Disusun Oleh :
1. I Dewa Nyoman Wira Prasidha
2. Budiyanto
3. Ahmad Mujayin
4. Ratno Timur
5. Sarah Kanuary Sembiring
6. Lukman Zaenudin Yusuf
7. Chusen Arif
Cikarang
1
2024
KATA PENGANTAR
Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang komprehensif mengenai risiko-
risiko yang mungkin dihadapi oleh para pekerja konstruksi, serta langkah-langkah
preventif dan tindakan pengendalian yang dapat diimplementasikan untuk memastikan
lingkungan kerja yang aman dan sehat.
Melalui makalah ini, penulis berharap agar pembaca dapat memahami pentingnya
memprioritaskan kesehatan dan keselamatan kerja dalam setiap proyek konstruksi, serta
menjadi agen perubahan dalam memperjuangkan budaya kerja yang lebih aman dan
berkelanjutan.
Terima kasih atas perhatian dan dedikasi Anda untuk memahami serta meningkatkan
kesehatan dan keselamatan di industri konstruksi.
Salam,
Daftar Isi
2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. Latar Belakang..................................................................................................................................4
B. Deskripsi Proyek...............................................................................................................................5
C. Standar Peraturan............................................................................................................................5
BAB IV ANALISA......................................................................................................................................15
BAB VI PENUTUP....................................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan aktivitas kerja
manusia baik pada industri, manufaktur dan kontruksi, yang melibatkan mesin, peralatan,
penanganan material, alat kerja dan proses pekerjaannya, landasan tempat kerja dan
lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Kesehatan kerja di dalam proyek
merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan beserta praktiknya dengan mengadakan
penilaian kepada faktor-faktor penyebab penyakit dalam lingkungan kerja melalui
pengukuran yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif dan bila perlu
pencegahan kepada lingkungan tersebut, agar pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta dimungkinkan untuk mengecap
derajat kesehatan setinggi-tingginya.
B. Deskripsi Proyek
4
penelitian ini yang dilakukan diproyek Proyek Pembangunan Gedung Data Center HDC
Cikarang. Berikut gambar lokasi yang diambil dari google earth untuk memperjelas letak
lokasi.
C. Standar Peraturan
5
Pengolahan Limbah Bahan Bahaya dan Beracun
10. Peraturan Presiden RI. No. 21 Tahun 2010 Tentang Pengawasan
Ketenagakerjaan
11. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Lingkungan Kerja
12. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 4 Tahun 1987
Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) Serta
Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja
13. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara
Petunjukan, Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
14. Peraturan Menteri Nomor PER-04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 1 Tahun 1980
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
Bangunan
16. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 8 Tahun 2010
tentang Alat Pelindung Diri
17. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 9 Tahun 2016
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerjaan Ketinggian
18. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 9 Tahun 2020 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Pesawat Angkat dan Pesawat Angkut
19. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 6 Tahun 2017 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Elevator dan Eskalator
20. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per- 01/MEN/1976
tentang Wajib Latihan Hyperkes Bagi Dokter Perusahaan
21. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. PER 01/MEN/1979
Tentang Kewajiban Latihan Hygiene Perusahaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Bagi Paramedis Perusahaan
22. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. Per- 02/MEN/1992
Tentang Tata Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
23. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2010 Tentang
Pedoman Pengendalian Pencemaran Udara di Daerah
6
24. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. KEP-187/MEN/1999 Tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
25. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor:
KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan Pasal (1), Pasal
(2), Pasal (3), Pasal (4), Pasal (5), Pasal (6) dan Pasal (7)
26. Surat Keputusan Bersama Menaker – MenPU No. 174/MEN/1986 &
104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Kegiatan
Konstruksi
7
E. Struktur Organisasi K3L Proyek Konstruksi terutama P2K3
8
BAB II
Maksud dan tujuan yang dapat diambil dari hasil observasi lapangan yaitu;
9
BAB III
PERMASALAHAN DI LAPANGAN
a. Pekerjaan Pembesian
Kegiatan observasi lapangan dilakukan secara online melalui video pemaparan dan
juga wawancara dengan Bapak Dimas sebagai HSE Manager PT. Adhi Persada
Gedung di proyek tersebut. Proyek HDC Cikarang merupakan proyek yang berlokasi di
area Kawasan industri.
Dari hasil observasi yang kami lakukan pada proyek tersebut, kami mengamati bahwa
kegiatan konstruksi sudah menerapkan K3 dengan cukup baik seperti pada pekerjaan
pembesian, welder sudah menggunakan APD lengkap (Sarung tangan las, Kedok las,
Sepatu safety) ketika sedang bekerja di area fabrikasi dan juga memiliki kompetensi
sebagai juru las dari kemenaker. Untuk pekerjaan pengelasan (Hot Work) wajib adanya
Alat Pemadam Api Ringan (APAR), hanya saja penempatan APAR tersebut kurang
tepat karena posisinya berada di dalam box peralatan sehingga akan sulit dijangkau
saat diperlukan.
10
atau mesin yang dapat menyebabkan cedera serius atau fatal pada pekerja yang
sedang melakukan perawatan, perbaikan, atau perawatan preventif.
Tag hijau
11
rutin setiap tahun meliputi pemeriksaan Kolesterol, Gula Darah dan Asam Urat khusus
untuk karyawan yang berada di kantor proyek. Bagi pekerja dipersyaratkan yang
masuk ke area proyek wajib mempunyai surat keterangan sehat dari dokter.
12
Temuan yang kami dapatkan terkait penanganan limbah di proyek HDC adalah limbah
di TPS proyek tidak dilakukan segregasi atau pemisahan sesuai dengan kategori
(Organik dan anorganik)
13
Gambar 11. MCK Temporary
Dari observasi fasilitas MCK yang disediakan kontraktor, kami melihat bahwa
pencahayaan yang kurang terutama dimalam hari dikarenakan jumlah lampu
penerangan yang tidak memadai.
14
BAB IV
ANALISA
15
lokasi TPS sampah tersebut tidak dilakukan segregasi atau pemisahan seperti yang
diatur dalam Peraturan Pemerintah No 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah tangga, pada pasal
18 ayat 4 poin a diatur mengenai sarana untuk mengelompokkan sampah menjadi
paling sedikit 5 jenis sampah, hal ini sebagai upaya untuk pemilahan sampah.
6. Dalam peraturan Menteri ketenagakerjaan No. 5 tahun 2018 tentang K3
Lingkungan Kerja pasal 2 terdapat syarat-syarat antara lain : pengendalian faktor
fisika, kimia agar berada di bawah NAB, pengendalian Faktor biologi, ergonomic
dan psikologi kerja agar memenuhi standar, penyediaan fasilitas kebersihan sarana
hygiene di tempat kerja.Terkait hal ini, :
- kontraktor telah mengimplentasikan program kebersihan secara rutin dengan
adanya jadwal kebersihan untuk memastikan kondisi kantin, barak, MCK, area
konstruksi tetap terjaga kebersihannya. Namun terkait dengan pengendalian
factor fisika dalam hal ini pencahayaan di area Kantin dan MCK masih kurang
memadai (standar pencahayaan area kantin adalah 100 lux).
- Pengujian kebisingan sudah rutin dilakukan untuk memastikan tingkat
kebisingan berada di bawah NAB (85 desible)
- Pengujian air bersih sudah dilakukan sebelum digunakan dan secara rutin diuji
setiap 6 bulan.
- Kontraktor telah menyediakan fasilitas MCK untuk para pekerja di area barak
sebanyak 10 unit. Jumlah tersebut mencukupi untuk pekerja berjumlah 250
orang dimana menurut regulasi untuk jumlah pekerja 81-100 orang adalah 6
toilet dan setiap penambahan 40 orang ditambahkan 1 toilet.
16
BAB V
B. SARAN
- Kontraktor harus lebih fokus terhadap implementasi penerapan K3 yang telah
disetujui bersama baik dari pihak Manajemen maupun seluruh pekerja.
- Temuan ketidaksesuaian dalam observasi dapat dijadikan pencatatan dan
masukan untuk manajemen Proyek Gedung Data Center HDC PT. Adhi Persada
Gedung
17
BAB VI
PENUTUP
Demikian hasil observasi yang telah kami lakukan di proyek Pembangunan Gedung
Data HDC 5 lantai di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat dan diharapkan dengan temuan -
temuan yang telah kami sampaikan dapat memberikan pembelajaran bagi kita semua
untuk tetap memperhatikan K3 dalam lingkungan kerja kita dan bisa juga kita terapkan
dalam kehidupan sehari - hari kita.
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat untuk penulis selaku peserta
pembinaan Ahli Muda K3 Konstruksi, dan untuk para pembaca. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada para Instruktur, penyelenggara dan rekan-rekan peserta pembinaan
Ahli Muda K3 Konstruksi yang sudah Bersama-sama dalam menyelesaikan pelatihan ini.
18
LAMPIRAN
1. HSE PLAN
19