1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena limpahan rahmat dan
hidayahNya kami dapat menyelesaikan Tugas yang berjudul “Laporan Fakta dan Analisa
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam” sebagai
persyaratan dalam pemenuhan tugas mata kuliah Studi Wilayah. Dengan terselesaikannya
laporan ini kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Mega Ulimaz, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing
2. Ibu Ajeng Nugrahaning Dewanti, S.T., M.T., M.Sc, Ibu Mega Ulimaz, S.T., M.T, Ibu
Dwiana Novianti Tufail, S.T., M.T dan Ibu Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Studio Wilayah
3. Semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi baik secara
langsung maupun tidak langsung, cetak maupun elektronik yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Dengan terselesaikan Laporan Fakta dan Analisa Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi kami sendiri
maupun bagi para pembaca, kami juga menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dalam penyusunan laporan
selanjutnya.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
4.2.2 Sistem Jaringan Telekomunikasi ............................................................................ 27
4.2.3 Sistem Jaringan Listrik ........................................................................................... 27
4.2.4 Sistem Jaringan Air ................................................................................................. 27
BAB V ..................................................................................................................................... 29
RENCANA POLA RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN........................................... 29
5.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Inti .......................................................................... 29
5.1.1 Zona Lindung .......................................................................................................... 31
5.1.2 Zona Budidaya ........................................................................................................ 32
5.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Penyangga .............................................................. 33
5.2.1 Zona Lindung .......................................................................................................... 36
5.2.2 Zona Budidaya ........................................................................................................ 38
5.2.3 Zona Lainnya .......................................................................................................... 41
BAB VI .................................................................................................................................... 43
RENCANA AKTIVITAS PENGEMBAGAN KAWASAN ................................................... 43
6.1 Rencana Peningkatan Objek dan Daya Tarik Wisata .............................................. 43
6.1.1 Mangrove Kampung Baru....................................................................................... 43
6.1.2 Pantai Nipah-nipah.................................................................................................. 44
6.1.3 Pantai Saloloang...................................................................................................... 44
6.1.4 Pantai Tanjung Jumlai............................................................................................. 45
6.1.5 Pantai Corong.......................................................................................................... 46
6.1.6 Pantai Pejala ............................................................................................................ 47
6.2 Rencana Pemasaran Pariwisata ................................................................................ 47
6.3 Rencana Kelembagaan Pariwisata ........................................................................... 48
BAB VII ................................................................................................................................... 49
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG .................................................. 49
7.1 Arahan Peraturan Zonasi.......................................................................................... 49
7.1.1 Arahan Peraturan Zonasi Struktur Ruang ............................................................... 49
7.1.2 Arahan Peraturan Zonasi Pola Ruang ..................................................................... 52
7.1.3 Arahan Peraturan Zonasi Aktivitas Pariwisata ....................................................... 58
BAB VIII ................................................................................................................................. 59
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN .......................... 59
7.1 Usulan Program Utama ............................................................................................ 59
7.2 Sumber Pendanaan ................................................................................................... 59
7.3 Instansi Pelaksana .................................................................................................... 59
5
7.4 Waktu dan Tahapan Perencanaan ............................................................................ 59
7.5 Indikasi Program ...................................................................................................... 59
LAMPIRAN PETA .................................................................................................................. 81
6
BAB I
PENDAHULUAN
1
Penajam Paser Utara Tahun 2018 – 2023, Kawasan pariwisata bahari di Kecamatan Penajam
termasuk dalam kawasan strategis kabupaten dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi.
Hal ini didukung dari jumlah beberapa obyek wisata bahari yang terletak paling banyak di
Kecamatan Penajam. Obyek wisata bahari ini terdiri dari pulau gusung, pulau kuangan, pulau
karang, pantai tanjung jumlai, pantai nipah-nipah dan wisata mangrove namun yang menjadi
fokus pengembangan di RPJMD adalah pantai nipah-nipah, pantai tanjung jumlai dan pulau
gusung.
Pariwisata alam bahari menjadi fokus pengembangan kawasan strategis sektor pariwisata
yang dibuktikan dengan jumlah wisatawan atau pengunjung seluruh pariwisata pada tahun
2019 sebanyak 50.906 jiwa dimana jumlah pengunjung wisata bahari sebanyak 22.712
pengunjung (BPS Kabupaten Penajam Paser Utara, 2020). Sektor pariwisata yang difokuskan
dari sudut kepentingan ekonomi hingga tahun 2018 belum dapat memberikan kontribusi
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Kabupaten Penajam Paser Utara (Kabupaten
Penajam Paser Utara Dalam Angka, 2019). Selain itu, pada tahun 2020, sektor pariwisata
bahari di Kecamatan Penajam adalah satu sektor ekonomi yang memperoleh dampak buruk
selama terjadinya pandemi COVID-19 dikarenakan adanya penutupan sementara obyek wisata
utama seperti di obyek wisata pantai tanjung jumlai. Oleh karena itu, dibutuhkan konsep
pengembangan kawasan pariwisata bahari di Kecamatan Penajam yang mampu memberikan
manfaat maupun keuntungan bagi daerah.
2
2. Mengidentifikasi komponen pariwisata bahari terdiri dari aktivitas, aksesbilitas, atraksi,
amenitas, dan anciliary dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pariwisata Bahari
di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.
3. Menganalisis potensi dan permasalahan dalam pengembangan kawasan pariwisata bahari
di Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.
4. Merumuskan konsep pengembangan kawasan pariwisata bahari di Kecamatan Penajam,
Kabupaten Penajam Paser Utara.
5. Merumuskan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Pariwisata Bahari di Kecamatan
Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara.
3
Apabila ditinjau pada gambar diatas keududukan Rencana Tata Ruang Kawasan
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam adalah rencana yang merupakan rincian dari Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Penajam Paser Utara atau bisa disebut sebagai
rencana rinci.
4
Penetapan kawasan pariwisata di kabupaten dapat dilakukan melalui kelayakan
yang cermat. Perlu ditetapkan faktor-faktor penentu terlebih dahulu yang dapat
dijadikan unsur indikator strategis.
d. Daya Tarik Wisata
Daya Tarik Wisata merupakan suatu hal yang memiliki keunikan, keindahan
dan nilai yang beragam akan kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia
yang menjad suatu sasaran dan juga tujuan dari wisatawan. Prinsip daya tarik
wisaya berfungsi sebagai daya tarik wisatawan yang berkualitas, berdaya saing
serta mengembangkann upaya konservasi untuk menjaga kelestarian dan
keberlanjutan suber daya.
2. Rencana Pola Ruang Kawasan Strategis Pariwisata Bahari
Rencana Destinasi Pariwisata Skala Kawasan adalah suatu pengembangan dalam
mewujudkan suatu daerah sebagai destinasi pariwisata dalam dimensi keruangan dan
lokasi industri oariwisata yang berfungsi sebagai perumusan program perkembangan
keruangan dalam kepariwisataan daerah dan perangkat pemantauan serta
pengendalian.
3. Rencana Persebaran Amenitas Pariwisata
Pengembangan destinasi pariwisata diarahkan untuk meningkatkan kualitas
destinasi pariwisata melalui Pengembangan infrastruktur dan ekosistem
kepariwisataan antara lain meliputi perancangan destinasi pariwisata (kawasan
strategis pariwisata nasional dan kawasan pengembangan pariwisata nasional),
peningkatan aksesibilitas, atraksi, amenitas, dan ekosistem pariwisata. Selain itu,
meningkatnya kualitas infrastruktur dan ekosistem pariwisata di destinasi pariwisata
merupakan faktor penting dalam pengembangan destinasi pariwisata. Semakin
banyak destinasi pariwisata yang memiliki infrastruktur (akses, amenitas, sarana dan
prasarana) dan ekosistem yang berkualitas, diharapkan mampu memberikan
kemudahan bagi wisatawan untuk berkunjung dari satu daerah ke daerah lain serta
mampu meningkatkan daya saing.
5
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Lingkungan Hidup
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 1996 tentang
Penyelenggaraan Pariwisata
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025
10. Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: KM.1/OT.001/MKP/2011,
tentang Pembentukan Tim Seleksi Unsur Penentu Kebijakan Badan Promosi Pariwisata
Indonesia
11. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur Nomor 1 Tahun 2016 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016 – 2036
12. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2011 – 2031
13. Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 4 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013 –
2018.
6
BAB III KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERENCANAAN
Berisi Visi, misi, tujuan dan sasaran, dan kebijakan dan strategi setiap rencana dalam
pengembangan kawasan pariwisata bahari meliputi struktur ruang, pola ruang, dan aktivitas.
BAB IV RENCANA STRUKTUR RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
PARIWISATA BAHARI
Berisi rencana pusat pelayanan kegiatan pariwisata, rencana sistem jaringan prasarana.
BAB V RENCANA POLA RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA
BAHARI
Berisi rencana pola ruang kawasan inti, rencanan pola ruang kawasan penyangga, rencana pola
ruang pendukung.
BAB VI RENCANA AKTIVITAS PENGEMBAGAN KAWASAN PARIWISATA
BAHARI
Berisi rencana peningkatan objek dan daya tarik wisata, rencana pemasaran pariwisata, rencana
kelembagaan pariwisata.
BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
PARIWISATA BAHARI
Berisi arahan pemanfaatan ruang pengembangan kawasan pariwisata bahari yang terdiri dari
usulan program utama, sumber pendanaan, instansi pelaksana, waktu dan tahapan perencanaan,
indikasi program.
7
Gambar 1.2 Peta Administrasi Kecamatan Penajam
Sumber: Bappelitbang Kabupaten Penajam Paser Utara, 2020 dan Bappeda Kabupaten Penajam Paser Utara, 2019
8
BAB II
KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN
Dalam penentuan konsep pengembangan, hasil dari analisis dan pembahasan menjadi
salah satu faktor dalam perumusan konsep pengembangan. Sehingga berkut disajikan
rangkuman terkait kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan sebagai berikut :
A. Penguatan Nilai Strategi
Berdasarkan tinjauan kebijakan yang dilakukan untuk mengetahui penguatan nilai
strategis maka didapatkan kesimpulan diantaranya :
1. Kawasan pariwisata bahari berdasarkan RPJP merupakan kawasan berperan dalam
peningkatan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal
2. Kecamatan Penajam ditetapkan sebagai kawasan pariwisata bahari yang merupakan
kawasan strategis Kabupaten dalam sudut padang ekonomi
B. Kewilayahan
Analisis kewilayahan dilakukan pada Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser
Utara dimana temuan analisis yang didapatkan adalah
1. Klasifikasi pengembangan kawasan di Kecamatan Penajam dimana terbagi dalam 3
(tiga) tingkatan kemampuan yaitu kamampuan pengembangan agak tinggi seluas
63.724,92 Ha, kemampuang pengembangan sedang seluas 16.053,49 Ha, dan
kemampuan pengembangan rendah 10.503,54 Ha.
2. Analisis kegiatan wisata dimana terbagi menjadi kesesuaian wisata pantai dan
kesesuaian wisata mangrove. Dimana kesesuaian wisata pantai temasuk sesuai seluas
22.554,54 Ha dan tidak sesuai seluas 3.972,63 Ha. Kemudian kesesuaian wisata
mangrove termasuk sesuai bersyarat seluas 785,03 Ha dan tidak sesuai seluas 67,39
Ha.
3. Berdasarkan data eksisting kondisi kontribusi wisata bahari di Kecamatan Penajam
terhadap perekonomian Kabupaten Penajam Paser Utara diketahui tidak memiliki
kontribusi apapun. Hal tersebut karena meskipun pengelolaan wisata telah dilakukan
secara mandiri oleh masyarakat namun pendapatan yang diperoleh belum
memberikan kontribusi apapun akibat tidak adanya penarikan retribusi secara merata
pada seluruh objek wisata. Penarikan biaya masuk hanya dilakukan di Pantai Nipah-
Nipah yaitu sebesar Rp.2.000,00 (dua ribu rupiah) dan hanya menjadi alternative
pendapatan masyarakat lokal yang mengelola objek wisata.
9
4. Pusat pelayanan kegiatan pariwisata di Kecamatan Penajam ditentukan dengan
menggunakan analisis Indeks Sentralitas Marshall. Kemudian didapatkan bahwa
Kelurahan yang termasuk dalam orde I atau kawasan kegiatan primer adalah
Kelurahan Nenang, Kelurahan Nipah-Nipah , Kelurahan Tanjung Tengah, Kelurahan
Sungai Parit dan Kelurahan Saloloang kemudian Desa Sidorejo termasuk dalam orde
II atau kawasan kegiatan sekunder. Untuk Desa Giri Purwa, Kelurahan Gunung
Steleng,Desa Girimukti, Kelurahan Pejala dan Kelurahan Petung termasuk dalam orde
II atau kawasan kegiatan tersier
C. Objek dan Atraksi Wisata Bahari (Attraction)
Terdapat 6 (enam) objek wisata bahari dengan jenis atraksi alam yang terdiri dari 1 (satu)
wisata mangrove dan 5 (lima) wisata pantai. Dimana terdapat atraksi utama dari masing-
masing objek wisata yaitu :
1. Mangrove Kampung Baru di Kelurahan Sungai Parit dengan atraksi alam berupa
hutan mangrove dan seluruh ekosistemnya
2. Pantai Nipah-Nipah di Kelurahan Nipah-Nipah dengan atraksi alam berupa pantai dan
sunset kemudian atraksi buatannya berupa Dermaga Cinta Nipah-Nipah yang menjadi
daya tarik utama
3. Pantai Tanjung Jumlah di Kelurahan Tanjung Tengah dengan atraksi alam berupa
pesisir pantai yang sangat panjang sebesar 13 KM dan vegetasi pesisir yang rimbun
dengan kontur datar yang cocok untuk tempat berkemah
4. Pantai Corong di Kelurahan Tanjung Tengah dengan atraksi alam berupa pantai
dengan titik surut yang jauh dan wilayah pesisir yang ditumbuhi rumput lebat.
Sebelumnya pernah dilakukan upaya pengelolaan namun tidak dilanjutkan sehingga
terbengkalai
5. Pantai Saloloang di Kelurahan Saloloang dengan atraksi alam berupa pantai dan
pemandangan alam yang indah. Memiliki potensi sebagai lokasi berenang dan
memancing karena gelombangnya yang tenang.
6. Pantai Pejala di Kelurahan Pejala dengan atraksi alam berupa pantai yang pada bagian
pesisirnya ditumbuhi vegetasi pesisir yang cukup rimbun. Atraksi utamanya adalah
Pantai Pejala merupakan tempat parkir bagi kapal-kapal nelayan dengan berbagai
bentuk dan ukuran yang beragam. Jika tersusun secara teratur maka susunan kapal
nelayan tersebut akan terlihat menarik sebagai lokasi berfoto.
Meskipun terdapat 6 (enam) objek wisata namun baru 3 (tiga) objek yang terkelola yaitu
Mangrove Kampung Baru di Kelurahan Sungai Parit, Pantai Nipah-Nipah di Kelurahan
10
Nipah-Nipah, dan Pantai Tanjung Jumlai di Kelurahan Tanjung Tengah. Meskipun telah
dilakukan pengelolaan terhadap 3 (tiga) objek tersebut namun baru Pantai Nipah-Nipah
saja yang menerapkan sistem penarikan biaya kunjungan terhadap wisatawan. Secara
umum objek wisata sudah mampu terkelola dengan baik mengkipun belum ada campur
tangan yang maksimal dari pemerintah karena hampir secara penuh upaya pengelolaan
dilakukan oleh masyarakat lokal yang bermukin dekat dengan objek wisata.
D. Sarana dan Prasarana serta Amenitas (Amenity)
Berdasarkan data eksisting yang dikaji didapatkan kesimpulan dari sarana dan prasarana
di Kecamatan Penajam serta kesimpulan analisis ketersediaan amenitas di objek wisata
bahari adalah sebagai berikut :
1. Sarana dan prasarana penunjang di Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam
minim memadai dan belum tersebar secara merata, seperti sarana pendidikan berupa
sekolah pariwisata, sarana kesehatan yaitu poliklinik serta fasilitas meliputi toko
cinderamata, rumah makan dan bank. Fasilitas penunjang tersebut dibutuhkan dalam
mendukung kegiatan wisatawan.
2. Sarana dan prasarana utama yang terdapat di Kawasan Pariwisata Bahari cukup
memadai seperti ketersediaan papan informasi, toilet, dan tempat sampah, sehingga
dapat memudahkan wisatawan dalam mendukung kegiatan pariwisata. Untuk fasilitas
tanggap bencana hanya terdapat di salah satu kawasan Pariwisata Bahari yaitu
Kelurahan Nipah-Nipah.
3. Berdasarkan survei primer yang telah dilakukan jumlah unit sarana prasarana utama
yang berada di dalam Kawasan Pariwisata Bahari seperti pada Kelurahan Nipah-
Nipah yaitu sebesar 82 unit, Saloloang sebesar 39 unit, Tanjung Tengah sebesar 51
unit, Sungai Parit sebesar 55 unit dan Pejala sebesar 12 unit.
4. Untuk utilitas seperti jaringan listrik, jaringan air bersih dan jaringan telekomunikasi
telah tersebar di seluruh Kawasan Pariwisata Bahari secara merata, sehingga fasilitas
tersebut telah memadai dalam menunjang kegiatan wisatawan.
E. Aksesibilitas (Accessibility)
Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa aksesibilitas di Kecamtan Penajam
sudah tergolong baik dimana dapat dijabarkan :
1. Kondisi jalan kategori baik sebesar 65%, cukup baik sebesar 25%, kurang baik sebear
6,9%, dan tidak baik sebesar 2,7%.
2. Belum ada angkutan umum yang secra regular melayani kebutuhan wisatawan untuk
menuju objek wisata
11
3. Wisatawan yang akan menjangkau wisata bahari menggunakan jalan Kabupaten yang
terhubung dengan jalan Provinsi sebagai akses utama
4. Sudah ada rencana pengedaan trayek menuju objek wisata bahari oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Penajam Pser Utara namun belum ada realisasi yang
dilakukan terhadap rencana tersebut
5. Tersedia terminal sebagai transit moda angkutan umum yang melayani wilayah
Keamatan Penajam hingga Kecamatan Waru
F. Kelembagaan (Ancillary)
Berdasarkan kondisi eksisting kelembagaan dan analisis yang dilakukan ditemukan
beberapa kesimpulan yaitu :
1. Kelembagaa pariwisata terdiri dari Dinas Kebudataan dan Pariwisata Kabupaten
Penajam Paser Utara, PT.Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT), Kelembagaan
Ekowisata Mangrove Kelurahan Kampung Baru, serta Pokdarwis dari Kelurahan Api-
Api, Kelurahan Nipah-Nipah, Kelurahan Saloloang, Kelurahan Tanjung Tengah, dan
Kelurahan Penajam
2. Kelembagaan yang tidak memenuhi standard kelembagaan pariwisata di antaranya
Dinas Kebudataan dan Pariwisata Kabupaten Penajam Paser Utara, PT.Pertamina
Hulu Kalimantan Timur (PHKT)
3. Kelembagaan yang tidak memenuhi standard dan perlu didukung pengembangannya
oleh pemerintah di antaranya adalah Kelembagaan Ekowisata Mangrove Kelurahan
Kampung Baru serta Pokdarwis dari Kelurahan Api-Api, Kelurahan Nipah-Nipah,
Kelurahan Saloloang, Kelurahan Tanjung Tengah, dan Kelurahan Penajam
4. Pengelolaan kawasan wisata bahari secara umum dikelola secara swadaya oleh
masyarakat setempat
5. Masyarakat memiliki kesadaran dan rasa partisipasi yang tinggi terhadap pengelolaan
potensi pariwisata bahari di Kecamatan Penajam
G. SWOT
Berdasarkan analisis SWOT yang dilakukan dengan memperhatikan potensi dan masalah
dari tiap aspek yang telah dianalisis maka didepatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil analisis SWOT menunjukkan bahwa Pariwisata Bahari di Kecamatan Penajam
masuk dalam kudaran III yaitu direkomendasikan untuk Mengubah Strategi pada
Pariwisata Bahari di Kecamatan Penajam dimana harus memperbaiki strategi yang
lemah bersifat internal dengan memanfaatkan peluang yang ada
12
2. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola serta memelihara
kawasan pariwisata bahari secara berkelanjutan dengan membentuk kelompok sadar
wisata (Pokdarwis) sehingga kerusakan lingkungan dapat diminimalisir.
3. Peningkatkan kerjasama dan koordinasi antara masyarakat, pihak swasta, dan pihak
pemerintah dalam pengelolaan kawasan pariwisata bahari Kecamatan Penajam dan
pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis).
4. Peningkatan kerjasama dan koordinasi masyarakat, pihak swasta, dan pihak
pemerintah terkait sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan di kawasan
pariwisata bahari Kecamatan Penajam.
H. Penentuan Konsep Pengembangan
Konsep yang paling tepat untuk diterapkan adalah konsep pariwisata berkelanjutan
berdasarkan hasil identifikasi kondisi eksisting kawasan pariwisata bahari terhadap
pendekatan konsep pariwisata cbt dan ekowisata, dimana pada indikator dari kedua
pendekatan tersebut mengakomodir prinsip-prinsip yang diterapkan pada konsep
pariwisata berkelanjutan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang dilakukan terhadap kondisi eksisting pariwisata
bahari di Kecamatan Penajam didapatkan strategi.1 pengembangan berdasarkan isu strategi
eksisting yang dikomparasikan dengan tinjauan kebijakan dan tinjauan pustaka. Pembagian
identifiksi data eksisting menyesuaikan dengan konsep 4A pengembangan pariwisata yang
terdiri dari atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan ancillary. Dimana dari konsep 4A tersebut
dikaitkan dengan prinsip pembangunan berkelanjutan yang menggunakan turunan konsep
berupa konsep Ekowisata dan Community Based Tourism (CBT). Berdasarkan definisinya
Ekowisata adalah upaya memanfaatkan ponteis wisata alam sebagai alternatif ekonomi
masyarakat lokal. Sedangkan CBT adalah konsep pengembangan pariwisata yang melibatkan
masyarakat, memanfaatkan masyarakat, hingga menyesuaikan dengan struktur sosial di
masyarakat untuk tujuan pengembangan pariwisata. Sehingga dari kedua konsep tyang
diadopsi dan hasil SWOT eksisting maka disusun konsep pengembangan sebagai berikut:
13
Konsep Pengembangan
Pengembangan sumber daya manusia Peningkatan kerjasama dan koordinasi Peningkatan kerjasama dan koordinasi
(SDM) dalam mengelola serta antara masyarakat, pihak swasta, dan masyarakat, pihak swasta, dan pihak
memelihara kawasan pariwisata bahari pihak pemerintah dalam pengelolaan pemerintah terkait sarana dan
secara berkelanjutan dengan kawasan pariwisata bahari prasarana yang menunjang kegiatan di
memberntuk kelompok sadar wisata KecamatanPenajam dan Pembentukan kawasan pariwisata bahari kecamatan
(Pokdarwis) sehingga kerusakan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) penajam
lingkungan dapat diminimalisir.
Gambar 1.2 Alur Konsep Pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam
Sumber: Penulis, 2021
14
BAB III
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN
15
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut maka terdapat strategi-strategi untuk
pengembangan fungsi kawasan kegiatan primer pariwisata bahari di Kecamatan Penajam
adalah sebagai berikut.
1. Strategi Peningkatan fungsi kawasan kegiatan primer
a. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana utama pariwisata bahari
b. Menyediakan trayek menuju tempat wisata dalam membantu wisatawan untuk
menuju tempat wisata.
c. Menyediakan sarana dan prasarana penunjang pariwisata bahari melalui
penyebaran pusat informasi pariwisata yang terdapat di Kelurahan Tanjung
Tengah, Sungai Parit, Nenang, Nipah-Nipah dan Saloloang dengan
menyediakan Tourism Information Center seperti papan menuju ke arah tempat
wisata dan daya tarik wisata
d. Peningkatan kondisi jalan masuk wisata untuk memudahkan akses wisatawan
menuju tempat wisata.
2. Strategi Pelestarian kawasan kegiatan primer
a. Mengembangkan pengelolaan kawasan kegiatan primer secara berkelanjutan
b. Menjamin kelestarian dan pemanfaatan ekosistem di kawasan kegiatan primer
c. Menerapkan pengembangan pariwisata bahari berbasis konsep pariwisata
berkelanjutan
B. Kebijakan dan Strategi Kawasan Kegiatan Sekunder
Dalam mewujudkan tujuan pengembangan pariwisata bahari di Kecamatan Penajam,
tepatnya di Desa Sidorejo maka kebijakan pengembangan pariwisata bahari terdiri dari.
1. Peningkatan fungsi kawasan kegiatan sekunder dalam mendukung fungsi kawasan
kegiatan primer
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut maka terdapat strategi-strategi untuk
pengembangan fungsi kawasan kegiatan primer pariwisata bahari di Kecamatan Penajam
adalah sebagai berikut.
2. Strategi Peningkatan fungsi kawasan kegiatan sekunder dalam mendukung fungsi
kawasan kegiatan primer
a. Melakukan penyediaan sarana dan prasarana penunjang pariwisata bahari
b. Meningkatkan aksesibilitas antar kawasan
c. Melakukan penyediaan sub-pusat informasi pariwisata yang dapat membantu
pariwisata dalam mendapatkan informasi mengenai pariwisata
C. Kebijakan dan Strategi Kawasan Kegiatan Tersier
16
Dalam mewujudkan tujuan pengembangan pariwisata bahari di Kecamatan Penajam,
tepatnya di Desa Girimukti, Giri Purwa, Kelurahan Penajam, Gn. Steleng, Pejala dan
Petung maka kebijakan pengembangan pariwisata bahari terdiri dari.
1. Peningkatan fungsi kawasan tersier dalam mendukung fungsi kawasan primer dan
sekunder
Dalam mewujudkan kebijakan tersebut maka terdapat strategi-strategi untuk
pengembangan fungsi kawasan kegiatan primer pariwisata bahari di Kecamatan Penajam
adalah sebagai berikut.
1. Strategi Peningkatan fungsi kawasan tersier dalam mendukung fungsi kawasan
primer dan sekunder
a. Memaksimalkan fungsi terminal sebagai tempat transit moda angkutan umum
yang melayani trayek yang menuju ke tempat pariwisata
b. Mengoptimalkan fungsi kawasan tersier sebagai kawasan perdagangan dan jasa
dalam membantu meningkatkan ekonomi masyarakat
3.2.2 Kebijakan dan Strategi Pola Ruang Pariwisata
Kebijakan pola ruang dalam pengembangan kawasan pariwisata bahari di Kecamatan
Penajam adalah suatu kebijakan yang disusun berisi penetapan terkait pengaturan pemanfaatan
ruang kawasan wisata. Adapun kebijakan tersebut disusun sebagai dasar dalam penentuan
rencana pola ruang. Berikut merupakan penjabaran kebijakan pola ruang pada kawasan
pariwisata bahari di Kecamatan Penajam.
1. Pemanfaatan kawasan lindung dalam menopang pengembangan kawasan pariwisata
bahari di Kecamatan Penajam diwujudkan melalui beberapa strategi, yaitu
menetapkan kawasan konservasi pada kawasan mangrove dan kawasan konservasi
terumbu karang.
2. Pengembangan kawasan budidaya yang sesuai dengan peruntukannya pada kawasan
pariwisata bahari yang berkelanjutan dengan konsep Ekowisata melalui pendekatan
community-based tourism di Kecamatan Penajam. Perwujudan pada kebijakan ini
dapat melalui pengembangan kegiatan permukiman serta perdagangan dan jasa diluar
zona inti pariwisata pada Kawasan Pariwisata.
3. Pengendalian pemanfaatan ruang kawasan budidaya dan lindung dalam mendukung
pengembangan pariwisata bahari di Kecamatan Penajam diwujudkan melalui strategi
yaitu menjaga kelesteraian kawasan lindung untuk menunjang pengembangan
pariwisata dengan tetap mempertahankan fungsinya dan mengendalikan
pembangunan di Kawasan Lindung selain untuk peneliti, edukasi dan rekreasi alam.
17
3.4.3 Kebijakan dan Strategi Aktivitas Pariwisata
Kebijakan aktivitas pariwisata bahari merupakan kebijakan yang menetapkan
pengembangan perencanaan pariwisata bahari dengan melibatkan aspek non-spasial.
Kebijakan dalam hal ini diusung sebagai arahan kegiatan pengembangan aktivitas di kawasan
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam dengan merumuskan strategi untuk mewujudkan
kebijakan tersebut. Berikut merupakan kebijakan dan strategi aktivitas Pariwisata Bahari di
Kecamatan Penajam sebagai berikut :
1. Mengembangkan Pariwisata Bahari di Kecamatan Penajam berbasis masyarakat
dengan strategi :
a. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam hal kemampuan pengelolaan dan
pengetahuan pengelolaan potensi, objek dan daya tarik wisata bahari.
b. Membuat organisasi masyarakat yang berfokus untuk pengelolaan dan
pengembangan wisata bahari di Kecamatan Penajam
c. Perlibatan masyarakat dalam pengembangan pariwisata dengan tujuan
meningkatkan ekonomi masyarakat lokal
2. Meningkatkan dan mengembangkan potensi atraksi wisata bahari di Kecamatan
Penajam dengan strategi sebagai berikut.
a. melakukan perawatan intesif terhadap potensi sumber daya alam yang menjadi
atraksi wisata bahari di Kecamatan Penajam
b. pengembangan aspek something to do, something to see, something to buy pada
setiap kawasan objek pariwisata
3. Pegembangan usaha kemitraan dan pemasaran yang bersinergi dengan strategi :
a. Meningkatkan keterpaduan sinergis promosi antar pemangku kepentingan
pariwisata
b. Meningkatkan promosi lokalitas wisata pada objek wisata alam dan seni budaya
sehingga dapat menarik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan domestik
maupun internasional dan memberikan keuntungan bagi wisatawan
c. Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi oleh masyarakat dalam pemasaran
pariwisata
4. Pengembangan organisasi masyarakat di bidang pariwisata khususnya pariwisata
bahari dengan strategi:
a. Meningkatkan pengelolaan kawasan yang melibatkan pemerintah, swasta dan
masyarakat dalam pengembagan kawasan pariwisata bahari di kecamatan penajam
18
b. Meningkatkan kontribusi masyarakat dalam pengelolaan kawasan pariwisata
dalam mendukung konsep CBT
19
BAB IV
RENCANA STRUKTUR RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
20
Gambar 4.1 Ilustrasi Komponen Standar Penunjuk Arah
Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2018
d) Untuk penempatan papan petunjuk arah dijelaskan pada gambar berikut.
21
4.1.3 Rencana Pusat Pelayanan Kegiatan Tersier
Pusat pelayanan kegiatan tersier adalah kawasan pendukung pusat pelayanan kegiatan
sekunder di kawasan pariwisata Bahari yang meliputi Girimukti, Penajam, Giri Purwa, Gn.
Steleng, Pejala dan Petung dimana kawasan ini melayani kegiatan masyarakat lokal di kawasan
pariwisata bahari. Adapun rencana pengembangan pusat pelayanan kegiatan tersier terdiri dari.
1. Penyebaran pusat informasi pariwisata yang terdapat di Girimukti, Penajam, Giri
Purwa, Gn. Steleng, Pejala dan Petung dengan menyediakan Tourism Information
Center seperti papan menuju ke arah tempat wisata dan daya tarik wisata.
2. Peningkatan terminal sebagai tempat transit moda angkutan umum yang melayani
trayek yang menuju ke tempat pariwisata.
22
Gambar 4.3 Ilustrasi Ukuran Umum Ruang Gerak Untuk Orang Dewasa
Sumber: Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018
23
d) Material jalan dipilih sesuai dengan potensi lokal, misalnya: semen, batu, kayu,
besi, dan lain-lain
3. Penyediaan ruang parkir di kawasan pariwisata tepatnya di Kelurahan Tanjung
Tengah, Sungai Parit, Nenang, Nipah-Nipah dan Saloloang dengan kriteria sebagai
berikut.
a) Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal
kendaraan dengan ketentuan ruang bebas arah memanjang diberikan di depan
kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat
jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm (lima centimeter)
dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm (tiga puluh centimeter).
b) Lebar bukaan pintu adalah 75 cm
c) Untuk standar ruang parkir terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1) Mobil penumpang Gol I = 2,30 x 5,00 m2
2) Mobil penumpang Gol II = 2,50 x 5,00 m2
3) Mobil penumpang Gol III = 3,00 x 5,00 m2
4) Bus/ truk = 3,40 x 12,50 m2
5) Sepeda motor = 0,75 x 2,00 m2
d) Pola parkir untuk mobil penumpang ditunjukkan pada gambar berikut. Pola parkir
90° mempunyai daya tampung lebih banyak jika dibandingkan dengan pola parkir
parallel.
24
Gambar 4.7 Ilustrasi Pola Parkir Tegak Lurus Yang Berhadapan
Sumber : Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018
Arah gerakan lalu lintas kendaraan roda dua dapat satu arah atau dua arah.
f) Pola parkir untuk bus pariwisata adalah sebagai berikut.
25
18) Papan perambuan dalam terminal
19) Papan pengumuman
20) Layanan bagasi
21) Ruang penitipan barang
22) Tempat berkumpul darurat
23) Jalur evakuasi bencana
c) Adapun untuk fasilitas penunjang terdiri dari.
1) Fasilitas penyandang cacat dan ibu hamil atau menyusui
2) Fasilitas kenyamanan
3) Fasilitas pelayanan keamanan
4) Fasilitas istirahat awak kendaraan
5) Fasilitas ramp check
6) Fasilitas pengendapan kendaraan
7) Fasilitas bengkel yang diperuntukkan bagi operasional bus
8) Fasilitas kesehatan
9) Fasilitas peribadatan
10) Tempat transit penumpang
11) Alat pemadam kebakaran
12) Toilet
13) Fasilitas park and ride
14) Tempat istirahat awak kendaraan
15) Fasilitas pereduksi pencemaran udara dan kebisingan
16) Fasilitas pemantau kualitas udara dan gas buang
17) Fasilitas kebersihan, perawatan terminal dan janitor
18) Fasilitas perbaikan ringan kendaraan
19) Fasilitas perdagangan, pertokoan, kantin pengemudi
20) Area merokok
21) Fasilitas restoran
22) Fasilitas ATM
23) Fasilitas pengantar barang
24) Fasilitas telekomunikasi dan area dengan jaringan internet
25) Fasilitas penginapan
26) Fasilitas keamanan
27) Fasilitas anak-anak
26
28) Media pengaduan layanan
29) Fasilitas umum
5. Penerapan rencana jaringan pelayanan lalu lintas berupa trayek angkutan penumpang
meliputi yang meliputi kelurahan yang termasuk dalam kawasan kegiatan primer
dalam melayani kegiatan pariwisata bahari.
4.2.2 Sistem Jaringan Telekomunikasi
Sistem jaringan telekomunikasi pada Kawasan Pariwisata Bahari dilakukan dalam
rangka meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan telekomunikasi, dimana
pengembangan sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari :
1. Jaringan telekomunikasi nirkabel
a) Pengembangan jaringan telekomunikasi nirkabel diarahkan pada wilayah
yang tidak terlayani dengan sistem kabel
b) Pengembangan dari prasarana telekomunikasi nirkabel melalui penataan dan
pengendalian pembangunan menara telekomunikasi meliputi Kelurahan
Gunung Steleng dan Kelurahan Nenang.
4.2.3 Sistem Jaringan Listrik
Adapun rencana jaringan listrik yang akan dikembangkan pada kawasan pariwisata
bahari Kecamatan Penajam sebagai berikut :
1. Pembangunan jaringan transmisi tegangan tinggi yang berkapasitas 150 (seratus lima
puluh) Kilo Volt pada Kelurahan Petung – Incomer 1 phi (Karjo – Kuaro)
2. Pembangunan gardu induk Petung kapasitas 30 MVA, terdapat di Desa Girimukti
Kecamatan Penajam
3. Dalam mendukung TIC (Tourism Information Center) dibutuhkan pengembangan
instalasi listrik atau penyaluran listrik di beberapa tempat dalam mendukung kegiatan
pariwisata primer tepatnya di Kelurahan Tanjung Tengah, Sungai Parit, Nenang,
Nipah-Nipah dan Saloloang
4. Penambahan fasilitas instalasi listrik/genset di Kelurahan Tanjung Tengah, Sungai
Parit, Nenang, Nipah-Nipah dan Saloloang
4.2.4 Sistem Jaringan Air
Adapun dalam melayani kawasan pariwisata bahari rencana pengembangan jaringan air
terdiri dari.
1. Rencana pengembangan sumber mata air di Desa Giri Mukti Kecamatan Penajam
a) Jenis pipa yang digunakan yaitu PVC tipe AW karena paling tebal dan sesuai untuk
aliran bertekanan, besarnya dimensi pipa disesuaikan untuk menyalurkan air bersih
27
di kawasan pariwisata bahari. PVC tipe AW merupakan pipa paling tebal yang
mampu menahan tekanan hingga 10 kg/cm2 dengan ilustrasi sebagai berikut.
2. Rencana pengembangan jaringan air minum perkotaan melalui jaringan PDAM
meliputi jaringan perpipaan Penajam di Kecamatan Penajam.
a) Untuk standar kebutuhan air non-domestik pada kawasan pariwisata yaitu sebesar
0,1 – 0,3 l/dt/ha
28
BAB V
RENCANA POLA RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
29
Sungai Parit,
Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Tj.
Tengah
Permukiman Perkotaan 1.350,80 Kelurahan Nenang,
Kelurahan Nipah-
Nipah, Kelurahan
Sungai Parit,
Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Tj.
Tengah
Permukiman Perdesaan 747,75 Kelurahan Nenang,
Kelurahan Sesumpu,
Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Tj.
Tengah
Hotel dan Penginapan 494,73 Kelurahan Nipah-
Nipah, Kelurahan
Sungai Parit,
Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Tj.
Tengah
Perdagangan dan Jasa 646,79 Kelurahan Nenang,
Kelurahan Nipah-
Nipah, Kelurahan
Kampung Baru,
Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Tj.
Tengah
Perikanan Tangkap Perikanan 498,66
Tangkap
30
Pertanian 498,66 Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Sesumpu,
Peruntukkan Industri 338,11 Kelurahan Nenang,
Menengah Kelurahan Nipah-
Nipah, Kelurahan
Saloloang,
Kelurahan Tj.
Tengah
Sumber: Rencana, 2021
Pola ruang pada kawasan inti Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam terdiri
dari zona lindung dan zona budidaya. Adapun terdapat rencana pola ruang pada kawasan inti
yang dijabarkan sebagai berikut.
5.1.1 Zona Lindung
Zona lindung merupakan kawasan yang fungsi utamanya untuk melindungi kelestarian
fungsi sumber daya alam, sumber daya buatan, nilai sejarah serta budaya bangsa guna
kepentingan pembangunan berkelanjutan. Berikut merupakan penjabaran dari zona lindung
yang terdapat di kawasan inti pada Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam.
A. Kawasan Konservasi Mangrove
Kawasan konservasi merupakan kawasan yang dilindungi dan ditetapkan pemerintah
dengan berdasarkan pada berbagai macam kriteria. Adapun rencana dalam
pengelolaan kawasan konservasi mangrove adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan sistem pengawasan terhadap kerusakan lingkungan akibat adanya
aktifitas pariwisata
B. Kawasan Konservasi Terumbu Karang
1. Penetapan kawasan terumbu karang Kecamatan Penajam sebagai kawasan
konservasi
2. Pengembangan terumbu karang secara alami maupun buatan
3. Pengadaan transplantasi karang bagi terumbu karang yang mengalami kerusakan
C. Sempadan Pantai
Sempadan pantai merupakan daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional
dengan bentuk dan kondisi fisik pantai. adapun rencana dalam pengelolaan kawasan
sempadan pantai ialah sebagai berikut.
1. Penetapan delineasi kawasan sempadan pantai
31
2. Sebagai perlindungan pantai dari erosi dan abrasi
3. Sebagai perlindungan untuk mangrove dan terumbu karang
4. Penertiban rencana pembangunan sekitar pantai harus sejauh minimal 100 meter
dari bibir pantai
D. Sempadan Sungai
Sempadan sungai merupakan kawasan yang memiliki garis maya di kiri dan kanan
sungai denga fungsi sebagai pembatas untuk memberikan perlindungan terhadap
kelestarian sungai. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan ini yaitu sebagai
berikut.
1. Penetapan delineasi kawasan sempadan sungai
2. Penertiban rencana pembangunan sekitar sungai harus sejauh minimal 100 meter
dari tepi sungai
5.1.2 Zona Budidaya
Zona budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
melakukan budidaya dengan dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
A. Kawasan Peruntukkan Pariwisata Alam
Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau
disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
1. Pengembangan sarana prasarana pendukung wisata pada kawasan inti
2. Pengembangan aktivitas wisata pada kawasan inti
B. Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung,
baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan
tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung
perikehidupan dan penghidupan.
1. Menata dan mengembangkan kawasan permukiman perkotaan kecamatan
2. Mengendalikan pertumbuhan pembangunan permukiman perkotaan
3. Meningkatkan sanitasi pada kawasan permukiman perkotaan
4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pada kawasan
permukiman perkotaan
5. Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman perkotaan
C. Permukiman Perdesaan
32
1. Menata dan mengembangkan kawasan permukiman perdesaan
2. Mengendalikan pertumbuhan pembangunan permukiman perdesaan
3. Meningkatkan sanitasi pada kawasan permukiman perdesaan
4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pada kawasan
permukiman perdesaan
5. Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman perdesaan
D. Hotel dan Penginapan
1. Pengembangan hotel, resort an guest house di kawasan inti
2. Peningkatan sanitasi di kawasan penginapan
3. Peningkatan sarana dan prasarana penunjang di kawasan penginapan
4. Peningkatan skala pelayanan penginapan
E. Perdagangan dan Jasa
1. Penetapan kawasan UMKM khas pesisir di kawasan inti
2. Penataan kawasan perdagangan dan jasa di kawasan pariwisata bahari
F. Pertanian
1. Mempertahankan kawasan pertanian yang terdapat di Kecamatan Penajam dengan
dalam mendukung kegiatan wisata pada kawasan inti
2. Mengembangkan kawasan pertanian terpadu di Kecamatan Penajam
3. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung dalam pengolahan hasil
pertanian
G. Peruntukkan Industri Menengah
1. Mengembangkan kegiatan industri menengah dengan mempertimbangkan aspek
keberlanjutan dan tidak dilakukan di lahan pada kawasan lindung dan kawasan
produktif pertanian maupun perkebunan.
2. Mengembangkan kegiatan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) yang
bertemakan memiliki ciri khas wisata bahari pada kawasan inti
33
diperbolehkan untuk mendukung fungsi utama kegiatan pada kawasan inti seperti perdagangan
dan jasa. Adapun kawasan penyangga pariwisata bahari yang ada di Kecamatan Penajam
secara keseluruhan memiliki luas sebesar x Ha dengan jenis kegiatan yang dijelaskan sebagai
berikut.
Tabel 5.2 Rencana Luas Kawasan Penyangga Pariwisata Bahari
Kecamatan Penajam
No. Jenis Zona Sub-Zona Luas Zonasi Lokasi
Penyangga (Ha)
1. Zona Lindung Sempadan Pantai 66,23 Kelurahan Gunung
Seteleng
Sempadan Sungai 1.289,18 Kelurahan Riko,
Kelurahan Sepan,
Kelurahan Pantai
Lango, Kelurahan
Gresik, Kelurahan
Jenebora,
Kelurahan Sotek,
Kelurahan Gunung
Seteleng, Kelurahan
Pejala
RTH 6.581,38 Desa Bukit Subur,
Kelurahan Sepan,
Kelurahan Gresik,
Kelurahan
Jenebora,Kelurahan
Buluminung,
Kelurahan Sotek,
Kelurahan Gunung
Seteleng, Kelurahan
Penajam, Kelurahan
Lawe Lawe, Desa
Giri Purwa, Desa
Giri Mukti, Desa
Sidorejo
2. Zona Budidaya Permukiman Perkotaan 2.078,16 Kelurahan Penajam,
Kelurahan Gunung
34
Seteleng, Kelurahan
Pejala, Desa
Giripurwa, Desa
Girimukti, Desa
Sidorejo
Permukiman Perdesaan 907,61 Kelurahan Riko,
Kelurahan Sepan,
Kelurahan Pantai
Lango, Kelurahan
Gresik, Kelurahan
Jenebora,
Kelurahan Sotek,
Kelurahan Gunung
Seteleng, Kelurahan
Pejala
Perdagangan dan Jasa 283,72 Kelurahan Gunung
Seteleng, Keluraha
Petung, Desa
Sidorejo
Hotel dan penginapan 70,15 Keluraha Pejala
Hutan Produksi 22.831,39 Kelurahan Riko,
Desa Bukit Subur,
Kelurahan Sotek
Pertanian 8.790,63 Kelurahan Riko,
Kelurahan Sepan,
Kelurahan Pantai
Lango, Kelurahan
Gresik, Kelurahan
Jenebora,
Kelurahan Sotek,
Kelurahan Gunung
Seteleng, Kelurahan
Pejala, Keluraha
Petung, Desa
Giripurwa, Desa
Girimukti
35
Perkebunan 36.775,31 Kelurahan Riko,
Kelurahan Sepan,
Kelurahan Pantai
Lango, Kelurahan
Gresik, Kelurahan
Jenebora,
Kelurahan Sotek,
Kelurahan Gunung
Seteleng
Peternakan 543,38 Kelurahan Petung
Peruntukan Industri 56,86 Kelurahan Gunung
Menengah Seteleng
3. Zona Lainnya Pertahanan dan Keamanan 278,96 Desa Girimukti
36
2. Melakukan pengembangan kawasan sempadan pantai yang menunjang fungsi
pariwisata bahari
3. Melakukan penertiban perencanaan pembangunan pada sempadan pantai sejauh
minimal 100 meter dari bibir pantai
4. Melakukan pembatasan dan pelarangan terkait alih fungsi kawasan lindung di
sempadan pantai yang dapat berpotensi meneyebabkan kerusakan kualitas
lingkungan pantai
5. Melakukan pembatasan dan pelarangan terkait penggunaan lahan untuk bangunan
di sempadan sungai yang tidak memiliki keterkaitan dengan kegiatan konservasi di
pantai
B. Sempadan Sungai
Sempadan sungai merupakan kawasan yang memiliki garis maya di kiri dan kanan
sungai denga fungsi sebagai pembatas untuk memberikan perlindungan terhadap
kelestarian sungai. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan ini yaitu sebagai
berikut.
1. Menentukan penetapan delineasi kawasan sempadan sungai
2. Melakukan pengembangan terkait kawasan sempadan pantai yang menunjang
fungsi pariwisata bahari
3. Melakukan penertiban perencanaan pembangunan sekitar sungai sejauh minimal
100 meter dari tepi sungai
4. Melakukan pembatasan dan pelarangan terkait alih fungsi kawasan lindung di
sempadan sungai yang dapat berpotensi meneyebabkan kerusakan kualitas
lingkungan sungai
5. Melakukan pembatasan dan pelarangan terkait penggunaan lahan untuk bangunan
di sempadan sungai yang tidak memiliki keterkaitan dengan kegiatan konservasi
atau pengelolaan sungai
C. RTH
Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan area memanjang atau mengelompok yang
mana sifat dari penggunaannya lebih terbuka sebagai tempat tumbuh tanaman secara
alami maupun sengaja ditanam. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan ini yaitu
sebagai berikut.
1. Mengembangkan ruang terbuka hijau berupa hutan kota, taman kota, taman
kecamatan, dan teman kelurahan
37
2. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pada kawasan ruang terbuka
hijau
3. Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan ruang terbuka hijau
5.2.2 Zona Budidaya
Zona budidaya merupakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
melakukan budidaya dengan dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya
manusia, dan sumber daya buatan yang digunakan atau dimanfaatkan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Adapun zona budidaya yang terdapat di Kawasan Penyangga Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam meliputi permukiman perkotaan, permukiman perdesaan,
perdagangan dan jasa, hotel dan penginapan, hutan produksi, pertanian, perkebunan,
perkebunan, peternakan, perkebunan, peternakan, pertambangan mineral dan batu bara, dan
peruntukan industri menengah. Berikut merupakan penjabaran dari zona budidaya yang
terdapat di kawasan penyangga pada Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam.
A. Permukiman Perkotaan
Kawasan permukiman perkotaan pada kawasan penyangga di Kawasan Strategis
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ditetapkan dalam rangka mendukung
pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam. Adapun rencana
pengembangan untuk pengelolaan kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
6. Menata dan mengembangkan kawasan permukiman perkotaan kecamatan
7. Mengendalikan pertumbuhan pembangunan permukiman perkotaan
8. Meningkatkan sanitasi pada kawasan permukiman perkotaan
9. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pada kawasan
permukiman perkotaan
10. Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman perkotaan
B. Permukiman Perdesaan
Kawasan permukiman perkotaan pada kawasan penyangga di Kawasan Strategis
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ditetapkan dalam rangka mendukung
pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam. Adapun rencana
pengembangan untuk pengelolaan kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menata dan mengembangkan kawasan permukiman perdesaan
2. Mengendalikan pertumbuhan pembangunan permukiman perdesaan
3. Meningkatkan sanitasi pada kawasan permukiman perdesaan
4. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pada kawasan
permukiman perdesaan
38
5. Meningkatkan kualitas lingkungan pada kawasan permukiman perdesaan
C. Perdagangan dan Jasa
Kawasan perdagangan dan jasa pada kawasan penyangga di Kawasan Strategis
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ditetapkan dalam rangka mendukung
pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam. Adapun rencana
pengembangan untuk pengelolaan kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menata dan mengembangakan kawasan perdagangan dan jasa
2. Mengembangkan pusat kawasan perbelanjaan skala kabupaten
3. Mengembangkan pusat kawasan wisata kuliner skala kabupaten
4. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kawasan perdagangan dan jasa
D. Hotel dan Penginapan
Kawasan hotel dan penginapan pada kawasan penyangga di Kawasan Strategis
Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ditetapkan dalam rangka mendukung
pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam. Adapun rencana
pengembangan untuk pengelolaan kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Menata dan mengembangkan kawasan hotel dan penginapan melalui penyediaan
hotel, resort, dan guest house.
2. Meningkatkan sanitasi di kawasan hotel dan penginapan
3. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang di kawasan hotel dan
penginapan
4. Meningkatkan skala pelayanan hotel dan penginapan
E. Hutan Produksi
Adapun pada kawasan hutan produksi pada Kawasan Strategis Pariwisata Bahari
Kecamatan Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam RTRW
Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan ini
yaitu sebagai berikut.
1. Mempertahankan kawasan perkebunan yang terdapat di Kecamatan Penajam
dengan tidak melakukan alih fungsi kegiatan menjadi kegiatan komersil
2. Mengelola dan memanfaatkan hutan yang dapat meningkatkan perekonomian
kabupaten
3. Mengawasi dan Mengendalikan kegiatan pengusahaan hutan dan gangguan
keamanan hutan lainnya.
F. Pertanian
39
Adapun pada kawasan peruntukan pertanian pada Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam
RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan
ini yaitu sebagai berikut.
1. Mempertahankan kawasan pertanian yang terdapat di Kecamatan Penajam dengan
tidak melakukan alih fungsi kegiatan menjadi kegiatan komersil
2. Mengembangkan kawasan pertanian terpadu di Kecamatan Penajam
3. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung dalam pengolahan hasil
pertanian
G. Perkebunan
Adapun pada kawasan peruntukan perkebunan pada Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam
RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan
ini yaitu sebagai berikut.
1. Mempertahankan kawasan perkebunan yang terdapat di Kecamatan Penajam
dengan tidak melakukan alih fungsi kegiatan menjadi kegiatan komersil
2. Mengembangkan kawasan perkebunan terpadu di Kecamatan Penajam
3. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung dalam pengolahan hasil
perkebunan
H. Peternakan
Adapun pada kawasan peruntukan peternakan pada Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam
RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan
ini yaitu sebagai berikut.
1. Mempertahankan kawasan peternakan yang terdapat di Kecamatan Penajam
dengan tidak melakukan alih fungsi kegiatan menjadi kegiatan komersil
2. Mengembangkan kawasan peternakan terpadu di Kecamatan Penajam
3. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung dalam pengolahan hasil
peternakan
I. Peruntukan Industri Menengah
Adapun pada kawasan peruntukan peternakan pada Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam
RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan
ini yaitu sebagai berikut.
40
1. Mengembangkan kegiatan industri menengah dengan mempertimbangkan aspek
keberlanjutan dan tidak dilakukan di lahan pada kawasan lindung dan kawasan
produktif pertanian maupun perkebunan.
2. Mengembangkan kegiatan usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM) yang
bertemakan wisata bahari
3. Mengembangkan kemitraan usaha pariwisata bahari
5.2.3 Zona Lainnya
Zona lainnya yang ditetapkan pada rencana pola ruang Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam merupakan zona di luar dari zona lindung dan zona budidaya.
Adapun zona lainnya yang terdapat di kawasan penyangga pada Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam meliputi kawasan pertahanan dan keamanan, IPAL, TPA, dan
waduk. Berikut merupakan penjabaran dari zona lainnya yang terdapat di kawasan penyangga
pada Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam.
A. Pertahanan dan Keamanan
Adapun pada kawasan pertahanan dan keamanan pada Kawasan Strategis Pariwisata
Bahari Kecamatan Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam
RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan
ini yaitu sebagai berikut.
1. Menyediakan ruang untuk pengembangan kegiatan di daerah tertentu seperti
polres, koramil, dan lain-lain.
2. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pada kawasan pertahanan dan
kemananan
B. IPAL
Kawasan IPAL atau Instalasi Pengelolaan Air Limbah pada kawasan penyangga di
Kawasan Strategis Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ditetapkan dalam rangka
mendukung pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam. Adapun
rencana pengembangan untuk pengelolaan kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan sistem pengolah limbah domestic/rumah tangga yang terdiri dari
sistem on site dan off site
2. Mengembangkan sistem pengolah limbah untuk industri maupun home industry
3. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pada kawasan IPAL
C. TPA
Kawasan TPA atau tempat pemrosesan akhir pada kawasan penyangga di Kawasan
Strategis Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam ditetapkan dalam rangka mendukung
41
pengembangan Kawasan Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam. Adapun rencana
pengembangan untuk pengelolaan kawasan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Meningkatan kapasitas daya tampung sampah
2. Mengembangkan sistem pengelolaan sampah dengan menggunakan sistem
sanitary landfill
3. Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang pada kawasan TPA
D. Waduk
Adapun pada kawasan waduk pada Kawasan Strategis Pariwisata Bahari Kecamatan
Penajam ini didasari pada penetapan yang telah diatur dalam RTRW Kabupaten
Penajam Paser Utara. Adapun rencana untuk pengelolaan kawasan ini yaitu sebagai
berikut.
1. Mengendalikan pembangunan di kawasan sekitar waduk
2. Meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan sekitar waduk
3. Mengendalikan kelestarian pada kawasan sekitar waduk
42
BAB VI
RENCANA AKTIVITAS PENGEMBAGAN KAWASAN
43
b. Pemberian materi pelatihan tentang diversifikasi produk olahan yang memiliki
potensi jual kepada masyarakat lokal
4. Malakukan perawatan rutin dan pengecekkan kondisi kelayakan guna terhadap
fasilitas pendukung pada objek wisata yang sudah ada
5. Peningkatan intensitas perawatan mangrove dimana wajib dilakukan pengecekan
kondisi ekosistem hutan mangrove secara rutin tiap 3 bulan sekali
6. Pengembangan aktivitas perdagangan berskala kecil pada kawasan objek pariwisata
sebagai sarana untuk masyarakat lokal berdagang secara teratur
6.1.2 Pantai Nipah-nipah
1. Pengadaan penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat lokal khususnya yang
bermukim dekat dengan objek wisata dengan bentuk kegiatan seperti :
a. Penyuluhan terkait kebijakan penggunaan ruang pantai yang ramah lingkungan
b. Penyuluhan terkait pengelolaan pesisir pantai berbasis masyarakat
c. Pemberian materi pelatihan tentang pengadaan produk jual berdasarkan ciri khas
masyarakat dan ciri khas objek wisata yang memiliki potensi jual
2. Peningkatan keberagaman something to do dan something to see sebagai upaya
menahan wisatawan lebih lama seperti :
a. Membangun area serba guna yang dapat disewakan sebagai sarana aktivitas seperti
kegiatan rekreasi, dan kegiatan umum yang dapat mendatangkan banyak masa
b. Membuka aktivitas kegiatan memancing dan menyediakan fasilitas pendukung
pemancingan
c. Membuka aktivitas Diving dan Snorklng dan menyediakan fasilitas pendukung
seperti penyewaan pelampung dan alat menyelam lainnya
3. Peningkatan kualitas lingkungan pada lokasi pantai dengan melakukan penanaman
kembali terhadap vegetasi di sekitar pesisir objek wisata
4. Melakukan perawatan terhadap fasilitas yang sudah ada secara rutin yaitu Dermaga
Cinta Nipah-Nipah yang menjadi salah satu objek atraksi buatan di Pantai Nipah-
Nipah
5. Pembangunan area khusus perdagangan skala kecil dalam kawasan objek wisata
6.1.3 Pantai Saloloang
1. Pengembangan something to see sebagai aspek utama pada atraksi utama Pantai
Saloloang yaitu Jajaran Kapal Nelayan berbagai ukuran dan warna yang sangat
beragam dimana pengembangannya dapat diwujudkan dengan pengadaan lokasi
parkir kapal nelayan agar dapat tertata dengan rapi
44
2. Pengembangan aspek something to do berupa kegiatan menikmati pemandangan alam
pesisir dengan penyediaan fasilitas pendukung seperti tempat berteduh berupa gazebo
3. Pengembangan aspek something to buy berupaka souvenir berciri khas karakteristik
kawasan tersebut yaitu Kapal Nelayan dimana souvenir dapat berupa gantungan kunci
dan tas rajut dari bahan dasar jaring nelayan
4. Pengadaan fasilitas pendukung dasar pada kawasan objek pariwisata bahari
5. Peningkatan kualitas aksesibilitas dan pengadaan fasilitas pendukung aksesibilitas
6. Peningkatan kualitas lingkungan pada lokasi pantai dengan melakukan penanaman
kembali terhadap vegetasi di sekitar pesisir objek wisata
7. Pengadaan bangunan penahan abrasi pada sepanjang sempadan pantai
6.1.4 Pantai Tanjung Jumlai
1. Melakukan claim terhadap potensi pariwisata yang ada berupa bentangan garis pantai
sebagai bentangan pasir pantai terpanjang se - Indonesia di Pantai Tanjung Jumlai
dengan panjang 13 Km sehingga dapat meningkatkan exposure objek wisata lebih
luas lagi.
2. Melakukan perawatan intensif terhadap potensi terumbu karang dengan
pemberdayaan masyarakat sebagai eksekutor. Sehingga dari perawatan tersebut,
potensi terumbu karang di Pantai Tanjung Jumlai dapat terlihat menjadi daya tarik
bagi wisatawan untuk berkunjung.
3. Melakukan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat yang terlibat dalam aktivitas
pariwisata agar mampu mengelola sekaligus merawat potensi dari wisata bahari yang
ada.
4. Melakukan peningkatan pada fasilitas penunjang dan pelengkapnya berupa
penginapan, serta lokasi tempat parkir yang mampu menampung kendaraan roda 4
lebih banyak. Hal tersebut juga sebagai pendukung aspek to do yaitu dalam berekreasi,
melakukan kegiatan yang bersifat outdoor (menyelenggarakan acara), berenang, dan
berfoto seperti tersedianya tempat yang menarik untuk berfoto lebih banyak. Pada
peningkatan tersebut juga sebagai pendukung aspek to see yang disajikan Pantai
Tanjung Jumlai berupa pemandangan pantai, kondisi ombak yang tenang, serta
tumbuhan pesisir yang padat sebagai peneduh yang alami.
5. Peningkatan keberagaman something to do sebagai upaya menahan wisatawan lebih
lama seperti membuka aktivitas kegiatan perkemahan dan menyediakan fasilitas
pendukung dalam berkemah seperti penyewaan tenda kemah, dan alat perkemahan
lainnya.
45
6. Melakukan peningkatan pada kualitas aksesbilitas menuju objek dan daya tarik wisata
yaitu Pantai Tanjung Jumlai.
7. Meningkatkan kualitas lingkungan pesisir melalui penanaman kembali pada vegetasi
pesisir. Seperti penanaman pohon peneduh, sehingga pada kawasan objek dan daya
tarik wisata memberikan lingkungan yang teduh bagi para wisatawan untuk
berkunjung.
8. Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan
Pantai Tanjung Jumlai.
9. Wajib mengembangkan konsep distribusi baik berbentuk biaya parkir maupun biaya
masuk pada lokasi objek wisata dengan harga murah
10. Adanya keterlibatan masyarakat dalam penentuan aspek to buy seperti
tersedianya tempat penjualan merchandise, makanan dan minuman, serta jasa
penyewaan alat, maupun kendaraan.
6.1.5 Pantai Corong
1. Adanya peningkatan kualitas dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata di Pantai
Corong dengan melibatkan kerjasama antara masyarakat, pihak swasta, dan pihak
pemerintah.
2. Melakukan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat yang terlibat dalam aktivitas
pariwisata agar mampu mengelola sekaligus merawat potensi dari wisata bahari yang
ada.
3. Melakukan peningkatan pada kualitas aksesbilitas menuju objek dan daya tarik wisata
yaitu Pantai Corong.
4. Melakukan peningkatan pada fasilitas penunjang dan pelengkapnya seperti pada
gazebo dengan kondisi tidak baik. Serta peningkatan fasilitas yang mendukung aspek
to do yaitu berfoto seperti tersedianya tempat yang menarik untuk berfoto lebih
banyak, dan berenang. Berdasarkan peningkatan fasilitas tersebut dapat mendukung
aspek to see dimana pada Pantai Corong terdapat pemandangan berupa pantai dan
kondisi pesisir yang landai.
5. Meningkatkan kualitas lingkungan pesisir melalui penanaman kembali pada vegetasi
pesisir. Seperti penanaman pohon peneduh, sehingga pada kawasan objek dan daya
tarik wisata memberikan lingkungan yang teduh bagi para wisatawan untuk
berkunjung.
46
6. Penyediaan bangunan penahan abrasi pada Pantai Corong, hal ini dikarenakan
karakteristik pantai tersebut yang cukup landai dengan titik tersurut yang cukup jauh
memungkinkan terjadinya abrasi.
7. Adanya keterlibatan masyarakat dalam penentuan aspek to buy seperti tersedianya
tempat penjualan merchandise, makanan dan minuman, serta jasa penyewaan alat,
maupun kendaraan.
8. Wajib mengembangkan konsep distribusi baik berbentuk biaya parkir maupun biaya
masuk pada lokasi objek wisata dengan harga murah.
6.1.6 Pantai Pejala
1. Penyediaan aksesbilitas yang mampu dilalui oleh kendaraan roda 4 maupun roda 2
dalam menuju objek dan daya tarik wisata yaitu Pantai Pejala.
2. Perawatan dalam pengelolaan objek dan daya tarik wisata di Pantai Pejala dengan
melibatkan kerjasama antara masyarakat, pihak swasta, dan pihak pemerintah.
3. Melakukan pelatihan dan pembinaan kepada masyarakat yang terlibat dalam aktivitas
pariwisata agar mampu mengelola sekaligus merawat potensi dari wisata bahari yang
ada.
4. Tersedianya aspek to do, to see, dan to buy yang mampu meningkatkan jumlah
wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Pejala dimana melibatkan kerjasama antara
masyarakat, pihak swasta, dan pihak pemerintah.
5. Adanya keterlibatan masyarakat dalam penentuan aspek to buy seperti tersedianya
tempat penjualan merchandise, makanan dan minuman, serta jasa penyewaan alat,
maupun kendaraan
6. Penyediaan fasilitas penunjang dan pelengkapnya dalam pengelolaan objek dan daya
tarik wisata di Pantai Pejala.
47
2. Mengidentifikasi opinion leader dari social media untuk dijadikan sebagai “jangkar’
dalam mengkomunikasikan destinasi wisata bahari Kabupaten Penajam Paser Utara
beserta segala kelebihannya pada media sosial
3. Mengoptimalkan website untuk mengkomunikasikan destinasi wisata bahari Kabupaten
Penajam Paser Utara
4. Setelah itu, untuk nantinya dapat dilakukan dengan menggunakan media berbayar untuk
mengkomunikasikan pesan yang lebih banyak dan luas terkait destinasi pariwisata bahari
seperti melalui televisi, radio, koran dan majalah dalam bentuk publikasi.
48
BAB VII
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
49
a) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan permukiman perkotaan,
permukiman perdesaan, perdagangan dan jasa hotel dan penginapan, hutan
produksi, pertanian, perkebunan, peternakan, dan peruntukkan industri
menengah
b) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan yang selain
dimaksudkan dalam huruf (1), kegiatan sempadan pantai, sempadan sungai, dan
Ruang Terbuka Hijau.
c) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang selain dimaksudkan
dalam huruf (1) dan (2) yang dapat menimbulkan kegiatan yang tidak sesuai
dengan peruntukkan pusat pelayanan sekunder.
3. Arahan peraturan zonasi untuk sistem pusat pelayanan kegiatan Tersier, meliputi :
a) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perdagangan dan jasa,
permukiman, penginapan dan hotel, akomodasi.
b) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan yang selain
dimaksudkan dalam huruf (1) dan kegiatan pemanfaatan sempadan pantai,
pemanfaatan RTH
c) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang selain dimaksudkan
dalam huruf (1) dan (2) , kegiatan yang tidak sesuai dengan peruntukkan pusat
pelayanan tersier.
B. Arahan Peraturan Zonasi Sistem Jaringan Transportasi
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan yang sesuai dengan rencana
peningkatan kondisi jalan, pembangunan broadwalk, penyediaan ruang parkir,
pengembangan terminal penumpang tipe C dan penerapan rencana jaringan
pelayanan lalu lintas berupa trayek angkutan penumpang.
2. Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi semua kegiatan selain yang
dimaksudkan dalam huruf (a) yang terdiri dari kegiatan yang tidak mengganggu
kelancaran kegiatan pariwisata bahari.
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan adalah kegiatan yang mengganggu kelancaran
lalu lintas dan mengganggu kegiatan wisatawan pada kawasan Pariwisata Bahari
Kecamatan Penajam.
C. Arahan Peraturan Zonasi Sistem Jaringan Energi
1. Arahan peraturan zonasi untuk pembangkit tenaga listrik disesuaikan dengan
karakter masing-masing pembangkit tenaga listrik yang meliputi PLTD, PLTU,
PLTS, dan PLTB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
50
2. Arahan peraturan zonasi untuk jaringan transmisi tenaga listrik
a) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan prasarana
jaringan transmisi tenaga listrik dan kegiatan pembangunan prasarana
penunjang jaringan transmisi tenaga listrik
b) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf (1) yang tidak mengganggu fungsi jaringan transmisi
tenaga listrik dan membahayakan keamanan dan kesehatan manusia, antara lain
kegiatan penghijauan, pertanian dan pemakaman; dan
c) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang mengganggu fungsi
sistem jaringan transmisi tenaga listrikdan membahayakan keamanan dan
kesehatan manusia.
D. Arahan Peraturan Zonasi Sistem Jaringan Listrik
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi pembangunan jaringan trasmisi tegangan
tinggi, pembangunan gardu induk, pengembangan instalasi listrik atau penyaluran
listrik dan penambahan fasilitas instalasi listrik/genset.
2. Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan selain sebagaimana
dimaksud pada huruf (1) yang tidak mengganggu fungsi jaringan transmisi tenaga
listrik serta tidak membahayakan keamanan dan kesehatan wisatawan.
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang dapat mengganggu
fungsi jaringan listrik serta membahayakan keamanan dan kesehatan manusia.
E. Arahan Peraturan Zonasi Sistem Jaringan Telekomunikasi
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pengembangan jaringan
telekomunikasi nirkabel, pengendalian dan pembangunan menara telekomunikasi
(tower).
2. Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan yang selaian dimaksud
pada huruf (a) dan aman bagi sistem jaringan telekomunikasi dan tidak
mengganggu fungsi dari jaringa telekomunikasi
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang membahayakan
keamanan dan keselamatan wisatawan di sekitarnya, serta mengganggu sistem
jaringan telekomunikasi.
F. Arahan Peraturan Zonasi Sistem Jaringan Sumber Daya Air
1. Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pembangunan sumber mata air dan
pengembagan jaringan air minum perkotaan melalui jaringan PDAM.
51
2. Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi kegiatan yang termasuk dalam
huruf (a), tidak mengganggu fungsi dari penggunaan sumber daya air, fungsi sistem
jaringan sumber daya air, dan pendayagunaan sumber daya air
3. Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang dapat mengganggu
fungsi dari sumber air serta jaringan sumber daya air lainya.
52
i. Penanaman mangrove di pantai yang landai dan berlumpur serta aktivitas
konservasi lainnya.
ii. Pembangunan bangunan pelindung atau pengaman pantai
iii. Pemanfaatan ruang sempadan pantai yang mendukung kegiatan
konservasi seperti RTH
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan kegiatan
budidaya dengan syarat tidak mengganggu funsi lindung kawasan sempadan
pantai yang diertai pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang
3) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pengembangan kegiatan yang
mengancam fungsi konservasi pantai
d) Arahan Arahan peraturan zonasi untuk kawasan sempadan sungai
1) Kegiatan yang diperbolehkan, meliputi:
i. Budidaya perikanan, hutan produksi, pertanian, perkebunan dengan
tanaman pelindung sungai
ii. Pembangunan bangunan untuk menunjang pengelolaan sungai
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi:
i. Pengembangan prasarana lalu lintas air dengan syarat tidak mengganggu
fungsi lindung kawasan sempadan sungai
ii. Pembangunan kegiatan/bangunan penunjang pariwisata dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip konservasi
3) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:
i. Pendirian bangunan yang tidak berhubungan dengan fungsi sungai
ii. Pengembangan kegiatan budidaya yang dapat berpotensi mencemari
sungai
2. Arahan Peraturan Zonasi Zona Budidaya
Arahan peraturan zonasi pada zona lindung meliputi arahan peraturan zonasi pada
kawasan pariwisata alam, permukiman perkotaan, permukiman perdesaan,
perdagangan dan jasa, hotel dan penginapan, perikanan tangkap, pangkalan
pendaratan ikan dan peruntukan industri menengah.
a) Arahan peraturan zonasi untuk pariwisata alam
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan sarana
perdagangan dan jasa dengan syarat tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas pemanfaatan ruang yang
berlaku
53
b) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan permukiman perkotaan
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan sarana
perdagangan dan jasa dengan syarat tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas pemanfaatan ruang yang
berlaku
c) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan permukiman perdesaan
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan sarana
perdagangan dan jasa dengan syarat tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas pemanfaatan ruang yang
berlaku
d) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan perdagangan dan jasa
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan kawasan
permukiman dan sarana pelayanan umum dengan syarat tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya
e) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan hotel dan penginapan
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi
i. Pembangunan dan pengembangan hotel, resort, dan penginapan dengan
syarat melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL, UKL dan UPL,
serta ANDALIN
ii. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa dengan syarat tidak
mengganggu lingkungan disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas
pemanfaatan ruang yang berlaku
f) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukkan industri menengah
1) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi pembangunan instalasi pengolahan
limbah untuk industri yang dikelola secara terpadu
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pembangunan perumahan
dan kegiatan perdagangan jasa dengan syarat tidak mengganggu kegiatan
industri, menyusun dokumen ANDALIN, dan memiliki izin dari RT dan RW
setempat
3) Kegiatan yang dilarang meliputi pemanfaatan lahan yang berdampak
negaatif terhadap kegiatan dan perkembangan industri
54
B. Arahan Peraturan Zonasi Kawasan Penyangga
Adapun arahan peraturan zonasi untuk kawasan penyangga pada zona lindung dan
budidaya. Berikut adalah penjabaran dari arahan peraturan zonasi dari kawasan
penyangga Kawasan Strategis Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam.
1. Arahan Peraturan Zonasi Zona Lindung
Arahan peraturan zonasi pada zona lindung meliputi arahan peraturan zonasi pada
kawasan sempadan pantai, sempadan sungai, dan RTH.
a) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan sempadan pantai
1) Kegiatan yang diperbolehkan, meliputi:
i. Penanaman mangrove di pantai yang landai dan berlumpur serta aktivitas
konservasi lainnya.
ii. Pembangunan bangunan pelindung atau pengaman pantai
iii. Pemanfaatan ruang sempadan pantai untuk pemenuhan kebutuhan jalan
dan infrastruktur penting lainnya
iv. Pemanfaatan ruang sempadan pantai yang mendukung kegiatan
konservasi seperti RTH
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan kegiatan
budidaya dengan syarat tidak mengganggu funsi lindung kawasan sempadan
pantai yang diertai pengawasan dan pengendalian pemanfaatan ruang
3) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi pengembangan kegiatan yang
mengancam fungsi konservasi pantai
b) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan sempadan sungai
1) Kegiatan yang diperbolehkan, meliputi:
i. Budidaya perikanan, hutan produksi, pertanian, perkebunan dengan
tanaman pelindung sungai
ii. Pembangunan bangunan untuk menunjang pengelolaan sungai
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi:
i. Pengembangan prasarana lalu lintas air dengan syarat tidak mengganggu
fungsi lindung kawasan sempadan sungai
ii. Pembangunan kegiatan/bangunan penunjang pariwisata dengan tetap
memperhatikan prinsip-prinsip konservasi
3) Kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi:
i. Pendirian bangunan yang tidak berhubungan dengan fungsi sungai
55
ii. Pengembangan kegiatan budidaya yang dapat berpotensi mencemari
sungai
c) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan sempadan RTH
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan sarana
perdagangan dan jasa dengan syarat tidak mengganggu fungsi kawasan
lindung
2) Kegiatan yang dilarang meliputi pengembangan kegiatan budidaya yang
dapat berpotensi merusak kawasan lindung
2. Arahan Peraturan Zonasi Zona Budidaya
Arahan peraturan zonasi pada zona lindung meliputi arahan peraturan zonasi pada
kawasan permukiman perkotaan, permukiman perdesaan, perdagangan dan jasa,
hotel dan penginapan, hutan produksi, pertanian, perkebunan, peternakan, dan
peruntukan industri menengah.
a) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan permukiman perkotaan
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan sarana
perdagangan dan jasa dengan syarat tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas pemanfaatan ruang yang
berlaku
b) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan permukiman perdesaan
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan sarana
perdagangan dan jasa dengan syarat tidak mengganggu lingkungan
disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas pemanfaatan ruang yang
berlaku
c) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan perdagangan dan jasa
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan kawasan
permukiman dan sarana pelayanan umum dengan syarat tidak mengganggu
lingkungan sekitarnya
d) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan hotel dan penginapan
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi
i. Pembangunan dan pengembangan hotel, resort, dan penginapan dengan
syarat melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL, UKL dan UPL,
serta ANDALIN
56
ii. Pengembangan sarana perdagangan dan jasa dengan syarat tidak
mengganggu lingkungan disekitarnya dan mengikuti persayaran intensitas
pemanfaatan ruang yang berlaku
e) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan hutan produksi
1) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan yang tidak mengolah tanah
secara intensif
2) Kegiatan yang diperbolehkan secara terbatas meliputi pengembangan wisata
alam berbasis ekowisata, penelitian, dan pendidikan
3) Kegiatan yang dilarang meliputi
i. Pemanfaatan selain peruntukan hutan produksi yang berpotensi
mengganggu produktivitas hasil hutan
ii. Eksploitasi hutan produksi yang beresiko merusakan kelestarian alam
serta berdampak pada penurunan daya dukung lingkungan dan
menimbulkan bencana
f) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan pertanian
(1)Kegiatan yang diperbolehkan meliputi pemanfaatan ruang untuk kegiatan
perkebunan tanaman tahunan tanpa mengganggu sistem ketahanan pangan
(2)Kegiatan yang diperbolehkan terbatas meliputi pengembangan wisata alam
berbasis ekowisata, penelitian, dan pendidikan
(3)Kegiatan yang dilarang meliputi
i. Pengembangan kegiatan budidaya yang mengurangi luasan sawah untuk
pembangunan infrastruktur
ii. Pengembangan kegiatan budidaya yang berpotensi merusak fungsi lahan
iii. Pendirian bangunan pada kawasan irigasi
iv. Pengaalihfungsian lahan menjadi kegiatan selain pertanian
g) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan perkebunan
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi
i. kegiatan wisata alam berbasi ekowisata
ii. pengembangan pertanian dan peternakan secara terpadu dengan syarat
tidak mengganggu lahan perkebunan
2) Kegiatan yang dilarang meliputi pengalihfungsian lahan menjadi kegiatan
selain perkebunan
h) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan peternakan
57
1) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pembangunan sarana
prasarana pendukung dengan syarat tidak mengganggu produktivitas hasil
peternakan
2) Kegiatan yang dilarang meliputi pengalihfungsian lahan menjadi kegiatan
selain perkebunan
i) Arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan industri menengah
1) Kegiatan yang diperbolehkan meliputi pembangunan instalasi pengolahan
limbah untuk industri yang dikelola secara terpadu
2) Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pembangunan perumahan
dan kegiatan perdagangan jasa dengan syarat tidak mengganggu kegiatan
industri, menyusun dokumen ANDALIN, dan memiliki izin dari RT dan RW
setempat
3) Kegiatan yang dilarang meliputi pemanfaatan lahan yang berdampak
negaatif terhadap kegiatan dan perkembangan industri
3. Arahan Peraturan Zonasi Zona Budidaya
Arahan peraturan zonasi pada zona lainnya meliputi arahan peraturan zonasi pada
kawasan pertahanan dan keamanan, IPAL, TPA, dan waduk.
1. Kegiatan yang diperbolehkan bersyarat meliputi pengembangan kawasan sarana
pelayanan umum dengan syarat tidak mengganggu kawasan lainnya dan
mengikuti peraturan intensitas pemanfaatan ruang yang berlaku
58
BAB VIII
ARAHAN PEMANFAATAN RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
59
Tabel 7.1 Indikasi Program Kawasan Strategis Pariwisata Bahari Kecamatan Penajam
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
A. RENCANA STRUKTUR RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
Kelurahan Nenang,
Tanjung Tengah,
Penyediaaan Dinas
Sungai Parit Nipah-
Tourism Kebudayaan
Nipah Desa
Information Center dan
Sidorejo Girimukti, APBD dan
1. seperti papan Pariwisata
Penajam, Giri Swasta
menuju ke arah Kabupaten
Purwa, Gn.
tempat wisata dan Penajam
Steleng, Pejala,
daya tarik wisata. Paser Utara
Petung dan
Saloloang
Dinas
Pekerjaan
Peningkatan Penajam – Sungai
Umum dan
kondisi jalan Parit – Kampung
2. APBD Perumahan
kabupaten berupa Baru – Saloloang –
Rakyat serta
Jalan Lokal Primer Petung
Dinas
Perhubungan
Dinas
Pekerjaan
Peningkatan
Petung – Tanjung Umum dan
kondisi jalan
3. Tengah – APBD Perumahan
berupa Jalan
Saloloang Rakyat serta
Lingkungan
Dinas
Perhubungan
Dinas
Pekerjaan
Pengembangan Umum dan
Kelurahan Gn.
4. terminal APBD Perumahan
Steleng
penumpang tipe C Rakyat serta
Dinas
Perhubungan
60
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Dinas
Penerapan rencana Kelurahan Tanjung Pekerjaan
jaringan pelayanan Tengah, Sungai Umum dan
5. lalu lintas berupa Parit, Nenang, APBD Perumahan
trayek angkutan Nipah- Nipah dan Rakyat serta
penumpang Saloloang. Dinas
Perhubungan
Penataan dan Dinas
Gunung Steleng
pengendalian Komunikasi
dan kelurahan
6. pembangunan APBD dan
Nenang.
menara Informatika
telekomunikasi serta Swasta
Pembangunan PLN, Dinas
jaringan transmisi Pekerjaan
tegangan tinggi APBD dan Umum dan
7. Kelurahan Petung
yang berkapasitas Swasta Perumahan
150 (seratus lima Rakyat serta
puluh) Kilo Volt Swasta
Pembangunan
8. gardu induk Petung Desa Girimukti APBD PLN
kapasitas 30 MVA
Pengembangan
9. Desa Girimukti APBD PDAM
sumber mata air
Pengembangan
10. Kelurahan Penajam APBD PDAM
jaringan air minum
B. RENCANA POLA RUANG PENGEMBANGAN KAWASAN
I. Kawasan Inti
1. Zona Lindung
a. Kawasan Konservasi Mangrove
Melakukan Bappeda
monitoring Kelurahan Kabupaten
terhadap kerusakan Kampung Baru, APBD PPU, Dinas
1).
lingkungan Kelurahan Kabupaten Lingkungan
mangrove akibat Sesumpu Hidup Kab
adanya aktifitas PPU, Dinas
61
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
atau kunjungan Kelautan
wisata Kab PPU
b. Kawasan Terumbu Karang
Menentukan Bappeda
Kabupaten
penetapan kawasan
PPU, Dinas
terumbu karang Lingkungan
Hidup Kab
Kecamatan
PPU
Penajam sebagai
kawasan konservasi
Melakukan Dinas
penambahan Pariwisata
jumlah terumbu Kab PPU,
karang secara alami Kelurahan Dinas
maupun buatan Kampung Baru, Pekerjaan
APBD Umum dan
Kelurahan Kabupaten Penataan
Sesumpu Ruang Kab
PPU,
Bappeda
Kab PPU
Melakukan Dinas
transplantasi Pariwisata
karang pada Kab PPU,
terumbu karang Dinas
yang mengalami Pekerjaan
kerusakan Umum dan
Penataan
Ruang Kab
PPU,
Bappeda
Kab PPU
62
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
II Kawasan Penyangga
1. Zona Lindung
a. Sempadan Pantai
Dinas
Pariwisata
Kab PPU,
Melakukan
Dinas
pengembangan
Pekerjaan
kawasan sempadan
1). Umum dan
pantai yang
Penataan
menunjang fungsi
Ruang Kab
pariwisata bahari
PPU,
Bappeda
Kab PPU
Melakukan
penertiban
perencanaan
pembangunan pada
3).
sempadan pantai Kelurahan APBD
sejauh minimal 100 Gunung Seteleng Kabuparen Dinas
meter dari bibir Pekerjaan
pantai Umum dan
Melakukan Penataan
pembatasan dan Ruang Kab
pelarangan terkait PPU, Dinas
alih fungsi kawasan Lingkungan
lindung di Hidup Kab
4). sempadan pantai PPU,
yang dapat Bappeda
berpotensi Kab PPU
meneyebabkan
kerusakan kualitas
lingkungan pantai
Melakukan
5).
pembatasan dan
63
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
pelarangan terkait
penggunaan lahan
untuk bangunan di
sempadan sungai
yang tidak
memiliki
keterkaitan dengan
kegiatan konservasi
di pantai
b. Sempadan Sungai
Bappeda
Menentukan Kabupaten
penetapan delineasi PPU, Dinas
1).
kawasan sempadan Lingkungan
sungai Hidup Kab
PPU
Dinas
Pariwisata
Kelurahan Riko,
Melakukan Kab PPU,
Kelurahan Sepan,
pengembangan Dinas
Kelurahan Pantai
terkait kawasan Pekerjaan
Lango, Kelurahan
2). sempadan pantai Umum dan
Gresik, Kelurahan
yang menunjang APBD Penataan
Jenebora,
fungsi pariwisata Ruang Kab
Kelurahan Sotek,
bahari PPU,
Kelurahan Gunung
Bappeda
Seteleng,
Kab PPU
Kelurahan Pejala
Melakukan Dinas
penertiban Pekerjaan
perencanaan Umum dan
pembangunan Penataan
3).
sekitar sungai Ruang Kab
sejauh minimal 100 PPU, Dinas
meter dari tepi Lingkungan
sungai Hidup Kab
64
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Melakukan PPU,
pembatasan dan Bappeda
pelarangan terkait Kab PPU
alih fungsi kawasan
lindung di
4). sempadan sungai
yang dapat
berpotensi
meneyebabkan
kerusakan kualitas
lingkungan sungai
Melakukan
pembatasan dan
pelarangan terkait
penggunaan lahan
untuk bangunan di
sempadan sungai
5).
yang tidak
memiliki
keterkaitan dengan
kegiatan konservasi
atau pengelolaan
sungai
c. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Mengembangkan Desa Bukit Subur,
Dinas
ruang terbuka hijau Kelurahan Sepan,
Pekerjaan
berupa hutan kota, Kelurahan Gresik,
1). Umum dan
taman kota, taman Kelurahan
Penataan
kecamatan, dan Jenebora,Kelurahan APBD,
Ruang Kab
teman kelurahan Buluminung, Swasta
PPU, Dinas
Mengembangkan Kelurahan Sotek,
Lingkungan
sarana dan Kelurahan Gunung
2). Hidup Kab
prasarana Seteleng,
PPU,
penunjang pada Kelurahan
65
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
kawasan ruang Penajam, Bappeda
terbuka hijau Kelurahan Lawe Kab PPU
Meningkatkan Lawe, Desa Giri
kualitas lingkungan Purwa, Desa Giri
3).
pada kawasan Mukti, Desa
ruang terbuka hijau Sidorejo
2. Zona Budidaya
a. Permukiman Perkotaan
Menata dan
mengembangkan
Dinas
kawasan
1). Pekerjaan
permukiman
Umum dan
perkotaan
Penataan
kecamatan
Ruang Kab
Mengendalikan
PPU,
pertumbuhan
Bappeda
2). pembangunan
Kab PPU
permukiman
Kelurahan
perkotaan
Penajam,
Dinas
Kelurahan Gunung
Pekerjaan
Seteleng, APBD,
Umum dan
Kelurahan Pejala, Swasta
Meningkatkan Penataan
Desa Giripurwa,
sanitasi pada Ruang Kab
Desa Girimukti,
3). kawasan PPU, Dinas
Desa Sidorejo
permukiman Lingkungan
perkotaan Hidup Kab
PPU,
Bappeda
Kab PPU
Meningkatkan Dinas
kualitas sarana dan Pekerjaan
4). prasarana Umum dan
pendukung pada Penataan
kawasan Ruang Kab
66
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
permukiman PPU,
perkotaan Bappeda
Kab PPU
Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Meningkatkan Penataan
kualitas lingkungan Ruang Kab
5). pada kawasan PPU, Dinas
permukiman Lingkungan
perkotaan Hidup Kab
PPU,
Bappeda
Kab PPU
b. Permukiman Perdesaan
Menata dan
mengembangkan
Pekerjaan
1). kawasan
Umum dan
permukiman
Penataan
perdesaan
Kelurahan Riko, Ruang Kab
Mengendalikan
Kelurahan Sepan, PPU,
pertumbuhan
Kelurahan Pantai Bappeda
2). pembangunan
Lango, Kelurahan Kab PPU
permukiman APBD
Gresik, Kelurahan
perdesaan Kabupaten,
Jenebora,
Swasta Dinas
Kelurahan Sotek,
Pekerjaan
Kelurahan Gunung
Meningkatkan Umum dan
Seteleng,
sanitasi pada Penataan
Kelurahan Pejala
3). kawasan Ruang Kab
permukiman PPU, Dinas
perdesaan Lingkungan
Hidup Kab
PPU,
67
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Bappeda
Kab PPU
Meningkatkan Pekerjaan
kualitas sarana dan Umum dan
prasarana Penataan
4). pendukung pada Ruang Kab
kawasan PPU,
permukiman Bappeda
perdesaan Kab PPU
Pekerjaan
Meningkatkan Umum dan
kualitas lingkungan Penataan
5). pada kawasan Ruang Kab
permukiman PPU,
perdesaan Bappeda
Kab PPU
c. Perdagangan dan Jasa
Menata dan
mengembangakan
1). kawasan
perdagangan dan
jasa
Mengembangkan Pekerjaan
pusat kawasan Umum dan
2). Kelurahan Gunung
perbelanjaan skala APBD Penataan
Seteleng, Keluraha
kabupaten Kabupaten, Ruang Kab
Petung, Desa
Mengembangkan Swasta PPU,
Sidorejo
pusat kawasan Bappeda
3).
wisata kuliner skala Kab PPU
kabupaten
Mengembangkan
sarana dan
4).
prasarana
penunjang kawasan
68
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
perdagangan dan
jasa
d. Hotel dan Penginapan
Menata dan
mengembangkan
kawasan hotel dan
1). penginapan melalui
penyediaan hotel,
resort, dan guest
house. Pekerjaan
Meningkatkan Umum dan
sanitasi di kawasan Penataan
2).
hotel dan APBD Ruang Kab
penginapan Kelurahan Pejala Kabupaten, PPU, Dinas
Mengembangkan Swasta Pariwisata
sarana dan PPU,
prasarana Bappeda
3).
penunjang di Kab PPU
kawasan hotel dan
penginapan
Meningkatkan
skala pelayanan
4).
hotel dan
penginapan
e. Hutan Produksi
Mempertahankan
kawasan
perkebunan yang
terdapat di Dinas
Kelurahan Riko,
Kecamatan APBD Kehutanan,
1). Desa Bukit Subur,
Penajam dengan Kabupaten Bappeda
Kelurahan Sotek
tidak melakukan Kab PPU
alih fungsi kegiatan
menjadi kegiatan
komersil
69
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Mengelola dan
memanfaatkan
hutan yang dapat
2).
meningkatkan
perekonomian
kabupaten
Mengawasi dan
Mengendalikan
kegiatan
3). pengusahaan hutan
dan gangguan
keamanan hutan
lainnya.
f. Pertanian
Mempertahankan
kawasan pertanian
yang terdapat di
Kecamatan
Kelurahan Riko,
1). Penajam dengan
Kelurahan Sepan,
tidak melakukan
Kelurahan Pantai
alih fungsi kegiatan
Lango, Kelurahan
menjadi kegiatan
Gresik, Kelurahan Dinas
komersil
Jenebora, Pertanian
Mengembangkan APBD
Kelurahan Sotek, Kab PPU,
kawasan pertanian Kabupaten
Kelurahan Gunung Bappeda
2). terpadu di
Seteleng, Kab PPU
Kecamatan
Kelurahan Pejala,
Penajam
Keluraha Petung,
Mengembangkan
Desa Giripurwa,
sarana dan
Desa Girimukti
prasarana
3).
pendukung dalam
pengolahan hasil
pertanian
g. Perkebunan
70
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Mempertahankan
kawasan
perkebunan yang
terdapat di
Kecamatan
1).
Penajam dengan
tidak melakukan Kelurahan Riko,
alih fungsi kegiatan Kelurahan Sepan,
menjadi kegiatan Kelurahan Pantai Dinas
komersil Lango, Kelurahan Perkebunan
APBD
Mengembangkan Gresik, Kelurahan Kab PPU,
Kabupaten
kawasan Jenebora, Bappeda
2). perkebunan terpadu Kelurahan Sotek, Kab PPU
di Kecamatan Kelurahan Gunung
Penajam Seteleng
Mengembangkan
sarana dan
prasarana
3).
pendukung dalam
pengolahan hasil
perkebunan
h. Peternakan
Mempertahankan
kawasan
peternakan yang
terdapat di
Kecamatan Dinas
1).
Penajam dengan Peternakan,
APBD
tidak melakukan Kelurahan Petung Kab PPU,
Kabupaten
alih fungsi kegiatan Bappeda
menjadi kegiatan Kab PPU
komersil
Mengembangkan
2). kawasan
peternakan terpadu
71
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
di Kecamatan
Penajam
Mengembangkan
sarana dan
prasarana
3).
pendukung dalam
pengolahan hasil
peternakan
i. Peruntukan Industri Menengah
Mengembangkan Dinas
kegiatan industri Perindustrian
menengah dengan dan
mempertimbangkan Perdagangan
aspek keberlanjutan PPU, Dinas
dan tidak dilakukan Pariwisata,
1).
di lahan pada Bappeda
kawasan lindung Kab PPU
dan kawasan
produktif pertanian
APBD
maupun Kelurahan Gunung
Kabupaten,
perkebunan. Seteleng
Swasta
Mengembangkan
kegiatan usaha
menengah, kecil,
2). dan mikro
(UMKM) yang
bertemakan wisata
bahari
Mengembangkan
3). kemitraan usaha
pariwisata bahari
3. Zona Lainnya
a. Pertahanan dan Keamanan
Menyediakan ruang APBD Bappeda
1). Desa Girimukti
untuk Kabupaten Kab PPU
72
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
pengembangan
kegiatan di daerah
tertentu seperti
polres, koramil, dan
lain-lain.
Mengembangkan
sarana dan
prasarana
2). penunjang pada
kawasan
pertahanan dan
kemananan
b. IPAL
Mengembangkan
sistem pengolah
limbah
1). domestic/rumah Dinas
tangga yang terdiri Pekerjaan
dari sistem on site Umum dan
dan off site Penataan
Mengembangkan Kelurahan APBD Ruang Kab
sistem pengolah Penajam, Kabupaten, PPU, Dinas
2). limbah untuk Kelurahan Sidorejo Swasta Lingkungan
industri maupun Hidup Kab
home industry PPU,
Mengembangkan Bappeda
sarana dan Kab PPU
3). prasarana
penunjang pada
kawasan IPAL
c. TPA
Meningkatan APBD Dinas
Kelurahan
1). kapasitas daya Kabupaten, Pekerjaan
Buluminung
tampung sampah Swasta Umum dan
73
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Mengembangkan Penataan
sistem pengelolaan Ruang Kab
sampah dengan PPU, Dinas
2).
menggunakan Lingkungan
sistem sanitary Hidup Kab
landfill PPU,
Mengembangkan Bappeda
sarana dan Kab PPU
3). prasarana
penunjang pada
kawasan TPA
d. Waduk
Mengendalikan
pembangunan di
1).
kawasan sekitar Dinas
waduk Pekerjaan
Meningkatkan Umum dan
kualitas lingkungan Kelurahan Lawe APBD Penataan
2).
di kawasan sekitar Lawe Kabupaten Ruang Kab
waduk PPU,
Mengendalikan Bappeda
kelestarian pada Kab PPU
3).
kawasan sekitar
waduk
C. RENCANA AKTIVITAS PENGEMBANGAN KAWASAN
1. Rencana Peningkatan Objek dan Daya Tarik Wisata
Mengikutsertakan Kelurahan Sungai
wisata bahari di Parit, Kelurahan
Kecamatan Nipah-Nipah,
Penajam dalam Kelurahan APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
a.
paket wisata Saloloang, swasta serta swasta
Kabupaten Kelurahan Tanjung
Penajam Paser Tengah, Kelurahan
Utara Pejala
74
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kelurahan Sungai
Parit, Kelurahan
Menyusun paket- Nipah-Nipah,
paket wisata bahari Kelurahan APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
b.
di Kecamatan Saloloang, swasta serta swasta
Pajam Kelurahan Tanjung
Tengah, Kelurahan
Pejala
Penyuluhan
tentang metode
pengelolaan dan
perawatan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
mangrove serta Kelurahan Sungai APBD,
c. Penajam Paser Utara, Swasta dan
terkait kebijakan Parit swasta
Masyarakat
penggunaan ruang
pada hutan
mangrove yang
ramah lingkungan
Pemberian materi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
pelatihan tentang Penajam Paser Utara, Swasta dan
diversifikasi Masyarakat
Kelurahan Sungai APBD,
d. produk olahan
Parit swasta
yang memiliki
potensi jual kepada
masyarakat lokal
Kelurahan Nipah- Dinas Kelautan dan Perikanan, Swasta
Penyuluhan terkait
Nipah, Kelurahan dan Masyarakat
kebijakan
Saloloang, APBD,
e. penggunaan ruang
Kelurahan Tanjung swasta
pantai yang ramah
Tengah, Kelurahan
lingkungan
Pejala
Penyuluhan terkait Kelurahan Nipah- Dinas Kelautan dan Perikanan, Swasta
pengelolaan pesisir Nipah, Kelurahan APBD, dan Masyarakat
f.
pantai berbasis Saloloang, swasta
masyarakat Kelurahan Tanjung
75
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Tengah, Kelurahan
Pejala
Pemberian materi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
pelatihan tentang Penajam Paser Utara, Swasta dan
pengadaan produk Kelurahan Nipah- Masyarakat
jual berdasarkan Nipah, Kelurahan
ciri khas Saloloang, APBD,
g.
masyarakat dan Kelurahan Tanjung swasta
ciri khas objek Tengah, Kelurahan
wisata yang Pejala
memiliki potensi
jual
Kelurahan Sungai
Parit, Kelurahan
Pembentukan
Nipah-Nipah,
lembaga
Kelurahan APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
h. masyarakat
Saloloang, swasta serta swasta
pengurus pada tiap
Kelurahan Tanjung
objek wisata
Tengah, Kelurahan
Pejala
Pengembangan
bangunan untuk
aktivitas
perdagangan
berskala kecil pada
Kelurahan Sungai APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
i. kawasan objek
Parit swasta serta swasta
pariwisata sebagai
sarana untuk
masyarakat lokal
berdagang secara
teratur
Peningkatan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
intensitas Kelurahan Sungai APBD, Penajam Paser Utara, Swasta dan
j.
perawatan Parit swasta Masyarakat
mangrove dimana
76
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
wajib dilakukan
pengecekan
kondisi ekosistem
hutan mangrove
secara rutin tiap 3
bulan sekali
melakukan Kelurahan Nipah- Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
penanaman Nipah, Kelurahan Penajam Paser Utara, Swasta dan
kembali terhadap Saloloang, APBD, Masyarakat
k.
vegetasi di sekitar Kelurahan Tanjung swasta
pesisir objek Tengah, Kelurahan
wisata Pejala
Pengadaan
bangunan penahan Kelurahan
APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
l. abrasi pada Saloloang,
swasta serta swasta
sepanjang Kelurahan Pejala
sempadan pantai
menanam
mangrove dengan
bimbingan dan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
arahan dari Kelurahan Sungai APBD,
m. Penajam Paser Utara, Swasta dan
pengelola yang Parit swasta
Masyarakat
merupakan
masyarakt
setempat
proses pengelolaan
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
bibit mangrove Kelurahan Sungai APBD,
n. Penajam Paser Utara, Swasta dan
sebelum bisa Parit swasta
Masyarakat
ditanam
proses
diversifikasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
Kelurahan Sungai APBD,
o. produk jual dari dan Perdagangan, pihak swasta, dan
Parit swasta
bahan pohon masyarakat
mangrove
77
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Membuka aktivitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
kegiatan pihak swasta, dan masyarakat
memancing dan
Kelurahan Nipah- APBD,
p. menyediakan
Nipah swasta
fasilitas
pendukung
pemancingan
Membuka aktivitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
Diving dan pihak swasta, dan masyarakat
Snorklng dan
menyediakan
fasilitas Kelurahan Nipah- APBD,
q.
pendukung seperti Nipah swasta
penyewaan
pelampung dan
alat menyelam
lainnya
Membuka aktivitas Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
perkemahan dan pihak swasta, dan masyarakat
menyediakan
fasilitas
Kelurahan Tanjung APBD,
r. pendukung
Jumlai swasta
perkemahan
seperti penyewaan
tenda dan alat
kemah lainnya.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Melibat proses Kelurahan Sungai APBD,
s. Penajam Paser Utara, Swasta dan
mangrove Parit swasta
Masyarakat
Melhigat proses Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
pengelolaan bibit Kelurahan Sungai APBD, Penajam Paser Utara, Swasta dan
t.
mangrove sebelum Parit swasta Masyarakat
bisa ditanam
78
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Melihat proses
diversifikasi Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian
Kelurahan Sungai APBD,
u. produk jual dari dan Perdagangan, pihak swasta, dan
Parit swasta
bahan pohon masyarakat
mangrove
Jajaran Kapal
Nelayan berbagai
ukuran dan warna
yang sangat
beragam dimana
Kelurahan APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata,
v. pengembangannya
Saloloang swasta pihak swasta, dan masyarakat
dapat diwujudkan
dengan pengadaan
lokasi parkir kapal
nelayan agar dapat
tertata dengan rapi
Pembuatan produk
Kelurahan Sungai APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
w. souvenir berciri
Parit swasta serta swasta
khas mangrove
Pembuatan produk
Kelurahan Sungai APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
x. olahan dodol
Parit swasta serta swasta
mangrove
Pembuatan produk
Kelurahan Sungai APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
y. olahan sirup
Parit swasta serta swasta
mangrove
Pembuatan produk
Kelurahan Sungai APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
z. olahan keripik
Parit swasta serta swasta
mangrove
souvenir berciri
Kelurahan APBD, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
i. khas karakteristik
Saloloang swasta serta swasta
kawasan
2. Rencana Pemasaran Pariwisata
Meningkatkan
Kabupaten Penajam APBD dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan
a. keterpaduan
Paser Utara Swasta Swasta
sinergis promosi
79
Waktu Pelaksanaan
Indikasi Program Sumber Instansi
No. Lokasi Tahap I Tahap II Tahap III Tahap IV
Utama Dana Pelaksana
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
antar pemangku
kepentingan
pariwisata
Meningkatkan
promosi lokalitas
Kabupaten Penajam
b. wisata pada objek APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Paser Utara
wisata alam dan
seni budaya
3. Rencana Kelembagaan Pariwisata
Mengadakan
forum pariwisata
yang melibatkan
masyarakat terkait Kabupaten Penajam
a. APBD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
pengembangan Paser Utara
kegiatan
pariwisata
80
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir L.M. 1995”Perkembangan Pengusahaan Objek Wisata Alam dan Wisata baru,
Asosiasi Watwari”
A.J, Muljadi. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Ariani, Desi. 2015. Pengembangan Pariwisata Terpadu Pada Obyek dan Daya Tarik Wisata
di Kawasan Tretes Kabupaten Pasuruan. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Djaslim, saladin. 2007. Manajemen Pemasaran. PT. Linda Karya: Bandung.
Dobiki, Joflius. 2018. Analisis Ketersediaan Prasarana Persampahan di Pulau Kumo dan Pulau
Kakara di Kabupaten Halmahera Utara.
Enda. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakart: Rineka Cipta
Fitroh, Syakir Kamil Ainul. 2017. Pengaruh Atraksi Wisata dan Motivasi Wisatawan
Terhadap Keputusan Berkunjung. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) Vol. 42 No. 2 Januari
2017 : Universitas Brawijaya
Ghani, Yosef Abdul. 2017. Pengembangan Sarana Prasarana Destinasi Pariwisata Berbasis
Budaya di Jawa Barat. Jurnal Pariwisata. Vol. IV(1): 22-31 Kriteria Prasarana dan Sarana
Pariwisata
Hapsari, M. 2020. Empat Kecamatan di Penajam Paser Utara Rawan Bencana Banjir.
https://kaltim.idntimes.com/news/kaltim/ervan-masbanjar-1/empat-kecamatan-di-
penajam-paser-utara-rawan-bencana-banjir/4 (diakses pada 5 November 2020)
Jumiyati. R Kalzum, 2018 “Analisis Location Quotient dalam penentuan sektor basis dan
non
basis di Kabupaten Gorontalo” Fakultas Ekonomi, Universitas Gorontalo.
Kecamatan Penajam Paser Utara Dalam Angka Tahun 2019
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka Tahun 2018
Kabupaten Penajam Paser Utara Dalam Angka Tahun 2019
Ledy Fithriana. 2007. Jurnal Penataan dan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Tanjung
Pendam Kabupaten Belitung. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitar Sebelas
Maret
Lolowang, B., 2020. Tempat Pembuangan Sementara Berkurang Drastis, PPU Gencarkan
Pembentukan Bank Sampah. https://kaltimkece.id/warta/penajam-paser-utara/tempat-
pembuangan-sementara-berkurang-drastis-ppu-gencarkan-pembentukan-bank-sampah
(diakses pada 5 November 2020)
Malik, Abdul dan Muhammad, Fuad dan Purnaweni, Hartuti. 2017. Strategi Pengembangan
81
Ekowisata Berbasis Konservasi Sumberdaya Alam Berkelanjutan di Pulau Panjang
Kabupaten Jepara. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Mafliyanti, Febriska Fitria. 2019”Pola Spasial Atraksi Wisata dan Fasilitass Penunjang
Pariwisata Di Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung” Departemen
Geografi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Indonesia
Noverianto, Farhan. 2018”Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata di
Desa Sembungan, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo” Universitas Padjajaran
Payangan, Otto. R. 2017. Kajian Penawaran (Supply) dan Permintaan (Demand) dalam
Pariwisata. Makassar : Universitas Hasanuddin.
Permen PU No 12 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan
Pedoman Teknik Analisis Aspek Fisik & Lingkungan, Ekonomi Serta Sosial Budaya Dalam
Penyusunan Rencana Tata Ruang, 2007
Peraturan Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013-2033
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase
Perkotaan
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 8 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Jasa Internet Telepon Untuk Keperluan Publik
Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Jaringan Telekomunikasi
Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional. Dimana RTRWN.
Peraturan Pemerintah Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun
2010-2025
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025.
Purwa, B., 2019. Penajam Akan Bangun TPA Di Setiap Kecamatan.
https://kaltim.antaranews.com/berita/53461/penajam-akan-bangun-tpa-di-setiap-
kecamatan (diakses pada 5 November 2020)
Ranjabar, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar. Bogor: PT. Ghalia
Indonesia.
Rencana Pengembangan Tata Ruang Kawasan Kota Terpadu Mandiri Tahun 2011 Tentang
82
Penyediaan Kebutuhan Daya Listrik
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019-
2023
Roger, Anthea and Judy Slinn. 1998. Tourism Management of Facilities. London: Pitman
Publishing.
RPJPD Kabupaten Penajam Paser Utara 2005 – 2025
RPJMD Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2013-2018
RTRW Kabupaten Penajam Paser Utara
SNI 03-7065 2005 Tentang Tata Cara Sistem Plambing
SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
SNI 2003-1733 2004 tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan
Saleh, Agus Muhammad. 2016. Materi 2 Statistik Deskriptif. Bogor: Institut Pertanian Bogor
(IPB)
Suprayogi. 2008. Statistika Deskriptif
Suripin. 2004. ”Sistem Drainase yang berkelanjutan” Penerbit Andi Offset,Yogyakarta
Soekadijo. R.G. 2003. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Suardana, I Wayan, I Nyoman Sudiarta. 2015. Usaha Pemasaran Pariwisata (Model Destinasi
Pariwisata) : Panduan Bagi Pemasar Destinasi Pariwisata. Bali : Universitas Udayana.
Sunaryo, Bambang. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata Konsep dan
Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gava Media
Sudjana, D. 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Falah Production: Bandung.
Sugiama, A Gima. 2011. Ecotourism Pengembangan Pariwisata Berbasis Konservasi Alam.
Bandung: Guardaya Intimarta
Sofyan, A. M., dan Noor, A.A. 2016. Perancangan Konten Aplikasi Travel Guide
Soekadijo, R.G. 2003. Anatomi Pariwisata. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Suwantoro,Gamal. 2000. Dasar-dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
Setiawan, Ida Bagus Dwi. 2015. Identifikasi Potensi Wisata Beserta 4a (Attraction, Amenity,
Accessibility, Ancilliary) Di Dusun Sumber Wangi, Desa Pemuteran, Kecamatan
Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali . Fakultas Pariwisata : Universitas Udayana
Denpasar
Suzanna, Ratih Sari. 2003. Peran Pariwisata Dalam Pembangunan. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang
Syah Ali, Baginda. 2016. Strategi Pengembangan Fasilitas Guna Meningkatkan Daya Tarik
Minat
83
Wisatawan Di Darajat Pass (Waterpark) Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut.
Universitas Pendidikan Indonesia: Bandung
Tim Peneliti PMB-LIPI. 2006. Sarana dan Prasarana Pariwisata. Bandung : Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tri Riska Warang. 2015. Kajian Pengembangan Wisata Pantai di Sulabesi Kabupaten
Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Universitas Sam Ratulangi Manado
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan
Undang undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Ketenagalistrikan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
Wilopo, Khusnul Khotimah, Luchman Hakim. 2017. Strategi Pengembangan Destinasi
Pariwisata Budaya (Studi Kasus Pada Kawasan Situs Trowulan Sebagai Pariwisata
Budaya Unggulan Di Kabupaten Mojokerto) : Universitas Brawijaya Malang
Yudha, Rahman, Mohammad Muktialie. 2014. Pengaruh Aktivitas Pariwisata Pantai Taplau
Kota Padang Terhadap Ekonomi, Sosial Masyarakat, Dan Lingkungan. Fakultas Teknik
: Universitas Diponego
84
LAMPIRAN PETA
85
Gambar 2. Peta Rencana Pola Ruang Kawasan Penyangga
86
Gambar 3. Peta Rencana Struktur Ruang Jaringan Air
87
Gambar 4. Peta Rencana Struktur Ruang Jaringan Jalan
88
Gambar 5. Peta Rencana Struktur Ruang Jaringan Listrik
89
Gambar 6. Peta Rencana Struktur Ruang Jaringan Telekomunikasi
90