KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala hidayah serta rahmat yang telah
diberikan-Nya sehingga kami dapat menulis Laporan Pendahuluan mengenai
“Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo
Kabupaten Banyuwangi ” dengan baik. Dokumen ini disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah Studio 2 RDTRK. Tujuan dari pembuatan laporan pendahuluan ini adalah
untuk membuat dokumen Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Bangorejo
Kabupaten Banyuwangi.
Dalam penulisan laporan pendahuluan ini tentunya kami mengalami berbagai
hambatan serta rintangan. Namun karena adanya tekad serta dukungan dari
berbagai pihak-pihak terkait menjadikan laporan pendahuluan ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari terdapat beberapa kelemahan dan kekurangan dalam
Laporan Pendahuluan dikarenakan kelalaian serta kekurangan ilmu yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami memohon himbauan, kritikan serta saran yang membangun
guna menjadikan laporan pendahuluan ini lebih baik dan lebih berguna bagi para
pembaca. Semoga laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun
pembacanya guna mendapatkan informasi mengenai Kawasan Agropolitan
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
Tim Penyusun
i
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ----------------------------------------------------------------------------------- i
1 PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------------ 1
ii
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
2.4.1 Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031. -------------------------------------- 19
3.4 FASILITAS---------------------------------------------------------------------------------- 61
iii
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.4.6 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin 67
3.11 FASILITAS---------------------------------------------------------------------------------- 81
iv
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
4 METODOLOGI ------------------------------------------------------------------------------- 94
v
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Orientasi Deliniasi Terhadap Kabupaten Banyuwangi ................ 10
Gambar 1.2 Peta Deliniasi RDTR Kawasan Agropolitan Kec. Bangorejo ............... 10
Gambar 3.1 Diagram Jenis tanah dan luas tanah Kab. Banyuwangi ...................... 60
Gambar 3.2 Grafik Jumlah Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi Kab. Banyuwangi 67
Gambar 3.3 Diagram penyaluran akhir tinja Kab. Banyuwangi ............................... 73
Gambar 3.4 Peta Topografi Wilayah Perencanaan Bangorejo ................................ 77
Gambar 3.5 Grafik Jumlah penduduk menurut Pekerjaan Kec. Bangorejo ............. 80
Gambar 3.6 Fasilitas pendidikan Kec. Bangorejo .................................................... 82
Gambar 3.7 Fasilitas kesehatan Kec. Bangorejo ..................................................... 83
Gambar 3.8 Fasilitas peribadatan Kec. Bangorejo ................................................... 84
Gambar 3.9 Fasilitas perjas Kec. Bangorejo ............................................................ 85
Gambar 3.10 Kantor kecamatan Bangorejo ............................................................. 85
Gambar 3.11 Jaringan listrik SUTT Kec. Bangorejo ................................................. 86
Gambar 3.12 Jaringan drainase terbuka kec. Bangorejo ......................................... 87
Gambar 3.13 Tempat sampah Kec. Bangorejo ........................................................ 88
Gambar 3.14 Limbah domsestik pada saluran drainase di Kec. Bangorejo ............ 88
Gambar 3.15 Peta Potensi Kawasan Agropolitan Kec. Bangorejo .......................... 92
Gambar 3.16 Peta Potensi Kawasan Agropolitan Kec. Bangorejo .......................... 93
Gambar 5.1 Struktur Organisasi ............................................................................. 140
vi
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
DAFTAR TABEL
vii
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
viii
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penataan ruang merupakan suatu proses yang meliputi proses perencanaan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan secara terus-
menerus dan berkesinambungan sebagai suatu sistem. Berdasarkan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, maka renacana tata ruang
di Indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai tingkat yang sangat umum sampai
tingkat paling rinci. Pemerintah daerah mempunyai kewenangan untuk menyusun
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) berikut instrument-instrumen
lainnya seperti Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi yang
diperlukan agar pemanfaatan ruang dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana tata
ruang yang telah di susun.
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi merupakan salah satu perangkat
pengendalian pemanfaatan ruang yang berisi ketentuan-ketentuan teknis dan
administrative pemanfaatan ruang dan pengembangan tapak. Penyusunan RDTR
dan PZ menjadi rujukan kegiatan perijinan, pengawasan dan penertiban dalam
pengendalian pemanfaatan ruang, yang merujuk pada Rencana Detail Tata Ruang
yang umumnya telah menetapkan fungsi, intensitas, ketentuan tata massa
bangunan, sarana dan prasarana. Sesuai amanat UU No. 26 Tahun 2007 dan PP.
No. 15 Tahun 2010, RTRW Kabupaten yang merupakan arahan umum perlu
didukung dengan penyusunan RDTR pada bagian wilayah kabupaten yang
diprioritaskan. Dalam Perda Kabupaten Banyuwangi No. 8 Tahun 2012 tentang
RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032, diarahkan penyusunan rencana rinci
pada kawasan perkotaan dan kawasan strategis kabupaten. Salah satu kawasan
strategis Kabupaten Banyuwangi adalah kawasan pengembangan Kecamatan
Bangorejo.
1
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
2
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
zonasinya sebelum keluarnya pedoman ini, maka peraturan zonasi dapat disusun
terpisah dan berisikan zoning map dan zoning text untuk seluruh kawasan perkotaan
baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah kabupaten/kota.
Rencana, aturan, ketentuan dan mekanisme penyusunan RDTR Kota harus merujuk
pada pranata rencana lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan maupun daerah.
Secara umum kedudukan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan dalam
Penataan Ruang sebagaimana terlihat pada diagram 1.1.
Tabel 1.1 Kedudukan RDTR Dalam Sistem Penataan Ruang
RTR KEPULAUAN
RPJP NASIONAL RTRW NASIONAL
RTR KAWASAN
STRATEGIS
RPJM NASIONAL NASIONAL
RTR KAWASAN
RDTR KABUPATEN
RPJM PROVINSI
RTR KAWASAN
RTRW KABUPATEN STATEGIS
RPJP KABUPATEN KABUPATEN
RDTR KOTA
RTRW KOTA
RPJM KABUPATEN RTR KAWASAN
STRATEGIS KOTA
3
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
4
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
5
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
6
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
7
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
8
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
9
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Gambar
Gambar1.2
1.1Peta
PetaDeliniasi RDTR Kawasan Agropolitan Kec.Banyuwangi
Bangorejo
Orientasi Deliniasi Terhadap Kabupaten
10
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
11
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Bab ini berisikan uraian mengenai kondisi wilayah perencanaan yang meliputi
kondisi eksisting atas aspek kependudukan, guna lahan, dan beberapa aspek
pengenal yang menjadi orientasi atas wilayah perencanaan serta potensi dan
masalah Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi.
BAB V KERANGKA KERJA DAN SISTEM PELAPORAN
Bab ini berisikan tentang kerja penyusunan RDTR Kawasan Agropolitan
Kecamatan Bangorejo Kabupaten Banyuwangi mengenai struktur dan organisasi
pelaksanaan pekerjaan, komposisi personil, penugasan tenaga ahli, serta
rencana kegiatan.
12
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
2 TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1 ARAHAN UNDANG-UNDANG NO. 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN
RUANG
Perencanaan tata ruang dilakukan agar pengendalian dan program
dilaksanakan sesuai dengan Arahan dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang penataan
ruang pada pasal 14 disebutkan bahwa:
13
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
14
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
15
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
2.3 PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG NO. 16 TAHUN 2018
TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG
DAN PERATURAN ZONASI KABUPATEN/KOTA
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 16 Tahun 2018 tentang
“Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan Peraturan Zonasi
Kabupaten/Kota“, definisi RDTR adalah rencana secara rinci tentang tata ruang
wilayah kabupaten/kota sebagai penjabaran RTRW kabupaten/kota yang menjadi
rujukan bagi penyusunan rencana teknis sektor dan pelaksanaan pengendalian
pemanfaatan ruang.
Pada Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang No. 16 Tahun 2018 Pedoman
RDTR menyebutkan bahwa isi dari muatan dokumen RDTR yaitu:
Berdasarkan peraturan menteri dan tata ruang no. 16 tahun 2018 tentang
Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota, bahasan dalam
RDTR mencakup sebagai berikut :
16
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Rencana pola ruang merupakan rencana distribusi zona pada BWP yang
akan diatur sesuai dengan fungsi dan peruntukannya. Rencana pola ruang berfungsi
sebagai:
a. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi, serta kegiatan
pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP
b. Alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial budaya, ekonomi, serta kegiatan
pelestarian fungsi lingkungan dalam BWP
c. Dasar penyusunan RTBL dan rencana teknis lainnya
d. Dasar penyusunan rencana jaringan prasarana
17
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
a. Zona lindung
b. Zona budi daya
4. Penetapan Sub BWP yang Diprioritaskan
a. Lokasi Lokasi Sub BWP yang diprioritaskan harus digambarkan dalam peta.
Lokasi tersebut dapat meliputi seluruh wilayah Sub BWP yang ditentukan,
atau dapat juga meliputi sebagian saja dari wilayah Sub BWP tersebut serta
Batas delineasi lokasi Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya harus
ditetapkan dan mempertimbangkan jenis kawasan, kesesuaian karakteristik
tematik, batas fisik, fungsi fisik kawasan dan penentuan wilayah administratif
secara kultural adat.
b. Tema penanganan adalah program utama untuk setiap lokasi yang akan
diprioritaskan sub BWPnya.
5. Ketentuan Pemanfaatan Ruang
18
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
19
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Tabel 2.1 Kajian Kebijakan RTRW Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2031
20
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
21
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
22
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
23
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
24
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
ke masyarakat dan
pelajar/mahasiswa
Kawasan rawan gempa bumi, Arahan
pengelolaan kawasan rawan gempa
bumi meliputi:
a. penataan ruang
b. rekayasa teknologi.
Kawasan rawan tsunami, Arahan
pengelolaan kawasan rawan tsunami
meliputi:
a. melalui penataan ruang
b. melalui rekayasa teknologi.
Kawasan CAT (cekungan air tanah)
imbuhan air tanah terdapat di
Kabupaten Sumberbening,
Banyuwangi, CAT Blambangan, CAT
Bangkalan, dan CAT Toranggo.
RENCANA KAWASAN BUDIDAYA
1 Rencana Kawasan Hutan a. pengusahaan hutan produksi dengan
produksi menerapkan sistem silvikultur tebang
habis permudaan buatan (THPB)
b. reboisasi dan rehabilitasi lahan pada
bekas tebangan dan tidak diizinkan
pengalihfungsian ke budi daya
nonkehutanan
c. pemantauan dan pengendalian
kegiatan pengusahaan hutan serta
gangguan keamanan hutan lainnya
d. pengembalian fungsi hutan semula
dengan reboisasi pada kawasan yang
mengalami perambahan atau bibrikan
e. percepatan reboisasi dan pengayaan
tanaman di kawasan hutan produksi
yang mempunyai tingkat kerapatan
tegakan rendah
f. pengembangan zona penyangga di
kawasan hutan produksi yang
berbatasan dengan hutan lindung
g. pengembalian kondisi hutan bekas
tebangan melalui reboisasi dan
rehabilitasi lahan kritis.
2 Rencana Kawasan Hutan Rencana hutan rakyat di Jawa Timur
Rakyat ditetapkan dengan luas sekurang-
kurangnya 425.570,43 ha. Hutan rakyat
25
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
26
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
27
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
28
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
29
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
30
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
31
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
sampai Tahun 2010. Selama periode tersebut, telah banyak kebijakan baik yang
berskala lokal, regional sampai nasional yang berubah, termasuk gambaran
perkembangan pemanfaatan sumber daya baik alam maupun buatan. Perubahan-
perubahan tersebut perlu dikaji ulang serta perlu dilakukan updating data-data yang
telah ada guna penyusunan revisi RTRW yang telah ada sebelumnya.
32
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
33
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
34
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
d. zona perkebunan
e. zona permukiman/wisata bahari.
Kecamatan Bangorejo akan direncanakan Jalur
evakuasi
Rencana Kawasan
Budidaya
1 Kawasan Peruntukan Kawasan hutan produksi tetap yang direncanakan
Hutan Produksi Tetap di Kabupaten Banyuwangi terletak di Kecamatan
Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Glagah, Songgon,
Sempu, Glenmore, Kalibaru, Tegaldlimo,
Purwoharjo, Siliragung, Pesanggaran dan
Bangorejo.
35
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
36
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Rencana Penetapan
Kawasan Strategis
Wilayah Kabupaten
Banyuwangi
1 Kawasan Strategis Kawasan agropolitan di Kecamatan Bangorejo
Kepentingan masuk dalam Pusat Kegiatan Lokal proosi (PKLp)
Pertumbuhan Ekonomi berupa pengembangan pertanian tanaman
(Kawasan pangan, hortikultura dan perkebunan dengan
agropolitan) wilayah penunjangnya meliputi:
1. Kecamatan Purwoharjo
2. Kecamatan Tegaldlimo
3. Kecamatan Siliragung
4. Kecamtan Pesanggaran.
37
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
38
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
39
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
40
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Isu-isu strategis :
1. Misi I.1:
2. Misi I.2:
41
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3. Misi II.1:
4. Misi II.2:
5. Misi II.3
6. Misi III.1
7. Misi III.2:
Misi Pembangunan
1. Mewujudkan aksessibilitas dan kualitas pelayanan bidang Pendidikan,
kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya
2. Mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas dan berkelanjutan berbasis potensi sumberdaya alam dan
kearifan lokal
3. Meningkatkan kuantitas da kualitas infrastruktur fisik, ekonomi, dan sosial
4. Optimalisasi sumberdaya daerah berbasis pemberdayaan masyaraklat,
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
42
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
5. Mewujudkan tata pemerintah yang baik dan bersih serta layanan public yang
berkualitas berbasis teknologi informasi
43
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
44
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
45
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Visi Misi
46
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
47
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
sumberdaya manusia
Kabupaten Banyuwangi; dan
3. Pembangunan Iptek mencakup
upaya penguasaan ilmu
pengetahuan dasar dan
terapan, pengembangan ilmu
sosial dan humaniora bagi
kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat. Disamping itu
pengembangan teknologi dan
pemanfaatan hasil penelitian
untuk peningkatan kemandirian
dan daya saing penduduk
dengan memperhatikan nilai-
nilai budaya, agama, etika,
kearifan lokal serta daya dukung
dan kelestarian lingkungan.
Meningkatnya 1. Pembangunan kesehatan
aksesibilitas yang diarahkan pada peningkatan
merata derajat kesehataan masyarakat
bagi seluruh melalui peningkatan akses
masyarakat terhadap terhadap pelayanan kesehatan,
pelayanan kesehatan pencegahan dan
yang berkualitas. penanggulangan berbagai
penyakit menular khususnya
HIV/AIDS, peningkatan kualitas
layanan kesehatan,
peningkatan gizi masyarakat,
pemberdayaan masyarakat dan
perbaikan manajemen
kesehatan;
2. Peningkatan kesadaran,
kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang
agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang
48
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
setinggi-tingginya dapat
terwujud;
3. Peningkatan upaya kesehatan,
pembiayaan kesehatan melalui
kemitraan, sumberdaya
manusia kesehatan, obat dan
perbekalan kesehatan yang
disertai oleh peningkatan
pengawasan, pemberdayaan
masyarakat; dan manajemen
kesehatan; dan
4. Peningkatan upaya kesehatan
pada komunitas khusus (ibu,
bayi, balita, lansia, dan
kelompok miskin).
Meningkatnya 1. Pembangunan ketenagakerjaan
perluasan diarahkan pada perluasan
kesempatan kerja lapangan kerja, peningkatan
di berbagai sektor kualitas tenaga kerja,
strategis. kesejahteraan dan perlindungan
serta kemandirian tenaga kerja
yang berwawasan wirausaha
sehingga mampu bersaing di
era global;
2. Pengembangan keterampilan
tenaga kerja untuk
meningkatkan produktivitas dan
daya saing lokal dilakukan
melalui pendidikan dan
keterampilan teknis sesuai
dengan tuntutan pasar kerja,
serta pengembangan dan
pemerataan balai latihan kerja
daerah; dan
3. Pengurangan tingkat
pengangguran terbuka
49
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
50
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3. Pemberdayaan perempuan
berupa peningkatan wawasan,
ketrampilan, pembinaan dan
pendampingan kelompok usaha
ibu-ibu rumah tangga di
perdesaan harus menjadi
program kerja lintas sektor dan
instansi pemerintah.
Meningkatnya 1. Pengelolaan sumberdaya alam
pengelolaan sumber senantiasa harus dikelola
daya alam yang secara seimbang untuk
berwawasan menjamin keberlanjutan
lingkungan yang pembangunan.
berupaya untuk 2. Penerapan prinsip-prinsip
melestarikan dan pembangunan di seluruh sektor
menjaga fungsi dan wilayah menjadi prasyarat
lingkungan dalam utama untuk diinternalisasikan
mendukung ke berkelanjutan (sustainable
keserasian dan development) dalam kebijakan
keseimbangan dan peraturan perundangan.
kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat
melalui peningkatan
pemberdayaan
kearifan lokal yang
baik.
Misi II. 2: Meningkatnya 1. Pembangunan infrastruktur
Mewujudkan aksesibiltas diarahkan pada pemerataan
Peningkatan masyarakat aksesibilitas antar wilayah
Pembangunan secara merata dalam upaya mendukung
Infrastruktur terhadap sarana dan pembangunan yang
Sosial dan prasarana kebutuhan berkelanjutan;
Ekonomi Yang dasar (listrik, air 1. Pembangunan sarana dan
Berkelanjutan bersih, pemukiman, prasarana secara kuantitas
transportasi dan lain maupun kualitas ditujukan
kepada pengembangan
51
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
52
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
masyarakat di perdesaan/kampung,
sehingga kesenjangan
antar wilayah dapat berkurang.
5. Infrastruktur strategis antara lain
Bandara Blimbingsari,
Pelabuhan (penyeberangan dan
pelabuhan laut), dan jalan intas
selatan dengan segala potensinya
dengan dukungan
jaringan perkeretaapian terus
dikembangkan untuk
mewujudkan sistem transportasi
terpadu antar moda dan intra
moda Kabupaten Banyuwangi yang
efisien dan efektif,
terjangkau, ramah lingkungan dan
berkelanjutan yang meliputi
transportasi darat-laut-udara.
53
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
54
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
55
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3 GAMBARAN UMUM
3.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF KABUPATEN BANYUWANGI
Luas wilayah Kabupaten Banyuwangi sekitar 5.782,50 km², yang didominasi oleh
kawasan hutan.
56
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.2.2 Geologi
Kondisi geologi yang ada di Kabupaten Banyuwangi berbeda untuk
setiap wilayah, dan berperan bagi terbentuknya bentukan lahan pada wilayah
tersebut. Berdasarkan struktur geologi, jenis tanah yang ada di Kabupaten
Banyuwangi adalah sebagai berikut:
Ha %
57
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.2.3 Hidrologi
Kabupaten Banyuwangi dilintasi oleh sungai-sungai, baik sungai
besar maupun kecil. Terdapat 105 sungai kecil dan besar sehingga
Kabupaten Banyuwangi sangat cocok untuk pertanian lahan basah.
Dataran rendah memiliki tingkat kemiringan kurang dari 15°, dengan
rata-rata curah hujan yang memadai sehingga tingkat kesuburan tanah
semakin tinggi. Dataran rendah terbentang dari selatan hingga utara memiliki
banyak sungai, tercatat ada 35 DAS, sehingga sangat berpengaruh terhadap
tingkat kesuburan tanah.
3.2.4 Klimatologi
Klimatologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang iklim yang
dilihat dari kondisi rata-rata curah hujan di suatu wilayah dalam periode waktu
yang lama. Iklim dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi di suatu
wilayah yang berkaitan dengan posisi matahari terhadap daerah di bumi.
58
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
tidak begitu stabil. Curah hujan yang ada di Kabupaten Banyuwangi rata-rata
mencapai 1.463 mm/tahun serta hari hujan sebanyak 12 hari/bulan.
Ha %
59
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Struktur Geologi
Regosol Lithosol Lathosol Podsolik Gambul
7%
24%
7%
60%
2%
Gambar 3.1 Diagram Jenis tanah dan luas tanah Kab. Banyuwangi
60
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Bangunan industri
Kuburan
Perkebunan
Lahan pertanian
Kawasan perairan/ sungai
Ruang Terbuka Hijau
3.4 FASILITAS
3.4.1 Fasilitas Pendidikan
Pesanggaran 27 2 35 3 7 2 1 2 1
Siliragung 26 1 29 8 7 3 1 4 2
Bangorejo 27 4 30 13 6 4 2 4 1
Purwoharjo 30 3 32 12 11 4 3 2 2
Tegaldlimo 44 5 36 15 6 2 3 4 1
Muncar 48 11 48 14 14 8 2 6 3
Curing 41 11 44 16 8 5 2 7 3
Gambiran 39 6 33 9 6 3 2 2 0
Tegalsari 31 2 25 9 5 5 1 5 3
Glanemore 48 2 46 8 10 6 4 3 3
Kalibaru 18 1 34 7 9 2 1 1 2
Genteng 56 4 42 8 17 4 7 6 2
Srono 46 6 45 18 15 6 5 5 2
Rogojampi 23 3 28 4 7 3 3 3 2
61
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Blimbingsari 26 3 24 8 4 4 0 1 1
Kabat 23 5 34 15 3 7 1 2 1
Singojuruh 12 1 29 3 3 1 1 3 1
Sempu 43 5 32 12 8 2 1 2 1
Songgon 20 4 28 8 4 4 1 1 2
Glagah 12 0 19 2 2 3 1 2 0
Licin 8 2 23 5 2 3 0 0 1
Banyuwangi 43 5 41 5 11 4 4 3 3
Giri 14 2 17 4 3 2 2 4 2
Kalipuro 30 10 28 16 6 10 1 1 6
Wongsorejo 24 11 38 17 11 7 2 2 4
Bangorejo 0 0 2 5 90
Purwoharjo 0 1 2 4 91
62
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Tegaldlimo 0 0 2 4 88
Muncar 1 0 4 8 179
Curing 0 0 2 5 84
Gambiran 4 0 2 4 75
Tegalsari 0 0 1 3 55
Glanemore 1 0 2 6 133
Kalibaru 0 0 1 2 81
Genteng 1 0 2 4 114
Srono 0 0 3 5 115
Rogojampi 2 0 2 5 117
Kabat 1 0 2 5 97
Singojuruh 0 0 1 5 70
Sempu 0 0 3 6 117
Songgon 0 0 1 4 92
Glagah 0 0 1 2 49
Licin 0 0 1 35 44
Banyuwangi 3 0 3 4 173
Giri 0 0 1 2 50
Kalipuro 0 0 2 6 111
Wongsorejo 0 0 2 6 118
63
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa tenaga kerja pada bidang kesehatan
sudah mencukupui di Kabupaten Banyuwangi dengan Dokter Spesialis sebanyak
183 orang, Dokter Umum sebanyak 223 orang, dan Dokter Gigi sebanyak 67 orang.
Siliragung 56 248 7 - - 11
Bangorejo 96 343 19 - 13 -
Purwoharjo 82 45 18 9 17 1
Tegaldlimo 74 74 12 - 23 2
Curing 93 428 7 - 3 1
Gambiran 64 262 6 3 6 1
Tegalsari 65 223 4 - 12 -
Kalibaru 82 362 1 1 - -
Genteng 90 271 2 1 - -
Srono 62 131 - 1 1 1
Rogojampi 50 163 3 1 - -
64
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Blimbingsari 43 198 - - - 3
Kabat 70 348 - - - -
Singojuruh 44 217 3 - - -
Songgon 86 239 3 - 5 -
Glagah 29 165 1 - - -
Licin 43 169 0 - - -
Banyuwangi 73 275 9 1 1 -
Giri 31 188 - - - -
Kalipuro 52 94 1 - - -
Wongsorejo 71 203 - - - 1
65
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Dilihat dari data diatas dapat diketahui bahwa fasilitas perdagangan dan jasa
pada kabupaten Banyuwangi terdapat rumah makan, pasar umum dan toko. Pasar
umum sebanyak 111 unit, toko 16.616 unit dan rumah makan sebanyak 4.414 unit.
66
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
FASILITAS PARIWISATA
300
250
200
Hotel Berbintang
150 Hotel non Berbintang
100 Restaurant
50
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017
Gambar 3.2 Grafik Jumlah Fasilitas Kebudayaan dan Rekreasi Kab. Banyuwangi
Tabel 3.9 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin & Rasio Jenis Kelamin Kab.
Banyuwangi
67
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
68
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.5 UTILITAS
3.5.1 Jaringan listrik
Tabel berikut menunjukan daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi
Listrik PT. PLN (Persero) pada Cabang/Ranting PLN Kabupaten Banyuwangi,
2008-2017.
69
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
70
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
71
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
72
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.6 PEREKONOMIAN
3.6.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Tabel 3.13 Jumlah PDRB Kab. Banyuwangi tahun 2015-2017
73
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Administrasi 1.637.263,69
Pemerintahan,Pertahanan 1.340.237,30 1.494.432,61
Dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 1.813.156,30 1.978.775,44 2.160.730,68
74
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Sukorejo Dataran 65
Ringintelu Dataran 75
Sambirejo Dataran 61
75
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Sambimulyo Dataran 62
Temurejo Dataran 65
Bangorejo Dataran 75
Kebondalem Dataran 90
Sumber: BPS Kecamatan Bangorejo dalam Angka 2018
76
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
77
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.8.2 Hidrologi
Secara hidrologi Kecamatan Bangorejo termasuk daerah dengan
curah hujan rendah dengan rata-rata curah hujan 6,5 mm per hari karena
intensitas hujan dikatakan lebat (tinggi) bila mencapai 50-100 mm per hari,
dan dikatakan sangat lebat (tinggi) jika curah hujan lebih dari 100 mm per hari.
3.8.3 Vegetasi
Vegetasi merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang komunitas
tumbuhan yang terjadi pada suatu tempat, mencangkup perpaduan komunal
dari jenis-jenis flora dan penyusunannya maupun tutupan lahan yang
dibentuknya (Wikipedia). Di kecamatan Bangorejo terdapat komunitas
beberapa tanaman, namun komoditas utama pada kawasan tersebut pada
buah naga dan buah jeruk.
78
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Bangorejo mengacu usaha tanaman tertentu pada tanah atau tumbuh lainnya dalam
ekosistem yang sesuai. Diantaranya yaitu buah jeruk dan buah naga yang menjadi
tanaman utama atau penting di kawasan tersebut.
3.10 KEPENDUDUKAN
3.10.1 Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Berdasarkan data dari BPS Kecamatan Bangorejo tahun 2017 diketahui
bahwa umlah penduduk yang ada di Kecamatan Bangorejo adalah 60.247.
Tabel 3.18 Jumlah luas, penduduk, dan kepadatan penduduk Kec. Bangorejo
79
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
80
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Desa/kelurahan Sektor
Pertanian, Pertambangan Industri Listrik,
Kehutanan, dan Penggalian Pengolahan Gas dan
Perburuan dan
Air
Perikanan
Sukorejo 1531 30 526 6
Ringintelu 1211 11 450 6
Sambirejo 2049 13 154 2
Sambimulyo 2028 17 180 7
Temurejo 3799 7 116 5
Bangorejo 2017 7 215 5
Kebondalem 1728 6 273 5
Jumlah 14363 91 1914 36
Sumber: BPS Kecamatan Bangorejo dalam Angka 2018
81
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Sambimulyo 5 4 5 0 1 0 1 0
Temurejo 7 6 2 1 0 0 0 0
Bangorejo 5 3 1 2 0 1 1 0
Kebondalem 5 7 1 0 1 1 1 0
Jumlah 31 30 13 6 4 2 4 1
Sumber: BPS Kecamatan Bangorejo dalam Angka 2018
Berikut ini adalah dokumen dari salah satu fasilitas pendidikan yang terdapat
di Kecamatan Bangorejo.
82
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Bangorejo 0 0 1 1 0 12
Kebondalem 0 1 1 0 1 12
Jumlah 0 2 5 1 2 90
Sumber: BPS Kecamatan Bangorejo dalam Angka 2018
83
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
84
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
KANTOR KECAMATAN
BANGOREJO
Gambar 3.10 Kantor kecamatan Bangorejo
85
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3.12 UTILITAS
3.12.1 Jaringan Listrik
Berdasarkan hasil survey primer yang telah dilakukan, pada kawasan
perencanaan penggunaan jaringan listrik yang ada di Desa Sukorejo
menggunakan saluran SUTT.
JARINGAN LISTRIK
SUTT
Gambar 3.11 Jaringan listrik SUTT Kec. Bangorejo
86
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
DRAINASE
87
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
TEMPAT SAMPAH
Berdasarkan data dari RPIJM Desa yang beresiko sanitasi air limbah
domestik adalah desa Sambirejo dan desa Kebondalem. Limbah domestik
yang ada di Kecamatan Bangorejo masih dibuang ke saluran drainase
sehingga berpotensi mencemari air.
88
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Untuk meningkatkan hasil pertanian agar buah naga dapat panen meskipun
bukan waktunya, masyarakat menggunakan sistem lampu pada buah naga
agar panen dapat dilakukan setiap 4 bulan sehingga buah naga dapat di
produksi tidak hanya pada panen raya, hal ini dapat membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat.
2. Sistem Pengairan
89
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
selama tiga hri berturut-turut dan menjadi antusiasme masyarakat yang ada di
Kecamatan Bangorejo.
Kegiatan rutin yang dilakukan di Desa Kebondalem yang lain adalah lomba
lintas srawet. Kegiatan lintas gunung ini dijadikan ajang untuk melestarikan
alam yang ada di gunung Srawet karena gunung Srawet merupakan hutan
lindung dan sudah tertera pada peraturan desa Kebondalem, kegiatan ini tidak
hanya diikutioleh masyarakat Kecamatan Bangorejo sendiri tapi banyak dari
masyarakat luar yang mengikuti kegiatan ini dan berpartisipasi dalam kegiatan
ini.
4. Lahan Subur
Pada daerah sepanjang aliran sungai tidak ada plengsengan, yang dapat
mengakibatkan permukaan tanah didaerah sekitar sungai amblas dikarekan
aliran sungai yang deras. hal ini terdapat di desa Ringintelu, Kebondalem, dan
beberapa bagian di desa Sukorejo. Untuk desa Bangorejo plengsengan masih
ada yang rusak.
Saluran drainase dan sungai yang berada di Desa Sambimulyo dan Desa
Bangorejo tercemar karena tercampur dengan limbah domestik dan menjadi
tempt pembuangan sampah oleh masyarakat.
90
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
2. Infrastruktur jalan
Furniture jalan yang ada di Desa Sambimulyo masih kurang lengkap terutama
pada lampu jalan, hal ini dapat mengganggu aktivitas masyarakat dalam
melakukan pergerakan di malam hari. Bahu jalan yang terdapat di Desa
Bangorejo digunakan untuk berdagang, sehingga dapat menyebabkan
kemacetan
3. Pertanian
Pada saat musim panen saat ini masyarakat tidak mendapatkan hasil yang
menguntungkan dikarenakan menurunnya nilai jual hasil panen yang tidak
sesuai dengan modal yang digunakan untuk perawatan atau pemeliharan
produk tersebut, dan dapat dikatakan saat ini para petani di kecamatan
Bangorejo mengalami kerugian yang sangat besar.
91
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
92
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
93
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
4 METODOLOGI
94
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
kebutuhan saat ini, namun juga berorientasi pada masa yang akan datang
dengan tetap memanfaatkan ruang seoptimal mungkin dengan tidak merusak
lingkungan. Prinsip pendekatan perencanaan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan antara lain:
● Prinsip perencanaan tata ruang yang berpijak pada pelestarian dan
berorientasi ke depan (jangka panjang).
● Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat.
● Prinsip pengelolaan aset sumber daya yang tidak merusak dan lestari.
● Kesesuaian antara kegiatan pengembangan dengan daya dukung
ruang.
● Keselarasan yang sinergis antara kegiatan eksplorasi dan eksploitasi
SDA dengan keseimbangan dan daya dukung lingkungannya.
● Antisipasi yang tepat dan monitoring perubahan lingkungan yang
terjadi akibat pembangunan dan pemanfatan lahan untuk kawasan
budidaya.
3. Pendekatan Komunitas/Masyarakat (Community Approach)
Pendekatan ini digunakan dengan pemahaman bahwa masyarakat setempat
adalah masyarakat yang paling tahu kondisi di wilayahnya dan setiap
kegiatan pembangunan harus memperhitungkan nilai-nilai sosial budaya
pembangunan. Oleh karena itu langkah perencanaan tata ruang kawasan
harus mencerminkan masyarakat lokal yang ikut terlibat dalam proses
perencanaan dan pengambilan keputusan.
95
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
96
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Berikut adalah kerangka pikir dari penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo Kabupaten
Banyuwangi.
97
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Tujuan penataan BWP merupakan nilai dan /atau kualitas terukur yang akan
dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana ditetapkan dalam RTRW
kabupaten/kota dan merupakan alasan disusunnya RDTR yang apabila diperlukan
dapat dilengkapi konsep pencapaian (PERMEN ATR No. 16 Tahun 2018). Secara
umum analisis ini digunakan untuk merumuskan kegiatan fungsional sebagai pusat
dan jaringan yang menghubungkan antarpusat di dalam BWP ruang dari RTRW
Kabupaten ke RDTR. Analisis struktur internal kawasan perkotaan didasarkan pada
kegiatan fungsional di dalam kawasan perkotaan tersebut, pusat-pusat kegiatan,dan
sistem jaringan yang melayaninya. Analisis struktur internal kawasan perkotaan
membagi kawasan perkotaan berdasarkan:
98
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
A. Metode Analisis
99
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
suatu fasilitas maka, bobotnya akan semakin kecil dan demikian pula
sebaliknya (Rondinelli, 1985: 125).
100
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
A. Metode Analisis
Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008: 147). Analisis ini
digunakan untuk mendeskripsikan antara tata guna lahan yang ada di
Kecamatan Bangorejo dengan kesesuaian lahan dan bahaya yang timbul
akibat dari ketidaksesuaian penggunaan lahan
101
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3. Analisis Kedudukan dan Peran BWP dalam Wilayah Yang Lebih Luas
Analisis regional ini dilakukan analisis pada aspek berikut:
b. Analisis kedudukan dan keterkaitan ekonomi BWP pada wilayah yang lebih
luas
102
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
penetapan fungsi dan peran BWP dalam wilayah yang lebih luas yang
akan mempengaruhi pada pembentukan jaringan prasarana terutama
lintassub wilayah/lintas kawasan atau yang mengemban fungsi layanan
dengan skala yang lebih luas dari wilayah BWP
pembentukan pola ruang BWP yang serasi dengan kawasan berdekatan
terutama pada wilayah perbatasan agar terjadi sinkronisasi dan
harmonisasi dalam pemanfaatan ruang antar BWP dalam rangka
perwujudan tujuan penataan ruang.
A. Metode Analisis
Metode dalam analisis kedudukan BWP terhadap wilayah yang lebih luas
adalah deskriptif. Dalam melakukan analisis ini dilakukan proses
identifikasi terhadap data terkait. Keseluruhan data tersebut lalu dianalisis
dalam bentuk identifikasi peranan Kecamatan Bangorejo terhadap
Kabupaten Banyuwangi.
103
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
budaya dan
demografi
BWP
104
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
dan
keterkaitan
aspek
pendanaan
BWP
105
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Secara umum analisis fisik/lingkungan dan SDA ini, memiliki keluaran sebagai
berikut:
Sumber daya air yang dimaksud dalam analisa ini dibedakan atas air
permukaan dan air tanah.
106
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
107
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Peta topografi dapat diperoleh dari beberapa instansi seperti Badan Koordinasi
Survei dan Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL), Badan Pertanahan Nasional
(BPN), Direktorat Topografi - TNI Angkatan Darat, Direktorat Jenderal Geologi dan
Sumber Daya Mineral Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, dan
instansi terkait lainnya. Peta yang digunakan dalam analisis ini selain peta
topografi ada juga peta morfologi dan peta kemiringan lahan.
Peta morfologi
Peta morfologi adalah pengelompokan bentuk bentang alam berdasarkan rona,
kemiringan lereng secara umum, dan ketinggiannya, pada beberapa satuan
morfologi.
108
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
memperlihatkan
relief sedang
subsatuan morfologi
perbukitan terjal
dengan
kemiringan lebih dari
40% dan
memperlihatkan
relief kasar.
1) Kemiringan lereng 0 % - 2%
109
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
regional baik menyangkut morfologi, pola pembentuknya, pola aliran sungai, serta
kondisi litologi dan struktur geologi secara umum. Gambaran umum kondisi
geologi atau fisiografi ini dapat dilihat pada Peta Geologi Indonesia. Data geologi
yang diperlukan dalam analisis aspek fisik dan lingkungan terdiri dari tiga bagian,
yakni data geologi umum, geologi wilayah, dan data geologi permukaan
Geologi umum
Data geologi umum ini diperlukan untuk mengetahui kondisi fisik
secara umum, terutama pada batuan dasar yang akan menjadi tumpuan dan
sumber daya alam wilayah ini, serta beberapa kemungkinan bencana yang
bisa timbul akibat kondisi geologinya atau lebih dikenal dengan bencana
alam beraspek geologi. Data geologi umum wilayah perencanaan dan
sekitarnya yang diperlukan pada analisis kelayakan fisik kawasan ini adalah
peta dan data geologi, dalam skala terbesar yang tersedia. Data geologi ini
mencakup stratigrafi dan uraian
Geologi wilayah
Khusus untuk wilayah dan/atau kawasan perencanaan perlu dilakukan
telaahan geologi lebih terinci, disesuaikan dengan skala penelitian yang
dilakukan, yang diperoleh berdasarkan peta geologi umum dan dilakukan
pengecekan di lapangan. Peta geologi wilayah ini memuat semua unsur
geologi seperti yang dikehendaki pada geologi umum, hanya lebih terinci
yang kemungkinan akan berbeda dari peta geologi umum, karena dilakukan
penelitian pada skala lebih besar.
Geologi permukaan
Geologi permukaan adalah kondisi geologi tanah/batu yang ada di
permukaan dan sebarannya baik lateral maupun vertikal hingga kedalaman
batuan dasar serta sifat-sifat keteknikan tanah/batu tersebut, dalam
kaitannya untuk menunjang pengembangan kawasan. Data geologi
permukaan hanya dapat diperoleh dari penelitian lapangan (data primer),
dengan penyebaran vertikal diperoleh berdasarkan hasil pemboran
dangkal. Sifat keteknikan dengan keterbatasan biaya dan waktu penelitian
110
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
e. Analisis klimatologi
Digunakan dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan pengembangan
BWP berdasarkan kesesuaian iklim setempat. Analisis ini menjadi bahan
rekomendasi bagi kesesuaian peruntukan pengembangan kegiatan budi daya.
Data klimatologi adalah data iklim berdasarkan hasil pengamatan pada stasiun
pengamat di wilayah yang bersangkutan dan/atau daerah sekitarnya, meliputi:
1) Curah hujan,
2) Hari hujan,
3) Intensitas hujan,
4) Temperatur rata-rata,
5) Kelembaban relatif,
g. Analisis sumber daya alam dan fisik wilayah lainnya (zona budi daya)
Selain analisis tersebut diatas, perlu juga dilakukan analisis terhadap sumber daya
alam lainnya sesuai dengan karakteristik BWP yang akan direncanakan, untuk
mengetahui pola kewenangan, pola pemanfaatan, maupun pola kerjasama
pemanfaatan sumber daya tersebut.
A. Metode Analisa
Metode yang digunakan dalam analisa ini adalah metode analisa weighted
overlay. Metode analisis ini merupakan analisis spasial dengan menggunakan
teknik overlay beberapa peta yang berkaitan dengan faktorfaktor yang
berpengaruh terhadap penilaian kerentanan. Alat analisis yang digunakan
111
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Analisis sumber
daya alam dan fisik
wilayah lainnya
(zona budi daya)
112
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
113
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
114
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
6. Analisis Kependudukan
Dalam analisis kependudukan, banyak faktor yang perlu diperhatikan dan
dianalisis sehingga dapat memberikan informasi akurat dalam rangka menentukan
berbagai keputusan yang akan diambil selama proses perumusan Perencanaan
Pembangunan Daerah. Penduduk pada dasarnya merupakan target utama yang
ingin dituju oleh setiap proses pembangunan, yaitu berupa peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Hal yang bisa dianalisis dalam hal kependudukan pada
umumnya menyangkut masalah yang berkaitan dengan perubahan keadaan
115
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
116
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Pt+U= pt (1+R)u
Keterangan:
Pt = a + bX
Keterangan:
117
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
A,b : Konstanta
Nilai a dan b dapat dicari dengan metode selisih kuadrat minimum yaitu
Keterangan :
Pt - Q= Pt - b (Q)
Keterangan:
Dimana :b nq-1=b/Q-1
118
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
119
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
120
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
BWP yang berkelanjutan melalui keterkaitan ekonomi lokal dalam sistem ekonomi
kota, regional, nasional, maupun internasional
i. Metode Analisa
1. Metode Pengukuran Langsung
Dilakukan dengan menanyakan secara langsung baik kepada masyarakat,
maupun instansi/dinas yang terkait sektor yang menjadi sektor basis di
Kecamatan atau melakukan pengamatan dilapangan.
2. Metode Pengukuran Tidak langsung
Metode yang dilakukan dengan menggabungkan antara metode pendekatan
asumsi dengan metode Location Question (LQ).
a. Metode Pendekatan melalui Asumsi
Yaitu bahwa semua sektor industri primer dan manufaktur adalah
sektor basis. Sedangkan sektor jasa adalah sektor non basis.
b. Metode Location Quotient (LQ)
Merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan sektor I
pada tingkat wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa
relatif pendapatan sektor I pada tingkat nasional terhadap pendapatan
nasional. Hal tersebut secara matematis dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Si / Ni Si / S
LQ = =
S / N Ni / N
dimana :
121
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Si :Besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di daerah yang
diteliti
Ni :Besaran total untuk kegiatan tertentu dalam daerah yang lebih luas
S :Besaran total untuk seluruh kegiatan di daerah yang diteliti
N :Besaran total seluruh kegiatan di daerah yang lebih luas
Apabila LQ suatu sektor >= 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis.
Dan apabila LQ suatu sektor < 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non
basis.
122
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
i. Metode Analisis
1. Analisa Hierarkhi jalan
Tingkat fungsi jalan dalam melayani pergerakan lalu lintas yang ada pada
suatu kawasan dengan pusat kawasan atau dengan daerah lainnya yang
ada disekitar kawasan.
2. Analisa Pola Jaringan Jalan
Analisa yang digunakan adalah deskriptif. Sistem sirkulasi tidak begitu
saja terjadi secara kebetulan, sistem sirkulasi dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kategori; sistem grid, radial, linier, kurva linier,
123
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
124
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
5. Analisa Parkir
Dipergunakan untuk mengetahui daya tampung parkir kendaraan
pada suatu ruang tertentu, jalan, parkir khusus, dengan rumus:
N = L-1
Dimana:
125
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
100 m2
126
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
127
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
sistem jalan
pergerakan Mobilitas
masyarakat
Analisis didasarkan pada luas wilayah dan perhitungan penduduk per unit
kegiatan dari sebuah BWP atau perhitungan rasio penduduk terhadap kapasitas atau
skala pelayanan prasarana dan sarana wilayah perencanaan atau intensitas
pemanfaatan ruang terhadap daya dukung prasarana/utilitas serta analisis daya
dukung wilayah.
128
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Dalam analisis sumber daya buatan perlu dianalisis cost benefit ratio terhadap
program pembangunan sarana dan prasarana tersebut dan sangat terkait erat
dengan perkembangan dan pemanfaatan teknologi. Analisis ini digunakan sebagai
pertimbangan dalam penyusunan RDTR dan peraturan zonasi.
A. Metode Analisis
Skoring
𝑑𝑖𝑗 /𝑏𝑗
TP = x 100%
𝐶𝑖𝑠
Keterangan :
TP = Tingkat pelayanan fasilitas I di kawasan j
Dij = jumlah fasilitas I di kawasan j
Bij = jumlah penduduk di kawasan j
Cis = jumlah failitas i persatuan penduduk menurut
standar penentuan fasilitas untuk sebuah kawasan.
129
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
alam
A. Metode Analisis
Untuk membahas eksistensi dan kinerja kelembagaan formal dan non formal,
digunakan analisis sebagai berikut:
130
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
131
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
132
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
133
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
i. Metode Analisis
Untuk menganalisa masalah sumber-sumber dana pembangunan prasarana
di Kecamatan Bangorejo dilakukan dengan metode deskriptif analisis dan
kuantitatif. Pembahasan secara deskriptif berkaitan dengan berapa variable
potensi dan sumber- sumber penerimaan riil dalam APBD.
134
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
135
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
lingkungan yang dipakai manusia adalah lingkungan buatan, dan lingkungan buatan
ini harus diatur agar dapat mempertahankan hidup manusia dengan baik.
A. Metode analisis
Mengguanakan metode analisis overlay dan describtif kualitatif.
B. Data, jenis survey, dan output
Analisis Data Jenis survey Output
analisis figure Lahan Primer dan Peta bentuk solid,
and ground terbangun sekunder void, linkage
kawasan
perencanaan
136
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Massa
bangunan
Elemen
rancang kota
Hierarki
kawasan
RTH
Infrastruktur
keterkaitan
kegiatan
bentuk
jaringan jalan
analisis utilitas Primer dan
aksesibilitas pejalan kaki sekunder
hijau
analisis vista Elemen Primer dan
kawasan rancang kota sekunder
137
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
138
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
4. KERANGKA KERJA
5.1 STRUKTUR DAN ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
Pembagian struktur organisasi sangat diperlukan untuk mencapai keefesienan
dan efektifitas penggunaan sumber daya dalam suatu survey dalam suatu rencana.
Sesuai dengan aturan yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja, maka dalam
pelaksaan pekerjaan ini dibutuhkan struktur organisasi yang mendetail namun
kompak. Keberadaan organisasi pelaksana dalam kegiatan Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo antara lain dengan
tujuan :
139
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
140
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Tabel 4.1 Komposisi Personil Beserta Penjabaran Tugas dan Tanggung Jawab
141
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
142
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
143
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
b. Emelia Zain
144
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Bulan
Kegiatan
No. Kegiatan I II III IV
Utama
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kajian Teori
Deliniasi Wilayah
Pengumpulan Laporan
Pendahuluan
Pengolahan Data
Tahap
3.
Pengolahan Analisis Data
145
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Finalisasi Rencana
146
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
BULAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I Persiapan
Pembangunan
Perundangan
Strategis
8. Pematangan metode
pelaksanaan kerja
pendahuluan
II Penentuan Lingkup
Wilayah RDTR
147
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
Penentuan lingkup
wilayah didasarkan
pada :
● Tujuan
penetapan
wilayah
Perkotaan
● Kondisi sosial,
ekonomi, budaya,
dan lingkungan
● Daya dukung dan
daya tampung
wilayah
● Ketentuan
perundangan
yang terkait
1. Survey sekunder ke
instansi terkait
● Identifikasi fisik
dasar
● Identifikasi
penggunaan
lahan eksisting
● Identifikasi
bangunan
● Identifikasi sistem
transportasi/jaring
an jalan
● Identifikasi
jaringan utilitas
● Identifikasi
fasilitas umum
● Identifikasi
kependudukan
dan sosial budaya
148
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
3. Penjaringan aspirasi
masyarakat
4. Penyusunan dan
kompilasi data
5.4 PELAPORAN
Setiap tahapan kegiatan dalam proses penyusunan Rencana Detail Tata
Ruang Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo dengan menyelesaikan
kewajiban menyusun laporan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat:
Rencana Kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh
Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya dan
Jadwal kegiatan Penyedia Jasa
Metodologi kerja dan rencana survey
Laporan harus diselesaikan selambat-lambatnya: 21 (dua puluh satu) hari
sejak masa perkuliahan dimulai.
2. Laporan Fakta dan Analisa
Laporan Fakta Analisa memuat hasil pengumpulan data dan
pengolahan/analisis data RDTR meliputi:
1) analisis karakteristik kawasan, meliputi:
Kedudukan dan peran kawasan dalam wilayah yang lebih luas
(kabupaten);
Keterkaitan antar wilayah kabupaten dan antara bagian dari wilayah
kabupaten yang mempengaruhi perkembangan kawasan;
Karakteristik fisik kawasan;
Karakteristik kawasan agropolitan;
Kerentanan terhadap potensi bencana, termasuk perubahan iklim;
Karakteristik sosial kependudukan;
Karakteristik perekonomian; dan
Kemampuan keuangan daerah.
2) Analisis potensi dan masalah pengembangan kawasan agropolitan :
Analisis kebutuhan ruang; dan
Analisis perubahan pemanfaatan ruang.
3) Analisis kualitas kinerja kawasan dan lingkungan, dengan hasil analisis
antara lain :
149
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
150
Laporan Pendahuluan
RDTR Kawasan Agropolitan Kecamatan Bangorejo – Kab. Banyuwangi 2019
DAFTAR PUSTAKA
Jauch and Glueck. 1998. Bussiness Policy and Strategic Management. Dalam
B.T Cahyono (ed). Analisis Bisnis Retail. Program Pasca Sarjana Magister
Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI. Jakarta. Hal 22 – 26.
151