Anda di halaman 1dari 50

BAB 2

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BATANGHARI

2.1. KARAKTERISTIK FISIK DASAR


Kabupaten Batanghari terletak di bagian tengah Provinsi Jambi dengan luas
wilayah 5.804,83 km2. Kabupaten Batanghari secara geografis terletak
diantara 1°23’ Lintang Selatan dan 2°23’ Lintang Selatan, dan antara 102°29’
Bujur Timur dan 103°28’ Bujur Timur. Berdasarkan letak geografisnya
Kabupaten Batanghari berbatasan dengan :
Bagian Utara : Kab. Tebo, Kab. Muaro Jambi dan Kab. Tanjung Jabung
Barat;
Bagian Timur : Kab. Muaro Jambi;
Bagian Selatan : Prov. Sumatera Selatan, Kab. Sarolangun, dan Kab. Muaro
Jambi;
Bagian Barat : Kab. Tebo.

Pada tahun 2017 Kabupaten Batanghari terdiri dari 8 kecamatan dan 124
desa/kelurahan dengan berbagai perbedaan perkembangan, baik karena
potensi geografis, sumber daya alam, sumber daya manusia maupun karena
pembangunan prasarana pada masing-masing kecamatan dan antar
kecamatan. Dilihat dari aspek geografis, kabupaten ini mempunyai letak yang
strategis karena merupakan lalu lintas yang menghubungkan kawasan Barat
Sumatera.
Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Batanghari dapat dilihat pada
table 2.1. berikut ini.
Tabel 2.1.
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Batanghari 2017
No Kecamatan Luas (km2) Persentase )%)
1
Mersam 1,896,550 40.3
2
Maro Sebo Ulu 1,578,787 33.55
3 Batin XXIV 4,454 0.09
4 Muara Tembesi 5 0.1
5 Muara Bulian 54,454 1.16
6 Bajubang 5,654 0.12
7 Maro Sebo Ilir 5,454 0.12
8 Pemayung 45,454 0.97
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batanghari Tahun 2017

Berikut dapat dilihat peta orientasi Kabupaten Batanghari terhadap Provinsi


Jambi dan peta administrasi Kabupaten Batanghari.

2.1.1. Iklim
Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya
tempat tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun
2017, suhu udara rata-rata berkisar antara 26,2°C sampai 27,3°C. suhu udara
maksimum terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 33,6°C, sedangkan suhu
udara minimum terjadi pada bulan November, sebesar 22°C. Kelembaban
udara pada tahun 2017 relatif tinggi, rata-rata berkisar antara 83 sampai 87
persen. Data suhu dan kelembaban udara minimum dan maksimum.

Curah hujan di suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim,
keadaan geografi dan perputaran/pertemuan arus udara. Rata-rata curah
hujan selama 2017 berkisar antara 127 mm sampai 612 mm, sedangkan
banyaknya hari hujan berkisar antara 11 sampai 23 hari.

Faktor kecepatan angin antara lain dipengaruhi oleh perbedaan tekanan


udara. Pada tahun 2017, kecepatan angin berkisar antara 2 sampai 12 knot.
Tabel 2.2.
Jumlah Hujan dan Curah Hujan Setiap Bulan Tahun 2017
No Bulan Jumlah Hujan (Hari) Curah Hujan (mm)
1 Januari 11 127
2 Februari 18 167
3 Maret 21 287
4 April 23 612
5 Mei 19 308
6 Juni 18 225
7 Juli 14 144
8 Agustus 14 153
9 September 20 145
10 Oktober 20 248
11 November 19 349
12 Desember 24 237
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batanghari Tahun 2017

Dari tabel curah hujan diatas, dapat dilihat bahwa curah hujan tertinggi terjadi
pada bulan April yaitu sebesar 612 mm sedangkan curah hujan terendah
terjadi pada bulan Januari sebesar 127 mm. sementara hari hujan terbanyak
terjadi pada bulan Desember yaitu selama 24 hari dan yang paling sedikit
adalah pada bulan Januari yaitu hanya 11 hari hujan.

2.1.2. Kemiringan Lereng


Berdasarkan RTRW Kabupaten Batanghari, wilayah Kabupaten Batanghari
secara umum adalah berupa daerah perbukitan dengan ketinggian berkisar
antara 0 - 500 meter dari permukaan laut. Secara rinci kondisi rata-rata
ketinggian wilayah Kabupaten Batanghari dapat dilihat pada Tabel 2.3. Pada
tabel tersebut terlihat daerah dengan ketinggian 0-10 meter diatas permukaan
laut dengan sebaran sebesar 284.563 hektar atau sekitar 52,69%, dengan
jumlah terbesar berada di Kecamatan Pemayung dengan luasan sekitar 66.723
hektar.
Sebagian besar wilayah Kabupaten Batang Hari berada pada daerah aliran
sungai (DAS) Sungai Batanghari dengan rawa-rawa yang sepanjang tahun
tergenang air. Secara geomorfologis wilayah Kabupaten Batang Hari
merupakan daerah landai yang memiliki kemiringan berkisar antara 0 - 8
persen (92,28 persen).

Tabel 2.3.
Rata-Rata Ketinggian Daerah Kabupaten Batanghari
dari Permukaan Air Laut Menurut Kecamatan Tahun 2009
0 - 10 11 - 100 101 - 500
No Kecamatan
Luas (Ha) % Luas (Ha) % Luas (Ha)
1 Baju Bang 61,064 21.45 21,514 15.72 16,823

2 Bastin XXIV 41,284 45.51 18,644 13.63 15,959

3 Maro Sebo Ilir 37,701 13.25 11,025 8.06 31,425

4 Maro Sebo Ulu 16,415 5.77 1,064 7.78 12,501

5 Mersam 15,199 5.34 8,444 6.17 6,755

6 Muara Bulian 21,602 5.79 18,387 13.44 45,597

7 Muara Tembesi 24,575 8.64 17,358 12.68 13,359

8 Pemayung 66,723 23.45 30,818 22.52 6,308


284,563 100 13,683 100 118,727
Total
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batanghari

2.1.3. Morfologi (Bentuk Lahan)


Kecamatan yang terletak didaerah hulu Sungai Batanghari cenderung lebih
bergelombang dibandingkan daerah hilirnya. Daerah bergelombang terdapat
di Kecamatan Maro Sebo Ulu, Kecamatan Batin XXIV, Kecamatan Mersam dan
Kecamatan Maro Sebo Ilir. Kecamatan Muara Tembesi, Kecamatan Muara
Bulian, Kecamatan Bajubang dan Kecamatan Pemayung memiliki topografi
yang cenderung lebih datar/landai sedangkan daerah dengan topografi miring
dalam wilayah Kabupaten Batanghari bisa dikatakan tidak ada. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.4. berikut.

Tabel 2.4.
Kategori Kecamatan di Kabupaten Batanghari berdasarkan Topografi
No Kategori Topografi Kecamatan
Batin XXIV, Maro Sebu Ulu, Mersam dan Maro
1
Daerah Bergelombang Sebo Ilir
2 Daerah Miring -
Muara Tembesi, Muara Bulian, Bajubang, dan
3
Daerah Datar Pemayung
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batanghari
2.1.4. Geologi
Kondisi geologi dan struktur tanah yang terdapat dalam wilayah Kabupaten
Batanghari antara lain didominasi oleh Neogin seluas 283.986 Ha diikuti
endapan seluas 171.662 Ha dan Tufa Vulcan seluas 84.472 Ha. Kondisi geologi
wilayah Kabupaten Batanghari secara rinci dapat dilihat pada Tabel 2.5.

Tabel 2.4.
Kondisi Geologi Kabupaten Batanghari
Neogin Endapan Tufa Vulcan
Kecamatan
Ha Persen Ha Persen Ha Persen

Baju Bang 27,380 9.64 1,717 1 1,301 1.54

Bastin XXIV 3,375 11.88 14,154 8.25 32,247 38.17

Maro Sebo Ilir 31,196 10.98 12,900 7.51 11,196 13.25

Maro Sebo Ulu 7,466 26.29 14,745 8.59 9,996 11.83

Mersam 43,353 15.26 25,315 14.75 7,219 8.55

Muara Bulian 241 0.87 48,164 28.06 5,012 5.93

Muara Tembesi 17,415 6.13 1,149 6.69 10,651 12.61

Pemayung 53,822 18.95 43,177 25.15 6,850 8.12

Total 283,986 100 171,662 100 84,472 100


Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batanghari

2.1.5. Hidrogeologi
Berdasarkan RTRW Kabupaten Batanghari, kondisi hidrologi suatu daerah
ditentukan oleh struktur geologinya, struktur geologi Kabupaten Batanghari
merupakan daerah pertambangan minyak dan gas bumi serta bebatuan lain
seperti batu bara yang merupakan bebatuan muda hingga kedalaman tertentu
terdapat beberapa akifer yang relatif dalam yang berperan sebagai kantong air
tanah dengan kandungan logam/mineral yang relatif tinggi.

Wilayah Kabupaten Batanghari dilalui oleh dua sungai besar yaitu Sungai
Batang Tembesi dan Sungai Batanghari. Beberapa sungai lainnya yang relatif
besar antara lain adalah Sungai Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai
Rengas, Sungai Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak. Disamping
sungai besar tadi terdapat pula beberapa sungai Kecil yang merupakan anak-
anak sungai yaitu Sungai Aur, Sungai Bacang dan lain-lain.
Sungai Batanghari yang menjadi sungai utama di wilayah ini dapat dijadikan
sebagai sumber kebutuhan air bersih dan sumber untuk pertanian sawah,
dengan demikian Sungai Batanghari mempunyai arti yang sangat penting bagi
masyarakat. Sungai Batanghari disamping dapat menghasilkan berupa
perikanan dan pertambangan pasir – batu juga digunakan sebagai prasarana
transportasi, prasarana irigasi, dan sumber air baku. Kondisi hidrologi, wilayah
Kabupaten Batanghari dipengaruhi oleh DAS Batanghari dan DAS Batang
Tembesi.

2.2. PENGGUNAAN LAHAN


Penggunaan lahan di Kabupaten Batanghari terdiri dari penggunaan lahan
asawah dan penggunaan bukan lahan sawah. Perkembangan penggunaan
lahan di Kabupaten Batanghari pada 10 (sepuluh) tahun terkahir mengalami
perubahan yang sangat drastis. Terutama pada penggunaan lahan sawah,
dimana pada tahun 2009 penggunaan lahan untuk Tadah Huujan sebesar
32.710 Ha dan pada tahun 2019 luasnya menjadi 5.791 Ha. Pada tahun 2019,
luas irigasi adalah 352 Ha, sedangkan luas non irigasi adalah 17.403 Ha. Berikut
adalah tabel perkembangan penggunaan lahan di Kabupaten Batanghari
antara tahun 2009 dan tahun 2019.
Tabel 2.5.
Perkembangan Penggunaan Lahan di Kabupaten Batanghari
Luas Penggunaan
No Jenis Penggunaan Lahan (Ha)
2009 2019
A Sawah
1 Irigasi Teknis 4125 -
2 Irigasi Setengah Teknis 2994 -
3 Irigasi Sederhana 979 333
4 Tadah Hujan 32710 5791
5 Lainnya - 11612

B Bukan Lahan Sawah


1 Non Irigasi - 17403
2 Rumah, Bangunan dan Halaman 17169 -
3 Tegal 40973 2806
4 Padang Rumput 1547 1297
5 Kolam/Empang 8038 1674
6 Tak diusahakan 2532 42736
7 Ditanami Pohon/Hutan Rakyat 4479 179382
8 Hutan Negara 447 50821
Sumber : Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Batanghari
dan BPS Kabupaten Batanghari 2019

2.3. KONDISI SARANA DAN PRASARANA


Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai akan menjadi modal
penting dalam pembangunan. Sarana yang memadai akan menentukan terhadap
pertimbangan para investor dan masyarakat luas untuk turut menanamkan
modalnya di satu wilayah. Dalam perspektif otonomi Daerah, secara jelas
dinyatakan bahwa salah satu tugas dari pada Pemerintah Daerah adalah untuk
meningkatkan daya saing suatu Daerah.
Dalam kaitan ini, maka diyakini bahwa daya saing salah satunya yang dapat
ditingkatkan melalui penyiapan sarana dan prasarana umum. Secara ekonomi hal ini
dapat dipahami karena dengan adanya penyiapan sarana dan prasarana akan dapat
memasyarakat.

Pengelolaan Air Limbah

Utilitas pembuangan air limbah merupakan jaringan semua jenis air buangan ( air kotor ) baik dari
rumah tangga , limbah padat kotoran manusia, limbah industri. Di wilayah perencanaan sampai saat
ini belum mempunyai sistem pelayanan limbah manusia secara kolektif. Pengelolaan Limbah manusia
saat ini dilakukan secara individual dan semi komunal oleh masyarakat melalui sarana jamban
keluarga, jamban sederhana dan sarana MCK. Adapun permasalahan yang timbul di wilayah
perencanaan akibat belum tersedianya jaringan limbah adalah :

1. Sebagian masyarakat di wilayah perencanaan terutama yang berpenghasilan rendah


menggunakan sungai sebagai tempat membuang hajat, selain itu juga bagi yang mempunyai
kloset langsung membuang limbahnya ke sungai.

2. Sistem pembuangan yang ada masih di buang ke septik tank dan di timbun di belakang rumah
dan di kebun. Hal ini memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan karena lumpur
septic tank memiliki BOD yang sangat tinggi.

Keterkaitan penyediaan air dari sisi lingkungan yang dihadapi adalah masalah pencemaran. Potensi
pencemaran air bagi kehidupan masyarakat Jambi umumnya terkait dengan potensi sungai. Akhir-
akhir ini pencemaran semakin mengkhawatirkan dengan adanya praktek PETI ( Penambangan Emas
Tanpa Izin ) yang menggunakan berbagai macam bahan kimia. Proses pengerukan tanah,
pembersihan dan pemisahan butiran emas adalah potensi pencemaran yang harus diwaspadai di
Kabupaten Batanghari.

Hal ini sangat penting mengingat status sungai Batanghari dimana sungai tersebut digunakan sebagai
sumber air minum untuk masyarakat Jambi khususnya Batanghari.

Berdasarkan hasil studi EHRA yang dilakukan pada tahun 2013 terkait pembuangan air kotor/limbah
tinja manusia terbagi atas beberapa bagian, diantaranya :

1. Tempat Buang Air Besar (BAB)

Sebagian besar responden dalam studi EHRA yang dilakukan menggambarkan bahwa masyarakat
Kabupaten Batanghari melakukan buang air besar di jamban pribadi dan sebagian kecil lainnya masih
buang air besar di sungai, di WC umum/MCK dan sisanya “helicopter”. Hal ini menunjukan kesadaran
masyarakat untuk buang air besar tidak disembarang tempat masih kurang. Hal ini terkait dengan
faktor kebiasaan masyarakat yang masih melekat. Kebiasaan ini biasanya dapat ditemukan pada
daerah yang berdekatan atau dilalui sungai dan masyarakat dengan tingkat perekonomian yang
rendah. Berikut ini adalah grafik presentase temapt buang air besar.
Gambar 2.5 PRESENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR DI KABUPATEN BATANGHARI TAHUN
2013

Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa tempat buang air besar terbanyak adalah dengan
menggunakan jamban pribadi sebesar 63% selanjutnya masyarakat yang BAB di sungai sebesar 18%,
BAB di MCK/ WC Umum sebesar 7%, dan BAB di “helicopter” sebesar 3%.
2. Tempat Penyaluran Buangan Akhir Tinja

Kondisi tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Batanghari terbesar menggunakan tangki
septic sebesar 50%, sebesar 25% masyarakat Kabupaten Batanghari tidak tahu kemana tempat
pembuangan akhir tinja mereka, sebesar 19% dibuang ke cubluk atau lobang tanah, dan 3% yang

dibuang ke sungai.

Gambar 2.6 TEMPAT PENYALURAN AKHIR TINJA DI KABUPATEN BATANGHARI TAHUN 2013

3. Waktu Pengurasan Tangki Septic

Dari sebagian kecil masyarakat Kabupaten Batanghari yang menggunakan tangki septic, sekitar
89,2% tidak tahun dan tidak pernah melakukan pengurasan tangki septik. Sedangkan untuk kluster
waktu terakhir pengurasan tangki septik pada kluster 1 sebanyak 89,7% tidak pernah menguras tangki
septik, di kluster 2 sebanyak 88,7%, di kluster 3 sebanyak 94,7% dank luster 4 sebanyak 77,9%.
Gambar 2.6 WAKTU TERAKHIR PENGURASAN TANGKI SEPTIK DI KABUPATEN BATANGHARI
TAHUN 2013

4. Waktu Pengurasan Tangki Septic

Gambar 2.7 PRAKTIK PENGURASAN TANGKI SEPTIK BERDASARKAN CLUSTER DI


KABUPATEN BATANGHARI TAHUN 2013
Di Kabupaten Batanghari sebanyak 40,8% tidak tahun Praktik Pengurasan Tangki Septik dan 35,2%
tangki septik nya dikuras oleh layanan sedot tinja. Lalu sebanyak 16,9% tangki septiknya di kuras
sendiri dan sebanyak 7% dikuras tukang.

Gambar 2.8 TANGKI SEPTIK SUSPEK AMAN DAN TIDAK AMAN DI KABUPATEN BATANGHARI
TAHUN 2013

Dari grafik diatas, kualitas tangki septik suspek aman yang terbesar persentasenya adalah kluster 1
yaitu sebesar 86,5% kemudian diikuti klaster 2 sebesar 83,3%, klaster 3 yaitu sebesar 63,2% dan
persentase terkecil dari kualitas tangki septik suspek aman adalah kalster 4 sebesar 65,0%.
Sedangkan untuk kualitas tangki septik tidak aman persentase terbesar adalah klaster 3 sebesar
36,8% kemudian diikuti klaster 4 sebesar 35%, klaster 2 sebesar 16,7% dan persentase terkecil dari
kualitas tangki septik tidak aman adalah klaster 1 yaitu sebesar 13,8%.

Drainase
Kerusakan lingkungan sering dikarenakan adanya praktek kehidupan yang tidak menyadari
pentingnya atau perlunya kehidupan yang sehat. Seiring dengan perkembangan Kota perlu disadari
terjadinya kerusakan lingkungan, untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan lingkungan akibat
perkembangan Kota, maka Pemerintah Daerah telah melakukan pembuatan sarana drainase dan
sanitasi yang memadai untuk dapat mengeliminir kerusakan yang ditimbulkan ( banjir, pencemaran
air) terhadap aspek kehidupan yang dapat merusak lingkungan dan estetika Kota.
Adapun rencana sarana prasarana jaringan drainase yang akan dikembangkan oleh Pemerintah
Kabupaten Batanghari adalah sebagai berikut :

1. Mempertahankan sistem dan saluran drainase yang ada dan merevitalisasi saluran drainase
eksisting sesuai dengan jenis dan klasifikasi;

2. Pengembangan sistem drainase terpadu khususnya bagi kawasan perkotaan PKWp, PKL,
dan PPK;

3. Pengembangan penahan sekaligus pengatur aliran hasil limpasan air hujan yang tidak sempat
diserap tanah sehingga aliran tidak terpusat pada salah satu saluran drainase yang dapat
menyebabkan terjadi limpasan pada daerah sekitarnya; dan

4. Pembangunan pengendali banjir pada kawasan di sepanjang aliran sungai Batang Hari

Berdasarkan hasil survey EHRA yang dilakukan oleh Pemkab Batang Hari, diperoleh gambaran
sebagai berikut :

A. Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir

Berdasarkan hasil survey EHRA menyatakan bahwa sekitar 59,2% tidak pernah terjadi banjir disekitar
rumah tinggal mereka, kemudian diikuti oleh frekuensi banjir sekali dalam setahun yaitu sebesar
26,8%, dan sebesr 7,8% menyatakan bahwa tidak tahu terjadi banjir disekitar tempat tinggalnya.
Gambar 2.12 Persentase Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami di Kabupaten Batanghari Tahun
2013

B. Rumah Tangga Yang Pernah Mengalami Banjir

Gambar 2.13 Persentase Kluster Kecamatan Yang Pernah Mengalami di Kabupaten Batanghari
Tahun 2013

Untuk wilayah/ tempat tinggal yang terkena banjir menyatakan bahwa terjadinya banjir ini sebesar
96,1% berada di wilayah klaster 1 kemudian klaster 2 57,1%, klaster 4 sebesar 53,1%, dan persentase
terkecil tidak pernah banjir adalah sebesar 38,3%.
Gambar 2.14 Lama Air Menggenang Jika Terjadi di Kabupaten Batanghari Tahun 2013

Dari gambar diatas diketahui bahwa lama air menggenang jika terjadi banjir sebanyak 75,9% lebih
dari 1 hari, sedangkan lama air menggenang di kluster 1 terbanyak adalah lebih dari 1 jam 33,3%,
kurang dari 1 33,3% dan tidak tahu sebanyak 33,3%, kluster 2 yang terbanyak tidak tahu lama air
tergenang sebanyak 50%, dan lebih dari 1 hari air tergenang sebanyak 46,7%, lalu di kluster 3 lama
air menggenang lebih dari 1 hari sebanyak 93,9%, sedangkan di kluster 4 lama air menggenang jika
terjadi banjir lebih dari satu hari sebanyak 71,4%.

Gambar 2.15 Lokasi Genangan di Sekitar Rumah di Kabupaten Batanghari Tahun 2013
Pada grafik berikut ini diketahui bahwa lokasi genangan disekitar rumah yang terbanyak dihalaman
rumah sebanyak 59,6%, di dekat sebanyak 41,5%, di dekat bak penampungan sebanyak 26,4%, di
dekat kamar mandi 23% dan lainnya 9,3%.

C. Rumah Tangga Memiliki SPAL (Saluran Penyaluran Air Limbah)

Sebagian besar responden disetiap klaster lokasi penilaian studi EHRA tidak mempunyai mempunyai
SPAL yaitu 76% dari seluruh responden tidak memiliki SPAL. Grafik berikut menggambarkan
persentase kepemilikan SPAL di lokasi desa/kelurahan survey studi EHRA Kabupaten Batang Hari.

Gambar 2.16 Persentase Kepemilikan SPAL di Kabupaten Batanghari Tahun 2013

Pada grafik berikut maka diketahui bahwa akibat tidak memiliki SPAL Rumah Tangga sebanyak 84,1%
tidak ada genangan dan sebanyak 15,9% ada genangan. Pada kluster 1 sebanyak 95,4% tidak ada
genangan dan sebanyak 4,6% ada genangan. Pada klaster 2 sebanyak 79,2% tidak ada genangan
dan sebanyak 20,8% terdapat genangan. Sedangkan pada kluster sebanyak 82,5% tidak ada
genangan dan sebanyak 15,6% ada genangan yang diakibatkan tidak memiliki saluran pembuangan
air limbah. Pada kluster 4 sebanyak 84,4% rumah tangga tidak ada genangan dan sebanyak 16,6%
ada genangan akibat tidak memiliki saluran pembuangan air limbah rumah tangga.
Gambar 2.17 Persentase Dampak Yang Terjadi Akibat Tidak memiliki SPAL Rumah Tangga di
Kabupaten Batanghari Tahun 2013

Gambar 2.18 Persentase SPAL Yang BerfungsiBerdasarkan Kluster di Kabupaten Batanghari Tahun
2013

Pencemaran saluran pembuangan air limbah di Kabupaten Batang HAri diketahui bahwa sebanyak
87,6% tidak ada pencemaransaluran pembuangan air limbah dan sebanyak 12,4% ada pencemaran
saluran pembuangan air limbah. Untuk kluster 1 diketahui bahwa 95,4% tidak ada pencemaran saluran
pembuangan air limbah dan hanya 4,6% ada pencemaran saluran pembuangan air limbah. Pada
kluster 2 sebanyak 83,7% tidak ada pencemaran saluran pembuangan air limbah dan 11,3% ada
pencemaran saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Pada kluster 4 sebanyak 83,8% tidak
terjadi pencemaran saluran air limbah rumah tangga dan sebanyak 16,3% terjadi pencemaran saluran
pembuangan air limbah.

Gambar 2.19 Persentase Pencemaran SPAL Berdasarkan Kluster di Kabupaten Batanghari Tahun
2013

Persampahan
Permasalahan sampah di Kabupaten Batanghari sudah menjadi persoalan yang dapat menimbulkan
masalah lingkungan, sosial dan budaya yang dapat menimbulkan kerugian besar terhadap
masyarakat dan bahkan negara secara umum apabila tidak ada pengelolaan yang baik, benar dan
terpadu. Sampah di Kabupaten Batanghari bermacam-macam jenisnya dan sebagian besar berasal
dari domestik, sedangkan lainnya bersumber dari sampah komersial, industri, pertanian, dan rumah
sakit.

Beberapa jenis sampah tersebut antara lain :

1. Sampah organik mudah membusuk; sarnpah basah yang berasal dari pertanian, sisa makanan,
sayuran, dan buah-buahan

2. Sampah organik tidak membusuk; seperti kertas, kaca, plastik, logam, besi Atau baterray, dll.

3. Sampah abu/sisa pembakaran

4. Sampah bangkai binatang

5. Sampah sapuan
6. Sampah industri

Pengelolaan sampah di Kabupaten Batanghari mengalami beberapa kendala dan hambatan antara
lain :

1. Sarana pengangkut sampah (Dam Truk) yang ada kondisinya rusak berat karena usianya sudah
tua, sehingga perlu kendaraan pengganti

2. Belum adanya alat/mesin pemusnah sampah/pembakar sampah, untuk mengatasinya perlu


diadakan incinerator

3. Masih banyak sarana jalan dan lingkungan pemukiman yang belum memiliki saluran
pembungan air/drainase, sehingga untuk menciptakan lingkungan sehat dan bebas genangan
air perlu pembuatan drainase

Dari hasil studi EHRA yang dilakukan di Kabupaten Batanghari, diperoleh gambaran bahwa sebagian
besar masyarakat Kabupaten Batang Hari mengelola sampah rumah tangganya dengan cara dibakar
dan sebagian kecil lainnya dikumpulkan kemudian dibawa ke TPA oleh petugas kebersihan, dibuang
ke kebun, sungai, dikubur ke dalam lubang tanah, dan didaur ulang oleh Kolektor informal.

Pada grafik berikut ini diperoleh gambaran bahwa dalam pengelolaan sampah rumah tangga di
Kabupaten Batang Hari terbanyak adalah dengan cara dibakar, sebesar 77,4%, kemudian diikuti
dengan dibuang ke sungai sebesar 8%, dibuang kedalam ubang tetapi tidak ditutup sebesar 4,9%,
dibuang kedalam tanah-ditutup sebesar 2,8%, dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebesar 2,7%,
dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk adlah sebesar 2%, dikumpulkan oleh
kolektor sebesar 1,3%, kemudian dengan cara lainnya adalah sebesar 3%, dan dibiarkan membusuk
sebesar 0,1%.
Gambar 2.9 Pengelolaan Sampah Berdasarkan Kluster di Kabupaten Batanghari Tahun 2013

Gambar 2.10 Pengelolaan Sampah Berdasarkan Kluster di Kabupaten Batanghari Tahun 2013

Dari grafik di atas maka diketahui bahwa praktik pemilahan sampah oleh Rumah Tangga di Kabupaten
Batang Hari tahun 2013 sebanyak 79,1% tidak melakukan pemilahan sampah dan hanya 20,9% yang
melakukan pemiahan sampah rumah tangga.
Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Gambar 2.11 PETA SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN


KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Berdasarkan tabel diatas, seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan


pesatnya pembangunan di Kabupaten Sarolangun, maka terjadi peningkatan
produksi sampah yang dihasilkan sebagai limbah rumah tangga. Peningkatan
tersebut terjadi dari tahun ke tahun.

Permasalahan Persampahan di tingkat Masyarakat, yaitu :


1. Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat dalam usaha untuk menjaga
kebersihan lingkungan;
2. Perilaku masyarakat Kabupaten Sarolangun membuang sampah di
sungai atau saluran drainase masih banyak;
3. Terdapat beberapa masyarakat yang belum terjangkau oleh layanan
persampahan; dan
4. Pada saat ini rumah tangga yang berasal dari permukiman yang berada
diluar jalan protokol belum ditangani secara baik dan masih ditangani
secara individual.

Permasalahan Persampahan di tingkat Pemerintah:


1. Minimnya sistem perencanaan persampahan termasuk data base
persampahan;
2. Masih kurangnya penempatkan TPS (Tempat Pembuangan Sampah
Sementara) baik permanen maupun kontainer;
3. Pemerintah Kabupaten Sarolangun belum memiliki TPA (Tempat
Pembuangan Sampah Akhir)Sanitary Landfill;
4. Keterlibatan pihak swasta dalam pengelolaan sampah belum Optimal;
dan
5. Jumlah sarana dan prasarana tidak sebanding dengan wilayah pelayanan
yang dilayani.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Sarana Perekonomian
• Sarana Industri Pengolahan

Perindustrian di Kabupaten Batanghari dari tahun 2006 ke tahun 2009 mengalami peningkatan jumlah
unit usahanya. Dengan demikian jumlah tenaga kerja yang diserap akan mengalami peningkatan juga
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Jumlah perusahaan industri kecil di Kabupaten
Batanghari pada tahun 2009 meningkat sebanyak 1,99 % dari tahun sebelumnya. Jumlah perusahaan
industri di kabupaten Batanghari pada tahun 2009 dikategorikan menurut jenis industri yang
diantaranya adalah industri pangan, hasil hutan, dan ILMK (Industri Logam, Mesin, dan Kimia).
Kecamatan yang memiliki jumlah perusahaan paling banyak adalah Kecamatan Muara Bulian. Di
Kecamatan ini terdapat sekitar 8 unit perusahaan yang bergerak di berbagai bidang termasuk Industri
pangan, hasil hutan, dan ILMK.

Tabel. 2.6.
Jumlah Perusahaan Industri Menurut Jenis Industri di Kabupaten Batanghari 2006 - 2009
2006 2007 2008 2009
No Kecamatan
ILMKA I. Kecil ILMKA I. Kecil ILMKA I. Kecil I. Besar I. Kecil
1 Mersam 1 16 1 61 43 100 5 101
2 Maro Sebo Ulu 5 38 5 71 45 98 - 103
3 Bathin XXIV 3 24 3 60 82 137 - 100
4 Muara Tembesi - 136 - 254 50 97 3 140
5 Muara Bulian 1 183 1 335 195 373 8 376
6 Bajubang 3 26 3 87 76 141 2 143
7 Maro Sebo Ilir 1 28 1 71 33 92 1 99
8 Pemayung 1 70 1 237 30 190 1 192
Jumlah 15 521 15 1176 554 1228 20 1254

Sumber : Kabupaten Batanghari Dalam Angka.

• Sarana Pasar

Jumlah Pasar di Kabupaten Batanghari tahun 2009 adalah sebanyak 34 unit pasar. Kecamatan Maro
Sebo Ilir, Mersam, Bathin XXIV, dan Bajubang memiliki jumlah pasar hingga 6 - 5 unit, dengan
demikian pertumbuhan perekonomian pasar di wilayah ini mampu tumbuh dan dapat memenuhi
kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Dan dapat dikatakan bahwa konsentrasi perdagangan
terutama pasar terkonsentrasi di Kecamatan Maro Sebo Ilir.

Tabel 2.7
Jumlah Pasar yang ada di Kabupaten Batanghari
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

No Kecamatan Jumlah

1 Mersam 5
2 Maro Sebo Ulu 4
3 Bathin XXIV 5
4 Muara Tembesi 2
5 Muara Bulian 3
6 Bajubang 5
7 Maro Sebo Ilir 6
8 Pemayung 4
Jumlah 34

Sumber : Kabupaten Batanghari Dalam Angka 2009.

Sarana Sosial Dan Kesehatan

Sarana Pendidikan

Di Kabupaten Batanghari pada tahun ajaran 2008/2009, klasifikasi sekolah yang ada yaitu Taman
Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) serta Sekolah
Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah (MI/MTS/MA).
Penyebaran fasilitas pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga sekolah dasar terdapat
diseluruh kecamatan, demikian halnya sekolah lanjutan yaitu SMP dan SMA terdapat di setiap
kelurahan. Berdasarkan data yang diperoleh dari data statistik Kabupaten Batanghari, fasilitas
pendidikan telah tersebar disetiap kecamatan Kabupaten Batanghari.

• Sarana Kesehatan

Upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk dilakukan antara lain dengan
meningkatkan fasilitas dan sarana kesehatan. Kabupaten Batanghari masih minim fasilitas
kesehatan untuk menunjang tingkat kesehatan masyarakatnya. Fasilitas sarana kesehatan yang ada
di Kabupaten Batanghari terdiri dari rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas, klinik/ balai
kesehatan, dan posyandu. Rumah sakit yang ada di wilayah Kabupaten Batanghari berada di
Kecamatan Muara Bulian. Untuk lebih jelasnya jumlah rumah sakit dan sarana kesehatan yang ada
di Kabupaten Batanghari dapat dilihat pada tabel 2.14.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari
Tabel 2.8. Jumlah Sarana Pendidikan di Kabupaten Batanghari
Fasilitas
No Kecamatan Madrasah Madrasah Madrasah Pondok Jumlah
TK SD SMP SMA SMK Ibtidaiyah Tsanawiyah Madrasah Aliyah Diniyah Pesantren
1 Mersam 9 23 4 1 - 2 5 1 28 1 74
2 Maro Sebo Ulu 5 22 8 1 - - 3 1 23 - 63
3 Bathin XXIV 9 29 8 2 - - 5 4 23 1 81
4 Muara Tembesi 7 25 4 1 - - 4 3 23 3 70
5 Muara Bulian 17 37 8 4 5 3 6 6 52 7 145
6 Bajubang 11 28 7 1 - - 4 - 20 - 71
7 Maro Sebo Ilir 6 10 4 1 - - 1 1 10 1 34
8 Pemayung 9 27 5 1 - - 4 2 25 1 74
Jumlah 73 201 48 12 5 5 32 18 204 14 612
Sumber : Kabupaten Batanghari dalam angka, 2010.

Tabel 2.9. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Batanghari


Fasilitas
No Kecamatan Rumah
Sakit Rumah Bersalin Puskesmas Posyandu Klinik/ Balai Kesehatan Praktek Dokter/ Bidan Apotek
1 Mersam - - 11 37 - 7 -
2 Maro Sebo Ulu - - 9 39 1 11 -
3 Bathin XXIV - - 14 34 - 8 -
4 Muara Tembesi - - 10 35 1 17 2
5 Muara Bulian 1 - 13 50 - 56 5
6 Bajubang - - 11 44 2 21 -
7 Maro Sebo Ilir - - 10 12 - 2 -
8 Pemayung - - 12 30 1 3 -
Jumlah 1 0 90 281 5 125 7
Sumber: Kabupaten Batanghari Dalam Angka 2010, BPS Kabupaten Batanghari.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Sarana Peribadatan

Jumlah sarana peribadatan agama Islam sebanyak 528 buah yang terdiri dari mesjid 273 unit dan
mushola 255 unit, gereja katholik 2 unit dan gereja protestan 1 unit.

Fasilitas sarana peribadatan agama Islam yang ada di Kabupaten Batanghari, untuk
mushola/langgar dan mesjid setiap unitnya melayani sebagian besar penduduk Kabupaten
Batanghari. Bila dibandingkan dengan standar kebutuhan, maka keberadaan fasilitas peribadatan
di Kabupaten Batanghari ini sudah sangat memadai. Untuk lebih jelasnya jumlah masjid, langgar
dan mushola di Kabupaten Batanghari dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.10.
Jumlah Masjid, Langgar dan Mushola di Kabupaten Batanghari
Fasilitas
No Kecamatan Gereja Gereja
Masjid Mushola
Protestan Katholik
1 Mersam 25 64 - -
2 Maro Sebo Ulu 19 52 - -
3 Bathin XXIV 35 43 - -
4 Muara Tembesi 32 17 1 1
5 Muara Bulian 63 21 - -
6 Bajubang 48 19 - 1
7 Maro Sebo Ilir 17 22 - -
8 Pemayung 34 17 - -
Jumlah 273 255 1 2
Sumber: Kabupaten Batanghari Dalam Angka, 2010.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Sarana Transportasi

Sistem jaringan jalan merupakan aspek penting dalam membentuk struktur ruang wilayah. Peranan
jaringan jalan sebagai penghubung antar komponen kegiatan antar wilayah kecamatan dan
komponen kegiatan antar kabupaten, disamping itu jaringan jalan akan sangat mempengaruhi
bentuk struktur tata ruang kabupaten.

Ruas jalan diatas merupakan ruas jalan yang menghubungkan desa-desa yang relatif padat
sekaligus merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan wilayah belakang.

Tabel 2.11.
Panjang dan Lebar Jalan Menurut Jenis di Kabupaten Batanghari
Panjang
Jenis Jalan
[Km]
1. Jalan Nasional *
2. Jalan Propinsi *
3. Jalan Kabupaten 828.961
4. Jalan Kecamatan *
Sumber : Kabupaten dalam Angka, 2009
Keterangan : * tidak ada data

Tabel 2.12.
Kondisi Jalan menurut Kecamatan di Kabupaten Batanghari
Kondisi (km)
No Nama Kecamatan
Baik Sedang Rusak Rusak Berat Jumlah
1 Mersam 57,036.00 8,500.00 1,150.00 52,650.00 119,336.00
2 Maro Sebo Ulu 19,650.00 15,100.00 10,000.00 21,000.00 65,750.00
3 Bathin XXIV 32,415.00 1,700.00 5,000.00 78,800.00 117,915.00
4 Muara Tembesi 14,115.00 12,295.00 7,745.00 27,240.00 61,395.00
5 Muara Bulian 64,560.00 27,210.00 11,740.00 57,403.00 160,913.00
6 Bajubang 86,330.00 10,000.00 9,400.00 12,825.00 118,555.00
7 Maro Sebo Ilir 28,900.00 - 4,775.00 75,250.00 108,925.00
8 Pemayung 55,942.00 7,800.00 4,500.00 7,930.00 76,172.00
Total 358,948.00 82,605.00 54,310.00 333,098.00 828,961.00
Sumber : Kabupaten Batanghari dalam Angka, 2009.

Tabel 2.13
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari
Persentase Jenis Permukaan Jalan Terluas Menurut Kecamatan di Kabupaten Batanghari
Kondisi (km)
No Nama Kecamatan
Aspal Kerikil Tanah Jumlah
1 Mersam 66,686.00 - 52,650.00 119,336.00
2 Maro Sebo Ulu 34,750.00 23,000.00 8,000.00 65,750.00
3 Bathin XXIV 78,215.00 6,700.00 33,000.00 117,915.00
4 Muara Tembesi 26,410.00 10,245.00 24,740.00 61,395.00
5 Muara Bulian 104,473.00 9,710.00 46,730.00 160,913.00
6 Bajubang 86,330.00 19,400.00 12,825.00 118,555.00
7 Maro Sebo Ilir 28,900.00 - 80,025.00 108,925.00
8 Pemayung 61,442.00 12,300.00 2,430.00 76,172.00
Total 487,206.00 81,355.00 260,400.00 828,961.00
Sumber : Kabupaten Batanghari dalam Angka. 2009.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Sarana Listrik

Kinerja penyediaan listrik dan tingkat elektrifikasi di Jambi umumnya dan di Kabupaten Batang Hari
tidak lepas dari kinerja dan pengelolaan Interkoneksi antarsumatera. Sebagaimana diketahui
bahwa dengan telah terwujudnya Sumatera yang terkoneksi maka daerah yang kekurangan listrik
akan dapat dipasok oleh wilayah yang kelebihan listrik. Untuk Jambi misalnya telah di dapat empat
tempat yang dapat digunakan sebagai sarana Sumatera Interkoneksi yaitu Jambi – Pekanbaru.
Dengan adanya fasilitas ini maka sesungguhnya pasokan listrik akan dijamin oleh daerah
pembangkit yaitu Sumatera Bagian Selatan dan Sumatera Bagian Utara yang masing-masing
berpusat di Palembang dan Medan.

Sarana Air Minum

Pada Tahun 2009 jumlah Saluran Telepon Terpasang (STT) di Kabupaten Batang Hari
berjumlah 2.301 sambungan, dan hingga Tahun 2010 menjadi 3.338 sambungan, atau
mengalami peningkatan sebesar 45 % atau rata-rata sebesar 9 % per tahun, ini
menunjukkan bahwa Kabupaten Batang Hari terutama Perkotaan Muara Bulian termasuk
daerah dengan aksesesibilitas tinggi.

Sarana Telepon
Pelayanan untuk Telekomunikasi yang dikelola oleh PT.Telkom Belum
merata ke seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sarolangun. Selain
itu juga disebabkan oleh perkembangan Teknologi Telpon Genggam
(Handphone) membuat sebuah paradigm baru di masyarakat sehingga
tidak membutuhkan telpon kabel. Jumlah telepon yang telah digunakan di
Kabupaten Sarolangun tahun 2013, dapat dilihat pada Tabel II.16.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Tabel II.16.
Banyaknya Pelanggan Speedy, Telepon Rumah, Dan Banyaknya Mobil Internet
Mernurut Kecamatan Di Kabupaten Sarolangun Tahun 2013

No Kecamatan Speedy Telepon Rumah Mobil Internet

1 Batang Asai - - 1
2 Limun - - -
3 Cermin Nan Gedang - - 1
4 Pelawan - - -
5 Singkut 84 84 -
6 Sarolangun 208 392 1
7 Batin VIII - - -
8 Pauh 12 12 -
9 Air Hitam - - 1
10 Mandiangin - - 1
Jumlah 304 498 5
Sumber : Kabupaten Sarolangun Dalam Angka, Tahun 2012.

Berdasarkan data diatas, jumlah Sarana Telekomunikasi di Kabupaten


Sarolangun berjumlah 304 Speedy, 498 Telepon Rumah, dan 5 Mobil
Internet. Hanya tiga kecamatan yang telah tersambung sarana Komunikasi
tersebut, sementara Tujuh kecamatan lain belum memiliki saluran
Komunikasi.

Jalan
Secara umum jaringan jalan di Kabupaten Batang Hari terdiri dari jaringan jalan Nasional, Jaringan
jalan provinsi dan jaringan jalan kabupaten. Jaringan jalan yang relatif lebih panjang di Kabupaten
Batang Hari hingga tahun 2008 adalah jaringan jalan kabupaten yaitu sepanjang 829,921 km,
sedangkan jalan provinsi sepanjang 40,9 km dan jalan nasional 201,66 km. Perubahan panjang
jalan dari tahun 2004 hingga tahun 2010 terjadi pada jaringan jalan kabupaten, terjadi pengurangan
panjang jalan kabupaten di Kabupaten Batang Hari, yaitu terjadi pengurangan sebesar 177,577
km.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Kondisi jaringan jalan yang relatif baik adalah jaringan jalan nasional, yaitu sepanjang 12 km
jaringan jalan mengalami rusak ringan, sedangkan jalan provinsi sepanjang 5 km mengalami rusak
ringan, sedangkan jalan kabupaten sepanjang 405 km jalan rusak ringan dan 133 mengalami rusak
berat.Jaringan jalan di Kabupaten Batang Hari yang merupakan lintasan jalan yang dominan bagi
peregrakan kendaraan baik lokal, regional maupun lintas terusan adalah:

1. Jalan lintas tengah, melintasi dari Jambi-Muara Bulian-Muara Tembesi-Kabupaten Tebo

2. Jalan lintas barat, melintasi Bulian-Bajubang-Muaro Jambi-Tempino

Obyek Wisata
Potensi Wisata di Kabupaten Batang Hari memiliki potensi wisata berupa peninggalan-
peninggalan kebudayaan dari zaman kerajaan pada zaman dahulu. Potensi –potensi budaya
tersebut sampai saat ini belum di manfaatkan secara optimal oleh Kabupaten Batang Hari.
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

2.4. KONDISI SOSIAL EKONOMI


2.4.1. Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Batanghari pada tahun 2017 adalah sebanyak
266.971 jiwa, sedangkan pada tahun 2016 sebanyak jiwa 263.896. Jumlah
penduduk tertinggi adalah di Kecamatan Muara Bulian, sedangkan yang
terendah adalah di Kecamatan Maro Sebo Ilir. Rasio jenis kelamin (laki-laki
dibandingkan perempuan) penduduk Kabupaten Batang Hari pada tahun
2017 adalah 104 (di atas 100). Ini berarti, jumlah penduduk laki-laki di
Kabupaten Batang Hari lebih banyak daripada penduduk perempuan.
Jumlah penduduk yang begitu besar dan terus bertambah setiap tahun
tersebut tidak diimbangi dengan pemerataan penyebaran penduduk.
Kecamatan Muara Bulian yang wilayahnya hanya 7,2 persen, dihuni
sebanyak 23,09 persen dari seluruh penduduk Kabupaten Batang Hari.
Kecamatan Bajubang yang memiliki luas terbesar hanya dihuni 15,28 persen
penduduk Kabupaten Batang Hari (Tabel 3.1.1.). Gambaran tersebut
menunjukan belum meratanya penyebaran penduduk di Kabupaten Batang
Hari.
Jumlah penduduk yang besar bisa menjadi modal dasar pembangunan sekaligus bisa
menjadi beban pembangunan. Agar dapat menjadi modal dasar pembangunan maka jumlah
penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas SDM yang tinggi. Penanganan
kependudukan sangat penting sehingga potensi yang dimiliki mampu menjadi pendorong
dalam pembangunan daerah. Berkaitan dengan kependudukan, aspek yang penting antara
lain perkembangan jumlah penduduk, kepadatan dan persebaran serta strukturnya.

Jumlah penduduk Kabupaten Batang Hari cenderung meningkat karena tingkat kelahiran
lebih besar dari kematian serta imigrasi lebih besar dari emigrasi. Gambaran jumlah
penduduk dan pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.23

Tabel 2.24
Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2007-2011
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Jumlah Penduduk (orang) LPP 2010-


No Kecamatan 2011
2007 2008 2009 2010 2011 (Persen)
1 Muara Bulian 51.485 52.796 53.325 54.937 56.740 1,89
2 Bajubang 32.028 32.342 32.925 34.955 36.439 2,87
3 Maro sebo Ilir 12.681 13.245 13.507 12.921 13.233 2,43
4 Pemayung 27.834 28.362 28.914 29.647 29.843 2,97
5 Muara Tembesi 23.343 23.932 24.308 27.222 28.043 2,92
6 Batin XXIV 21.769 21.979 22.359 25.398 26.042 3,38
7 Mersam 26.348 26.817 27.324 26.374 26.896 2,22
8 Maro Sebo Ulu 26.933 26.91 27.502 29.289 30.147 0,65
Jumlah 217.935 222.512 226.383 230.164 247.383 2,51
Sumber : BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2010.

Kepadatan dan Persebaran Penduduk

Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata, secara absolut jumlah penduduk
pada tiap-tiap daerah atau kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda. Pada
tahun 2011, Kecamatan Muara Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 136 jiwa per km2. Kondisi tersebut
dikarenakan Muara Bulian merupakan ibukota kabupaten dan sekaligus pusat pemerintahan.
Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang tertinggi kedua setelah Muara Bulian,
yaitu mencapai 103 jiwa per km2. Sementara Kecamatan Batin XXIV dan Pemayung merupakan
tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu dengan tingkat kepadatan 29 jiwa per km2.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.24

Tabel 2.25
Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Batang Hari Tahun 2011
Jumlah
Kepadatan
No Kecamatan Luas (Km2) Penduduk
(Orang/Km2)
(Orang)
1 Muara Bulian 417,97 56.740 136
2 Bajubang 1.203,51 36.439 30
3 Maro Sebo Ilir 129,06 13.233 103
4 Pemayung 1.022,15 29.843 29
5 Muara Tembesi 419,97 28.043 67
6 Batin XXIV 904,14 26.042 29
7 Mersam 801,90 26.896 34
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

8 Maro Sebo Ulu 906,33 30.147 33


Jumlah 5.804,83 247.383 43,00
Sumber: BPS Kabupaten Batang Hari Tahun 2012

Proyeksi PendudukKabupaten Batang Hari 2011 - 2031

Untuk proyeksi penduduk, pada akhir tahun perencanaan yaitu jumlah penduduk terbanyak
terdapat pada Kecamatan Muara Bulian sebanyak 88.564 Jiwa. Sedangkan jumlah penduduk
terendah berada pada Kecamatan Maro Sebo Ilir sebanyak 18.253 Jiwa. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.26
Proyeksi Penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2011-2031 (Jiwa)

No Kecamatan 2011 2016 2021 2026 2031

1 Muara Bulian 56.740 62.779 70.648 78.653 88.564


2 Bajubang 36.439 41.096 46.945 53.735 61.754
3 Maro Sebo Ilir 13.233 14.301 15.569 16.966 18.253
4 Pemayung 29.843 33.022 36.345 39.674 43.363
5 Muara Tembesi 28.043 32.317 37.563 44.174 51.643
6 Batin XXIV 26.042 27.221 28.347 30.157 31.676
7 Mersam 26.896 29.235 31.784 34.566 37.245
8 Maro Sebo Ulu 30.147 33.549 37.453 42.476 47.463
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Sedangkan untuk proyeksi kepadatan penduduk, Kecamatan Muara Bulian mempunyai proyeksi
kepadatan penduduk terbesar dengan kepadatan penduduk 111 Jiwa/Km2 dan yang paling rendah
berada di Kecamatan Maro Sebo Ulu dengan kepadatan penduduk 42 Jiwa/Km2. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.27
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Batang Hari Tahun 2011-2031
Luas Jiwa/Km2
No Kecamatan
(Km2) 2011 2016 2021 2026 2031
1 Muara Bulian 417,97 34 50 68 88 111
2 Bajubang 1.203,51 33 34 39 45 51
3 Maro Sebo Ilir 129,06 29 31 36 41 47
4 Pemayung 1.022,15 67 72 77 86 92
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

5 Muara Tembesi 419,97 136 150 168 188 211


6 Batin XXIV 904,14 30 34 39 45 51
7 Mersam 801,90 103 111 121 132 143
8 Maro Sebo Ulu 906,33 29 32 35 39 42
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Kebutuhan Rumah Penduduk

Perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau
lingkungan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana wilayah. Kebutuhan sarana perumahan
di Kabupaten Batang Hari mengacu pada ketentuan konsep 1 : 3 : 6, yaitu rumah mewah/besar,
menengah dan sederhana dengan luas antara kaveling antara 90 m2 untuk kaveling sederhana,
150 m2 untuk kaveling menengah dan 300 m2 untuk mewah. Dengan asumsi 1 keluarga
membutuhkan satu unit rumah dengah jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang.

 Rumah Kecil

Proyeksi Kebutuhan rumah kecil di Kabupaten Batang Hari dilakukan hingga tahun 2031. Proyeksi
tersebut dilakukan dengan mengacu pada konsep 1:3:6, yaitu 6 per 10 dari jumlah kk
membutuhkan 1 unit rumah. Kebutuhan pemenuhan rumah sederhana tahun 2011, yang paling
banyak dibutuhkan adalah di Kecamatan Muara Bulian, yaitu sebanyak 112 unit rumah dengan
luas lahan 10.080 m², sedangkan kebutuhan rumah paling sedikit terdapat di Kecamatan Maro
Sebo Ilir yaitu sebanyak 26 unit rumah dengan luas lahan 2.340 m². kebutuhan perumahan
sederhana hingga tahun 2031 paling banyak terdapat di Kecamatan Muara Bulian, yaitu mencapai
1.126 unit rumah dengan luas lahan 101.304 m², adapun total kebutuhan rumah Kabupaten
Batang Hari hingga tahun 2031 adalah sebanyak 4.778 unit rumah dengan luas lahan 430.020
m2. Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan rumah sederhana di Kabupaten Batang Haridapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.28
Proyeksi Rumah Sederhana Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011 – 2031

Kecamatan 2011 2016 2021 2026 2031

Mersam 54 283 308 335 365


Maro Sebo Ulu 60 448 504 568 639
Batin XXIV 52 161 170 179 188
Muara Tembesi 56 559 654 764 892
Muara Bulian 112 803 899 1006 1126
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Bajubang 72 623 713 816 934


Maro Sebo Ilir 26 140 152 166 180
Pemayung 60 345 378 414 454
Total 492 3363 3778 4247 4778
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012
 Rumah Sedang

Proyeksi Kebutuhan rumah menengah di Kabupaten Batang Hari dilakukan hingga tahun 2031.
Proyeksi tersebut dilakukan dengan mengacu pada konsep 1:3:6, untuk kebutuhan rumah
menangah yaitu 3 per 10 dari jumlah kk membutuhkan 1 unit rumah dengan luasan sebesar 150
m² setiap unitnya.

Proyeksi kebutuhan rumah menengah di Kabupaten Batang Hari tahun 2011 adalah sebesar 246
unit rumah atau sebesar 36.900 m². kebutuhan perumahan tahun 2011 yang paling banyak adalah
Kecamatan Muara Bulian yaitu sebanyak 56 unit rumah sederhana dengan luasan sebesar 8400
m², sedangkan kebutuhan paling sedikit adalah Kecamatan Maro Sebo Ilir yaitu sebanyak 13 unit
rumah menengah dengan luasan 1.950 m². Proyeksi kebutuhan rumah menengah hingga tahun
2031 di Kabupaten Batang Harisebesar 2.389 unit rumah. Paling banyak dibutuhkan di Kecamatan
Muara Bulian yaitu dengan jumlah rumah sebesar 563 unit rumah menengah seluas kurang
lebih84.450 m² dan kebutuhan rumah menengah paling sedikit adalah Kecamatan Mro Sebo Ilir
yaitu sebanyak 94 unit rumah menengah dengan luasan 14.100 m².Untuk lebih jelasnya mengenai
kebutuhan rumah menengah di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.29
Proyeksi Rumah Sedang Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011 – 2031
Kecamatan 2011 2016 2021 2026 2031
Mersam 27 142 154 168 182
Maro Sebo Ulu 30 224 252 284 319
Batin XXIV 26 81 85 89 94
Muara Tembesi 28 280 327 382 446
Muara Bulian 56 401 449 503 563
Bajubang 36 311 356 408 467
Maro Sebo Ilir 13 70 76 83 90
Pemayung 30 173 189 207 227
Total 246 1682 1889 2123 2389
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2012

 Rumah Besar
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Proyeksi Kebutuhan rumah mewah di Kabupaten Batang Hari dilakukan hingga tahun 2031.
Proyeksi tersebut dilakukan dengan mengacu pada konsep 1:3:6, untuk kebutuhan rumah
menangah yaitu 1 per 10 dari jumlah kk membutuhkan 1 unit rumah dengan luasan sebesar 300
m² setiap unitnya.

Kebutuhan Rumah Besardi Kabupaten Batang Hari pada tahun 2011 adalah sebesar 82 unit
rumah mewah dengan luasan sebesar 24.600 m². kebutuhan rumah mewah paling banyak terdapat
di Kecamatan Muara Bulian yaitu sebanyak 19 unit rumah mewah dengan luasan sebesar 5.700
m² dan kebutuhan rumah mewah paling sedikit terdapat di Kecamatan Maro Sebo Ilir yaitu
sebanyak 4 unit rumah mewah dengan luasan sebesar 1.200 m².

Kebutuhan rumah mewah hingga tahun 2031 di Kabupaten Batang Hari membutuhkan rumah
mewah sebanyak 761 unit rumah mewah dengan luasan sebesar 228.300 m². Kebutuhan rumah
besar paling banyak di Kecamatan Muara Bulian sebanyak 188 unit rumah dengan luas lahan
sebesar 56.400 m², sedangkan yang paling sedikit berada di Kecamatan Maro Sebo Ilir sebanyak
30 unit rumah dengan luas lahan sebesar 9.000 m²Untuk lebih jelasnya mengenai kebutuhan
Rumah Besar di Kabupaten Batang Hari dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.30
Proyeksi Rumah Besar Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011 - 2031
Kecamatan 2011 2016 2021 2026 2031
Mersam 9 47 51 56 61
Maro Sebo Ulu 10 75 84 95 106
Batin XXIV 9 27 28 30 31
Muara Tembesi 9 93 109 127 149
Muara Bulian 19 134 150 168 188
Bajubang 12 104 119 136 156
Maro Sebo Ilir 4 23 25 28 30
Pemayung 10 58 63 69 76
Total 82 560 630 708 796
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2011
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Kebutuhan Air Bersih

Untuk kebutuhan air bersih Kabupaten Batang Hari pada akhir tahun perencanaan sebesar
13.229.159 liter/hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.31
Proyeksi kebutuhan Air Bersih Kabupaten Batang Hari Tahun 2011 - 2031
Proyeksi Kebutuhan Air bersih

Tahun Industri
Rumah
Komersial /cad.komersial/pemadam Sosial Total
Tangga
kebakaran
2011 5.890.480 1.178.096 589.048 883.572 8.541.196
2016 6.563.072 1.312.614 656.307 984.461 9.516.455
2021 7.318.639 1.463.728 731.864 1.097.796 10.612.026
2026 8.168.025 1.633.605 816.802 1.225.204 11.843.636
2031 9.123.558 1.824.712 912.356 1.368.534 13.229.159
Sumber : Hasil Analisa Tahun 2012
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

Gambar 2.7. PETA PERSEBARAN JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK


KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

2.4.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Di Kabupaten Batang Hari dimana Pendapatan Daerah Regional Bruto
mempunyai nilai yang bisa dikategorikan maksimal. Dimana mayoritas dari
masing-masing lapangan usaha yang ada di Kabupaten Batang Hari ini di
dominasi oleh pertanian dimana pada pertanian ini tanaman perkebunan
yang mendominasi penghasilan daerah di Kabupaten Batanghari.
Sedangkan nilai lapangan usaha yang dikatakan paling sedikit berpengaruh
terhadap penghasilan daerah Kabupaten Batang Hari adalah untuk jenis
lapangan usaha Listrik, Gas dan Air Bersih. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :

No Lapangan Usaha 2015 2016* 2017**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 40.10

B 14.08
Pertambangan dan Penggalian

C Industri Pengolahan/ 12.64

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.05

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, 0.08


Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 6.74

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 7.36


Mobil dan Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 1 .49

Penyediaan Akomodasi dan Makan


Minum
Informasi dan Komunikasi

Jasa Keuangan dan Asuransi

2 - 43
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

2 - 44
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

2.5. FUNGSI DAN PERAN KABUPATEN BATANGHARI

2.5.1 Fungsi Kabtupaten Batanghari


2.5.2 Peran Kabtupaten Batanghari

2.6. KONDISI KEUANGAN DAERAH

Menurut data dari Bagian Keuangan Sekretariat Daerah Kabupaten Batang Hari, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Batang Hari tahun 2011 terdiri dari Pendapatan dan
Pengeluaran.

Uraian dari Pendapatan, terdiri atas :

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp. 35.729.358.965,28 (5,5 persen).

2. Bagian Dana Perimbangan sebesar Rp. 530.944.642.759,00 (81,69 persen).

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp. 83.254.328.899,00 (12,81 persen).

Tabel 2.32
Pendapatan Kabupaten Batang Hari
Tahun 2011
Jumlah
Jenis Penerimaan
(Rp)
1.1. Pendapatan Asli Daerah 35.729.358.965,28
1.1.2. Retribusi Daerah 14.235.223.135,00
1.1.3. Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan
5.445.496.231,90
Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 8.347.867.970,38
1.2. Bagian Dana Perimbangan 530.944.642.759,00
1.2.1. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 154.720.621.759,00
1.2.2. Dana Alokasi Umum 344.797.921.000,00
1.2.3. Dana Alokasi Khusus 31.426.100.000,00
1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 83.254.328.899,00
1.3.1. Bagi Hasil Pajak Propinsi 25.547.291.099,00

2 - 45
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

1.3.2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 57.707.037.800,00


JUMLAH PENDAPATAN 649.928.330.623,28
Sumber : Kabupaten Batang Hari Dalam Angka, Tahun 2012

Penerimaan Daerah Kabupaten Batang Hari dilihat dari sumber pendapatan yang merupakan
penerimaan Provinsi meliputi pendapatan asli daerah, dana perimbangan dan penerimaan
pembiayaan dan penerimaan lain-lain yang sah.
Total pendapatan atau penerimaan daerah Kabupaten Batang Hari tahun 2010 secara keseluruhan
berjumlah Rp. 545,267 milyar yang terdiri dari; PAD sebesar Rp. 20,16 milyar, Dana
Perimbangan sebesar Rp. 477,443 milyar, dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah sebesar Rp.
47,807 milyar. Secara komulatif selama tahun 2005 - 2010 total pendapatan daerah sebesar Rp.
2,567 triliun, dengan komposisi 87,56 % bersumber dari Dana Perimbangan, 8,76 % Lain-lain
Pendapatan Yang Sah dan 3,67 % dari PAD. Dengan demikian berarti bahwa keuangan daerah
Batang Hari masih bertumpu pada Dana Perimbangan sebagaimana disajikan pada tabel dan
grafik berikut.
Tabel 2.33.
Total dan Komposisi Pendapatan Daerah
Kabupaten Batang Hari Tahun 2005 – 2010

TOTAL

TAHUN LAIN-LAIN TOTAL


DANA
PAD PENDAPATAN
PERIMBANGAN
YANG SAH
2005 23.408.652.351,74 224.914.045.655,10 7.154.697.407,00 255.477.395.413,84
2006 12.198.984.763,69 348.648.075.539,04 11.448.187.757,00 372.295.248.059,73
2007 16.103.746.570,32 397.764.330.838,00 9.881.145.867,60 423.749.223.275,92
2008 20.855.491.765,72 436.750.716.752,00 29.949.163.648,40 487.555.372.166,12
2009 18.509.499.788,06 437.144.669.285,00 27.360.062.485,19 483.014.231.558,25
2010 20.016.796.983,72 477.443.324.169,00 47.807.521.061,00 545.267.642.213,72
JUMLAH 91.076.375.239,53 1.845.221.838.069,14 85.793.257.165,19 2.567.359.112.687,58
Sumber ; Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Batang Hari

2 - 46
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari
Tabel 2.34.
Struktur dan Realisasi Penerimaan Daerah Kabupaten Batang Hari 2006 – 2010
Jenis Penerimaan 2006 2007 2008 2009 2010
PAD 12.198.984.763,69 16.103.746.570,32 20.855.491.765,72 18.328.502.009,33 20.016.796.983,72
- Pajak Daerah 2.089.782.912,00 2.087.001.405,50 3.103.438.010,88 3.344.772.778,00 3.650.927.431,00
- Retribusi Daerah 3.523.101.356,50 4.270.155.905,70 6.070.410.941,90 6.423.402.708,00 10.247.651.506,00
- Laba BUMD 1.142.878.490,73 799.454.302,61 1.033.543.543,36 3.096.901.621,35 3.325.179.754,56
- Lain-lain PAD yang
5.443.222.004,46 8.947.134.956,51 10.648.099.269,58 5.463.424.901,98 2.793.038.292,16
sah
Dana Perimbangan 337.012.363.744,00 397.764.330.838,00 436.750.716.752,00 437.144.677.315,00 477.443.324.169,00
Bagi Hasil Pajak 84.274.882.200,00 93.063.608.612,00 93.730.578.674,00 87.199.071.847,00 154.001.414.169,00
Bagi Hasil Bukan
35.991.481.544,00 28.259.676.153,00 38.712.715.078,00 32.156.641.648,00 -
Pajak
DAU 206.716.000.000,00 237.750.996.000,00 260.698.423.000,00 277.639.964.000,00 283.646.310.000,00
DAK 10.030.000.000,00 38.690.050.073,00 43.609.000.000,00 40.149.000.000,00 39.795.600.000,00
Bagi Hasil Pajak
11.635.711.795,04 9.881.145.867,60 17.223.359.648,40 15.006.755.435,19 19.667.773.838,00
Provinsi
Dana Penyesuaian:
Dana - - 3.181.451.000,00 6.771.150.000,00 -
Tunj.Pendidikan
Lain-lain
37.546.597.152,04 9.881.145.867,60 20.404.810.648,40 27.360.062.485,19 -
Pendapatan
Jumlah 374.558.960.896,04 407.645.476.705,60 457.155.527.400,40 464.504.739.800,19 545.267.642.213,,72
Sumber ; Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Batang Hari

2 - 47
KONSEP LAPORAN AKHIRPenyusunan Rencana Induk Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM)
Di Kabupaten Batang Hari

2.6.1 Penerimaan Daerah


2.6.2 Pengeluaran Daerah

Struktur belanja dalam APBD Kabupaten Batang Hari terdiri dari Belanja Aparatur dan Belanja
Pelayanan Publik pada struktur anggaran 2006 – 2010 (Kepmendagri 29 tahun 2002), sedangkan pada
tahun anggaran 2007 – 2008 struktur belanja berubah menjadi Belanja Tidak Langsung dan Belanja
Langsung (Permendagri 13 tahun 2006), sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 proporsi belanja tidak
langsung lebih besar daripada belanja langsung.

2 - 48
Tabel 2.38.
Proporsi Penggunaan Anggaran Belanja Kabupaten Batang Hari
Tahun Anggaran 2006-2010

Tahun Anggaran Rerata


No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 (%)
1 2 4 5 6 7 8 9
A Belanja Tidak Langsung 97.824.469.035 185.179.374.898 258.535.120.770 312.199.679.244 345.699.239.714
1. Belanja Pegawai 30.902.660.493 138.535.299.898 192.942.986.091 230.848.507.444 264.999.682.245
2. Belanja Subsidi 0 400.000.000 920.980.000 2.718.520.000 1.090.000.000
3. Belanja Hibah 0 7.755.275.100 23.001.203.790 26.877.720.000 26.396.658.238
4. Belanja Bantuan Sosial 0 18.480.000.000 20.520.433.500 28.156.731.800 28.336.969.230
5. Belanja Bagi Hasil Kepada
Provinsi/ Kab/ Kota Dan 0 0 0 0 0
Pemerintahan Desa
6.
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/Kab/Kota 2.461.200.000 19.008.799.900 20.829.517.389 22.498.200.000 22.498.200.000
Dan Pemerintahan Desa
7. Belanja Tidak Terduga 2.930.151.650 1.000.000.000 320.000.000 1.100.000.000 2.377.730.001
B Belanja Langsung 256.629.750.142 289.763.466.807 271.817.311.854 233.457.415.058 193.425.475.755
1 Belanja Pegawai 90.814.120.667 37.294.928.900 26.288.673.750 43.965.739.300 35.095.551.986
2 Belanja Barang Dan Jasa 17.375.946.050 90.512.826.589 87.801.853.663 87.638.940.599 76.369.435.949
3 Belanja Modal 80.619.065.844 161.955.711.318 157.726.784.441 101.852.735.159 81.960.487.820
C Total Belanja 354.454.219.177 474.942.841.705 530.352.432.624 545.657.094.302 539.124.715.469
Sumber : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kab. Batang Hari

II - 49
2.6.3 Pembiayaan Daerah

II - 50

Anda mungkin juga menyukai