Akhir kata penulis sangat mengharapkan semoga karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi pembaca sebagai bahan referensi dan pembelajaran, penulispun
mengharapkan agar karya tulis ini juga dapat menjadi pemandu dalam pembuatan
tugas-tugas selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................
ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1
A. Latar Belakang............................................................................................
1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................
2
C. Tujuan .........................................................................................................
2
A. Hasil Penelitian...........................................................................................
11
B. Pembahasan.................................................................................................
14
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
16
4.1 Kesimpulan.................................................................................................
16
4.2 Saran...........................................................................................................
16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
17
LAMPIRAN..............................................................................................................
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja
pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa tetapi juga kerugian
materi bagi pekerja dan pengusaha, tetapi dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan
berdampak pada masyarakat luas.
Visi Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang dilaksanakan adalah
Indonesia Sehat 2010 dimana penduduknya hidup dalam lingkungan dan
perilaku sehat, mampu memperoleh layanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
(Depkes RI, 2002).
Kesehatan kerja dapat tercapai secara optimal jika tiga komponen
berupa kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja dapat berinteraksi
baik dan serasi. (Suma’mur P.K, 1996).
Kondisi kerja yang buruk berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja,
mudah sakit, stres, sulit berkonsentrasi sehingga menyebabkan menurunnya
produktif kerja. Kondisi kerja meliputi variabel fisik seperti distribusi jam
kerja, suhu, penerangan, suara, dan ciri-ciri arsitektur tempat kerja
lingkungan kerja yang kurang nyaman, misalnya : panas, berisik, sirkulasi
udara kurang, kurang bersih, mengakibatkan pekerja mudah stress (Supardi,
2007).
Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas
dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas
dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana masalah keselamatan dan kesehatan kerja di Lingkungan Kerja
Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto?
C. Tujuan
Adapun tujuan dan manfaat dari laporan ini antara lain adalah:
1. Untuk mengetahui masalah keselamatan dan kesehatan kerja di
Lingkungan Kerja Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mencatat data yang
berhubungan keselamatan dan kesehatan kerja di Bengkel AHASS Tunas
Jaya Purwokerto.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Hasil Penelitian
1. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin, 03 Oktober 2016
Tempat : Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto.
Pukul : 10.00 – Selesai
2. Persiapan alat dan bahan
Alat dan bahan yang dipersiapkan dalam pelaksanaan penelitian
Purwokerto :
a. Alat Tulis (untuk mencatat)
b. Handphone (untuk dokumentasi dan merekam wawancara)
3. Langkah-langkah pada saat melakukan penelitian keselamatan dan
kesehatan kerja di Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto :
a. Menyiapkan pertanyaan
b. Mendatangi tempat penelitian (Bengkel AHASS Tunas Jaya
Purwokerto)
c. Menyiapkan alat dan bahan (alat tulis, handphone)
d. Melakukan wawancara kepada narasumber untuk mendapatkan
data yang diinginkan
e. Mendokumentasikan lokasi penelitian
f. Menyusun laporan berupa makalah
4. Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang di dapat dari seorang narasumber yang
bekerja di Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto sebagai berikut :
P = Pewawancara
N = Narasumber
N : “ini paling ini skrg PKB (perjanjian kerja bersama) mba nggapapa? Sama disini
untuk SOPnya ada. Masing-masing karyawan dari kepala bngkel, front desk, SA,
partmen, mekanik, itu sudah ada bagiannya masing-masing.”
P : “kalau untuk karyawan yang kerja disini itu apakah ada kriterianya? lulusan ?”
N : “Ada, paling tidak dia lulusan SMA, STM sederajat, tapi kan dia biasanya sudah
teruji dan bekerja sama dengan AHM. Kan ada yang dengan AHM, Daihatsu,
Toyota, Yamaha dari sekolah-sekolah kan sekarang sudah banyak yang bekerja sama
dengan instansi tertentu seperti yang saya sebutkan diatas. Tujuannya setelah siswa
lulus dia dapat lebih mudah mendapatkan peluang bekerja tidak harus sekolah S1, S2
dsb. Tapi itu untuk pelaksana ya, tujuannya kalau dari pihak yang sudah bekerja
dengan AHASS nantinya dia akan lebih mudah dalam pengenalan saat masuk sini
karena sudah terbiasa istilahnya bekerja sama dengan kami, dari pada ngajarin yang
tidak dari bidangnya kan susah.”
P : “tapi dari pihak AHASSnya sendiri itu kalau masuk sini ada pelatihan khususnya
ngga?”
N : “ada, kan di training 3 bulan setelah perekrutan. Setelah itu lalu ada masa
percobaan kontrak ibaratnya. Kalau sudah oke, perpanjangan selama setahun baru
pengangkatan karyawan. Setelah jadi karyawan nanti dia akan disekolahkan lagi ke
AHM, PMT1, PMT2, PMT3, SA, CHIP mekanik ibarate FLP itu ada pendidikane
masing-masing. Jadi dengan adanya rangkaian kegiatan diatas nantinya mekanik
memiliki sertifikat.”
P : “dari masing-masing karyawan itu ada beban kerjannya ngga, misal satu orang
pegang berapa motor gitu??”
N : “itu target, satu orang itu target standarnya untuk motor karbulasi 8 unit tapi kalau
motor PJM Fi 11 unit. Kalau motor karbulator kan harus mbongkar-mbongkar
karbulator semua segala macem , kalau injeksi kan dia riset elektronik, jadi servisnya
elektronik. Kalau untuk servis perangkat, rantai, roda, rangka dsb itu sama dengan
servis motor karbulator. Cuma bedanya kalau di injeksi dia mengacu pada elektronik
kontrolnya jadi waktunya lebih sedikit karena pake alat kontrolnya itu.”
N : “itu bulanan,ada insentif ada uang makan uang piket. Uang piket itu kalau hari
minggu sama tgl merah.”
N : “ada,tapi paling ini sederhana kemarin belum di perbarui paling sementara ini.”
P : “kalau disini kan karyawan langsung pegang kemotornya, dia pakai APD ngga??”
N : “sebenernya ada tapi, paling yang sering di pake topi celemek. Dulu ada sarung
tangan, masker tapi dirasa mungkin repot atau gimana, akhire ngga dipake. Tapi
kalau urgent, grenda-grenda kalau apa dia baru pake APD nya gitu.”
P : “tapi kalau sarung tangan kayak gitu dia disediakan atau ngga??”
N : “disediakan yang permanen tapi karena mungkin dikira repot jadi nda di pake.”
N : “ya kita si paling untuk pelayanane diawal pendaftaran ditanya keluhannya apa
segala macem, nanti kalau keluhan mekanik akan langsung mengerjakan kerusakan,
jadi nanti kalau ada yang perlu diganti atau apa langsung disampaikan ke
konsumen.”
N : “shift paling, masing-masing karyawan itu gantian perjam, jadi contoh ada 10
mekanik nanti 5 mekanik dulu jam 11.30 sampai jam 12.30, yang 5 lagi nanti jam
12.30 sampai jam 13.30 gitu.”
N : “ada, jadi satu bulan liburnya satu kali, dalam sebulan 4 kali cuti, minggu itu
piketan. Contoh 10 mekanik, piketnya 5 sama 5 mekanik, jadi yang piket minggu
kemarin selasa rabu kamis jumat, penggantinya libur tergantung mau ngganti hari
apa jadi sama aja satu minggu libur ditambah satu kali cuti dalam satu bulan.
Setahun kan 12 bulan, kali cuti. Intine kalau dilihat senen-minggu buka terus, tapi
gantian, hari minggu itu gantian.”
N : “sebenere kalau ditanya bahaya semua profesi ada bahayanya, berarti kayak apa
yah, tergantung anu, kita dari awal kan sudah sangat berhati-hati, sebisa mungkin
kita minimalkan bahayanya. Jadi sebelum aktifitas alat bantunya disiapin, ada alat
untuk menaikan setiap hari kita kontrol, baut-bautnya seperti apa terus kapasitas
olinya gimana, jadi nanti bisa kira-kira ini kalau ngga diganti cuma dikencengin
efeknya gimana udah antisipasi. Ya paling sesekali yang namanya kerja di bengkel
paling pas pukul-pukul atau apa ada yang kepleset atau apa tapi ya ngga sampai
fatal.”
P : “itu kan disini ada penggantian oli gitu-gitu kan ada bahan kimianya itu ada
pembuangannya ngga??”
N : “itu ada sendiri, ada tampungan itu dari pabrik-pabrik minyak dan gas.”
N : “ada tampungan khusus jadi tidak dibuang ke tanah segala macem itu tidak, tetap
ada yang buat menampung.
P : “dari lingkungan sekitar sini ada keluhan ngga,bengkel kan berisik gitu??”
N : “ada APAR.”
N : “Ada. Tadinya kita pake jamsostek ada yang pake BUMIDA. Kita bagi ada
jamsostek, bumida, manulife. Berhubung kebijakan dari pemerintah pake BPJS ya
kita pakai itu, tapi enaknya pake manulife sama jamsostek ada apa-apa langsung.
Kalau BPJS ibarate kita sakit dadakan di Magelang itu ribet kita harus lapor ngisi ini
itu. Kalau di manulife sama bumida itu kira-kira ada yang dirujuk langsung masuk
tanpa harus ngisi sama lapor dulu.”
B. Pembahasan
1. Permasalahan
Ketidakergonomian dan Faal kerja di Bengkel AHASS Tunas Jaya
Purwokerto,sebagai berikut :
a. Ketidakergonomian
Terdapat beberapa contoh ketidakergonomian di Bengkel
AHASS Tunas Jaya Purwokerto, seperti :
1) Mekanik tidak menggunakan masker pada saat bekerja.
2) Mekanik tidak menggunakan sarung tangan pada saat bekerja.
3) Mekanik tidak menggunakan penutup telinga.
b. Faal Kerja
Terdapat beberapa contoh faal kerja di Bengkel AHASS Tunas
Jaya Purwokerto, seperti:
1) Pekerja merasa terganggu pendengarannya akibat suara bising
kendaraan motor.
2) Pekerja merasa pegal-pegal pada tangan dan kaki.
3) Pekerja terkadang merasa pusing dan sesak karena terlalu
banyak menghirup asap kendaraan.
2. Solusi
a. Ketidakergonomian
1) Pengelola Bengkel AHASS Tunas Jaya menyediakan dan
menganjurkan setiap karyawannya untuk menggunakan masker
guna mengurangi bau yang menyengat dari asap knalpot.
2) Setiap karyawan Bengkel AHASS Tunas Jaya yang melakukan
perbaikan motor disarankan menggunakan sarung tangan untuk
mengurangi dampak kimia dari cairan pelumas, bensin yang
mengenai kulit.
3) Pengelola bengkel AHASS menyediakan penutup telinga agar
pekerja tidak merasa bising pada saat bekerja.
b. Faal Kerja
1) Pengelola Bengkel AHASS Tunas Jaya harus menyediakan dan
menganjurkan pekerjanya untuk menggunakan penutup telinga
agar tidak mengganggu pendengaran karena kebisingan.
2) Petugas seharusnya mengonsumsi makan-makanan yang
mengandung gizi yang lengkap.
3)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto faktor keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja sudah cukup baik hanya saja pengelola Bengkel
AHASS Tunas Jaya hendakya menyediakan masker dan penutup untuk para
pekerja.
B. Saran
Di Bengkel AHASS Tunas Jaya Purwokerto perlu dilakukannya
evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja untuk meningkatkan standar mutu
keselamatan dan kesehatan kerja para pekerja agar keselamatan dan kesehatan
kerja para pekerja dapat ditingkatkan dan kecelakaan kerja dapat
diminimalkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://misskesmas.wordpress.com/2011/12/04/makalah-k3-hiperkes/
LAMPIRAN