PELAKSANAAN KEGIATAN
-1-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
1. LATAR BELAKANG
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan mengandung makna
bahwa pembangunan tidak hanya mengejar kepentingan saat ini tetapi harus pula
memperhatikan kepentingan generasi yang akan datang, dan tetap menjaga aspek-aspek
keserasian, keseimbangan dan kelestarian fungsi lingkungan. Hasil-hasil yang telah dicapai
pada saat ini dapat dilanjutkan oleh generasi yang akan datang untuk dapat lebih
mendekatkan pada tercapainya tujuan pembangunan seutuhnya. Untuk menjaga
keberlangsungan dan kelestarian sumberdaya alam sebagai tujuan pembangunan
berwawasan lingkungan tersebut, maka perlu mempertimbangkan perlindungan sistem
penyangga kehidupan, pemeliharaan keanekaragaman sumberdaya alam dan ekosistem
yang ada dan pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam dan ekosistemnya. Oleh
karena itu konsep “pembangunan berkelanjutan” merupakan alternatif pembangunan yang
berwawasan lingkungan, yang secara konseptual dianggap mampu untuk menjembatani
tercapainya keseimbangan pengelolaan sumberdaya alam yang menghasilkan nilai
ekonomis dan nilai ekologis yang seimbang (economic and ecologic balance).
Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, menjabarkan seluruh
kegiatan yang termasuk dalam sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang,
dan pengendalian pemanfaatan ruang dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka
mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produtif dan berkelanjutan demi tercapaian tujuan
akhir dari penataan ruang yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah wujud formal kebijakan, rencana, dan
program (KRP) acuan yang mengatur penataan ruang sebuah wilayah tertentu. Setiap
proses perumusan Kebijakan, Rencana dan Program Pembangunan sampai dengan
pelaksanaannya memerlukan alokasi kegiatan yang senantiasa berlandaskan kaidah
kelestarian lingkungan hidup. Sejalan dengan itu, Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, mengamanatkan bahwa Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) digunakan untuk merencanakan dan mengevaluasi
kebijakan, rencana dan/atau program yang akan atau sudah ditetapkan. Dalam hal ini,
KLHS digunakan untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat
diminimalkan, sedangkan dalam evaluasi kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS
-2-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
-3-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
-4-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
-5-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
o) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran
Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);
p) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5230);
q) Peraturan Pemerintah Nomor 107 Tahun 2015 Tentang Izin Usaha Industri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 329, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5797);
r) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaran
Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5941)
s) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 77).
t) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2017 tentang Partisipasi Masyarakat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 225, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6133);
u) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.69 Tahun 2017, tentang
Pedoman Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
4. RUANG LINGKUP
Lingkup pekerjaan berada di wilayah Kabupaten Kolaka Utara yang terdiri atas 15
(lima belas) Kecamatan, meliputi: Kec.Wawo, Kec.Ranteanging, Kec. Lambai, Kec.
Lasusua, Kec.Katoi, Kec.Kodeoha, Kec.Tiwu, Kec.Ngapa, Kec.Watunohu, Kec.Pakue,
Kec.Pakue Tengah, Kec. Pakue Utara, Kec.Batu Putih, Kec.Porehu, dan Kec.Tolala.
-6-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
Kebijakan, Rencana, atau Program yang masuk dalam kategori A dalam gambar
adalah Kebijakan, Rencana, atau Program yang masih makro, umum, masih lebih banyak
di tataran konsep, seperti misalnya rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional atau
program strategis Sistem Tol Laut Nasional. KLHS pada pendekatan seperti ini didorong
-7-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
untuk lebih banyak menguji strategi-strategi makro agar konsep besarnya memang
ditujukan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Kebijakan, Rencana, atau Program yang masuk dalam kategori B dalam Gambar
1.1 adalah Kebijakan, Rencana, atau Program yang sifatnya sudah detail/rinci, terikat atas
pengaturan pada hirarki diatasnya, dan sudah mengatur teknis, seperti misalnya Rencana
Detail Tata Ruang (RDTR) Kota. KLHS pada pendekatan ini lebih realistis untuk fokus pada
pengujian tindakan-tindakan mitigasi dampak dan memperbaiki desain detail.
Pada penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara digunakan kerangka
pendekatan dalam kategori A. Hal ini dikarenakan RTRW merupakan kebijakan pada skala
makro yang mengarahkan perencanaan pembangunan lainnya di daerah. Desain atau
skenario KRP pada RTRW implikasinya pada tataran strategi makro. KRP yang ada juga
berada ditataran makro, lingkup wilayah luas dan muatannya umum dengan tingkat
kedetailan yang rendah, sehingga belum ada gambaran desain/skenario KRP yang detail.
KRP masih berupa niat namun belum kongkrit berwujud. Telah tersedia KRP yang sifatnya
sektoral, namun belum distrukturkan secara kewilayahan atau dalam konteks wilayah yang
dituju. Selain itu KRP masih dominan dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
ditataran strategik seperti situasi politis, tekanan pasar, dan reaks publik. Penyusunan
KLHS dengan pendekatan ini lebih diarahkan pada memberikan konteks keberlanjutan
secara makro pada KRP yang disusun.
-8-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
-9-
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
dengan proses negosiasi untuk mengelola komunikasi dan bahkan konflik yang terjadi
dalam proses KLHS. Menjadi penting bagi siapapun yang akan terlibat untuk mempunyai
kemampuan mengembangkan dialog, diskusi, konsultasi publik, dan bahkan konflik
resolusi dalam proses KLHS. Pada prakteknya, pengembangan teknik dialog/komunikasi
harus dirancang prosesnya dengan sangat cermat. Mekanisme dialog dan pengambilan
keputusan menjadi sangat penting jika prosesnya menyangkut perwakilan institusi. Cara
pelaksanaan KLHS yang tepat sangat dipengaruhi bagaimana masyarakat dan pemangku
kepentingan diidentifikasi.
Tujuan identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan adalah :
1) Menentukan secara tepat pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan KLHS;
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan UU PPLH;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi kebijakan, rencana dan/atau
program memperoleh legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan akses untuk
menyampaikan informasi, saran, pendapat, dan pertimbangan tentang pembangunan
berkelanjutan melalui proses penyelenggaraan KLHS;
Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan yang representatif dapat diawali
dengan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholder analysis). Pemetaan ini untuk
membantu pemilihan pemangku kepentingan yang tidak saja berpengaruh, tetapi juga
mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi terhadap kebijakan, rencana, dan/atau
program yang akan dirumuskan serta peduli terhadap lingkungan hidup.
Berdasarkan pada pertimbangan tersebut, pada pelaksanaan dan penyusunan
KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara dilakukan identifikasi masyarakat dan pemangku
kepentingan yang dilibatkan.
Berdasarkan hasil identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan, ditentukan
teknik konsultasi publik atau teknik komunikasi yang sesuai dalam pelaksanaan KLHS ini.
Teknik komunikasi yang dipilih untuk melibatkan masyarakat dalam penyusunan KLHS
RTRW Kabupaten Kolaka Utara ini adalah konsultasi publik. Konsultasi publik dimaksudkan
untuk menyampaikan informasi, menjaring masukan dan merumuskan kesepakatan
bersama. Untuk membangun komunikasi dan dialog agar proses KLHS berjalan efektif,
maka dipersiapkan dan dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
1) Menyiapkan bahan tertulis secara ringkas, lengkap dan jelas;
2) Menentukan waktu dan tempat secara tepat;
3) Melakukan presentasi secara jelas dan tegas; tidak berkesan menggurui; dan
4) Menyediakan moderator atau fasilitator yang handal dan efektif serta dapat diterima
oleh para pemangku kepentingan.
- 10 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
- 11 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
Proses Analisa dilakukan pada tahap 1 pada angka 3 dimana teknik analisa yang
digunakan antara lain :
a) Analisis skoring dengan Skala Likert
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau
pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial,
berdasarkan definisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini
merupakan suatu skala psikometrik yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling
sering digunakan untuk riset yang berupa survei, termasuk dalam penelitian survei
deskriptif. Skala likert digunakan pada proses penentuan isu strategis kunci yang
terkait dengan KRP prioritas.
b) Analisis kualitatif (Deskriptif Comparatif)
Analisa kualitatif digunakan dalam proses pengkajian pengaruh KRP terhadap isu
kunci pembangunan berkelanjutan dan perumusan alternatif rekomendasi
penyempurnaan KRP. Secara umum analisa kualitatif yang digunakan pada kajian ini
adalah teknik analisa deskriptif comparative dengan membandingkan teori-teori
mengenai pembangunan berkelanjutan yang ada dikaitkan dengan kondisi wilayah
Kabupaten Kolaka Utara. Proses dan makna (perspektif subjek) lebih ditonjolkan dalam
analisa kualitatif. Landasan teori yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan
dimanfaatkan sebagai pilar topangan dalam bahasan Analisa yang disusun. Landasan
teori bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan
sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Analisa kualitatif berawal dari dari data,
memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu
deskripsi berdasarkan hasil komparasi sumber – sumber yang menjadi landasan.
c) Analisis DPSIR (Driver - Pressure-State -Impact-Response)
Analisa DPISR digunakan guna mengidentifikasi dampak dan resiko terhadap
lingkungan di Kabupaten Kolaka Utara. DPSR merupakan metode dalam melakukan
analisis sistem untuk mengamati masalah lingkungan dan menemukan akar
- 12 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
Berpikir strategis melibatkan nilai, tidak terstruktur secara fisik, namun lebih fokus
pada kolaborasi berdasarkan dialog dan pemikiran jangka panjang. Oleh Karena itu
terminologi yang digunakan pada KLHS harus menggambarkan perbedaan dengan
AMDAL.
- 13 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
8. JANGKA WAKTU
Waktu pelaksanaan kegiatan penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka
Utara adalah 3 (tiga) bulan setelah ditandatanganinya Surat Perintah Kerja oleh kedua
belah pihak.
Tabel 1.1.
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun 2019
Waktu Pelaksanaan
No Uraian Kegiatan BULAN I BULAN II BULAN III
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)
9. INSTANSI PELAKSANA
Instansi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan Penyusunan Kajian
Lingkungan hidup Strategis (KLHS) adalah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kolaka
Utara.
- 14 -
Penyusunan Kajan Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kolaka Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2019
10. PEMBIAYAAN
Biaya pelaksanaan penyusunan KLHS RTRW Kabupaten Kolaka Utara Tahun
2019 adalah sebesar Rp. 69.000.000, (Enam Puluh Sembilan Juta rupiah), sudah
termasuk biaya pajak-pajak, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Kabupaten Kolaka Utara Tahun Anggaran 2019.
B. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini dibuat untuk dijadikan pedoman dalam
penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Kolaka Utara.
- 15 -