OMJM[ 2
QLOQCOE
Jloijkcoe : a. Bahwa rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan harus selalu
meningkatkan mutu dan standar pelayanan secara berkesinambungan
termasuk penambahan fasilitas pelayanan yang dilaksanakan melalui
konstruksi dan renovasi bangnan fisik rumah sakit;
b. Bahwa pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang
melibatkan bahan bangunan, peralatan, penerapan teknologi dan tenaga
kerja, dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja;
c. Bahwa tenaga kerja dibidang kegiatan konstruksi selaku sumber daya
yang dibutuhkan bagi kelanjutan pembangunan, perlu memperoleh
perlindungan keselamatan kerja, khususnya terhadap ancaman
kecelakaan kerja;
d. Bahwa rumah sakit adalah fasilitas umum yang mengutamakan
Kesehatan dan Keselamatan pasien, pengunjung, pegawai, dan
lingkungan rumah sakit, maka perlu ditetapkan Peraturan Direktur
tentang Panduan Konstruksi dan Renovasi di Rumah Sakit Premier
Bintaro;
Sakit ;
7. Kepres Nomor 22 tahun 1993 tentang Penyakit yang Timbul Karena
Hubungan Kerja ;
8. Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja No. kep.174 Men/1986/104/KPTS/1986 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat dilakukan kegiatan
konstruksi ;
9. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/Men/1980 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan;
JLJ\Q\TGCO
Jloltcpgco :
Ditetapkan di : Tangerang
Selatan Pada tanggal : 20 lanuari
2015
Airlgtur
LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
NOMOR:
TENTANG PANDUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERlA KONSTRUKSI DAN RENOVASI
RUMAH SAKIT
KCK I VLOACN\
@\CO
Kontruksi dan renovasi merupakan masalah yang sangat penting dalam menjamin safety
di lingkungan rumah sakit karena melibatkan faktor eksternal, sehingga perlu dilakukan
tindakan untuk mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan seperti kebakaran ataupun
kecelakaan selama konstruksi dan renovasi. Sebagai sarana pelayanan kesehatan yang
melayani pelanggan dan beroperasi secara terus menerus selama 24 jam maka pada saat
pelaksanaan pembangunan/rekonstruksi dan renovasi yang dilakukan pada beberapa
fasilitas adalah sangat perlu untuk memperhatikan Keselamatan dan Keamanannya. Maka
perlu dibuatkan suatu acuan atau panduan , agar dapat terlaksana dengan baik dan
lancar.
Pekerjaan bidang konstruksi adalah merupakan hal yang kompleksitas dan begitu banyak
melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan material dengan
kapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi ataupun secara kolektif
bersama-sama dapat menjadi sumber terjadinya kecelakaan. Pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi dan Renovasi di Rumah Sakit Premier Bintaro melibatkan banyak pihak, yaitu
Pihak Ketiga (vloamr), pihak Rumah Sakit sendiri yang terdiri dari bagian Maintenance,
Housekeeping, Security, K3 Rumah Sakit, Team PPI dan bagian dimana Konstruksi dan
Renovasi tersebut akan berlangsung. Kurangnya informasi, pengetahuan dan
keterampilan akan K3 tenaga kerja akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan sangat
merugikan semua pihak seperti misalnya pemilik, kontraktor, konsultan maupun tenaga
kerja beserta keluarganya. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui usaha-usaha
kontraktor dalam menerapkan Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
untuk mengetahui pendapat Kontaktor/Penyedia jasa mengenai pentingnya perencanaan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebelum pekerjaan lapangan dimulai, sehingga
diharapkan dapat memberikan pertimbangan kepada kontraktor/penyedia jasa tentang
pentingnya penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan bermanfaat bagi pekerja
proyek untuk dapat berprestasi secara optimal. Dengan dibuatnya panduan ini maka
diharapkan masing masing pihak mempunyai panduan yang benar selama masa
Konstruksi dan Renovasi tersebut
berlangsung sehingga akan selalu tercipta keamanan dan kenyamanan bagi Pasien,
Pengunjung dan Sumber daya.
I.1 Latar Belakang
Proses pengerjaan konstruksi bangunan bisa terjadi dimana saja dan dalam kondisi
lingkungan apa saja termasuk di lingkungan rumah sakit. Proses pengerjaan konstruksi
sendiri merupakan proses yang membutuhkan perhatian khusus untuk masalah keamanan
dan keselamatan selama proses pengerjaannya karena prosesnya sendiri, peralatan yang
dipergunakan dan staff yang melakukan proses pengerjaan konstruksi tersebut. Rumah sakit
selain sumber mendapatkan bantuan kesehatan, juga merupakan tempat di mana banyak
orang sakit berkumpul, dan juga orang yang berpotensi menjadi bertambah sakit jika
lingkungan tidak baik. Saat melakukan konstruksi, biasanya partikel debu dan jamur yang
tadinya menempel di dinding, lantai atau langit-langit dapat terlepas. Partikel ini
berpotensi menimbulkan infeksi bagi mereka yang rentan.
Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan namun dalam kegiatan
konstruksi kecelakaan konstruksi relatif tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya.
Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain
yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. Kegiatan proyek
konstruksi
memiliki Karakteristik antara lain : bersifat sangat kompleks, multi disiplin ilmu, melibatkan
banyak unsur tenaga kerja kasar dan berpendidikan relatif rendah, masa kerja terbatas,
intensitas kerja yang tinggi, tempat Kerja (terbuka, tertutup, lembab, kering, panas,
berdebu, kotor), menggunakan peralatan kerja beragam, jenis, teknologi, kapasitas dan
beragam berpotensi bahaya, mobilisasi yang tinggi, peralatan, tenaga kerja, material dan
Iain Iain.
Pengerjaan konstruksi untuk kondisi rumah sakit membutuhkan perhatian khusus, karena
selama proses konstruksi biasanya pelayanan rumah sakit tetap harus berlangsung seperti
biasa supaya pelayanan kesehatan terhadap pasien tetap berjalan dan maksimal.
Kondisi diatas merupakan tantangan tersendiri , bagaimana cara yang harus dilakukan
supaya proses konstruksi tetap berjalan dengan aman dan selama proses pengerjaannya
tidak membahayakan semua orang yang berada di lingkungan rumah sakit dan proses
pelayanan pelayanan yang diberikan rumah sakit tetap dapat berjalan.
Sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan Pelayanan kepada pelanggan di Rumah
Sakit, maka dipandang perlu untuk melakukan penambahan / perubahan pada beberapa
fasilitas yang meliputi pekerjaan Interior/Eksterior, pekerjaan mechanical, civil, electrical,
dan lain- lain.Dalam pelaksanaannya tentu akan melibatkan banyak pihak baik internal
maupun eksternal (pihak ketiga) sehingga perlu dibuatkan panduan dan kesepakatan agar
tercipta keseragaman dalam upaya menjaga Keselamatan dan Keamanan selama pekerjaan
tersebut berlangsung.
I.2 Tujuan
Tujuan
Umum
Keselamatan dan keamanan dapat terus berlangsung selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi atau renovasi, baik terhadap pasien, pengunjung maupun karyawan/pekerja
sampai dengan kegiatan diselesaikan.
Tujuan Khusus
1. Memastikan proses pelayanan kesehatan di rumah sakit tetap dapat berlangsung
2. kMeeamasntiaknannyatestealpamtearjkaognasntyraukksei
admananreanodvansi.kese lamatan pasien, keluarga, karyawan
dan pengunjung yang berada di lingkungan rumah sakit selama proses kontruksi
dan atau renovasi bangunan di rumah sakit Premier Bintaro.
3. Agar resiko kecelakaan kerja dan kebakaran dapat dihindari
4. Untuk mengontrol terjadinya penyebaran infeksi yang ditularkan melalui udara dan air
dilingkungan Rumah Sakit selama waktu renovasi, konstruksi, dan pemeliharaan
bangunan
5. Agar didapat kehandalan, keamanan dan kenyamanan dalam system mechanik,
electrical, civil dan medical
BCB II
ALHIOITI
Kmnstruksi adalah 2 suatu kegiatan membangun sarana maupun prasaranaatau bisa juga di
artikan sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada
beberapa area.
Kmnstruksi Bangunan ialah kegiatan yang berhubungan dengan seluruh tahapan yang
dilakukan di tempat kerja. Konstruksi Bangunan merupakan bahan bangunan yang
disusun sedemikian rupa sehingga dapat menahan beban dan menentukan pola
bangunan. Untuk membuat sebuah bangunan dibutuhkan struktur bangunan yaitu
bagaimana membuat konsep dasar dari sebuah bangunan yang satu sama lain saling
terkait dan memberikan kontribusi terhadap apa yang dibebankan. Konstruksi bangunan
diterapkan sebaik mungkin karena hal ini menjamin kekuatan, estetika dan umur sebuah
bangunan. Dengan konstruksi bangunan yang kokoh maka menjamin umur bangunan
tersebut lama dan yang terpenting adalah aman untuk digunakan
ID[C (Infection Control Risk Assessment)2 atau Penilaianan infeksi pengendalian resiko
yang merupakan bagian yang penting pada perencanaan renovasi, konstruksi dan
pemeliharaan bangunan Rumah Sakit. Assesment ICRA mulai dilakukan sejak masa
perencanaan awal proyek, sebelum konstruksi dimulai, dan pemantauan saat proyek
konstruksi berlangsung sampai dengan akhir dari proyek yang dikerjakan.
Tarana adalah : Segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun teraba
oleh panca indra dan dengan mudah dapat dikenali oleh pasien dan (umumnya).
Xenamr/kmntraktmr adalah : Pihak yang ditunjuk dan telah di pilih oleh Rumah Sakit sebai
pelaksana dari kegiatan Konstruksi dan Renovasi tersebut.
Vengurus ialah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan pada
konstruksi bangunan secara aman.
Verandah (Scaffold) ialah bangunan peralatan (platform) yang dibuat untuk sementara dan
digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan serta alat-alat pada setiap
pekerjaan konstruksi bangunan termasuk pekerjaan pemeliharaan dan pembongkaran.
Konstruksi dan Renovasi di Rumah sakit termasuk dalam klasifikasi proyek konstruksi
bangunan gedung. Proyek konstruksi bangunan gedung mencakup bangunan gedung
perkantoran, sekolah, pertokoan, rumah sakit, rumah tinggal dan sebagainya.
Ldueknagaynaanlgatdaittiamu
bpuelrkleangkdaapriankeycaenlgakma ea ngianni dtuenrgjaldisi traik.ibat sentuhan anggota
badan
n. Terbakar
Kondisi ini terjadi akibat sebuah bagian dari tubuh mengalami kontak dengan
percikan bunga api, atau dengan zat kimia yang panas.
Unit terkait :
1. Departemen Pelayanan Umum/Elolrc` Tlrvidl terdiri dari :
- GSM / Manager Pelayanan Umum
- Maintenance (Petugas Teknik dan Pemeliharaan)
- Security (Tim Pengamanan)
- Housekeeping (KerumahTanggaan)
2. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit/ PPI
3. Komite Keselamatan dan Kesehatan Kerja/K3
4. Komite Patient Safety / Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS)
5. Purchasing
6. Customer Service
7. Unit/Departemen terkait
8. Vendor/Kontraktor
Dokumen terkait :
1. Pedoman PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) strategi ICRA untuk bangunan
dan renovasi, konstruksi dan pemeliharaan bangunan. No
010/SK.Dir/RSPB/PDM/I/2015
Ketentuan Umum :
1. Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan wajib dilaporkan kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya
2. Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau
dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
3. Sewaktu pekerjaan dimulai harus diberitahukan kepada suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja dan unit terkait pada No 1-8.
4. Unit keselamatan dan kesehatan kerja tersebut meliputi usaha-usaha pencegahan
terhadap: kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan
pertama
pada kecelakaan dan usaha-usaha penyelamatan.
5. Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuk.
6. Tim PPI akan melakukan assesment ICRA secara proaktif sejak fase awal desain
perencanaan sampai fase akhir proyek untuk semua renovasi, konstruksi dan proyek-
proyek pemeliharaan bangunan. Dalam pelaksanaannya tim PPI dibantuoleh bagian
Kerumah Tanggaan (HouseKeeping), Penanggungjawab proyek dan pengawas proyek
yang akan bersama-sama mengawasi jalannya konstruksi berlangsungserta memantau
berjalannya sistem pencegahan dan pengendalian iInfeksi.
7. Setiap tindakan yang dilakukan pada pasien harus berdasarkan prinsip keselamatan dan
pencegahan infeksi
8. Setiap pengurus kontraktor, pemimpin pelaksanaan pekerjaan atau bagian pekerjaan
dalam pelaksanaan kegiatan konstruksi, dan pekerjanya wajib memenuhi syarat-syarat
atau panduan keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi RSPB, mengetahui dan
mengikuti peraturan rumah sakit tentang stcoacra iohldtimo dmotrm` dan k3 (keamanan
dan keselamatan kerja).
9. Semua pekerja konstruksi mengetahui peraturan rumah sakit tentang larangan
merokok. 10.Memastikan Alat Pelindung Diri dipergunakan selama pengerjaan konstruksi.
11.Memastikan bahwa penggunaan bahan yang mungkin mudah terbakar ataupun meledak
diinformasikan terlebih dahulu.
12. Memastikan supaya selama proses pengerjaan konstruksi barrier/shield untuk daerah
tersebut dilakukan.
BCB IX
TCTC LCKTCOC
Rumah sakit merupakan fasilitas umum yang beroperasi selama 24 jam penuh,maka perlu
secara detail dibuatkan aturan dalam pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dan Renovasi
sehingga segala kegiatannya tidak mengganggu keamanan dan keselamatan
pasien,pengunjung dan sumber daya.
Monitoring selama proses pelaksanaan pekerjaan harus selalu dilakukan dan kesepakatan
harus meliputi beberapa hal yg akan di bahas dalam tatalaksana Konstruksi dan Renovasi.
Dalam panduan ini akan dijelaskan mengenai hal hal sebagai berikut :
1. Tipe tipe kegiatan konstruksi dan renovasi
2. Klasifikasi Kelompok area/lokasi konstruksi & renovasi berdasarkan tingkat resiko
3. Rincian tindakan pada Konstruksi & Renovasi
4. Peranan masing masing pihak dan tata laksananya
Kegiatan pmkmk2
Melaksanakan konstruksi dan renovasi di dalam rumah sakit sesuai dengan standar
keselamatan dan keamanan.
[indian Kegiatan2
1. Memuat semua aturan tentang Keselamatan dan Keamanan Kerja pada Surat
Perintah Kerja dan Checklist Induksi Contraktor Safety (FRM/KKK/06)
2. Memastikan aturan yang dibuat mengikuti Standar Infection Control dan K3 Rumah
Sakit.
3. Melakukan pertemuan berkala dengan pihak pihak yang terlibat /terkait untuk
memastikan aturan keselamatan dan keamanan tetap dipatuhi selama pekerjaan
berlangsung.
4. Melakukan inspeksi bersama ke area yang sedang dilakukan konstruksi dan renovasi
Tipe B 2 skala kedil, kegiatan jangka penaek, yang menghasilkan aeku seaikit
adalah semua aktifitas skala kecil dan jangka pendek yang menghasilkan debu
minimal, dimana yang termasuk kedalam tipe ini adalah seperti : Pemasangan
instalasi kabel telpon dan komputer, akses ke ruang terbuka, pemotongan ke dinding
atau langit langit dan pekerjaan yang dapat menyebabkan migrasi debu namun masih
dapat di kontrol.
Tipe D 2 kerja apapun yang menghasilkan aeku seaang atau tingkat tinggi
adalah segala aktifitas pekerjaan yang menghasilkan debu tingkat sedang sampai dengan
tinggi atau pekerjaan yang memerlukan pembongkaran, pemindahan atau
penghapusan dan pembersihan komponen bangunan kui`t io atau rakitan. Yang
termasuk kedalam tipe ini adalah : pengamplasan dinding untuk pengecatan atau
pelapisan dinding, pembongkaran ubin atau lantai keramik atau vinyl atau wc``pcplr,
plafond pembongkaran counter/ruang kerja, konstruksi dinding baru, pekerjaan
saluran air dan listrik , pekerjaan perkabelan yang banyak dan lain lain kegiatan
pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift.
C. Lmkasi Vasien
- Identifikasi lokasi pasien yang immunocompromise berat disekitar tempat pengerjaan
yang diusulkan, termasuk pasien yang mungkin berada didalam proyek
- Identifikasi lokasi layanan yang dapat digunakan oleh pasien sehubungan dengan lokasi
proyek, misalnya Area Diagnostik
- Penentuan kebutuhan untuk pemindahan pasien ke fasilitas di area alternatif.
D. [enmvasi eksternal
Untuk debu renovasi eksternal tindakan pencegahan harus ditinjau ulang dan
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan. Review harus dicakup antara lain:
- larak dari masuknya udara dengan tempat kerja
- Kecukupan jendela dan segel pintu di dekat tempat kerja.
- Lokasi utilitas bawah tanah.
- Langkah-langkah untuk mengalihkan lalu lintas pejalan kaki.
- Penutupan pintu masuk ke lokasi pembangunan.
- Penyediaan cir`mdgs untuk entri yang tidak dapat ditutup.
- Penyediaan fasilitas eksternal misalnya toilet, ruang staf, mesin vloaioe untuk
membatasi kebutuhan pekerja untuk memasuki gedung.
- Kemampuan sistem penanganan udara berfungsi dengan tepat jika kontaminasi
berlebihan terkumpul dalam intake udara.
- Menilai pengaruh faktor iklim seperti angin dansuhu luar ruang.
- Lingkup proyek, misalnya; adanya dinding yang akan ditembus.
A. [enmvasi internal
Untuk renovasi internal, perencanaan pembangunan harus memasukkan lapisan
penahan kedap suara. Penghambat yang diperlukan akan bergantung pada ruang lingkup
/ durasi dari rencana kerja yang diusulkan dan harus ditinjau ulang dan dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan. Review harus dicakup antara lain:
Kegiatan
Tipe C Tipe B Tipe D Tipe A
Crea
Kelompok 1 Kelas I Kelas II Kelas II Kelas III/IV
L. Tahap Kmnstruksi
1) Prosedur pemantauan tambahan yang diperlukan selama masa konstruksi selama
masa konstruksi harus diidentifikasi, didokumentasikan dan diimplementasikan
termasuk :
- Pemantauan rutin kinerja sistem pendingin udara
- Wajib melakukan pembersihan pada akhir penyelesaian kerja di masing-masing.
- Audit lingkungan internal untuk menilai tingkat kontaminasi debu :
• Bila kurang dari satu bulan dilakukan 2 kali audit (sebelum dan setelah) renovasi
• Bila lebih dari 1 bulan dilakukan 3 kali audit (sebelum, saat dan setelah) renovasi
- Pelaksanaan pembersihan tambahan seperti yang diharuskan.
- Pendidikan Pengendalian Infeksi bagi pekerja konstruksi.
- Pemantauan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
- Inspeksi yang memadai, misalnya. keketatan/kemampatan celah udara di kcrrrilr
/penghalang, kebersihan.
- Pengukuran arah aliran udara.
- Pemantauan pembuangan udara (lxncust hco) / sistem ekstraksi.
- Dimana filter HEPA dipasang tekanan ini harus dipantau dan alaramnya harus
dalam keadaan aktif.
Lihat Tabel : Vlamjco Vloeloac`ico Iohlgsi Gmostrugsi uotug plojl`csco `lkin `cojut.
KLLCT III - Isolasi sistem HVAC di wilayah di mana pekerjaan tengah dilakukan untuk
- Bahan kcrrilr harus diusap basah, vakum debu dengan menggunakan HEPA
atau berikan kabut air agar lembab sebelum disingkirkan..
- Tempatkan limbah konstruksi dalam wadah tertutup rapat sebelum
ditransportasi.
- Tempatkan keset kaki di pintu masuk dan keluar dari area kerja dan diganti
atau dibersihkan saat tidak ada lagi aktifitas kerja.
- laga selalu area kerja dalam keadaan tersapu bersih dan hilangkan
kotoran/puing-puing setiap hari.
- Pel basah daerah permukaan yang keras dengan disinfektan dan gunakan
vakum HEPA untuk membersihkan permukaan karpet.
- Usap dcslwmrg dan permukaan horizontal saat proyek telah selesai.
K e g ia t a n s u rv il a n s n o s o k om i al s el a m
2) i d e n ti fi k as i in fek s i t er ka i t u d ar a da n a i r,
a m a sa k o n s ru k s i h a r u s d ia r a h k a n p a d a
un tu k me n e n tu k a n v a r ia s i p o la / p o l a in fe k s i
berkaitan dengan tren sebelumnya.
3) Setelah selesai pembangunan adalah tanggung jawab dari fasilitas kesehatan untuk
memastikan daerah tersebut sesuai dengan kebijakan fasilitas, dan
direkomendasikan oleh praktisi Pengendalian Infeksi, termasuk:
- Pembersihan menyeluruh dan dekontanimasi semua permukaan, termasuk dinding,
langit-langit, jendela dan didaerah sistem ventilasi beresiko tinggi, rongga slrvidls
dan langit-langit
- Melakukan sampling udara dan jumlah partikel, dan melaksanakan program
sampling udara reguler di wilayah dengan risiko tinggi, memberikan waktu untuk
budidaya dan hasil, dan ulangi pembersihan dan pengujian sebelum
penggunaan/pemakaian tempat.
- Setelah selesai, sertifikasi ulang filter HEPA dan `cjiocr / sistem aliran bersih, dimana
diinstal.
- Semua tindakan Pengendalian Infeksi harus diverifikasi oleh inspeksi awal dan terus-
menerus, dan didokumentasikan dan diajukan pada pertemuan komite yang sesuai,
termasuk Komite Pengendalian Infeksi.
Rincian tindakan yang harus dilakukan pada saat Konstruksi & renovasi dibagi menjadi :
Kelas 1
- Lakukan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi pekerjaan
- Mengganti Plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera mungkin.
Kelas 2
- Sediakan sarana atau penutup untuk untuk mencegah debu
- Segel pintu dengan lakban yang tidak terpakai .
- Puing puing harus di tempatkan pada wadah tertutup.
- Lakukan pengepelan basah atau vacuum area menggunakan alat vacuum dengan
filter HEPA.
- Letakkan keset di depan pintu masuk dan pastikan dibersihkan dan diganti.
- Isolasi system HVAC pada lokasi tempat berlangsung nya pekerjaan.
- Setelah Pekerjaan selesai lakukan pengelapan basah pada dcslwmrg maupun
permukaan horizontal.
Kelas 4
- Isolasi system HVCA pada lokasi berlangsungnya pekerjaan guna mencegah
kontaminasi melalui system saluran udara.
- Pastikan bedeng tertutup rapat dan jangan bongkar bedeng sebelum proyek
selesai secara total dan telah dibersihkan.
- Pertahankan udara negative dilokasi kerja dengan menggunakan unit ventilasi dg
system HEPA Filter atau dengan metode lain
- Lakukan pengepelan basah atau vacuum 2x setiap 8 jam
- Buang puing dengan hati hati dan untuk menghindari debu bertebaran dapat
dilakukan penyiraman terlebih ahulu pada puing sisat pekerjaan tersebut
- Puing Puing sisa pekerjaan harus dibuang kedalam wadah yg tertutup rapat
- Letakkan keset di pintu keluar masuk
- Lakukan pengelapan pada semua area yang dikerjakan,selal sela dan seluruh
permukaan horizontal.
Kelas 1
- Isolasi system HVCA pada lokasi berlangsungnya pekerjaan guna mencegah
kontaminasi melalui system saluran udara.
- Pastikan bedeng tertutup rapat dan jangan bongkar bedeng sebelum proyek
selesai secara total dan telah dibersihkan.
- Pertahankan udara negative dilokasi kerja dengan menggunakan unit ventilasi dg
system HEPA Filter atau dengan metode lain
B. Jaintenande Umum
- Memberikan masukan kepada Manajer Pelayanan Umum untuk hal yang berkaitan
dengan pekerjaan Sipil & Mechanical Engineering.
- Memastikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada konstruksi bangunan, Khususnya
Safety enginering. Lihat Bab IV.2.
- Supervisor maintenance menujuk 1 orang staff nya untuk mendampingi vendor/
kontraktor selama masa berlangsungnya pekerjaan konstruksi & renovasi
- Mengikuti rapat kordinasi baik pada saat proses induksi maupun rapat rutin mingguan
guna mengetahui perkembangan proyek.
- Memastikan Keselamatan dan waspada kebakaran, memastikan semua instalasi alarm
kebakaran tetap aman dan berfungsi baik.
- Berkordinasi dengan pihak terkait diarea yang akan dilakukan pekerjaan dan dengan
pihak housekeeping jika terdapat barang barang yang perlu untuk di lepas atau
dialokasikan dan di simpan untuk sementara waktu.
D. Tldurity/Vcrgioe
- Memastikan Pihak vendor/kontraktor sudah mempunyai Copy Formulir Induksi dan
dapat menunjukkannya sebelum masuk ke area kerja Surat Induksi saat bekerja
- Memastikan Pihak vendor menggunakan tanda pengenal saaat berada diarea Rumah
Sakit
- Memantau saat proses loading /unloading barang barang yang diperlukan saat pekerjaan
- Memastikan keamanan area yang sedang dilakukan pekerjaan renovasi dan konstruksi.
A. Nmuslgllpioe
- Menutup/blok area yang akan dilakukan pekerjaan melalui system di computer
- Membagikan surat pemberitahuan kepada pasien direa yang akan dilakukan pekerjaan
- Berkordinasi dengan pihak terkait diarea yang akan dilakukan pekerjaan dan dengan
pihak maintenance jika terdapat barang barang yang perlu untuk di lepas atau
dialokasikan dan di simpan untuk sementara waktu.
- Mendata barang barang termasuk furniture yang akan disimpan baik untuk di gunakan
kembali atau untuk di musnahkan
- Memastikan pihak vendor atau kontraktor menutup/membedeng area yang akan
dilakukan pekerjaan
- Memasang tanda pada lokasi area yang akan dikerjakan untuk menandai bahwa diarea
tersebut sedang dilakukan pekerjaan Konstruksi dan Renovasi. (Tanda yang dipasang
harus mudah dilihat)
- Berkordinasi dengan pihak maintenance jika terdapat pekerjaan seperti : kelistrikan,
penutupan pipa air, dll yang tidak termasuk dalam tanggung jawab vendor atau
kontraktor
- Memastikan kebersihan diarea sekitra pekerjaan termasuk memasang keset, melakukan
pengepelan debu, pengelapan,dll
- Melakukan proses pembersihan diarea yang telah selesai dikerjakan (General Cleaning)
- Berkordinasi dengan pihak area terkait dan PPI untuk pelaksanaan kultur ruang
- Mengikuti rapat kordinasi baik pada saat proses induksi maupun rapat rutin mingguan
guna mengetahui perkembangan proyek
- Melakukan Checklist Penyelesaian Renovasi bersama dengan pihak vendor /kontraktor
saat pekerjaan telah selesai.
- Melaporkan hasil checklist kepada manajer Pelayanan Umum
L. Vurdncsioe
- Menerima Bon Permintaan Barang dari user dengan lampiran Penawaran yang
spesifikasinya sudah sesuai dengan kebutuhan
- Memastikan adanya syarat-syarat keamanan dan keselamatan Produk/Alat (bilamana
dibutuhkan).
- Memastikan apakah Permintaan tersebut masuk kedalam budget routine capex atau
budget repair & maintenance
- Menegosiasikan harga ke pihak vendor/kontraktor sampai diperoleh harga terbaik
- Membuat Purchase Order dan mendokumentasikannya
- Mengajukan proses tanda tangan Purchase Order ke manager terkait
- Mengirimkan Purchase Order ke pihak vendor/kontraktor
- Mengajukan proses pembayaran ke manajer terkait untuk selanjutnya diserahkan ke
bagian finance untuk proses pembayan (baik untuk pembayara uang muka atau
pelunasannya)
H. Dustmjlr Tlrvidl
- Menginformasikan kepada Pasien dan Pengunjung dengan membuat Surat
Pemberitahuan tentang adanya pekerjaan Konstruksi & Renovasi (khusu untuk klasifikasi
3 dan 4 saja).
- Meneyrahkan Surat Pemberitahuan tsb kepada roommaid untuk di sebarkan ke Pasien
- Menginformasikan ke pengunjung dengan menempatkan Surat Pemberitahuan tsb di
akrilik yg diletakkan di counter Customer Service
- Menarik kembali surat pemberitahuan yg ditempatkan tsb jika pekerjaan dsudah selesai
- Menerima segala bentuk keluhan pasien yang terjadi berkaitan pekerjaan konstruksi &
renovasi yg sedang berlangsung dan mendokumentasikannya.
N. Alpcrtljlo tlrgcit
- Supervisor bersama WSR (Umrgp`cdl Tchlty [lprlslotctivl) atau perwakilan K3 di unit
masing-masing memastikan keamanan dan keselamatan di area kerjanya. Melaporkan
kepada Tim K3 / PPI /KKPRS bilamana melihat ketidaksesuaian prosedur induksi dan
menilai adanya risiko atau hazard pada saat renovasi dan konstruksi.
- Melakukan peneguran secara langsung kepada staff pekerja kontraktor bilamana menilai
adanya resiko dan hazard pada saat proses pekerjaan, untuk seger dilakukan perbaikan
dan kesesuaian prosedur.
- Memastikan keselamatan dan kesehatan kerja di area kerjanya.
- Mengadakan pertemuan minimal satu kali dalam seminggu untuk membahas tentang
pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.
- Batas waktu pelaksanaan renovasi harus diperhatikan.
- Ketidaknyamanan yang diakibatkan adanya renovasi/rekonstruksi terhadap pasien,
pengunjung, petugas diusahakan seminimal mungkin.
c. Tahap setelah pelaksanaan renovasi atau rekonstruksi:
- Pemeriksaan dan pengetesan secara menyeluruh terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan.
- Membuat As-Built Drawing.
;. ;. Vlrcodcn
c. Perancah yang sesuai dan aman harus disediakan untuk semua pekerjaan yang tidak
dapat dilakukan dengan aman oleh seseorang yang berdiri di atas konstruksi yang kuat
dan permanen, kecuali apabila pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan aman dengan
mempergunakan tangga.
k. Perancah harus diberi lantai papan yang kuat dan rapat sehingga dapat menahan dengan
aman tenaga kerja, peralatan dan bahan yang dipergunakan.
d. Lantai perancah harus diberi pagar pengaman, apabila tingginya lebih dari 2 meter. lalan-
jalan sempit, jalan-jalan dan jalan-jalan landasan (runway) harus dari bahan dan
konstruksi yang kuat, tidak rusak dan aman untuk tujuan pemakaiannya.
a. Perancah tiang kayu
- Yang terdiri dari sejumlah tiang kayu dan bagian atasnya dipasang gelagar sebagai
tempat untuk meletakan papan-papan perancah harus diberi palang pada semua
sisinya.
- Untuk perancah tiang kayu harus digunakan kayu lurus yang baik.
l. Perancah gantung
- Harus terdiri dari angker pengaman, kabel-kabel baja penggan-tung yang kuat dan
sangkar gantung dengan lantai papan yang dilengkapi pagar pengaman.
- Keamanan perancah gantung harus diuji tiap hari sebelum digunakan.
- Perancah gantung yang digerakan dengan mesin harus mengunakan kabel baja.
f. Perancah tupang sudut (outrigger cantilever) atau perancah tupang siku (jib ƨcaffold)
Hanya boleh digunakan oleh tukang kayu, tukang cat, tukang listrik, dan tukang-tukang
lainnya yang sejenis, dan dilarang menggunakan panggung perancah tersebut untuk
keperluan menempatkan sejumlah bahan-bahan.
g. Tangga yang digunakan sebagai kaki perancah harus dengan konstruksi yang kuat dan
dengan letak yang sempurna. Perancah tangga hanya boleh digunakan untuk pekerjaan
ringan.
h. Dilarang menggunakan perancah jenis dongkrak tangga (ledder jack) untuk pekerjaan
pada permukaan yang tinggi.
i. Perancah kuda-kuda hanya boleh digunakan sewaktu bekerja pada permukaan rendah dan
jangka waktu pendek.
j. Perancah siku dengan penunjang (bracket ƨcaffold) harus dijangkarkan ke dalam dinding
dan diperhitungkan untuk dapat menahan muatan maksimum pada sisi luar dari lantai
peralatan.
k. Perancah persegi (ƨquare ƨcaffold) harus dibuat secara teliti untuk menjamin kestabilan
perancah tersebut.
l. Perancah tupang jendela, Hanya boleh digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan
dengan jangka waktu pendek dan hanya untuk melalui jendela terbuka dimana perancah
jenis tersebut ditempatkan.
m. Tindakan pencegahan harus dilakukan agar dapat dihindarkan pembebanan lebih terhadap
lantai perancah yang digunakan untuk truck membuang sampah.
n. Perancah pada pipa logam harus terdiri dari kaki, gelagar palang dan pipa penghubung
dengan ikatan yang kuat, dan pemasangan pipa-pipa tersebut harus kuat dan dilindungi
terhadap karat dan cacat-cacat lainnya.
o. Perancah beroda yang dapat dipindah-pindahkan (mobile ƨcaffold) harus dibuat
sedemikian rupa sehingga perancah tidak memutar waktu dipakai.
p. Perancah kursi gantung dan alat-alat sejenisnya hanya digunakan sebagai perancah dalam
hal pengecualian yaitu apabila pekerjaan tidak dapat dilakukan secara aman dengan
menggunakan alat-alat lainnya.
q. Truck dengan perancah bak (ƨerial baƨket truckƨ) harus dibuat dan digunakan sedemikian
rupa sehingga tetap stabil dalam semua kedudukan dan semua gerakan.
4.Q c o e e c
4. a . T a n g g a harus terdiri dari 2 kaki tangga dan sejumlah anak tangga yang
dipasang pada kedua kaki tangga dengan kuat.
b. Tangga harus dibuat, dipelihara dan digunakan sebaik-baiknya sehingga dapat menjamin
keselamatan tenaga kerja.
c. Tangga yang dapat dipindah-pindahkan (portable ƨtepledderƨ) dan tangga kuda-kuda
yang dapat dipindah-pindahkan, panjangnya tidak boleh lebih dari 6 meter dan
pengembangan antara kaki depan dan kaki belakang harus diperkuat dengan pengaman.
d. Tangga bersambung dan tangga mekanik, panjangnya tidak boleh lebih dari 15 meter.
e. Tangga tetap harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap cuaca dan kondisi lainnya,
yang panjangnya tidak boleh lebih dari 9 meter.
f. Tangga harus dapat menahan dengan aman beban yang harus dibawa melalui tangga
tersebut, dan harus cukup lebar untuk pemakaiannya secara aman.
1. 1. C`ct-c`ct coegct
a. Alat-alat angkat harus direncanakan dipasang, dilayani dan dipelihara sedemikian rupa
sehingga terjamin keselamatan dalam pemakaiannya.
b. Poros penggerak, mesin-mesin, kabel-kabel baja dan pelataran dari semua alat-alat
angkat harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kecelakaan karena
terjepit, muatan lebih kerusakan mesin atau putusnya kabel baja pengangkat.
c. Kran Angkat
- Setiap kran angkat harus dibuat dan dipelihara sedemikian rupa sehingga setelah
diperhitungkan besarnya, pengaruhnya, kondisinya, ragamnya muatan dan kekuatan,
perimbangan dari setiap bagian peralatan bantu yang terpasang, maka tegangan
maksimum yang terjadi harus lebih kecil dari tegangan maksimum yang diijinkan dan
harus ada keseimbangan sehingga dapat berfungsi tanpa melalui batas-batas
pemuaian, pelenturan, getaran, puntiran dan tanpa terjadi kerusakan sebelum batas
waktunya.
- Setiap kran angkat yang tidak direncanakan untuk mengangkut muatan kerja
maksimum yang diijinkan pada semua posisi yang dapat dicapai, harus mempunyai
petunjuk radius muatan dan petunjuk tersebut harus dipelihara agar selalu bekerja
dengan baik.
- Derek (Aerrickƨ) harus direncanakan dan dibangun sedemikian rupa sehingga
terjamin kestabilannya waktu bekerja.
- Kaki rangka yang berbentuk segitiga harus dari bahan yang memenuhi syarat dan
dibangun sedemikian rupa sehinga terjamin keamanannya waktu menggangkat beban
maksimum.
d. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk melarang orang memasuki daerah lintas
keran jalan (travelling crane) untuk menghindarkan kecelakaan karena terhimpit.
e. Pesawat-pesawat angkat monoril harus dilengkapi sakelar pembatas untuk menjamin
agar perjalanan naik dan peralatan angkat (lifting device) harus berhenti dijarak yang
aman pada posisi atas.
f. Tiang derek (gin paleƨ) harus dari bahan yang kuat dan harus dijangkarkan dan
diperkuat dengan kabel
g. Semua bagian-bagian dari kerekan (wincheƨ) harus direncanakan dan dibuat dapat
menahan tekanan beban maksimum dengan aman dan tidak merusak kabel atau
tambang.
h. Penggunaan dongkrak harus pada posisi yang aman sehingga tidak memutar atau pindah
tempat. Dongkrak harus dilengkapi dengan peralatan yang effektif untuk mencegah agar
tidak melebihi posisi maksimum (over travel).
a. Se m u a t a m b a n g , r an t a i
m e n u ru n k a n a t a u m e n g
d a n p e r a la ta n b a n t u n y a ya n g d i g u n ak a n u n t u
g a n tu n g k a n h ar u s t e r b u at d a ri ba h a n y a n g b a ik
m e ng a n g - k t , harus diperiksa dan diuji secara berkala untuk menjamin bahwa
d a n k u a t d a n
tambang, rantai dan peralatan bantu tersebut kuat untuk menahan beban maksimum
yang diijinkan dengan faktor keamanan yang mencukupi.
b. Kabel baja harus digunakan dan dirawat sedemikian rupa sehingga tidak cacat karena
membelit, berkarat, kawat putus dan cacat lainnya.
c. Bantalan yang sesuai harus digunakan untuk mencegah agar tambang tidak menyentuh
permukaan, pinggir atau sudut yang tajam atau sentuhan lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya tambang tersebut.
d. Rantai-rantai harus dibersihkan dan harus dilakukan pemeriksaan berkala, untuk
mengetahui adanya cacat, retak, rengat atau cacat-cacat lainnya. Rantai-rantai yang
cacat dilarang untuk dipergunakan.
e. Beban maksimum yang diijinkan harus dikurangi apabila (ƨling) digunakan pada
8. 8. Jlsio-jlsio
a. Mesin-mesin yang digunakan harus dipasang dan dilengkapi dengan alat pengaman
untuk menjamin keselamatan kerja. Alat-alat pengaman tersebut harus terpasang
sewaktu mesin dijalankan.
b. Mesin harus dihentikan untuk pemeriksaan dan perbaikan pada tenggang waktu yang
sesuai dengan petunjuk pabriknya.
c. Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan
karena mesin bergerak secara tiba-tiba.
d. Operator mesin harus terlatih untuk pekerjaannya dan harus mengetahui peraturan
keselamatan kerja untuk mesin tersebut.
m e n da p a t k ec e l a k a a n di se b b k a n b a g i a n - bagian mesin
bo le h k a re n a k e j a t u h an b ah an - b a h a n .
yang berputar atau bergerak atau
h. Mesin pemuat (loading machineƨ) harus dilengkapi dengan kap (cab) yang kuat dan
dilengkapi dengan alat pengaman sehingga tenaga kerja tidak tergencet oleh
bagianbagian mesin yang bergerak.
i. Mesin-mesin pekerjaan kayu yang digunakan harus dipelihara dengan baik sehingga
terjamin keselamatan dan kesehatan dalam pemakaiannya.
- Gergaji bundar harus dilengkapi dengan alat-alat untuk mencegah bahaya singgung
dengan mata gergaji dan alat pencegah bahaya tendangan belakang, terkena serpihan
yang berterbangan atau mata gergaji yang patah.
- Tindakan pencegahan harus dilakukan agar daun gergaji bundar tidak terjepit atau
mendapat tekanan dari samping.
- Daun gergaji pita harus dengan tegangan, dudukan dan ketajaman yang memenuhi
syarat dan harus tertutup kecuali bukan yang perlu untuk menggergaji.
- Mesin ketam harus dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk mengurangi bidang
bukan serut yang membahayakan dan untuk mengurangi bahaya tendangan belakang.
j. Alat-alat kerja tangan
- harus dari mutu yang cukup baik dan harus dijaga supaya selalu dalam keadaan baik.
- Penyimpanan dan pengangkutan alat-alat tajam harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak membahayakan.
- Perencanaan dan pembuatan alat-alat kerja tangan harus cocok untuk keperluan-nya
dan tidak menyebabkan terjadinya kecelakaan.
- Alat-alat kerja tangan boleh digunakan khusus untuk keperluannya yang telah
direncanakan
- Semua bagian-bagian alat-alat peneumatik termasuk selang-selang dan selang
sambungan harus direncanakan untuk dapat menahan dengan aman tekanan kerja
maksimum dan harus dilayani dengan hati-hati sehingga tidak merusak atau
menimbulkan kecelakaan.
k. Alat penembak paku (pawder actuated toolƨ)
- Harus dilengkapi dengan alat pengaman untuk melindungi atau menahan pantulan
kembali dari paku dan benda-benda yang ditembakkan oleh alat tersebut.
- Untuk keperluan alat tersebut harus dipergunakan patrum (cartridge) dan paku
tembak (projectile) yang cocok.
- Operator yang menggunakan alat tersebut harus berumur paling sedikit 18 tahun dan
terlatih.
- Penyimpanan dan pengangkutan alat penembak paku dan patrum harus sedemi-kian
rupa untuk mencegah kecelakaan.
l. Traktor dan truck yang digunakan harus dipelihara sedemikian rupa untuk menjamin
agar dapat menahan tekanan dan muatan maksimum yang diijinkan dan dapat
dikemudikan serta direm dengan aman dalam situasi bagaimananapun juga. Traktor
dan truck tersebut hanya boleh dijalankan oleh pengemudi yang terlatih. Truck lif (lift
truck) yang digunakan harus dijalankan sedemikian rupa untuk menjamin
kestabilannya.
dan dibangun
segera sedemikian rupa sehingga dalam keadaan darurat terowongan harus
dapat dikosongkan.
c. Apabila terdapat kemungkinan bahaya runtuhnya batu atau tanah dari atas sisi
konstruksi bangunan di bawah tanah, maka konstruksi tersebut harus segera
diperkuat.
d. Untuk mencegah bahaya kecelakaan, penyakit akibat kerja maupun keadaan yang
tidak nyaman, konstruksi di bawah tanah harus dilengkapi dengan ventilasi buatan
yang cukup.
e. Pada Konstruksi bangunan di bawah tanah harus disediakan sarana penanggulangan
bahaya kebakaran, harus disediakan alat pemberantas kebakaran.
f. Di tempat kerja atau di tempat yang selalu harus disediakan penerangan yang cukup
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerangan darurat harus disediakan di
tempat-tempat tersebut tenaga kerja dapat menyelamatkan diri dalam keadaan
darurat.
g. Tenaga kerja yang mengebor tanah harus dilindungi dari bahaya kejatuhan benda
benda, bahaya debu, uap, gas, kebisingan dan getaran.
h. Tenaga kerja dilarang masuk ke tempat dimana kadar debunya melebihi ketentuan
nilai ambang batas yang berlaku, kecuali apabila mereka memakai respirator.
9. 9. Vloeec`ico
a. Setiap pekerjaan, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terjamin tidak adanya
bahaya terhadap setiap orang yang disebabkan oleb kejatuhan tanah, batu atau
bahanbahan lainnya yang terdapat di pinggir atau di dekat pekerjaan galian.
b. Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman
penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja di dalam
lubang atau parit.
c. Setiap tenaga kerja yang bekerja dalam lubang galian harus dijamin pula
keselamatannya dari bahaya lain.
berada disekitarnya
sinar berbahaya harus
lainnya. dilindungi dan
Penggunaan terhadap serpihanperalatan
pemeliharaan bunga api,
las uap
harusradiasi dan
dilakukan
dengan baik untuk menjamin keselamatan dan kesehatan juru las dan tenaga kerja
yang berada disekitarnya.
k. Untuk menjamin keselamatan dalam pekerjaan peledakan (blaƨting) harus dilakukan
tindakan pencegahan kecelakaan. Tindakan pencegahan ini terutama adalah:
- sewaktu peledakan dilakukan sedapat mungkm jumlah orang yang berada di
sekitarnya hanya sedikit dan cuaca serta kondisi lainnya tidak berbahaya;
- lubang peledakan harus dibor dan diisi bahan peledak dengan hati-hati untuk
menghindarkan salah peledakan atau peledakan secara tiba-tiba waktu pengisian.
- peledakan harus dilakukan dengan segera setelah pengisian dan peledakan tersebut
harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah salah satu peledakan atau
terjadinya peledakan-peledakan sebagian;
- sumbu-sumbu dari mutu yang baik dan dipergunakan sedemikian rupa untuk
menjamin peledakan dengan aman;
- menghindarkan peledakan mendadak jika peledakan dilakukan dengan tenaga listrik;
- tenaga kerja dilarang memasuki daerah peledakan sesudah terjadinya peledakan
kecuali apabila telah diperiksa dan dinyatakan aman.
k. Untuk menjamin kesehatan tenaga kerja yang mengolah batu agar tidak menghisap
debu silikat, harus dilakukan tindakan pencegahan.
KCK X AMG\
JLOQCTI
1. Formulir Bon Permintaan Barang
2. Formulir Checklist Penyelesaian Rerovasi
3. Pedoman PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi) strategi ICRA untuk bangunan dan
renovasi, konstruksi dan pemeliharaan bangunan. No 010/SK.Dir/RSPB/PDM/I/2015
4. Kebijakan PPI (Pencegahan dan pengendalian Infeksi) RS.Premier Bintaro No.
023/SK.Dir/RSPB/KBl/II/2015
5. Surat ijin kerja atau surat perintah kerja dari GSM sebelum Konstruksi dan renovasi
dilaksanakan.
6. Induksi konstruksi akan dilakukan GSM beserta team (Formulir checklist induksi
contractor safety FRM/KKK/06).
7. Safety Konstruksi dan renovasi sesuai program standar keselamatan dan keamanan,
Maintenance umum TOR/PUM/MTC-U/05.
8. Selama Renovasi Tpot check liƨt konstruksi akan dilakukan oleh perƨon incharge OHS
dan WSR/ Uorkplace Tafety [epreƨentative atau perwakilan K3 setempat (Formulir
pengecekan mendadak pada observasi safety dilokasi konstruksi FRM/KKK/07).
9. Spot audit konstruksi dan renovasi bersama ICN/Infection Control Nurse , program
pencegahan dan pengendalian Infeksi pada konstruksi & Renovasi bangunan di Rumah
Sakit (SOP/PPI/09).
10. Housekeeping, Maintenance, Security, ataupun WSR atau perwakilan K3 terkait dapat
menginformasikan ataupun mengingatkan kepada pekerja yang sedang melakukan
renovasi jika mereka melihat adanya suatu tindakan ataupun hal yang tidak safety
KCK XI
VLO\Q\V
Panduan dalam pelaksanaan Konstruksi dan Renovasi di Rumah Sakit sangat penting untuk
dipahami dan dilaksanakan dengan benar oleh semua bagian yang terkait.
Rumah Sakit harus mengurangi resiko infeksi di fasilitas selama kegiatan Konstruksi dan
Renovasi , baik dalam tahap demolisi/pembongkaran maupun saat konstruksi dan renovasi
berlangsung.
Mengurangi dan mengatasi resiko pencemaran debu ke udara perlu menjadi perhatian
khusus karena dapat mengakibatkan kontaminasi silang melalui udara.
Edukasi Penggunaan Alat Pelindung Diri yang benar selama pelaksanaan pekerjaan
Konstruksi dan renovasi berlangsung kepada pihak perencana dan pelaksana juga sangat
perlu diperhatikan.