GAWI BARIJAM
(Bekerja Bersama-sama Untuk Mencapai Tujuan Mulia )
GAMBARAN UMUM
KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Sukamara, secara geografis terletak pada 2 19' sampai 3 07' Lintang Selatan dan 110 25'
sampai dengan 111 9'25" Bujur Timur. Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 (lima) kecamatan yaitu Kecamatan
Jelai, Kecamatan Sukamara, Kecamatan Balai Riam,Kecamatan Permata Kecubung dan Kecamatan Pantai
Lunci dengan total luas wilayah 3.827 Km2 atau 382.700 hektar. Batas wilayah Kabupaten Sukamara adalah
sebagai berikut :
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kec. Lamandau dan Kec. Nangga Bulik Kabupaten Lamandau
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kec. Kotawaringin Lama dan Kec. Arut Selatan Kabupaten
Kotawaringin Barat
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Propinsi Kalimantan Barat.
GAMBARAN UMUM
Kepadatan penduduk Kabupaten Sukamara
pada tahun 2011 adalah 53,7 jiwa/km2. Angka tersebut
menunjukkan kepadatan penduduk Sukamara masih
sangat rendah. Hal ini mengingat luasnya wilayah kabupaten dan belum intensifnya kegiatan sosial ekonomi
pada wilayah ini.
Kebakaran Lahan
Kebakaran lahan juga merupakan salah satu bencana yang rawan terjadi di wilayah Kabupaten Sukamara.
Kebakaran lahan ini berasal dari pembakaran lahan dalam skala kecil oleh para petani tradisional.
Perladangan berpindah seringkali menjadi penyebab petani harus membakar lahan.
Kemiringan Lahan
1. Kecamatan Jelai
Sebagian besar wilayah ini memiliki wilayah potensi sekitar 20,8 % dari luas wilayah perencanaan, 0 % wilayah
kendala, dan 0 % merupakan wilayah limitasi.
2. Kecamatan Pantai Lunci
Wilayah kecamatan ini memiliki 21,0 % dari luas wilayah merupakan wilayah potensi, 0 % merupakan
wilayah limitasi, wilayah kendala yaitu 0 %.
3. Kecamatan Sukamara
Wilayah potensi yang terdapat di wilayah ini sebesar 25,07 %, wilayah kendala 1,8 % dan wilayah limitasi
sebesar 0 % .
4. Kecamatan Balai Riam
Wilayah Balai Riam memiliki wilayah potensi 4,52 % dari luas wilayah, dan wilayah Kendal sebesar 9,09 % .
5. Kecamatan Permata Kecubung
Wilayah Kecamatan Permata Kecubung wilayah potensi 1,3 %, wilayahkendala 15,9 %, dan wilayah limitasi
sebesar 0,6 %.
GAMBARAN UMUM
Sistem Lahan dan Kesesuaian Lahan
Sistem lahan di Kabupaten Sukamara pada umumnya masih bervariasi dan menunjukan proporsi yang hampir
seimbang antara sistem lahan sesuai dan tidak sesuai. Sistem lahan yang ada meliputi Dilihat dari penyebarannya sistem lahan yang sesuai untuk kegiatan budidaya pertanian dan perkebunan terdapat secara
merata di seluruh wilayah kabupaten.
Topografi
Wilayah Kabupaten Sukamara mempunyai profil wilayah secara topografi cukup beragam, sebelah selatan
yaitu di Kecamatan Jelai dan Pantai Lunci, kelas kemiringan lahannya berada pada interval 0 2% dengan
klasifikasi datar. Di bagian tengah, yaitu Kecamatan Sukamara didominasi kelas kemiringan lahan 2 15%,
agak landai landai. Kecamatan Balai Ram dan Permata Kecubung mempunyai kelas kemiringan lahan yang
berada pada interval 2 15% dan 15 40%, dengan kelas agak landai landai sampai agak curam curam.
Jenis Tanah
Untuk jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Sukamara terdiri dari 5 ordo tanah, yaitu Histosol, Entisol, Inceptisol, Ultisol, dan Spodosol
GAMBARAN UMUM
SUMBER DAYA AIR
Sungai
Kabupaten Sukamara berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Jelai yang meliputi lebih dari 40 anak sungai.
Sedangkan dilihat dari kondisi drainase permukaan, Kabupaten Sukamara memiliki 3 kawasan yaitu :
1.
Daerah tidak pernah tergenang,
2.
Daerah tergenang secara periodik, dan
3.
Daerah tergenang secara terus menerus, yaitu sebagian di daerah Kecamatan Jelai dan sebagian di
daerah Kecamatan Sukamara.
Terdapat 2 (dua) Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Sukamara, yaitu DAS Jelai dengan panjangnya
200 Km dan DAS Mapam.
Mata Air
Kondisi mata air di Kabupaten Sukamara saat ini ada yang dimanfaatkan oleh penduduk sebagai sumber air
baku, serta ada yang kondisinya tidak terawat.
Air Tanah
Potensi air tanah di Kabupaten Sukamara dibagi 3 zona untuk potensi air tanahnya yaitu :
1.
Potensi air tanah sangat tinggi, umumnya terletak pada daerah sepanjang sungai besar yaitu : Sungai
Jelai. Potensi air yang besar ini terletak dari bantaran sungai sampai beberapa kilometer dari bantaran
sungai kebagian Barat dan Timur.
2.
Potensi air tanah tinggi, yang terdapat setelah daerah potensi air tanah sangat tinggi berangsur-angsur
potensi air tanah berkurang sampai potensi air tanah yang tinggi.
3.
Potensi air tanah rendah dimana merupakan daerah yang agak menjauhi sungai-sungai besar atau
diantara dua sungai dan dataran selatan dari Peg. Schwarner.
GAMBARAN UMUM
SUMBER DAYA HUTAN
Kondisi sumber daya hutan yang ada di wilayah Kabupaten Sukamara berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan Nomor SK.292/Menhut-II/2011 tentang perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasan hutan seluas 1.168.656 hektar, perubahan antar fungsi kawasan hutan seluas 689.666 hektar,
dan penunjukan bukan kawasan hutan menjadi kawasan hutan seluas 29.672 hektar di Provinsi Kalimantan
Tengah adalah terdiri atas Hutan Produksi (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT), Hutan Produksi Konversi
(HPK), Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Area Penggunaan Lainnya (APL).
Litologi
Litologi yang berada di wilayah pesisir Kabupaten Sukamara terdiri dari endapan aluvial, dan rawa (Qa dan
Qs) yang tersebar di pantai Sukamara.
Proses Geologi
Proses geologi yang terdapat di daerah studi adalah sedimentasi atau pengendapan, dapat terlihat jelas pada
citra satelit, sehingga akhirnya mengakibatkan garis pantai bertambah terutama pada delta-delta sungai. Hal
ini juga ditandai oleh adanya perubahan pematang pantai yang makin bertambah kearah hutan, terdapat di
sepanjang pantai terutama disekitar muara Sungai Jelai. Indstrusi air asin terutama pada morfologi pendataran
sesudah mulai terdapat dari Kelurahan Kuala Jelai.
GAMBARAN UMUM
POTENSI EKONOMI WILAYAH
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sukamara dari berbagai kegiatan ekonomi yang terjadi di wilayah
kabupaten pada tahun 2007 adalah sebesar 6,83%, dengan nilai nominalnya Rp.405.517.080.000,-. Pada tahun
2008 dari nilai nominalnya sebenarnya meningkat yaitu Rp.422.230.770.000,-. Tahun 2009 sebesar
Rp.471.657.680.000,- dan pertumbuhan 6,48%. PDRB tahun 2010 adalah 500.505,36 dengan pertumbuhan
5,27% dan pada tahun 2011 pertumbuhan 7,94%. Salah satu penyebab pertumbuhan PDRB Kabupaten
Sukamara bersifat positif adalah karena factor berkembangnya perkebunan kelapa sawit di kabupaten tersebut dan sektor perikanan laut. Demikian juga krisis ekonomi Indonesia, yang sudah mulai membaik.
Tabel PDRB Atas Dasar harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (jutaan Rupiah)
GAMBARAN UMUM
Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, peternakan/perikanan, merupakan sektor yang mempunyai peranan terbesar terhadap pembentukan
PDRB Kabupaten Sukamara tahun 2007 sebesar
73,28%. Kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, Restoran, dan Hotel 14,42%, Jasa-Jasa 5,35%,
Industri Pengolahan 2,10% Pengangkutan dan
Komunikasi 1,28%, dan Lainnya kurang dari 2%.
Keberadaan sarana dan prasarana ekonomi
wilayah Kabupaten Sukamara sangat
tergantung dari tuntutan kegiatan perdagangan
yang terjadi di wilayah itu sendiri. Kegiatan
perdagangan dapat dibedakan oleh
kegiatannya yang berlangsung secara formal
maupun informal. Perdagangan formal
umumnya merupakan para pedagang yang
melakukan kegiatan usahanya selalu berbadan
hukum dengan lokasi dan waktu kegiatan
berdagang bersifat permanen serta jenis barang
yang diperdagangkannya bervariasi dan dalam
jumlah yang relatif banyak. Beberapa contoh
kegiatan perdagangan yang dilakukan secara
formal adalah pedagang grosir, pertokoan/toko,
dan sebagainya.
GAPURA KABUPATEN SUKAMARA
Sedangkan yang termasuk ke dalam perdagangan informal adalah kegiatan para pedagang yang
dicirikan dalam melaksanakan kegiatan usahanya tidak berbadan hukum, lokasi dan waktu kegiatan
berdagang sering tidak bersifat permanen (berpindah-pindah), serta jumlah dan jenis barang yang
diperdagangkan relatif sedikit. Contoh kegiatan perdagangan yang termasuk ke dalam pedagang informal
adalah pedagang asongan, pedagang kaki lima, dan sebagainya. Sarana dan prasarana Kabupaten Sukamara
lebih banyak terdapat di Kota Sukamara jika dibandingkan dengan kota kecamatan lainnya. Hal ini
dipengaruhi oleh status kota Sukamara sebagai ibukota Kabupaten.
ISU STRATEGIS
Beberapa isu-isu strategis yang terdapat dalam wilayah perencanaan berkaitan dengan kondisi transportasi dan
komoditas basis, yaitu:
1. Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya alam yang dimiliki oleh Kabupaten Sukamara.
2. Kegiatan-kegiatan budidaya yang belum terpadu.
3. Kurang terbukanya aksesibilitas jalan menuju kawasan-kawasan yang memiliki potensi sumber daya alam
yang baik.
4. Sarana prasarana pendukung kelestarian lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang belum
mencukupi
5. Kurangnya pemanfaatan teknologi pengolahan sumber daya alam yang efektif dan efisien serta berbasis
lingkungan
6. Sumber daya manusia yang masih perlu pendidikan terutama dalam pengolahan potensi lokal sebagai
sektor basis kawasan yang memperhatikan lingkungan
KEBIJAKAN
Kebijakan Penataan Ruang adalah garis besar tindakan yang harus diambil untuk mewujudkan Tujuan Penataan Ruang.
Adapun Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Sukamara adalah sbb :
1. Peningkatan aksesibilitas kawasan potensial menjadi kawasan agrobisnis untuk mendukung pengembangan
sektor ekonomi sesuai daya dukung dan potensi wilayah;
2. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem jaringan prasarana transportasi, informasi, telekomunikasi, energi dan sumberdaya air yang terpadu dan merata; dan
3. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian lingkungan dan sumber daya alam.
4. Pengembangan kawasan agribisnis.
5. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan
STRATEGI
Strategi Penataan Ruang merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam
langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pertimbangan hal-hal
tersebut diatas maka strategi penataan ruang Kabupaten Sukamara adalah sebagai berikut :
1. Strategi Peningkatan aksesibilitas kawasan potensial menjadi kawasan agrobisnis untuk mendukung pengembangan sektor ekonomi sesuai daya dukung dan potensi wilayah sebagaimana dimaksud meliputi :
Mengembangkan pusat pertumbuhan berbasis potensi sumberdaya alam dan kegiatan budidaya unggulan sebagai penggerak utama pengembangan pertanian;
Pengembangan kawasan wilayah potensial menuju perwujudan kawasan sentra produksi pangan;
Peningkatan pengembangan industri berbasis pertanian berupa perlengkapan saprodi dan sarana
pendukungnya;
Menciptakan iklim yang kondusif bagi investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat
lokal dan pelestarian lingkungan; dan
Peningkatan pengembangan kegiatan perekonomian untuk mendukung kegiatan lokal, serta
menciptakan lapangan kerja terutama di kawasan pusat pertumbuhan di Kabupaten Sukamara menuju
pemenuhan kreteria Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan (PKWp) dan Pusat Kegiatan Lokal yang
dipromosikan (PKLp).
PKLp ( Pusat Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan) Kota Kuala Jelai Ibukota Kecamatan Jelai
dengan fungsi Pusat kegiatan keuangan, fungsi simpul transportasi laut regional, pusat pengolahan/
pengumpulan barang dan jasa publik lainnya untuk beberapa Kecamatan, sebagai Kawasan Permukiman
Perdesaan, Kawasan pertanian, Kawasan Perikanan, Kawasan Pariwisata, Kawasan Agropolitan dan Kota Terpadu Mandiri kawasan Transmigrasi.
PKLp ( Pusat Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan) Kota Balai Riam (Ibukota Kecamatan Balai
Riam) dengan fungsi kegiatan pusat keuangan, fungsi simpul transportasi, pusat pengolahan/pengumpulan
barang dan jasa publik lainnya untuk beberapa Kecamatan, sebagai Kawasan Permukiman Perdesaan, Kawasan Pertanian, Kawasan Perkebunan, Kawasan Pertambangan dan Kawasan Agropolis (pusat Agrowisata) dan
Agroindustri.
PPK ( Pusat Pelayanan Kawasan ) Kota Ajang (Ibukota Kecamatan Permata Kecubung) dengan fungsi
kecamatan sebagai Kawasan permukiman perdesaan, Kawasan perkebunan,dan Kawasan pertambangan.
PPK ( Pusat Pelayanan Kawasan ) Kota Sungai Cabang Barat (Ibukota Kecamatan Pantai Lunci) dengan
fungsi kecamatan sebagai Kawasan Lindung, Kawasan permukiman perdesaan, Kawasan pertanian, Kawasan
Wisata, Kegiatan Pertambangan, Kegiatan Perikanan dan Kawasan Perternakan.
Jaringan Jalan yang termasuk ruas jalan pengembangan jaringan jalan Kolektor Primer Provinsi KP1
adalah:
Ruas Jalan Sukamara / batas Kalimantan Barat Sukamara Tempayung -/Riam Durian Batas Kotawaringin Barat sepanjang 49 Km.
Jaringan Jalan yang termasuk ruas jalan pengembangan jaringan jalan Kolektor Primer K3 adalah meliputi :
Ruas Jalan Sukamara - Lunci Teruntum Batas Kotawaringin Barat sepanjang 55 Km
Ruas Jalan Lingkar Kota Sukamara 53,40 Km
Ruas Jalan Kuala Jelai Lunci sepanjang
Ruas Jalan simpang Penopa/ Semantun Lupu Balai Riam sepanjang
Ruas Jalan Lunci Pulau Nibung sepanjang
jaringan jalan kabupaten yang berfungsi sebagai lokal primer yaitu PPK Jaringan jalan Lokal Primer
berada di Kecamatan Sungai Cabang Barat dan Ajang.
Transportasi Laut
Sebagai daerah kepulauan maka akses utama keluar maupun masuk arus lalu lintas penumpang dan barang
Kabupaten Sukamara bertumpu pada pelabuhan, selain pelabuhan pelabuhan yang telah ditetapkan pada
rencana diatasnya (RTRWN, RTRWP), dibutuhkan pelabuhan internasional, Nasional,regional dan lokal yang
berperan sebagai tempat pelayanan penumpang dan barang di daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, daerah
terbatas yang hanya didukung oleh moda transportasi laut yang melayani angkutan laut antar daerah/
kecamatan dalam Kabupaten/Kota. Penetapan hirarki sesuai dengan hirarki pelabuhan Kepmenhub No 53 Tahun 2002 , Adapun perlabuhan-pelabuhan yang ada di Kabupaten Sukamara sbb :
1. Pelabuhan Pengumpul : Pelabuhan berada di Kecamatan Jelai desa Pulau Nibung
2. Pelabuhan Pengumpan Lokal :Pelabuhan Perintis Kuala Jelai dan Pelabuhan PELINDO III Mendawai
Sukamara.
Transportasi Udara
Rencana pengembangan transportasi udara di Kabupaten Sukamara adalah pembangunan bandara udara
yang rencananya akan dibangun di Desa Sungai Pasir Kecamatan Pantai Lunci. Dari pembangunan bandara
udara tersebut diharapkan dapat mempermudah jalur transportasi sukamara menuju kabupaten lain serta
meningkatkan perdagangan dan perekonomian wilayah
Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga (domestik) dilakukan dengan sistem perpipaan
dan non perpipaan yang didasarkan pada standar kebutuhan air bersih untuk kota yaitu 120 lt/jiwa/hari.
Sistem perpipaan diarahkan pengembangannya pada kawasan pusat kota dan sekitar pusat kota,
sedang wilayah lain diterapkan sumur gali dan sumur pompa tangan dangkal, sedangkan untuk daerah
dengan kualitas sumur dangkal yang tidak bagus diarahkan pengembangannya dengan air tanah dalam
(sumur bor).
Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk non domestik direncanakan dengan sistem perpipaan dengan
target 20% dari total kebutuhan air bersih kota.
Sumber Air
Pada saat ini, wilayah kecamatan yang baru terlayani oleh sistem penyediaan air bersih baru terbatas pada
wilayah kecamatan Sukamara dan itu pun baru sebagian kecil penduduk saja yang terlayani. Kapasitas
pengolahan yang ada di Kota Sukamara yaitu sebesar 5 lt/dt, pelayanan air bersih ini masih jauh dari jumlah
yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sumber air yang dapat dipergunakan, yaitu :
Sungai
Pengembangan sistem air bersih yang berasal dari air sungai harus memperhatikan langkah-langkah
bagaimana memperoleh air, mengolahnya sehingga memenuhi standar yang telah ditentukan sesuai dengan
tujuan pemanfaatannya, dan mendistribusikannya untuk berbagai kepentingan dari mulai untuk kepentingan
air minum, MCK, maupun kepentingan industri. Wilayah sungai yang termasuk dalam wilayah strategis nasional
adalah DAS Arut, DAS Lamandau, DAS Kumai dan DAS Jelai.
Air Tanah
Penggunaan air bersih yang berasal dari air tanah dengan sistem non perpipaan dipenuhi melalui pemanfaatan
sumur gali (SGL) dan sumur pompa tangan dangkal (SPTDK). Pemakaian setiap sumur gali diarahkan untuk
memenuhi 30 orang, sedang sumur pompa tangan dangkal untuk 50 orang. Penggunaan air tanah yang terus
menerus akan menyebabkan penurunan kuantitas maupun kualitas. Hal tersebut terjadi di kecamatan yang
berada di Selatan Kabupaten Sukamara yang sering mengalami kesulitan dalam hal penyediaan air bersih
sehingga diperlukan peningkatan pelayanan air bersih tanpa menurunkan kualitas dan kuantitas air tanah.
PDAM
Masyarakat Kabupaten Sukamara masih sedikit yang menggunakan PDAM. Mayoritas penggunaan air bersih
masih menggunakan sumur dan sungai. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka dibutuhkan pula
persediaan air bersih.
Kawasan Bergambut, definisi kawasan yang unsur pembentuk tanahnya sebagian besar berupa sisa-sisa
bahan organik yang tertimbun dalam waktu yang lama. Kawasan Bergambut terletak Sungai Bakung
dengan luasan kurang lebih 29.087, 49 Ha.
Kawasan Resapan Air, definisi kawasan yang memiliki kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan
sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Tujuan
perlindungan memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah resapan air tanah
untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik pada kawasan
yang bersangkutan maupun kawasan bawahannya.
2. Kawasan perlindungan setempat, yang termasuk dalam kriteria ini di Kabupaten Sukamara adalah :
Suaka Margasatwa
Kawasan Hutan Suaka Margasatwa di Kabupaten Sukamara sekaligus merupakan kawasan dengan fungsi
pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kawasan pelestarian alam jenis Hutan Suaka Margasatwa terdapat di
Kabupaten Sukamara yaitu Hutan Suaka Margasatwa Sungai Lamandau yang terdapat di Kecamatan
Pantai Lunci.Saat ini untuk luas hutan suaka marga satwa yang ada di Kabupaten Sukamara yaitu seluas
25.389 Ha atau mencapai 5,19 %.
PANTAI LUNCI
Hutan produksi terbatas adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas, dimana eksploitasinya hanya dapat dilakukan secara tebang pilih dan tanam tersebar di Kecamatan Permata
Kecubung, dan Kecamatan Jelai dengan luas kurang lebih 127.720,54 hektar.
Hutan produksi tetap adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi tetap, dimana
eksploitasinya hanya dapat dilakukan secara tebang pilih atau tebang habis dan tanam dengan luas
kurang lebih 75.188,48 hektar.
Hutan produksi konversi adalah kawasan yang bilamana diperlukan dapat dialihgunakan (fungsinya)
dengan luas kurang lebih 21.872,47 hektar.
Pertanian lahan basah tersebar di Kecamatan Sukamara, Kecamatan Balai Riam, Kecamatan Jelai dan
Kecamatan Pantai Lunci dengan luas kurang lebih 6.793 Ha.
Pertanian lahan kering tersebar di Kecamatan Sukamara, Kecamatan Balai Riam, Kecamatan Jelai dan
Kecamatan Pantai Lunci dengan luas lahan kering kurang lebih 17.719 Ha.
Pertanian pangan berkelanjutan kawasan peruntukan lahan pertanian pangan berkelanjutan tersebar di
Kecamatan Sukamara, Kuala Jelai. Pantai Lunci, Balai Riam, dan Permata Kecubung dengan luas kurang
lebih 2.384 hektar
Lahan cadangan pertanian berkelanjutan Kawasan peruntukan lahan cadangan pertanian pangan
berkelanjutan tersebar di Kecamatan Sukamara, Kuala Jelai. Pantai Lunci, Balai Riam, dan Permata
Kecubung dengan luas kurang lebih 12.522 hektar.
Holtikultura terletak di Kecamatan Sukamara, Jelai, Balai Riam dan Permata Kecubung dengan luas
kurang lebih 114 hektar.
Kawasan Peternakan. Peternakan kambing, sapi potong, unggas serta ternak lainnya terletak di Kecamatan
Permata Kecubung, Kecamatan Sukamara, Jelai, Balai Riam dan Pantai Lunci Kabupaten Sukamara
memiliki padang pengembalaan dengan luas kurang lebih 1.308 hektar.
Kawasan peruntukan perikanan budidaya laut. Kawasan ini direncanakan sebagai kepentingan
untuk membudidayakan perikanan dilaut dan mempunyai dengan lokasi di Kecamatan Pantai Lunci
dan Kecamatan Jelai serta wilayah laut.
Kawasan Peruntukan perikanan tangkap. Kawasan ini diperuntukan bagi penangkapan ikan
diperairan guna menunjang konsep minipolitan dan mengembangkan budaya masyarakat yang ada
dengan luas kurang lebih 178.941,93 Ha. Dengan tujuan melindungi nelayan dari operasi perusahaan
perikanan skala besar. Perikanan tangkap diperairan laut potensi kepadatan 8.2168 ton/km2/tahun.
Kawasan Pengelolaan Hasil Perikanan kawasan pengelolahan hasil perikanan terletak di Kecamatan
Jelai , Kecamatan Sukamara dan Kecamatan Pantai Lunci, dengan luas kurang lebih 200 hektar.
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PRORGAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
INDIKASI PROGRAM
Izin Lokasi
Izin Pemanfaatan Tanah
Izin Penggunaan Lahan Perairan
Izin Pelabuhan
Izin Usaha Perikanan (IUP)
Izin Usaha Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet
Izin Pengambilan dan pemanfaatan tanah
Izin Mendirikan Bangunan
Izin Gangguan HO (Hinder Ordonantie)
Izin Pembangunan Menara Telekomunikasi Seluler
Keringanan pajak, pemberian kompensasi, subsidi silang, imbalan, sewa ruang, dan urun saham;
Pembangunan serta pengadaan infrastruktur;
Kemudahan prosedur perizinan; dan/atau
Pemberian penghargaan kepada masyarakat, swasta dan/atau pemerintah daerah.
2. Disinsentif adalah perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, atau mengurangi kegiatan yang
tidak sejalan dengan rencana tata ruang, yang dapat berupa :
1. Pengenaan pajak yang tinggi yang disesuaikan dengan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mengatasi
dampak yang ditimbulkan akibat pemanfaatan ruang; dan/atau.
2. Pembatasan penyediaan infrastruktur, pengenaan kompensasi, dan penalti.
Dalam pemberian insentif dan disinsentif seyogyanya dengan tetap menghormati hak masyarakat.
Sedangkan Insentif dan disinsentif dapat diberikan oleh:
KELEMBAGAAN
TIM BKPRD KABUPATEN SUKAMARA