Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS, Studi Kasus :

Rangkasbitung, Kabupaten Lebak


1 2
Sebastian Deany Astoseno dan Dadi Rusdiana, S.T.,M.T
1
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota ITSB, Deltamas
2
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota ITSB, Deltamas
Abstrak

Terciptanya sistem transportasi yang menjamin pengangkutan orang, kendaraan atau barang secara
stabil, aman, cepat, murah, nyaman dan ramah lingkungan selalu menjadi tujuan pembangunan
nasional. Peningkatan volume lalu lintas akan menyebabkan perubahan perilaku lalu lintas. Secara
teori, ada hubungan dasar antara aliran, kecepatan dan kepadatan aliran. Kegiatan dan penggunaan
lahan akan mempengaruhi kinerja berbagai jalan. Jalan Pasar Baru dan Jalan Stasiun digunakan
sebagai area komersial dan pasar serta menjadi pusat keramaian. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui: volume lalu lintas, kepadatan menggunakan metode Manual Count.

Abstract

The creation of a transportation system that ensures the transportation of people, vehicles or goods
in a stable, safe, fast, cheap, comfortable and environmentally friendly is always a national
development goal. An increase in traffic volume will cause changes in traffic behavior. In theory,
there is a basic relationship between flow, speed and flow density. Activities and land use will affect
the performance of various roads. Pasar Baru Street is used as a commercial and market area and
becomes the center of the crowd. The purpose of this study is to find out: traffic volume, density
using manual count method.

Kata kunci: Volume, Kepadatan, Pasar Baru

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 1


PENDAHULUAN

Masalah transportasi adalah masalah yang


selalu dihadapi oleh negara berkembang salah
satunya negara Indonesia, baik bidang Waktu Nilai SMP Total
transportasi perkotaan (urban transpotation) Volume
Sepeda Becak Motor Mobil Angkot Truck
maupun transportasi antar kota. Membangun
Kecil
sistem transportasi untuk memastikan
Pagi 08.15- 1,6 5,6 144,5 3 69,6 9 233,3
pengangkutan orang, kendaraan atau barang
yang lancar, aman, cepat, murah, nyaman dan 09.15
09.15- 1,4 3,8 76,5 2 55,2 9 147,9
ramah lingkungan merupakan tujuan
pengembangan dari setiap sektor. 10.15
Siang11.00- 0,8 4,6 97,5 4 92,4 12 211,3
12.00
Peningkatan lalu lintas akan mengakibatkan
Sore 16.00- 0,8 2 150,5 7 34,8 1,5 196,6
perubahan perilaku lalu lintas. Secara teori,
ada hubungan mendasar antara volume dan 17.00

kecepatan dan kepadatan. Hubungan ini


digunakan sebagai kriteria untuk menentukan
nilai kapasitas jalan pada kondisi ideal, dan V(08.15-09.15)= 233,3 smp/jam
dapat digunakan sebagai dasar untuk
penerapan manajemen lalu lintas yang lebih V(09.15-10.15)= 147,9 smp/jam
tepat (Suteja, 1999).
V(11.00-12.00)= 211,3 smp/jam
Analisis jalan pada penelitian ini diambil pada
ruas jalan Pasar Baru, yaitu sebagai akses V(16.00-17.00)= 196,6 smp/jam
utama jalan Rangkasbitung di Kabupaten
Lebak. Tata guna lahan di sepanjang jalan ini Hari Kamis
adalah daerah pertokoan dan pasar yang
merupakan pusat keramaian. Dengan kondisi
daerah yang seperti ini mengakibatkan volume Waktu Nilai SMP Total
lalu lintas yang lewat cukup tinggi dengan Volume
Sepeda Becak Motor Mobil Angkot truck
kendaraan yang beragam, sehingga Kecil
kepadatan pucak menyebabkan kemacetan di Pagi 08.15- 0 10,4 292,5 0 6 9 317,9
ruas jalan tersebut.
09.15
09.15- 1,4 3,8 173,5 2 8,4 15 204,1
METODE PENELITIAN
10.15
Siang11.00- 0,6 15 657 7 9 25,5 709,1
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
12.00
untuk memperoleh data volume lalu lintas
Sore 16.00- 0,6 4,6 150,5 7 34,8 16 213,7
dengan cara manual Count, yaitu perhitungan
17.00
lalu lintas dengan cara sederhana menghitung
setiap jenis kendaraan yang melalui 1 titik
V(08.15-09.15)= 317,9 smp/jam
pengamatan pada suatu ruas jalan.
Perhitungan kapasitas pada Manual Kapasitas
Jalan. V(09.15-10.15)= 204,1 smp/jam

V(11.00-12.00)= 709,1 smp/jam


HASIL PEMBAHASAN
V(16.00-17.00)= 213,7 smp/jam
Hari Minggu

➢ Mencari volume lalu lintas (V)

Volume adalah jumlah kendaraan yang


melewati suatu titik atau pada suatu ruas jalan
dalam waktu yang lama (minimal 24 jam)
tanpa membedakan arah dan lajur. Segmen
jalan selama selang waktu tertentu yang dapat
diekspresikan dalam tahunan, harian (LHR),
jam-an atau sub jam.

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 2


Co= 1.650 x 2 = 3300 smp/jam

• Faktor Penyesuaian
Kapasitas Untuk Lebar Jalan
(FCw)
P(bWc)FCw)erdasarkannent.untukfaktorllebarrpenyesuaianjjllrrlllulittkapasitasefektif

Dari arah jalan Pasar Baru dan arah jalan


Stasiun memiliki lebar jalan 4 meter.

➢ Kapasitas Ruas Jalan (C)

Kapasitas didefinisikan sebagai arus


maksimum yang dapat dipertahankan
persatuan

jam yang melewati suatu titik jalan yang ada.


Kapasitas dinyatakan dalam satuan Faktor penyesuaian kapasitas untuk
lebar jalan FCw = 1,08
mobil penumpang (smp), dengan persamaan
dasar :
• Faktor
Penyesuaian Kapasitas Akibat
C = CO x FCW x FCSP x FCSF Pembagian Arah (FCsp)

Dimana : Faktor penyesuaian pemisahan ini


digunakan untuk kapasitas dasar
C = kapasitas (smp/jam) akibat adanya pemisahan arah.

CO = kapasitas dasar (smp/jam) Dari arah jalan Pasar Baru dan arah jalan
Stasiun hanya 1 arah.
FCw = faktor penyesuaian akibat lebar jalur
lalu lintas

FCsp = faktor penyesuaian akibat pemisahan


arah

FCsf = faktor penyesuaian akibat hambatan Faktor Penyesuaian Kapasitas


samping dan bahu jalan Akibat Pembagian Arah = 1

FCcs = factor penyesuaian kapasitas akibat


ukuran kota • Faktor Penyesuaian Kapasitas
Akibat Gangguang Samping (FCsf)

• Kapasitas Dasar (Co) (smp/jam) Dari arah jalan Pasar Baru dan arah jalan
Stasiun banyak hambatan samping yang
Kapasitas dasar merupakan ruas jalan untuk membuat hambatan arus pergerakan.
kondisi tertentu, meliputi: geometrik jalan, Hambatan itu ada yang parkir di pinggir
pola arus lalu lintas, dan faktor lingkungan. jalan, ada yang berjualan dan juga
angkutan umum yang menunggu
Dari arah jalan Pasar Baru dan arah jalan penumpang di pinggir jalan.
Stasiun merupakan 2 lajur 1 jalur, maka
digunakan kapasitas dasar 1.650.

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 3


Faktor Penyesuaian Kapasitas = 211,3
Akibat Gangguang Samping = 0,84.
2.694,384
• Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat
= 0,078
Ukuran Kota (jumlah penduduk) (FCcs)
▪ VCR(16.00-17.00) VCR =
Di Kecamatan Rangkasbitung memiliki
jumlah penduduk sebanyak 123.296 = 196,6
jiwa
2.694,384

= 0,073

VCR Pada Hari Kamis


▪ VCR(08.15-

09.15) = 317,9

2.694,384

= 0,118
Faktor Penyesuaian Kapasitas Akibat ▪ VCR(09.15-
Ukuran Kota (jumlah penduduk) = 0,90.
10.15) VCR =
Selanjutnya dimasukan semua ke
dalam rumus
= 204,1
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs
2.694,384
= 3.300 x 1,08 x 1 x 0,84 x 0,90
= 0,075
= 2.694,384 smp/jam ▪ VCR(11.00-12.00)

Lalu menghitung VCR. VCR =

VCR =

o VCR Pada Hari Minggu 709,1


▪ VCR(08.15-09.15) VCR
= 2.694,384

= 233,3 = 0,263
▪ VCR(16.00-
2.694,384
17.00) = 213,7
= 0,086
2.694,38
▪ VCR(09.15-10.15) VCR =
4 = 0,079

= 147,9 Semakin tinggi nilai V/C, semakin rendah


kualitas jalan tersebut. Sebaliknya semakin
2.694,384 tinggi kecepatan perjalanannya, semakin tinggi
kualitas ruas jalan tersebut.
= 0,055
▪ VCR(11.00-

12.00) VCR =

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 4


VCR pada jam 08.15-09.15 nilainya
adalah 0,118 maka pada jalan Pasar
Baru tingkat pelayanan masuk pada
kategori tingkat pelayanan A, yaitu
kondisi arus lalu lintas bebas dengan
kecepatan tinggi dan volume lalu lintas
rendah.

• VCR Hari Kamis (09.15-10.15)

VCR pada jam 09.15-10.15 nilainya


Tabel diatas menunjukkan beberapa adalah 0,075 maka pada jalan Pasar
batas lingkup V/C Ratio untuk masing- Baru tingkat pelayanan masuk pada
masing tingkat pelayanan beserta kategori tingkat pelayanan A, yaitu
karakteristik-karakteristiknya. Dibawah kondisi arus lalu lintas bebas dengan
ini merupakan hasil analisis VCR kecepatan tinggi dan volume lalu lintas
berdasarkan waktunya. rendah.

• VCR Hari Minggu (08.15-09.15) • VCR Hari Kamis (11.00-12.00)

VCR pada jam 08.15-09.15 nilainya VCR pada jam 11.00-12.00 nilainya
adalah 0,086 maka pada jalan Pasar adalah 0,263 maka pada jalan Pasar
Baru tingkat pelayanan masuk pada Baru tingkat pelayanan masuk pada
kategori tingkat pelayanan A, yaitu kategori tingkat pelayanan B, yaitu
kondisi arus lalu lintas bebas dengan kondisi arus lalu lintas stabil tetapi
kecepatan tinggi dan volume lalu lintas kecepatan operasi mulai dibatasi
rendah. oleh kondisi lalu lintas

• VCR Hari Minggu (09.15-10.15) • VCR Hari Kamis (16.00-17.00)

VCR pada jam 09.15-10.15 nilainya VCR pada jam 16.00-17.00 nilainya
adalah 0,055 maka pada jalan Pasar adalah 0,079 maka pada jalan Pasar
Baru tingkat pelayanan masuk pada Baru tingkat pelayanan masuk pada
kategori tingkat pelayanan A, yaitu kategori tingkat pelayanan A, yaitu
kondisi arus lalu lintas bebas dengan kondisi arus lalu lintas bebas dengan
kecepatan tinggi dan volume lalu lintas kecepatan tinggi dan volume lalu lintas
rendah. rendah.

• VCR Hari Minggu (11.00-12.00)


KESIMPULAN
VCR pada jam 11.00-12.00 nilainya
adalah 0,078 maka pada jalan Pasar Tingkat pelayanan jalan di Kecamatan
Baru tingkat pelayanan masuk pada Rangkasbitung tepatnya di Jalan Pasar Baru
kategori tingkat pelayanan A, yaitu menuju jalan Hardiwinangun sudah A.
kondisi arus lalu lintas bebas dengan
kecepatan tinggi dan volume lalu lintas dengan kondisi:
rendah.
1. arus bebas dengan volume lalu
• VCR Hari Minggu (16.00-17.00) lintas rendah dan kecepatan tinggi;
VCR pada jam 16.00-17.00 nilainya 2. kepadatan lalu lintas sangat rendah
adalah 0,073 maka pada jalan Pasar dengan kecepatan yang dapat dikendalikan
Baru tingkat pelayanan masuk pada oleh pengemudi berdasarkan batasan
kategori tingkat pelayanan A, yaitu kecepatan maksimum/minimum dan kondisi
kondisi arus lalu lintas bebas dengan fisik jalan;
kecepatan tinggi dan volume lalu lintas
rendah.
3. pengemudi dapat mempertahankan
kecepatan yang diinginkannya tanpa atau
• VCR Hari Kamis (08.15-09.15) dengan sedikit tundaan.

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 5


DAFTAR PUSTAKA

Anonim (1997). Manual Kapasitas Jalan


Indonesia (MKJI), Direktorat Jenderal
Bina Marga, Departemen Pekerjaan
Umum Republik Indonesia.

Anonim (1993). Indonesia High Manual


Capacity (IHCM), Direktorat Jenderal

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 6

Anda mungkin juga menyukai