TENTANG
Menetapkan :
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I DEFINISI
BAB IV DOKUMENTASI
LAMPIRAN I
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup panduan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada pekerjaan
konstruksi bangunan adalah :
a) Pekerjaan penyusunan detail enginering design (DED) yang dilakukan oleh pihak ke
III yaitu penyedia jasa konsultasi.
b) Pekerjaan pengawasan pada fase pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh pihak ke
III yaitu penyedia jasa konsultasi.
c) Pekerjaan konstruksi bangunan yang berlokasi di lingkungan RSUD dr Soeroto
Ngawi dan dilakukan oleh pegawai RSUD dr. Soeroto Ngawi.
d) Pekerjaan konstruksi bangunan yang berlokasi di lingkungan RSUD dr Soeroto
Ngawi dan dilakukan oleh penyedia jasa konstruksi (pihak ke III).
BAB III
TATA LAKSANA
Pihak ke III selaku penyedia jasa konstruksi yang diutamakan adalah penyedia jasa
yang memiliki Sistem Manajemen Mutu atau telah memiliki sertifikat ISO dan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) atau telah memiliki sertifikat
OHSASS yang masih berlaku.
1) Setiap pekerjaan konstruksi bangunan yang akan dilakukan di lingkungan RSUD dr.
Soerot Ngawi wajib dilaporkan kepada Direktur dan Pejabat yang ditunjuknya.
2) Pada setiap pekerjaan konstruksi bangunan harusb diusahakan pencegahan atau
dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga kerjanya.
3) Sewaktu pekerjaan dimulai harus segera disusun suatu unit keselamatan dan
kesehatan kerja, hal tersebut harus diberitahukan kepada setiap tenaga kerja.
4) Unit keselamatan dan kesehatan kerja meliputi usaha-usaha pencegahan terhadap :
kecelakaan, kebakaran, peledakan, penyakit akibat kerja, pertolongan pertama pada
kecelakaan atau usaha-usaha penyelamatan.
5) Setiap terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang berbahaya harus dilaporkan kepada
Direktur atau Pejabat yang ditunjuknya.
1) Tempat kerja harus dibatasi dengan memberi pagar penutup dengan bahan triplek atau
seng gelombang.
2) Khusus untuk pekerjaan pemeliharaan di dalam gedung yang sudah operasional,
pembatasan area kerja dengan menggunakan kain penutup.
3) Di setiap tempat kerja harus dilengkapi dengan sarana untuk keperluan keluar masuk
dengan aman.
4) Sarana untuuk keperluan keluar masuk tempat kerja dibedakan untuk keperluan lalu
lalang kendaraan proyek dengan pekerja.
5) Tempat kerja harus dilengkapi dengan papan petunjuk dan peringatan bagi pekerja
saat masuk dan keluar tempat kerja, contoh:
a. “JALUR MASUK PEKERJA / TAMU PROYEK”
b. “HATI-HATI KELUAR / MASUK KENDARAAN PROYEK”
c. “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS”
6) Orang yang tidak berkepentingan, dilarang memasuki tempat kerja, akan lebih baik
bila seluruh pekerja menggunakan ID Card (tanda pengenal).
7) Tempat-tempat kerja, tangga-tangga, lorong-lorong dan gang-gang tempat orang
bekerja atau seiring dilalui, harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
8) Semua tempat kerja harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga dapat
mengurangi bahaya debu, uap, dan bahaya lainnya.
9) Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menjamin bahwa peralatan perancah,
alat-alat kerja, bahan-bahan dan benda-benda lainnya tidak dilemparkan, diluncurkan
atau dijatuhkan ke bawah dari tempat yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
kecelakaan.
10) Semua peralatan sisi-sisi lantai yang terbuka, lubang-lubang di lantai yang terbuka,
atap-atap atau panggung yang dapat dimasuk, sisi-sisi tangga terbuka, semua galian-
galian dan lubang-lubang yang dianggap berbahaya harus diberi pagar atau tutup
pengaman yang kuat.
11) Kebisingan dan getaran di tempat kerja tidak boleh melebihi ketentuan Nilai Ambang
Batas (NAB) yang berlaku.
12) Tindakan harus dilakukan untuk mencegah bahaya terhadap orang yang disebabkan
oleh runtuhnya bagian yang lemah dari bangunan darurat alat bangunan yang tidak
stabil.
1) Alat-alat penyelamat dan pelindung diri yang jenisnya disesuaikan dengan sifat
pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing tenaga kerja harus disediakan dalam
jumlah yang cukup.
2) APD sebagaimana dimaksud meliputi:
a) Pelindung kepala;
b) Pelindung mata dan muka;
c) Pelindung telingga;
d) Pelindung pernapasan beserta pelengkapnya;
e) Pelindung tangan; dan/atau
f) Pelindung kaki
a) Pakaian pelindung;
b) Alat pelindung jatuh perorangan, dan/atau
c) Pelampung
3) Alat-alat penyelamat dan pelindung diri ini, harus selalu memenuhi syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditentukan
4) Alat-alat penyelamat dan pelindung diri harus digunakan sesuai dengan kegunaannya
oleh setiap tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja
5) Tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja diwajibkan menggunakan
alat-alat penyelamat dan pelindung diri ini
6) Pengusaha atau pengurus wajib mengumumkan secara tertulis dan memasang rambu-
rambu mengenai kewajiban penggunaan APD di tempat kerja, contoh ;
a) “SELURUH PEKERJA WAJIB MENGGUNAKAN APD”, atau
b) “GUNAKAN APD SEBELUM BEKERJA”.
7) Memasang dalam tempat kerja semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan
semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
1) Tempat kerja yang di dalamnya terdapat area untuk kegiatan terbatas, misalnya
khusus area pekerjaan kayu atau pembesian, harus dibatasi dengan memberi pagar
penutup dengan bahan triplek atau seng gelombang dan menggunakan pita pembatas.
2) Pengusaha atau pengurus wajib memasang rambu-rambu mengenai daerah terbatas,
contoh antara lain:
a. “AREA KERJA TERBATAS”,
b. “DILARANG MASUK SELAIN PETUGAS”.
1) Tempat kerja harus dilengkapi denah evakuasi yang menerangkan jalur evakuasi dan
lokasi tempat berkumpul utama / area evakuasi (center point) apabila terjadi keadaan
darurat..
2) Denah evakuasi ditempatkan di pintu masuk tempat kerja, sehingga seluruh pekeja
dapat mengetahui jalur evakuasi sebelum bekerja.
3) Pada area tempat diberi petunjuk arah yang memudahkan pekerja menuju area
evakuasi.
1) Setiap pekerjaan, harus dilakukan sedemikian rupa sehingga terjamin tidak adanya
bahaya terhadap setiap orang yang disebabkan oleh kejatuhan tanah, batu atau bahan-
bahan lainnya yang terdapat di pinggir atai di dekat pekerjaan galian.
2) Pinggir-pinggir dan dinding-dinding pekerjaan galian harus diberi pengaman
penunjang yang kuat untuk menjamin keselamatan orang yang bekerja di dalam
lubang atau parit.
3) Setiap tenaga kerja yang bekerja dalam lubang galian harus dijamin pula
keselamatannya dari bahaya lain selain tersebut di atas.
4) Pengusaha atau pengurus wajib memasang rambu-rambu di area galian selain
pemasangan pita pembatas juga memasang rambu petunjuk, contoh :
a. “AWAS HATI-HATI !, ADA GALIAN PONDASI”.
b. “AWAS HATI-HATI ! ADA GALIAN KABEL”.