Anda di halaman 1dari 32

VL[CQ\[CO AI[LGQ\[ [\JCN TCGIQ V[LJIL[ KIOQC[M

OMJM[ 2
QLOQCOE

VCOA\CO GLTL@CJCQCO ACO GLTLNCQCO GL[BC


GMOTQ[\GTI ACO [LOMXCTI
[\JCN TCGIQ V[LJIL[ KIOQC[M

Jloijkcoe : a. Bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu
meningkatkan mutu dan standar pelayanan secara berkesinambungan
termasuk penambahan fasilitas pelayanan yang dilaksanakan melalui
konstruksi dan renovasi bangnan fisik rumah sakit;
b. Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang
melibatkan bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi dan tenaga
kerja, dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja;
c. Bahwa tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber daya
yang dibutuhkan bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh
perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap ancaman
kecelakaan kerja;
d. Bahwa rumah sakit adalah fasilitas umum yang mengutamakan
Kesehatan dan Keselamatan pasien, pengunjung, pegawai, dan
lingkungan rumah sakit, maka perlu ditetapkan Peraturan Direktur
tentang Panduan Konstruksi dan Renovasi di Rumah Sakit Premier
Bintaro;

Jloeioect : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang


Kesehatan.
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah
sakit;
3. Undang Undang Pemerintah nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja;
4. Undang-Undang 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan ;
5. Undang Undang Pemerintah nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
dan Gedung ;
6. Permenkes No.1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah

Sakit ;
7. Kepres Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena
Hubungan Kerja ;
8. Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. kep.174 Men/1986/104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat dilakukan kegiatan
konstruksi ;
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/Men/1980 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan;

10. Kepmenkes nomor 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan


Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit ;
11. Kepmenkes nomor 1087/MENKES/SK/VIII/2010 tentang Standar
Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Rumah Sakit ;

JLJ\Q\TGCO
Jloltcpgco :

Vlrtcjc PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO TENTANG


PANDUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERlA KONSTRUKSI DAN
RENOVASI RUMAH SAKIT PREMIER BINTARO
Glauc : Panduan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam
pelaksanaan Konstruksi dan Renovasi Fasilitas di Rumah Sakit Premier
Bintaro;
Gltiec : Dengan dikeluarkannya Peraturan Direktur ini, apabila terdapat peraturan
yang bertentangan dengan Peraturan Direktur ini, maka peraturan
peraturan yang terdahulu dinyatakan tidak berlaku;
Glljpct : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di : Tangerang
Selatan Pada tanggal : 20 lanuari
2015

Airlgtur
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR:
TENTANG PANDUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERlA KONSTRUKSI DAN RENOVASI
RUMAH SAKIT

KCK I VLOACN\

@\CO

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Rumah Sakit secara berkesinambungan akan bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.
Berbagai sarana seperti kamar Rawat Inap, Ruang Operasi, Ruang CCU & HCU,Ruang
Rehab Medik, dll serta berbagai fasilitas umum seperti Ruang Tunggu, Toilet, Mushollah
adalah menjadi bagian penting sebagai fasilitas yang mendukung kesembuhan,
kenyamanan keamanan Pasien, pengunjung dan sumber daya. Dengan berjalannya
waktu dan melihat dari berbagai situasi dan kondisi maka Sarana dan fasilitas tersebut
perlu dilakukan suatu perbaikan, pengembangan, penambahan atau perubahan bentuk
melalui pekerjaan konstruksi dan renovasi.

Kontruksi dan renovasi merupakan masalah yang sangat penting dalam menjamin safety
di lingkungan rumah sakit karena melibatkan faktor eksternal, sehingga perlu dilakukan
tindakan untuk mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan seperti kebakaran ataupun
kecelakaan selama konstruksi dan renovasi. Sebagai sarana pelayanan kesehatan yang
melayani pelanggan dan beroperasi secara terus menerus selama 24 jam maka pada saat
pelaksanaan pembangunan/rekonstruksi dan renovasi yang dilakukan pada beberapa
fasilitas adalah sangat perlu untuk memperhatikan Keselamatan dan Keamanannya. Maka
perlu dibuatkan suatu acuan atau panduan , agar dapat terlaksana dengan baik dan
lancar.

Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan begitu banyak
melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan material dengan
kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi ataupun secara kolektif
bersama-sama dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi dan Renovasi di Rumah Sakit Premier Bintaro melibatkan banyak pihak, yaitu
Pihak Ketiga (vloamr), pihak Rumah Sakit sendiri yang terdiri dari bagian Maintenance,
Housekeeping, Security, K3 Rumah Sakit, Team PPI dan bagian dimana Konstruksi dan
Renovasi tersebut akan berlangsung. Kurangnya informasi, pengetahuan dan
keterampilan akan K3 tenaga kerja akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan sangat
merugikan semua pihak seperti misalnya pemilik, kontraktor, konsultan maupun tenaga
kerja beserta keluarganya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui usaha-usaha
kontraktor dalam menerapkan Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
untuk mengetahui pendapat Kontaktor/Penyedia jasa mengenai pentingnya perencanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebelum pekerjaan lapangan dimulai, sehingga
diharapkan dapat memberikan pertimbangan kepada kontraktor/penyedia jasa tentang
pentingnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan bermanfaat bagi pekerja
proyek untuk dapat berprestasi secara optimal. Dengan dibuatnya panduan ini maka
diharapkan masing masing pihak mempunyai panduan yang benar selama masa
Konstruksi dan Renovasi tersebut
berlangsung sehingga akan selalu tercipta keamanan dan kenyamanan bagi Pasien,
Pengunjung dan Sumber daya.
I.1 Latar Belakang

Proses pengerjaan konstruksi bangunan bisa terjadi dimana saja dan dalam kondisi
lingkungan apa saja termasuk di lingkungan rumah sakit. Proses pengerjaan konstruksi
sendiri merupakan proses yang membutuhkan perhatian khusus untuk masalah keamanan
dan keselamatan selama proses pengerjaannya karena prosesnya sendiri, peralatan yang
dipergunakan dan staff yang melakukan proses pengerjaan konstruksi tersebut. Rumah sakit
selain sumber mendapatkan bantuan kesehatan, juga merupakan tempat di mana banyak
orang sakit berkumpul, dan juga orang yang berpotensi menjadi bertambah sakit jika
lingkungan tidak baik. Saat melakukan konstruksi, biasanya partikel debu dan jamur yang
tadinya menempel di dinding, lantai atau langit-langit dapat terlepas. Partikel ini
berpotensi menimbulkan infeksi bagi mereka yang rentan.

Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan namun dalam kegiatan
konstruksi kecelakaan konstruksi relatif tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain
yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek
konstruksi
memiliki Karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan
banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas,
intensitas kerja yang tinggi, tempat Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas,
berdebu, kotor), menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan
beragam berpotensi bahaya, mobilisasi yang tinggi, peralatan, tenaga kerja, material dan
Iain Iain.

Pengerjaan konstruksi untuk kondisi rumah sakit membutuhkan perhatian khusus, karena
selama proses konstruksi biasanya pelayanan rumah sakit tetap harus berlangsung seperti
biasa supaya pelayanan kesehatan terhadap pasien tetap berjalan dan maksimal.
Kondisi diatas merupakan tantangan tersendiri , bagaimana cara yang harus dilakukan
supaya proses konstruksi tetap berjalan dengan aman dan selama proses pengerjaannya
tidak membahayakan semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit dan proses
pelayanan pelayanan yang diberikan rumah sakit tetap dapat berjalan.

Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan Pelayanan kepada pelanggan di Rumah
Sakit, maka dipandang perlu untuk melakukan penambahan / perubahan pada beberapa
fasilitas yang meliputi pekerjaan Interior/Eksterior, pekerjaan mechanical, civil, electrical,
dan lain- lain.Dalam pelaksanaannya tentu akan melibatkan banyak pihak baik internal
maupun eksternal (pihak ketiga) sehingga perlu dibuatkan panduan dan kesepakatan agar
tercipta keseragaman dalam upaya menjaga Keselamatan dan Keamanan selama pekerjaan
tersebut berlangsung.

I.2 Tujuan

Tujuan

Umum
Keselamatan dan keamanan dapat terus berlangsung selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi atau renovasi, baik terhadap pasien, pengunjung maupun karyawan/pekerja
sampai dengan kegiatan diselesaikan.

Tujuan Khusus
1. Memastikan proses pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat berlangsung

2. kMeeamasntiaknannyatestealpamtearjkaognasntyraukksei
admananreanodvansi.kese lamatan pasien, keluarga, karyawan
dan pengunjung yang berada di lingkungan rumah sakit selama proses kontruksi
dan atau renovasi bangunan di rumah sakit Premier Bintaro.
3. Agar resiko kecelakaan kerja dan kebakaran dapat dihindari
4. Untuk mengontrol terjadinya penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara dan air
dilingkungan Rumah Sakit selama waktu renovasi, konstruksi, dan pemeliharaan
bangunan
5. Agar didapat kehandalan, keamanan dan kenyamanan dalam system mechanik,
electrical, civil dan medical
BCB II
ALHIOITI

[umah Takit adalah : institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan


secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat dan memberikan pelayanan kesehatan semua jenis penyakit penyakit dari yang
bersifat dasar sampai dengan sub spesialistik.

Kmnstruksi adalah 2 suatu kegiatan membangun sarana maupun prasaranaatau bisa juga di
artikan sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada
beberapa area.

Kmnstruksi Bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja. Konstruksi Bangunan merupakan bahan bangunan yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban dan menentukan pola
bangunan. Untuk membuat sebuah bangunan dibutuhkan struktur bangunan yaitu
bagaimana membuat konsep dasar dari sebuah bangunan yang satu sama lain saling
terkait dan memberikan kontribusi terhadap apa yang dibebankan. Konstruksi bangunan
diterapkan sebaik mungkin karena hal ini menjamin kekuatan, estetika dan umur sebuah
bangunan. Dengan konstruksi bangunan yang kokoh maka menjamin umur bangunan
tersebut lama dan yang terpenting adalah aman untuk digunakan

Vekerjaan kmnstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan perencanaan


dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural,
sipil, mekanikaI, elektrikal, dan tata lingkungan masing masing beserta kelengkapannya,
untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk fisik Iain.

[enmvasi adalah : Perbaikan, pembaharuan; peremajaan; penyempurnaan Fasilitas.


Pengubahan desain agar lebih nyaman dan cocok pada ruang,lahan dan bangunan.

VVI 2 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

ID[C (Infection Control Risk Assessment)2 atau Penilaianan infeksi pengendalian resiko
yang merupakan bagian yang penting pada perencanaan renovasi, konstruksi dan
pemeliharaan bangunan Rumah Sakit. Assesment ICRA mulai dilakukan sejak masa
perencanaan awal proyek, sebelum konstruksi dimulai, dan pemantauan saat proyek
konstruksi berlangsung sampai dengan akhir dari proyek yang dikerjakan.

Hasilitas adalah : sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan

Tarana adalah : Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba
oleh panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya).

Xenamr/kmntraktmr adalah : Pihak yang ditunjuk dan telah di pilih oleh Rumah Sakit sebai
pelaksana dari kegiatan Konstruksi dan Renovasi tersebut.

Vengurus ialah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan pada
konstruksi bangunan secara aman.

Verandah (Scaffold) ialah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan
digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap
pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.

1. I1I . 1 Karakteristik Kegiatan Vrmyek Kmnstruksi


- Memiliki masa kerja terbatas
- Melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar
- Melibatkan banyak tenaga kerja kasar (`ckmur) yang berpendidikan relatif rendah
- Memiliki intensitas kerja yang tinggi
- Bersifat multidisiplin
- Menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya
- Memerlukan mobilisasi yang tinggi (peralatan, material dan tenaga kerja)
-
1.1.2 Klasifikasi Vrmyek Kmnstruksi
c. Proyek Konstruksi Bangunan Gedung (Kui`aioe Dmostrudtimo)
k. Proyek Bangunan Perumahan ([lsialotic` Dmostrudtimo/[lc` Lstctl)
d. Proyek Konstruksi Teknik Sipil/Proyek
a. Konstruksi rekayasa berat (Nlcvy Loeiollrioe Dmostrudtimo)
l. Proyek Konstruksi Industri (Ioaustric` Dmostrudtimo)

Konstruksi dan Renovasi di Rumah sakit termasuk dalam klasifikasi proyek konstruksi
bangunan gedung. Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung
perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya.

Benis Bahaya Kmnstruksi


c. Terbentur
Kecelakaan ini terjadi pada saat seseorang yang tidak diduga ditabrak atau ditampar
sesuatu yang bergerak. Contohnya: terkena pukulan palu, ditabrak kendaraan,
benda asing material.
k. Membentur
Kecelakaan yang selalu timbul akibat pekerja yang bergerak terkena atau bersentuhan
dengan beberapa objek. Contohnya: terkena sudut atau bagian yang tajam, menabrak
pipa-pipa.
d. Terperangkap (dcuent io, dcuent mo, dcuent kltwllo)
Contoh dari caught in adalah kecelakaan yang akan terjadi bila kaki pekerja tersangkut
diantara papan-papan yang patah di lantai. Contoh dari caught on adalah
kecelakaan yang timbul bila baju dari pekerja terkena pagar kawat. Sedangkan
contoh dari caught between adalah kecelakaan yang terjadi bila lengan atau kaki
dari pekerja tersangkut bagian mesin yang bergerak.
a. latuh dari ketinggian
Kecelakaan ini banyak terjadi, yaitu jatuh dari tingkat yang lebih tinggi ke tingkat
yang lebih rendah. Contohnya: jatuh dari tangga atau atap.
l. latuh dari ketinggian yang sama
Beberapa kecelakaan yang timbul pada tipe ini seringkali berupa tergelincir,
tersandung, jatuh dari lantai yang sama tingkatnya.
h. Pekerjaan yang terlalu berat
Kecelakaan ini timbul akibat pekerjaan yang terlalu berat yang dilakukan pekerja
seperti mengangkat, menaikkan, menarik benda atau material yang dilakukan diluar
batas kemampuan.
e. Terkena aliran listrik

Ldueknagaynaanlgatdaittiamu
bpuelrkleangkdaapriankeycaenlgakma ea ngianni dtuenrgjaldisi traik.ibat sentuhan anggota
badan
n. Terbakar
Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak dengan
percikan bunga api, atau dengan zat kimia yang panas.

Tekak Kedelakaan Kmnstruksi aan pendegahannya 2


a. Faktor Manusia
- Sangat dominan dilingkungan konstruksi.
- Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan edukasi berbeda.
- Pengetahuan tentang keselamatan rendah.
- Perlu penanganan khusus
Pencegahan :
- Pemilihan Tenaga Kerja
- Pelatihan sebelum mulai kerja
- Pembinaan dan pengawasan selama kegiatan berlangsung
b. Faktor Lingkungan
- Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya suara bising yang berlebihan dapat
mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja.
- Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan
efektivitas kerja.
- Cuaca (panas,
hujan) Pencegahan:
- Dianjurkannya menggunakan penutup telinga dan masker pada pekerja.
c. Faktor Teknis
- Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek seperti penggunaan peralatan dan alat
berat, penggalian, pembangunan, pengangkutan dan sebagainya.
- Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja yang tidak memenuhi standar
keselamatan (sukstcoacras dmoaitimo).
Pencegahan:
- Perencanaan Kerja yang baik
- Pemeliharaan dan perawatan peralatan
- Pengawasan dan pengujian peralatan kerja
- Penggunaan metoda dan teknik konstruksi yang aman
- Penerapan Sistim Manajemen Mutu
1.1.4
BCB III
[UCOE LIOEKUV

Unit terkait :
1. Departemen Pelayanan Umum/Elolrc` Tlrvidl terdiri dari :
- GSM / Manager Pelayanan Umum
- Maintenance (Petugas Teknik dan Pemeliharaan)
- Security (Tim Pengamanan)
- Housekeeping (KerumahTanggaan)
2. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit/ PPI
3. Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3
4. Komite Patient Safety / Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)
5. Purchasing
6. Customer Service
7. Unit/Departemen terkait
8. Vendor/Kontraktor

Dokumen terkait :
1. Pedoman PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) strategi ICRA untuk bangunan
dan renovasi, konstruksi dan pemeliharaan bangunan. No
010/SK.Dir/RSPB/PDM/I/2015

2. Kebijakan PPI (Pencegahan dan pengendalian Infeksi) RS.Premier Bintaro No.


023/SK.Dir/RSPB/KBl/II/2015
3. Surat ijin kerja atau surat perintah kerja dari GSM sebelum Konstruksi dan renovasi
dilaksanakan.
4. Induksi konstruksi akan dilakukan GSM beserta team (Formulir checklist induksi
contractor safety FRM/KKK/06).
5. Safety Konstruksi dan renovasi sesuai program standar keselamatan dan keamanan,
Maintenance umum TOR/PUM/MTC-U/05.
6. Selama Renovasi Tpmt dnldg `ist konstruksi akan dilakukan oleh plrsmo iodncrel OHS
dan WSR/ Umrgp`cdl Tchlty [lprlslotctivl atau perwakilan K3 setempat (Formulir
pengecekan mendadak pada observasi safety dilokasi konstruksi FRM/KKK/07).
7. Spot audit konstruksi dan renovasi bersama ICN/Infection Control Nurse , program
pencegahan dan pengendalian Infeksi pada konstruksi & Renovasi bangunan di Rumah
Sakit (SOP/PPI/09).
8. Housekeeping, Maintenance, Security, ataupun WSR atau perwakilan K3 terkait dapat
menginformasikan ataupun mengingatkan kepada pekerja yang sedang melakukan
renovasi jika mereka melihat adanya suatu tindakan ataupun hal yang tidak safety selama
proses konstruksi

Ketentuan Umum :
1. Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya
2. Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau
dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
3. Sewaktu pekerjaan dimulai harus diberitahukan kepada suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja dan unit terkait pada No 1-8.
4. Unit keselamatan dan kesehatan kerja tersebut meliputi usaha-usaha pencegahan
terhadap: kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan
pertama
pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan.
5. Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuk.
6. Tim PPI akan melakukan assesment ICRA secara proaktif sejak fase awal desain
perencanaan sampai fase akhir proyek untuk semua renovasi, konstruksi dan proyek-
proyek pemeliharaan bangunan. Dalam pelaksanaannya tim PPI dibantuoleh bagian
Kerumah Tanggaan (HouseKeeping), Penanggungjawab proyek dan pengawas proyek
yang akan bersama-sama mengawasi jalannya konstruksi berlangsungserta memantau
berjalannya sistem pencegahan dan pengendalian iInfeksi.
7. Setiap tindakan yang dilakukan pada pasien harus berdasarkan prinsip keselamatan dan
pencegahan infeksi
8. Setiap pengurus kontraktor, pemimpin pelaksanaan pekerjaan atau bagian pekerjaan
dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi, dan pekerjanya wajib memenuhi syarat-syarat
atau panduan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi RSPB, mengetahui dan
mengikuti peraturan rumah sakit tentang stcoacra iohldtimo dmotrm` dan k3 (keamanan
dan keselamatan kerja).
9. Semua pekerja konstruksi mengetahui peraturan rumah sakit tentang larangan
merokok. 10.Memastikan Alat Pelindung Diri dipergunakan selama pengerjaan konstruksi.
11.Memastikan bahwa penggunaan bahan yang mungkin mudah terbakar ataupun meledak
diinformasikan terlebih dahulu.
12. Memastikan supaya selama proses pengerjaan konstruksi barrier/shield untuk daerah
tersebut dilakukan.
BCB IX
TCTC LCKTCOC

Rumah sakit merupakan fasilitas umum yang beroperasi selama 24 jam penuh,maka perlu
secara detail dibuatkan aturan dalam pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan Renovasi
sehingga segala kegiatannya tidak mengganggu keamanan dan keselamatan
pasien,pengunjung dan sumber daya.
Monitoring selama proses pelaksanaan pekerjaan harus selalu dilakukan dan kesepakatan
harus meliputi beberapa hal yg akan di bahas dalam tatalaksana Konstruksi dan Renovasi.
Dalam panduan ini akan dijelaskan mengenai hal hal sebagai berikut :
1. Tipe tipe kegiatan konstruksi dan renovasi
2. Klasifikasi Kelompok area/lokasi konstruksi & renovasi berdasarkan tingkat resiko
3. Rincian tindakan pada Konstruksi & Renovasi
4. Peranan masing masing pihak dan tata laksananya

KLEICTCO VMKMK ACO [IODICO KLEICTCO

Kegiatan pmkmk2
Melaksanakan konstruksi dan renovasi di dalam rumah sakit sesuai dengan standar
keselamatan dan keamanan.

[indian Kegiatan2
1. Memuat semua aturan tentang Keselamatan dan Keamanan Kerja pada Surat
Perintah Kerja dan Checklist Induksi Contraktor Safety (FRM/KKK/06)
2. Memastikan aturan yang dibuat mengikuti Standar Infection Control dan K3 Rumah
Sakit.
3. Melakukan pertemuan berkala dengan pihak pihak yang terlibat /terkait untuk
memastikan aturan keselamatan dan keamanan tetap dipatuhi selama pekerjaan
berlangsung.
4. Melakukan inspeksi bersama ke area yang sedang dilakukan konstruksi dan renovasi

Dara melaksanakan kegiatan


1. Memastikan denah atau gambar perencanaan proyek telah sesuai dengan standar
Keselamatan dan Keamanan serta standar Infection Control
2. Memastikan semua pekerja tidak merokok di area kerja selama pekerjaan berlangsung
3. Menginformasikan kepada pengunjung, pasien maupun pihak pihak terkait.
4. Meminimalisasi terjadinya kebisingan, debu dengan membuat partisi ganda di area
kerja dan kemungkinan untuk mengisolasi untuk smoke alarm (jika pekerjaan
menimbulkan asap)
5. Memasang tanda atau informasi ”sedang dalam pengerjaan/renovasi”.
6. lika terdapat barang-barang dengan katagori ”Flammable Hazard” maka pastikan sudah
terinfokan kepada security dan maintenance serta diletakkan pada lokasi yang mudah
terlihat dan jauh dari sumber api.
7. lika terdapat chemical yang berpotensi bahaya, pastikan telah disertai dengan MSDS
dan diberi labeling yang baik dan benar
8. Memastikan semua pekerja yang terlibat wajib menggunakan seragam kerja, tanda

epmenegregneanlcyddaann AprPoDseldeunrgekvaapkusaesiu. ai area pekerjaannya,

mengetahui nomor kontak


9. Tidak boleh meletakkan barang barang di area Emergency Exit.
10. Meminimalisasi pekerja/kontraktor berada di area operasional Rumah Sakit.

Baawal pelaksanaan kegiatan


- Melakukan pertemuan mingguan dengan konsultan Proyek dan Kontraktor
- Melakukan Inspeksi Langsung ke Proyek (sitl visit)

Lvaluasi pelaksanaan kegiatan aan pelapmrannya


- Berdasarkan hasil meeting (MOM) dengan konsultan Proyek dan kontraktor serta
pihak terkait lainnya
- Evaluasi dilakukan secara berkala (periodik) setiap minggu untuk mengetahui hasil dari
hm``mw up jioutls mh jlltioe sebelumnya.

IX.1 VLODLECNCO ACO VLOELOACLICO IOHLKTI VCAC KMOTT[UKTI ACO [LOMXCTI


BCOEUOCO AI [UJCN TCKIT

1. Tipe kegiatan renmvasi aan Kmnstruksi aaa 1 type 2


Tipe C 2 pemeriksaan2 aan kegiatan pemeliharaan umum
dimana yang termasuk didalam tipe ini adalah seperti : Pengangkatan Palfon untuk
Inspeksi visual ( terbatas untuk 1 ubin per 5 m2),Pengecatan tetapi tidak melakukan
pengamplasan, mencakup instalasi dinding wc``dmvlrioe ,Pekerjaan Kelistrikan ringan
yang tidak memerlukan pembobokan ubin, pekerjaan saluran pipa air ringan dan segala
macam kegiatan yang tidak menghasilkan debu atau setiap kegiatan yang tidak
menghasilkan debu atau memerlukan pemotongan dinding atau akses ke langit-langit
selain untuk inspeksi visual.

Tipe B 2 skala kedil, kegiatan jangka penaek, yang menghasilkan aeku seaikit
adalah semua aktifitas skala kecil dan jangka pendek yang menghasilkan debu
minimal, dimana yang termasuk kedalam tipe ini adalah seperti : Pemasangan
instalasi kabel telpon dan komputer, akses ke ruang terbuka, pemotongan ke dinding
atau langit langit dan pekerjaan yang dapat menyebabkan migrasi debu namun masih
dapat di kontrol.

Tipe D 2 kerja apapun yang menghasilkan aeku seaang atau tingkat tinggi
adalah segala aktifitas pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang sampai dengan
tinggi atau pekerjaan yang memerlukan pembongkaran, pemindahan atau
penghapusan dan pembersihan komponen bangunan kui`t io atau rakitan. Yang
termasuk kedalam tipe ini adalah : pengamplasan dinding untuk pengecatan atau
pelapisan dinding, pembongkaran ubin atau lantai keramik atau vinyl atau wc``pcplr,
plafond pembongkaran counter/ruang kerja, konstruksi dinding baru, pekerjaan
saluran air dan listrik , pekerjaan perkabelan yang banyak dan lain lain kegiatan
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift.

Tipe A 2 penghanduran kesar aan prmyek kmnstruksi


adalah Segala aktifitas Pembongkaran Besar dan Proyek Konstruksi. Termasuk
kedalam tipe ini adalah : Pembongkaran Besar, Pembangunan Baru dan Pengangkatan
Plafon.
2. Klasifikasi Crea/lmkasi Kmnstruksi & [enmvasi keraasarkan tingkat resikmnya
Area / lokasi konstruksi & Renovasi dikelompokkan sebagai berikut :
• Kelmmpmk 1 yaitu area /lokasi dengan tingkat resiko rendah: termasuk didalamnya
adalah area per kantoran,area koridor, area non pasien/area beresiko rendah yg tidak
disebutkan dalam kelompok lain
• Kelmmpmk 2 yaitu area/lokasi dengan tingkat resiko sedang ; termasuk didalam nya
adalah area pelayanan pasien yang tidak tercakup dalam kelompok 3 & 4,area
laundry,kafetaria,area dapur,area manajemen material (gudang),area fisioterapi,area
counter pendaftaran & pembayaran,resepsionis,MRI,Area Kedokteran Nuklir (jika
ada),cardiology, laboratorium yang tidak termasuk dalam kelompok 3,area probe
fleksible Endoskopi dan Diagnostik, bronkoskopi dan Unit Hemodialisa.
• Kelmmpmk 4 yaitu area / lokasi dengan tingkat resiko sedang s/d tinggi : termasuk
didalamnya adalah Ruang UGD,Ruang Pemulihan (RR),HDU,Ruang Bersalin, Ruang Bayi
Sehat,Area Pediatrik kecuali CCU Pediatrik,Laboratorium,Farmasi Umum
Kelmmpmk 1 yaitu area/lokasi dengan tingkat resiko sangat tinggi : termasuk didalamnya
adalah Ruang Operasi,CSSD,Area Kemoterapi,Unit Onkologi,nit Terapi Radiasi,Unit
Transpalasi,Ruang Racik Obat Ruang Prosedur Intervensi contoh : Lab Kateterisasi
lantung,ruang Angiografi,ruang prosedur invasive Pasien Rawat lalan, ruang Anestesi dan
seluruh unit Perawatan Intensif (CCU & NICU).

Takel Aefinisi kawasan pengenaalian risikm infeksi / lmkasi


Kelmmpmk 1 Kelmmpmk 2 Kelmmpmk 4 Kelmmpmk 1
[enaah Teaang Teaang tinggi Tinggi
- Area kantor - Perawatan pasien - UGD - Unit Onkologi
- Tanpa pasien/ dan tidak - Radiology - Terapi Radiasi
area resiko tercakup dalam - Recovery Rooms - Area klinis
rendah yang Grup 3 atau 4 - Ruang Maternitas - Chemo Infusion
tidak terdaftar - Laundry / VK - Transplant
dimanapun - Cafeteria - High Dependency - Pharmacy Admixture
- Dietary Unit - Ruang bersih
- Manajemen - Kamar bayi - Kamar Operasi
Material - Pediatrics (kecuali - Departemen Proses
- PT/OT/Speech yang tertulis di Sterilisasi
- Penerimaan/Pemu Grup 4) - Kateterisasi lantung
langan - Lab Microbiologi - Kamar prosedur
- MRI - Long term sub-acute invasif pasien rawat
- Obat-obatan nuklir units jalan
- Echocardiography - Farmasi - Area Anastessi
- Laboratorium - Dialisis & pompa
tidak spesifik - Endoskopi jantung
seperti Grup 3 - Area Bronchoskopi - Newborn Intensive
- - Koridor Umum Care Unit (NICU)
(yang dilewati - Semua Intensive
pasien, suplai, dan Care Unit (kecuali
linen) yang tertulis di Grup
Tata Laksana2 4)

C. Lmkasi Vasien
- Identifikasi lokasi pasien yang immunocompromise berat disekitar tempat pengerjaan
yang diusulkan, termasuk pasien yang mungkin berada didalam proyek
- Identifikasi lokasi layanan yang dapat digunakan oleh pasien sehubungan dengan lokasi
proyek, misalnya Area Diagnostik
- Penentuan kebutuhan untuk pemindahan pasien ke fasilitas di area alternatif.

B. Tingkat kegiatan kmnstruksi


Besarnya kegiatan pembangunan yang diusulkan harus dievaluasi. Untuk membantu
dalam proses ini, lihat :
- Tabel 1: Alfioisi Cgtivitcs Gmostrugsi,
- Tabel 2: @ucs Vloeloac`ico [isigm Iohlgsi / @mgcsi .

D. [enmvasi eksternal
Untuk debu renovasi eksternal tindakan pencegahan harus ditinjau ulang dan
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan. Review harus dicakup antara lain:
- larak dari masuknya udara dengan tempat kerja
- Kecukupan jendela dan segel pintu di dekat tempat kerja.
- Lokasi utilitas bawah tanah.
- Langkah-langkah untuk mengalihkan lalu lintas pejalan kaki.
- Penutupan pintu masuk ke lokasi pembangunan.
- Penyediaan cir`mdgs untuk entri yang tidak dapat ditutup.
- Penyediaan fasilitas eksternal misalnya toilet, ruang staf, mesin vloaioe untuk
membatasi kebutuhan pekerja untuk memasuki gedung.
- Kemampuan sistem penanganan udara berfungsi dengan tepat jika kontaminasi
berlebihan terkumpul dalam intake udara.
- Menilai pengaruh faktor iklim seperti angin dansuhu luar ruang.
- Lingkup proyek, misalnya; adanya dinding yang akan ditembus.

A. [enmvasi internal
Untuk renovasi internal, perencanaan pembangunan harus memasukkan lapisan
penahan kedap suara. Penghambat yang diperlukan akan bergantung pada ruang lingkup
/ durasi dari rencana kerja yang diusulkan dan harus ditinjau ulang dan dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan. Review harus dicakup antara lain:

Takel matriks aktifitas kmnstruksi

Kegiatan
Tipe C Tipe B Tipe D Tipe A
Crea
Kelompok 1 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV

Kelompok 2 Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

Kelompok 3 Kelas I Kelas III Kelas III/IV Kelas IV

Kelompok 4 Kelas III Kelas III/IV Kelas III/IV Kelas IV

L. Tahap Kmnstruksi
1) Prosedur pemantauan tambahan yang diperlukan selama masa konstruksi selama
masa konstruksi harus diidentifikasi, didokumentasikan dan diimplementasikan
termasuk :
- Pemantauan rutin kinerja sistem pendingin udara
- Wajib melakukan pembersihan pada akhir penyelesaian kerja di masing-masing.
- Audit lingkungan internal untuk menilai tingkat kontaminasi debu :
• Bila kurang dari satu bulan dilakukan 2 kali audit (sebelum dan setelah) renovasi
• Bila lebih dari 1 bulan dilakukan 3 kali audit (sebelum, saat dan setelah) renovasi
- Pelaksanaan pembersihan tambahan seperti yang diharuskan.
- Pendidikan Pengendalian Infeksi bagi pekerja konstruksi.
- Pemantauan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
- Inspeksi yang memadai, misalnya. keketatan/kemampatan celah udara di kcrrrilr
/penghalang, kebersihan.
- Pengukuran arah aliran udara.
- Pemantauan pembuangan udara (lxncust hco) / sistem ekstraksi.
- Dimana filter HEPA dipasang tekanan ini harus dipantau dan alaramnya harus
dalam keadaan aktif.

Lihat Tabel : Vlamjco Vloeloac`ico Iohlgsi Gmostrugsi uotug plojl`csco `lkin `cojut.

Takel peamman kmntrml infeksi kmnstruksi


KLLCT I - lalankan bekerja dengan metode untuk meminimalkan peningkatan debu
dari operasi konstruksi
- Mengganti genteng langit-langit pengungsi untuk inspeksi visual secepatnya

KLLCT II - Penyediaan aktif berarti untuk mencegah debu udara menyebaran ke


atmosfir
- Segel pintu yang tidak digunakan dengan lakban.
- Konstruksi yang mengandung limbah sebelum ditransportasi harus dalam
wadah tertutup rapat.
- pel basah / atau vakum dengan vakum HEPA ber-fi`itlr.
- Tempatkan lap kaki di pintu masuk dan keluar dari area kerja dan
mengganti atau dibersihkan saat tidak ada lagi proses kerja.
- Isolasi sistem HVACdi daerah mana pekerjaan yang sedang dilakukan.
- Usap dcslwmrg dan permukaan horizontal saat proyek selesai.

KLLCT III - Isolasi sistem HVAC di wilayah di mana pekerjaan tengah dilakukan untuk

mencegah kontaminasi dari sistem saluran.


- Lengkapi semua kcrrilrs pembangunan seb elum konstruksi dimulai.
- laga tekanan udara negatif dalam tempat kerja menggunakan unit ventilasi
saringan HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif.
Keselamatan umum akan memonitor tekanan udara
- langan menghilangkan barriers dari area kerja sampai proyek lengkap
dibersihkan.
- Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam periode kegiatan konstruksi atau
sesuai yang diperlukan dalam rangka untuk meminimalkan jejak.
- Singkirkan bahan penghalang dengan hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran kotoran dan puing-puing yang terkait dengan konstruksi. Bahan
kcrrilr harus diusap basa, Vakum dengan menggunakan HEPA atau berikan
kabut air agar lembab sebelum disingkirkan.
- Tempatkan limbah konstruksi dalam wadah tertutup rapat sebelum
ditransportasi.
- Tempatkan keset kaki di pintu masuk dan keluar dari area kerja dan diganti
atau dibersihkan saat tidak ada lagi aktifitas kerja
- Usap dcslwmrg dan permukaan horizontal saat proyek telah selesai.
KLLCT IX - Isolasi sistem HVAC di wilayah di mana pekerjaan tengah dilakukan untuk
mencegah kontaminasi system saluran.
- Lengkapi semua kcrrilrs pembangunan sebelum konstruksi dimulai.
- laga tekanan udara negatif dalam tempat kerja menggunakan unit ventilasi
saringan HEPA atau metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif.
Keselamatan umum akan memonitor tekanan udara
- Beri segel pada luban, pipa, saluran dan tusukan untuk mencegah migrasi
debu.
- Bangun cotlrmmj dan mengharuskan semua personil melewati ruangan.
Pel basah atau vakum HEPA anteroom tiap hari.
- Selama pembongkaran, kerja yang menghasilkan debu atau bekerja di
langit- langit, sepatu sekali pakai dan baju harus dipakai dan dibuang di
cotlrmmj ketika meninggalkan area kerja.
- langan menghilangkan kcrrilrs dari area kerja hingga selesai proyek
dibersihkan
- Singkirkan bahan penghalang hati-hati untuk meminimalkan penyebaran
kotoran dan puing-puing yang terkait dengan konstruksi.

- Bahan kcrrilr harus diusap basah, vakum debu dengan menggunakan HEPA
atau berikan kabut air agar lembab sebelum disingkirkan..
- Tempatkan limbah konstruksi dalam wadah tertutup rapat sebelum
ditransportasi.
- Tempatkan keset kaki di pintu masuk dan keluar dari area kerja dan diganti
atau dibersihkan saat tidak ada lagi aktifitas kerja.
- laga selalu area kerja dalam keadaan tersapu bersih dan hilangkan
kotoran/puing-puing setiap hari.
- Pel basah daerah permukaan yang keras dengan disinfektan dan gunakan
vakum HEPA untuk membersihkan permukaan karpet.
- Usap dcslwmrg dan permukaan horizontal saat proyek telah selesai.

K e g ia t a n s u rv il a n s n o s o k om i al s el a m
2) i d e n ti fi k as i in fek s i t er ka i t u d ar a da n a i r,
a m a sa k o n s ru k s i h a r u s d ia r a h k a n p a d a
un tu k me n e n tu k a n v a r ia s i p o la / p o l a in fe k s i
berkaitan dengan tren sebelumnya.
3) Setelah selesai pembangunan adalah tanggung jawab dari fasilitas kesehatan untuk
memastikan daerah tersebut sesuai dengan kebijakan fasilitas, dan
direkomendasikan oleh praktisi Pengendalian Infeksi, termasuk:
- Pembersihan menyeluruh dan dekontanimasi semua permukaan, termasuk dinding,
langit-langit, jendela dan didaerah sistem ventilasi beresiko tinggi, rongga slrvidls
dan langit-langit
- Melakukan sampling udara dan jumlah partikel, dan melaksanakan program
sampling udara reguler di wilayah dengan risiko tinggi, memberikan waktu untuk
budidaya dan hasil, dan ulangi pembersihan dan pengujian sebelum
penggunaan/pemakaian tempat.
- Setelah selesai, sertifikasi ulang filter HEPA dan `cjiocr / sistem aliran bersih, dimana
diinstal.
- Semua tindakan Pengendalian Infeksi harus diverifikasi oleh inspeksi awal dan terus-
menerus, dan didokumentasikan dan diajukan pada pertemuan komite yang sesuai,
termasuk Komite Pengendalian Infeksi.

4. [indian Tinaakan paaa Kmnstruksi aan [enmvasi

Rincian tindakan yang harus dilakukan pada saat Konstruksi & renovasi dibagi menjadi :
Kelas 1
- Lakukan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi pekerjaan
- Mengganti Plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera mungkin.

Kelas 2
- Sediakan sarana atau penutup untuk untuk mencegah debu
- Segel pintu dengan lakban yang tidak terpakai .
- Puing puing harus di tempatkan pada wadah tertutup.
- Lakukan pengepelan basah atau vacuum area menggunakan alat vacuum dengan
filter HEPA.
- Letakkan keset di depan pintu masuk dan pastikan dibersihkan dan diganti.
- Isolasi system HVAC pada lokasi tempat berlangsung nya pekerjaan.
- Setelah Pekerjaan selesai lakukan pengelapan basah pada dcslwmrg maupun
permukaan horizontal.

Kelas 4
- Isolasi system HVCA pada lokasi berlangsungnya pekerjaan guna mencegah
kontaminasi melalui system saluran udara.
- Pastikan bedeng tertutup rapat dan jangan bongkar bedeng sebelum proyek
selesai secara total dan telah dibersihkan.
- Pertahankan udara negative dilokasi kerja dengan menggunakan unit ventilasi dg
system HEPA Filter atau dengan metode lain
- Lakukan pengepelan basah atau vacuum 2x setiap 8 jam
- Buang puing dengan hati hati dan untuk menghindari debu bertebaran dapat
dilakukan penyiraman terlebih ahulu pada puing sisat pekerjaan tersebut
- Puing Puing sisa pekerjaan harus dibuang kedalam wadah yg tertutup rapat
- Letakkan keset di pintu keluar masuk
- Lakukan pengelapan pada semua area yang dikerjakan,selal sela dan seluruh
permukaan horizontal.

Kelas 1
- Isolasi system HVCA pada lokasi berlangsungnya pekerjaan guna mencegah
kontaminasi melalui system saluran udara.
- Pastikan bedeng tertutup rapat dan jangan bongkar bedeng sebelum proyek
selesai secara total dan telah dibersihkan.
- Pertahankan udara negative dilokasi kerja dengan menggunakan unit ventilasi dg
system HEPA Filter atau dengan metode lain

- Tutup /Segel semua lubang yang berpotensi penyebaran debu


- Buat ruang anteroom pada bedeng sebelum masuk ke lokasi pekerjaan
- Lakukan pengepelan atau hacuum menggunakan vacuum system HEPA setiap hari
- Pekerja/semua orang yang berkepentingan yang masuk ke area proyek harus
mengganti baju sebelum keluar masuk area yang sedang dikerjakan(baju yang
digunakan di area kerja konstruksi & renovasi harus di lepas diarea anteroom
- Buang puing dengan hati hati dan untuk menghindari debu bertebaran dapat
dilakukan penyiraman terlebih dahulu pada puing sisa pekerjaan tersebut.
- Puing Puing sisa pekerjaan harus dibuang kedalam wadah yg tertutup rapat.
- Letakkan keset di pintu keluar masuk.
- Lokasi kerja harus selalu bersih dengan melakukan pengepelan dan pengelapan
basah setiap hari.
- lika terdapat area berkarpet ,vacuum dengan vacuum system HEPA filter
- Lakukan pengelapan pada semua area yang dikerjakan,sela sela dan seluruh
permukaan horizontal.

1. Veran masing masing Vihak aan Tatalaksananya

C. Janajer Velayanan Umum


- Membuat Perencanaan untuk pelaksanaan Konstruksi dan Renovasi
- Melakukan rapat dengan Direktur dan manajer area terkait untuk membicarakan
kebutuhan area yang akan dilakukan konstruksi atau renovasi.
- Membuat Surat Ijin Kerja / Surat Perintah Kerja
- Membicarakan perencanaan pelaksanaan pekerjaan kepada SPV maintenance untuk
hal yang berkaitan dengan pekerjaan Sipil & Mechanical Engineering.
- Menentukan maksimal 3 vendor/kontraktor yang akan dipilih untuk melaksanakan
pekerjaan
- Mengajukan rencana design ke Direktur Rumah Sakit
- Menunjuk Pimpinan Proyek
- Memimpin Rapat Kordinasi saat induksi dan memantau rapat rutin yang di pimpin oleh
Pimpinan Proyek guna melihat perkembangan Proyek
- Memeriksa gambar/layout,design untuk area yang akan dilakukan pekerjaan
- Mengajukan rencana design kepada Direktur

B. Jaintenande Umum
- Memberikan masukan kepada Manajer Pelayanan Umum untuk hal yang berkaitan
dengan pekerjaan Sipil & Mechanical Engineering.
- Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada konstruksi bangunan, Khususnya
Safety enginering. Lihat Bab IV.2.
- Supervisor maintenance menujuk 1 orang staff nya untuk mendampingi vendor/
kontraktor selama masa berlangsungnya pekerjaan konstruksi & renovasi
- Mengikuti rapat kordinasi baik pada saat proses induksi maupun rapat rutin mingguan
guna mengetahui perkembangan proyek.
- Memastikan Keselamatan dan waspada kebakaran, memastikan semua instalasi alarm
kebakaran tetap aman dan berfungsi baik.
- Berkordinasi dengan pihak terkait diarea yang akan dilakukan pekerjaan dan dengan
pihak housekeeping jika terdapat barang barang yang perlu untuk di lepas atau
dialokasikan dan di simpan untuk sementara waktu.

D. Tldurity/Vcrgioe
- Memastikan Pihak vendor/kontraktor sudah mempunyai Copy Formulir Induksi dan
dapat menunjukkannya sebelum masuk ke area kerja Surat Induksi saat bekerja
- Memastikan Pihak vendor menggunakan tanda pengenal saaat berada diarea Rumah
Sakit
- Memantau saat proses loading /unloading barang barang yang diperlukan saat pekerjaan
- Memastikan keamanan area yang sedang dilakukan pekerjaan renovasi dan konstruksi.

A. Nmuslgllpioe
- Menutup/blok area yang akan dilakukan pekerjaan melalui system di computer
- Membagikan surat pemberitahuan kepada pasien direa yang akan dilakukan pekerjaan
- Berkordinasi dengan pihak terkait diarea yang akan dilakukan pekerjaan dan dengan
pihak maintenance jika terdapat barang barang yang perlu untuk di lepas atau
dialokasikan dan di simpan untuk sementara waktu.
- Mendata barang barang termasuk furniture yang akan disimpan baik untuk di gunakan
kembali atau untuk di musnahkan
- Memastikan pihak vendor atau kontraktor menutup/membedeng area yang akan
dilakukan pekerjaan
- Memasang tanda pada lokasi area yang akan dikerjakan untuk menandai bahwa diarea
tersebut sedang dilakukan pekerjaan Konstruksi dan Renovasi. (Tanda yang dipasang
harus mudah dilihat)
- Berkordinasi dengan pihak maintenance jika terdapat pekerjaan seperti : kelistrikan,
penutupan pipa air, dll yang tidak termasuk dalam tanggung jawab vendor atau
kontraktor
- Memastikan kebersihan diarea sekitra pekerjaan termasuk memasang keset, melakukan
pengepelan debu, pengelapan,dll
- Melakukan proses pembersihan diarea yang telah selesai dikerjakan (General Cleaning)
- Berkordinasi dengan pihak area terkait dan PPI untuk pelaksanaan kultur ruang
- Mengikuti rapat kordinasi baik pada saat proses induksi maupun rapat rutin mingguan
guna mengetahui perkembangan proyek
- Melakukan Checklist Penyelesaian Renovasi bersama dengan pihak vendor /kontraktor
saat pekerjaan telah selesai.
- Melaporkan hasil checklist kepada manajer Pelayanan Umum

L. Vurdncsioe
- Menerima Bon Permintaan Barang dari user dengan lampiran Penawaran yang
spesifikasinya sudah sesuai dengan kebutuhan
- Memastikan adanya syarat-syarat keamanan dan keselamatan Produk/Alat (bilamana
dibutuhkan).
- Memastikan apakah Permintaan tersebut masuk kedalam budget routine capex atau
budget repair & maintenance
- Menegosiasikan harga ke pihak vendor/kontraktor sampai diperoleh harga terbaik
- Membuat Purchase Order dan mendokumentasikannya
- Mengajukan proses tanda tangan Purchase Order ke manager terkait
- Mengirimkan Purchase Order ke pihak vendor/kontraktor
- Mengajukan proses pembayaran ke manajer terkait untuk selanjutnya diserahkan ke
bagian finance untuk proses pembayan (baik untuk pembayara uang muka atau
pelunasannya)

H. Dustmjlr Tlrvidl
- Menginformasikan kepada Pasien dan Pengunjung dengan membuat Surat
Pemberitahuan tentang adanya pekerjaan Konstruksi & Renovasi (khusu untuk klasifikasi
3 dan 4 saja).
- Meneyrahkan Surat Pemberitahuan tsb kepada roommaid untuk di sebarkan ke Pasien
- Menginformasikan ke pengunjung dengan menempatkan Surat Pemberitahuan tsb di
akrilik yg diletakkan di counter Customer Service
- Menarik kembali surat pemberitahuan yg ditempatkan tsb jika pekerjaan dsudah selesai
- Menerima segala bentuk keluhan pasien yang terjadi berkaitan pekerjaan konstruksi &
renovasi yg sedang berlangsung dan mendokumentasikannya.

E. VVI, G4[T, aco GVV[T


- Memastikan design pekerjaan sudah sesuai dengan standar Infection control, K3 &
Patient safety
- Mengikuti rapat safety induksi sebelum proses renovasi dan konstruksi dilaksanakan.
- Melakukan spot audit/checklist baik saat pekerjaan berlangsung ataupun saat pekerjaan
telah selesai dan mendokumentasikannya.
- Melaporkan hasil Spot audit/checklist ke Manajer Pelayanan umum

N. Alpcrtljlo tlrgcit
- Supervisor bersama WSR (Umrgp`cdl Tchlty [lprlslotctivl) atau perwakilan K3 di unit
masing-masing memastikan keamanan dan keselamatan di area kerjanya. Melaporkan
kepada Tim K3 / PPI /KKPRS bilamana melihat ketidaksesuaian prosedur induksi dan
menilai adanya risiko atau hazard pada saat renovasi dan konstruksi.
- Melakukan peneguran secara langsung kepada staff pekerja kontraktor bilamana menilai
adanya resiko dan hazard pada saat proses pekerjaan, untuk seger dilakukan perbaikan
dan kesesuaian prosedur.
- Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di area kerjanya.

aN. c` P—andca` tyachoaeppplerr`suiaapipa lnr: nctigco 2


- Menyiapkan gambar-gambar perencanaan proyek yang meliputi ruangan, medical,
electrical, civil dan mechanical.
- Membuat dan memasang pengumuman sebagai informasi adanya renovasi.
- Membuat jadwal pertemuan untuk membahas kemajuan proyek.
- Mencegah sekecil mungkin terjadinya kebisingan dan getaran.
b. Tahap pelaksanaan renovasi atau rekonstruksi:
- Semua pekerja selama renovasi/rekonstruksi menggunakan tanda pengenal dan alat
keselamatan.
- Bekerjasama dengan bagian pengamanan untuk pengawasan terhadap pekerja
proyek.
- Laporan kerja dibuat dan dilaporkan setiap hari kepada penanggung jawab proyek.

- Mengadakan pertemuan minimal satu kali dalam seminggu untuk membahas tentang
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.
- Batas waktu pelaksanaan renovasi harus diperhatikan.
- Ketidaknyamanan yang diakibatkan adanya renovasi/rekonstruksi terhadap pasien,
pengunjung, petugas diusahakan seminimal mungkin.
c. Tahap setelah pelaksanaan renovasi atau rekonstruksi:
- Pemeriksaan dan pengetesan secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan.
- Membuat As-Built Drawing.

IX.; GLTL@CJCQCO ACO GLTLNCQCO GL[BC VCAC GMOTQ[\GTI KCOE\OCO

3. 3. Qljpct glrjc aco c`ct-c`ct glrjc


a. Disetiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk
dengan aman.
b. Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong dan gang-gang tempat orang bekerja
atau sering dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
c. Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga dapat mengurangi
bahaya debu, uap dan bahaya lainnya.
d. Kebersihan dan kerapihan di tempat kerja harus dijaga sehingga bahan-bahan yang
berserakan, bahan-bahan bangunan, peralatan dan alat-alat kerja tidak merintangi atau
menimbulkan kecelakaan.
e. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah, alat
kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan atau
dijatuhkan ke bawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan.
f. Tindakan harus dilakukan untuk mencegah bahaya terhadap orang yang disebabkan oleh
runtuhnya bagian yang lemah dari bangunan darurat atau bangunan yang tidak stabil.
g. Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang di lantai yang terbuka, atap-
atap atau panggung yang dapat dimasuki, sisi-sisi tangga yang terbuka, semua galian-
galian dan lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup
pengaman yang kuat.
h. Kebisingan dan getaran di tempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan Nilai Ambang
Batas (NAB) yang berlaku.
i. Orang yang tidak berkepentingan, dilarang memasuki tempat kerja.

;. ;. Vlrcodcn
c. Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak
dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri di atas konstruksi yang kuat
dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan
mempergunakan tangga.
k. Perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan
aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan.
d. Lantai perancah harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari 2 meter. lalan-
jalan sempit, jalan-jalan dan jalan-jalan landasan (runway) harus dari bahan dan
konstruksi yang kuat, tidak rusak dan aman untuk tujuan pemakaiannya.
a. Perancah tiang kayu
- Yang terdiri dari sejumlah tiang kayu dan bagian atasnya dipasang gelagar sebagai
tempat untuk meletakan papan-papan perancah harus diberi palang pada semua
sisinya.
- Untuk perancah tiang kayu harus digunakan kayu lurus yang baik.
l. Perancah gantung
- Harus terdiri dari angker pengaman, kabel-kabel baja penggan-tung yang kuat dan
sangkar gantung dengan lantai papan yang dilengkapi pagar pengaman.
- Keamanan perancah gantung harus diuji tiap hari sebelum digunakan.
- Perancah gantung yang digerakan dengan mesin harus mengunakan kabel baja.
f. Perancah tupang sudut (outrigger cantilever) atau perancah tupang siku (jib ƨcaffold)
Hanya boleh digunakan oleh tukang kayu, tukang cat, tukang listrik, dan tukang-tukang
lainnya yang sejenis, dan dilarang menggunakan panggung perancah tersebut untuk
keperluan menempatkan sejumlah bahan-bahan.
g. Tangga yang digunakan sebagai kaki perancah harus dengan konstruksi yang kuat dan
dengan letak yang sempurna. Perancah tangga hanya boleh digunakan untuk pekerjaan
ringan.
h. Dilarang menggunakan perancah jenis dongkrak tangga (ledder jack) untuk pekerjaan
pada permukaan yang tinggi.
i. Perancah kuda-kuda hanya boleh digunakan sewaktu bekerja pada permukaan rendah dan
jangka waktu pendek.
j. Perancah siku dengan penunjang (bracket ƨcaffold) harus dijangkarkan ke dalam dinding
dan diperhitungkan untuk dapat menahan muatan maksimum pada sisi luar dari lantai
peralatan.
k. Perancah persegi (ƨquare ƨcaffold) harus dibuat secara teliti untuk menjamin kestabilan
perancah tersebut.
l. Perancah tupang jendela, Hanya boleh digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan
dengan jangka waktu pendek dan hanya untuk melalui jendela terbuka dimana perancah
jenis tersebut ditempatkan.
m. Tindakan pencegahan harus dilakukan agar dapat dihindarkan pembebanan lebih terhadap
lantai perancah yang digunakan untuk truck membuang sampah.
n. Perancah pada pipa logam harus terdiri dari kaki, gelagar palang dan pipa penghubung
dengan ikatan yang kuat, dan pemasangan pipa-pipa tersebut harus kuat dan dilindungi
terhadap karat dan cacat-cacat lainnya.
o. Perancah beroda yang dapat dipindah-pindahkan (mobile ƨcaffold) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga perancah tidak memutar waktu dipakai.
p. Perancah kursi gantung dan alat-alat sejenisnya hanya digunakan sebagai perancah dalam
hal pengecualian yaitu apabila pekerjaan tidak dapat dilakukan secara aman dengan
menggunakan alat-alat lainnya.
q. Truck dengan perancah bak (ƨerial baƨket truckƨ) harus dibuat dan digunakan sedemikian
rupa sehingga tetap stabil dalam semua kedudukan dan semua gerakan.

4.Q c o e e c
4. a . T a n g g a harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang
dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat.
b. Tangga harus dibuat, dipelihara dan digunakan sebaik-baiknya sehingga dapat menjamin
keselamatan tenaga kerja.
c. Tangga yang dapat dipindah-pindahkan (portable ƨtepledderƨ) dan tangga kuda-kuda
yang dapat dipindah-pindahkan, panjangnya tidak boleh lebih dari 6 meter dan
pengembangan antara kaki depan dan kaki belakang harus diperkuat dengan pengaman.
d. Tangga bersambung dan tangga mekanik, panjangnya tidak boleh lebih dari 15 meter.
e. Tangga tetap harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan kondisi lainnya,
yang panjangnya tidak boleh lebih dari 9 meter.
f. Tangga harus dapat menahan dengan aman beban yang harus dibawa melalui tangga
tersebut, dan harus cukup lebar untuk pemakaiannya secara aman.
1. 1. C`ct-c`ct coegct

a. Alat-alat angkat harus direncanakan dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.
b. Poros penggerak, mesin-mesin, kabel-kabel baja dan pelataran dari semua alat-alat
angkat harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kecelakaan karena
terjepit, muatan lebih kerusakan mesin atau putusnya kabel baja pengangkat.
c. Kran Angkat
- Setiap kran angkat harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga setelah
diperhitungkan besarnya, pengaruhnya, kondisinya, ragamnya muatan dan kekuatan,
perimbangan dari setiap bagian peralatan bantu yang terpasang, maka tegangan
maksimum yang terjadi harus lebih kecil dari tegangan maksimum yang diijinkan dan
harus ada keseimbangan sehingga dapat berfungsi tanpa melalui batas-batas
pemuaian, pelenturan, getaran, puntiran dan tanpa terjadi kerusakan sebelum batas
waktunya.
- Setiap kran angkat yang tidak direncanakan untuk mengangkut muatan kerja
maksimum yang diijinkan pada semua posisi yang dapat dicapai, harus mempunyai
petunjuk radius muatan dan petunjuk tersebut harus dipelihara agar selalu bekerja
dengan baik.
- Derek (Aerrickƨ) harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga
terjamin kestabilannya waktu bekerja.
- Kaki rangka yang berbentuk segitiga harus dari bahan yang memenuhi syarat dan
dibangun sedemikian rupa sehinga terjamin keamanannya waktu menggangkat beban
maksimum.
d. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas
keran jalan (travelling crane) untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.
e. Pesawat-pesawat angkat monoril harus dilengkapi sakelar pembatas untuk menjamin
agar perjalanan naik dan peralatan angkat (lifting device) harus berhenti dijarak yang
aman pada posisi atas.
f. Tiang derek (gin paleƨ) harus dari bahan yang kuat dan harus dijangkarkan dan
diperkuat dengan kabel
g. Semua bagian-bagian dari kerekan (wincheƨ) harus direncanakan dan dibuat dapat
menahan tekanan beban maksimum dengan aman dan tidak merusak kabel atau
tambang.
h. Penggunaan dongkrak harus pada posisi yang aman sehingga tidak memutar atau pindah
tempat. Dongkrak harus dilengkapi dengan peralatan yang effektif untuk mencegah agar
tidak melebihi posisi maksimum (over travel).

<. <. Gckl` kcjc, tcjkcoe, rcotci aco plrc`ctco kcotu

a. Se m u a t a m b a n g , r an t a i
m e n u ru n k a n a t a u m e n g
d a n p e r a la ta n b a n t u n y a ya n g d i g u n ak a n u n t u
g a n tu n g k a n h ar u s t e r b u at d a ri ba h a n y a n g b a ik
m e ng a n g - k t , harus diperiksa dan diuji secara berkala untuk menjamin bahwa
d a n k u a t d a n
tambang, rantai dan peralatan bantu tersebut kuat untuk menahan beban maksimum
yang diijinkan dengan faktor keamanan yang mencukupi.
b. Kabel baja harus digunakan dan dirawat sedemikian rupa sehingga tidak cacat karena
membelit, berkarat, kawat putus dan cacat lainnya.
c. Bantalan yang sesuai harus digunakan untuk mencegah agar tambang tidak menyentuh
permukaan, pinggir atau sudut yang tajam atau sentuhan lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya tambang tersebut.
d. Rantai-rantai harus dibersihkan dan harus dilakukan pemeriksaan berkala, untuk
mengetahui adanya cacat, retak, rengat atau cacat-cacat lainnya. Rantai-rantai yang
cacat dilarang untuk dipergunakan.
e. Beban maksimum yang diijinkan harus dikurangi apabila (ƨling) digunakan pada

bermacam-macam sudut. Pengurangan tersebut harus dihitung kekuatannya dan beban


maksimum yang diijinkan yang telah dihitung tersebut harus diketahui betul oleh tenaga
kerja.
f. Blok ckara (putty block) harus direncanakan dibuat dan dipelihara dengan baik sehingga
tegangannya sekecil mungkin dan tidak merusak kabel atau tambang.
g. Kaitan (hookƨ) dan Pengunci (ƨcackleƨ) harus dibuat sedemikian rupa sehingga beban
tidak lepas.

8. 8. Jlsio-jlsio
a. Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman
untuk menjamin keselamatan kerja. Alat-alat pengaman tersebut harus terpasang
sewaktu mesin dijalankan.
b. Mesin harus dihentikan untuk pemeriksaan dan perbaikan pada tenggang waktu yang
sesuai dengan petunjuk pabriknya.
c. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan
karena mesin bergerak secara tiba-tiba.
d. Operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan
keselamatan kerja untuk mesin tersebut.

5. 5. Vlrc`ctco gmostrugsi kcoeuoco


a. Alat-alat penggalian tanah yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga
terjamin keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.
b. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin kestabilan mesin penggali tanah
(power ƨhevel) dan harus diusahakan agar orang yang tidak berkepentingan dilarang
masuk ketempat kerja yang terdapat bahaya kejatuhan benda.
c. Sebelum meninggalkan bulldpzer atau ƨcraper, operator harus melakukan tindakan
pencegahan yang perlu untuk menjamin agar mesin-mesin tersebut tidak bergerak.
d. Perlengkapan instansi pengolahan aspal harus direncanakan, dibuat dan dilengkapi
dengan alat-alat pengaman dan dijalankan serta dipelihara dengan baik untuk menjamin
agar tidak ada orang, yang mendapat kecelakaan oleh bahan-bahan panas, api terbuka,
uap dan debu yang berbahaya.
e. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar kestabilan tanah tidak
membahayakan sewaktu mesin penggiling jalan digunakan.
f. Sebelum meninggalkan mesin penggiling jalan operator harus melakukan segala tindakan
untuk menjamin agar mesin penggiling jalan tersebut tidak bergerak atau pindah tempat.
g. Mesin adukan beton (concrete mixer) yang digunakan harus dilengkapi dengan alat-alat
pengaman dan dijalankan serta dipelihara untuk menjamin agar tidak ada orang yang

m e n da p a t k ec e l a k a a n di se b b k a n b a g i a n - bagian mesin
bo le h k a re n a k e j a t u h an b ah an - b a h a n .
yang berputar atau bergerak atau
h. Mesin pemuat (loading machineƨ) harus dilengkapi dengan kap (cab) yang kuat dan
dilengkapi dengan alat pengaman sehingga tenaga kerja tidak tergencet oleh
bagianbagian mesin yang bergerak.
i. Mesin-mesin pekerjaan kayu yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga
terjamin keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.
- Gergaji bundar harus dilengkapi dengan alat-alat untuk mencegah bahaya singgung
dengan mata gergaji dan alat pencegah bahaya tendangan belakang, terkena serpihan
yang berterbangan atau mata gergaji yang patah.
- Tindakan pencegahan harus dilakukan agar daun gergaji bundar tidak terjepit atau
mendapat tekanan dari samping.
- Daun gergaji pita harus dengan tegangan, dudukan dan ketajaman yang memenuhi
syarat dan harus tertutup kecuali bukan yang perlu untuk menggergaji.

- Mesin ketam harus dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk mengurangi bidang
bukan serut yang membahayakan dan untuk mengurangi bahaya tendangan belakang.
j. Alat-alat kerja tangan
- harus dari mutu yang cukup baik dan harus dijaga supaya selalu dalam keadaan baik.
- Penyimpanan dan pengangkutan alat-alat tajam harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak membahayakan.
- Perencanaan dan pembuatan alat-alat kerja tangan harus cocok untuk keperluan-nya
dan tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan.
- Alat-alat kerja tangan boleh digunakan khusus untuk keperluannya yang telah
direncanakan
- Semua bagian-bagian alat-alat peneumatik termasuk selang-selang dan selang
sambungan harus direncanakan untuk dapat menahan dengan aman tekanan kerja
maksimum dan harus dilayani dengan hati-hati sehingga tidak merusak atau
menimbulkan kecelakaan.
k. Alat penembak paku (pawder actuated toolƨ)
- Harus dilengkapi dengan alat pengaman untuk melindungi atau menahan pantulan
kembali dari paku dan benda-benda yang ditembakkan oleh alat tersebut.
- Untuk keperluan alat tersebut harus dipergunakan patrum (cartridge) dan paku
tembak (projectile) yang cocok.
- Operator yang menggunakan alat tersebut harus berumur paling sedikit 18 tahun dan
terlatih.
- Penyimpanan dan pengangkutan alat penembak paku dan patrum harus sedemi-kian
rupa untuk mencegah kecelakaan.
l. Traktor dan truck yang digunakan harus dipelihara sedemikian rupa untuk menjamin
agar dapat menahan tekanan dan muatan maksimum yang diijinkan dan dapat
dikemudikan serta direm dengan aman dalam situasi bagaimananapun juga. Traktor
dan truck tersebut hanya boleh dijalankan oleh pengemudi yang terlatih. Truck lif (lift
truck) yang digunakan harus dijalankan sedemikian rupa untuk menjamin
kestabilannya.

>. >. Gmostrugsi ai kcwcn tcocn


a. Setiap tenaga kerja dilarang memasuki konstruksi bangunan di bawah tanah kecuali
tempat kerja telah diperiksa dan bebas dari bahaya-bahaya kejatuhan benda,
peledakan, uap, debu, gas atau radiasi yang berbahaya.
b. Apabila bekerja dalam terowongan, usaha pencegahan harus dilakukan untuk
menghindarkan jatuhnya orang atau bahan atau kecelakaan lainnya. Terowongan
harus cukup penerangan dan dilengkapi dengan jalan keluar yang aman direncanakan

dan dibangun
segera sedemikian rupa sehingga dalam keadaan darurat terowongan harus
dapat dikosongkan.
c. Apabila terdapat kemungkinan bahaya runtuhnya batu atau tanah dari atas sisi
konstruksi bangunan di bawah tanah, maka konstruksi tersebut harus segera
diperkuat.
d. Untuk mencegah bahaya kecelakaan, penyakit akibat kerja maupun keadaan yang
tidak nyaman, konstruksi di bawah tanah harus dilengkapi dengan ventilasi buatan
yang cukup.
e. Pada Konstruksi bangunan di bawah tanah harus disediakan sarana penanggulangan
bahaya kebakaran, harus disediakan alat pemberantas kebakaran.
f. Di tempat kerja atau di tempat yang selalu harus disediakan penerangan yang cukup
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerangan darurat harus disediakan di
tempat-tempat tersebut tenaga kerja dapat menyelamatkan diri dalam keadaan
darurat.
g. Tenaga kerja yang mengebor tanah harus dilindungi dari bahaya kejatuhan benda
benda, bahaya debu, uap, gas, kebisingan dan getaran.
h. Tenaga kerja dilarang masuk ke tempat dimana kadar debunya melebihi ketentuan
nilai ambang batas yang berlaku, kecuali apabila mereka memakai respirator.

9. 9. Vloeec`ico
a. Setiap pekerjaan, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terjamin tidak adanya
bahaya terhadap setiap orang yang disebabkan oleb kejatuhan tanah, batu atau
bahanbahan lainnya yang terdapat di pinggir atau di dekat pekerjaan galian.
b. Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman
penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja di dalam
lubang atau parit.
c. Setiap tenaga kerja yang bekerja dalam lubang galian harus dijamin pula
keselamatannya dari bahaya lain.

36. 36. Vlglrjcco jljcodcoe


a. Mesin pancang yang digunakan harus dipasang dan dirawat dengan baik sehingga
terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.
b. Mesin pancang dan peralatan yang dipakai harus diperiksa dengan teliti secara berkala
dan tidak boleh digunakan kecuali sudah terjamin keamanannya.
c. Tenaga kerja yang tidak bertugas menjalankan mesin pancang dilarang berada
disekitar mesin pancang yang sedang dijalankan.
d. Mesin pancang jenis terapung (floating pile driverƨ) yang digunakan harus dilengkapi
pengaman dan dijalankan sedemikian rupa sehingga stabil atau tidak tenggelam.
e. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan agar supaya pelat
penahan (ƨheet piling) tidak berayun atau berputar yang tidak terkendalikan oleh
tekanan angin, roboh oleh tekanan air atau tekanan lainnya.

33. 33. Vlglrjcco kltmo


a. Pembangunan konstruksi beton harus direncanakan dan dihitung dengan teliti untuk
menjamin agar konstruksi dan penguatnya dapat memikul beban dan tekanan lainnya
sewaktu membangun tiap-tiap bagiannya
b. Usaha pencegahan yang praktis harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya
kecelakaan tenaga kerja selama melakukan pekerjaan persiapan, dan pembangunan
konstruksi beton. Pencegahan kecelakaan ini terutama adalah:
- singgungan langsung kulit terhadap semen dan dapur;
- kejatuhan benda-benda dan bahan-bahan yang diangkut dengan ember adukan beton
(concrete buckets);
- sewaktu beton dipompa atau dicor pipa-pipa termasuk penghubung atau sambungan
dan penguat harus kuat;
- sewaktu pembekuan adukan (setting concrete) harus terhindar dari goncangan dan
bahan kimia yang dapat mengurangi kekuatan;
- sewaktu lempengan (panel) atau lembaran beton (slab) dipasang ke dalam
dudukannya harus digerakan dengan hati-hati.
- terhadap melecutnya ujung besi beton yang mencuat sewaktu ditekan atau diregang
dan sewaktu diangkat atau diangkut;
- terhadap getaran sewaktu menjalankan alat penggetar (vibrator).
c. Setiap ujung-ujung mencuat yang membahayakan harus dilengkungkan atau
dilindungi.
d. Menara atau tiang yang dipergunakan untuk mengangkat adukan beton (concrete
bucket towerƨ) harus dibangun dan diperkuat sedemikian rupa sehingga terjamin
kestabilannya.
e. Beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menjamin agar pemetian beton
(bekiƨting) dan penguatnya dapat memikul atau menahan seluruh beban sampai
beton menjadi beku.

3;. 3;. Vlglrjcco `ciooyc


a. Bagian-bagian yang siap dipasang (prefabricated partƨ) harus direncanakan dan
dibuat dengan baik sehingga dapat diangkut dan dipasang dengan aman.
b. Bagian-bagian konstruksi baja sedapat mungkin harus dirakit sebelum dipasang.
Selama pekerjaan pembangunan konstruksi baja, harus dilakukan tindakan
pencegahan bahaya jatuh atau kejatuhan benda terhadap tenaga kerja.
c. Bagian atas dari lantai sumuran harus tertutup papan atau harus dilengkapi dengan
peralatan lain untuk melindungi tenaga kerja terhadap kejatuhan benda.
d. Pemasangan rangka atap harus dilakukan dari peralatan perancah atau tenaga kerja
harus dilengkapi dengan peralatan pengaman lainnya.
e. Untuk melindungi tenaga kerja sewaktu melakukan pekerjaan konstruksi, harus
dibuatkan lantai kerja sementara yang kuat.
f. Alat pemanas yang digunakan untuk memanaskan aspal harus direncanakan, dibuat
dan digunakan sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kebakaran dan tenaga
kerja tidak tersiram bahan panas. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap bahaya
singgungan langsung kulit dan bahaya-bahaya singgung lainnya terhadap bahan
pengawet kayu. Kayu yang telah diawetkan dilarang dibakar di tempat kerja.
g. Apabila bahan-bahan yang mudah terbakar digunakan untuk keperluan lantai
permukaan dinding dan pekerjaan-pekerjaan lainnya, harus dilakukan tindakan
pencegahan untuk menghindarkan adanya api terbuka, bunga api dan sumber-sumber
api lainnya yang dapat menyulut uap yang mudah terbakar yang timbul di tempat
kerja atau daerah sekitarnya.
h. Tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di atas atap harus dilengkapi dengan alat
pelindung diri yang sesuai untuk menjamin agar mereka tidak jatuh dari atap atau dari
bagian-bagian atap yang rapuh.
i. Dalam pekerjaan mengecat dilarang menggunakan bahan cat, pernis dan zat warna
yang berbahaya, atau pelarut yang berbahaya. Tindakan pencegahan harus dilakukan
agar tukang cat tidak menghirup uap, gas, asap dan debu yang berbahaya. Apabila
digunakan bahan cat yang mengandung zat yang dapat meresap ke dalam kulit,
tukang cat harus menggunakan alat pelindung diri.
j. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan timbulnya kebakaran
sewaktu mengelas dan memotong dengan las busur. luru las dan tenaga kerja yang

berada disekitarnya
sinar berbahaya harus
lainnya. dilindungi dan
Penggunaan terhadap serpihanperalatan
pemeliharaan bunga api,
las uap
harusradiasi dan
dilakukan
dengan baik untuk menjamin keselamatan dan kesehatan juru las dan tenaga kerja
yang berada disekitarnya.
k. Untuk menjamin keselamatan dalam pekerjaan peledakan (blaƨting) harus dilakukan
tindakan pencegahan kecelakaan. Tindakan pencegahan ini terutama adalah:
- sewaktu peledakan dilakukan sedapat mungkm jumlah orang yang berada di
sekitarnya hanya sedikit dan cuaca serta kondisi lainnya tidak berbahaya;
- lubang peledakan harus dibor dan diisi bahan peledak dengan hati-hati untuk
menghindarkan salah peledakan atau peledakan secara tiba-tiba waktu pengisian.
- peledakan harus dilakukan dengan segera setelah pengisian dan peledakan tersebut
harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah salah satu peledakan atau
terjadinya peledakan-peledakan sebagian;
- sumbu-sumbu dari mutu yang baik dan dipergunakan sedemikian rupa untuk
menjamin peledakan dengan aman;
- menghindarkan peledakan mendadak jika peledakan dilakukan dengan tenaga listrik;
- tenaga kerja dilarang memasuki daerah peledakan sesudah terjadinya peledakan
kecuali apabila telah diperiksa dan dinyatakan aman.
k. Untuk menjamin kesehatan tenaga kerja yang mengolah batu agar tidak menghisap
debu silikat, harus dilakukan tindakan pencegahan.

34. 34. Vljkmoegcrco


a. Rencana pekerjaan pengangkutan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum peker-
jaan pembongkaran dimulai.
b. Semua instalasi, listrik, gas, air, dan uap harus dimatikan, kecuali apabila diperlu-kan
sepanjang tidak membahayakan.
c. Semua bagian-bagian kaca, bagian-bagian yang lepas, bagian-bagian yang men-cuat
harus disingkirkan sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai.
d. Pekerjaan pembongkaran harus dilakukan tingkat demi tingkat dimulai dari atap dan
seterusnya ke bawah.
e. Tindakan-tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan bahaya
rubuhnya bangunan.
f. Alat mekanik untuk pembongkaran harus direncanakan, dibuat dan digunakan
sedemikian rupa sehingga terjamin keselamatan operatornya.
g. Sewaktu alat mekanik untuk pembongkaran digunakan, terlebih dahulu harus
ditetapkan daerah berbahaya dimana tenaga kerja dilarang berada.
h. Dalam hal tenaga kerja atau orang lain mungkin tertimpa bahaya yang disebabkan
oleh kejatuhan bahan atau benda dari tempat kerja yang lebih tinggi, harus dilengkapi
dengan penadah yang kuat atau daerah berbahaya tersebut harus dipagar.
i. Dinding-dinding tidak boleh dirubuhkan kecuali lantai dapat menahan tekanan yang
diakibatkan oleh runtuhnya dinding tersebut.
j. Tenaga kerja harus dilindungi terhadap debu dan pecahan-pecahan yang
berhamburan.
k. Apabila tenaga kerja sedang membongkar lantai harus tersedia papan yang kuat yang
ditumpu tersendiri bebas dari lantai yang sedang dibongkar.
l. Tenaga kerja dilarang melakukan pekerjaan di daerah bawah lantai yang sedang
dibongkar dan daerah tersebut harus dipagar.
m. Konstruksi baja harus dibongkar bagian demi bagian sedemikian rupa sehingga
terjamin kestabilan konstruksi tersebut agar tidak membahayakan sewaktu dilepas.
n. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin agar tenaga kerja dan orang-
orang lain tidak kejatuhan bahan-bahan atau benda-benda dari atas sewaktu

cerobong-cerobong yang tinggi dirubuhkan.


31. 31. Vloeeuocco plr`loegcpco ployl`cjctco aco plr`ioauoeco airi
a. Alat-alat penyelamat dan pelindung diri harus disediakan sesuai dengan jenis dan
sifat pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja.
b. Alat-alat harus selalu memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
telah ditentukan.
c. Alat-alat tersebut harus digunakan sesuai dengan kegunaannya oleh setiap tenaga
kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja.
d. Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan
alat perlindungan diri.

KCK X AMG\
JLOQCTI
1. Formulir Bon Permintaan Barang
2. Formulir Checklist Penyelesaian Rerovasi
3. Pedoman PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) strategi ICRA untuk bangunan dan
renovasi, konstruksi dan pemeliharaan bangunan. No 010/SK.Dir/RSPB/PDM/I/2015
4. Kebijakan PPI (Pencegahan dan pengendalian Infeksi) RS.Premier Bintaro No.
023/SK.Dir/RSPB/KBl/II/2015
5. Surat ijin kerja atau surat perintah kerja dari GSM sebelum Konstruksi dan renovasi
dilaksanakan.
6. Induksi konstruksi akan dilakukan GSM beserta team (Formulir checklist induksi
contractor safety FRM/KKK/06).
7. Safety Konstruksi dan renovasi sesuai program standar keselamatan dan keamanan,
Maintenance umum TOR/PUM/MTC-U/05.
8. Selama Renovasi Tpot check liƨt konstruksi akan dilakukan oleh perƨon incharge OHS
dan WSR/ Uorkplace Tafety [epreƨentative atau perwakilan K3 setempat (Formulir
pengecekan mendadak pada observasi safety dilokasi konstruksi FRM/KKK/07).
9. Spot audit konstruksi dan renovasi bersama ICN/Infection Control Nurse , program
pencegahan dan pengendalian Infeksi pada konstruksi & Renovasi bangunan di Rumah
Sakit (SOP/PPI/09).
10. Housekeeping, Maintenance, Security, ataupun WSR atau perwakilan K3 terkait dapat
menginformasikan ataupun mengingatkan kepada pekerja yang sedang melakukan
renovasi jika mereka melihat adanya suatu tindakan ataupun hal yang tidak safety

11. sLealpaomranprpoeselaskksaonastarnukksei giatan dilaporkan kepada manager


pelayanan umum setiap selesai kegiatan kontruksi dan renovasi dalam bentuk Berita
Acara Serah Terima (BAST).

KCK XI
VLO\Q\V
Panduan dalam pelaksanaan Konstruksi dan Renovasi di Rumah Sakit sangat penting untuk
dipahami dan dilaksanakan dengan benar oleh semua bagian yang terkait.
Rumah Sakit harus mengurangi resiko infeksi di fasilitas selama kegiatan Konstruksi dan
Renovasi , baik dalam tahap demolisi/pembongkaran maupun saat konstruksi dan renovasi
berlangsung.

Mengurangi dan mengatasi resiko pencemaran debu ke udara perlu menjadi perhatian
khusus karena dapat mengakibatkan kontaminasi silang melalui udara.
Edukasi Penggunaan Alat Pelindung Diri yang benar selama pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi dan renovasi berlangsung kepada pihak perencana dan pelaksana juga sangat
perlu diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai