Anda di halaman 1dari 15

Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara


Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA UTARA


DINAS LINGKUNGAN HIDUP

PELAKSANAAN KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN ANGGARAN 2019

ORGANISASI : DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KEGIATAN : Penyusunan KLHS-RTRW Kab.Kolaka Utara
LOKASI KEGIATAN : Kabupaten Kolaka Utara
SUMBER DANA : APBD
JUMLAH ANGGARAN (HPS) : Rp 69.000.000,00
TERBILANG : ( Enam Puluh Sembilan Juta Rupiah )

-1-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

KERANGKA ACUAN KERJA


PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN KOLAKA UTARA

1. LATAR BELAKANG
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan mengandung makna
bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kepentingan saat ini tetapi harus pula
memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang, dan tetap menjaga aspek-aspek
keserasian, keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan. Hasil-hasil yang telah dicapai
pada saat ini dapat dilanjutkan oleh generasi yang akan datang untuk dapat lebih
mendekatkan pada tercapainya tujuan pembangunan seutuhnya. Untuk menjaga
keberlangsungan dan kelestarian sumberdaya alam sebagai tujuan pembangunan
berwawasan lingkungan tersebut, maka perlu mempertimbangkan perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pemeliharaan keanekaragaman sumberdaya alam dan ekosistem
yang ada dan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan ekosistemnya. Oleh
karena itu konsep “pembangunan berkelanjutan” merupakan alternatif pembangunan yang
berwawasan lingkungan, yang secara konseptual dianggap mampu untuk menjembatani
tercapainya keseimbangan pengelolaan sumberdaya alam yang menghasilkan nilai
ekonomis dan nilai ekologis yang seimbang (economic and ecologic balance).
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, menjabarkan seluruh
kegiatan yang termasuk dalam sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produtif dan berkelanjutan demi tercapaian tujuan
akhir dari penataan ruang yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah wujud formal kebijakan, rencana, dan
program (KRP) acuan yang mengatur penataan ruang sebuah wilayah tertentu. Setiap
proses perumusan Kebijakan, Rencana dan Program Pembangunan sampai dengan
pelaksanaannya memerlukan alokasi kegiatan yang senantiasa berlandaskan kaidah
kelestarian lingkungan hidup. Sejalan dengan itu, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, mengamanatkan bahwa Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi
kebijakan, rencana dan/atau program yang akan atau sudah ditetapkan. Dalam hal ini,
KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat
diminimalkan, sedangkan dalam evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS

-2-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan alternatif penyempurnaan kebijakan,


rencana dan/atau program yang menimbulkan dampak dan/atau risiko negatif terhadap
lingkungan.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara merupakan wujud
formal Kebijakan, Rencana, dan Program Pembangunan yang mengatur penataan ruang
Kabupaten Kolaka Utara, disusun mencerminkan hirarki operasionalitas arahan
pembangunan skala Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. Namun demikian, KRP RTRW
Kabupaten Kolaka Utara belum sepenuhnya mengintegrasikan pertimbangan lingkungan
dalam proses pengambilan keputusan pada tahap formulasi kebijakan, rencana, atau
program-program pembangunan. Pelaksanaan pembangunan yang selama ini
dilaksanakan oleh Kabupaten Kolaka Utara telah menunjukan hasil yang positif di berbagai
aspek kehidupan masyarakat, meskipun masih terdapat isu-isu lingkungan yang
membutuhkan perhatian untuk dapat diatasi secara optimal. Salah satu jalan keluar yang
dipandang efektif untuk mengatasi masalah ini adalah perlunya suatu tindakan strategik
yang dapat menuntun, mengarahkan dan menjamin lahirnya kebijakan, Rencana dan
program-program yang secara sistematis mempertimbangkan efek negatif terhadap
lingkungan dan menjamin keberlanjutan. Tindakan strategik dimaksud adalah adanya
instrumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). Dalam pelaksanaan kajian ini perlu
dianalisis daya dukung dan daya tampung baik itu secara kuantitatif ataupun kualitatif yang
menjadi dasar keterdukungan dan ketertampungan wilayah kajian dalam mengambil
kebijakan/program. Secara sederhana daya dukung diartikan bahwa persediaan sumber
daya alam lebih besar dari kebutuhan. Sedang daya tampung diartikan sebagai
kemampuan alam untuk menyerap buangan lebih besar dari apa yang dibuang. Dalam
kehidupan manusia yang begitu kompleks dan dinamika tinggi kebutuhan dan apa yang
dibuang bisa berubah dan berkembang. Disisi lain, manusia juga mempunyai
kemampuan mengatur dan menerapkan teknologi untuk mengubah dan meningkatkan
daya dukung dan daya tampung tersebut.
Berdasarkan hal tersebut di atas, Pemerintah Kabupaten Kolaka Utara melalui
kinerja Dinas Lingkungan Hidup menyusunan laporan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka
Utara untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam rencana pembangunan suatu kebijakan, rencana, dan/atau
program. Dalam hal ini, perlu dipahami bahwa KLHS bukan bertujuan untuk menghalangi
pembangunan, namun dengan pertimbangan isu lingkungan maka pembangunan yang
dilakukan tidak akan mengurangi daya dukung dan daya tampung dari lingkungan.

-3-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

2. TUJUAN DAN SASARAN


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan dan penyusunan KLHS
Kabupaten Kolaka Utara adalah memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam rencana pembangunan suatu kebijakan,
rencana, dan/atau program dan membantu dalam penyusunan KRP.
Sementara sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan dan penyusunan KLHS
Kabupaten Kolaka Utara adalah :
a) Meningkatkan kapasitas dan kepedulian pemangku kepentingan khususnya dalam
pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.
b) Meningkatkan komunikasi para pemangku kepentingan di Kabupaten Kolaka Utara
dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih baik.
c) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan publik secara umum dalam penyusunan
kebijakan, rencana, dan/atau program dalam RTRW Kabupaten Kolaka Utara.
d) Menemutemukan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang paling strategis di
Kabupaten Kolaka Utara, serta upaya-upaya pemecahannya.
e) Memberikan konteks keberlanjutan pada KRP yang termuat pada disusun dalam
dokumen RTRW Kabupaten Kolaka Utara.
3. LANDASAN HUKUM
Penyusunan KLHS Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
memiliki keterkaitan yang kuat dengan berbagai peraturan perundangan yang berlaku di
Indonesia. Kesahihan suatu rencana tata ruang dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
didukung oleh aturan hukum terkait, sehingga dalam implementasinya memperoleh
legitimasi yang kuat dan tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan yang
berlaku. Dasar hukum dan kebijakan yang mendasari penyusunan KLHS antara lain adalah
sebagai berikut:
a) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4377);
b) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
c) Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4723);
d) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);

-4-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

e) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan


Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5490);
f) Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 No. 69)
g) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4959);
h) Undang-undang Nomor 30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5052).
i) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
j) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
k) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Perusakan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 130)
l) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
m) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5056);
n) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

-5-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

o) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
p) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5230);
q) Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 329, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5797);
r) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaran
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941)
s) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77).
t) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 225, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6133);
u) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.69 Tahun 2017, tentang
Pedoman Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).

4. RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan berada di wilayah Kabupaten Kolaka Utara yang terdiri atas 15
(lima belas) Kecamatan, meliputi: Kec.Wawo, Kec.Ranteanging, Kec. Lambai, Kec.
Lasusua, Kec.Katoi, Kec.Kodeoha, Kec.Tiwu, Kec.Ngapa, Kec.Watunohu, Kec.Pakue,
Kec.Pakue Tengah, Kec. Pakue Utara, Kec.Batu Putih, Kec.Porehu, dan Kec.Tolala.

Lingkup kegiatan pada penyusunan dan pelaksanaan KLHS RTRW Kabupaten


Kolaka Utara pada dasarnya terbagi atas 4 tahap utama yaitu tahap persiapan, tahap
pengkajian pengaruh Kebijakan, Rencana, dan/atau Program terhadap kondisi Lingkungan
Hidup, tahap perumusan alternative penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau
Program; dan penyusunan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan
berkelanjutan. Adapun uraian secara rinci dari keseluruhan tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
a) Menyusun kerangka acuan kerja;
b) Membentuk Pokja Penyusun dan Pelaksanaan KLHS;
c) Identifikasi Pemangku Kepentingan;

-6-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

d) Mengidentifikasi dan merumuskan isu pembangunan berkelanjutan strategis dan


perioritas;
e) Melaksanakan identifikasi materi muatan kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap kondisi lingkungan hidup;
f) Melaksanakan analisis pengaruh hasil identifikasi dan perumusan isu pembangunan
berkelanjutan dengan hasil identifikasi materi muatan kebijakan, rencana dan/atau
program;
g) Melaksanakan pengkajian pengaruh kebijakan, rencana dan/atau program terhadap
kondisi lingkungan hidup;
h) Melaksanakan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
program;
i) Melaksanakan penyusunan rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan
kebijakan, rencana dan/atau program;
j) Melaksanakan pengintegrasian hasil KLHS ke dalam kebijakan, rencana dan/atau
program;
k) Melaksanakan penjaminan kualitas; dan
l) Melaksanakan pendokumentasian KLHS.

5. PENDEKATAN DAN METODE


Dalam pelaksanaannya KLHS akan lebih berperan sebagai sebuah pendekatan
atau metode daripada sebuah instrumen. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) wajib
dimasukkan ke dalam kebijakan, rencana dan/atau program untuk menjamin pembangunan
yang berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya KLHS akan memasuki Dalam proses integrasi
KLHS ke dalam kebijakan, rencana dan/atau program mempunyai beberapa alternatif
pendekatan dan metode.

a. Kerangka Pendekatan dan Metode

Tindakan menstrukturkan kerangka pendekatan didasari bahwa karakter Kebijakan,


Rencana, dan/atau Program menentukan ukuran-ukuran sasaran yang realistis untuk
lingkup, kedalaman, dan hirarki dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Program itu sendiri.
Kerangka pendekatan KLHS yang ditujukan memperbaiki strategi akan berbeda dengan
kerangka pendekatan yang ditujukan memperbaiki desain.

Kebijakan, Rencana, atau Program yang masuk dalam kategori A dalam gambar
adalah Kebijakan, Rencana, atau Program yang masih makro, umum, masih lebih banyak
di tataran konsep, seperti misalnya rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau
program strategis Sistem Tol Laut Nasional. KLHS pada pendekatan seperti ini didorong

-7-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

untuk lebih banyak menguji strategi-strategi makro agar konsep besarnya memang
ditujukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.

Gambar 1.1 Kerangka Pendekatan

Kebijakan, Rencana, atau Program yang masuk dalam kategori B dalam Gambar
1.1 adalah Kebijakan, Rencana, atau Program yang sifatnya sudah detail/rinci, terikat atas
pengaturan pada hirarki diatasnya, dan sudah mengatur teknis, seperti misalnya Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kota. KLHS pada pendekatan ini lebih realistis untuk fokus pada
pengujian tindakan-tindakan mitigasi dampak dan memperbaiki desain detail.
Pada penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara digunakan kerangka
pendekatan dalam kategori A. Hal ini dikarenakan RTRW merupakan kebijakan pada skala
makro yang mengarahkan perencanaan pembangunan lainnya di daerah. Desain atau
skenario KRP pada RTRW implikasinya pada tataran strategi makro. KRP yang ada juga
berada ditataran makro, lingkup wilayah luas dan muatannya umum dengan tingkat
kedetailan yang rendah, sehingga belum ada gambaran desain/skenario KRP yang detail.
KRP masih berupa niat namun belum kongkrit berwujud. Telah tersedia KRP yang sifatnya
sektoral, namun belum distrukturkan secara kewilayahan atau dalam konteks wilayah yang
dituju. Selain itu KRP masih dominan dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
ditataran strategik seperti situasi politis, tekanan pasar, dan reaks publik. Penyusunan
KLHS dengan pendekatan ini lebih diarahkan pada memberikan konteks keberlanjutan
secara makro pada KRP yang disusun.

-8-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

b. Kerangka Kerja dan Pilihan Pelaksanaan


Tindakan menstrukturkan kerangka kerja didasari pertimbangan bahwa urut-urutan
bekerja KLHS akan lebih efektif bila harmonis dengan urut-urutan bekerja penyusunan
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.Pertimbangan harmonisasi kerangka kerja ini
menyebabkan cara pelaksanaan KLHS dapat berbentuk :
1) Iteratif/berulang, atau linier :
KLHS yang dimulai pada Kebijakan, Rencana, atau Program yang masih belum
berwujud dapat mengulang beberapa kali proses analisis sejalan dengan makin
berbentuknya muatan kebijakan tersebut. Proses iterasi juga bisa dilaksanakan pada
konsultasi publik, dimana temuan baru di setiap tahapan KLHS dapat kembali
dikonsultasikan bila perlu. Sementara KLHS yang dimulai menjelang finalnya
penyelesaian Kebijakan, Rencana, atau Program dilakukan linier, atau setiap tahap
hanya dilakukan/dituntaskan satu kali.
2) Menggunakan teknik yang dinamis dapat dimodifikasi bila perlu, atau teknik yang baku:
Bila pada saat proses analisis ditemukan bahwa isu yang harus dikaji jauh lebih
kompleks dari perkiraan awal, maka dilakukan penyesuaian teknik analisis di tengah
proses kajian. Untuk KLHS yang disusun dalam kondisi data tidak memadai lebih tepat
menggunakan metoda proxy atau analisis sistem yang kualitatif, sementara KLHS yang
datanya cukup lengkap bisa menggunakan teknik analisis kuantitatif atau pembuatan
model yang lebih kompleks.
Berdasarkan pada pertimbangan kerangka kerja diatas maka pada penyusunan
KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara digunakan kerangka kerja linear. Dimana KLHS
disusun menjelang finalnya penyelesaian KRP RTRW dan setiap tahap hanya
dilakukan/dituntaskan satu kali. Alasan pemilihan kerangka kerja linear didasarkan pada
pertimbangan KRP RTRW telah tersedia namun belum dapat disahkan dikarenakan
KLHSnya belum selesai, sehingga untuk efisiensi waktu dan anggaran dirasakan kerangka
kerja linear lebih rasional dilakukan dalam mendorong percepatan penetapan RTRW
Kabupaten Kolaka Utara. Adapun teknik kajian yang dilakukan menggunakan teknik
dinamis. Hal ini didasarkan pada pertimbangkan ketersediaan data pada beberapa aspek
kajian kondisi data tidak memadai sehingga menggunakan metode proxy atau analisis
sistem yang kualitatif, sementara pada aspek kajian lain dengan kondisi data yang
memadai menggunakan teknik analisis kuantitatif atau pembuatan model yang lebih
kompleks.
c. Metode Dialog dan Konsultasi Publik
KLHS bukanlah proses teknokratik/ilmiah semata, melainkan juga proses partisipatif
yang mengutamakan keterlibatan masyarakat. Dengan demikian, proses KLHS sarat

-9-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

dengan proses negosiasi untuk mengelola komunikasi dan bahkan konflik yang terjadi
dalam proses KLHS. Menjadi penting bagi siapapun yang akan terlibat untuk mempunyai
kemampuan mengembangkan dialog, diskusi, konsultasi publik, dan bahkan konflik
resolusi dalam proses KLHS. Pada prakteknya, pengembangan teknik dialog/komunikasi
harus dirancang prosesnya dengan sangat cermat. Mekanisme dialog dan pengambilan
keputusan menjadi sangat penting jika prosesnya menyangkut perwakilan institusi. Cara
pelaksanaan KLHS yang tepat sangat dipengaruhi bagaimana masyarakat dan pemangku
kepentingan diidentifikasi.
Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah :
1) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS;
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU PPLH;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan
berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS;
Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan yang representatif dapat diawali
dengan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholder analysis). Pemetaan ini untuk
membantu pemilihan pemangku kepentingan yang tidak saja berpengaruh, tetapi juga
mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap kebijakan, rencana, dan/atau
program yang akan dirumuskan serta peduli terhadap lingkungan hidup.
Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, pada pelaksanaan dan penyusunan
KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara dilakukan identifikasi masyarakat dan pemangku
kepentingan yang dilibatkan.
Berdasarkan hasil identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan, ditentukan
teknik konsultasi publik atau teknik komunikasi yang sesuai dalam pelaksanaan KLHS ini.
Teknik komunikasi yang dipilih untuk melibatkan masyarakat dalam penyusunan KLHS
RTRW Kabupaten Kolaka Utara ini adalah konsultasi publik. Konsultasi publik dimaksudkan
untuk menyampaikan informasi, menjaring masukan dan merumuskan kesepakatan
bersama. Untuk membangun komunikasi dan dialog agar proses KLHS berjalan efektif,
maka dipersiapkan dan dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1) Menyiapkan bahan tertulis secara ringkas, lengkap dan jelas;
2) Menentukan waktu dan tempat secara tepat;
3) Melakukan presentasi secara jelas dan tegas; tidak berkesan menggurui; dan
4) Menyediakan moderator atau fasilitator yang handal dan efektif serta dapat diterima
oleh para pemangku kepentingan.

- 10 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

Untuk mempermudah dalam membangun keterlibatan para pihak dalam proses


konsultasi publik maka digunakan beberapa media fasilitasi seperti penggunaan kertas
meta plan, kertas flip chard, dan papan flip chard. Selain itu dilakukan diskusi dalam bentuk
kelompok yang terfokus (focus group discussion) untuk membahas beberapa isu secara
khusus dengan anggota yang terbatas daripada model diskusi publik terbuka (public
hearing). Kelebihan metode ini agar diskusi mengenai beberapa isu spesifik dapat
dilakukan secara khusus dan tajam dengan peserta yang terbatas, sehingga dialog dan
pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih efektif. Dengan cara ini, keberatan
publik atas hasil KLHS diharapkan dapat ditanggapi melalui dialog yang konstruktif.
Metode yang digunakan dalam implementasi KLHS untuk RTRW Kabupaten Kolaka
Utara ini adalah metode cepat (quick appraisal atau rapid assessment), dengan
serangkaian FGD dengan pelibatan seluruh stakeholder terkait dan Analisa pada tiap
tahapannya. Proses penyelenggaraan KLHS secara umum adalah sebagai berikut :

Gambar 1.2 Tahapan Penyelenggaraan KLHS

6. TAHAPAN PENYELENGGARAAN KLHS


Sebagaimana diilustrasikan dalam skema yang tercantum dalam Gambar 1.2,
dapat diketahui bahwa penyelenggaraan KLHS terdiri dari 3 tahap utama yaitu :
▪ Tahap 1, terdiri dari 5 proses, yaitu: (1) penetapan tujuan dan ruang lingkup kajian; (2)
identifikasi para pihak (stakeholders) terkait; (3) identifikasi isu-isu kunci/strategis
pembangunan berkelanjutan; (4) identifikasi KRP prioritas (yang berpotensi
menimbulkan dampak lingkungan/keberlanjutan pembangunan); (5) pengkajian
pengaruh KRP prioritas terhadap isu-isu kunci pembangunan berkelanjutan.

- 11 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

▪ Tahap 2, yaitu identifikasi alternatif-alternatif rekomendasi penyempurnaan KRP.


▪ Tahap 3, yaitu perumusan rekomendasi penyempurnaan KRP.
Dalam proses penyusunan KLHS untuk RTRW Kabupaten Kolaka Utara ini, tahap
penetapan tujuan dan ruang lingkup kajian serta identifikasi para pihak (stakeholders)
terkait (dalam skema Gambar 1.2 kedua proses tersebut ditunjukkan dengan angka 1
dan 2) telah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu, didalam mekanisme pelaksanaan
FGD, proses dimulai dari identifikasi isu-isu kunci/strategis pembangunan berkelanjutan
(tahapan no.3) hingga berakhir pada perumusan rekomendasi penyempurnaan KRP
(tahapan no.5).

Proses Analisa dilakukan pada tahap 1 pada angka 3 dimana teknik analisa yang
digunakan antara lain :
a) Analisis skoring dengan Skala Likert
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau
pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial,
berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini
merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling
sering digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk dalam penelitian survei
deskriptif. Skala likert digunakan pada proses penentuan isu strategis kunci yang
terkait dengan KRP prioritas.
b) Analisis kualitatif (Deskriptif Comparatif)
Analisa kualitatif digunakan dalam proses pengkajian pengaruh KRP terhadap isu
kunci pembangunan berkelanjutan dan perumusan alternatif rekomendasi
penyempurnaan KRP. Secara umum analisa kualitatif yang digunakan pada kajian ini
adalah teknik analisa deskriptif comparative dengan membandingkan teori-teori
mengenai pembangunan berkelanjutan yang ada dikaitkan dengan kondisi wilayah
Kabupaten Kolaka Utara. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
analisa kualitatif. Landasan teori yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan
dimanfaatkan sebagai pilar topangan dalam bahasan Analisa yang disusun. Landasan
teori bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Analisa kualitatif berawal dari dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu
deskripsi berdasarkan hasil komparasi sumber – sumber yang menjadi landasan.
c) Analisis DPSIR (Driver - Pressure-State -Impact-Response)
Analisa DPISR digunakan guna mengidentifikasi dampak dan resiko terhadap
lingkungan di Kabupaten Kolaka Utara. DPSR merupakan metode dalam melakukan
analisis sistem untuk mengamati masalah lingkungan dan menemukan akar

- 12 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

permasalahan beserta mengidentifikasi resiko dari dampak yang telah ditimbulkan.


DPSIR secara terminologi merupakan cara penilaian terhadap perkembangan sosial &
ekonomi (Driver) dalam mengendalikan tekanan (Pressure) terhadap lingkungan dan,
sebagai konsekuensinya, adalah bentuk (State) dari perubahan lingkungan. Hal ini
akan menyebabkan dampak (Impact) pada sistem sosial yang pada akhirnya
menimbulkan respon (Response) masyarakat sebagai umpan balik terhadap
Driver/Pressure/ State/Impact. Selain itu, analisi DPSIR digunakan untuk menentukan
dan merumuskan Rekomendasi KLHS.
Sementara untuk metode dalam pembuatan KLHS revisi RTRW Kabupaten Kolaka
Utara mengadopsi kerangka kerja KLHS dengan pendekatan strategic thingking. Dalam
model berpikir strategis KLHS dimaksudkan untuk membantu memahami konteks
pembangunan, mengindetifikasi dengan tepat, mengetahui akar masalah, membantu
menemukan opsi yang layak untuk lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dalam
rangka mencapai strategi objektif. Mekanisme dilaksanakan melalui berpikir dalam sistem,
proses pengambilan kebijakan, berbagi pengetahuan, jaringan antara stakeholder, dialog,
kerjasama antar-sektoral dan pemerintah. Latar belakang scientific tidak akan
dikembangkan dalam proses ini, namun prinsip-prinsip utama scientific menjadi model
dalam pendekatan ini, yaitu :
a) Aksi strategis yang dihasilkan merupakan hasil dari siklus pengambilan
keputusan, sangat terkait dengan formulasi kebijakan dan dikembangkan dalam konteks
proses perencanaan serta pengembangan program.
b) Strategis adalah karakteristik dari keyakinan akan ketidakpastian dan model aksi
sebagai fungsi dari munculnya kejadian tak terduga pada jalur yang dipilih.
c) Kompleksitas dari sistem alam dan sosial menuntut untuk memperhatikan kedua
prespektif sistem tersebut dan mengakui bahwa perilaku sistem tidak biasa diketahui
hanya dengan mengetahui unsur-unsur yang membangun sistem.

Berpikir strategis melibatkan nilai, tidak terstruktur secara fisik, namun lebih fokus
pada kolaborasi berdasarkan dialog dan pemikiran jangka panjang. Oleh Karena itu
terminologi yang digunakan pada KLHS harus menggambarkan perbedaan dengan
AMDAL.

7. KEBUTUHAN LAYANAN KEAHLIAN


Untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan, maka pekerjaan
penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara, dilaksanakan dengan melibatkan tim
ahli dari berbagai disiplin ilmu, yang terdiri atas:

- 13 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

a) Tenaga Ahli Lingkungan/Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota merangkap sebagai


Team Leader, dengan pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun, dengan
kualifikasi pendidikan minimal S1/S2 Ilmu Teknik Lingkungan/Ilmu Teknik
Perencanaan Wilayah dan Kota.
b) Tenaga Ahli Lingkungan, pengalaman profesional minimanl 5 (lima) tahun, dengan
kualifikasi pendidikan min. S-1 Ilmu lingkungan.
c) Tenaga Ahli Pemetaan/GIS dengan pengalaman profesional min. 5 (lima) tahun,
dengan kualifikasi pendidikan min. S-1 Geologi/Geografi/PWK.
Disamping tenaga ahli tersebut di atas, dibutuhkan tenaga pendukung lainnya.
Adapun asisten tenaga ahli dan tenaga pendukung yang dimaksud, yaitu:
1. Surveyor
2. Operator Komputer
3. Sekretaris.

8. JANGKA WAKTU
Waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka
Utara adalah 3 (tiga) bulan setelah ditandatanganinya Surat Perintah Kerja oleh kedua
belah pihak.
Tabel 1.1.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
Waktu Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan BULAN I BULAN II BULAN III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

1 Pembentukan Tim Pokja


2 FGD (Focus Group Discussion)
3 Survey Lapangan
4 Penyusunan Isu PB Strategis &
Prioritas
5 Pengkajian Muatan KRP
6 Pengakajian Pengaruh
7 Perumusan Alternatif & Rekomendasi
8 Asistensi Laporan
9 Penyerahan Laporan KLHS

9. INSTANSI PELAKSANA
Instansi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan Penyusunan Kajian
Lingkungan hidup Strategis (KLHS) adalah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kolaka
Utara.

- 14 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019

10. PEMBIAYAAN
Biaya pelaksanaan penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun
2019 adalah sebesar Rp. 69.000.000, (Enam Puluh Sembilan Juta rupiah), sudah
termasuk biaya pajak-pajak, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Kolaka Utara Tahun Anggaran 2019.

A. PRODUK AKHIR PEKERJAAN

Keluaran dari Kegiatan penyusunan KLHS Rencana Tata Ruang Wilayah


(RTRW) Kabupaten Kolaka Utara, adalah laporan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka
Utara.

B. PENUTUP

Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam
penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Kolaka Utara.

Lasusua, April 2019

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai