Anda di halaman 1dari 28

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK

2.1.1 Kondisi Geografi


Secara geografis letak wilayah Kota Banjar adalah di antara 108028’00” – 108040’00” Bujur Timur dan
7 19’30” – 7026’30” Lintang Selatan (berdasarkan Peta Rupa Bumi Bakosurtanal), yaitu di bagian timur wilayah
0

Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah.

Luas wilayah Kota Banjar berdasarkan penjelasan UU No.27/2002 adalah kurang-lebih 113,49 km2 atau
11.349 Ha. Sementara berdasarkan pengukuran pada Peta Rupa Bumi Bakosurtanal, seperti dikemukakan
dalam Data Potensi Kota Banjar dari Bapeda Kota Banjar tahun 2003, luas wilayah Kota Banjar adalah
13.197,23 Ha, dengan rincian menurut kecamatan yaitu :
 Kecamatan Banjar : 2.623,84 Ha,
 Kecamatan Pataruman : 5.405,66 Ha,
 Kecamatan Purwaharja : 1.826,74 Ha,
 Kecamatan Langensari : 3.340,99 Ha.

2.1.2 Kondisi Topografi


Luas wilayah Kota Banjar berdasarkan tekstur tanah seluas 13.197,23 Ha, , dengan batas wilayah
sebelah utara dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis, Sebelah Timur dengan Kecamatan Lakbok
Kabupaten Ciamis dan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, Sebelah Barat dengan
Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis, dan sebelah Selatan dengan
Kecamatan Pamarican dan Lakbok Kabupaten Ciamis. Kota Banjar adalah salah satu kota yang berada di
Provinsi Jawa Barat dengan ketinggian antara 20 sampai dengan 500 meter di atas permukaan laut serta
beriklim tropis dan menjadi salah satu kawasan andalan (yaitu kawasan yang mampu berperan mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya).

Bentangan morfologi/topografi wilayah Kota Banjar bervariasi sejak dari puncak perbukitan hingga
hamparan dataran. Ketinggian Kota Banjar berkisar antara 0 - 400 m dpl. Posisi tertinggi di atas permukaan laut
adalah puncak bukit Gunung Sangkur, dengan ketinggian +356 m dpl, sementara posisi terendah adalah di
bagian timur di tepi Sungai Citanduy (Desa Waringinsari Kecamatan Langensari), dengan ketinggian +16 m dpl.
Ada 2 kompleks perbukitan yang utama, dan sejumlah perbukitan/bukit minor (yang lebih kecil). Komplek
perbukitan utama yang pertama adalah komplek perbukitan Gunung Sangkur, yang terletak di Kecamatan
Pataruman, dan terdiri atas beberapa puncak bukit , yaitu : Gunung Sangkur (+356 m), Pasir Huni (+227 m),
Pasir Sireum (+226 m), Pasir Cabe (+251 m), Pasir Batukarut (+253 m), dan lainnya. Komplek perbukitan
utama yang kedua adalah komplek perbukitan Gunung Babakan, yang terletak di Kecamatan Purwaharja,
dengan puncaknya yaitu Gunung Babakan (+243 m).

Beberapa bukit/perbukitan minor, terutama terletak di Kecamatan Pataruman dan Kecamatan Banjar,
serta sedikit di Kecamatan Langensari bagian barat. Perbukitan minor yang terdapat di Kecamatan Pataruman
antara lain adalah:
 Pasir Tumpeng (perbatasan Kelurahan Hegarsari – Kelurahan Pataruman),
 Pasir Jengkol/Pasir Loklok (Kelurahan Pataruman),

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 1


 Pasir Leutik (Kelurahan Pataruman),
 Bukit-bukit di Kampung Pananjung (Desa Mulyasari),
 Bukit-bukit di Kampung Cibuntu (perbatasan Desa Mulyasari – Desa Rejasari dan Kel. Bojongkantong
Kecamatan Langensari),
 Bukit di sebelah selatan PT Alba (Desa Batulawang).
 Perbukitan minor di Kecamatan Banjar antara lain adalah :
 Pasir Riunggunung (Desa Binangun),
 Pasir Batugending/Pasir Semir (Desa Binangun),
 Bukit di sebelah selatan Kampung Pamongkoran (Desa Binangun),
 Pasir Tugel/Pasir Pugag (Desa Balokang dan Desa Cibeureum).

Sementara bukit minor di Kecamatan Langensari bagian barat adalah Bukit-bukit di perbatasan Desa
Rejasari dengan Desa Mulyasari, dan Bukit di Kampung Bojongsari (Kel. Bojongkantong). Selain perbukitan
tersebut di atas, bentang morfologi/topografi yang cenderung merupakan kelerengan atau kemiringan yang
cukup signifikan adalah bentang memanjang dengan kelerengan sampai sekitar 30% yang relatif paralel
dengan Sungai Ciseel-Sungai Cikembang, yang terletak di Desa-Desa Binangun, Neglasari, dan Sitbatu.
Bentangan morfologi/topografi selanjutnya adalah kompleks lahan bergelombang yang diselingi datar setempat-
setempat. Bentang morfologi ini relatif tersebar, yang antara lain terdapat di :
 Desa Situbatu, Neglasari, Cibeureum, dan Balokang Kecamatan Banjar;
 Kelurahan Purwaharja Kecamatan Purwaharja;
 Desa Binangun, Desa Batulawang, Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman;

Bentangan morfologi datar relatif tersebar di wilayah Kota Banjar, dan yang menonjol terdapat di :
 Desa Balokang, Desa Cibeureum, Kelurahan Banjar, Kelurahan Mekarsari di Kecamatan Banjar;
 Kelurahan Hegarsari, Kelurahan Pataruman, Desa Mulyasari di Kecamatan Pataruman;
 Desa Mekarharja, Desa Raharja, Kelurahan Purwaharja di Kecamatan Purwaharja;
 Desa Kujangsari, Kelurahan Bojongkantong, Desa Rejasari, Desa Langensari, Kelurahan Muktisari,
Desa Waringinsari di Kecamatan Langensari

2.1.3 Kondisi Geohidrologi


Stratigrafi Kota Banjar terbagi dalam beberapa formasi dan satuan batuan dengan litologinya sebagai
berikut :
 Alluvium; tersebar di wilayah Kota Banjar yaitu pada bagian wilayah morfologi datar.
 Batuan Beku bersusun andesit berupa lava yaitu pada bagian yamng merupakan perbukitan utama
(komplek Gunung Sangkur dan komplek Gunung Babakan) sebagian perbukitan minor ( Pasir Tumpeng,
Pasir Leutik, Pasir Kengkol, Pasir Gembok dan perbukitan Mandalareh-Cadasgintung).
 Endapan lahar, terdapat di sebelah barat komplek Gunung Babakan dan pada morfologi bergelombang
di Kecamatan Purwaharja sebelah barat.
 Formasi tapak, yaitu terdiri dari batu pasir kehijauan kasar (bawah), batu pasir deangan sisipan napal
(atas) terdapat di bagian barat dansebagian selatan Kota Banjar yaitu di Keacamatan banjar dan
Kecamatan Pataruman pada morfologi perbukitan minor dan bergelombang.

Tingkat kesuburan tanah di Kota Banjar pada umumnya tergolong sedang (baik) dengan tekstur tanah
sebagian besar halus dengan jenis tanah alluvial kecuali KecamatanLangensari selain memiliki jenis tanah
alluvial juga tanah berjenis podsonik merah kuning meski tidak mempengaruhi tingkat kesuburannya/Untuk
kondisi hidrologi (air permukaan) Kota Banjar, terdapat 2 sungai besar yaitu :

 Sungai Citanduy (14,20 km)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 2


 Sungai Ciseel (15,22 km)

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah hamparan wilayah yang dibatasi oleh pembatas morfologi
(punggung bukit) yang menerima. Mengumpulkan air hujan, sedimen dan unsure hara serta mengalirkannya
melalui anak-anak sungai dan keluar pada sungai utama ke laut atau danau. Kota Banjar memiliki 4 DAS yaitu :
 DAS Citanduy
 DAS Cijolang-Citapen
 DAS Ciseel-Cikembang-Cimaragas
 DAS Cilisung

Sistem DAS Kota Banjar menjadi satu sistem dimana sungai Citanduy menjadi dapat dilihat pada Tabel
berikut :

Tabel. 2.1 Sistem DAS Kota Banjar


Kecamatan (luas)
No Sistem DAS Kota Banjar
Pataruman Banjar Purwaharja Langensari
1 Sistem Cijolang 0 0 1.126,83 0 1.126,83
2 Sistem Cilisung - Ciseel 2.585,71 0 0 2.983,3 5.571,01
Sistem Ciseel –Cikembang-
3 1.489,01 325,40 0 0 1.814,42
Cimaragas
4 Sistem Citanduy 1.330,88 2.298,44 699,91 355,69 4.684,91
JUMLAH 5.405,66 2.623,84 1.826,74 3.340.33 13.197,23
Sumber : RPJMD kota Banjar, 2008

Gambar 2.1 Sistem Hidrologi Kota Banjar


108.30` 108.32` 108.34` 108.36` 108.38`
108.28` 108.40`
-7.19` -7.19`
LAUT JAWA

KABUPATEN CIAMIS KECAMATAN DAYEUHLUHUR RENCANA PROGRAM INVESTASI


JANGKA PROGRAM
RENCANA MENENGAH (RPIJM)
INVESTASI
KOTA
JANGKA BANJAR(RPIJM)
MENENGAH
PROPINSI JAWA TENGAH KOTA BANJAR
-7.20` KECAMATAN WANAREJA
KECAMATAN CISAGA -7.20`
PROVINSI JAWA BARAT
DESA MEKARHARJA
KABUPATEN CILACAP
PETA HIDROLOGI
KECAMATAN CIJEUNGJING
DESA RAHARJA
LEGENDA
DESA PURWAHARJA DESA LANGENSARI
DESA REJASARI : Batas Propinsi
KECAMATAN PURWAHARJA : Batas Kota
DESA CIBEUREUM
KECAMATAN LANGENSARI
: Batas Kecamatan
DESA BANJAR DESA KARANGPANIMBUN DESA WARINGINSARI
-7.22`
DESA MULYASARI -7.22`
: Batas Kelurahan/Desa
: Sungai
KECAMATAN BANJAR DESA MUKTISARI : Sungai Musiman
DESA PATARUMAN DESA BOJONGKANTONG
DESA SITUBATU : Danau/Situ
DESA MEKARSARI : Jalan Utama
DESA NEGLASARI KECAMATAN PATARUMAN : Jalan Lokal
: Jalan Lain
DESA HEGARSARI : Jalan Setapak
DESA KUJANGSARI : Rel Kereta Api
DESA BINANGUN DESA KARYAMUKTI
-7.24`
: Batas Perencanaan
-7.24`
DESA BATULAWANG : Sistem Citanduy
KECAMATAN CIMARAGAS : Sistem Cijolang
: Sistem Cilingsung - Ciseel
KECAMATAN LAKBOK : Sistem Ciseel -
Cikembang - Cimaragas
: Arah Drainase Ke Sungai
: Batas Relatif
Cathment Drainage
-7.26`
-7.26`
KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS
U
Skala 1 : 60.000

0.6 0 0.6 1.2 2.4 Km

-7.27` -7.27`
108.28` 108.40`

KOT A BANJAR

PEMERINTAH KOTA BANJ AR


DINAS PEKERJ AAN UMUM

KOTA BANJAR SO
MA
HNA
BAG JA DI B
UA
NA

Iklim di Kota Banjar tergolong ikllim tropis deangan curah hujan 2500 -3500 /tahun. Curah hujan umumnya
sedang dengan hari hujan sedikit. Rata rata curah hujan dalam tahun 2008 tercatat 205,3 mm. Berikut adalah
jumlah curah hujan di Kota Banjar selama tahun 2005-2008.

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 3


Tabel 2.2 Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Di Kota Banjar Tahun 2008-2010
Hari Hujan Curah Hujan (MM)
Bulan
2008 2009 2010 2008 2009 2010
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7]
Januari 20 15 115 354 513
Pebruari 18 19 311 348 563
Maret 11 15 379 198 429
April 11 10 325 132 273
Mei 9 17 67 169 441
Juni 14 12 15 294 136
Juli 1 10 - 24 184
Agustus - 5 - - 184
September - 17 - - 538
Oktober 15 19 353 231 539
Nopember 21 20 616 519 527
Desember 8 18 283 88 574
Rata-Rata 128 177 205.3 235.7 408.4
Sumber : Banjar Dalam Angka 2011

2.1.4 Administratif
Secara geografis letak wilayah Kota Banjar adalah di antara 108028’00” – 108040’00” Bujur Timur dan
7 19’30” – 7026’30” Lintang Selatan (berdasarkan Peta Rupa Bumi Bakosurtanal), yaitu di bagian timur wilayah
0

Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Propinsi Jawa Tengah. Kota Banjar sejak didirikan
sebagai bagian dari wilayah Kabupaten Ciamis, telah mengalami beberapa kali perubahan status :
a. Banjar sebagai Ibu kota kecamatan dari tahun 1937 samapai dengan tahun 1940;
b. Banjar sebagai ibu kota kewadanaan dari tahun 1941 sampai dengan tanggal 1 Maret 1992;
c. Banjar sebagai kota administratif, dari tanggal 2 Maret 1992 sampai dengan 20 Februari 2002;
d. Banjar sebagai kota sejak tanggal 21 Februari tahun 2002
Berdasarkan undang-undang nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa
Barat kurang lebih 113,49 Km2 atau 11.349 Ha, dan berdasarkan luas wilayah secara Administrasi, Pemerintahan
Kota Banjar meliputi 4 (empat) Kecamatan yaitu :

Tabel 2.3 . Luas Wilayah kota Banjar per Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kota Banjar
JUMLAH DESA
NO KECAMATAN LUAS WILAYAH (Ha)
2004 2005 2006 2011
1 BANJAR 2.623,84 6 6 7 7
2 PATARUMAN 5.405,66 6 6 7 8
3 PURWAHARJA 1.826,74 4 4 4 4
4 LANGENSARI 3.340,99 6 6 6 6

JUMLAH 13.197,23 22 22 24
25
Sumber : Kota Banjar Dalam Angka

Secara administratif Kota Banjar memiliki batas wilayah antara lain :


 Sebelah Utara, berbatasan dengan Kecamatan Cisaga Kabupaten Ciamis serta Kecamatan
Dayeuh Luhur dan Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah;
 Sebelah Timur, berbatasan dengan Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis dan Kecamatan
Wanareja Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah;
 Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Lakbok dan Kecamatan Pamarican
Kabupaten Ciamis;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kecamatan Cimaragas dan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 4


Gambar 2.2 Peta orientasi Kota Banjar dalam wilayah provinsi Jawa Barat

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 5


Gambar 2.3 Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjar

2.1.5 Visi dan Misi Kota


Visi Kota Banjar Tahun 2009-2013 :
“Dengan Iman dan Taqwa Kita Wujudkan Banjar Menuju Kota Agropolitan Termaju di Priangan Timur Jawa Barat”

Misi Kota Banjar Tahun 2009-2013 :

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 6


Misi Kota Banjar terdiri dari :
1.Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Meningkatkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE)
3.Meningkatkan Kesadaran dan Kepatuhan Terhadap Hukum
4.Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan Secara Professional untuk menjamin Terciptanya Good Governance

2.2 DEMOGRAFI

Penduduk Kota Banjar saat Sensus Penduduk tahun 2000, jumlah penduduk Kota Banjar tercatat
sekitar 156,5 ribu orang. Kemudian terus bertambah menjadi 162,4 ribu orang pada tahun 2005 (SUPAS 2005).
Yang terakhir hasil sementara pencacahan Sensus Penduduk 2010 yang dilaksanakan 1 – 31 Mei 2010 mencatat
jumlah penduduk Kota Banjar sebanyak 175.165 orang yang terdiri atas 87.060 penduduk laki-laki dan 88.105
penduduk perempuan. Sehingga sex ratio penduduk di Kota Banjar menunjukkan angka 99. Artinya tiap 100
penduduk perempuan yang tinggal, terdapat 99 penduduk laki-laki.

Laju pertumbuhan penduduk Kota Banjar tergolong rendah. Hal ini dikarenakan rendahnya angka
kelahiran dan rendahnya angka net migrasi (migrasi masuk dikurangi migarsi keluar). Selama sepuluh tahun
terakhir laju pertumbuhan penduduk Kota Banjar hanya sebesar 1,14 persen per tahun. Kota Banjar juga
termasuk daerah yang tidak terlalu padat penduduknya. Setiap kilometer persegi wilayahnya, rata-rata dihuni oleh
1.138 penduduk.
Penyebaran penduduk Kota Banjar paling banyak tinggal di Kecamatan Pataruman, namun bila dilihat
dari ting-kat kepadatannya, Kecamatan Pataruman merupakan wilayah dengan ting-kat kepadatan paling rendah
yaitu sebanyak 1.012 orang per Km2, se-dangkan wilayah yang terpadat pen-duduknya adalah Kecamatan
Banjar yakni 1.921 orang per Km2. Laju per-tumbuhan penduduk Kecamatan Banjar juga terbilang cukup tinggi
jika diban-dingkan dengan tiga kecamatan lainnya yakni sebesar 1,65 persen per tahun se-lama sepuluh tahun
terakhir.

Tabel 2.4 . Kepadatan Penduduk kota Banjar per Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan

Kepadatan Distribusi
Luas Wilayah Jumlah
Kecamatan Penduduk Penduduk
(Km2) Penduduk
(Orang/Km2) (%)
[1] [2] [3] [4] [5]
01 Banjar 26,24 53.889 2.054 29,12
02 Purwaharja 18,27 20.942 1.146 11,32
03 Pataruman 54,05 55.668 1.030 30,08
04 Langensari 33,41 54.544 1.633 29,48
Jumlah 131,97 185.043 1.402 100,00
2009 131,97 183.046 1.387,00 100,00
2008 131,97 180.767 1.369,73 100,00
131,97 179.151 1.357,49 100,00

Sumber : Banjar dalam angka, 2011


Tabel 2.5 berisikan tentang proyeksi penduduk Kota Banjar 5 (lima) tahun ke depan dari tahun berjalan
yaitu tahun 2012. Rumus yang digunakan untuk menghitung proyeksi penduduk adalah sebagai baerikut :
n1 = o x (1+r)ⁿ
Dimana
n1 = Tahun ke-1
o = Tahun berjalan
r = rata pertumbuhan penduduk (%)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 7


ⁿ = pangkat tahun yang diinginkan

Data kependudukan terakhir di Kota Banjar yang ada baru sampai tahun 2010. Untuk penghitungan
proyeksi penduduk sampai dengan tahun 2017, pokja sanitasi Kota Banjar menggunakan data kependudukan
tahu 2010.

Tabel 2.5 Laju Pertumbuhan Penduduk dan Proyeksi Penduduk Kota Banjar Tahun 2012 - 2017
r
No Kecamatan 2010 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(%/Th)

1 Banjar 3,07 53.889 57.243 58.998 60.807 62.670 64.592 66.571


2 Purwaharja 2,31 20.942 21.921 22.427 22.945 23.475 24.018 24.573
3 Pataruman 2,32 55.668 58.276 59.625 61.005 62.418 63.863 65.342
4 Langensari 2,78 54.544 57.618 59.219 60.865 62.556 64.295 66.081
KOTA BANJAR 185.043 195.058 200.269 205.622 211.120 216.767 222.567
Sumber : hasil analisa pokja sanitasi, 2012

2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

Sektor ekonomi yang membentuk PDRB di Kota Banjar tahun 2010 mengalami pertumbuhan positif,
bahkan pada sektor pertambangan dan penggalian yang selama ini cenderung mengalami pertumbuhan negatif,
di tahun 2010 telah bergerak positif mencapai sebesar 5,14 persen. Sektor bangunan masih menjadi sektor yang
tumbuh paling pesat di tahun 2010, yaitu sebesar 7,43 persen, walaupun kinerjanya masih dibawah capaian
tahun 2009 yang mencapai sebesar 8,61 persen. Sektor lainnya juga cukup tinggi kinerja laju pertumbuhannya
secara berturut-turut sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,08 persen, sektor listrik, gas dan air
tumbuh sebesar 5,47 persen, sektor industri pengolahan sebesar 5,01 persen, sektor pertanian tumbuh sebesar
4,37 persen, sektor jasa-jasa tumbuh sebesar 3,65 persen, sektor pengang kutan dan komunikasi tumbuh
sebesar 3,44 persen, dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengalami kinerja pertumbuhan
yang semakin baik sebesar 3,36 persen.

Gambar 2.4 laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar

Laju pertumbuhan ekonomi kota Banjar mengalami pertumbuhan setiap tahunnya, ini dapat dilihat dalam
tabel 2.6 berupa laju pertumbuhan ekonomi kota Banjar 2009-2012.

Tabel 2.6 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar Tahun 2009 - 2010
2009 2010
Lapangan Usaha Sumber Sumber
LPE (%) LPE (%)
Pertumbuhan Pertumbuhan

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 8


Sektor Primer 4,26 0,88 4,38 0,89
Pertanian 4.34 0,88 4,37 0,89
Pertambangan dan Penggalian -1,23 0.00 5,14 0.01
Sektor Sekunder 6,19 1,10 5,76 1,03
Industri Pengolahan 5,11 0,59 5,01 0,58
Listrik, Gas dan Air Bersih 6,19 0,06 5,47 0,06
Konstruksi 8,61 0,44 7,43 0,4
Sektor Tersier 5,12 3,16 5,44 3,36
Perdagangan, Hotel dan Restoran 7,05 2,30 7,08 2,36
Pengangkutan dan Komunikasi 3,61 0,26 3,44 0,24
Keuangan, Persewaan dan Jasa
3,22 0,21 3,36 0,22
Perusahaan
Jasa-jasa 2,50 0,38 3,65 0,54
Sumber : PDRB Kota Banjar 2006-2011

Tabel 2.7 menunjukan perekonomian kota Banjar 2009-2010 tentang PDRB harga konstan, pendapatan
perkapita, upah minimum kota serta inflasi dan pertumbuhan yang ada di Kota Banjar.

Tabel 2.7 Perekonomi Kota Banjar Tahun 2009 - 2010

N
o Deskripsi 2007 2008 2009 2010 2011

1 PDRB harga Konstan (struktur Perekonomian ) 645.524,40 677.460 712.210 749.850

2 Pendapatan per kapita 3.861.417 4.011.889 4.184.032 4.373.620

3 Upah Minimum Kota 570.000 633.500 689.800 732.000

4 Inflasi

5 Pertumbuhan Ekonomi 4,93 4,82 5,13 5,28

Sumber : PDRB Kota Banjar 2006-2011

2.3.1 Realisasi APBD


Pendapatan Daerah
Sumber pendapatan daerah antara lain dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan
Pendapatan Lain-lain yang Sah. Pendapatan Asli Daerah terdiri atas hasil pajak daerah, hasil retribusi dan Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Perkembangan Pendapatan Asli Daerah Kota Banjar selama kurun waktu 5 tahun (2006-2011), rata-rata
pertumbuhannya per tahun mengalami kenaikan sebesar 22,13 persen dan kontribusi terhadap APBD rata-rata
per tahun adalah sebesar 8,20 persen. Berikut disajikan tabel perkembangannya :

Tabel 2.8 Perkembangan Target dan Realisasi PAD Kota Banjar Tahun 2006 – 2011

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 9


Tahun Target Realisasi

PAD Pertumbuhan (%) PAD Pertumbuhan (%)


2006 14.743.118.080 10,79 18.541.972.851,00 40,06
2007 22.944.875.315 55,63 23.615.908.225,00 27,36
2008 24.000.000.000 4,60 23.636.367.288,31 0,09
2009 26.200.195.805 10,00 25.849.341.608,85 18,51
2010 35.174.566.356 34,25 37.363.752.002,00 9,36
2011 41.341.457.360 17,53 44,54
Rata-rata per Tahun 22,13 24,28
Sumber : PDRB Kota Banjar 2006-2011

Berdasarkan tabel 2.8 apabila dilihat dari perkembangan realisasi PAD selama 2006-2011 rata-rata
mengalami kenaikan sebesar 24,28 persen. Sedangkan bila target yang ditetapkan dibandingkan dengan
realisasi pendapatan yang dicapai pada tahun yang sama memperlihatkan bahwa secara besaran realisasi PAD
selalu lebih besar dibandingkan dengan target yang ditetapkan, namun pertumbuhan rata-ratanya
memperlihatkan masih di bawah pertumbuhan rata-rata target yang ditetapkan.

Tabel 2.9 Perkembangan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Dibandingkan dengan APBD Kota Banjar
Tahun 2006 s.d 2011
Tahun PAD Pertumbuhan % APBD Proporsi %
2006 14.743.118.080 10,79 239.424.457.674,00 6,16
2007 22.944.875.315 55,63 374.184.738.141,00 6,13
2008 24.399.597.243 6,34 311.828.673.672,00 7,82
2009 26.200.195.805 7,38 340.916.879.452,00 7,69
2010 35.174.566.356 34,25 358.363.399.856,00 9,82
2011 41.341.457.360 17,53 357.170.114.363,12 11,57
Rata-rata Per Tahun 21,99 8,20
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Banjar,2012

Jika melihat kemampuan keuangan dari Pendapatan Asli Daerah Kota Banjar dengan rata-rata per tahun
kontribusi terhadap APBD sebesar 8,20 persen berarti bahwa kemampuan fiskal Kota Banjar masih harus
dioptimalkan, dengan cara memacu sumber-sumber pendapatan asli daerah untuk memberikan kontribusi yang
terus meningkat pada tahun-tahun selanjutnya.
Dana perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU, Bagi hasil pajak/bukan pajak dan Dana
Alokasi Khusus. DAU yang diluncurkan dari pemerintah pusat ke daerah bertujuan untuk menghindari
kesenjangan fiskal (fiscal gap) antar daerah. Besarnya DAU ditetapkan berdasarkan kriteria tertentu yang
menekankan pada aspek pemerataan dan keadilan yang selaras dengan penyelenggaraan urusan pemerintahan
dengan formula dan perhitungan yang ditetapkan sesuai undang-undang.

Dalam perkembangan realisasi Dana Perimbangan Kota Banjar selama kurun waktu 5 tahun terakhir,
rata-rata kenaikan per tahunnya adalah sebesar 34,62 persen. Tapi ini belum memperhitungkan kemungkinan
penurunan realisasi dana perimbangan tahun 2011.

Tabel 2.10 Perkembangan Target dan Realisasi Dana Perimbangan Kota Banjar Tahun 2006 s.d 2011

Tahun Target Pertumbuhan (%) Realisasi Pertumbuhan (%)

2006 224.681.339.594 138,41 248.112.492.097 152,88


2007 317.361.145.513 41,25 336.382.501.601 35,58
2008 256.512.680.422 -19,17 257.205.958.884 -23,54

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 10


2009 270.678.825.995 4,26 286.422.900.149 11,36
2010 266.776.678.111 -1,68 277.368.410.501 -3,16
2011 290.707.411.429 8,97
Rata-rata Per Tahun 27,76 34,62
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Kota Banjar,2012

Sedangkan rata-rata per tahun kontribusi realisasi dana perimbangan terhadap APBD adalah sebesar
78,41 persen. Berikut tabel perkembangannya :

Tabel 2.11 Perkembangan Total Dana Perimbangan Dibandingkan dengan APBD Kota Banjar
Tahun 2006 s.d 2011
Tahun Perimbangan Pertumbuhan % APBD Proporsi %

2006 224.681.339.594 138,41 239.424.457.674,00 74,45

2007 317.361.145.513 41,25 374.184.738.141,00 80,49


2008 256.512.680.422 -19,17 311.828.673.672,00 80,29

2009 270.678.825.995 4,26 340.916.879.452,00 79,40

2010 266.776.678.111 -1,44 358.363.399.856,00 74,44

2011 290.707.411.429 8,97 357.170.114.363,12 81,39

Rata-rata Per Tahun 28,71 78,41

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset ,2012

Pendapatan daerah lainnya berasal dari Bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya,
dana penyesuaian dan otonomi khusus serta bantuan keuangan dari pemerintah daerah lainnya.
Perkembangannya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.12 Perkembangan Target dan Realisasi Penerimaan Lain-lain Pendapatan Yang Sah
Tahun 2006-2011
Tahun Target Pertumbuhan (%) Realisasi Pertumbuhan (%)

2006 - -100,00 - -100,00

2007 33.878.717.313 100,00 34.269.109.105 100,00

2008 30.223.117.545 -14,79 30.223.117.545 -11,81

2009 44.037.857.652 45,71 47.896.738.399 58,48

2010 56.412.155.389 28,10 69.412.128.717 44,92

2011 25.121.245.574 -55,47

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 11


Rata-rata Per Tahun 0,59 18,31

Sumber : Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset ,2012

Perkembangan penerimaan lain-lain pendapatan yang sah secara total selama kurun waktu 5 tahun
terakhir antara tahun 2006-2011, rata-rata pertumbuhan per tahunnya adalah sebesar 0,59 persen dan kontribusi
terhadap APBD dalam kurun waktu yang sama rata-rata sebesar 9,07 persen. Berikut Tabel perkembangannya :

Tabel 2.13 Perkembangan Total Penerimaan Lain-lain Pendapatan Yang Sah Dibandingkan dengan
APBD Kota Banjar Tahun 2006 – 2011
Tahun Lain-lain Pendapatan Pertumbuhan % APBD Proporsi %
2006 - -100,00 239.424.457.674,00 0
2007 33.878.717.313 100,00 374.184.738.141,00 9,05
2008 30.223.117.545 -14,79 311.828.673.672,00 9,69
2009 44.037.857.652 45,71 340.916.879.452,00 12,92
2010 56.412.155.389 28,10 358.363.399.856,00 15,74
2011 25.121.245.574 -55,47 357.170.114.363,12 7,03
Rata-rata Per Tahun 0,59 9,07
Sumber : Dinas Keuangan dan Aset Daerah Kota Banjar

Secara total realisasi pendapatan Kota Banjar yaitu penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah dan Dana
Perimbangan serta Lain-lain pendapatan yang sah dalam kurun waktu 2006-2011 mengalami peningkatan
sebesar 30,86 persen per tahun dan kontribusinya terhadap APBD sebesar 97,47 persen per tahun
sebagaimana tabel 2.11 di bawah ini :

Tabel 2.14 Perkembangan Total Realisasi Pendapatan Dibandingkan dengan APBD Kota Banjar
Tahun 2006-2011
Tahun Pendapatan Pertumbuhan % APBD Proporsi %
2006 266.654.464.948,00 83,27 239.424.457.674,00 88,36
2007 394.267.518.931,00 47,86 374.184.738.141,00 100,00
2008 319.487.667.432,31 -18.97 311.828.673.672,00 100,00
2009 362.331.528.656,85 13,41 340.916.879.452,00 106,28
2010 358.363.399.856,00 -1,10 358.363.399.856,00 100
2011 357.170.114.363,12 -0,33 357.170.114.363,12 100
Rata-rata per Tahun 28,62 99,01
Sumber : Data Tahun 2004 s.d 2005 Perda tentang Perhitungan/Realisasi APBD,
Tahun 2006 Perda tentang Perubahan APBD, Tahun 2007 Perda tentang APBD (Murni),
Perda tentang Perubahan APBD Tahun 2008, Tahun 2009,2010, Tahun 2011 Perda tentang APBD (murni)

2.4.1 Belanja Daerah


Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang
penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan
pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
Belanja daerah diprioritaskan untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam
upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan,
kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan melalui prestasi kerja dalam pencapaian
standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Perkembangan realisasi belanja

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 12


daerah Pemerintah Kota Banjar selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2006-2011) mengalami kenaikan sebesar
31,88 persen.

Tabel 2.15 Perkembangan Target dan Realisasi Belanja Kota Banjar Tahun 2006-201 1
Tahun Target Pertumbuhan (%) Realisasi Pertumbuhan (%)
2006 265.758.472.561,00 85,76 225.008.442.998,00 98,71
2007 400.790.295.954,00 50,81 352.047.833.500,00 56,46
2008 413.960.235.296,00 3,29 340.823.535.922,00 -3,19
2009 428.007.578.149,88 3,39 393.508.151.570,73 15,46
2010 402.105.588.833,00 -6,05 361.966.554.137,00 -8,02
2011 400.343.561.448,00 -0,44
Rata-rata Per Tahun 22,79 31,88
Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Banjar, 2012

Untuk rata-rata proporsi perkembangan realisasi belanja daerah terhadap APBD sebesar 94,24 persen
per tahun sebagaimana terlihat pada tabel 2.16.

Tabel 2.16 Perkembangan Realisasi Alokasi Belanja Daerah Dibandingkan dengan APBD Tahun 2006-
2010
Tahun Belanja Pertumbuhan % APBD Proporsi %

2006 225,008,442,998.00 98,71 301,788,479,835.00 74.56

2007 352,047,833,500.00 56,46 394,267,518,931.00 89.29

2008 340,823,535,922.00 -3,19 319,487,667,432.32 106.68

2009 393.508.151.570,73 15,46 340.916.879.452,00 115,43%

2010 361.966.554.137,00 -8,02 358.363.399.856,00 101,01%

Rata-rata per Tahun 31,88 108,22

Sumber : Data Tahun 2004 s.d 2005 Perda tentang Perhitungan/Realisasi APBD, Tahun 2006 Perda tentang Perubahan APBD, Tahun
2007 Perda tentang APBD (Murni), Tahun 2008, 2009, 2010 Perda tentang APBD Perubahan

Untuk tahun 2007 dan 2008 pembagian belanja daerah disesuaikan dengan Pasal 37 Permendagri No.
13 Tahun 2006 dan Permendagri No. 59 Tahun 2007, dimana belanja daerah terbagi atas belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung. Belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga. Untuk memudahkan penghitungan pertumbuhan
belanja maka untuk pembagian belanja tahun 2004-2006 disesuaikan dengan pembagian belanja sesuai dengan
Permendagri No. 59 Tahun 2007 yang merupakan Peraturan Perubahan atas Permendagri No. 13 Tahun 2006.

2.4.2 Pembiayaan
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi selisih antara
pendapatan dan belanja daerah. Adapun pembiayaan tersebut bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran
sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman dan penerimaan piutang daerah.
Berdasarkan tabel 2.17, APBD Kota Banjar hampir setiap tahun mengalami defisit anggaran, yang dapat
ditutup dengan pembiayaan yang mengalami peningkatan sebesar 36,44 persen per-tahun, begitu pula
pengeluaran pembiayaan rata-rata pertumbuhan per-tahun mengalami peningkatan sebesar 102,59 persen.

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 13


Tabel 2.17 Perkembangan Realisasi Pembiayaan Tahun 2006-2011
Pertumbuha
Pembiayaan
n Defisit
Tahun Pertumbuha Pertumbuha Surplus/Defisit
Penerimaan n Pengeluaran n (%)
Penerimaan Pengeluaran

2006 35.134.014.887,00 137,76 8.800.000.000,00 274,47 26.334.014.887 111,91

2007 68.590.838.679,00 95,23 41.985.280.866,00 377,11 26.605.557.813 1,03

2008 110.513.175.694,57 61,12 8.381.614.070,00 -80,04 102.131.561.625 283,87

2009 89.537.613.760,88 -18,98 2.446.915.063,00 -70,81 87.090.698.698 -14,73

2010 51.117.108.977,00 -42,91 7.374.920.000,00 201,24 43.742.188.977 -49,77

2011 44.173.447.084,88 -13,58 1.000.000.000,00 -86,44 43.173.447.085 -1,30

Rata-Rata per Tahun 36,44 102,59 55,17

Sumber : Data Tahun 2004 s.d 2005 Perda tentang Perhitungan/Realisasi APBD, Tahun 2006 Perda tentang Perubahan APBD, Tahun
2007 Perda tentang APBD (Murni), Tahun 2008, 2009, 2010 Perda tentang APBD Perubahan

2.4.3 Dana Masyarakat dan Mitra


Dalam melaksanakan seluruh program pembangunan yang dicanangkan oleh Kota Banjar, diperlukan
dana dan kontribusi dari semua pihak. Dana pembangunan tidak saja berasal dari pemerintah pusat, provinsi
maupun daerah, namun juga bersumber dari private/swasta dan masyarakat.

Tabel 2.18 Investasi Kota Banjar Tahun 2006-2010


2006 2007 2008 2009* 2010**
Investasi 440.018.953.801 465.919.889.929 467.619.889.929 605.879.007.977 676.711.422.857
PDRB (juta) 1.134.689,46 1.321.939,84 1.540.090,92 1.736.123,260 1.798.673,32
LPE (%) 4,71 4,82 5,15 5 5,39
Sumber : BPS Kota Banjar Tahun 2006-2010

Dari data realisasi penanaman modal asing dan dalam negeri (PMA dan PMDN) dalam kurun waktu
2006-2010, rata-rata pertumbuhan investasi adalah 11,877 persen per tahun. Secara keseluruhan nilai realisasi
PMA dan PMDN mengalami peningkatan.

Tabel 2.19 Realisasi APBD Kota Banjar Tahun 2008- 2011

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 14


Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Banjar, 2012

Tabel 2.20 Rekapitulasi Realisasi Belanja Modal Sanitasi Subsektor untuk Periode 5 tahun (Rp.)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 15


Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kota Banjar, 2012

2.4 TATA RUANG WILAYAH

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 16


Dalam penyusunan RTRW Kota Banjar, sejak disyahkannya sebagai daerah otonomi Kota, maka
Banjar telah dibagi beberapa Bagian Wilayah Kota (BWK), pembagiannya sesuai dengan sifat dan karakteristik
kawasan yang ada, yaitu diantaranya kawasan-kawasan yang tumbuh dan berkembang oleh aglomerasi kegiatan
penduduk yang terjadi, serta menyeseuaikan dengan UU No. 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang Kota.
Dalam Penyesuaian tersebut, maka Wilayah Kota Banjar dalam Struktur Ruang dan Pola penggunaan lahannya
terdiri dari kawasan lahan Lindung dan Kawasan lahan Budi Daya.

Tabel 2.21 Pembagian BWK kota Banjar

Arahan Pusat
BWK Cakupan Wilayah Luas (Ha) Kegiatan Fungsional
BWK
BWK I - Desa Banjar 2.664,10 “Pusat Kota” - Pusat Kota atau CBD
- Desa Mekarsari (Desa Mekarsari, - Pusat belanja/perniagaan, pertokoan,
Banjar, Hegarsari)
- Desa Hegarsari pasar umum (pelayanan regional dan
- Desa Pataruman local)
(Sebagian Besar) - Terminal, Stasiun KA
Desa Binangun - Pendidikan Tinggi, Rumah Sakit, Islamic
Center, Stadion, Balai Kebudayaan,
Perkantoran Pemerintahan (sebagian) –
Kompleks Pusat Sosial Budaya
- Koridor Campuran, yang mengikuti
jalan-jalan utama dalam BWK
- Perumahan (terencana, perkotaan dan
transisi perkotaan)
- Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Pertanian Lahan Kering berfungsi
Konservasi
- Hutan Lindung/Berfungsi Lindung
(Komplek G. Sangkur bag. Utara)
- Sempadan Sungai (Citanduy, Ciseel,
Cikembang)

BWK II - Desa Purwaharja 1.073,01 “ Cipadung Timur - Koridor Campuran yangmengikuti jalan
Desa Karangpanimbal (Desa Purwaharja)) utama dalam BWK
- Perumahan (terencana, perkotaan dan
transisi perkotaan)
- Kegiatan khusus: militer/Batalyon 323,
Komplek Proyek Citanduy
- Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Pertanian Lahan Kering berfungsi
konservasi
- Situs Pulo Majeti
- Rawa Onom (danau/situ)
- Situ Mustika (objek rekreasi/wisata)
Hutan Lindung/Berfungsi lindung (komplek
G. Babakan
BWK IIl - Desa Purwaharja 753,73 Randegan - Koridor Campuran yang mengikuti jalan
Desa Karangpanimbal (Desa Mekarharja, utama dalam BWK, termasuk gerbang

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 17


Raharja) batas Jawa Barat – Jawa Tengah (rest
area)
- Perumahan (terencana, perkotaan dan
transisi perkotaan)
- Pertanian Lahan Basah
- Hutan Lindung/Berfungsi Lindung
- Sempadan Sungai (Citanduy, Cijolang)

BWK IV - Desa Balokang 1.091,09 Desa Balokang - Perumahan (terencana, perkotaan dan
- Desa Cibeureum (Pusat Kec. Banjar) transisi perkotaan)
Desa Jajawar - Stasium KA Karangpucung
- Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Pertanian Lahan Kering berfungsi
Konservasi
- Sempadan Sungai (Citanduy)

BWK V - Desa Neglasari 851,21 Warung Buah - Perumahan (perkotaan dan transisi
Desa Situbatu (Desa Neglasari perkotaan)
- Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Pertanian Lahan Kering berfungsi
Konservasi
- Sempadan Sungai (Cikembang,
Cimaragas)

BWK VI - Desa Pataruman 692,50 Sirnagalih - Industri (berupa zona industri yang
(sebagian kecil) (Desa Mulyasari) direncanakan)
- Desa Mulyasari (sebagian) - Perumahan (terencana, perkotaan dan
transisi perkotaan)
- Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Sempadan Sungai (Citanduy)

BWK - Desa Langensari 2.435,59 Sinargalih - Pasar dan Pertokoan


VII - Desa Waringinsari (Desa Langensari & - Sub-terminal dan stasiun KA Langensari
Muktisari)
- Desa Muktisari - Lapangan terbang Langen
- Desa Rejasari - Perumahan (terencana, perkotaan dan
- Desa Bojongkantong transisi perkotaan)
(sedikit) - Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Sempadan Sungai (Citanduy)

BWK - Desa Bojongkantong 1.492,52 Langkaplancar - Pasar dan Pertokoan


VIII - Desa Kujangsari (Desa - Perumahan (terencana, perkotaan dan
Bojongkantong)
- Desa Mulyasari (sebagian) transisi perkotaan)
- Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Hutan Lindung/Berfungsi Lindung
(Komplek G. Sangkur bag. Timur)

BWK IX - Desa Batulawang 2.163,48 Cimanggu - Perumahan (Perkotaan, transisi


- Desa Karyamukti (Desa Batulawang) perkotaan)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 18


- Desa Sukamukti - Pertanian Lahan Basah
- Pertanian Lahan Kering
- Pertanian Lahan Kering berfungsi
Konservasi
- Hutan Lindung/Berfungsi Lindung
(komplek G.Sangkur bag. Selatan)
- Sempadan Sungai (Ciseel)

Sumber : RTRW, 2009

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 19


Gambar 2.5 Rencana Pusat layanan Kota

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 20


Gambar 2.6 Rencana Pola Ruang Kota

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 21


Gambar 2.7 Rencana Tata Ruang Kota Banjar

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 22


2.5 SOSIAL DAN BUDAYA

2.5.1. PENDIDIKAN
Keberhasilan pembangunan dimanapun mensyaratkan kualitas sumber daya manusia. Adapun kualitas
SDM yang tinggi hanya dapat dicapai melalui pendidikan. Oleh sebab itu peningkatan SDM lebih utama
dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada semua lapisan masyarakat untuk mengecap pendidikan.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.22 Jumlah Sarana Pendidikan Negeri dan Swasta Menurut Tingkat Pendidikan Di Kota Banjar
Tahun 2010
Tingkat Pendidikan
Kecamatan SLT MT
TK RA/MD PLB SD MI SLTA MA SMK PT
P s
[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12]
Banjar 16 112 3 152 27 71 31 62 26 88 0
Purwaharja 10 44 0 60 12 15 6 0 0 28 0
Pataruman 19 148 0 189 38 59 10 0 3 6 0
Langensari 6 86 2 181 44 66 28 25 13 29 0
Jumlah 51 390 5 582 121 211 75 87 42 151 0
2009 47 360 5 580 128 213 66 74 33 111 0
2008 50 240 4 593 123 208 62 74 39 100 0
2007 45 24 4 574 113 172 54 69 25 83 4
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Banjar

2.5.2. KESEHATAN
Salah satu prioritas utama pelak-sanaan pembangunan di Kota Banjar. Adalah Bidang Kesehatan. Sejak
tahun 2005, Walikota Banjar mengambil inisiatif prakarsa untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada lanjut
usia dengan membebaskan pembayaran pengobatan, pemeriksaan lanjut usia di Puskesmas dan Rumah Sakit
pemerintah. Program ini mendapat pengakuan positif dari Gubernur Jawa Barat dengan memberikan piagam
penghargaan pada Walikota Banjar di tahun yang sama.

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjar

Gambar 2.8 Sarana Kesehatan di Kota Banjar Tahun 2010

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 23


Sarana dan prasarana kesehatan yang tersedia di Kota Banjar tahun 2010, berupa jumlah puskesmas
mencapai 19 buah yang tersebar di 4 kecamatan, dimana 9 diantaranya adalah puskesmas pembantu. Di
samping itu, terdapat pula puskesmas keliling sebanyak 10 buah, puskesdes terdapat sebanyak 38 buah, 6
rumah bersalin, 16 balai pengobatan dan posyandu tercatat sebanyak 195 buah. Semakin tersebarnya fasilitas
layanan kesehatan diharapkan akan memu-dahkan masyarakat mengakses layanan kesehatan tersebut secara
memadai.
Beralih ke jumlah balita yang mendapatkan imunisasi menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Selama 4
tahun terakhir (kurun waktu 2007-2010) cakupan imunisasi Polio melebihi kuota balita yang ada di Kota Banjar
yaitu mencapai sebanyak 3.512 balita. Begitu pula cakupan jenis imunisasi lainnya menunjukkan kema-juan yang
menggembirakan, seperti pada imunisasi polio dan DPT1/DPT3 misalnya, cakupannya relatif terus meningkat
dari tahun ke tahun.

2.5.3. JUMLAH KK MISKIN


Menurut data hasil Pendataan Sosial Ekonomi Nasional dan Kemiskinan tahun 2008 menunjukan bahwa
penduduk miskin di Kota Banjar mencapai sebanyak 15.658 orang dan mengalami penurunan yang cukup tajam
di tahun 2009 menjadi sebanyak 14.643 orang dan sedikit bertambah lagi di tahun 2010 menjadi sebanyak
14.863 orang. Namun secara relatif selama periode tahun yang sama terjadi penurunan persentase penduduk
miskin dari 9,31 persen pada tahun 2008 menjadi 8,64 persen pada tahun 2009 dan terus menurun menjadi 8,47
persen pada tahun 2010.
Tingkat kedalaman kemiskinan diindikasikan oleh Indeks Kedalaman Kemiskinan (Proverty Gap Index-P1) yang
merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan.
Kemudian tingkat keparahan kemiskinan diindikasikan oleh Indeks Keparahan Kemiskinan (Proverty Severity
Index-P2) yang memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan. (Sumber : Penduduk Miskin dan IKK Kota Banjar Tahun 2010).

Tabel 2.23 Angka kemiskinan kota Banjar


URAIAN Tahun

2008 2009 2010


Garis Kemiskinan 162.152 179.144 193.305
Jumlah Penduduk Miskin 15.650 14.643 14.863
Persentase Penduduk Miskin 9,31 8,64 8,47
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) 3,28 0,86 1,21
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) 1,34 0,15 0,28

Sumber : Penduduk Miskin dan IKK Kota Banjar Tahun 2010)

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 24


Sedangkan Jumlah Rumah yang ada di Kota Banjar menurut data tahun 2011 terdapat 47. 353 rumah.
Jumalha rumah yang terbanyak ada di Kecamatatan Pataruman yaitu 14.659 rumah, sedangkan yang paling
sedikit ada di Kecamatan Purwaharja yang berjumlah 6.013 rumah.

Tabel 2.24 Jumah Rumah per Kecamatan kota Banjar

Sumber Data Kesling Dinkes 2011

2.6 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Dasar keberadaan dinas yang ada di Kota Banjar adalah Peraturan Daerah Peraturan Daerah Kota
Banjar Nomor 10 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Organisasi Perangkat Daerah Kota Banjar; Dengan Peraturan Daerah ini, dibentuk Organisasi Perangkat
Daerah, terdiri dari :
1. Sekretariat Daerah;
2. Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
3. Dinas Daerah, terdiri dari :
a.Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;
b.Dinas Kesehatan;
c. Dinas Pekerjaan Umum;
d.Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi;
e.Dinas Perhubungan, Komunikasi, Informatika dan Pariwisata;
f. Dinas Sosial dan Tenaga Kerja;
g.Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;
h.Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;
i. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil; dan
j. Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Lingkungan Hidup.
4. Lembaga Teknis Daerah
a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
b. Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah;
c. Badan Penanaman Modal Dan Pelayanan Perijinan Terpadu;
d. Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan;
e. Rumah Sakit Umum Daerah;
f. Kantor Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa, Kesatuan Bangsa dan Politik;
g. Kantor Arsip dan Perpustakaan.
5. Inspektorat Kota;
6. Satuan Polisi Pamong Praja;
7. Kecamatan;
8. Kelurahan;
9. Lembaga Lain :
a. Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI Kota Banjar;

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 25


b. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Banjar; dan
c. Kantor Layanan Pengadaan Barang/Jasa.

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB 2 - 26


Organisasi Pemerintahan Kota Banjar

WALIKOTA DEWAN PERWAKILAN


RAKYAT DAERAH
INSTANSI DAN WAKIL WALIKOTA
SEKRETARIAT DAERAH
VERTIKAL

LEMBAGA LAIN : DINAS DAERAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH SEKRETARIAT INSPEKTORAT SATPOL PP
BADAN : KOTA
Sekretariat Dewan Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Perencanaan Pembangunan Daerah DPRD
Pengurus KORPRI Kesehatan Kepegawaian, Pendidikan dan
Pekerjaan Umum Pelatihan Daerah
Kota Banjar Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Badan Penanggulangan Perhubungan, Komunikasi, Informatika dan Penanaman Modal dan Pelayanan
Bencana Daerah Kota Pariwisata Perizinan Terpadu
Banjar Sosial danTenaga Kerja Keluarga Berencana dan
Kantor Layanan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Pemberdayaan Perempuan
Pengadaan Aset
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Barang/Jasa
Kependudukan dan Pencatatan Sipil KANTOR :
KETERANGAN :
Kebersihan, Pertamanan Pemakaman dan Pemberdayaan Masyarakat,
Lingkungan Hidup Pemerintahan Desa, Kesatuan 1. Garis Kemitraan
Bangsa dan Politik 2. Garis Komando
Arsip dan Perpustakaan Daerah 3. Garis Koordinasi Umum
4. Garis Koordinasi Pembinaan Administrasi
5. Garis Koordinasi Pembinaan Teknis
6. Garis Koordinasi Pelaksanaan Operasi

UPT DINAS KECAMATAN UPT BADAN

KELURAHAN

SEKSI

SARANA DAN
PRASARANA

SEKSI

KURIKULUM

SEKSI
BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR BAB II - 27
PRASARANA

BIDANG

PENDIDIKAN
MENENGAH

Organisasi Pemerintahan Kota Banjar


SUB BAGIAN

UMUM DAN
WALIKOTA
KEPEGAWAIAN DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH
INSTANSI DAN WAKIL WALIKOTA
SEKRETARIAT DAERAH
VERTIKAL SEKSI

PEND. LUAR
LEMBAGA LAIN : DINAS DAERAH SEKOLAH LEMBAGA TEKNIS DAERAH SEKRETARIAT INSPEKTORAT SATPOL PP
BADAN : KOTA
Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Perencanaan Pembangunan Daerah DPRD
Sekretariat Dewan SEKSI
Pengurus KORPRI Kesehatan Kepegawaian, Pendidikan dan
Kota Banjar
Pekerjaan Umum PEMUDA DAN Pelatihan Daerah
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi
Badan Penanggulangan Perhubungan, Komunikasi, Informatika dan Penanaman Modal dan Pelayanan
Bencana Daerah Kota Pariwisata OLAH RAGA Perizinan Terpadu
Banjar Sosial danTenaga Kerja Keluarga Berencana dan
Kantor Layanan Pendapatan, Pengelolaan Keuangan danBIDANG Pemberdayaan Perempuan
Pengadaan Aset
Barang/Jasa Pertanian, Perikanan dan KehutananPENDIDIKAN RUMAH
LUAR
SAKIT UMUM DAERAH
Kependudukan dan Pencatatan Sipil KANTOR
SEKOLAH
:
Kebersihan, Pertamanan Pemakaman dan Pemberdayaan Masyarakat, KETERANGAN :
Lingkungan Hidup PEMUDA DANPemerintahan Desa, Kesatuan
Bangsa dan Politik 7. Garis Kemitraan
OLAH RAGA 8. Garis Komando
Arsip dan Perpustakaan Daerah 9. Garis Koordinasi Umum
10. Garis Koordinasi Pembinaan Administrasi
11. Garis Koordinasi Pembinaan Teknis
SUB BAGIAN 12. Garis Koordinasi Pelaksanaan Operasi

UPT DINAS KEUANGAN


KECAMATAN UPT BADAN

KELURAHAN
SEKRETARIAT

SUB BAGIAN
SEKSI
PROGRAM DAN
SARANA DAN
EVALUASI
PRASARANA

SEKSI

KURIKULUM

KELURAHAN
SEKSI

BUKU PUTIH SANITASI KOTA BANJAR SARANA DAN BAB II - 28

Anda mungkin juga menyukai