekat westafel atau saluran pipa
lainnya. Akses ke ruang penyimpanan steril, dilakukan oleh petugas
sterilisasi sentral yang sesuai dengan persyaratan.
6. Ruang Distribusi
Di ruang ini digunakan untuk pendistribusian alat atau bahan yang
sudah steril, seluruh unit rawat inap, rawat jalan, unit penunjang, dan
kamar operasi yang membutuhkan alat atau bahan steril dapat
dipinjamke unit sentral melalui ruang distribusi ini.

7. Kalibrasi Alat
Kalibrasi secara periodic harus dilakukan sesuai dengan instruksi
manual dari produsen mesin. Beberapa contoh item yang harus
dikalibrasi adalah pengukur suhu dan tekanan, timer, dan elemen
pencatat lainnya. Kalibrasi ulang harus dilakukan oleh balai
pengamanan fasilitas kesehatan (BPFK) Departeman kesehatan atau
agen pemegang merek alat.

8. APD (Alat Pelindung Diri)


Unit sterilisasi sentral harus dilengkapi dengan alat pelindungan diri
seperti sarung tangan karet yang tahan terhadap cairan kimia
penutup kepala, masker, baju pelindung dan sepatu/sandal yang
tertutupkhususnya dipakai oleh staf saat melakukan prosedur yang
memungkinkan terjadinya cipratan atau kontaminasi dari cairan yang
mengandung darah atau cairan tubuh lainnya harus ada alas kaki
khusus untuk memasuki ruang dekontaminasi dan penutup sepatu/
sandal tahan air yang diperlukan untuk melindungi, sepatu/sendal dan
masker harus di lepaskan saat meninggalkan ruangan dekontaminasi.
Sarung tangan, baju pelindung harus dicuci setiap hari. Alat
pelindungnya dipakai ulang harus di laundry setelah setiap
pemakaian.

9. Luas Bangunan
1. Ruang dekontaminasi 240 cm x 120 cm
2. Ruang semi steril/ packing 480 cm x 360 cm

9
3. Ruang Steril/distribusi 360 cm x 360 cm

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

Unit Sterilisasi Sentral melayani semua unit di rumah sakit yang membutuhkan
kondisi steril. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari selalu berhubungan dengan :
- Bagian laundry
- UnitPemeliharaan Sarana
- UnitFarmasi
- UnitLaboratorium
- Sanitasi
- Perlengkapan / logistic
- Unit Rawat Inap
- Unit Rawat Jalan
- Unit Gawat Darurat
- IBS, dan lain-lain

A. TATA LAKSANA PELAYANAN


1. Perencanaan
Perencanaan instrumen medis, bahan habis pakai, (kasa, kapas, dan lain-lain)
dan linen maupun bahan re-use dilakukan oleh Instansi Sterilisasi Sentral,
dalam rencana anggaran tahunan disesuaikan dengan kebutuhan unit-unit
pelayanan.
 Data inventaris instrumen medis atau bahan habis pakai atau linen.
 Standar instrumen medis atau bahan habis pakai atau linen tiap unit.
 Data kebutuhan instrumen medis atau bahan habis pakai atau linen steril
selama setahun.
 Pemakaian instrumen medis atau bahan habis pakai atau linen dalam
proses sterilisasi.
 Data kerusakan alat dan kebutuhan penggantian atau penambahan
peralatan / bahan baru.

10
Perencanaan disusun setiap tahun sekali oleh kepala Unit Sterilisasi Sentral
melalui Rencana Anggaran Belanja Tahunan.

2. Pengadaan
Pengadaan instrumen medis atau bahan habis pakai atau linen dilakukan
berdasarkan perencanaan yang telah disusun oleh Unit Sterilisasi Sentral dan
diajukan dalam RKSP yang telah disetujui.
3. Dekontaminasi
Dekontaminasi : adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda-
benda yang mungkin terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya begi
kehidupan, sehingga aman untuk proses selanjutnya. Tujuan dari proses
dekontaminasi ini adalah untuk melindungi pekerja yang bersentuhan langsung
dengan alat-alat kesehatan yang sudah melalui proses dekontaminasi tersebut,
dari penyakit-penyakit yang dapat disebabkan oleh mikroorganisme pada alat-
alat kesehatan tersebut.
a. Menangani, Mengumpulkan, dan Transportasi Benda-benda Kotor :
Peralatan dan alat-alat kesehatan pakai ulang yang sudah terkontaminasi,
harus ditangani, dikumpulkan dibawa ke ruang dekontaminasi sehingga
menghindari kontaminasi terhadap pasien, pekerja dan fasilitas lainnya.
Oleh karena hal ini harus ditetapkan sehingga :
 Peralatan pakaian ulang dipisahkan dari limbah / buangan ditempat
pemakaian oleh petugas yang mengetahui potensi terjadinya infeksi
dari benda-benda tersebut.
 Benda-benda tajam dipisahkan dan ditempatkan di dalam container
yang baik.
 Kain-kain pakai ulang ditempatkan ke tempat khusus dan
dikembalikan ke laundry.
 Semua cairan yang terkontaminasi di masukkan ke container yang
tahan bocor, jika tidak mungkin dibuang ke toilet / sink / spoulhook
sebelum membawa peralatan yang kotor.
 Alat-alat yang tidak dipakai dan tidak dibuka dikembalikan ke ruang
dekontaminasi, untuk selanjutnya disteril ulang sebelum
didistribusikan kembali.
 Jika diperlukan, petugas yang menangani, mengumpulkan dan
membawa alat-alat harus memakai alat pelindung untuk mencegah
kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya.

11
Di RS Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan, untuk dekontaminasi awal
atau pre cleaning dilakukan di unit pemakaian sebelum dibawa ke Unit
Sentral Dekontaminasi awal menggunakan Larutan GIGASEPT dengan
perbandingan 0,5% GIGASEPT untuk 1 liter air bersih yang kemudian
dilakukan perendaman selama 5-10 menit dan pengiriman peralatan kotor
yang telah didekontaminasi ke Unit Sterilisasi Sentral harus dalam
container tertutup.

b. Pembuangan Limbah
Limbah atau pembuangan harus dipisahkan dari alat-alat pakai ulang
ditempat pemakaian, didentifikasi dan dibuang menurut kebijakan Rumah
Sakit yang mengacu pada peraturan pemerintah.

c. Mencuci / cleaning
Semua alat-alat pakai ulang harus dicuci sehingga benar-benar bersih
sebelum didensifikasi atau di sterilkan.

d. Menangani alat-alat yang terkontaminasi di point of use


Pembersihan alat-alat pakai ulang terkontaminasi harus dimulai sesegera
mungkin setelah dipakai. Karenanya, untuk memulai pembersihan dan
mencegah kotoran menjadi kering, alat-alat harus :
 Langsung dibungkus dan bawa ke ruang dekontaminasi.
 Di bersihkan dari kotoran yang besar-besar di tempat pemakaian
sesuai prosedur yang berlaku dan langsung bungkus untuk
menghindari percikan, tumpahan atau penguapan sampai dibawa ke
ruangan
 dekontaminasi.

e. Menangani alat-alat yang terkontaminasi di ruang dekontaminasi


Untuk memulai pembersihan, alat-alat harus :
 Dibongkar (disassembled) jika dirakit lebih dari satu komponen dan
dibuka semua sambungannya untuk memastikan seluruh permukaan
tercuci bersih.
 Disortir berdasarkan metode pembersihan.
 Dibersihkan sebelum proses sterilisasi uap ataupun dry heat, karena
baik uap ataupun dry heat tidak dapat meresap dan membunuh

12
mokroorganisme. Jika alat alat tidak dibersihkan dengan baik terlebih
dahulu.

f. Bahan- bahan pencuci (cleaning agent)


Supaya efektif, bahan pancuci harus membantu menghilangkan residu
kotoran organic tanpa merusak alat. Karenanya, bahan pencuci harus :
 Sesuai dengan bahan, alat dan metode mencuci yang dipilih
 Ikuti rekomendasi dari produsen alat mengenai type bahan pencuci
yang dapat dipakai. Pemilihan bahan pencuci juga bergantung pada
type kotoran yang ada. Dirumah sakit khusus mata sendiri biasanya
menggunakan cairan GIGASEPT Tentukan banyaknya GIGASEPT
yang diperlukan, tergantung pada type kotoran yang ada, jika
kotoran memabandel gunakan lebih banyak GIGASEPT jika kotoran
sedikit gunakan cairan lebih sedikit.
 Digunakan sesuai petunjuk produsen dan sesuai dengan bahan alat.

g. Metode merendam dan membilas


Mencuci bersih adalah proses yang menghilangkan semua partikel yang
kelihatan dan hamper semua partikel yang kelihatan dan hampr semua
partikel yang tidak kelihatan, dan menyiapkan semua permukaan dari
semua alat-alat agar aman untuk proses densifeksi dan sterilisasi.
Mencuci dapat dilakukan secara manual atau mekanikal atau kombinasi
keduanya. Karenanya untuk memastikan kebersihan dan tidak merusak
alat serta keamanan petugas, alat-alat harus :
 Dibongkar (disassable), jika dirakit lebih dari satu komponen dan
semua sambungan harus dibuka untuk memastikan semua
permukaan alat tercuci bersih
 Di mulai dengan merendam dalam air pada dengan cairan gigazyim
selama 5-10 menit dan yang dapat melepaskan darah dan zat-zat
protein lainnya untuk mencegah terjadinya koagulasi darah pada alat
dan juga membantu menghilangkan protein.
 Atau dapat juga dimulai dengan membilas di air kran mengalir untuk
melepaskan partikel-partikelprotein.

h. Mencuci secara manual


Beberapa alat instrumen yang lembut atau rumit perlu di cuci secara
manual setelah direndam , pada proses ini alat atau instrumen harus :

13
 Dicuci didalam air untuk mencegah penguapan jika alat dapat
tengelam/terendam.
 Dicuci dengan alat antigores keil-kecil harus dibersihkan dengan
densifeksi atau disterilkan setiap hari.
 Dibilas dengan air kran bersih yang mengalir.

4. Pengemasan
Yang dimaksud pengemasan adalah proses membungkus, mengemas, dan
menampung alat-alat yang dipakai ulang untuk disterilkan, penyimpanan dan
pemakaian berikutnya bahan kemasan sterilisasi adalah semua material yang
tersedia, yang di desain untuk keamanan hasil sterilisasi, tujuan pengemasan
adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efektivitas perawatan pasien
yang merupakan tanggung jawab utama pusat sterilisasi.
Ada 3 prinsip dasar pengemasan yang harus diperhatikan :
 Sterilan harus dapat menyerap dengan baik seluruh permukaan
kemasan dan isinya.
 Harus dapat menjaga sterilitas isinya, hingga kemasan dibuka.
 Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan
isinya terkontaminasi.

Pengemasan di unit sterilisasi sentral Rumah Sakit Khusus Mata


Provinsi Sumatera Selatan dilakukan dengan menggunakan 2 cara :
1. Kemasan plastic ( pocis ), untuk alat2 instrumen, kassa, kapas, dan bhp
lainya kemasan tersebut telah dilengkapi dengan indicator kimia pada
atas kemasan tersebut.
2. Kemasan linen digunakan untuk membungkus linen steril, seperti set
meja instrumen, lalu linen dimasukan kedalam tromol yang berukuran
besar.

5. Pemberian Tanda
Pemberian tanda adalah prosedur yang harus dilakukan sebelum alat atau
bahan yang akan disterilkan masuk kedalam mesin sterilisasi, pemberiaan
tanda ini meliputi :
 Pemberiaan label atau bahan, yang berisi data kemasan, tanggal
pensterilan, dan tanggal kedaluwarsa.

14
 Pemberian tanda indicator eksternal ( Autoclave tape) untuk memastikan
apakah kemasan telah dilakukan proses sterilisasi didalam mesin
sterilisasi.

6. Metode sterilisasi
Sterilisasi di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
 Steril panas kering :
Proses sterilisasi terjadi melalui mekanisme konduksi panas, dimana
panas akan diabsorsi oleh permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu
merambat kebagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk
sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasanya digunakan untuk
alat-alat atau bahan dimana steam tidak dapat berpenetrasi secra
mudah atau untuk peralatan terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas
kering pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui proses oksidasi
sampai terjadi keogulasi protein sel. Sterilisasi dengan cara ini
dipergunakan untuk peralatan logam dan kaca serta plastic yang tahan
panas. Metode ini memerlukan waktu yang lebih lama dengan suhu
yang lebih tinggi.
Keuntungan dari sterilisasi panas kering antara lain :
1. Dapat mensterilisasikan beberapa jenis barang yang tidak dapat
ditembus steam seperti serbuk dan bahan minyak.
2. Tidak memiliki sifat korosi pada logam.
3. Melalui mekanisme kondkusi dapat mencapai seluruh permukaan
alat yang tidak dapat dibongkar pasang.
Kelemahan dari sterilisasi panas kering antara lain :
1. Penetrasi terhadap material/bahan berjalan sangat lambat dan
tidak merata.
2. Diperlukan pemaparan panas yang lebih lama untuk mencapai
kondisi steril.
3. Suhu tinggi dapat merusak bahan dari karet dan beberapa bahan
lainya.
 Sterilisasi uap panas jenuh ( Autoclave ) :
Salah satu upaya pencegahan infeksi nosokomial dirumah sakit adalah
melalui proses sterilisasi yang efektif. Salah satu metode sterilisasi
yang paling efesien dan efektif adalah melalui sterilisasi uap , uap dapat
membunuh mikroogranisme melalui denaturasi dan keagulasi sel
protein secara irreversible, untuk dapat menghasilkan barang yang

15
steril maka perlakuan pre sterilisasi ( dekontaminasi dan pembersihan
yang baik, pengemasan yang baik ) dan pasca sterilisasi
( penyimpanan ) perlu diperhatikan, jadi proses kesempurnaan proses
sterilisasi uap tergantung pada proses pengurangan mikroorganisme
sebelum sterilisasi pembersihan yang baik dan mencegah terjadinya
rekontaminasi sebelum digunakan.
 Memasukan barang pada mesin
Keberhasilan sterilisasi dengan metode ini ditentukan pula oleh
penataan barang yang benar dalam mesin, sehingga memudahkan
proses pengosongan udara dari chamber, selanjutnya steam mudah
berpenetrasi kedalam kemasan, dan mencegah terbentuknya
kondensat berlrbihan yang menyebabkan terjadinya kemasan basah,
kemasan linen sebaiknya diposisikan secara vertical untuk
memundahkan uap berpenetrasi pada kemasan dan memudahkan
pengosongan udara, pengisian chamber mesing dengan barang
sebaiknya tidak melebihi 75% kapasitas chamber, demikian pula
barang –barang steril hanya boleh ditangani setelah mengalami
pendinginan secara sempurna. Pada saat pendinginan, barang steril
tidak boleh diletakan pada permukaan logam karena akan terjadi
proses kondensasi pada barang sehingga terjadi rekontaminasi. Load
berisi barang steril harus disimpan dalam rak kawat sampai dingin.

7. Penyimpanan
Alat atau bahan steril disimpan dalam lemari yang tidak sering dijamah , sushu
sejuk dan kering dan tidak lembab ( syarat kelembaban berkisar 45-75%). Alat
yang terlebih dahulu disterilkan, dipakai terlebih dahulu, alat yang dibungkus
dalam kemasan pauches dan dalam penyimpanan optimal, dapat dianggap
tetap steril selama kemasan masih rapih, sesuai hasil kultur yang pernah
dilakukan di Rumah Sakit Khusus Mata Provinsi Sumatera Selatan namun
apabila ragu akan sterilisasi kemasan, harus dilakukan sterilisasi ulang
sebelum dipakai, dan alat yang tidak dibungkusa harus segera digunakan
segera setelah dikeluarkan.

8. Distribusi
Distribusi bahan atau alat-alat medis steril dari unit sterilisasi sentral ke unit
pelayanan dilakukan dengan menggunakan tromol tertutup, distribusi bahan
atau alat steril dilakukan melalui loket peminjaman bahan atau alat medis steril
pada jem pengambilan yang ditentukan yaitu 07.30 – 15.00 wib, pda unit unit

16
khusus seperti O.K ( kamar operasi ), UGD jika memerlukan alat medis steril di
atas jam 21.00 wib atau hari libur ada petugas jaga on call 24 jam. Distribusi
alat atau instrumen kotor dari unit pelayanan unit sterilisasi sentral dengan
menggunakan tromol tertutup khusus intrumen kotor, dan diserahkan diloket
unit sterilisasi sentral khusus penerima barang kotor. Setiap kegiatan serah
terima baik bahan atau alat medis steril maupun alat medis kotor, harus
dilakukan pencatatan pada buku ekspedisi, dan ditanda tangani oleh petugas
unit pelayanan dan unit pelayanan unit sterilisasi sentral.

B. ALUR PELAYANAN
Alur kerja yaitu urutan-urutan dalam memroses alat/bahan. Alur dibuat
sedemekian rupa sehingga :
1. Pekerjaan dapat efektif dan efisien.
2. Menghindari terjadinya kontaminasi silang sehingga daerah bersih dan
kotor hendaknya terpisah.
3. Jarak yang ditempuh sependek mungkin dan tidak bolak-balik.
4. Memudahkan dalam pemantauan

ALUR PELAYANAN STERILISASI

PENGUMPULAN

PEMBERSIHAN

PENGERINGAN

PEMILIHAN

PENGEMASAN / PENYUSUNAN

STERILISASI

PENYIMPANAN

DISTRIBUSI

17
C. TATA LAKSANA MONITORING DAN EVALUASI MUTU HASIL STRERILISASI
Tujuan pelayanan sterilisasi adalah untuk menyediakan produk bahan/alat medis
yang steril, namun bukan hanya menghasilkan barang-barang yang steril.
Sterilan harus ada jaminan dapat mensterilkan bahan/alat yang telah disterilkan
benar-benar steril. Untuk menjamin sterilitas alat/bahan diperlukan mekanisme
yang ketat.
 Control kualitas sterilisasi
Control proses sterilisasi akan memberikan jaminan bahwa peralatan medis
yang disediakan benar-benar steril. Cara yang paling ideal adalah dengan
cara melakukan kultur atau uji sterilitas dari tiap produk yang disterilkan.
Namun cara ini tidak praktis dan sangat mahal. Untuk itu Unit Sterilisasi
Sentarl Rumah Sakit Khusus Mata dilakukan monitoring setiap tahapan
sterilisasi untuk memberikan jaminan bahwa parameter-parameter yang
dilakukan untuk control kualitas sebagai berikut :
1. Pemberian tanggal pensterilan pada tiap kemasan.
Tiap kemasan yang akan disteril harus mencantumkan identitas berupa
tanggal pensterilan pada setiap instrumen dan alat-alat serta linen yang
akan di sterilisasi.
2. Waktu kadarluwarsa
Setiap kemasan yang disteril diberi label yang mengidikasikan waktu
kadarluwarsa untuk memudahkan rotasi stock, walaupun waktu
kadarluwarsa tidak tergantung pada waktu, melainkan pada kejadian
yang dialami oleh kemasan tersebut.
3. Kalibrasi alat
Sterilisator harus dilakukan kalibrasi secara berkala untuk memastikan
bahwa kondisi alat masih layak pakai menjamin mutu hasil sterilisasi.
Kalibrasi sterilisator dilakukan setiap tahun sekali, untuk setiap jenis
sterilisator, baik sterilisator panas kering maupun sterilisator autoclave.

18
Jenis-jenis Indikator Sterilisasi
1. Indikator Kimia
Yaitu indikatoryang menandai terjadinya paparan sterilisasi pada obyek
yang disterilkan dengan adanya perubahan warna.
Ada 2 macam :
 Indikator kimia eksternal : pada bagian luar kemasan, berfungsi untuk
memberikan bukti visual bahwa benda atau alat suadah melewati
proses sterilisasi, dan sebagai segel dan pengamanan kemasan. Akan
tetapi tidak membuktikan adanya penetrasi sterilan ke dalam bagian
dalam kemasan.
 Indikator internal : diletakkan pada setiap kemasan atau bagian
kemasan yang paling sulit di capai sterilan. Perubahan warna
menunjukkan kemasan telah melewati proses sterilisasi.

Di Rumah Sakit Khusus Mata dilakukan monitoring mutu akhir sterilisasi


dengan menggunakan indikator kimiawi eksternal dan internal, Dan secara
periodic setiap 1 tahun sekali dilakukan pemeriksaan kultur mikrobiologi
terhadap hasil sterilisasi untuk menilai mutu akhir dan menentukan masa
kadarluwarsa bahan steril dalam penyimpanannya.

19
BAB V
LOGISTIK

A. Prosedur Penyediaan Alat Kesehatan


Pengertian :
Prosedur penyediaan alat kesehatan habis padalah permintaan alat kesehatan
yang pemakaianya tidak mendapat ganti dari Unit Farmasi. Agar ketersediaan
alat atau bahan selalu tersedia maka dijadwal pada hari tertentu untuk meminta
persediaan ke Unit Farmasi atau Gudang dengan prosedur sebagai berikut :
1. Petugas Unit membuat SPB (Surat Permintaan Barang ) ke bagian
pengadaan.
2. Kepala unit menanda tangani SPB tersebut.
3. Kemudian di catat di buku register SPB, dan SPB diberikan ke bagian
pengadaan barang, dan tinggal menunggu proses realisasi barang.
4. Petugas unit saling mengecek barang yang sudah terelisasi dengan
menanda tangani pada buku ekspedisi SPB, petugas unit tanda tangan
pada kolom unit peminta sedangkan pengadaan tanda tangan pada kolom
penyerahan.
5. Petugas Unit mencatat pada barang buku inventasi.

B. Perencanaan peralatan atau peremajaan


Pengertian :
Sutau kegiatan untuk merencanakan pengadaan peralatan baru sesuai
kebutuhan saat itu sebagai pengganti alat yang rusak.
Tujuan :
Tujuan perencanaan pengadaan atau peremajaan peremajaan peralatan
adalah agar peralatan digunakan siap pakai setiap saat tanpa ada gangguan
dan dapat mengikuti perkembangan teknologi kedokteran sehingga menunjang
kelancaran pelayanan, jadwal kegiatan dilakukan dalam setiap tahun, dan
disampaikan dalam rencana anggaran belanja rumah sakit

20
Prosedur :
1. Dilakukan pengecekan rutin sehingga diketahui peralatan yang sudah tidak
dapat di pakai atau tidak dapat di perbaiki, kemudian dimasukan dalam
rencana anggaran rutin.
2. Pembelian barang peralatan sepengetahuan kepala bidang penunjang
medis dan kepala bidang keperawatan dengan mengajukan permintaan
penggantian peralatan ke tim pengadaan barang rumah sakit , disertau
perkiraan biaya.
3. Pengajuan anggaran rutin untuk pengadaan barang dilakukan setiap tahun
sesuai jadwal kepada tim pengadaan rumah sakit di sertai perkiraan biaya
4. Setelah anggaran yang di ajukan disetujui oleh tim perencanaan, tim
perancanaan berkoordinasi dengan tim pembelian rumah sakit.
5. Bila terealisasi kepala intalasi menerima alat dan menandatangani buku
penerimaan barang tim penerima barang dan mencatat dalam buku
inventaris.

21
C. Inventaris peralatan di Unit sterilisasi sentral Daftar instrument katarak set
perkotak
INSTRUMENT KATARAK SET
KOTAK 1
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT KRG RUSA KET
. L BAIK
BAIK K
1 Instrument tray for 20 instrument 1 kotak √     Kotak
2 Eye speculum liebermann 1 piece √     bleparostat putar
Barraquer for adult wire eye
3 speculum 1 piece √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp
4 straight 1 piece √     klem
5 Remky superior rectus forceps 1 piece √     pinset otot
Westcott tenotony scissors
6 curved 1 piece √     gunting konjungtiva
7 Suture forceps colibri-troutman 1 piece √     kolibri
8 Castroviejo razor blade holder 1 piece √     gagang silet
Castroviejo needle holder
9 normal 1 piece √     nald holder besar
10 Micro needle holder 1 piece √     nald holder kecil
Castoviejo marking instrument
11 20 mm 1 piece √     kaliper
12 I/A cannula simcoe 1 piece √     simco
13 Graefe muscle hook 1 piece √     muscle hook
14 Lewis lens loop small 1 piece √     lens loop
15 Troutman spatula/repositor 1 piece √     spatula bulat
16 Wecker iris spatula 1 piece √     spatula pipih
17 Sinskey hook0,20 mm angled 1 piece √     sinskey
18 Suture forceps castroviejo 1 piece √     pinset bengkok
19 Lens implantation forceps 1 piece √     pinset lensa

22
20 Iris forceps, dressing straight 1 piece √     pinset iris
21 Taying lurus 1 piece √      
22 Corneal scissors castroviejo 1 piece √     gunting kornea
23 Cannula 27 G 1 piece √     nald besi
24 Sheets vectis 1 piece √     vectis
25 Vanas scissors 1 piece √     gunting vanas
26 Utrata 1 piece √     utrata

INSTRUMENT KATARAK SET


KOTAK 2
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
. L
K BAIK K
kota
1 Instrument tray for 20 instrument 1 k √     Kotak
piec
2 Eye speculum liebermann 1 e √     bleparostat putar
Barraquer for adult wire eye piec
3 speculum 1 e √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp piec
4 straight 1 e √     klem
piec
5 Remky superior rectus forceps 1 e √     pinset otot
Westcott tenotony scissors piec gunting
6 curved 1 e v      konjungtiva
piec
7 Suture forceps colibri-troutman 1 e √     kolibri
piec
8 Castroviejo razor blade holder 1 e √     gagang silet
9 Castroviejo needle holder 1 piec √     nald holder besar

23
normal e
piec
10 Micro needle holder 1 e √     nald holder kecil
Castoviejo marking instrument piec
11 20 mm 1 e √     kaliper
piec
12 I/A cannula simcoe 1 e √     simco
piec
13 Graefe muscle hook 1 e √     muscle hook
piec
14 Lewis lens loop small 1 e √     lens loop
piec
15 Troutman spatula/repositor 1 e √     spatula bulat
piec
16 Wecker iris spatula 1 e √     spatula pipih
piec
17 Sinskey hook0,20 mm angled 1 e √     sinskey
piec
18 Suture forceps castroviejo 1 e √     pinset bengkok
piec
19 Lens implantation forceps 1 e √     pinset lensa
piec
20 Iris forceps, dressing straight 1 e √     pinset iris
piec
21 Taying lurus 1 e √      
piec
22 Corneal scissors castroviejo 1 e V     gunting kornea
piec
23 Cannula 27 G 1 e √     nald besi
piec
24 Sheets vectis 1 e √     vectis
piec
25 Vanas scissors 1 e √     gunting vanas
piec
26 Utrata 1 e √     utrata
INSTRUMENT KATARAK SET
KOTAK 3

24
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
. L
K BAIK K
kota
1 Instrument tray for 20 instrument 1 k √     Kotak
piec
2 Eye speculum liebermann 1 e √     bleparostat putar
Barraquer for adult wire eye piec
3 speculum 1 e √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp piec
4 straight 1 e √     klem
piec
5 Remky superior rectus forceps 1 e √     pinset otot
Westcott tenotony scissors piec
6 curved 1 e v      gunting konjungtiva
piec
7 Suture forceps colibri-troutman 1 e √     kolibri
piec
8 Castroviejo razor blade holder 1 e √     gagang silet
Castroviejo needle holder piec
9 normal 1 e √     nald holder besar
piec
10 Micro needle holder 1 e √     nald holder kecil
Castoviejo marking instrument piec
11 20 mm 1 e √     kaliper
piec
12 I/A cannula simcoe 1 e √     simco
piec
13 Graefe muscle hook 1 e √     muscle hook
piec
14 Lewis lens loop small 1 e √     lens loop
piec
15 Troutman spatula/repositor 1 e √     spatula bulat
piec
16 Wecker iris spatula 1 e √     spatula pipih

25
piec
17 Sinskey hook0,20 mm angled 1 e √     sinskey
piec
18 Suture forceps castroviejo 1 e √     pinset bengkok
piec
19 Lens implantation forceps 1 e √     pinset lensa
piec
20 Iris forceps, dressing straight 1 e √     pinset iris
piec
21 Taying lurus 1 e √      
piec
22 Corneal scissors castroviejo 1 e V     gunting kornea
piec
23 Cannula 27 G 1 e √     nald besi
piec
24 Sheets vectis 1 e √     vectis
piec
25 Vanas scissors 1 e √     gunting vanas
piec
26 Utrata 1 e √     utrata
INSTRUMENT KATARAK SET
KOTAK 4
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
. L
K BAIK K
kota
1 Instrument tray for 20 instrument 1 k √     Kotak
piec
2 Eye speculum liebermann 1 e √     bleparostat putar
Barraquer for adult wire eye piec
3 speculum 1 e √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp piec
4 straight 1 e √     klem
piec
5 Remky superior rectus forceps 1 e √     pinset otot

26
Westcott tenotony scissors piec gunting
6 curved 1 e v      konjungtiva
piec
7 Suture forceps colibri-troutman 1 e √     kolibri
piec
8 Castroviejo razor blade holder 1 e √     gagang silet
Castroviejo needle holder piec
9 normal 1 e √     nald holder besar
piec
10 Micro needle holder 1 e √     nald holder kecil
Castoviejo marking instrument piec
11 20 mm 1 e √     kaliper
piec
12 I/A cannula simcoe 1 e √     simco
piec
13 Graefe muscle hook 1 e √     muscle hook
piec
14 Lewis lens loop small 1 e √     lens loop
piec
15 Troutman spatula/repositor 1 e √     spatula bulat
piec
16 Wecker iris spatula 1 e √     spatula pipih
piec
17 Sinskey hook0,20 mm angled 1 e √     sinskey
piec
18 Suture forceps castroviejo 1 e √     pinset bengkok
piec
19 Lens implantation forceps 1 e √     pinset lensa
piec
20 Iris forceps, dressing straight 1 e √     pinset iris
piec
21 Taying lurus 1 e √      
piec
22 Corneal scissors castroviejo 1 e V     gunting kornea
piec
23 Cannula 27 G 1 e √     nald besi
24 Sheets vectis 1 piec √     vectis

27
e
piec
25 Vanas scissors 1 e √     gunting vanas
piec
26 Utrata 1 e √     utrata
INSTRUMENT KATARAK SET
KOTAK 5
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
. L
K BAIK K
kota
1 Instrument tray for 20 instrument 1 k √     Kotak
piec
2 Eye speculum liebermann 1 e √     bleparostat putar
Barraquer for adult wire eye piec
3 speculum 1 e √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp piec
4 straight 1 e √     klem
piec
5 Remky superior rectus forceps 1 e √     pinset otot
Westcott tenotony scissors piec gunting
6 curved 1 e √      konjungtiva
piec
7 Suture forceps colibri-troutman 1 e √     kolibri
piec
8 Castroviejo razor blade holder 1 e √     gagang silet
Castroviejo needle holder piec
9 normal 1 e √     nald holder besar
piec
10 Micro needle holder 1 e √     nald holder kecil
Castoviejo marking instrument piec
11 20 mm 1 e √     kaliper
piec
12 I/A cannula simcoe 1 e √     simco
13 Graefe muscle hook 1 piec √     muscle hook

28
e
piec
14 Lewis lens loop small 1 e √     lens loop
piec
15 Troutman spatula/repositor 1 e √     spatula bulat
piec
16 Wecker iris spatula 1 e √     spatula pipih
piec
17 Sinskey hook0,20 mm angled 1 e √     sinskey
piec
18 Suture forceps castroviejo 1 e √     pinset bengkok
piec
19 Lens implantation forceps 1 e √     pinset lensa
piec
20 Iris forceps, dressing straight 1 e √     pinset iris
piec
21 Taying lurus 1 e √      
piec
22 Corneal scissors castroviejo 1 e √     gunting kornea
piec
23 Cannula 27 G 1 e √     nald besi
piec
24 Sheets vectis 1 e √     vectis
piec
25 Vanas scissors 1 e √     gunting vanas
piec
26 Utrata 1 e √     utrata

INSTRUMENT KATARAK SET


KOTAK CADANGAN 1
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
. L
K BAIK K
1 Instrument tray for 20 instrument 1 kota √     Kotak

29
k
Barraquer for adult wire eye piec
2 speculum 1 e √     bleparostat biasa
piec
3 Remky superior rectus forceps 1 e √     pinset otot
piec
4 Castroviejo razor blade holder 1 e √     gagang silet
Castroviejo needle holder piec
5 normal 1 e √     nald holder besar
Castoviejo marking instrument piec
6 20 mm 1 e √     kaliper
piec
7 Lewis lens loop small 1 e √     lens loop
piec
8 Troutman spatula/repositor 1 e √     spatula bulat
piec
9 Sinskey hook0,20 mm angled 1 e √     sinskey
piec
10 Suture forceps castroviejo 1 e √     pinset bengkok
piec
11 Iris forceps, dressing straight 1 e √     pinset iris
piec
12 Taying lurus 1 e √      
piec
13 Sheets vectis 1 e √     vectis
piec
14 Vanas scissors 1 e √     gunting vanas
piec
15 Utrata 1 e √     utrata

30
INSTRUMENT KATARAK SET
CADANGAN KOTAK 2
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
. L
K BAIK K
kota
1 Instrument tray for 20 instrument 1 k √     Kotak
Barraquer for adult wire eye piec
2 speculum 1 e √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp piec
3 straight 1 e √     klem
Westcott tenotony scissors piec
4 curved 1 e v      gunting konjungtiva
piec
5 Suture forceps colibri-troutman 1 e √     kolibri
Castroviejo needle holder piec
6 normal 1 e √     nald holder besar
piec
7 Micro needle holder 1 e √     nald holder kecil
piec
8 Graefe muscle hook 1 e √     muscle hook
piec
9 Lewis lens loop small 1 e √     lens loop
piec
10 Sinskey hook0,20 mm angled 1 e √     sinskey
piec
11 Suture forceps castroviejo 1 e √     pinset bengkok
piec
12 Taying lurus 1 e √      
piec
13 Corneal scissors castroviejo 1 e V     gunting kornea
piec
14 Sheets vectis 1 e √ Vectis

31
piec
15 Vanas scissors 1 e √ Gunting vanas
piec
16 Utrata 1 e √ Utrata
piec
17 Taying bengkok 1 e v  Taying bengkok
piec
18 Agarwals 1 e √ Phaco chopper

INSTRUMENT KATARAK SET


KOTAK 8
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO. NAMA INSTRUMENT VOL SAT BA KRG KETERANGAN
RUSAK
IK BAIK
1 Instrument tray for 20 instrument 1 Kotak √     Kotak
Barraquer for adult wire eye
2 speculum 1 piece √     bleparostat biasa
Hartmann-mosquito clamp
3 straight 1 piece √     klem
Westcott tenotony scissors
4 curved 1 piece v      gunting konjungtiva
5 Suture forceps colibri-troutman 1 piece √     kolibri
6 Castroviejo razor blade holder 1 piece √     gagang silet
Castroviejo needle holder
7 normal 1 piece √     nald holder besar
8 Micro needle holder 1 piece √     nald holder kecil

32
Castoviejo marking instrument
9 20 mm 1 piece √     kaliper
10 I/A cannula simcoe 1 piece √     simco
11 Graefe muscle hook 1 piece √     muscle hook
12 Lewis lens loop small 1 piece √     lens loop
13 Troutman spatula/repositor 1 piece √     spatula bulat
14 Wecker iris spatula 1 piece √     spatula pipih
15 Sinskey hook0,20 mm angled 1 piece √     sinskey
16 Suture forceps castroviejo 1 piece √     pinset bengkok
17 Lens implantation forceps 1 piece √     pinset lensa
18 Iris forceps, dressing straight 1 piece √     pinset iris
19 Taying lurus 1 piece √     Taying lurus
20 Corneal scissors castroviejo 1 piece V     gunting kornea
21 Cannula 27 G 1 piece √     nald besi
22 Sheets vectis 1 piece √     vectis
23 Vanas scissors 1 piece √     gunting vanas
24 Utrata 1 piece √     utrata

INSTRUMENT HORDEOLUM/KALAZION

TGL 23-08-2022

KONDISI
N VO SA
NAMA INSTRUMENT BAI KRG RUS KETERANGAN
O. L T
K BAIK AK
Instrument tray for 10 kota
1 instrument kecil 1 k √ Kotak instrument
Pie
2 Blade holder 1 ce √ Gagang silet
piec
3 Discission knife 1 e √ Pisau
4 Chalazion curete ukuran 1 Pie v  Curet kecil

33
kecil ce
Chalazion curete ukuran Pie
5 sedang 1 ce √ Curet sedang
Chalazion curete ukuran Pie
6 besar 1 ce √ Curet besar
Pie
7 Chalazion forceps dermares 1 ce √ Kalazion forcep lebar
Pie
8 Chalazion forceps hunt 1 ce √ Kalazion forcep kecil
Pie
9 Eye scissors 1 ce √ Gunting lurus
piec
10 Forceps 1 e √ Pinset

INSTRUMENT PTERIGIUM
TGL 23-08-2022

KONDISI
NO VO
NAMA INSTRUMENT SAT BAI KRG RUSA KET
. L
K BAIK K

34
kota
1 Instrument tray for 10 instrument   k √     kotak instrument
piec
2 Eye speculum liebermann   e √     bleparostat putar
Barraquer for adult wire eye piec
3 speculum   e √     bleparostat biasa
piec
4 Corneal scarifier   e √     stik golf
piec
5 Lens forceps   e   √   pinset lensa
piec
6 Castroviejo needle holder normal   e √     nald holder besar
Needle holder troutman curve piec
7 catca   e √     nald holder kecil
piec
8 Blade   e √     Gagang mes
piec
9 Eye Scissors   e √     Gunting lurus
piec
10 Corneal scissors castroviejo   e √     gunting kornea
Westcott tenotony scissors piec gunting
11 curved   e √     konjungtiva
piec
12 Suture forceps colibri-troutman   e √     kolibri

35
D. INVENTARIS ALAT-ALAT KESEHATAN DI UNIT STERILISASI

INVENTARIS ALKES
TGL 23-08-2022

KONDISI
N VO SA
NAMA ALKES BAI KRG RUSA KET
O. L T
K BAIK K
Bua
1 Tempat cuci intrument 1 h √
Bua
2 Ultrasonic cliner 1 h √
Bua
3 Rak instrument 1 h √
Bua
4 Mesin Autoclave ( Belimed ) 1 h v 
Bua
5 Mesin Autoclave ( GEA ) 1 h √
Bua
6 Meja biro 2 h √
Bua
7 Tempat sampah 1 h √
Mesin press phoucis plastik Bua
8 ( Luxseal ) 1 h √
Bua
9 Lemari besi 1 h √
Bua
10 Rak pakaian buku 1 h √
Bua
11 Lemari kaca 2 h √
Bua
12 Khitcen set 1 h √
Bua
13 Meja Stenlis Besar 1 h √
14 Rak Pakaian/Buku 1 Bua v 

36
h
Bua
15 Mesin Pengering 1 h √

TGL 23-10-2022

KONDISI
N VO
NAMA ALAT BAI KRG RUSA KETERANGAN
O. L
K BAIK K
1 Tempat cuci instrument 1 v    
2 Ultrasonic cliner 1 v    
3 Rak instrument 1 v    
Mesin Steam CSSD
4 ( BELIMED ) 1 v    
5 Mesin autoclave ( GEA ) 1 v    
6 Meja biro ( kayu ) 2 v    
7 Kotak sampah 1 v    
Mesin press pocis
8 ( LUXSEAL ) 1 v    
9 Lemari besi ( Elite ) 1 v    
10 Rak pakain/buku 1 v    
11 Lemari kaca 2 v    

37
Lemari penyimpanan Alat2
12 steril 1 v    
13 Meja stenlis besar 1 v    
14 Mesin pengering 1 v    
15 korentang 6 v
16 Tempat korentang 4 v
1 krg
17 Tromol besar 3 baik Tutup tromol kurang tertutup
2 krg
18 Tromol Kecil 4 baik Tutup tromol kurang tertutup
19 Tromol sedang 4 v

 Inventaris alat-alat di Ruang CSSD

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk asesmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berisiko dengan pasien. Pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tidak lanjut serta implemntasinya solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sedangkan insiden keselamatan
pasien adalah setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau
berpontesi mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat, kematian dan lain-
lain) yang tidak seharusnya terjadi.

B. Tujuan
Tujuan sistem ini adalah untuk mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Selain itu sistem keselamatan

38
pasien ini mempunyai tujuan agar supaya tercipt budaya keselamatan pasien
di rumah sakit, meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat, menurunnya kejadian tidak diharapkan dirumah sakit dan
terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadinya
pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah
menuju keselamatan pasien Rumah Sakit.
Adapun tujuh langkah keselamatan pasien adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, menciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan, membangun komitmen dan focus
yang kuat dan jelas tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolahaan risiko, mengembangkan sistem
dan proses pengelolaan risiko, serta melakukan identifikasi dan asessmen
hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan, memastikan pegawai agar dengan
mudah dapat melaporkan kejadian insiden, serta rumah sakit mengatur
pelaporan kepada KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit ).
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien, mengembangkan cara-cara
komunikasi yang terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien, mendorong
karyawan untuk melakukan analis akar masalah untuk belajar bagaimana
dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cidera melalui implementasi sistem keselamatan pasien,
menggunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk
melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
Dalam melaksanakan keselamatan pasien standar keselamatan pasien harus
diterapkan.
Standar tersebut sebagai berikut :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
6. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.

39
7. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai
keselamatan pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :


1. Menetapkan unit kerja yang bertanggung jawab mengelola program
keselamatan pasien Rumah Sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1-2 tahun.
3. Mensosialisaikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran
manajemen dan karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti
yang diatas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut diatas)
dan melakukan self assessment dengan instrumen akreditasi pelayanan
keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodic pelaksanaan program keselamatan pasien
rumah sakit dan kejadian tidak diharapkan.

Sasaran Keselamatan Pasien Unit Sterilisasi Sentral di RS Khusus Mata.


1. Peningkatan komunikasi yang Efektif.
Peningkatan komunikasi yang Efektif adalah komunikasi lisan yang
menggunakan prosedur. Write back, read back, dan Repeat back (Reconfirm).
2. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Pencegaran dan pengendalian infeksi merupakan tantangan terbesar dalam
tatanan pelayanan kesehatan. Infeksi bisa dijumpai dalam semua bentuk
pelayanan kesehatan termasuk infeksi saluran kemih, infeksi pada aliran
darah, pneumonia yang sering berhubungan dengan ventilasi mekanik. Pokok
eliminasi infeksi ini maupun infeksi-infeksi lain adalah cuci tanggan (hand
hygiene) yang tepat.

40
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 pasal `64 ayat 1 menyatakan bahwa


upaya keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh
pekerjaan. Rumah Sakit adalah tempat kerja yang termasuk dalam kategori seperti
diatas, berarti wajib menerapkan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Program
keselamatan dan kesehatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga bertujuan
melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan didalam dan di luar
rumah sakit.
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) diseubtkan bahwa
“setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
manusia”. Dalam hal ini yang dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat
manusiawi, yang memungkinkan pekerjaan dalam kondisi sehat dan selamat, bebas
dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga hidup layak sesuai dengan
martabat manusia.
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan bagian intergal dari
perlindungan terhadap pekerja, dalam hal ini Unit Sterilisasi Sentral dan perlindungan
terhadap Rumah Sakit. Pegawai adalah bagian intergal dari rumah sakit. Jaminan
kesehatan dan keselamatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit.

41
Undang-UndangNo.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk
menjamin :
a. Agar pegawai dari setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan secara lancar tanpa hambatan.

Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat


digolongkan pada tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen

Dalam kaitanya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dapat terjadi bila :
- Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
- Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses
produksi
- Rumah kerja terlalu sempt, ventilasi udara kurang memadai, ruangan
terlalu panas, atau terlalu dingin.
- Tidak tersedia alat-alat pengaman
- Kurang memperhatikan peryaratan penangulangan bahaya kebakaran dan
lain-lain.

A.Perlindungan Kesehatan Kerja Dan Kesehatan Petugas Kesehatan.


- Petugas yang merawat pasien menular harus mendapatkan
pelatihan menegnai cara penularan dan penyebaran penyakit,
tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang sesuai dengan
protokol jika terpajan.
- Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan
penjelasan umum mengenai penyakit tersebut.
- Petugas kesehatan yang kontak dengan penyakit menulai melalui
udara harus menjaga fungsi saluran pernafasan (tidak merokok,
tidak minum dingin) dengan baik den menjaga kebersihan tangan.

B. Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan

42
- Untuk mencegah trasmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan
kesehatan, petugas harus menggunakan APD yang sesuai untuk
Kwaspadaan standar dan kwaspadaan isolasi (berdasarkan penularan
secara kontak, droplet, atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
- Semua petugas harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit
menular yang sedang dihadapi.
- Semua petugas kesehatan dengan penyakit flu harus dievaluasi untuk
memastikan agen penyebab, dan ditentukan apakah perlu dipindah
tugaskan dari kontak langsung dengan pasien, terutama mereka yang
bertugas di Unit Care Unit, Ruang Anak, Ruang Bayi.
- Semia petugas di Unit Sentral Sterilisasi harus menggunakan APD, khusunya
sarung tangan, masker, dan skort bila melakukan pembersihan dan sterilisasi pada
alat/instrumen.

C. Pencegahan Kecelakaan Pada Petugas


- tanggung jawab melaksanakan semua kegiatan secara aman dilingkungan
sterilisasi sentral menjadi tanggung jawab petugas terhadap bahaya yang
mungkin terjadi di lingkungan sterilisasi sentral. Pada dasarnya kecelakaan
dapat di timbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama dan
melatih teknik-teknik bekerja secara aman maka risiko terjadinya
kecelakaan kerja dapat diturunkan secara signifikan.

D. Penerimaan Barang Kotro Dan Darah Dekontaminasi


Bahaya pemaparan terhadap darah dan cairan tubuh lainnya maupun zat-zat
kimia di lingkungan pusat sterilisasi dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam
kondisi yang ekstrim menyebabkan kematian. Upaya pencegahan dapat
dilakukan secara efektif dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung
tangan, pentup kepala, penutup kaki, gaun anti cairan, masker atau goggle mata.
Penyediaan alat pelindung diri menjadi tanggung jawab institusi bersangkutan,
tetapi adalah tanggung jawab petugas pusat sterilisasi untuk melindungi dirinya
dengan menggunakan alat pelindung diri secara benar. Penanganan yang salah
terhadap alat-alat tajam yang terkontaminasi seperti pisau, jarum dan lain-lain
dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang pada akhirnya dapat
memungkinkan masuknya mikroorganisme patogen ke dalam tubuh sehingga
menyebabkan terjadinya penyakit.

43
Sasaran Tindakan yang aman :
- Jangan sekali-kali memasukkan tangan kedalam tempat yang berisi
barang yang terkontaminasi tanpa dapat melihat dengan jelas isi dari
tempat tersebut.
- Tuangkan cairan yang dapat menggangu pengenalan secara visual alat-
alat, lalu pindahkan alat/instrumen satu persatu, pastikan pada bagian
yang runcing dari instrumen mengarah berlawanan terhadap tubuh kita
pada saat transportasi.
- Buang sampah benda tajam (jarum suntik, mess) ke dalam tempat box
tahan tusukkan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa.
- Pada saat memperoses benda tajam pakai ulang, pisahkan dari instrumen
lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah kemungkinan
terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan normal.
- Ikuti petunjuk/rekomendasi pabrik untuk penggunaan zat kimia secara
aman, dan gunakan alat pelindung diri untuk mencegah pemaparan zat
kimia terhadap kulit dan membran mukosa yang dapat menyebabkan luka
bakar kimia.
- Berhati-hatilah bila mendekati daerah dimana air biasa digunakan, periksa
kondisi lantai untuk mencegah terjatuh akibat lantai licin, sebaiknya ada
rambu-rambu peringatan.
- Pada saat mencuci instrumen ke dalam bak cuci, perhatikan untuk selalu
mengosok dibawah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerusol
yang dapat terhirup.

E. Penyiapan Proses Sterilisasi


Pengoprasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih
yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara
menggunakan mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk mendapatkan barang-
barang steril menjadi lebih terjamin.
Jenis-jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit
maupun membran mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan zat timia maupun
akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap). Luka bakar
elktrik, akibat penggunaan instrumen/ alat listrik. Luka pada mata akibar percikan zat
kimia sehingga pemakaian alat pelindung mata diperlukan.
Saran Tindakan Yang Aman :
- Gunakan sarung tangan pada saat menangani mesin sterilisasi atau saat
berhubungan dengan obyek lain yang bersuhu tinggi.

44
- Tindakan hati-hati harus tetap di perhatikan pada saat menggunakan
sealler panas dan pemotongan kantong sterilisasi pouches.
- Pengoperasian mesin sterilisator hanya boleh dilakukan oleh petugas yang
terlatih.

F. Pencegahan Kecelakaan Pada Paien


Petugas pusat sterilisasi mempunyai tanggung jawab dalam upaya mencegah
terjadinya kecelakaan pada pasien yang dirawat dirumah sakit sehubungan dengan
alat-alat instrumen yang digunakan. Melakukan proses dekontaminasi, densifeksi,
pengemasan, sterilisasi dan penanganan barang steril secara tepat dan benar sesuai
SPO (Standar Prosedur Operasional) yang ditetapkan merupakan cara terbaik bagi
petugas untuk mencegah terjadinya/luka pada pasien. Penggunaan barang yang
belum diuji kelayakannya fungsi dan pemakaian dapat mengalami komplikasi
maupun penundaan tindakan. Alat-alat terkontaminasi atau on steril (seperti
instrumen bedah) apabila digunakan pada pasien dapat menimbulkan infeksi
nosokomial.

Saran Tindakan Yang Aman :


- Lakukan pengujian terhadap instrumen/alat sebelum didistribusikan dari
pusat sterilisasi sesuai dengan petunjuk pabrik SPO di pusat sterilisasi.
- Pastikan bahwa semua barang telah didekontaminasi dan bebas dari
kotoran, kerusakan atau bahaya lain yang dapat mempengaruhi
penggunaan barang/alat.
- Pastikan agar barang terkontaminasi selalu dalam keadaan tertutup pada
saat transportasi menuju daerah dekontaminasi.
- Pastikan semua peralatan yang digunakan untuk melakukan proses
sterilisasi mengalami pengujian secara teratur dan dijamin bekerja dengan
baik.
- Pastikan bahwa semua komponen instrumen dalam keadaan lengkap dan
berfungsi secara normal.
- Pastikan bahwa semua mesin sterilisasi termonitoring seccara visual
selama siklus berlangsung melalui pengujian inikator kimia.

G. Penanganan Zat-zat Kimia di Pusat Sterilisasi


Penanganan zat-zat kimia di Unit Sterilisasi Sentral sangat perlu diperhatikan
mengingat banyak zat kimia yang digunakan bersifat toksik. Apabila penanganan

45
tidak dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan baik petugas sterilisasi
itu sendiri maupun pasien.
Berikut zat kimia yang ada di Unit Sterilisasi Sentral :
1. Alkohol
Alkohol dalam bentuk etil atau isopropil alkohol (70% )digunakan sebagai
densifektan intermediat dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal,
fungsidial, dan virusidal.
 Tindakan pertolongan
 Bawa korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik.
 Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi
dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi.
 Tindakan Pertolongan pada pemaparan mata
 Tengadakan kepala dan miringkan kesisi mata yang terkena
 Secara perlahan buka lah kelopak mata yang terkena dan lakukan
irigasi dengan air bersih atau NaCL 0,9% perlahan selama 15-20
menit.
 Bila masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
 Jangan biarkan korban mengosok mata.
 Tutuplah mata dengan kain kasa steril lalu segera kirim/konsul ke
dokter mata.
2. Formaldehid
Formaldehid adalah gas tidak berwarna dengan bau yang menyengat.
Umumnyadigunakan sebagai densifektan. Formlin adalah larutan yang
mengandung formaldehid dan methanol dengan kadarbervariasi (biasanya
antara 12-15% ).
 Bahaya terhadap kesehatan
Dosis toksik : Dosis letal pada manusia secara oral 0,5 – 5 g/kg BB
Akut : 2-3 ppm rasa gatal pada mata
4 - 5 ppm lakrimasi
10 ppm lakrimasi berat
10 - 50 ppm susah nafas
50 - 100 ppm iritasi akut saluran pernafasan
Lambat : Sensitisasi dermatitis
Kronik : Karsiogenik ganguan menstruasi dan kesuburan pada
wanita
Percikan pada mata dapar mengakibatkan kerusakan
Berat sampai dengan menetap, kornea buram dan buta.

46
Jika Tertelan : Menyebabkan luka korosif mukosa gastrointestinal di
Sertai mual, muntah, pendarahan.
Jika terhirup : Iritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme.
Kontak kulit : Iritasi kulit
Kontak Mata : Iritasi dan lakrimasi
Pada konsentrasi pekat menyebabkan kornea buram
dan buta
 Tindakan pertolongan
 Bawa korban ke ruangan dengan nsirkulasi udara baik
 Berikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, ventilasi
dan oksigenasi, dan penata laksanaan sirkulasi
 Tindakan Pertolongan pada pemaparan mata
 Tengadakan kepala dan miringkan kesisi mata yang terkena
 Secara perlahan buka lah kelopak mata yang terkena dan lakukan
irigasi dengan air bersih atau NaCL 0,9% perlahan selama 15-20
menit.
 Bila masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit.
 Jangan biarkan korban mengosok mata.
 Tutuplah mata dengan kain kasa steril lalu segera kirim/konsul ke
dokter mata.
 Tindakan pertolongan pada pemaparan kulit
 Bawah segera korban ke pancuran terdekat
 Cuci dengan segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir
10 menit
 Jika tidak tersedia air, sekalah dengan kain pada bagian kulit yang
terkena secara perlahan.
 Lepaskan pakaian, alroji, dan sepatu yang terkontaminasi atau
muntahan dan buanglah dalam tempat plastik tertutup.
 Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri
seperti sarung tangan, masker, apron.
 Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut.
 Tindakan pertolongan pada pemaparan gastrointestinal
 Segera beri korban minum air atau susu untuk diminum secepat
mungkin untuk pengeceran. Untuk orang dewasa maksimal 250cc
sekali minum, untuk anak-anak maksimal 100 ml.
 Kontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon aktif

47
 Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut
dan fleksible dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan
pemeriksaan endoskopi.
 Pengenceran dengan demulsen seperti susu atau antacid.

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. Pengertian
Derajat kesempurnaan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat konsumen akan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara
aman dan memuaskan sesuai dengan norma etiks, hukum sosial budaya
dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan instansi dan
masyarakat konsumen.

B. Tujuan
 Tujuan Umum :

48
Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu
pelayanan secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan
yang optimal.
 Tujuan Khusus :
Tercapainya pengendalian mutu pelayanan melalui :
1. Optimalisasi tenaga, sarana dan prasarana.
2. Pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu
sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan
pengembangan pelayanan kesehatan.

C. Prinsip Dasar Upaya Pengendalian Mutu Pelayanan


Prinsip dasar upaya pengendalian mutu adalah aspek yang akan
ditingkatkan dengan penetapan indikator, kriteria serta standar yang
digunakan untuk mengatur suatu pelayanan.
Adapun prinsip dasar yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan adalah :
1. Keprofesian
2. Efisiensi
3. Keamanan pasien
4. Kepuasan pasien
5. Sarana dan lingkungan fisik

D. Indikator Mutu Unit Sterilisasi Sentral di Rumah Sakit Khusu Mata


1. Insiden Komunikasi Yang Kurang Efektif
2. Ruang Lingkup : Komunikasi yang dilakukan secara akurat, lengkap,
dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada penerima
informasi untuk mengurangi kesalahan dan untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
Komunikasi dapat dilakukan menggunakan lisan, verbal, atau elektronik.
Dimensi Mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien melalui komunikasi
Efektif
Definisi : Komunikasi yang kurang efektif adalah komunikasi lisan
yang operasional tidak menggunakan prosedur : write
back, read back, dan repeat back (reconfirm)
Kriteria inklusi : Kesalahan prosedur komunikasi lisan atau via telpon :

49
Write back, read back, dan repeat back(reconfirm)
Pelaporan secara lisan yang tidak menggunakan
prosedur SBAR
Prosedur spelling ejaan tidak digunakan untuk obat yang
bersifatLASA / NORUM
Kriteria Eksklusi : Komunikasi non lisan / tertulis
Numerator : Jumlah ketidak tepatan komunikasi lisan / via telpon
Denominator : Standar: 0

3. Insiden Ketidakpatuhan Cuci Tangan


Ruang Lingkup : Ketidakpatuhan cuci tangan oleh petugas kesehatan
Dimensi mutu : Keselamatan pasien
Tujuan : Tercapainya keselamatan pasien melalui kegiatan
mencuci tangan
Definisi : Ketidakpatuhan cuci tangan dan ketidakpatuhan waktu
atau 5 operasional momencuci tangan dan
ketidakpatuhan 6 langkah cuci tangan
Kriteria inklusi :Tidak melakukan cuci tangan pada 5 momen cuci tangan

BAB IX
PENUTUP

Sterilisasi merupakan salah satu bagian dari pencegahan infeksi nososkomial,


karena saat ini infeksi nosokomial merupakan persoalan serius bagi rumah sakit dan
bagi pasien. Dimana dapat menjadi penyebab langsung maupun tidak langsung
kematian pasien. Memang beberapa kejadian menunjukkan bahwa infeksi
nosokomial tidak menyebabkan kematian, namun menyebabkan pasien dirawat lebih
lama sehingga harus mengeluarkan biaya lebih banyak.
Oleh karena itu pelayanan sterilisasi sangat dibutuhkan dan berperan dalam
menekan kejadian infeksi nosokomial. Dengan adanya pedoman ini diharapkan
personel di CSSD dapat bekerja secara profesional, karena di dalam pedoman ini
terdapat ketentuan – ketentuan berkembang dengan mengikuti pelatihan – pelatihan
sehingga tidak ketinggalan perkembangan ilmu pengetahuan tentang CSSD.

50
51

Anda mungkin juga menyukai