Anda di halaman 1dari 4

Pemetaan Daerah Rawan Bencana Alam Berbasis Sistem Informasi

Geografis (SIG) di Kabupaten Lebak


1 2
Sebastian Deany Astoseno dan Dadi Rusdiana, S.T.,M.T
1
Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota ITSB, Deltamas
2
Dosen Perencanaan Wilayah dan Kota ITSB, Deltamas
Abstrak

Kabupaten Lebak meupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Banten. Berdasarkan
letak geografisnya, Kabupaten Lebak merupakan daerah yang cukup dikatakan daerah rawan
bencana bahkan dikatakan Kabupaten Lebak masuk kedalam zona merah terkait bencana tsunami,
bencana banjir, dan bencana longsor melohat dari daerahnya yang ada yaitu dataran rendah dan
pegunungan serta pesisir pantai. Agar membantu mengurangi bencana alam, diperlukan sebuah
sistem yang mampu menentukan daerah mana saja yang termasuk daerah rawan bencana. Dengan
adanya Sistem Informasi Geografis (SIG) ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam
melakukan pencegahan bencana alam yang akan terjadi.

Abstract

Lebak regency is one of the regencies located in Banten Province. Based on its geographical
location, Lebak Regency is a fairly considered disaster-prone area even said lebak district into the
red zone related to tsunami disasters, floods, and landslides melohat from the existing areas namely
lowlands and mountains and coastal areas. In order to help reduce natural disasters, a system is
needed that is able to determine which areas are prone to disasters. With this Geographic
Information System (SIG) is expected to help the government in preventing natural disasters that will
occur.

Kata kunci: Bencana Alam, Kabupaten Lebak, Sistem Informasi Geografis

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 1


PENDAHULUAN
A. Manajemen Data Daerah Bencana
Kabupaten Lebak merupakan salah satu
Manajemen daerah bencana
kabupaten di Provinsi Banten yang terletak
diantara 105°25′ – 106°30′ BT dan 6°18 – membutuhkan informasi yang terbagi ke dalam
7o00′ LS. Kabupaten ini memiliki luas tiga kategori yang berbeda, tapi sangat terkait,
yaitu:
342.700ha dengan jumlah penduduk
keseluruhan sejumlah 845.509 jiwa. Secara a. Kegiatan Pra-bencana: penilaian
risiko, pencegahan, mitigasi, dan
geografis Kabupaten Lebak merupakan kesiapan; analisis dan penelitian
daerah pesisir pantai,dataran tinggi, dan
dataran rendah. (untuk meningkatkan basis pengetahuan yang
ada).

Berdasarkan letak geografisnya tersebut b. Selama bencana: kegiatan tanggap


Kabupaten Lebak merupakan salah satu darurat, dan
daerah yang termasuk kedalam daerah rawan c. Kegiatan Pasca Bencana: rehabilitasi,
bencana alam bahkan dikatakan Kabupaten respon, dan rekonstruksi.
Lebak ini masuk kedalam zona merah terkait Dengan demikian, ada tiga kategori data
bencana Tsunami. terkait bencana:
a. Data dasar Pra-bencana tentang
Tentunya ini akan mengakibatkan korban jiwa, negara dan risiko;
kerugian harta benda, dan kerusakan lahan
yang cukup berdampak pada kehidupan b. Selama bencana - penanganan
masyarakat. Untuk meminimalisir efek tersebut tanggap darurat dan
dari bencana dapat dilakukan sejak dini jika
masyarakat cukup siap. Beberapa hal yang c. Data Pasca bencana real-time tentang
dapat dilakukan seperti mengidentifikasi dampak bencana dan sumber daya
daerah rawan bencana, kemudian melakukan yang tersedia untuk memerangi itu
bencana.
pemetaan daerah bencana.

Sebab belum ditemukan sistem yang ideal


untuk mencegah bencana, karna jika itu ada Mengintegrasikan data, seperti analisis
maka tidak akan pernah terjadi bencana. topografi, hidrologi, meteorologi, karakteristik
Hanya dengan bantuan peralatan teknologi tanah, vegetasi, Permukiman, infrastruktur,
kemungkinan bencana dapat diramalkan. Dan kependudukan, transportasi, sosial ekonomi
telah ditentukan bahwa ada pola tertentu dan sumber daya material. Hal tersebut untuk
dalam terjadinya bencana tersebut, sehingga memutuskan langkah yang tepat untuk
dampak kerusakan yang ditimbulkan dapat menangani dan menganalisis risiko jangka
diminimalisir.
pendek dan jangka panjang, termasuk
rencana pemulihan bencana.
Penggunaan sistem informasi geografis
memberikan data spasial yang sangat berguna B. Sistem Informasi Geografis
untuk pengelolaan unit darurat sebelum,
selama atau setelah bencana alam. Meskipun Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan
penggunaan GIS memiliki keterbatasan, salah satu teknologi informasi yang efektif
termasuk kemungkinan data yang tidak menangani proses penanggulangan bencana
mencukupi, pemodelan terbatas, masalah alam. Program ini dapat dirancang untuk
memberikan informasi real- time dan time-
kompatibilitas dengan perangkat lunak lain, series pada setiap tahap, terutama bagi
dan ketidakmampuan untuk mengidentifikasi pengelola bencana alam dan personel darurat.
kebutuhan pengguna akhir. Kekurangan dalam Sebelum bencana alam terjadi, informasi
sistem dapat diperbaiki dengan investasi lebih tentang jalan raya, penduduk, dan kondisi
lanjut dalam proses persiapan, sehingga medan bumi dapat dibuat menjadi format peta
yang jelas. Peristiwa alam mungkin hasil dari
meningkatkan kemampuan SIG Sebagai solusi
proses evolusi, tetapi rekonstruksi setelah
selanjutnya untuk dapat mengidentifikasi bencana adalah tanggung jawab umat
keterbatasan manusia. GIS dapat membuat segalanya
menjadi sederhana Dengan beberapa efek
KAJIAN PUSTAKA bencana Gabungkan teknologi informasi

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 2


dengan pengetahuan manajemen darurat. dalam bentuk peta yang memuat informasi
Karena biasanya ada banyak lembaga atau menganai data bencana.
organisasi yang bekerja bersama dalam
keadaan darurat, GIS dapat digunakan untuk
merespons dengan lebih cepat untuk mengirim Peta daerah rawan bencana dapat dilihat pada
dan berbagi informasi di kota atau di seluruh gambar 1.
dunia.

Aplikasi penginderaan jauh dan GIS telah


menjadi alat yang matang dan sukses dalam
manajemen bencana. SIG memungkinkan
untuk menggabungkan berbagai jenis data
spasial dengan data non spasial, data atribut,
dan menggunakannya sebagai informasi
Berguna di semua tahapan penanggulangan
bencana. Bencana seperti gempa bumi, tanah
longsor, banjir, kebakaran, tsunami, letusan
gunung berapi dan badai merupakan bencana
alam yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Setiap tahun menimbulkan korban jiwa dan
kerusakan properti dan infrastruktur.
Pertumbuhan penduduk yang cepat dan
peningkatan konsentrasi pembangunan,
bentuk lahan yang tidak stabil dan Gambar 1 Peta Daerah Rawan Bencana
penggundulan hutan dapat memperburuk
situasi ini. Penyebaran pertumbuhan gedung
yang tidak terencana telah membuat daerah Gambar 1. Merupakan data spasial atau peta
rawan bencana menjadi rentan, komunikasi GIS yang menunukan daerah rawan bencana
yang lambat, dan alokasi anggaran yang tidak seperti longsor, tsunami, dan banjir pada
mencukupi untuk pencegahan bencana, setiap desa atau yang ada pada Kabupaten
sehingga pengelolaan dini sangat penting Lebak.

METODE PENELITIAN Rawan Bencana pada Kabupaten Lebak


dengan didominasi oleh Bencana alam rendah
Penelitian ini menggunakan sistem informasi dalam setiap Kecamatan. Diketahui bahwa
geografis (GIS) untuk menampilkan visualisasi rawan bencana rendah mencapai 4123,22 Ha.
peta daerah rawan bencana. Data-data primer Sedangkan rawan bencana sedang mencapai
diperoleh dari citra satelit menggunakan 333,64 Ha. Oleh sebab itu lahan yang berada
bantuan software google earth dan data pada rawan bencana rendah masih termasuk
sekunder berupa peta daerah bencana dari daerah yang dapat direncanakan karena
instansi terkait. Analisis dan pengelolaan peta rawan bencana masih bisa diberi arahan.
dilakukan menggunakan software Arcgis.

Daerah rawan bencana ditentukan dengan


beberapa proses: KESIMPULAN

1. Menentukan daerah rawan bencana


dengan bantuan software Arcgis Sistem informasi goegrafis untuk daerah
rawan bencana Kabupaten Lebak memberikan
2. Melakukan teknik tumpang susun kesiapsiagaan masyarakat dalam
(overlay) dengan metode intersection kebencanaan yang akan terjadi sehingga efek
dari bencana dapat diminimalisir. Pemetaan
dapat menjadi solusi untuk memutuskan
HASIL PEMBAHASAN langkah untuk menangani risiko bencana baik
jangka pendek maupun jangka panjnag.
Pemetaan bencana alam wilayah Kabupaten Teknologi sistem informasi geografis menjadi
Lebak dimana tingkat rawan bencana longsor, salah satu solusi untuk menangani masalah
tsunami, dan banjir ditentukan dari hasil teknik kebencanaan yang akan terjadi.
tumpang susun (Overlay) dengan metode
intersection. Data peta dan data bencana yang
tersimpan dalam database akan ditampilkan

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 3


DAFTAR PUSTAKA

Nasiah dan Invanni I, 2014, Identifikasi


Daerah Rawan Bencana
LahanSebagaiUpaya
Penanggulangan Bencana di Kabupaten
Sinjai, Jurnal Sainsmat, Hal. 109-121 Vol.
III, ISSN 2086-6755

Nugroho, J.A., Sukojo, B.M., Sari, I.L,


2011, Pemetaan Daerah Rawan Dengan
Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi
Geografis (Studi Kasus Hutan Lindung
Kabupaten Mojokerto), Program Studi
Teknik Geomatika, FTSP, ITS - Sukolilo,

Stimson, J., 2001, Using GIS in Natural


Disaster Management, NRS 509

JURNAL PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA, ITSB 4

Anda mungkin juga menyukai