Anda di halaman 1dari 33

PENYUSUNAN KLHS UNTUK

RTRW DAN RDTR

Disusun Oleh:
Dr. Ir. Fatma Djuwita, M.Si
HP 085281579297 (fdjuwita@yahoo.com)
Kasubdit Pengembangan Kebijakan Lingkungan Hidup Wilayah dan Sektor
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan dan Kebijakan Wilayah dan Sektor
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
JENIS KRP YANG WAJIB KLHS:
RTRW Nasional; Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

RTR Pulau/Kepulauan;
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi;
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional; Kabupaten/Kota;
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
Rencana Tata Ruang Laut Nasional;
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota;
Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau pulau kecil Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
beserta rencana rincinya;

Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu Untuk


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi;
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang
Pulau-Pulau Kecil Terluar; merupakan bagian wilayah kabupaten;

Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi


Perairan; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Kabupaten/Kota;
Nasional;
Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat
Provinsi;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten/Kota; dan
Rencana Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Tingkat Provinsi; dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang
Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak
Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak
dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat provinsi,
berpotensi dampak dan/atau risiko Lingkungan
dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat nasional Hidup lainnya di tingkat kabupaten/kota
atau lintas provinsi. atau lintas kabupaten/kota
KENAPA KLHS WAJIB DISUSUN?
• Kerusakan lingkungan semakin • Perencanaan makin tak terkendali pada
meningkat yang mengakibatkan kerugian wilayah-wilayah yang harusnya
lingkungan dan ekonomi juga semakin dilakukan konservasi;
meningkat; • Upaya perlindungan berlapis, agar
• Memastikan bahwa prinsip pembangunan kerusakan lingkungan dapat dikurangi;
berkelanjutan sudah menjadi dasar dan • Memastikan bahwa perencanaan tidak
terintegrasi dalam dokumen perencanaan; melampaui Daya Dukung dan Daya
• Upaya untuk mengurangi kerusakan Tampung Lingkungan Hidup;
lingkungan sejak hulu kebijakan;
SIAPA PENYUSUN KLHS?
UU No. 23/2014:
Permendagri 7/2018 Permen LHK 69/2017 Lampiran Matrik K
Sub Daerah Daerah
No Bidang Provinsi Kab/
KETUA POKJA PL: KETUA POKJA KLHS: KEPALA Kota
KEPALA BAPPEDA DLH ATAU KEPALA DINAS PENYUSUN
KRP PROV/KAB/KOTA KLHS KLHS
SEKRETARIS WAKIL KETUA :
2. KLHS untuk untuk
KEPALA SKPD LH KEPALA DINAS KRP KRP
SEKRETARIS
Penyusun KRP ATAU Provinsi Kab/
Eselon III Penyusun
KEPALA DLH Kota
KRP (KEBALIKAN KETUA)
ANGGOTA: Unsur Pemerintah & Non
Pemerintah yang memiliki (1)
ANGGOTA: unsur Perangkat Daerah terkait,
Kemampuan & Kopetensi; (2) Waktu
dan satu/lebih tenaga ahli yang memiliki
& Konsentrasi
standar kompetensi KLHS Permen LHK No. 74/2016:

Lampiran 1 dan 2:
Tugas DLH Prov/Kab/Kota:
Silahkan pilih: mau Dasar Hukum 13. Menyusun KLHS
UU atau Peraturan Menteri? 14. Dst ...
PASAL 3 DAN 4 PERMEN DAGRI 7/2018

Pasal 3: Pasal 4
(1)PemDa membentuk tim pembuat (3)Tim pembuat KLHS RPJMD
Pembuatan KLHS RPJMD
KLHS RPJMD (Pasal 3 huruf a) beranggotakan perangkat daerah
dilakukan dengan mekanisme: terkait sesuai dengan kompetensi
yang ditetapkan dengan keputusan
a. pembentukan tim pembuat kepala daerah. dan kebutuhan dalam pembuatan
KLHS RPJMD; KLHS RPJMD.
(2)Tim pembuat KLHS RPJMD
dikoordinasikan oleh SekDa (4)Dalam melaksanakan tugasnya
b. pengkajian PB;
bersama dengan perangkat daerah tim pembuat KLHS RPJMD
c. perumusan skenario PB; dan yang membidangi perencanaan melibatkan Ormas, Filantropi,
pembangunan daerah dan dengan Pelaku Usaha, Akademisi dan
d. penjaminan kualitas,
perangkat daerah yang pihak terkait lainnya sesuai
pendokumentasian dan melaksanakan tugas urusan dengan ketentuan peraturan
validasi KLHS RPJMD. lingkungan hidup. perundang-undangan.
Pasal 26 UU No 26/2007:
(1) RTRW kabupaten memuat: (2) RTRW kabupaten menjadi pedoman untuk:
a. penyusunan RPJPD;
Setiap pejabat
a. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang
wilayah kabupaten; b. penyusunan RPJMD; pemerintah
b. rencana struktur ruang wilayah kabupaten yang c. pemanfaatan ruang dan pengendalian yang berwenang
meliputi sistem perkotaan di wilayahnya yang pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;
terkait dengan kawasan perdesaan dan sistem d. mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan menerbitkan izin
jaringan prasarana wilayah kabupaten; keseimbangan antarsektor; pemanfaatan
c. rencana pola ruang wilayah kabupaten yang e. penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk
meliputi kawasan lindung kabupaten dan kawasan investasi; dan ruang dilarang
budi daya kabupaten; f. penataan ruang kawasan strategis kabupaten. menerbitkan izin
d. penetapan kawasan strategis kabupaten; (3) Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi
dasar untuk penerbitan perizinan lokasi
yang tidak
e. arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten
yang berisi indikasi program utama jangka pembangunan dan administrasi pertanahan. sesuai dengan
menengah lima tahunan; dan rencana tata
f. ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kabupaten yang berisi ketentuan umum ruang.
peraturan zonasi, ketentuan perizinan, ketentuan
insentif dan disinsentif, serta arahan sanksi.
RTRW Kabupaten: (Permen PU 16/2009)

Fungsi RTRW Kabupaten Manfaat RTRW Kabupaten


1) acuan dalam penyusunan RPJPD dan RPJMD. 1) mewujudkan keterpaduan
2) acuan dalam pemanfaatan ruang/pengembangan wilayah kabupaten;
pembangunan dalam
3) acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
wilayah kabupaten;
kabupaten;
4) acuan lokasi investasi dalam wilayah kabupaten yang dilakukan 2) mewujudkan keserasian
pemerintah, masyarakat, dan swasta; pembangunan wilayah
5) pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten dengan wilayah
kabupaten; sekitarnya; dan
6) dasar pengendalian pemanfaatan ruang dalam penataan/pengembangan 3) menjamin terwujudnya tata
wilayah kabupaten yang meliputi penetapan peraturan zonasi, ruang wilayah kabupaten
perizinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan sanksi;
yang berkualitas.
dan
7) acuan dalam administrasi pertanahan.
Bagaimana menyusun
KLHS RTRW?
KLHS DALAM PP NO. 46/2016
Didapat dari Konsultasi Publik dg Para Pemangku K
1. Identifikasi dan Perumusan Isu PB (Ps 8)
Hasil No. 1, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (1)
2. Isu PB Yang Paling Strategis (Ps 8)
Hasil No. 2, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (2)
3. Isu PB Prioritas (Ps 9)
Identifikasi semua materi KRP, ditelaah dg pisau
4. Identifikasi materi muatan KRP yang berpotensi
menimbulkan pengaruh pada LH (Ps 10) analisis Ps 3 ayat (2) atau Penjelasan Ps 15 UU 32/09
5. Analisis pengaruh hasil Isu PB Prioritas dengan Analisis pengaruh hasil No 3 dg hasil No 4
materi muatan KRP (Ps 11)
Kajian DDDT, JE, SDA, PI, Kehati, Resiko Dampak LH
6. Kajian muatan KLHS : (Ps 13)
7. Rumusan Alternatif (Ps 14) Perubahan :Tujuan, Strategi pencapaian,
8. Penyusunan Rekomendasi (Ps 16) ukuran/skala, lokasi, proses/metode, penundaan,
9. Penjaminan Kualitas (Ps 19) rambu mempertahankan ekosistem, mitigasi
10.Pendokumentasian (Ps 23) Perbaikan KRP, Keg/usaha yang telah melampaui
DDDT tidak boleh lagi
11.Validasi (Ps 25)
Oleh penyusun KRP
KLHS DALAM PERMEN NO. 69/2017
3. Analisis pengaruh hasil Isu
Tahap Tahap PB Prioritas dengan
Persiapan Pelaksanaan materi muatan KRP (Ps
23)
1. Pembentukan 1. Identifikasi dan 4. Kajian muatan KLHS : (Ps
Kelompk Kerja Perumusan Isu PB 24-25)
KLHS (Ps 14) Strategis dan 5. Rumusan Alternatif (Ps 26)
Prioritas (Ps 20-21) 6. Penyusunan Rekomendasi
2. Penyusunan 2. Identifikasi materi (Ps 28)
Kerangka muatan KRP yang 7. Penjaminan Kualitas (Ps
Acuan Kerja (Ps 31)
berpotensi
15) menimbulkan 8. Pendokumentasian (Ps 35)
pengaruh pada LH 9. Validasi (Ps 36)
(Ps 22)
6. Kajian Muatan KLHS
a) Peta RTRW dasar perijinan,
a) Kapasitas DDDT-LH a) Overlay Peta RTRW apakah masing-2x struktur dan
untuk pembangunan; Kabupaten Belu Tahun pola ruang terjadi alih fungsi
2016-2036; lahan yang signifikan?;
b) Perkiraan mengenai
dampak dan risiko LH; b) Overlay Peta Rawan b) Akankah menambah potensi
Bencana; peningkatan bencana atas
c) Kinerja layanan atau rencana pembangunan?;
jasa ekosistem; c) Overlay Peta DDDT Jasa
Ekosistem Pengatur Air c) Apakah akan menurunkan
d) Efisiensi pemanfaatan Melalui
pendekat dan Penyedia Pangan; Alasan: posisi Jasa Ekosistem Pengatur
SDA; an Air dan Penyedia Pangan?;
d) Overlay Peta Potensi
e) Tingkat kerentanan dan d) Apakah akan mempengaruhi
Tambang;
kapasitas adaptasi potensi SDA yang ada?;
terhadap perubahan e) Overlay Peta Penutupan
e) Apakah tutupan lahan yang
iklim; Lahan;
bervegetasi tinggi alih
f) Tingkat ketahanan dan f) Overlay Peta pemanfaatan lahannya?;
potensi Penunjukan Kawasan f) Seberapa besar
keanekaragaman hayati. Hutan keanekaragaman hayati
terancam?
Rekomendasi Perbaikan KRP
Muatan Materi KRP Hutan Potensi pola ruang Dapat dibangun
Rencana Rawan pertanian
No (Dokumen PK Lindung Tambang pemukiman industri industri industri Keterangan
(ha) longsor (ha) (ha)
RTRW Kab Belu) (ha) (ha) (ha) pertanian kehutanan logam dll
1 2 3 7 8 9 11 12 4 5 6 13
2 Pengembangan kawasan industri
a. Kecamatan Kota
Atambua, akan
diareal
mengembangkan
tidak ada potensi Menjadi Kota
industri pertanian, 1.630,00 510,00 - 639,00 1.470,00 - -
HP tambang, juga Kabupaten saja
kehutanan, aneka
rawan longsor
industri, logam, mesin
dan kimia
b Kecamatan
Lamaknen, akan diareal
Cocok untuk
mengembangkan tidak ada potensi
industri pertanian, 9.214,00 6.272,00 1.959,00 1.890,00 - 6.818,00 6.818,00 Industri
HP tambang, juga
Pertanian saja
kehutanan dan aneka rawan longsor
industri
c Kecamatan
Lakmaknen Selatan, diareal
Cocok untuk
akan tidak ada potensi
9.668,00 8.369,00 2.392,00 1.648,00 - 7.212,00 7.212,00 Industri
mengembangkan HP tambang, juga
Pertanian saja
industri pertanian dan rawan longsor
kehutanan
d Kecamatan Lasiolat,
diareal
akan Cocok untuk
tidak ada potensi
mengembangkan 6.149,00 3.390,00 1.054,00 4.339,00 - 4.370,00 4.370,00 Industri
HP tambang, juga
industri logam, mesin Pertanian saja
rawan longsor
dan kimia
Rekomendasi Perbaikan KRP
 KRP 3: Pembangunan Pelabuhan Internasional,
 akan dibangun di pesisir utara pantai yang berbatasan dengan Zona
laut.
 Pembangunan pelabuhan internasional ini perlu dilakukan kajian
lanjutan, karena berdasarkan peta RZWP3K Provinsi NTT,
lokasinya berada pada Zona Kawasan Konservasi Laut yang
berpotensi padang lamun dan tutupan lahannya adalah Hutan
Mangrove, dan
 secara aturan tidak diperkenankan dilakukan pembangunan.
Rekomendasi Perbaikan KRP
 KRP 11: Pembangunan Embung
Rotiklot di Desa Fatuketi
Kecamatan Kakuluk Mesak.
 hanya dapat dilakukan pada
areal seluas 12 ha,
 karena areal lainnya seluas 8 ha
adalah rawan longsor dan berada
pada kelerengan yang tinggi
 sehingga beresiko pada kerusakan
lingkungan.
Rekomendasi Perbaikan KRP
 KRP 12: Pembangunan Embung
Balokama di Desa Dirun,
Kecamatan Lamaknen,
 tidak cocok dibangun karena
berada pada areal yang memiliki
jasa ekosistem pengatur dan jasa
ekosistem penyedia air yang
rendah
 sulit menjamin ketersediaan
kebutuhan air.
KESIMPULAN KLHS RTRW DALAM
MEMBERIKAN RUMUSAN ALTERNATIF
DAN REKOMENDASI PERBAIKAN KRP
Harus mengetahui aturan terkait lainnya, seperti: Jika a. Aturan Rawan Bencana
KRP berada di wilayah
b. Aturan Kehutanan
a. Rawan Bencana;
b. Hutan Produksi/ Hutan Lindung/ Hutan Konservasi;
c. Aturan Pertanian
c. Pertanian; d. Aturan Pertambangan
d. Potensi Sumber Daya Alam (pertambangan, dll), e. Aturan Lingkungan
e. Jasa Ekosistem Air yang rendah/tinggi; Hidup
f. Jasa Ekosistem Pangan yang rendah/tinggi; f. Aturan Sempadan
g. Sempadan Sungai/Danau/mata air/pantai: g. dst
h. Topografi > 45%;
i. Ketinggian dari permukaan laut > 2.000 mdpl;
Bagaimana menyusun
KLHS RDTR?
DASAR HUKUM KLHS RDTR

1. UU No 32/2009 1. UU No 26/2007
2. PP No. 27/2012 2. PP No. 15/2010
3. PP No. 46/2016 3. PerMen ATR No. 20/2011
4. PerMeneg LH No. 4. PerMen ATR No. 6/2017
05/2012
5. PerMen ATR No. 8/2017
5. PerMen LHK No. 6. PerMen ATR No. 1/2018
69/2017
PERMEN PU NO. 20/2011 : RDTR
BAB II RENCANA DETAIL TATA RUANG
Pasal 3
(1) RDTR disusun untuk bagian dari (2) RDTR memuat:
wilayah : a. tujuan penataan ruang bagian wilayah
a. kabupaten/kota yang perencanaan;
merupakan kawasan b. rencana pola ruang;
perkotaan dan/atau
c. rencana jaringan prasarana;
b. kawasan strategis kabupaten
atau kawasan strategis kota. d. penetapan sub bagian wilayah
perencanaan yang diprioritaskan
(2) RDTR dilengkapi dengan penanganannya;
peraturan zonasi.
e. ketentuan pemanfaatan ruang;
f. peraturan zonasi.
RDTR DAN PERATURAN ZONASI
BERFUNGSI SEBAGAI:
a. kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota berdasarkan
RTRW;
b. acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan
pemanfaatan ruang yang diatur dalam RTRW;
c. acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan
e. acuan dalam penyusunan RTBL
HASIL KLHS (Pasal 17 ayat (1) dan (2) UU No. 32/2009)

1. Hasil KLHS menjadi dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau program


pembangunan dalam suatu wilayah.
2. Apabila hasil KLHS menyatakan bahwa daya dukung dan daya
tampung sudah terlampaui,maka;
a. kebijakan, rencana, dan/atau program
pembangunan tersebut wajib diperbaiki
sesuai dengan rekomendasi KLHS;

b. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah


RDTR
melampaui daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup tidak diperbolehkan lagi.
 JENIS RENCANA USAHA/
MUATAN RDTR TT == DIIZINKAN
KEGIATAN
DIIZINKAN
TERBATAS
TERBATAS
BB == DIIZINKAN
DIIZINKAN
BERSYARAT
BERSYARAT
 Bidang Multisektor
KLASIFIKASI B: DIIZINKAN
 Bidang Pertahanan
RENCANA POLA RUANG BERSYARAT: RENCANA STRUKTUR RUANG
 Bidang Pertanian RENCANA JARINGAN
ZONA LINDUNG
II == DIIZINKAN
DIIZINKAN ZONA BUDIDAYA
UNTUK MENDAPATKAN IZINPRASARANA
 Bidang Perikanan dan Kelautan
ATAS SUATU KEGIATAN/USAHA, 1. Rencana Pengembangan
 Bidang Kehutanan
DIPERLUKAN SYARAT TERTENTUJaringan Pergerakan
 Bidang
(SYARAT Perhubungan
KHUSUS DAN SYARAT2. Rencana Pengembangan
 Bidang Teknologi
UMUM). PERSYARATAN Satelit
Jaringan Energi
 BidangDIPERLUKAN
TERSEBUT Perindustrian
 Bidang Pekerjaan Umum 3. Rencana Pengembangan

ITBX
KARENA MEMILIKI DAMPAK
Jaringan Air Minum
 Bidang
YANG BESARPerumahan
BAGI dan Kawasan
LINGKUNGAN, SEPERTI: 4. Rencana Pengembangan
Permukiman
1. PERLU
Bidang ESDM
AMDAL Jaringan Telekomunikasi

2. UKL
Bidang
/ UPLPariwisata 5. Rencana Pengembangan
 Bidang Ketenaganukliran Jaringan Drainase
3. DLL
 Bidang Pengelolaan Limbah Bahan Pengembangan
6. Rencana XX == TIDAK
TIDAK
Berbahaya dan Beracun (LB3)
Jaringan AirDIIZINKAN
DIIZINKAN
Limbah
 ... DST ... 7. Rencana Pengembangan
Prasarana lainnya
Pasal 13 PP No. 27 Tahun 2012
(1)Usaha dan/atau Kegiatan yang berdampak penting terhadap
lingkungan hidup dikecualikan dari kewajiban menyusun Amdal,
apabila:
a.lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada di kawasan yang
telah memiliki Amdal kawasan;
b.lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada
kabupaten/kota yang telah memiliki rencana detil tata ruang
kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota; atau
c.Usaha dan/atau Kegiatannya dilakukan dalam rangka tanggap
darurat bencana.

Penjelasan Pengecualian:
Karena rencana detil tata ruang kabupaten/kota telah disusun
melalui kajian ilmiah yang komprehensif dan rinci berdasarkan
antara lain kajian terhadap daya dukung, daya tampung
lingkungan, dan kajian lingkungan hidup strategis.

Arahan pemanfaatan ruang dalam rencana detil tata ruang


sudah memperhitungkan atau mengkaji dampak suatu kegiatan
terhadap lingkungan hidup, termasuk proyeksi, prediksi, dan
pengendalian dampak secara detil.
Tingkat kedalaman informasi
Kawasan (RTRW)  Blok
(RDTR)  Persil (PZ)
Guna Lahan 
Zona/S.Zona  Ativitas/Keg
(Bahan Workshop RTDT oleh Dr. Ir. Denny Zulkaidi,
MUP)

25
6. Kajian Muatan KLHS
a) Kapasitas DDDT-LH a) Analisis kebutuhan masing-
untuk pembangunan; masing muatan RTDR; 
dasarnya adalah Populasi
b) Perkiraan mengenai
dampak dan risiko LH; b) Analisis IKLH agar tidak
melebihi baku mutu ambang
c) Kinerja layanan atau batas;
jasa ekosistem;
Tentukan c) Analisis SLHD agar tidak
d) Efisiensi pemanfaatan Metode melebihi baku mutu ambang
SDA; yang tepat batas lingkungan;
e) Tingkat kerentanan dan d) Analisis Kebutuhan SDA
kapasitas adaptasi yang diperlukan untuk
terhadap perubahan membangun;
iklim; e) Analisis apakah muatan KRP
f) Tingkat ketahanan dan mengakibatkan perubahan
potensi iklim?
keanekaragaman hayati. f) Analisis kerentanan
biodiversity;
Contoh Peta Zonasi (Bahan Workshop RTDT oleh Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP)

R-2
R-1

R-3
R-12

R-20

R-1
R-2
R-3
R-12
R-20

28
Kriteria Rinci KLHS RDTR yang dapat digunakan
sebagai dasar Pengecualian Amdal:

 Sesuai UU 32/2009  Bab I Ketentuan Umum (Pengertian,


 Sesuai PP 46/2016 Maksud dan Tujuan dan Ruang Lingkup)
 Sesuai Permen LHK No. 69/2017
 Bab II Batasan dan Kriteria Pengecualian
Kewajiban Menyusun Amdal
 Sesuai Permen PU No. 20/PRT/M/2011
tentang Pedoman Penyusunan RDTR,
 Bab III Tata Laksana Pengecualian
Penyusunan Amdal
 Berbagai Referensi terkait KLHS untuk
RDTR dari berbagai negara;  Bab IV Pembinaan dan Evaluasi
 Kriteria Rinci Pembuatan dan Pelaksanaan  Bab V Pembiayaan
KLHS dan Kriteria RDTR yang telah outline
 Bab VI Ketentuan Penutup
mengintegrasikan hasil KLHS;  Konsep
RanPermen LHK
Proses KLHS RDTR

1. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan:


 Status saat ini, trend ke depan, target yang akan dicapai 20 tahun yad?
 Contoh: penurunan kualitas dan ketersediaan air bersih dan udara? Dst ...

2. Identifikasi Materi Muatan RDTR:


 Tujuan penataan BWP? Rencana Pola Ruang? Rencana Jaringan Prasarana? Penetapan Sub-
BWP yang diprioritas-kan? Ketentuan Pemanfaatan Ruang? Peraturan Zonasi?
 Wilayah yang sudah terbangun? Wilayah yang belum terbangun?
 Perubahan wilayah yang sudah terbangun? Pengembangan Wilayah yang belum terbangun?
Sistematika Penyajian Album Peta (Lampiran 12)
A. Peta Profil Wilayah B. Peta RDTR:
Perencanaan: 1. Peta Rencana Pola Ruang
1. Peta Orientasi 2. Peta Rencana Jaringan
2. Peta Administrasi Prasarana
3. Peta Guna Lahan 3. Peta Sub BWP yang
4. Peta Rawan Bencana diprioritaskan
penanganannya
5. Peta Sebaran Penduduk
6. Peta Tematik lainnya
Contoh standar yang dapat digunakan untuk Peraturan Zonasi
(Bahan Workshop RTDT oleh Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP)
Sumber Standar
Keputusan Dirjenhubdar SK. 43/AJ  Jenis, Kriteria, Fungsi, dan persyaratan umum fasilitas pejalan
007/DRJD/97 Tentang Perekayasaan kaki,
Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah Kota  Persyaratan teknis trotoar (lebar, konstruksi, penempatan, dan
sebagainya)
 Persyaratan teknis penyeberangan sebidang (zebracross, pelikan).
 Persyaratan teknis penyeberangan tidak sebidang (jembatan
penyeberangan, terowongan penyeberangan).

Keputusan Dirjenhubdar no.  Jenis dan fasilitas Tempat Perhentian (halte dan Tempat
271/HK.105/DRJD/96 Tentang perhentian bus/TPB)
Pedoman Teknis Perekayasaan  Perencanaan TPB dan halte yang meliputi penentuan jarak,
Tempat Perhentian Kendaraan perhitungan teluk bus, dan perletakan.
Penumpang Umum  Standar rancang bangun TPB dan halte.

Keputusan Dirjenhubdar no.  Jenis-jenis fasilitas parkir dan penempatannya.


272/HK.105/DRJD/96 Tentang  Penentuan kebutuhan parkir, penentuan satuan ruang parkir.
Pedoman Teknis Penyelenggaraan  Desain parkir pada badan jalan, dan tidak pada badan jalan.
Fasilitas Parkir  Desain Gedung parkir.

Direktorat Jenderal Cipta Karya  Persyaratan umum: lokasi, kondisi geologi dan topografi
Departemen Pekerjaan Umum Tahun  Spesifikasi teknis perumahan di atas air
2000 Tentang Petunjuk Teknis  Spesifikasi teknis sarana lingkungan: pendidikan, kesehatan,
Penataan Bangunan dan Lingkungan perniagaan dan industri
di Kawasan Tepi Air.  Spesifikasi teknis prasarana lingkungan: jalan, air bersih,
persampahan dan air bersih
 Spesifikasi teknis struktur, konstruksi, dan bahan bangunan

32
33

Anda mungkin juga menyukai