Anda di halaman 1dari 5

BAB 8 HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

BAB 8 HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

8.1 UMUM
Perkembangan paradigma pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan good
governance mensyaratkan keterbukaan dan akuntabilitas dalam penataan ruang melalui
pemberian akses informasi kepada masyarakat luas mengenai kebijaksanaan pemanfaatan
ruang. Partisipasi masyarakat dalam penataan ruang dapat dilakukan dalam proses
perencanaan, kegiatan pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Pada dasarnya partisipasi masyarakat memiliki tingkatan, yaitu informatif, dialogis,


negosiatif, kompromis, konsensus, dan komitmen. Tingkat partisipasi masyarakat yang
berkembang selama ini di berbagai daerah di Indonesia cukup beragam, mulai dari tingkat
informatif (masyarakat berperan dalam memberikan informasi yang dibutuhkan untuk
kegiatan pembangunan) sampai dengan tingkat negosiatif (masyarakat berperan dalam proses
negosiasi penyelesaian masalah pembangunan/perencanaan). Namun demikian, pelibatan
masyarakat dalam proses negosiasi tersebut belum menjamin diterimanya aspirasi masyarakat
sebagai bagian dari kebijaksanaan yang akan diputuskan oleh Pemerintah.

Sampai saat ini, tingkat partisipasi masyarakat di Indonesia masih belum mencapai
tingkat komitmen, yaitu dimana masyarakat bertindak sebagai pemantau kegiatan Pemerintah
dalam pelaksanaan setiap keputusan yang telah disepakati bersama. Pencapaian tingkat
komitmen dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, khususnya dalam
penataan ruang, memerlukan upaya-upaya khusus yang memerlukan perubahan perilaku
Pemerintah.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2011 - 2031 VIII-1
BAB 8 HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

8.2 HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT


Dalam Undang – undang 26 TAhun 2007 Tentang Penataan Ruang pasal 60 telah diatur hak
masyarakat dalam upaya penataan ruang. Beberapa hak tersebut antara lain adalah :
1. mengetahui rencana tata ruang;
2. menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang;
3. memperoleh penggantian yang layak atas kerugian yang timbul akibat pelaksanaan
kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata ruang;
4. mengajukan keberatan kepada pejabat berwenang terhadap pembangunan yang tidak
sesuai dengan rencana tata ruang di wilayahnya;
5. mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang kepada pejabat berwenang; dan
6. mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah dan/atau pemegang izin apabila
kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan
kerugian.
Disamping itu, juga telah diatur kewajiban masyarakat yang antara lain adalah :
1. menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan;
2. memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat yang
berwenang;
3. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan ruang; dan
4. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh ketentuan peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum.
Dalam proses pemanfaatan ruang, hak dan kewajiban masyarakat dapat dilakukan melalui
pelaksanaan program dan kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan RTRW, meliputi:
1. Pemanfaatan ruang daratan dan ruang udara berdasarkan RTRW yang telah ditetapkan.
2. Bantuan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan pelaksanaan pemanfaatan
ruang.
3. Bantuan teknik dan pengelolaan dalam pemanfaatan ruang.
4. Penyelenggaraan kegiatan pembangunan berdasarkan RTRW.
5. Konsolidasi pemanfaatan lahan, air dan sumberdaya alam lainnya untuk tercapainya
pemanfaatan ruang yang berkualitas.
6. Perubahan dan/atau pelestarian pemanfaatan ruang sesuai dengan RTRW.
7. Pemberian masukan untuk penetapan lokasi pemanfaatan ruang, dan atau kegiatan
menjaga, memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2011 - 2031 VIII-2
BAB 8 HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

Hak dan kewajiban masyarakat dalam proses pengendalian pemanfaatan ruang dapat
dilakukan melalui:
1. Pengawasan dalam bentuk pemantauan terhadap pemanfaatan ruang dan pemberian
informasi atau laporan pelaksanaan pemanfaatan ruang.
2. Bantuan pemikiran atau pertimbangan berkenaan dengan penertiban pemanfaatan
ruang.

Dalam menikmati manfaat ruang dan atau pertambahan nilai ruang sebagai akibat
penataan ruang, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Di samping itu untuk menikmati dan memanfaatkan ruang beserta sumberdaya
alam yang terkandung di dalamnya, yang dapat berupa manfaat ekonomi, sosial, dan
lingkungan dilaksanakan atas dasar pemilikan, penguasaan, atau pemberian hak tertentu
berdasarkan peraturan perundang-undangan ataupun atas hukum adat dan kebiasaan yang
berlaku atas ruang pada masyarakat setempat.
Selanjutnya perolehan penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai
akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan RTRW, diselenggarakan secara
musyawarah dengan pihak yang berkepentingan dengan tetap memegang hak masyarakat.
Dalam hal tidak tercapai kesepakatan mengenai penggantian yang layak, maka
penyelesaiannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kewajiban masyarakat dalam
penataan ruang, dilaksanakan dengan mematuhi dan menerapkan kriteria, kaidah, dan aturan-
aturan penataan ruang yang ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Di samping itu kaidah dan aturan pemanfaatan ruang yang dipraktekkan masyarakat
secara turun temurun dapat diterapkan sepanjang memperhatikan faktor-faktor daya dukung
lingkungan, estetika lingkungan, lokasi, dan struktur pemanfaatan ruang serta dapat menjamin
pemanfaatan ruang yang serasi, selaras dan seimbang.

8.3 PERAN MASYARAKAT


Bentuk peran masyarakat dalam proses perencanaan tata ruang wilayah meliputi:
1. bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang;
2. bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang; dan
3. bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2011 - 2031 VIII-3
BAB 8 HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

8.3.1. Bentuk Peran Masyarakat dalam Perencanaan Tata Ruang


Bentuk peran masyarakat dalam perencanaan tata ruang berupa:
a. memberikan masukan mengenai:
1. persiapan penyusunan rencana tata ruang;
2. penentuan arah pengembangan wilayah atau kawasan;
3. pengidentifikasian potensi dan masalah wilayah atau kawasan;
4. perumusan konsepsi rencana tata ruang; dan/atau
5. penetapan rencana tata ruang.
b. kerja sama dengan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur
masyarakat dalam perencanaan tata ruang.
8.3.2. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pemanfaatan Ruang
Bentuk peran masyarakat dalam pemanfaatan ruang berupa:
a. masukan mengenai kebijakan pemanfaatan ruang;
b. kerjasama dengan pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur masyarakat dalam
pemanfaatan ruang;
c. kegiatan memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata
ruang yang telah ditetapkan;
d. peningkatan eflsiensi, efektivitas, dan keserasian dalam pemanfaatan ruang darat,
ruang laut, ruang udara, dan ruang di dalam bumi dengan memperhatikan kearifan
lokal serta sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. kegiatan menjaga kepentingan pertahanan dan keamanan serta memelihara dan
meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam; dan
f. kegiatan investasi dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
8.3.3. Bentuk Peran Masyarakat dalam Pengendalian Pemanfaatan Tata Ruang
Bentuk peran masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang berupa:
a. masukan terkait arahan dan/atau peraturan zonasi, perizinan, pemberian insentif dan
disinsentif serta pengenaan sanksi;
b. keikutsertaan dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang yang
telah ditetapkan;
c. pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal menemukan
dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang yang melanggar
rencana tata ruang yang telah ditetapkan; dan

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2011 - 2031 VIII-4
BAB 8 HAK, KEWAJIBAN DAN PERAN MASYARAKAT

d. pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang beruenang terhadap


pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang.
Dalam Upaya memberdayakan masyarakat dalam penataan ruang, maka:
1. Pemerintah kabupaten wajib menyediakan informasi penataan ruang dan rencana tata
ruang secara mudah dan cepat melalui media cetak, elektronik atau forum pertemuan.
2. Masyarakat dapat memprakarsai upaya peningkatan tata laksana hak dan kewajiban
masyarakat dalam penataan ruang melalui kegiatan diskusi, bimbingan, pendidikan atau
pelatihan untuk tercapainya tujuan penataan ruang.
3. Untuk terlaksananya upaya peningkatan tata laksana hak dan kewajiban masyarakat,
Pemerintah Kabupaten wajib menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat untuk
menumbuhkan serta mengembangkan kesadaran memberdayakan dan meningkatkan
tanggung jawab masyarakat dalam penataan ruang.
4. Pemberdayaan masyarakat dilakukan oleh instansi yang berwenang dengan cara:
 Memberikan dan meyelenggarakan diskusi dan tukar pendapat, dorongan,
pengayoman, pelayanan, bantuan teknik, bantuan hukum, pendidikan dan atau
pelatihan.
 Menyebarluaskan semua informasi mengenai proses penataan ruang kepada
masyarakat secara terbuka.
 Mengumumkan dan menyebarluaskan rencana tata ruang kepada masyarakat.
 Menghormati hak yang dimiliki masyarakat.
 Memberikan penggantian yang layak kepada masyarakat atas kondisi yang dialaminya
sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan rencana tata
ruang.
 Melindungi hak masyarakat untuk berperan serta dalam proses perencanaan tata
ruang, menikmati manfaat ruang yang berkualitas dan pertambahan nilai ruang
akibat rencana tata ruang yang ditetapkan serta dalam menaati rencana tata ruang.
 Memperhatikan dan menindaklanjuti saran, usul atau keberatan dari masyarakat
dalam rangka peningkatan mutu pelayanan ruang.
Tata cara dan ketentuan lebih lanjut tentang peran masyarakat dalam penataan ruang
di daerah dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Peran masyarakat dalam
penataan ruang dapat disampaikan secara langsung dan/atau tertulis. Peran masyarakat
tersebut dapat disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga pemerintah non Kementerian
terkait dengan penataan ruang, Gubernur, dan Bupati.

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG HARI TAHUN 2011 - 2031 VIII-5

Anda mungkin juga menyukai