Anda di halaman 1dari 65

PENYUSUNAN KLHS RDTR

Disusun Oleh:
Dr. Ir. Fatma Djuwita, M.Si
HP 085281579297 (fdjuwita@gmail.com)
Kasubdit Pengembangan Kebijakan Lingkungan Hidup Wilayah dan Sektor
Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan dan Kebijakan Wilayah dan Sektor
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan
JENIS KRP YANG WAJIB KLHS:
RTRW Nasional; Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

RTR Pulau/Kepulauan;
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi;
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional; Kabupaten/Kota;
Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
Rencana Tata Ruang Laut Nasional;
Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota;
Rencana Strategis Wilayah Pesisir dan Pulau pulau kecil Rencana Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;
beserta rencana rincinya;

Rencana Zonasi Kawasan Strategis Nasional Tertentu Untuk


Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi;
Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan yang
Pulau-Pulau Kecil Terluar; merupakan bagian wilayah kabupaten;

Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi


Perairan; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat Kabupaten/Kota;
Nasional;
Rencana Pembangunan Pusat Pertumbuhan Ekonomi Tingkat
Provinsi;
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional; Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Kabupaten/Kota; dan
Rencana Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Tingkat Provinsi; dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang
Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak
Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berpotensi dampak
dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat provinsi,
berpotensi dampak dan/atau risiko Lingkungan
dan/atau risiko Lingkungan Hidup lainnya di tingkat nasional Hidup lainnya di tingkat kabupaten/kota
atau lintas provinsi. atau lintas kabupaten/kota
KLHS DALAM PP NO. 46/2016
Didapat dari Konsultasi Publik dg Para Pemangku K
1. Identifikasi dan Perumusan Isu PB (Ps 8)
Hasil No. 1, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (1)
2. Isu PB Yang Paling Strategis (Ps 8)
Hasil No. 2, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (2)
3. Isu PB Prioritas (Ps 9)
Identifikasi semua materi KRP, ditelaah dg pisau
4. Identifikasi materi muatan KRP yang berpotensi
menimbulkan pengaruh pada LH (Ps 10) analisis Ps 3 ayat (2) atau Penjelasan Ps 15 UU 32/09
5. Analisis pengaruh hasil Isu PB Prioritas dengan Analisis pengaruh hasil No 3 dg hasil No 4
materi muatan KRP (Ps 11)
Kajian DDDT, JE, SDA, PI, Kehati, Resiko Dampak LH
6. Kajian muatan KLHS : (Ps 13)
7. Rumusan Alternatif (Ps 14) Perubahan :Tujuan, Strategi pencapaian,
8. Penyusunan Rekomendasi (Ps 16) ukuran/skala, lokasi, proses/metode, penundaan,
9. Penjaminan Kualitas (Ps 19) rambu mempertahankan ekosistem, mitigasi
10.Pendokumentasian (Ps 23) Perbaikan KRP, Keg/usaha yang telah melampaui
DDDT tidak boleh lagi
11.Validasi (Ps 25)
Oleh penyusun KRP
RTRW RZWP3K

KERANGKA PIKIR RPJP/M KRP KRP Masy

1
Identikasi Isu PB Identifikasi Materi
4 Muatan KRP
2 Isu PB Yang Paling
Strategis
Materi Muatan KRP
3 Isu PB Prioritas yang berdampak
Konsultasi
Publik
5 Analisis Pengaruh

6 DDDT Resiko JE SDA PI KEHATI

Rekomendasi Penjaminan Pendoku-


Rumusan Perbaikan VALIDASI
7 Alternatif Kualitas mentasian
KRP 9 10
8 11
KLHS DALAM PERMEN NO. 69/2017
3. Analisis pengaruh hasil Isu
Tahap Tahap PB Prioritas dengan
Persiapan Pelaksanaan materi muatan KRP (Ps
23)
1. Pembentukan 1. Identifikasi dan 4. Kajian muatan KLHS : (Ps
Kelompk Kerja Perumusan Isu PB 24-25)
KLHS (Ps 14) Strategis dan 5. Rumusan Alternatif (Ps 26)
Prioritas (Ps 20-21) 6. Penyusunan Rekomendasi
2. Penyusunan 2. Identifikasi materi (Ps 28)
Kerangka muatan KRP yang 7. Penjaminan Kualitas (Ps
Acuan Kerja (Ps 31)
berpotensi
15) menimbulkan 8. Pendokumentasian (Ps 35)
pengaruh pada LH 9. Validasi (Ps 36)
(Ps 22)
1. PEMBENTUKAN
KELOMPOK KERJA
KLHS DALAM UU NO. 23 TAHUN 2014,
2 OKT 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH,

Pasal 12 : Bidang Lingkungan Hidup masuk dalam Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan
dengan Pelayanan Dasar, yang menjadi kewenangan Daerah dalam Urusan Pemerintahan Konkuren.
• Lampiran UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014
• MATRIKS PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN KONKUREN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN
DAERAH PROVINSI DAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
• K. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Halaman 44 Lampiran)

No Sub Bidang Pemerintah Pusat Daerah Provinsi Daerah Kab/Kota

2. KLHS KLHS untuk kebijakan, rencana KLHS untuk KRP KLHS untuk KRP
dan/atau program (KRP) Nasional Provinsi Kabupaten/ Kota
LAMP 1 dan Lamp 2:
PERMEN LHK RI NO. P.74/Menlhk/ Setjen/Kum.1/8/2016 ttg PEDOMAN NOMENKLATUR
PERANGKAT DAERAH PROV DAN KAB/KOTA YANG MELAKSANAKAN URUSAN
PEMERINTAHAN BIDANG LH DAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN

PEMBAGIAN TUGAS DAN FUNGSI UNIT KERJA PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI

I. IDENTITAS URUSAN
Nama Urusan Pemerintahan : Bidang Lingkungan 13) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup
Hidup Provinsi dan Kabupaten/kota Strategis Provinsi;

II. PENGELOMPOKAN TUGAS PERANGKAT DAERAH 14) Pengesahan Kajian Lingkungan Hidup
BERDASARKAN FUNGSI: Strategis;

A. Kelompok Bidan Fungsi 1 (Tata Lingkungan) 15) Fasilitasi keterlibatan masyarakat dalam
pelaksanaan KLHS;
B. Melaksanakan fungsi:
16) Fasilitasi pembinaan penyelenggaraan
1) Inventarisasi data dan informasi sumberdaya KLHS ;
alam;
17) Pemantauan dan evaluasi KLHS;
2) dst …. 12) ….
SUSUNAN TIM POKJA KLHS
(LAMPIRAN 3 PERMEN LHK 69/2017)

• Ketua Kelompok Kerja : Kepala DLH Prov/Kab/Kota atau Kepala Dinas Penyusun KRP
Prov/Kab/Kota;
• Wakil Ketua Kelompok Kerja : Kepala Dinas Penyusun KRP apabila ketua Kelompok Kerja
dijabat oleh Kepala Dinas LH, atau sebaliknya.
• Sekretaris : Pejabat Eselon III/Kepala Bidang dari Dinas yang menyusun KRP.
Contoh:
- kepala bidang pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perencanaan
pembangunan daerah;
- kepala bidang pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang penataan ruang;
atau
- kepala bidang pada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kelautan.
• Anggota yang berasal dari unsur Dinas.
• Anggota lain yang terdiri dari satu atau lebih tenaga ahli yang memiliki standar kompetensi KLHS
dan relevan terhadap isu dan/atau muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program.
SIAPA PENYUSUN KLHS?
UU No. 23/2014:
Permendagri 7/2018 Permen LHK 69/2017 Lampiran Matrik K
Sub Daerah Daerah
No Bidang Provinsi Kab/
KETUA POKJA PL: KETUA POKJA KLHS: KEPALA Kota
KEPALA BAPPEDA DLH ATAU KEPALA DINAS PENYUSUN
KRP PROV/KAB/KOTA KLHS KLHS
SEKRETARIS WAKIL KETUA :
2. KLHS untuk untuk
KEPALA SKPD LH KEPALA DINAS KRP KRP
SEKRETARIS
Penyusun KRP ATAU Provinsi Kab/
Eselon III Penyusun
KEPALA DLH Kota
KRP (KEBALIKAN KETUA)
ANGGOTA: Unsur Pemerintah & Non
Pemerintah yang memiliki (1)
ANGGOTA: unsur Perangkat Daerah terkait,
Kemampuan & Kopetensi; (2) Waktu
dan satu/lebih tenaga ahli yang memiliki
& Konsentrasi
standar kompetensi KLHS Permen LHK No. 74/2016:

Lampiran 1 dan 2:
Tugas DLH Prov/Kab/Kota:
Silahkan KONSULTASI ke Pakar Hukum: mau 13. Menyusun KLHS
Dasar Hukum UU atau Peraturan Menteri? 14. Dst ...
Bagaimana menyusun
KLHS RDTR?
DASAR HUKUM KLHS RDTR

1. UU No 32/2009 1. UU No 26/2007
2. PP No. 27/2012 2. PP No. 15/2010
3. PP No. 46/2016 3. PerMen ATR No. 20/2011
4. PerMeneg LH No. 4. PerMen ATR No. 6/2017
05/2012 5. PerMen ATR No. 8/2017
5. PerMen LHK No. 6. PerMen ATR No. 1/2018
69/2017
6. PerMen LHK No.
24/2018:
Pengecualian Amdal
PERMEN PU NO. 20/2011 : RDTR
BAB II RENCANA DETAIL
TATA RUANG, Pasal 3
(1)RDTR disusun untuk bagian dari wilayah :
a. kabupaten/kota yang merupakan kawasan
perkotaan dan/atau
b. kawasan strategis kabupaten atau kawasan
strategis kota.
(2)RDTR dilengkapi dengan peraturan zonasi.
(3)RDTR memuat:
a. tujuan penataan ruang bagian wilayah
perencanaan;
b. rencana pola ruang;
c. rencana jaringan prasarana;
d. penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang
diprioritaskan penanganannya;
e. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
f. peraturan zonasi.
MANA YANG BISA DISUSUN RDTR-NYA?
1 2

1 1 2

2
3 4
3 4
3
4
PERMEN PU NO. 20/2011 : RDTR
BAB II RENCANA DETAIL
TATA RUANG, Pasal 3
(1)RDTR disusun untuk bagian dari wilayah :
a. kabupaten/kota yang merupakan kawasan
perkotaan dan/atau R-2
b. kawasan strategis kabupaten atau kawasan R-1
strategis kota.
(2)RDTR dilengkapi dengan peraturan zonasi.
(3)RDTR memuat:
R-3 R-
a. tujuan penataan ruang bagian wilayah 12 R-
perencanaan;
b. rencana pola ruang; 20
R-1
c. rencana jaringan prasarana; R-2
d. penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang R-3
diprioritaskan penanganannya; R-12
R-20
e. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
f. peraturan zonasi.
1.2 KEDUDUKAN RDTR DAN PERATURAN ZONASI
• Sesuai ketentuan Pasal 59 PP No. 15 Tahun 2010, setiap RTRW
Harus ditetapkan
kabupaten/kota harus menetapkan bagian dari wilayah dalam RTRW-nya
kabupaten/kota yang perlu disusun RDTR-nya.
• Bagian dari wilayah yang akan disusun RDTR tersebut
merupakan kawasan perkotaan atau kawasan strategis Harus mempunyai
kabupaten/kota. ciri KOTA atau
direncanakan
• Kawasan strategis kabupaten/kota dapat disusun RDTR apabila menjadi KOTA
merupakan:
a. kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau
direncanakan menjadi kawasan perkotaan; dan
b. memenuhi kriteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang Harus TAU syarat2x
ditetapkan dalam pedoman ini. suatu KOTA
RDTR disusun apabila:
a. RTRW kabupaten/kota dinilai belum efektif sebagai acuan dalam pelaksanaan pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang karena tingkat ketelitian petanya belum mencapai 1:5.000;
dan/atau
b. RTRW kabupaten/kota sudah mengamanatkan bagian dari wilayahnya yang perlu disusun RDTR-nya.
Apabila ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b tidak terpenuhi, maka dapat disusun
peraturan zonasi, tanpa disertai dengan penyusunan RDTR yang lengkap.
Wilayah perencanaan RDTR mencakup:
c. wilayah administrasi;
d. kawasan fungsional, seperti bagian wilayah kota/subwilayah kota;
e. bagian dari wilayah kabupaten/kota yang memiliki ciri perkotaan;
f. kawasan strategis kabupaten/kota yang memiliki ciri kawasan perkotaan; dan/atau
g. bagian dari wilayah kabupaten /kota yang berupa kawasan pedesaan dan direncanakan menjadi
kawasan perkotaan.
DEFINISI KOTA
UU No 22/ 1999 tentang Peraturan Mendagri RI No. 4/ • Kota: pusat permukiman dan
Otonomi Daerah 1980 kegiatan penduduk yang
dicirikan oleh batasan
• Kota : suatu wilayah yang administratif yang diatur
• Kawasan perkotaan
memiliki batasan administrasi dalam peraturan perundangan
adalah kawasan yang
wilayah seperti kotamadya serta didominasi oleh kegiatan
mempunyai kegiatan dan kota administratif. produktif bukan pertanian
utama bukan pertanian • Kota juga berarti suatu • perkotaan : satuan
dengan susunan fungsi lingkungan kehidupan permukiman bukan pedesaan
kawasan sebagai tempat perkotaan yang mempunyai yang berperan di dalam satuan
pelayanan jasa ciri non agraris, misalnya wilayah pengembangan dan
pemerintahan, ibukota kabupaten, ibukota atau wilayah nasional sebagai
pelayanan social dan kecamatan yang berfungsi simpul jasa, menurut
kegiatan ekonomi. sebagai pusat pertumbuhan. pengamatan tertentu
Peta rencana pola ruang (zoning map)
digambarkan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.rencana pola ruang a.cakupan rencana pola a. rencana pola ruang a.peta rencana pola ruang
ruang meliputi ruang dapat digambarkan harus sudah, zona/
digambarkan dalam
darat dan/atau ruang menunjukkan batasan persil
peta dengan skala ke dalam beberapa
laut dengan batasan 4 untuk wilayah yang sudah
atau tingkat lembar peta yang
(empat) mil laut yang terbangun.
diukur dari garis pantai
tersusun secara
ketelitian minimal b.Zona/ subzona/ sub subzona
wilayah beraturan mengikuti
1:5.000 dan memiliki luas minimum 5
kabupaten/kota atau ketentuan yang
mengikuti ketentuan (lima) hektar di dalam BWP.
sampai batas negara berlaku;
mengenai sistem yang disepakati secara c.Apabila luasnya kurang dari 5
b. peta rencana pola (lima) hektar subzona/ sub
informasi geografis internasional apabila
kabupaten/kota terkait
ruang juga berfungsi subzona dihilangkan dari
yang dikeluarkan sebagai zoning map klasifikasi zona dan
berbatasan laut
oleh kementerian/ dengan negara lain; bagi peraturan dimasukkan ke daftar
lembaga yang zonasi; dan kegiatan di dalam matriks
berwenang; ITBX.
Contoh Peta RDTR
(Bahan Workshop RDTR oleh Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP)

Wajib KLHS sesuai:


• UU No 32/2009;
• PP No. 15/2010;
• PP No. 46/2016;

Caranya?
Contoh standar yang dapat digunakan untuk Peraturan Zonasi , (Bahan Workshop RTDT oleh Dr. Ir. Denny Zulkaidi, MUP)
Sumber Standar
Keputusan Dirjenhubdar SK. 43/AJ 007/DRJD/97  Jenis, Kriteria, Fungsi, dan persyaratan umum fasilitas pejalan kaki,
Tentang Perekayasaan Fasilitas Pejalan Kaki di Wilayah  Persyaratan teknis trotoar (lebar, konstruksi, penempatan, dan sebagainya)
Kota  Persyaratan teknis penyeberangan sebidang (zebracross, pelikan).
 Persyaratan teknis penyeberangan tidak sebidang (jembatan penyeberangan, terowongan
penyeberangan).

Keputusan Dirjenhubdar no. 271/HK.105/DRJD/96  Jenis dan fasilitas Tempat Perhentian (halte dan Tempat perhentian bus/TPB)
Tentang Pedoman Teknis Perekayasaan Tempat  Perencanaan TPB dan halte yang meliputi penentuan jarak, perhitungan teluk bus, dan perletakan.
Perhentian Kendaraan Penumpang Umum  Standar rancang bangun TPB dan halte.
Keputusan Dirjenhubdar no. 272/HK.105/DRJD/96  Jenis-jenis fasilitas parkir dan penempatannya.
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas  Penentuan kebutuhan parkir, penentuan satuan ruang parkir.
Parkir  Desain parkir pada badan jalan, dan tidak pada badan jalan.
 Desain Gedung parkir.

Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan  Persyaratan umum: lokasi, kondisi geologi dan topografi
Umum Tahun 2000 Tentang Petunjuk Teknis Penataan  Spesifikasi teknis perumahan di atas air
Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Tepi Air.  Spesifikasi teknis sarana lingkungan: pendidikan, kesehatan, perniagaan dan industri
 Spesifikasi teknis prasarana lingkungan: jalan, air bersih, persampahan dan air bersih
 Spesifikasi teknis struktur, konstruksi, dan bahan bangunan

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no. 486/KPTS/1998 Ketentuan penerapan pada bangunan umum dan lingkungan
Tentang Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Ketentuan teknis aksesibilitas pada: jalur pejalan, area parkir, pintu, ramp, tangga, lift, kamar kecil,
Umum dan Lingkungan telepon umum, perabot, dan rambu.
Ketentuan teknis bahan dan tata letak jalur pemandu dan ukuran dasar ruang

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum no. 640/KPTS/1986 Aturan rencana Kepadatan bangunan
Tentang Perencanaan Tata Ruang Kota Pengelompokan blok peruntukan bangunan

Instruksi Mendagri no.14 Tahun 1998 Tentang Penataan Lokasi-lokasi Ruang Terbuka Hijau
Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan Karakteristik vegetasi untuk tiap-tiap kawasan hijau
21
SNI Tata cara Penyusunan Tata Cara Perencanaan
perencanaan lingkungan Lingkungan Perumahan di Perkotaan
perumahan di perkotaan mengacu:
berlaku untuk: 1. SNI 03-1728-1987, Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Bangunan Gedung
2. SNI 03-1726-1989, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
a) perencanaan prasarana dan Rumah dan Gedung
sarana lingkungan 3. SNI 03-1730-1989, Tata Cara Perencanaan Gedung Sekolah Menengah
Umum
perumahan baru; 4. SNI 03-1726-1989, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
b) perencanaan penyediaan Rumah dan Gedung
5. SNI 02-2406-1991, Tata Cara Perencanaan Umum Drainase Perkotaan
prasarana dan sarana
6. SNI 19-2454-1991, Tata Cara Pengolahan Teknik Sampah Perkotaan
lingkungan perumahan 7. SNI 03-2846-1992, Tata Cara Perencanaan Kepadatan Bangunan
yang telah berkembang Lingkungan, Bangunan Rumah Susun Hunian
secara terencana; dan 8. SNI 03-2845-1992, Tata Cara Perencanaan Rumah Susun Modular
9. SNI 03-3647-1994, Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olah
c) perencanaan penyediaan Raga
prasarana dan sarana 10. SNI 03-3241-1994, Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir
lingkungan perumahan yang Sampah
yang telah berkembang 11. SNI 03-3242-1994, Tata Cara Pengelolaan Sampah di Permukiman
secara tidak terencana 12. SNI 03-3242-1994, Spesifikasi Teknis Kawasan Permukiman Skala besar
Penyediaan sarana lingkungan, perencanaan bangunan-bangunan harus
memperhatikan persyaratan keamanan, keselamatan, kesehatan dan
kenyamanan bagi penghuni dan/atau pemakainya, dengan mengacu
pada:
1. SNI 03-453-1987, Tata Cara Instalasi Petir Untuk Bangunan 1. SNI 03-2847-1992, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk
Bangunan dan Gedung
2. SNI 03-1727-1989, Tata Cara Perencanaan Pembebanan
2. SNI 03-1735-1993, Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan
untuk Rumah dan Gedung Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan
3. SNI 03-1728-1989, Tata Cara Pelaksanaan Mendirikan Gedung
Bangunan Gedung 3. SNI 03-3985-1995, Tata Cara Perencanaan Pemasangan Sistem
Deteksi Alarm Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
4. SNI 03-1734-1989, Tata Cara Perencanaan Beton Bertulang Rumah dan Gedung
dan Struktur Dinding Bertulang untuk Rumah dan Gedung
4. SNI 03-6572-2001, Tata Cara Perencanaan Sistem Ventilasi dan
5. SNI 03-1736-1989, Tata Cara Perencanaan Struktur Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung
Bangunan Pencegah Bahaya Kebakaran pada Bangunan 5. SNI 03-2396-2001, Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan
Rumah dan Gedung Buatan pada Bangunan Gedung
6. SNI 03-1745-1989, Tata Cara Pemasangan Sistem Hidran 6. SNI 03-6575-2001, Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami
Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan pada Bangunan Gedung
Rumah dan Gedung 7. SNI 03-1726-2002, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung SNI 03-6806-2002, Tata Cara Perhitungan Beton
7. SNI 03-2397-1991, Tata Cara Perencanaan Rumah Tidak Bertulang Struktural
Sederhana Tahan Angin 8. SNI 03-6759-2002, Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi
Pada Bangunan Rumah dan Gedung
Apakah Pokja KLHS yang harus membuat hal tersebut? Sehingga
aturan-aturan tersebut harus diketahui?
Tidak, Pokja KLHS hanya mengevaluasi: apakah Materi Muatan RDTR
tersebut, sudah berada pada lokasi yang aman berdasarkan :
1. RTRW Kabupaten?
2. Rawan Bencana?
3. Jasa Ekosistem?
4. Potensi Sumber Daya Alam?
5. Penutupan Lahan?
6. Penunjukan Kawasan Hutan?
INI CONTOH KLHS APA???
Pedomani
Ada aturan
SNI
pewarnaan?
Perpetaan?

Terjadi Ini
perubahan apa?

Dari Apa
menjadi Apa?
Dasarnya
berubah
apa?
Sudah
dibahas
dalam
laporan?
Contoh Identifikasi Isu PB (Langkah 1)
 melalui Konsultasi Publik

5 1. Tetapkan batas wilayah kajian 


4 Hitung luasnya
2. Dapatkan Isu PB dari peserta
Konsultasi Publik
3. Pusatkan Isu PB berdasarkan: Sebab
Akibat dan Kesamaan Isu
4. Plot-kan Daftar Isu PB yang didapat
dari hasil Konsultasi Publik

1
Daftar Isu: 6. Limbah Rumah Sakit
1. Banjir 7. Gelandangan
5 2. Longsor 8. Macet
3. Pencemaran sungai 9. Transportasi Umum
4. Intrusi Air Laut lama
2 3 5. Timbunan Sampah 10. Dll ..............
Contoh Identifikasi Isu PB Strategis (Langkah 2)
 melalui Konsultasi Publik

1. Hasil dari Langkah 1, ditapis dengan Pasal 9 ayat (1)


5
4

2 3
Contoh Identifikasi Isu PB Prioritas (Langkah 3)
 melalui Konsultasi Publik

1. Hasil dari Langkah 2, ditapis dengan Pasal 9 ayat (2)


5
4

2 3
Contoh Identifikasi Materi Muatan KRP (Langkah 4)
 melalui FGD/Rapat Pembahasan Pokja KLHS
1. Pahami Materi Muatan RDTR:
a. tujuan penataan ruang bagian wilayah perencanaan;
5 3 b. rencana pola ruang;
c. rencana jaringan prasarana;
d. penetapan sub bagian wilayah perencanaan yang diprioritaskan
4 penanganannya;
e. ketentuan pemanfaatan ruang; dan
f. peraturan zonasi.
2. Tapis dengan Pasal 3 (2) PP 46/2016

1
5
Contoh Analisis Pengaruh (Langkah 5)
 melalui FGD/Rapat Pembahasan Pokja KLHS

5 3
5
4
4

1
2

1 5
5
2 3
Contoh Analisis Muatan KLHS (Langkah 6)
 melalui FGD/Rapat Pembahasan Pokja KLHS

5 3
5
4
4

1
2

1 5
5
2 3
Metode : B. Pelaksanaan : Metode (lanjutan) :
1. Identifikasi Isu PB, melalui Konsultasi c) Analisis ketersediaan Air tanah dan air
A. Persiapan: Publik, FGD atau lainnya? permukaan serta energi dengan trend
1. Pembentukan Pokja 2. Identifikasi Materi Muatan KRP, populasi selama masa berlakunya
melalui Bedah dokumen RDTR  RDTR;
KLHS melalui Rapat Bab Struktur Ruang, Pola Ruang dan d) Overlay Peta Rawan Bencana (banjir,
Perangkat Daerah KSP, dst longsor, gempa, tsunami, dll) dan
3. Analisis Pengaruh, melalui Analisis analisis potensi sampah dan polusi
terkait, silang dengan pembobotan, hasil no lainnya, di wilayah RDTR, dimana akan
 Hasil nya SK Walikota 1 dengan hasil no. 2 dibuang?
ttg Pokja KLHS RDTR 4. Analisis Muatan KLHS, melalui kajian e) Analisis Indeks Kualitas Lingkungan
lingkungan hidup: dengan trend populasi selama masa
2. Penetapan Tanaga Ahli a) Analisis kebutuhan lahan untuk berlakunya RDTR, Analisis Data SLHD
Pendamping, melalui Strukur (jalan, saluran irigasi, dengan trend populasi selama masa
listrik, dll sesuai arahan RDTR) dan berlakunya RDTR;
Rapat Pokja dan Tenaga Pola (pemukiman padat, sedang f) Overlay Kawasan Lindung (RTH,
Ahli  Hasilnya SK dan rendah, dll sesuai arahan Sempadan Sungai/Danau/Pantai,
RDTR) Ruang wilayah kajian RDTR, Mata Air)
Walikota tentang Analisis Peta Existing RDTR terkait 5. Rumusan Alternatih, melalui analisis
Tenaga Ahli dengan trend populasi selama Pendekatan Faktor Pendukung dan
Pendamping masa berlakunya RDTR; Penghambat Hasil Kajian (dari butir 4)
b) Analisis kebutuhan air, terkait 6. Analisis Rekomendasi Perbaikan KRP,
3. Penyusunan KAK, dengan trend populasi selama melalui Pemilihan hasil dari Rumusan
melalui Rapat Pokja dan masa berlakunya RDTR; dan Alternatif
Overlay Peta Jasa Ekosistem
Tenaga Ahli  hasilnya (penyedia air, pengatur air, dll
KAK terkait dengan muatan RDTR)
Overlay Peta RTRW
3 Overlay Peta:
5 1.Rawan Bencana
5
4 2.DDDT JE
4 3.Potensi SDA
4.Penutupan Lahan;
5.SIDIK;
6.Gambut;
7.Hutan Primer;
8.Penunjukan Kawasan
Hutan

1
2
Rumusan Alternatif

1 5
5
2 3 Rekomendasi Perbaikan
KRP
Peta
Tutupan
Lahan
Sumbar
DDDT Pengatur Air DDDT Penyedia Air
Kawasan
PIPIB SIDIK
Hutan
Rawan Bencana
Rumusan Alternatif dan Rekomendasi Perbaikan KRP
Rumusan Alternatif:
1. Rumah panggung;
5 3 2. Relokasi;
5 Hasil overlay Peta:
3. Dijadikan Ruang
1. Wilayah Perumahan Terbuka Hijau
4
4 sedang, kena Isu Banjir. (Kawasan Lindung);
2. Berada di daerah rawan 4. Diurug;
banjir, di Jasa Ekosistem
penyedia air tinggi,
tidak ada potensi SDA,
tutupan lahannya
Rekomendasi Perbaikan KRP:
areal gambut,
berada di luar Dengan Analisis Cost Benefit:
1 kawasan hutan 1. Relokasi;
2 2. Dijadikan RTH (Kawasan
Overlay Peta:
Lindung);
1. Rawan Bencana
1 5 2. DDDT JE
3. Potensi SDA
5 4. Penutupan Lahan;
5. SIDIK;
2 3 6. Gambut; Peta Pemukiman Sedang, dirubah
7. Hutan Primer;
8. Penunjukan menjadi RTH
Kawasan Hutan (Kawasan Lindung);
Perumusan Alternatif 7
Penyusunan Rekomendasi
Penyempurnaan KRP : Perbaikan : 8

Pasal 15 : dengan mempertimbangkan analisis


lanjutan dengan mempertimbangkan
besaran manfaat dan risiko.
 pilih alternatif yang mempunyai nilai
manfaat yang besar;
 Jika lebih dari satu, lanjutkan dengan Pasal 16 : memuat:
analisis sistem, untuk mendapatkan 1. materi perbaikan KRP; dan/atau
alternatif terbaik; 2. informasi jenis usaha dan/atau kegiatan
 Jika analisis lanjutan mempunyai risiko yang telah melampaui DDDTLH dan
lebih besar dan tidak ada alternatif lain, tidak diperbolehkan lagi
maka wajib dilakukan upaya mitigasi
yang mungkin untuk dilaksanakan
 Hasilnya dapar dikonsultasikan dengan
masyarakat dan para pemangku
kepentingan
Contoh Rekomendasi Perbaikan KRP
 KRP Pembangunan Embung
Rotiklot di Desa Fatuketi
Kecamatan Kakuluk Mesak.
 hanya dapat dilakukan pada
areal seluas 12 ha,
 karena areal lainnya seluas 8 ha
adalah rawan longsor dan berada
pada kelerengan yang tinggi
 sehingga beresiko pada kerusakan
lingkungan.
Contoh Rekomendasi Perbaikan KRP
 KRP Pembangunan Embung
Balokama di Desa Dirun,
Kecamatan Lamaknen,
 tidak cocok dibangun karena
berada pada areal yang memiliki
jasa ekosistem pengatur dan jasa
ekosistem penyedia air yang
rendah
 sulit menjamin ketersediaan
kebutuhan air.
PENJAMINAN KUALITAS KLHS:
Pasal 19 – Pasal 21 PP No. 46 Tahun 2016
• Penjaminan Kualitas melalui penilaian mandiri oleh Penyusun KRP Penyusun Rencana Tata
• Penilaian mandiri harus mempertimbangkan:
Ruang.
a. dokumen RPPLH yang relevan; dan
b. laporan KLHS dari KRP yang terkait dan relevan Dok RPPLH atau DDDT.
• Dalam hal dokumen RPPLH belum tersusun maka penilaian mandiri
mempertimbangkan DDDT LH;
• Hasil penjaminan kualitas KLHS harus disusun secara tertulis dengan memuat
Sudah layak?
informasi tentang: Ada Rekomendasi
a. kelayakan KLHS; dan/atau
perbaikan KLHS?
b. rekomendasi perbaikan KLHS yang telah diikuti dengan perbaikan KRP.
KRP sudah
• Hasil penjaminan kualitas KLHS digunakan sebagai masukan untuk disempurnakan?
penyempurnaan KRP.
• Penyusun KLHS wajib memenuhi standar kompetensi. Sudah ada SK Tim
Penyusun KLHS?
PENJAMINAN KUALITAS 9

KLHS Rekom Perbaikan Integrasi KLHS ke


No KRP Penjaminan Kualitas
(Pasal 13) KRP KRP
1 Pembangunan Apa hasil kajian? Apa yang diperbaiki? • Apakah hasil KLHS • Apakah KLHS nya
Rumah Sakit 1. DDDT, sudah di Integrasi- sudah dapat dinilai
2 Pembangunan Jalan 2. JE, Dari apa kan ke dalam KRP layak atau belum
3. Resiko, menjadi nya atau belum? layak?
3 Pembangunan Mall 4. PI, apa?
4 Pembangunan Rel 5. SDA, • KRP wajib • Apakah hasil KLHS
KA 6. Kehati Dari luas berapa diperbaiki sesuai sudah di Integrasikan
menjadi luas berapa? hasil KLHS. kedalam KRP?
5 Pembangunan Hotel
• Pasal 17 UU No • Apakah hasil KLHS
32/2009 sudah menjadi dasar
perbaikan KRP?
Pasal 21: Pendokumentasian KLHS 10

Laporan KLHS memuat informasi : Contoh Outline Laporan KLHS (Terserah):


a. dasar pertimbangan KRP perlu KLHS; Kata Pengantar (ditandatangani Ka Pokja)
b. metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dll
dan hasil pengkajian pengaruh KRP; BAB I : PENDAHULUAN (Latar Belakang, Maksud
c. metoda, teknik, rangkaian langkah-langkah dan Tujuan, dll)
dan hasil perumusan alternatif muatan KRP; BAB II : METODE PENYELENGGARAAN KLHS (dari
d. pertimbangan, muatan, dan konsekuensi Persiapan sd Penjaminan Kualitas)
rekomendasi perbaikan untuk pengambilan BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN
keputusan KRP yang mengintegrasikan BAB IV : HASIL ANALISIS (Telaahan dari tahap
Identifikasi Isu sd Penjaminan Kualitas)
prinsip pembangunan berkelanjutan;
BAB V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI (Hasil
e. gambaran pengintegrasian hasil KLHS
Rekomendasi akhir yang disepakati)
dalam KRP; Lampiran-Lampiran: SK Pokja Peta-Peta
f. pelaksanaan partisipasi masyarakat dan
Undangan-2x Berita Acara
keterbukaan informasi KLHS; dan
Foto-foto Tabel-tabel
g. hasil penjaminan kualitas KLHS
Peraturan2X dll
PROSES VALIDASI 11

Pemohon dg - Agar dilengkapi, dan


Surat - Bermohon ulang
Permohonan
surat hasil
validasi Tidak
Lengkap

Telaah Teknis (20 HK):


Dirjen PKTL Cek
Menteri atau - kesesuaian hasil KLHS
atau Dis LH Kelengkapan 3
Gubernur dengan penjaminan
Prov Hari Kerja
Lengkap kualitas;
- rekomendasi.

Diumumkan
kepada
Masyarakat
KELENGKAPAN PERMOHONAN VALIDASI
Bertahap :
Tahap Akhir:
1. surat permohonan 
1. surat permohonan 
2. rancangan KRP;
2. rancangan KRP;
3. laporan KLHS sampai dengan
3. laporan KLHS sampai dengan
tahap pengkajian pengaruh KRP
tahap penjaminan kualitas KLHS;
terhadap kondisi Lingkungan
dan
Hidup dan Pembangunan
4. bukti pemenuhan standar
Berkelanjutan; dan
kompetensi Penyusun KLHS.
4. bukti pemenuhan standar
 
kompetensi Penyusun KLHS.
VALIDASI KLHS 11

Pasal 26 : Penyusun KRP mengajukan permohonan validasi KLHS secara


tertulis kepada Menteri LHK; melampirkan:
a. rancangan KRP;
b. laporan KLHS; dan
c. bukti pemenuhan standar kompetensi Penyusun KLHS

Persetujuan validasi KLHS, paling sedikit memuat:


d. kesesuaian hasil KLHS dengan penjaminan kualitas;
e. rekomendasi
VALIDASI 11

Rekom
KLHS Integrasi KLHS ke Penjaminan
No KRP Perbaikan Validasi
(Pasal 13) KRP Kualitas
KRP
1 Pembangunan Apa hasil Apa yang • Apakah hasil • Apakah KLHS Menelaah :
Rumah Sakit kajian? diperbaiki? KLHS sudah di nya sudah dapat • Apakah Penjaminan
2 Pembangunan 1. DDDT, Integrasi-kan ke dinilai layak atau Kualitas sudah
Jalan 2. JE, Dari apa dalam KRP nya belum layak? menyatakan layak
3. Resiko, menjadi atau belum? atau belum.
3 Pembangunan Mall 4. PI, apa? • Apakah hasil • Apakah hasil
4 Pembangunan Rel 5. SDA, • KRP wajib KLHS sudah di KLHS sudah
KA 6. Kehati Dari luas diperbaiki sesuai Integrasikan diintegrasikan
berapa hasil KLHS. kedalam KRP? kedalam KRP.
5 Pembangunan menjadi luas • KRP sudah
Hotel berapa? • Pasal 17 UU No • Apakah hasil diperbaiki sesuai
32/2009 KLHS sudah hasil KLHS
menjadi dasar
perbaikan KRP?
VALIDASI KLHS DAPAT DILAKSANAKAN
• Bertahap;
1. Saat penjaminan kualitas telah dilakukan belum dapat digunakan
sampai dengan tahap pengkajian pengaruh untuk pengesahan KRP.
KRP terhadap kondisi Lingkungan Hidup dan
Pembangunan Berkelanjutan;
2. Saat penjaminan kualitas telah dilakukan  dapat digunakan untuk
sampai dengan tahap integrasi KLHS ke dalam pengesahan KRP.
KRP.
ITBX

I = Diizinkan T = Diizinkan Terbatas B = Diizinkan Bersyarat X = Tidak diizinkan

Karena berdampak  DDDT sudah


Kegiatan / usaha ??? PerMen LH 5/2012
pada Lingkungan terlampaui

 Amdal / UKL / UPL


PerMen LHK
No. 24/2018
52
PENDOKUMENTASIAN KLHS
PASAL 23
(1) Hasil (1)Laporan KLHS memuat d. pertimbangan, muatan, dan (3)Laporan KLHS
pembuatan dan informasi tentang: konsekuensi rekomendasi merupakan bagian yang
pelaksanaan perbaikan untuk pengambilan
a. dasar pertimbangan KRP tidak terpisahkan dari
KLHS dan keputusan KRP yang
sehingga perlu dilengkapi dokumen KRP.
penjaminan
KLHS; mengintegrasikan prinsip
kualitas KLHS (4)Laporan KLHS menjadi
Pembangunan Berkelanjutan;
didokumen- b. metoda, teknik, rangkaian informasi pendukung
tasikan ke langkah-langkah dan hasil e. gambaran pengintegrasian
sistem pengendalian dan
dalam laporan pengkajian pengaruh KRP hasil KLHS dalam KRP;
evaluasi pelaksanaan
KLHS. terhadap kondisi LH; f. pelaksanaan partisipasi rencana pembangunan
c. metoda, teknik, rangkaian masyarakat dan keterbukaan serta sistem akuntabilitas
langkah-langkah dan hasil informasi KLHS; dan kinerja instansi
perumusan alternatif g. hasil penjaminan kualitas Pemerintah Pusat dan
muatan KRP; KLHS. Pemerintah Daerah.
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang Maksud : untuk memastikan Ruang Lingkup :
A.Apa alasan RDTR?  dari UU, bahwa Prinsip Pembangunan 1. Batas Wilayah Kajian
PP dan Permen Berkelanjutan terintegrasi
dalam Dokumen RDTR 2. Program Prioritas Nasional
B.Bagaimana dengan posisi
Kerusakan Lingkungan yang Tujuannya : melaksanakan kajian 3. RTRW
ada di Wilayah Kajian?  lingkungan hidup, yaitu: 4. Kawasan Strategis Provinsi,
didukung dengan data dan 1.DDDT-LH Kabupaten/Kota
informasi Kerusakan 2.JE
Lingkungan di Wilayah Kajian Dasar Hukum:
3.SDA
C.Apakah kerusakan Lingkungan 4.RD 1.UU, PP dan Permen terkait
di Wilayah Kajian sangat 5.PI RDTR
berpotensi semakin 6.Biodiversity 2.UU, PP dan Permen terkait
bertambah luas? KLHS
Sasaran: Dihasilkannya Dokumen
D.Apa yang dimaksud dengan
KLHS? RDTR yang sudah 3.UU, PP dan Permen terkait
mengintegrasikan Prinsip muatan RDTR(Sektor pertanian,
E.Kenapa harus dilakukan KLHS? Pembangunan Berkelanjutan kehutanan, pertambangan, dll)
BAB II : DASAR HUKUM
C. Pembangunan Berkelanjutan
D. Daya Dukung dan Daya
A. RDTR : B. KLHS Tampung LH;
- Definisi RDTR - Definisi KLHS E. Jasa Ekosistem
- Ketentuan RDTR - Ketentuan KLHS F. Resiko Dampak Kerusakan LH
- Ketentuan RDTR - Mekanisme KLHS G. Efisiensi Pemanfaatan SDA
- Muatan RDTR - Muatan KLHS H. Perubahan Iklim
- Ketentuan KLHS I. Biodiversity
- Definisi Kota
- Dll terkait RDTR - Hasil KLHS  Ps
17 UU LH - Definisi
- Ketentuan
- Dll terkait KLHS - Dll yang terkait
BAB III : METODE DAN DATA YANG DIPERLUKAN
Tahap : Metode : Metode (lanjutan) :
A. Persiapan: A. Persiapan: b) Analisis kebutuhan air, terkait dengan
1. Penyusunan Pokja KLHS 1. Rapat PD terkait,  SK Walikota ttg trend populasi selama masa berlakunya
2. Penyusunan KAK Pokja KLHS RDTR RDTR; dan Overlay Peta Jasa Ekosistem
3. Identifikasi Para Pemangku 2. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli (penyedia air, pengatur air, dll terkait
Kepentingan 3. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli dengan muatan RDTR)
B. Pelaksanaan : B. Pelaksanaan : c) Analisis ketersediaan Air tanah dan air
1. Identifikasi Isu PB, PB Strategis 1. Konsultasi Publik, FGD atau lainnya? permukaan serta energi dengan trend
dan PB Prioritas; 2. Bedah dokumen RDTR  Bab Struktur populasi selama masa berlakunya RDTR;
2. Identifikasi Materi Muatan PK Ruang, Pola Ruang dan KSP d) Overlay Peta Rawan Bencana (banjir,
RDTR. 3. Analisis silang dengan pembobotan, longsor, gempa, tsunami, dll) dan analisis
3. Analisi Pengaruh (hasil no. 1 hasil no 1 dengan hasil no. 2 potensi sampah dan polusi lainnya, di
dengan hasil no. 2) 4. Melaksanakan kajian lingkungan wilayah RDTR, dimana akan dibuang?
4. kajian lingkungan hidup, yaitu: hidup: e) Analisis Indeks Kualitas Lingkungan
a) DDDT-LH; a) Analisis kebutuhan lahan untuk dengan trend populasi selama masa
b) Jasa Ekosistem; Strukur (jalan, saluran irigasi, listrik, berlakunya RDTR, Analisis Data SLHD
c) SDA; dll sesuai arahan RDTR) dan Pola dengan trend populasi selama masa
d) Resiko dan Dampak kerusakan (pemukiman padat, sedang dan berlakunya RDTR;
lingkungan; rendah, dll sesuai arahan RDTR) f) Overlay Kawasan Lindung (RTH,
e) Perubahan Iklim; Ruang wilayah kajian RDTR, Analisis Sempadan Sungai/Danau/Pantai, Mata
f) Biodiversity; Peta Existing RDTR terkait dengan Air)
5. Penyusunan Rumusan Alternatif trend populasi selama masa 5. Pendekatan Faktor Pendukung dan
6. Rekomendasi Perbaikan RDTR berlakunya RDTR; Penghambat Hasil Kajian (dari butir 4)
6. Pemilihan hasil dari Rumusan Alternatif
BAB III : METODE DAN DATA YANG DIPERLUKAN
Metode : Metode (lanjutan) : Data Yang Wajib Diperlukan: Data Lainnya:
A. Persiapan: b) Analisis kebutuhan air, terkait dengan 1. Peta RBI 1. Populasi
1. Rapat PD terkait,  SK Walikota ttg trend populasi selama masa berlakunya 2. Peta Topografi 2. Sebaran Populasi
Pokja KLHS RDTR RDTR; dan Overlay Peta Jasa Ekosistem 3. Peta Kelerengan 3. PDRB
2. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli (penyedia air, pengatur air, dll terkait 4. Peta Sungai 4. Kemiskinan
3. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli dengan muatan RDTR) 5. Peta Mata Air 5. dll
B. Pelaksanaan : c) Analisis ketersediaan Air tanah dan air 6. Peta Iklim
1. Konsultasi Publik, FGD atau lainnya? permukaan serta energi dengan trend 7. Peta Geologi
2. Bedah dokumen RDTR  Bab populasi selama masa berlakunya 8. Peta PIPPIB (Gambut dan
Struktur Ruang, Pola Ruang dan KSP RDTR; Hutan Primer)
3. Analisis silang dengan pembobotan, d) Overlay Peta Rawan Bencana (banjir, 9. Peta RTRW Kota Sambas
hasil no 1 dengan hasil no. 2 longsor, gempa, tsunami, dll) dan 10. Peta RDTR
4. Melaksanakan kajian lingkungan analisis potensi sampah dan polusi 11. Peta Jasa Ekosistem
hidup: lainnya, di wilayah RDTR, dimana akan 12. Peta Potensi SDAir
a) Analisis kebutuhan lahan untuk dibuang? 13. Peta Sebaran Air Tanah
Strukur (jalan, saluran irigasi, e) Analisis Indeks Kualitas Lingkungan dan Air permukaan;
listrik, dll sesuai arahan RDTR) dan dengan trend populasi selama masa 14. Peta Rawan Bencana
Pola (pemukiman padat, sedang berlakunya RDTR, Analisis Data SLHD (banjir, longsor, gempa,
dan rendah, dll sesuai arahan dengan trend populasi selama masa tsunami, dll)
RDTR) Ruang wilayah kajian RDTR, berlakunya RDTR; 15. Data IKLH dan data SLHD
Analisis Peta Existing RDTR terkait f) Overlay Kawasan Lindung (RTH, 16. Peta Kawasan Lindung,
dengan trend populasi selama Sempadan Sungai/Danau/Pantai, Mata (sebaran mata air,
masa berlakunya RDTR; Air) sebaran sempadan
5. Pendekatan Faktor Pendukung dan sungai, danau, pesisir)
Penghambat Hasil Kajian (dari butir 4) 17. Peta lainnya yang
6. Pemilihan hasil dari Rumusan Alternatif mendukung
BAB IV : KARAKTERISTIK WILAYAH
 Deskripsikan dalam Matrik dan Peta
Deskripsikan dari Data yang
1. Tetapkan batas wilayah: Wajib dan Data lainnya :
1. Peta RBI
a. Utara 2. Peta Topografi
b.Selatan 3. Peta Kelerengan
c. Barat 4. Peta Sungai
d.Timur 5. Peta Mata Air
2. Luas wilayah : 6. Peta Iklim
e. Daratan ... Ha 7. Peta Geologi
f. Lautan ... Ha 8. Peta PIPPIB (Gambut dan
Hutan Primer)
g. Total ... Ha 9. Peta RTRW Papua Barat
3. Jumlah Kabupaten/Kota: 10. Peta Jasa Ekosistem
4. Luas Kab/Kota 11. Peta Potensi SDA
5. Populasi Kab/Kota dan 12. Peta Sebaran Ijin
Trent 20 th yad Tambang, Kebun dan
6. Masyarakat miskin Kehutanan, Industri, dll
Kab/Kota dan Trent 20 th 13. Peta Rawan Bencana
14. Peta Tutupan Lahan
yad 15. Peta Kawasan Hutan
7. Masyarakat Adat 16. Peta Hutan Adat
Kab/Kota`1 17. Peta lainnya yang
8. PDRB Kab/Kota mendukung
BAB V : PENGKAJIAN Hasil Pengkajian:
A. Persiapan:
Metode : Metode (lanjutan) : 1. SK Walikota ttg Pokja
A. Persiapan: b) Analisis kebutuhan air, terkait dengan 2. KAK
1. Rapat PD terkait,  SK Walikota ttg trend populasi selama masa berlakunya 3. Daftar Pemangku Kepentingan
Pokja KLHS RDTR RDTR; dan Overlay Peta Jasa Ekosistem
2. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli (penyedia air, pengatur air, dll terkait B. Pelaksanaan :
3. Rapat Pokja dan Tenaga Ahli dengan muatan RDTR) 1. Isu PB, PB Strategis, PB Prioritas.
B. Pelaksanaan : c) Analisis ketersediaan Air tanah dan air 2. Struktur Ruang, Pola Ruang dan KSP
1. Konsultasi Publik, FGD atau lainnya? permukaan serta energi dengan trend yang berpotensi merusak LH
2. Bedah dokumen RDTR  Bab populasi selama masa berlakunya 3. Struktur Ruang, Pola Ruang dan KSP
Struktur Ruang, Pola Ruang dan KSP RDTR; yang berpotensi merusak LH hasil
3. Analisis silang dengan pembobotan, d) Overlay Peta Rawan Bencana (banjir, Analisis silang berdasarkan bobot
hasil no 1 dengan hasil no. 2 longsor, gempa, tsunami, dll) dan tertinggi yang berpotensi merusak LH
4. Melaksanakan kajian lingkungan analisis potensi sampah dan polusi Hasil 4. Hasil :
hidup: lainnya, di wilayah RDTR, dimana akan Kajiannya a) Hasil analisis kebutuhan lahan, dst
a) Analisis kebutuhan lahan untuk dibuang? b) Hasil analisis kebutuhan air, dst
Strukur (jalan, saluran irigasi, e) Analisis Indeks Kualitas Lingkungan Apa? c) Hasil analisis ketersediaan air, dst
listrik, dll sesuai arahan RDTR) dan dengan trend populasi selama masa d) Hasil Overlay Peta Rawan Bencana
Pola (pemukiman padat, sedang berlakunya RDTR, Analisis Data SLHD dst
dan rendah, dll sesuai arahan dengan trend populasi selama masa e) Hasil analisis IKLH, dst
RDTR) Ruang wilayah kajian RDTR, berlakunya RDTR; f) Hasil Overlay Peta Kawasan
Analisis Peta Existing RDTR terkait f) Overlay Kawasan Lindung (RTH, Lindung, dst
dengan trend populasi selama Sempadan Sungai/Danau/Pantai, Mata
masa berlakunya RDTR; Air)
5. Pendekatan Faktor Pendukung dan
Penghambat Hasil Kajian (dari butir 4)
6. Pemilihan hasil dari Rumusan Alternatif
BAB VI : BAB VII : REKOMENDASI
RUMUSAN
ALTERNATIF PERBAIKAN
Rumusan Alternatif : I. Rekomendasi II. Rekomendasi
A. Struktur Ruang, Perbaikan : Perbaikan :
B. Pola Ruang dan A. Struktur Ruang, A.Struktur Ruang,
C. KSP B. Pola Ruang dan B.Pola Ruang dan
yang berpotensi C. KSP C.KSP
yang berpotensi
merusak LH hasil merusak LH hasil
Secara
Analisis silang Analisis silang komprehensif
berdasarkan bobot berdasarkan bobot (Dokumen Matek
tertinggi yang tertinggi yang RDTR secara
berpotensi merusak LH berpotensi merusak keseluruhan)
LH
KESIMPULAN KLHS RTRW DALAM
MEMBERIKAN RUMUSAN ALTERNATIF
DAN REKOMENDASI PERBAIKAN KRP
Harus mengetahui aturan terkait lainnya, seperti: Jika a. Aturan Rawan Bencana
KRP berada di wilayah
b. Aturan Kehutanan
a. Rawan Bencana;
b. Hutan Produksi/ Hutan Lindung/ Hutan Konservasi;
c. Aturan Pertanian
c. Pertanian; d. Aturan Pertambangan
d. Potensi Sumber Daya Alam (pertambangan, dll), e. Aturan Lingkungan
e. Jasa Ekosistem Air yang rendah/tinggi; Hidup
f. Jasa Ekosistem Pangan yang rendah/tinggi; f. Aturan Sempadan
g. Sempadan Sungai/Danau/mata air/pantai: g. dst
h. Topografi > 45%;
i. Ketinggian dari permukaan laut > 2.000 mdpl;
Sistematika Penyajian Album Peta (Lampiran 12)
A. Peta Profil Wilayah B. Peta RDTR:
Perencanaan: 1. Peta Rencana Pola Ruang
1. Peta Orientasi 2. Peta Rencana Jaringan
2. Peta Administrasi Prasarana
3. Peta Guna Lahan 3. Peta Sub BWP yang
4. Peta Rawan Bencana diprioritaskan
penanganannya
5. Peta Sebaran Penduduk
6. Peta Tematik lainnya
BAB VIII : KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN 4. Rekomendasi perbaikan SARAN
untuk Dokumen 1.Saran untuk Pemerintah Pusat:
1. Hasil Tahap Persiapan Perencanaan apa saja? a.Kemen ATR
apa saja? b.Kemen LHK
 RPJMD? c.Kemen Dagri
2. Hasil Tahap  RPJPD? d.Kemen lainnya
Pelaksanaan apa saja?
 Program Prioritas 2.Saran untuk Pemda:
3. Matriks Struktur Nasional? a.PD Provinsi
Ruang, Pola Ruang  RZWP3K?
b.Kabupaten/Kota
dan KSP sebelum 3.Saran untuk Pemangku
KLHS berapa luasnya,  RTRW Kab/Kota? Kepentingan:
a.LSM
dan setelah KLHS  RDTR?
b.Perguruan Tinggi
berapa luasnya?  KSP Kab/Kota? c.Masyarakat Adat
DAFTAR KAWASAN LINDUNG
(Permen LH No. 05 Tahun 2012)
1. kawasan hutan lindung; 11. taman hutan raya;
2. kawasan bergambut; dan 12. taman wisata alam dan taman wisata
alam laut;
3. kawasan resapan air.
13. kawasan cagar budaya dan ilmu
4. sempadan pantai; pengetahuan;
5. sempadan sungai; 14. kawasan cagar alam geologi ;
6. kawasan sekitar danau atau waduk; 15. kawasan imbuhan air tanah;
7. suaka margasatwa dan suaka 16. sempadan mata air;
margasatwa laut; 17. kawasan perlindungan plasma nutfah;
8. cagar alam dan cagar alam laut; 18. kawasan pengungsian satwa;
9. kawasan pantai berhutan bakau; 19. terumbu karang; dan
10.taman nasional dan taman nasional 20. kawasan koridor bagi jenis satwa atau
laut; biota laut yang dilindungi

Anda mungkin juga menyukai