(KLHS)
Alur Penyusunan
1. Tahap Persiapan
Identifikasi
pembentukan penyusunan
Pemangku
Kelompok Kerja KAK
Kepentingan
IDENTIFIKASI ISU
PEMBANGUNAN ISU PB ISU PB kinerja layanan atau jasa ekosistem
BERKELANJUTAN STRATEGIS PRIORITAS Rumusan
alternatif
RTRW,
RPJP/RPJMD, ANALISIS
RZWP3K, RDTR, PENGARUH
RIPPDA efisiensi pemanfaatan sumber daya alam
Penjaminan
Kualitas
1
I. Pengertian KLHS
Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan
partisipatif (melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan ) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana
dan/atau Program.
Peta :
Data lainnya:
1. Sebaran Populasi
2. PDRB
3. Kemiskinan
2
IV. Tahapan Penyusunan KLHS
IV.I. Tahap Persiapan
a. Identifikasi pemangku kepentingan
Identifikasi pemangku kepentingan merupakan tahapan awal dalam penyusunan KLHS dan dilakukan oleh Penyusun
Kebijakan, Rencana dan/atau Program dengan cara memetakan pihak-pihak yang berkepentingan dan
berpengaruh terhadap Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang akan dirumuskan serta pihak-pihak yang
perduli terhadap lingkungan dan terhadap pembangunan berkelanjutan.
b. Pembentukan Pokja
Pembentukan Kelompok Kerja Penyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis dilakukan oleh penyusun Kebijakan,
Rencana dan/atau Program dengan kaidah-kaidah sebagai berikut:
3
Ketua Pokja
(Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi/Kabupaten/Kota)
Sekretaris
(Kepala Bidang pada perangkat daerah penyusun Kebijakan, Rencana
dan/atau Program )
OPD Terkait
Tenaga Ahli
Kelompok kerja KLHS wajib memiliki paling sedikit 1 (satu) anggota yang memenuhi standar kompetensi
berupa ketepatan keahlian pada isu yang dikaji, dengan kriteria:
a) Latar belakang pendidikan dan/atau keahlian minimal S1 di bidang keilmuan terkait dengan KLHS dan/atau
pembangunan berkelanjutan;
b) Pengalaman di bidang pembuatan dan pelaksanaan KLHS.
Tugas Pokja:
4
b. Tujuan dan sasaran
c. Lingkup kegiatan
d. Hasil yang diharapkan
e. Tahapan penyusunan
f. Jadwal penyusunan dan validasi
g. Pembiayaan
1. Kerangka Acuan Kerja yang ditandatangani Ketua Pokja KLHS dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapat)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)
Identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup dilakukan oleh pokja KLHS dengan menghimpun masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan melalui
Konsultasi Publik.
Isu lintas
Isu lintas Isu lintas Isu lintas
pemangku
sektor wilayah waktu
kepentingan
Hasil pelingkupan wajib dilengkapi dengan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan berasal dari
sumber data yang jelas.
5
b. Identifikasi Isu Pembangungan Berkelanjutan Strategis
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan strategis dilakukan oleh Pokja KLHS melalui diskusi kelompok terfokus
(Focus Group Discussion) dengan melakukan uji silang terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan dengan 6 (enam)
kriteria sebagai berikut:
1. Karakteristik wilayah
Karakteristik wilayah antara lain kondisi kualitas lingkungan hidup, kondisi ekosistem dan tingkat pelayanannya,
kondisi sumberdaya alam, pola aktivitas sosial, ekonomi masyarakat dan kelembagaan pengelolaannya.
2. Tingkat pentingnya potensi dampak, yaitu:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
b. Luas wilayah penyebaran dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak belangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak
1. Matrik uji silang antara isu PB dengan kriteria pada Pasal 9 ayat (1) PP 46/2016.
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan oleh Pokja KLHS melalui diskusi kelompok terfokus
(Focus Group Discussion) dengan melakukan uji silang terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan Strategis dengan
10 (sepuluh) kriteria sebagai berikut:
6
5. Status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
6. Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
7. Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
8. Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta terancamnya
keberlanjutan penghidupan masyarakat.
9. Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
10. Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat
dan masyarakat hukum adat.
1. Matriks uji silang antara isu PB strategis dengan kriteria pada PAsal 9 ayat (2) PP 46/2016
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)
Identifikasi dilakukan dengan menguji silang K/R/P dengan 7 (tujuh) kriteria, yaitu:
1. Perubahan iklim
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan
lahan;
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat;
7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Output yang dihasilkan: materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan hidup.
1. Matriks uji silang antara seluruh materi muatan KRP dengan kriteria pada Pasal 3 ayat (2) PP 46/2016.
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
7
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)
e. Analisis Pengaruh
Analisis pengaruh dilakukan oleh pokja KLHS bersama tenaga ahli melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group
Discussion) untuk mengetahui materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau program yang berpengaruh terhadap
lingkungn hidup.
Analisis pengaruh dilakukan dengan uji silang terhadap isu PB prioritas (tahap 3) dengan materi muatan K,R,P yang
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan (tahap 4).
Output yang dihasilkan: Materi muatan pada KRP yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup.
Catatan : Untuk KLHS yang disusun secara paralel dengan Penyusunan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program maka
dilakukan analisis atau kajian terhadap materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program secara
berulang mengikuti tahapan perkembangan proses penyusunan materi muatan Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program untuk mengoreksi informasi tentang pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan hidup.
Analisis materi muatan KLHS dilakukan terhadap materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program hasil analisis
pengaruh (Tahap 5) dengan 6 (enam) materi muatan KLHS, yaitu:
a. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan.
Kepentingan kajian ini terutama adalah untuk menentukan apakah intensitas pembangunan masih dapat
dikembangkan atau ditambahkan. Daya dukung lingkungan hidup yang diukur adalah populasi optimal yang
dapat didukung, tingkat kerentanan, kerawanan dan kerusakan terhadap lahan, air dan habitat spesies. Daya
tampung lingkungan hidup diukur salah satunya dengan indikator kemampuan media mempertahankan
fungsinya akibat masuknya beban pencemar.
Catatan:
Analisis dampak dan resiko pada daerah yang memiliki potensi gempa bumi harus dipertimbangkan lebih dalam.
1) Overlay peta penutupan lahan (terbuka dan bervegetasi), Peta Penundaan Izin Baru (hutan primer, gambut), Peta
SIDIK (Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan)
2) Upaya pendekatan pencapaian nilai IKTL pada IKLH sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Kajian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mempertahankan keberadaan, keragaman dan keberlanjutan sumber
daya alam hayati.
a. Analisis manfaat dan pengawetan spesies/jenis tumbuhan dan satwa yang meliputi:
1) Penetapan dan penggolongan yang dilindungi atau tidak dilindungi
2) Pengelolaan tumbuhan dan satwa serta habitatnya
3) Pemeliharaan dan pengembangbiakan
4) Pendayagunaan jenis atau bagian dari tumbuhan dan satwa liarnya
5) Tingkat keragaman hayati dan keseimbangannya.
b. Mengkaji ekosistem, meliputi:
1) Keberlanjutan sumber daya genetic
2) Keberlanjutan populasi jenis tumbuhan dan satwa
Output yang dihasilkan : 1. Matriks hasil analisis 6 materi muatan yang di proyeksikan selama
periode Kebijakan, Rencana dan/atau Programnya.
2. Overlay peta hasil analisis (minimal 6 peta yang menunjukkan lokasi dan
luasan potensi hasil kajian).
10
g. Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Alternatif Penyempurnaan dilakukan oleh Pokja KLHS melalui Konsultasi Publik dengan melibatkan pemangku
kepentingan dan tenaga ahli berdasarkan hasil analisis materi muatan KLHS (Tahap 6).
Pemilihan alternatif perbaikan dapat dilakukan dengan metode SWOT, analisis manfaat resiko, analisis berhirarki, dan
analisis biaya-manfaat.
Alternatif berupa:
1. Perubahan tujuan dan target
2. Perubahan strategi pencapaian target
3. Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala dan lokasi yang lebih memenuhi pertimbangan pembangunan
berkelanjutan, antara lain:
a. Mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih aman dan terjamin keberlanjutan pembangunannya
b. Mengusulkan pengurangan luas wilayah Kebijakan, rencana dan/atau program.
4. Perubahan atau penyesuaian proses, metode dan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih memenuhi pertimbangan pembangunan berkelanjutan, antara lain:
a. Menyesuaikan materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau program dengan mempertimbangkan target-
target dalam pengentasan kemiskinan atau untuk peningkatan pendapatan penduduk.
b. Peningkatan pendapatan rakyat melalui pengembangan ekonomi kreatif.
5. Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
6. Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan resiko lingkungan hidup
Output yang dihasilkan: pilihan alternatif perbaikan materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau programnya.
11
Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:
1. Matriks rekomendasi perbaikan K,R,P
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas).
i. Pendokumentasian dan Integrasi hasil KLHS ke dalam Proses Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Integrasi hasil KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana, dan/atau program dilakukan oleh Penyusun Kebijakan, Rencana
dan/atau Program bersama dengan Pokja KLHS melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion).
Pada proses penyusunan RTRW, integrasi hasil KLHS dilakukan pada pola dan struktur ruang, sedangkan pada proses
penyusunan RPJMD/RPJP dilakukan pada tahap penentuan arah kebijakan dan strategi.
Pokja KLHS menuangkan seluruh tahapan pembuatan dan pelaksanaan KLHS termasuk penjaminan kualitas ke dalam
Dokumen KLHS dan akan menjadi informasi pendukung pada:
a. Sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;
b. Sistem akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah Daerah.
Output yang dihasilkan: masukan butir-butir substansi Kebijakan, Rencana dan/atau Program
1. Berita acara integrasi hasil KLHS yang menyatakan bahwa proses integrasi telah dilaksanakan dan menyebutkan
nama dan jenis nya. BA wajib ditandatangani oleh pokja KRP dan Pokja KLHS mengetahui kepala daerah.
2. Matriks pokok-pokok integrasi
3. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
4. Daftar hadir
5. Notulensi
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas).
j. Penjaminan Kualitas
Penjaminan kualitas dilakukan oleh penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program melalui diskusi kelompok terfokus
(Focus Group Discussion).untuk memastikan bahwa proses penyusunan KLHS dilakukan secara akuntabel. Penjaminan
12
kualitas wajib mempertimbangkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Daya Dukung Daya
Tampung Lingkungan Hidup.
Output yang dihasilkan : 1. checklist penjaminan kualitas (Lampiran VIII Permen LHK Nomor:
69/2017) dan dijelaskan pada halaman berapa telah dituangkan masing-
masing point kriteria.
2. Rekomendasi alternatif perbaikan lainnya pada Kebijakan, Rencana
dan/atau Program jika pada saat penjaminan kualitas, rekomendasi
perbaikan KRP tidak mendapat persetujuan dari pokja KRP.
k. Validasi
Permohonan validasi KLHS dilakukan oleh penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program setelah proses penjaminan
kualitas telah dilaksanakan.
Persyaratan Validasi:
1. Surat Permohonan oleh Kepala Daerah kepada Gubernur Cq. Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk KLHS Kebijakan,
Rencana dan/atau Program tingkat Kabupaten/Kota yang telah dilakukan penjaminan kualitas.
2. Rancangan Kebijakan, Rencana dan/atau Program sebelum integrasi hasil KLHS;
3. Rancangan Kebijakan, Rencana dan/atau Program setelah integrasi hasil KLHS;
4. Laporan KLHS termasuk bukti penjaminan kualitas;
5. Bukti pemenuhan standart kompetensi tenaga ahli
6. Ringkasan Eksekutif
Catatan : Laporan KLHS adalah Dokumen Pemerintah/Pemerintah Daerah sehingga tidak boleh ada
logo perusahaan konsultan dan pernyataan Laporan Pendahuluan/antara/akhir.
13
LAMPIRAN I
MATRIK
14
15
Tahap Persiapan
16
Tahap Proses
1. Matriks isu pembangunan Berkelanjutan
Daftar isu PB hasil Konsultasi Publik
Nomor Komponen Isu Pembangunan Berkelanjutan
1 Ekonomi 1.
2.
2 Sosial 1.
2.
3 Lingkungan 1.
2
Catatan : Jika identifikasi isu pembangunan berkelanjutan tidak dilengkapi dengan data pendukung,
maka tidak dapat disimpulkan menjadi isu Pembangunan Berkelanjutan
17
2. Matriks isu pembangunan berkelanjutan strategis
Contoh:
No Isu PB Tela’ah Karakteristik wilayah Tingkat Keterkaitan Keterkaitan dengan Muatan Hasil KLHS dari Keterangan
Lokasi dan Jenis Bervegetasi/la Pentingnya antar isu materi muatan Rencana Kebijakan,
topografi pola han potensi strategis Kebijakan, Rencana, Perlindungan Rencana,
ruang terbuka/laut dampak pembanguna dan/atau Program dan dan/atau
n Pengelolaan Program pada
berkelanjuta Lingkungan hirarki
n Hidup diatasnya
(RPPLH)
1 2 3 4 5 7
Degradasi CAT (cekungan air Kawasan Bervegetasi Luas CAT Rencana Pengembangan Belum ada tidak ada 6 kriteria --> Masuk Isu
SDA Air tanah) P. Lombok :( Lindung Lombok 3490 Kawasan akan RPPLH PB Strategis
(Volume Mataram - Selong, dan km2, CAT P. berdampak daripada
air/neraca) Tanjung - Budidaya Sumbawa berkurangnya daerah
Sambelia); 5985 km2. resapan, serta
Cekungan Air bertambahnya polusi
Tanah P. Sumbawa limbah baik dari
: (Sumbawa, rumahtangga, kegiatan
Empang, Pekat, pertambangan ataupun
Sanggar-Kilo, industri. Sebagian besar
Dompu, Bima, pengembangan tambang
Tawali-Sape). dilakukan pada kawasan
Lokasi Kekeringan lindung/ hutan yang
di 9 Kabupaten di tentunya memberikan
NTB dampak terhadap
kelestarian kawasan
hutan tersebut.
Catatan : Pokja melakukan kesepakatan berapakah jumlah isu PB yang menjadi isu PB strategis
berdasarkan jumlah kriteria dampak yang dihasilkan berdasarkan penapisan.
18
3. Matriks isu pembangunan berkelanjutan prioritas
Keterangan :
a. Kapasitas daya dukung daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
b. Perkiraan dampak dan resiko lingkungan hidup;
c. Kinerja layanan atau jasa ekositem;
d. Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
e. Status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
f. Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
g. Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
h. Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat.
i. Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
j. Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.
Kriteria Skoring:
1 : sangat tidak Penting
2 : tidak penting
3 : Cukup Penting
4: Penting
5: sangat penting
Catatan : 1. Pokja KLHS menyepakati berapa jumlah score minimal yang akan menjadi isu PB Prioritas
2. Jumlah isu PB Prioritas 3 sampai 7
19
4. Matriks identifikasi materi muatan Kebijakan, Rencana dan/Atau Program
a.
b.
3 Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
a.
b.
Keterangan:
1. Perubahan Iklim
2. Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
3. Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
5. Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat
7. Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia
Catatan : Pokja KLHS menyepakati berapa materi muatan dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berdampak negaif yang
akan dikaji pengaruhnya terhadap isu pembangunan berkelanjutan
20
5. Matriks Analisis Pengaruh
No Kebijakan, Rencana dan/atau Program (hasil tahap 4) Isu PB Prioritas (Hasil tahap 3) Jumlah pengaruh negatif Keterangan
a b c d
Pola Ruang
a. +/- +/- +/- +/- Jumlah dampak negatif Dikaji/Tidak Dikaji
b.
Struktur Ruang
a.
b.
Kawasan Strategis Kabupaten
a.
b.
Keterangan:
21
6. Matriks Analisis Materi Muatan KLHS
No Materi muatan Analisis Kapasitas DDDTLH untuk Perkiraan mengenai Kinerja ayanan jasa Efisiensi Tingkat kerentanan Tingkat ketahanan
K,R,P berdampak Pembangunan dampak dan resiko ekosistem pemanfaatan dan kapasitas adaptasi dan [otensi
LH ( hasil tahap 5) lingkungan hidup sumber daya alam terhadap perubahan keanekaragaman
Air Pangan Air Pangan iklim hayati
Eksisting Analisis selama Eksisting Rencana Eksisting Rencana Eksisting Rencana Eksisting Rencana Eksisting Rencana
masa KRP
Pola Ruang
a.
b.
Struktur Ruang
a.
b.
Kawasan
Strategis
/Indikasi Program
c.
d.
22
4. Perubahan atau penyesuaian proses, metode a.
dan adaptasi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang lebih memenuhi
pertimbangan pembangunan berkelanjutan
b.
5. Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan a.
prioritas pelaksanaan;
b.
6. Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk a.
mempertahankan atau meningkatkan fungsi
ekositem;
b.
7. Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi a.
dampak dan resiko lingkungan hidup
b.
23
8. Matriks Rekomendasi Perbaikan
REKOMENDASI
24
25
LAMPIRAN II
CHEKLIST
26
I. Tanda terima Dokumen
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI NTB
Jl. Majapahit No. 54 Mataram
(0370) 633071 Fax. (0770) 633961
TANDA TERIMA
Nomor :
Hari/Tanggal :
Asal Surat/
No. Nomor Surat/ Tujuan Keterangan/ Lampiran TTD Penerima
Perihal
Draft KRP
Draft KLHS
Dokumen
Penjaminan
Kualitas
Ringkasan
Eksekutif
(rekomendasi
KLHS )
CV Tenaga
Ahli
Keterangan :
27
II. Cheklist Administrasi aftar Tela’ah Dokumen
Subjek yang
No Pasal Petunjuknya Temuannya Catatan
ditelaah
I Surat Permohonan Validasi
II KLHS
Apakah ada Kop
1
Cover Konsultan?
Kata Pengantar ttd Kepala Daerah
atau Ketua Pokja
KRP? Cap basah,
tanggal?
Apakah Sudah
menggambarkan
proses
Daftar Isi
penyelenggaraan
KLHS sesuai PP
46/2016?
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
2 Bab I
Pendahuluan
28
Latar Belakang a. Penjelasan
mengenai dasar
penyusunan KRP,
kenapa harus
disusun KRP,
dimana, luas berapa,
sinkronisasi dengan
KRP di atasnya
(RTRW), apakah ada
yang berubah?
Kenapa berubah?
Agar dijelaskan dasar
perubahan.
b. Apakah sering
terjadi kerusakan
lingkungan?
Pergeseran tanah?
Banjir? Longsor?
Kekeringan? Wabah
Penyakit? Polusi
Udara? Pencemaran
air, udara dan lahan?
Macet? Dan
kerusakan
lingkungan lainnya?
Apa kira-kira
solusinya? Apakah
bisa dengan KLHS?
c. Alasan kenapa
Pertanyaan solusi kerusakan
permasalahan lingkungan dengan
KRP KLHS?
d. Apa saja dasar
Tujuan KLHS
hukum KLHS? Apa
29
yang akan dikaji
dalam KLHS? Apa
tujuan KLHS?
e. Apa harapan
Sasaran dilakukannya KLHS?
f. Ruang lingkupnya
Ruang Lingkup bagaimana.
2. Pelaksanaan
30
perlu dijelaskan hasil
perhitungan terhadap
6 materi muatan,
seperti, DDDTLH
f. Analisis Pasal 12,
(bagaimana hasil
Muatan KLHS 13
perhitungan supply
demand air dan lahan
masing-masing zona
(Permen 7/2009), ,
Resiko LH (banjir,
kekeringan, dll)
Jasa Ekosistem
(pengatur dan
penyedia pangan dan
air (angka kuantitatif),
perubahan iklim
(menjaga nilai IKTL
dalam IKLH),
Kehati (hilangnya
potensi hayati)
Efisiensi
pemanfaatan SDA
g. Rumusan
Pasal 15 Ada / tidak?
Alternatif
h.
Rekomendasi
Pasal 16 Ada / tidak?
Perbaikan
RTRW
7 Kesimpulan masing-
masing tahapan, dari
Bab IV. tahap Identifikasi PB
Kesimpulan dan sd Rekomendasi
Saran Perbaikan KRP
31
8 Daftar Pustaka Ada/tidak?
32
Tim Penyusun KRP
1 Pelaksana Pasal 23 dan Tim penyusun
KLHS
Kepala Daerah atau
Penandatangan Pokja KRP?
2
BA Intergrasi Tanggal? Cap
Basah?
IV Standar Kompetensi TA
1 Nama ada/tidak?
2 Asal institusi ada/tidak?
3 Ketrampilan ada/tidak?
4 Pengalaman ada/tidak?
33
CHEKLIST KELENGKAPAN ADMINISTRASI
KLHS ……………..
SK
1 Pokja KRP
2 Pokja KLHS
Penjaminan
3
Kualitas
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli (PNS/Non
PNS)
Hari/
No Tahapan Undangan Berita Acara Dokumentasi Notulensi Daftar Hadir Spanduk Keterangan
Tanggal
Tahap Persiapan
Identifikasi
1 pemangku
kepentingan
Pembentukan
2
Pokja
3 Penyusunan KAK
34
Hari/
No Tahapan Undangan Berita Acara Dokumentasi Notulensi Daftar Hadir Spanduk Keterangan
Tanggal
Tahap Proses
Identifikasi Isu
1 Pembangunan
Berkelanjutan
Penentuan Isu
Pembangunan
2
Berkelanjutan
Strategis
Penentuan Isu
Pembangunan
3
Berkelanjutan
Prioritas
Identifikasi materi
muatan KRP yang
4 berpengaruh
terhadap
Lingkungan
Analisis Pengaruh
materi muatan
5
KRP dan Isu PB
strategis
Analisis Materi
6
Muatan KLHS
Alternatif
7 Penyempurnaan
KRP
Rekomendasi
8
Perbaikan KRP
35
Pendokumentasian
dan Integrasi hasil
9
KLHS ke dokumen
KRP
Penjaminan
10
Kualitas
11 Validasi
36
LAMPIRAN III
KELENGKAPAN
ADMINISTRASI
37
1. Spanduk
Instansi
Logo Pemda
Tanggal/Bulan/Tahun
2. Dokumentasi
Spanduk dan
Peserta Rapat
harus terlihat
jelas
38
3. Daftar Hadir
Daftar Hadir :
Agenda :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Pokja KRP
Tenaga Ahli
Wakil Masyarakat
Tokoh Adat
39
4. Undangan
40
5. Berita Acara
41
6. SK Pokja KLHS
42