Anda di halaman 1dari 19

Lampiran

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SITI AISYAH MADIUN


Nomor :
Tertanggal :
Tentang : Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun tentang Panduan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi dan Renovasi
Konsideran Peraturan Direktur :
1. Undang undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Undang undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 tahun 2016 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana di Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24 tahun 2008 tentang Pedoman
Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung
5. Kepmenkes Nomor 1407 tahun 2002 tentang pedoman pengendalian dampak
pencemaran udara
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 1077/2011 tentang pedoman penyehatan udara
dalam ruang RS.
7. Keputusan Menteri Tenaga Kesehatan Nomor 1087 Tahun 2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pekerjaan Konstruksi dan atau renovasi merupakan pekerjaan yang kompleks, dan
mempunyai risiko keselamatan dan kesehatan kerja yang tinggi. Bahan bangunan, Peralatan
kerja, Tenaga kerja dan sistem kerja dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan kerja,
dengan risiko kerugian material hingga kehilangan jiwa atau kematian. Karena itu pekerjaan
konstruksi wajib mengindahkan ketentuan yang sudah ada, diantaranya adalah Permenaker
No.01/Men/1980 tentang K3 Konstruksi, dan SKB Meneri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan
Umum ke 174/1986 dan No. 104/KPTS?1986 Tentang K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi
Beserta Pedoman Pelaksanaan K3 Pada Tempat Kegiatan Konstruksi.

Sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970, ruang lingkupnya adalah;


1. Dilakukan pekerjaan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau
pembongkaranrumah, gedung atau bangunan lainnya.
2. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau air.
3. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh, terperosok, hanyut atau terpelanting.
Konstruksi bangunan adalah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja, tahapan tersebut antara lain; pekerjaan penggalian, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja dan pekerjaan pembongkaran yang mana setiap
pekerjaan diatas akan menggunakan pesawat atau instalasi

Terkait Pembangunan atau kegiatan Konstruksi di Rumah Sakit disamping risiko Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Konstruksi itu sendiri juga mempunyai risiko lain terkait risiko keselamatan
dan kesehatan yang dimungkinkan kepada penghuni rumah sakit yaitu karyawan, pasien,
pendamping pasien, pengunjung dan lingkungan sekitar.

Risiko lain yang perlu menjadi perhatian dalam pekerjaan konstruksi dan renovasi dalam rumah
sakit adalah adanya gangguan atas sarana prasana dan utilitas rumah sakit yang harus selalu
tersedia di rumah sakit, seperti sarana pengamanan kebakaran gedung seperti Sprinkler,

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


Hydrant, alarm kebakaran, jalur evakuasi, dan yang terpenting adalah Kemungkinan Gangguan
Kesehatan pada penghuni rumah sakit, gangguan Ketersediaan Air dan Listrik di Rumah Sakit.
Risiko-risko keselamatan dan kesehatan konstruksi tersebut seyogyanya dilakukan pengkajian
lebih awal sebelum dilakukan pekerjaan konstruksi tersebut yang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan No. 66 tahun 2018 disebut sebagai Pre Construction Risk Assesment atau
Pengkajian Risiko Pra Konstruksi.

Karena itu rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun memandang perlu adanya sebuah Pedoman
keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontruksi sehingga dapat memberikan pelayanan yang
mendukung keselamatan dan Kesehatan bagi pasien dan keluarganya, pengunjung, dan
karyawan yang berada dilingkungan rumah sakit, serta memberikan kejelasan cara kerja bagi
petugas rumah sakit yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi.

B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Menjaga keselamatan dan memberikan rasa aman kepada seluruh penghuni Rumah Sakit
Islam Siti Aisyah Madiun
2. Tujuan khusus
a. Mencegah terjadinya insiden kecelakaan yang berkaitan dengan Pembangunan dan
renovasi Gedung di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun.
b. Mencegah terjadinya Infeksi akibat adanya konstruksi di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah
Madiun
c. Mencegah terjadinya Kebakaran dalam proses Pembangunan di Rumah Sakit Islam Siti
Aisyah Madiun.
d. Mencegah terjadinya gangguan ketersediaan air dan Listrik di Rumah Sakit Islam Siti
Aisyah Madiun.
e. Adanya ketentuan jalur evakuasi selama proses konstruksi.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


BAB II
PENGERTIAN

1. K3 Konstruksi adalah aktifitas Keselamatan dan kesehatan kerja yang berhubungan dengan
seluruh tahapan terkait seluruh tahapan pekerjaan konstruksi bangunan yang dilakukan di
rumah sakit dan berpotensi terjadinya kecelakaan kerja dan gangguan kesehatan akibat proses
konstruksi pada karyawan, pasien, pendamping pasien, pengunjung yang ada di rumah sakit
baik langsung maupun tidak langsung.
2. Kontraktor adalah Pelaksana dan Penanggung jawab Pekerjaan Konstruksi.
3. Sarana Pembangunan adalah Peralatan yang digunakan selama proses konstruksi dilakukan
seperti perancah, tangga, Perkakas banguan, mesin las dll.
4. ICRA (Infection Control Risk Assesment ) Konstruksi adalah Penilaian potensi terjadinya risiko
infeksi karena paparan debu akibat pembangunan atau renovasi di rumah sakit kepada pasien
maupun penghuni lainnya.
5. Identifikasi Pekerja konstruksi adalah suatu tanda yang dikenakan pada Pekerja konstruksi,
Pengawas Konstruksi yang dpat berupa Kartu Identitas, Rompi Pekerja/Pengawas, Helm
Pekerja/Pengawas, maupun tanda lainnya.
6. APD adalah Alat Pelindung Diri yang dikenakan selama pelaksanaan pekerjaan tertentu.
7. Sistem Pengamanan Kebakaran adalah satu atau kombinasi dari metode yang digunakan pada
bangunan gedung untuk memperingatkan orang terhadap keadaan darurat atau penhyediaan
tempat penyelamatan, membatasi penyebaran kebakaran, atau pemadaman kebakaran.
8. Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakan untuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, komunikasi dan
mobilitas dalam bangunan.
9. Sistem Utilitas Air adalah suatu sistem penyediaan air ke tempat-tempat yang dikehendaki tanpa
ada gangguan atau pencemaran terhadap daerah-daerah yang dilaluinya dan dapat memenuhi
kebutuhan penghuninya.
10. Sistem Utilitas Listrik adalah suatu sistem penyediaan listrik ke tempat-tempat yang dikehendaki
yang aman.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


BAB III
RUANG LINGKUP

1. Panduan ini diberlakukan untuk semua Kontraktor, pasien, pengunjung, karyawan, Pekerja
Konstruksi dan semua orang selama berada di lingkungan RS Islam Siti Aisyah Madiun.
2. Pelaksana panduan ini adalah karyawan/petugas yang ditunjuk, yaitu Tim K3-RS, Tim PPI,
Pengawas Manajemen Risiko,Petugas Keamanan, Kontraktor dan Pekerja Konstruksi.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


BAB IV
TATALAKSANA

A. Kewajiban dan tanggung jawab


1. Kontraktor
a. Memahami dan mengetahui sistem K3 Konstruksi
b. Mentaati dan melaksanakan ketentuan K3 Konstruksi yang berlaku.
c. Mentaati ketentuan pengelolaan K3 Konstruksi yang digunakan oleh Rumah Sakit
Islam Siti Aisyah Madiun.
d. Menjamin seluruh Proses Konstruksi sudah dilakukan pengkajian Keselamatan dan
Kesehatan Kerjanya.
e. Menjamin seluruh Pekerja Konstruksi yang berada dalam pengawasannya termasuk
pekerja subkon melakukan dan melaksanakan ketentuan K3 Konstruksi.
f. Melaksanakan rekomendasi Proses Kajian Pre Konstruksi dan Hasil pemantuan Harian
dan atau Mingguan selama Proses dan Pengakhiran Konstruksi oleh Petugas Rumah
Sakit.

2. Petugas K3-RS dan PPI


a. Tim K3-RS melakukan Kajian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pra Konstruksi yang
akan dilakukan di lingkungan RS Islam Siti Aisyah Madiun.
b. Tim PPI melakukan kajian risiko infeksi konstruksi yang akan dilakukan di lingkungan
RS Islam Siti Aisyah Madiun.
c. Tim K3-RS bersama Tim PPI menerbitkan ijin pelaksanaan kontruksi terkait
Pengendalian Keselamatan dan Pengendalian Infeksi.
d. Tim K3-RS dan Tim PPI melakukan Pemantauan Harian dan atau mingguan atas
proses konstruksi terkait ketaatan Kontraktor dan Pekerja Konstruksi dalam
melaksanakan ketentuan yang telah disepakati bersama, serta hasil temuan
dilapangan.
e. Melaporkan hasil pemantauan, memberikan usulan, saran atau solusi terkait hasil
temuan kepada Direktur. dan
f. Menghentikan proses konstruksi dilapangan bilamana diperlukan dan mengusulkan
penghentian pekerjaan pada kontraktor pelaksana bilamana kontraktor sudah tidak
mengindahkan ketentuan K3 Kontruksi dan membahayakan lingkungan Rumah Sakit.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


B. Tata Laksana aspek K3 Pekerjaan Penggalian
1. Ketentuan Umum :
a. Untuk Penggalian dalam skala luas seperti pembuatan pondasi, basement struktur
dan stabilitas tanah harus dilakukan uji terlebih dahulu oleh tenaga ahli.
b. Sebelum pekerjaan dimulai harus ada konsultasi dengan pihak rumah sakit (unit
terkait) berkaitan dengan ada tidaknya sarana seperti instalasi air bersih, air kotor,
hydrant, pipa gas atau listrik yang tertanam guna menghindari gangguan yang
dimungkinkan.
c. dilakukan pemutusan arus listrik atau gas bila dimungkinkan.
d. bila tidak dimungkinkan pemutusan dilakukan pengamanan dengan pemberian tanda
yang mudah dilihat, mudah dibaca dan mudah dimengerti oleh pekerja atau orang
yang berada di lingkungan tersebut.
2. Pelaksana penggalian diberikan pengetahuan tentang aspek K3 Penggalian tanah (oleh
Kontraktor)
a. Pemberian APD yang diperlukan (helm, safety shoes, safety glass dll)
b. Penempatan sarana penyelamatan lebih dari satu (tangga, tali penyelamat dll)
c. Pemasangan sarana Pengamanan runtuhan tanah
3. Pemeriksaan Lokasi Penggalian secara teliti terkait :
a. setelah hujan lebat
b. setelah ada runtuhan / longsoran tanah
c. seteah pekerjaan terputus lebih dari 1 hari atau lebih.

C. Tata Laksana Aspek K3 Pekerjaan Konstruksi Baja


1. Ketentuan Umum
a. Kajian Tehnik Sipil terkait Kekuatan Konstruksi, jenis baja yang dipakai, ukurannya,
serta metode penyambungan yang dipakai.
b. Sebelum Pemasangan Konstruksi Baja harus dilakukan presentasi sistem
pelaksanaan dan tahapan pelaksanaannya. serta pengkajian K3 pemasangan
konstruksi baja tersebut.
c. Petugas Pelaksana Konstruksi Baja harus seorang ahli dibidangnya atau
mempunyai sertifikat yang diperlukan, seperti ;
- Sertifikat Pengawas Konstruksi
- Sertifikat Operator Las sesuai tingkatannya dll.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


- Sertifikasi operator alat pengangkut (SIO forklift) dll
2. Pemberian Sarana pelaksanaan kontruksi baja, diantaranya;
- Tangga / Perancah
- Jalan pekerja / gang
- APD Pekerja
- Penyediaan APAR
- jaring pengaman
*semua sarana yang dipakai harus sudah diinspeksi kehandalan dan keamanannya

3. Pengamanan Lokasi Kerja sewaktu Pemasangan Konstruksi Baja;


- Pengosongan areal bawah konstruksi kecuali petugas pemandu
- Pemasangan Warning Sign atau pita pembatas area

D. Tata Laksana Aspek K3 pekerjaan Listrik


1. Kontraktor Pekerjaan Listrik harus sudah menjadi rekanan atau anggota Asosiasi
Kontraktor listrik dan Mekanikal Indonesia (AKLI) atau dalam pengawasan anggota AKLI
2. Pelaksanaan Pekerjaan Instalasi Listrik berdasar ketentuan PUIL (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik) yang diterbitkan oleh Kementerian ESDM atau dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI)

E. Tata Laksana Aspek K3 Pekerjaan Plumbing / Pemipaan


1. Jenis Pekerjaan Plumbing
a. Plumbing instalasi Air Bersih
b. Plumbing Instalasi Air Kotor
c. Plumbing Instalasi Hydrant dan Sprinkler
d. Plumbing Instalasi Gas.
2. Ketentuan Umum
a. Instalasi Air Bersih tidak diperkenankan berhimpitan dengan instalasi air Kotor
untuk mencegah kontaminasi silang.
b. Jenis Pipa Hydrant dan Sprinkler harus sesuai ketentuan dan ukurannya. pipa hydrant
tidak sama dengan pipa air bersih
c. Distribusi air ke tempat yang ditentukan sesuai kebutuhan dan tekanan yang
diperlukan.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


3. Instalasi Pipa Hydrant dan Sprinkler
a. Pipa yang dipasang sesuai dengan ketentuan inastalasi hydrant sprinkler.
b. Petugas penyambungan adalah orang yang sudah bersertifikasi operator Las sesuai
kelasnya dan atau berpengalaman minimal 5 tahun dalam pekerjaan plumbing
hydrant sprinkler dan atau dalam pengawasan ahlinya.
c. Disediakan APD yang sesuai dengan pekerjaan Pengelasan
d. Disediakan APAR dilokasi Pengelasan.
e. Pemutusan / mematikan Instalasi Hydrant sprinkler yang sudah ada harus
sepengetahuan petugas rumah sakit yang bertanggung jawan atasnya dan tidak
boleh melebihi 1 – 2 hari.

F. Tata Laksana Penilaian Risiko Pre Konstruksi


1. Tabel Identifikasi Type Aktivitas Konstruksi(Tabel 1)
Inspeksi dan kegiatan non-invasif atau skala kecil dengan durasi
pendek
Diantaranya :
 Pelepasan bagian langit-langit untuk tujuan inspeksi visual, kurang dari
Type A 1 plafon per 15M2
 Pengecatan tanpa pengampelasan
 pemasangan wall paper
 Perbaikan Saluran Listrik
 perbaikan saluran air

Kegiatan skala kecil, durasi pendek yang menciptakan debu


minimal.
Diantaranya :
Type B  Pemotongan langit-langit, dinding dimana debu dapat dikendalikan
 Pemasangan instalasi telepon, Komputer dan listrik
 Pembuatan akses lubang perpipaan

Setiap pekerjaan yang menghasilkan debu yang tinggi sampai menengah


atau pekerjaaan pembongkaran atau pelepasan komponen tetap atau
rakitan pada bangunan.
Diantaranya :
 Pelepasan plafonlebih dari 1 plafon atau per 15M2,Pembongkaran
lantai, bagian dinding.
Type C
 Pengecatan dengan pengampelasan
 Perbaikan Saluran Listrik skala besar (≥ satu kamar/ruangan)
 perbaikan saluran air skala besar (≥ satu kamar/ruangan)
 Pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja

Type D Pembongkaran dan pembangunan proyek-proyek besar

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


Diantaranya :
 Pembongkaran plafon,Pembongkaran lantai, dinding.
 Pengabungan gedung/Konstruksi baru

2. Tabel Identifikasi Risiko Kelompok Yang Akan Terdampak (Tabel 2)


Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi Risiko Tertinggi
Area Perkantoran /  Cardiologi  Laboatorium  Cathlab
Ruang Administrasi  Endoscopy  IGD  CSSD
 Radiologi  Perinatologi  ICU
 R.Inap  IBS  R.Isolasi
  Gizi  R.Dispensing
 Farmasi

3. Tabel Matriks Kelas Konstruksi(Tabel 3)


Aktivitas Konstruksi / Matrik Risiko
Aktivitas Konstruksi
Type A Type B Type C Type D
Kelompok Risiko
Risiko Rendah I II II III / IV
Risiko Sedang I II III IV
Risiko Tinggi I II III / IV IV
Risiko Tertinggi II III / IV III / IV IV

4. Tabel Klasifikasi Kelas / Level dan Pengendaliaannya(Tabel 4)


PENGENDALIAN PENGENDALIAN
KELAS
SELAMA PROYEK BERJALAN SETELAH SELESAI PROYEK
1. Minimalkan debu dari proyek yang 1. bersihkan area kerja
dikerjakan
KELAS I 2. Segera ganti atap / tutup dinding
yang dilobangi.

1. Menyediakan sarana (terpal plastik, 1. Lap permukaan dengan


isolatif) untuk mencegah debu desinfektan.
KELAS II udara menyebar. 2. Masukkan limbah konstruksi
2. Gunakan penyemprotan kabut air sebelum transportasi dalam wadah
untuk mengontrol debu saat tertutup rapat.
melakukan pemotongan / bongkar 3. Pel basah dan / atau vakum
bangunan dengan vacuum filter udara atau
3. Segel pintu yang tidak digunakan HEPA sebelum meninggalkan area

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


4. Blok dan tutup ventilasi udara kerja.
5. Pasang keset debu di pintu masuk 4. Lepas isolasi/ pasang kembali
dan keluar proyek konstruksi sistem HVAC di area proyek
6. Lepas atau isolasi sistem HVAC di
area proyek dilakukan

1. Lepas atau isolasi sistem HVAC 1. Jangan menghilangkan barier dari


dimana proyek dilaksanakan untuk area kerja sampai proyek selesai
mencegah kontaminasi pada dan sudah diinspeksi oleh Tim K-3
sistem perpipaan dan Tim PPI dan sudah dibersihkan
2. Gunakan barier kritis (sheetrock, seluruhnya
KELAS III plastik, plywood) untuk menyegel 2. Lepas material barier dengan hati-
area dan memisahkan dengan area hati untuk meminimalkan
luar proyek atau gunaan metode penyebaran kotoran dan serpihan
kontrol tabung (gerobak dengan dari sisa konstruksi
penutup plasik dan 3. Vakum area proyek dengan vacum
menghubungkan (dengan saluran filter(bila diperlukan dgn HEPA
yang tersegel) dengan unit filtrasi Filter)
udara (bila diperlukan dgn HEPA 4. Pel area dengan disinfektan
Filter)sebelum proyek dimulai. 5. Lepas isolasi atau buka kembali
3. Memastikan tekanan udara negatif sistem HVAC di area proyek
dalam area proyek dengan
menggunakan sistem filtrasi udara
(bila diperlukan dgn HEPA Filter)
4. Masukkan limbah konstruksi ke
dalam kontainer tertutup dan
tertutup rapat sebelum transport
5. Tutup gerobak dan troli yang
digunakan untuk transport material,
apabila tidak ada penutup solid,
gunakan penutup plastik yang
diikat/ dilakban 

1. Bila ada sistem HVAC, Lepas atau


1. Jangan melepas barier dari area
isolasi sistem HVAC dimana proyek
kerja sampai proyek selesai
KELAS IV dilaksanakan untuk mencegah
diinspeksi oleh K3RS dan PPI
kontaminasi pada sistem perpipaan
dan sudah dibersihkan secara
2. Gunakan barier kritis (sheetrock,
menyeluruh
plastik, plywood) untuk menyegel
2. Lepas material barier dengan
area dan memisahkan dengan area
hati-hati untuk meminimalkan
luar proyek atau gunaan metode
penyebaran kotoran dan serpihan
kontrol tabung (tabung dengan
dari sisa konstruksi
penutup plasik dan
3. Masukkan limbah konstruksi ke
menghubungkan (dengan saluran
dalam kontainer tertutup dan
yang tersegel) dengan unit filtrasi
tertutup rapat sebelum transport
udara (bila diperlukan dgn HEPA
4. Tutup gerobak dan troli yang
Filter) sebelum proyek dimulai.
digunakan untuk transport
3. Memastikan tekanan udara negatif
material, apabila tidak ada
dalam area proyek dengan
penutup solid, gunakan penutup
menggunakan sistem filtrasi udara
plastik yang diikuat/ dilakban
(bila diperlukan dgn HEPA Filter)
5. Vakum area proyek dengan
4. Segel lubang, pipa, dan retakan

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


dengan baik vacum fillter (bila diperlukan dgn
5. Bangun sebuah anteroom dan HEPA Filter)
mensyaratkan semua personal 6. Pel area dengan disinfektan
sehingga mereka dapat divakum 7. Lepas isolasi atau buka kembali
menggunakan vakum filter sebelum sistem HVAC di area proyek
keluar dari area proyek atau
sediakan baju coverall yang dilepas
sebelum keluar dari area proyek
6. Mensyaratkan semua pekerja yang
asuk ke area proyek untuk
memakai penutup kaki. Penutup
kaki harus dipakai setiap kali
meninggalkan area proyek

5. Aktifitas Kegiatan renovasi yang tidak memerlukan asesemen pre kontruksi


a. Pengecatan dan pemasangan wall paper di area kantor dan bukan area pasien
b. Pengecatan ruangan pasien yang tidak ada pasien di dalamnya dan pengecatan
kurang dari 15 M2
c. Pemasangan dispenser sabun, kontainer benda tajam, tempat tisu di ruangan pasien
d. Perbaikan engsel jendela
e. Penggantian plafon kurang dari 10 lembar ukuran 2 x 2 m pada area kantor dan bukan
area pasien
f. Penggantian plafon kurang dari 5 lembar 2 x 2 m pada area pasien dan jika pasien
dikeluarkan dari area tersebut dan dibersihkan sebelum pasien kembali
g. Perbaikan minimal pada sistem bel perawat, TV, tempat tidur, telepon
h. Mengecek atau mengganti saklar/ outlet listrik
i. Mengganti bohlam lampu
j. Memperbaiki wastafel atau keran tanpa ada tumpahan air di lantai
k. Memperbaiki wastafel atau keran dengan adanya tumpahan air di lantai dengan adanya
housekeeping yang membersihkan lantai
l. Memperbaiki outlet gas medis
m. Perbaikan keseimbangan parameter udara
n. Mengecek AC
o. Kegiatan yang memproduksi jumlah debu di dalam ruangan dan kondisi udara
bertekanan negatif dengan HEPA dengan minimum pertukaran udara serta semua
udara dibuang keluar, HEPA harus berjalan selama 2 jam setelah pengerjaan selesai
dan housekeeping harus membersihkan ruangan sebelum proyek selesai. Kegiatan

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


proyek dan penggunaan HEPA harus didokumentasi dan dilaporkan ke Komite PPI dan
K3RS
Catatan: Semua saluran udara harus disegel selama proyek berlangsung

6. Parameter Risiko yang dinilai Asesmen Pra Konstruksi (PCRA)


a. Kualitas Udara akibat timbulan Proyek
b. Pengendalian Infeksi (ICRA)
c. Utilitas (dari gangguan akibat pelaksanaan proyek)
d. Kebisingan yang ditimbulkan
e. Getaran
f. Penggunaan Bahan Berbahaya dalam pelaksanaan proyek
g. Layanan Terhadap aktivasi kedaruratan, seperti ganguan atas code red, ganguan
jalur evakuasi dll.
h. Bahaya lain yang dimungkinkan.

7. Pemantauan / Inspeksi selama Proyek Berjalan


a. Pemantauan / inspeksi dilakukan minimal 1 kali dalam seminggu
b. Menggunakan form sebagaimana dalam lampiran atau form elektronik

8. Langkah Penilaian Keselamatan Konstruksi / PCRA (SPO)


a. Nilai Aktifitas konstruksi yang akan dilakukan berdasar Tabel Aktifitas Konstruksi
(Tabel 1)
b. Catat ruangan disamping kanan, kiri, depan, belakang, atas, bawah disekitar Proyek
yang akan terdampak, dan tentukan nilai risikonya dengan Tabel Identifikasi Risiko
Kelompok (Tempat / Ruangan) (Tabel 2).
Gunakan Nilai Risiko Kelompok Terbesar meski hanya ada satu ruangan yang
terdampak pada kelompok risiko tersebut.
c. Identifikasi Jenis-jenis Gangguan yang akan terjadi atau berdampak pada kegiatan
pelayanan dari proses kegiatan Konstruksi tersebut; Ventilasi Udara, Saluran Air,
Saluran Listrik, Pemakaian B3, Sistem Penanngulangan Kebakaran (Hydrant,
Sprinkler, Alarm) Jalur Evakuasi, serta kemungkinan gangguan Keamanan.
d. Analisa / Cocokkan hasil Penilaian Aktifitas Kegiatan Konstruksi (Type A,B,C, D)
dengan Kelompok Risiko yang akan Terdampak (risiko Rendah, Sedang, Tinggi,

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


Tertinggi) dengan Tabel Matriks Kelas Konstruksi (Tabel 3) sehingga dapat
diketahui Type Kelasnya dari pertemuan keduanya.
e. Tentukan cara Penanggulangan terhadap jenis-jenis gangguan tersebut. (mis.
penanganan gangguan udara dengan memastikan sistem tata udara negatif pada
lokasi proyek. Merubah jalur evakuasi selama proyek berlangsung dll.)
f. Koordinasikan dengan Unit/Tim yang terkait atas hasil penilaian dan
penanggulangan yang telah dibuat.
Dengan PPI terkait Infection Control. Unit Kerja lain terkait Jalur Evakuasi dll.
Dengan Satuan Pengaman terkait Keamanan.
g. Tandatangani Form PCRA (Tim K3-RS, PPIRS, Penanggung Jawab Proyek)
h. Laporkan ke Rumah Sakit dan Berikan Copy Form PCRA pada PPIRS, dan
Kontraktor Proyek serta Berikan Penjelasan Terkait Kewajiban Kontraktor yang
harus dilakukan mulai awal pengerjaan sampai pengakhiran proyek konstruksi.

9. Inspeksi / Pemanatauan Kegiatan Proyek (SPO)


a. Lakukan Inspeksi minimal 1 kali / minggu
b. gunakan form yang sudah ada atau form elektronik
c. tulis nama, tanggal, nama proyek dan lokasi proyek
d. isi for inspeksi yang ada dengan cara mencentang pada kolom jawaban Ya, Tidak
dan NA (tidak dinilai) atas pertanyaan yang ada.
e. bila jawaban merupakan kondisi/tindakan yang tidak aman tulis upaya perbaikan
yang harus atau dapat dilakukan pada kolom Upaya Perbaikan dan kapan batas
waktu selesai pada kolom Tanggal selesai.
f. Beritahukan kepada penanggung jawab proyek yang ada (beri salinan inspeksi)
agar dapat melakukan perbaikan.
g. arsipkan form inspeksi yang telah dibuat.

10. Anggaran Pembiayaan untuk pelaksanaan Penilaian Risiko Pra Kontruksi


(PCRA)

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


a. Anggaran Pembiayaan PCRA merupakan bagian dari Pembiayaan
Pembangunan / Renovasi secara keseluruhan.
b. Dalam Pelaksanaan Pembangunan yang dilakukan oleh pihak ketiga maka
pembiayaan dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

BAB V
DOKUMENTASI

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


a. Pendokumentasian terkait pelaksanaan pra konstruksi dan pemantauannya dilakukan serta
disimpan oleh petugas Tim K3-RS setiap 1 minggu sekali sebagai bahan pelaporan setiap
bulannya.
b. Pelaporan diberikan kepada Direktur Rumah Sakit melalui sekretariatan.

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


BAB VI
PENUTUP

Panduan ini kami susun untuk menjadi acuan pelaksanaan dalam mengelola Keselamatan dan
Kesehatan dalam proses Konstruksi / Renovasi di Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun, karena
rumah sakit merupakan fasilitas umum dibidang kesehatan yang menangani proses penyembuhan
pasien, serta berkumpulnya masyarakat sehingga memerlukan pencegahan timbulan infeksi,
bahaya keselamatan dan bahaya keamanan yang baik dalam pemberian layanan kesehatan kepada
masyarakat.

Ditetapkan di : M A D I U N
Pada Tanggal :
Direktur,

dr.RINI KRISNAWATI, MARS

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


DAFTAR PUSTAKA

Permen ESDM no. 36 tahun 2014 tentang pemberlakuan Standar Nasional Indonesia
0225:2011mengenai persyatan umum instalasi listrik 2011 (PUIL 2011)
Pedoman Manajemen Risiko K3 di Fasilitas Pelayanan Kesehatan oleh Dirjen Kesmas RI tahun
2016.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit.
Buku PUIL http://www.djk.esdm.go.id/pdf/Buku%20PUIL/Buku%20PUIL%20Keselamatan%20dan
%20Pemasangan%20Instalasi%20Listrik%20Voltase%20Rendah.pdf
Buku Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, yang diterbitkan oleh Komite Akreditasi Rumah
Sakit (KARS), tahun 2017
Pengawasan Proyek Konstruksihttp://jurnal-k3lh.web.id/2014/12/26/pengawasan-k3-konstruksi/

Pre Construction Risk Assessment


http://eo2.commpartners.com/users/apic/downloads/Appendix_B.pdf

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjvtv7isffaAhUNR48KHb
FMDx4QFggvMAA&url=http%3A%2F%2Fwww.jefferson.edu%2Fcontent%2Fdam%2Ftju
%2Ffacilities%2Ffdc%2FPre-construction%2520Risk
%2520Assessment.xls&usg=AOvVaw2591oPu5WpbNoam9X0ndCC

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwii7ZSY8PfaAhVCo48KH
QTDDK4QFghZMAY&url=https%3A%2F%2Fwww.vendorportal.ecms.va.gov
%2FFBODocumentServer%2FDocumentServer.aspx%3FDocumentId%3D3794135%26FileName
%3DVA244-17-R-1492-A00001003.pdf&usg=AOvVaw3_rwWKkvXvjq-LlxLyPil6

Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun


Panduan K3 Konstruksi RSI Siti Aisyah Madiun

Anda mungkin juga menyukai