Oleh :
MATERI PELATIHAN
1. Regulasi dan Standar Pelayanan CSSD
- Kebijakan sterilisasi sentral di rumah sakit.
- Alur Proses Sterilisasi : One way flow, mencegah kontaminasi, membedakan area
kotor dan area bersih, barrier fisik / dinding untuk memisahkan area fungsional ( area
kotor, area bersih dan area penyimpanan steril.)
- Penjaminan mutu yaitu semua langkah pemrosesan peralatan ( dekontamination
cycle adalah krusial ) dan kesalahan pada salah satu langkah siklus dekontaminasi
dapat mengakibatkan cacat/infeksi, membahayakan pasien, membahayakan petugas,
menaikkan biaya( biaya tinggi ).
- Mengacu pada peraturan Menteri Kesehatan No. 27 tahun 2017
Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan.
• Pembersihan Awal (pre-cleaning): Proses yang membuat benda mati
lebih aman untuk ditangani oleh petugas sebelum di bersihkan
(umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV) dan mengurangi,
tapi tidak menghilangkan, jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi.
• Pembersihan: Proses yang secara fisik membuang semua kotoran,
darah, atau cairan tubuh lainnya dari permukaan benda mati ataupun
membuang sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi
mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek tersebut. Proses
ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air atau menggunakan enzim, membilas dengan air
bersih, dan mengeringkan.
• Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): Proses menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakterial dari
objek,dengan merebus, menguapkan atau memakai disinfektan
kimiawi.
• Sterilisasi: Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria,
virus, fungi dan parasit) termasuk endospora menggunakan uap
tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilisasi kimiawi, atau
radiasi.
2. Bangunan, mesin dan SDM di CSSD
Ruang sterilisasi harus terpusat dan memiliki 3 akses terpisah yang tidak boleh
bersilangan, akses tersebut meliputi : akses barang kotor, akses barang bersih dan
akses distribusi barang steril. Letak ruang sterilisasi terpusat harus direncanakan
dengan mempertimbangkan keselamatan dan keamanan struktur bangunan. Ventilasi
di ruang sterilisasi harus tersaring dan terkontrol.
Mengenai fasilitas minimal yang ada di ruang sterilisasi antara lain :
1) Washtafel
2) Washer Desinfector
3) Autoclave
4) Cutting dan sealer
5) Rak Penyimpanan
6) Kontainer instrumen
7) Eyewash
8) Termohygrometer
Disamping fasilitas yang mendukung kinerja CSSD seperti drying, mesin RO atau
plasma.
Mengenai sumber daya manusia ( SDM ) yang ada di ruang sterilisasi haruslah staff
yang terlatih, kompeten, dan berkomitmen untuk “ melakukan apa yang benar di
setiap langkah”. Ini berarti memastikan bahwa pintasan tidak diambil dan bahwa
proses dan praktik di patuhi secara konsisten.”Tidak direkomendasikan bahwa staf
rumah tangga terlibat dalam pembersihan peralatan medis kecuali mereka telah
dilatih dan disertifikasi dan dipindahkan ke struktur kepegawaian SSD”
( WHO, 2016 ).
3. Mikrobiologi Dasar dan Pencegahan Baku di CSSD
Mikroorganisme adalah makhluk hidup dengan ukuran sangat kecil, hanya dapat
dilihat dengan mikroskop. Jenis mikroorganisme : virus, bakteri, jamur, parasit
Sterilisasi adalah suatu proses yang merusak semua jenis mikroorganisme
menggunakan steam under pressure ( autoclave ), dry heat ( pemanasan kering ), ETO
( Ethylene oxide ) gas, sterilisasi suhu rendah (hidrogen perokxide gas plasma) dan
liquid chemical.
Pemantauan proses sterilisasi dilakukan secara fisik ( suhu dan tekanan ), kimiawi (
penetrasi uap ), biologi dalam hal ini memakai indikator biologi dimana akan terlihat
apakah proses sterilisasi berfungsi baik sesuai yang diinginkan.
Pemantauan kualitas sterilisasi dilakukan dengan pemeriksaan mikrobiologi rutin
yang membuktikan bahwa semua mikroorganisme telah mengalami kerusakan /
tereliminasi. Atau dengan Konsep steril yaitu bebas mikroorganisme dari setiap item
yang telah dilakukan sterilisasi. SAL ( Sterilization Assurance Level ) yaitu peluang
adanya satu mikroorganisme ( bentuk spora ) yang bertahan hidup pada suatu material
setelah proses sterilisasi. 1spora bertahan hidup dari 1 juta spora =10 .Sal sangat
rendah berarti proses sterilisasi sangat efektif.
4. Material, Tipe Instrumen dan Tehnik pemeliharaan Instrumen
Instrumen adalah aset utama dan menunjukkan angka yang besar pada pembelanjaan
total rumah sakit. Pemeliharaan instrumen bermaksud untuk menjaga semua
instrumen yang dimiliki agar bisa berfungsi dengan baik pada saat digunakan dan
dapat berumur lebih lama.Instrumen bedah adalah instrumen yang tahan karat bukan
instrumen yang tidak bisa berkarat, dan penyebab korosif pada instrumen dipengaruhi
oleh faktor – faktor seperti pH air, bahan kimia yang dipakai dan cairan tubuh
manusia.
Prinsip dasar pemeliharaan instrumen adalah :
1) Segera bersihkan instrumen setelah digunakan
2) Untuk pencucian mekanis biarkan mendingin ke suhu ruangan untuk mencegah
resiko abrasi metal terkait fretting corrosion
3) Selalu lumasi instrumen sebelum uji fungsi, lumasi secara manual ke permukaan
sambungan saja
4) Ulangi buka tutup instrumen untuk memastikan pelumas menyebar ke seluruh
bagian sambungan.
Pembersihan Mekanis
Ultrasonik washer direkomendasikan untuk instrumen yang memiliki rongga,
celah, lumen dan area yang sulit untuk dibersihkan.
Washer disinfector direkomendasikan untuk semua instrumen yang tahan
terhadap pembersihan mekanis untuk mendapatkan paparan pembersihan yang
baik dan mengurangi resiko paparan pada petugas CSSD.
Konsistensi, standar yang lebih tinggi, tervalidasi, perlindungan petugas
10. Reprocessing re use single use device
Kriteria
a. High risk, dimana penggunaan alat tersebut memang merupakan alat yang harus
dipergunakan untuk pelayanan pasien
b. High cost, dimana harga alat sangat mahal dan perlu ada upaya menurunkan biaya
pelayanan pasien
c.High volume, dimana jumlah penggunaan alat tersebut sangat tinggi sehingga jumlah
stok yang ada tidak mencukupi jumlah tindakan yang diperlukan
d. Alat yang jarang atau atau baru dan sulit didapatkan.
Formulir harus selalu dilampirkan beserta alat single use yang di re-use. Berikut adalah
contoh formulir di RS dr. Soetomo Surabaya :
Hasil kegiatan :
1. Fotocopy Materi
2. Flasdisk
3. Sertifikat ( terlampir)
Hal – hal yang akan ditingkatkan sehubungan dengan pelatihan ini bagi RS Griya Husada
Madiun :
1. Sterilisasi di rumah sakit griya husada belum menjadi sterilisasi sentral ( CSSD ) tetapi
masih merupakan Sub unit Sterilisasi dikarenakan masih banyak faktor-faktor yang
menjadikannya belum mampu tersentral ( seperti : ruang yang sempit, fasilitas dan SDM
yang terbatas dan belum cukup kompeten untuk menghafal dan menata peralatan medis ).
2. Untuk sarana bangunan di ruang sterilisasi di rumah sakit griya husada sudah memiliki 3
akses ruang yaitu ruang kotor, ruang bersih dan ruang steril. Namun untuk ruang
penyimpanan steril masih terlalu sempit dan suhu di ruang tersebut masih belum sesuai
standar ruang penyimpanan ( 21-30 C )
3. Untuk menjadikan sub unit sterilisasi menjadi sentral sterilisasi (CSSD ) di rumah sakit
griya husada masih banyak kekurangan fasilitas yang belum memadai seperti mesin
autoclave yang masih basah, tidak adanya washer desinfector, cutting, drying, mesin RO
dan plasma. Semua masih dikerjakan manual dan perlu ketrampilan khusus untuk
menyiasati alat yang masih sederhana sehingga masih dibutuhkan bantuan dari petugas
ruangan untuk menyiapkan dan mensetting peralatan medis yang akan disteril.
4. Untuk menjadikan sub unit sterilisasi menjadi sentral sterilisasi dibutuhkan beberapa
formulir – formulir yang berkaitan dengan keterangan mengenai isi dari baki / tray yang
berisi set peralatan medis yang disteril, sehingga formulir – formulir tersebut harus
disiapkan terlebih dahulu dan tentunya menambah biaya tersendiri.