FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI HUKUM
UNIVERSITAS WIRARAJA
T.A 2021/2022 GANJIL
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
Rahmat dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelasaikan
penyususnan makalah ini dalam bentuk maupun isisnya sangat
sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca dalam
Hukum Perburuhan dan Ketenagakerjaan. Harapan kami semoga
makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami juga dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar kedepannya
lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan
karena pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena
itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangunkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2
D. Metode..........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3
1. Dasar Hukum Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan ) di tempat kerja
3
2. Bentuk Tanggung Jawab Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Terhadap Buruh / Tenaga Kerja Pabrik................................................................4
3. Upaya penyelesaian terhadap masalah yang timbul dalam mendapatkan
perlindungan hukum tentang keselamatan dan kesehatan kerja...........................5
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................8
A. Kesimpulan...................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perselisihan hubungan industrial merupakan hal yang wajar dialami oleh
pelaku hubungan industrial di belahan bumi manapun tak terkecuali di Indonesia.
Perselisihan hubungan industrial merupakan perselisihan yang timbul akibat
perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha dan
pekerja maupun antara gabungan pengusaha dengan serikat pekerja. Diantaranya
jenis perselisihan yang terjadi adalah perselisihan hak, perselisihan kepentingan,
perselisihan pemutusan hubungan kerja, dan perselisihan antar Serikat Pekerja
atau Serikat Buruh. Perselisihan hak yang kami bahas disini yaitu perselisihan
yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya perbedaan pelaksanaan
atau penafsiran terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian
kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama dalam keselamatan dan
kesehatan kerja tenaga buruh pabrik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dasar Hukum Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja) di tempat kerja?
2. Bagaimana bentuk Tanggung jawab perusahaan terhadap keselamatan dan
kesehatan kerja terhadap buruh atau tenaga pabrik?
3. Bagaimana upaya penyelesaian terhadap masalah yang timbul dalam
mendapatkan perlindungan hukum tentang keselamatan dan kesehatan
kerja?
C. Tujuan
1. Mengetahui dasar hukum penerapan K3
2. Mengetahui bentuk tanggung jawab tentang keselamatan dan kesehatan
kerja terhadap tenaga kerja buruh pabrik
3. Mengetahui upaya penyelesaian terhadap masalah yang timbul dalam
mendapatkan perlindungan hukum tentang keselamatan dan kesehatan
kerja
D. Metode
Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan study pustaka dalam
hal pengumpulan data sebagai sumber utama. Metode pustaka yang penulis
lakukan adalah dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan materi pada
beberapa buku, jurnal ilmiah dan sumber lainnya (Media Internet)
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
2. Bentuk Tanggung Jawab Tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Terhadap Buruh / Tenaga Kerja Pabrik.
Sebagai perusahaan atau pabrik yang beroperasi tentu harus memiliki
program K3 yang efektif. Program K3 harus diutamakan demi menghindari
kemungkinan besar yang dapat menyebabkan kecelakaan bagi pekerja apabila
tidak digunakan secara tepat yang dapat mempengaruhi kinerja karyawannya.
Terutama di kegiatan bisnis atau proyek yang harus mementingkan keadaan
tenaga kerjanya, apakah dalam keadaan nyaman, sehat, aman, dan siap untuk
bekerja, sehingga terjadi kesinambungan antara pemilik perusahaan dengan para
tenaga kerja yang dapat berdampak baik bagi perusahaan. Dan seiring
berkembangnya improvisasi dan inovasi di dalam suatu perusahaan, selain dalam
bidang teknologinya perlu diimbangi dengan faktor keamanannya, demikian pula
keselamatan juga kondisi kesehatan para pekerja yang terkelola dengan baik.
Sehingga perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja secara aman
melakukan pekerjaannya sehari hari untuk meningkatkan produktivitas nasional.
4
Berdasarkan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 pada
Pasal 99 ayat 1 UU No. 13 tahun 2003 yang berbunyi : “Setiap pekerja/buruh dan
keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.”
Keikutsertaan perusahaan yang melaksanakan proyek kostruksi pada program
jaminan sosial tenaga kerja ini sebagai wujud tanggunga jawab pengusaha kepada
pekerjanya. Jaminan sosial yang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
seperti jaminan kesehatan dan jaminan kecelakaan kerja akan membuat pekerja
yang terlibat didalam proyek konstruksi akan terlindungi dan semakin nyaman
dalam pelaksanaan pekerjaan.
Maka dari itu, tanggung jawab terhadap hak dan kewajiban merupakan
kewenangan yang diberikan kepada seseorang oleh hukum. Dalam pelaksanaan
proyek konstruksi hak dan kewajiban yang timbul tidak saja mengenai imbalan
atau upah atas kerja yang telah dilakukan namun dapat juga terkait dengan
pelaksanaan K3. Kewajiban pengusaha untuk menjalankan manajemen K3 secara
benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, akan menjadikan hak
bagi pekerja untuk mendapatkan jaminan atas keselamatan dan kesahatannya pada
saat melaksanakan pekerjaan. Disisi lain kewajiban para pekerja untuk mentaati
peraturan dan metode keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku dalam
proyek konstruksi, dapat menjadi hak bagi pengusaha bahwa pihaknya tidak akan
dirugikan karena terjadinya akibat kecelakaan kerja yang terjadi dan berdampak
bagi kelangsungan proyek kontruksi yang dijalankannya.
5
data BPJS ketenagakerjaan, setiap tahunnya rata rata BPJSTK melayani 130 ribu
kasus kecelakaan kerja dari kasus ringan sampai dengan kasus - kasus yang
berdampak fatal.
6
a) Pelanggaran pada pasal 3 ayat 1q
b) Pelanggaran pada pasal 3 ayat 1r
c) Pelanggaran pada pasal 9
d) Pelanggaran pada pasal 3 ayat 1f
Dan pelnggaran terhadap UU No. 13 Tahun 2003 pada pasal :
Pasal 86 ayat 1 A
Pasal 87 ayat 1
BAB 3
7
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan suatu program yang harus
ada pada setiap perusahaan terutama perusahaaan pada bidang proyek konstruksi,
yang menjamin kesehatan dan keselamatan para pekerja agar terhindar dari
kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat pekerjaan tersebut. namun patut
disayangkan tidak semua perusahaan memahami arti pentingnya K3 dan
bagaimana mengimplementasikannya dalam lingkungan perusahaan. Perlu
diketahui pula, bahwa konsep tentang K3 sudah digunakan sejak 20 tahun yang
lalu. Namun, sampai saat ini masih terdapat pekerja dan perusahaan yang belum
memahami korelasi K3 dengan peningkatan pekerja perusahaan dan pentingnya
peberlakuan K3, atau bahkan tidak mengetahui aturan tersebut.
B. Saran
Diperlukan peran dan semangat dari berbagai pihak yang terlibat, dan
bekerja dalam rangka keberhasilan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban bersama untuk saling
mendukung agar pelaksanaan proyek konstruksi ditandai dengan evaluasi positif
dari pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja. Konsep K3 ini
seharusnya menjadi pertimbangan bersama dalam pelaksanaan pembangunan
proyek konstruksi yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh manajemen dari
berbagai pihak yang terkait. dari berbagai pihak yang terlibat, dan bekerja dalam
rangka keberhasilan pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Masing-
masing pihak mempunyai hak dan kewajiban bersama untuk saling mendukung
agar pelaksanaan proyek konstruksi ditandai dengan evaluasi positif dari
pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja. Konsep K3 ini seharusnya
menjadi pertimbangan bersama dalam pelaksanaan pembangunan proyek
konstruksi yang dilakukan oleh tim proyek dan seluruh manajemen dari berbagai
pihak yang terkai
DAFTAR PUSTAKA
8
Artikel Ilmiah (Jurnal)
Buku
Internet
9
Peraturan
Indonesia, Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Pasal 27 Ayat
Kitab Undang Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 188 Dan 359 Tentang
Perbuatan Yang Lalai.
10
11