Anda di halaman 1dari 42

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

(KLHS)

Alur Penyusunan
1. Tahap Persiapan

Identifikasi
pembentukan penyusunan
Pemangku
Kelompok Kerja KAK
Kepentingan

kapasitas daya dukung dan daya tampung


2. Tahap Penyusunan Lingkungan Hidup untuk pembangunan;

perkiraan mengenai dampak dan risiko


Lingkungan Hidup

IDENTIFIKASI ISU
PEMBANGUNAN ISU PB ISU PB kinerja layanan atau jasa ekosistem
BERKELANJUTAN STRATEGIS PRIORITAS Rumusan
alternatif
RTRW,
RPJP/RPJMD, ANALISIS
RZWP3K, RDTR, PENGARUH
RIPPDA efisiensi pemanfaatan sumber daya alam

IDENTIFIKASI MATERI MUATAN K/R/P


KEBIAJAKAN, RENCANA YANG BERDAMPAK
DAN/ATAU PROGRAM LINGKUNGAN tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim
Rekomendasi
Perbaikan K/R/P
tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati.

Penjaminan
Kualitas

Integrasi hasil KLHS ke


VALIDASI Pendokumentasian dalam K/R/P

1
I. Pengertian KLHS

Kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan
partisipatif (melibatkan masyarakat dan pemangku kepentingan ) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana
dan/atau Program.

II. Dasar Hukum Penyusunan KLHS


1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Penyelenggaraan KLHS
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 69 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Tata cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2018 Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis Dalam Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

III. Kebutuhan data dalam penyusunan KLHS

Peta :

1. Peta Rupa Bumi Indonesia


2. Peta Topografi
3. Peta Kelerengan
4. Peta Sungai
5. Peta Mata Air
6. Peta Iklim
7. Peta Geologi
8. Peta PIPPIB (Gambut dan Hutan Primer)
9. Peta RTRW (eksisting dan rencana)
10. Peta RDTR
11. Peta Jasa Ekosistem
12. Peta Potensi Sumber Daya Air
13. Peta Sebaran Air Tanah dan Air permukaan;
14. Peta Rawan Bencana (banjir, longsor, gempa, tsunami, dll)
15. Data IKLH dan data IKPLHD minimal 3 tahun terakhir
16. Peta Kawasan Lindung, (sebaran mata air, sebaran sempadan sungai, danau, pesisir)
17. Peta lainnya yang mendukung

Data lainnya:

1. Sebaran Populasi
2. PDRB
3. Kemiskinan

2
IV. Tahapan Penyusunan KLHS
IV.I. Tahap Persiapan
a. Identifikasi pemangku kepentingan
Identifikasi pemangku kepentingan merupakan tahapan awal dalam penyusunan KLHS dan dilakukan oleh Penyusun
Kebijakan, Rencana dan/atau Program dengan cara memetakan pihak-pihak yang berkepentingan dan
berpengaruh terhadap Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang akan dirumuskan serta pihak-pihak yang
perduli terhadap lingkungan dan terhadap pembangunan berkelanjutan.

Keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan meliputi:


a. Pemberian pendapat, saran dan usul;
b. Pendampingan tenaga ahli;
c. Bantuan teknis;
d. Penyampaian informasi dan/atau pelaporan.

Masyarakat dan pemangku kepentingan meliputi:


a) Masyarakat dan pemangku kepentingan yang terkena dampak langsung dan tidak langsung dari Kebijakan,
Rencana dan/atau Program;
b) Masyarakat dan pemangku kepentingan yang memiliki informasi dan/atau keahlian yang relevan dengan
substansi Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.

Output yang dihasilkan: Matriks pemetaan pemangku kepentingan

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Matiks pemetaan pemangku kepentingan


2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapat)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

b. Pembentukan Pokja
Pembentukan Kelompok Kerja Penyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis dilakukan oleh penyusun Kebijakan,
Rencana dan/atau Program dengan kaidah-kaidah sebagai berikut:

3
Ketua Pokja
(Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi/Kabupaten/Kota)

Wakil Ketua Pokja


(Kepala Dinas Pada Penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program)

Sekretaris
(Kepala Bidang pada perangkat daerah penyusun Kebijakan, Rencana
dan/atau Program )

OPD Terkait

Tenaga Ahli

Kelompok kerja KLHS wajib memiliki paling sedikit 1 (satu) anggota yang memenuhi standar kompetensi
berupa ketepatan keahlian pada isu yang dikaji, dengan kriteria:
a) Latar belakang pendidikan dan/atau keahlian minimal S1 di bidang keilmuan terkait dengan KLHS dan/atau
pembangunan berkelanjutan;
b) Pengalaman di bidang pembuatan dan pelaksanaan KLHS.

Tugas Pokja:

a. Menyusun Kerangka Acuan Kerja;


b. Melaksanakan Konsultasi Publik;
c. Melaksanakan penyusunan KLHS beserta seluruh tahapannya;

Output yang dihasilkan: SK Pokja KLHS

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. SK Pokja KLHS yang ditandatangani Kepala Daerah


2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapat)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

c. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja


Kerangka Acuan Kerja disusun oleh Pokja Penyusun KLHS sebagai pedoman kerja dan dasar pengukuran kinerja
pokja.

KAK paling sedikit memuat tentang:


a. Latar belakang

4
b. Tujuan dan sasaran
c. Lingkup kegiatan
d. Hasil yang diharapkan
e. Tahapan penyusunan
f. Jadwal penyusunan dan validasi
g. Pembiayaan

Output yang dihasilkan: Kerangka Acuan Kerja

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Kerangka Acuan Kerja yang ditandatangani Ketua Pokja KLHS dan/atau Pejabat Pembuat Komitmen
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapat)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

IV.2. Tahap Proses

a. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Identifikasi dan perumusan isu pembangunan berkelanjutan yang meliputi aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
hidup dilakukan oleh pokja KLHS dengan menghimpun masukan dari masyarakat dan pemangku kepentingan melalui
Konsultasi Publik.

Hasil konsultasi publik dikelompokkan dengan memperhatikan:

Isu lintas
Isu lintas Isu lintas Isu lintas
pemangku
sektor wilayah waktu
kepentingan

Hasil pelingkupan wajib dilengkapi dengan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan dan berasal dari
sumber data yang jelas.

Output yang dihasilkan: Daftar panjang isu pembangunan berkelanjutan

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Matriks Daftar isu pembangunan Berkelanjutan (ekonimi, sosial dan lingkungan)


2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapat)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

5
b. Identifikasi Isu Pembangungan Berkelanjutan Strategis
Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan strategis dilakukan oleh Pokja KLHS melalui diskusi kelompok terfokus
(Focus Group Discussion) dengan melakukan uji silang terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan dengan 6 (enam)
kriteria sebagai berikut:
1. Karakteristik wilayah
Karakteristik wilayah antara lain kondisi kualitas lingkungan hidup, kondisi ekosistem dan tingkat pelayanannya,
kondisi sumberdaya alam, pola aktivitas sosial, ekonomi masyarakat dan kelembagaan pengelolaannya.
2. Tingkat pentingnya potensi dampak, yaitu:
a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak Kebijakan, Rencana, dan/atau Program.
b. Luas wilayah penyebaran dampak;
c. Intensitas dan lamanya dampak belangsung
d. Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak
e. Sifat kumulatif dampak
f. Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

3. Keterkaitan antar isu strategis Pembangunan Berkelanjutan


Keterkaitan yang dimaksud adalah hubungan sebab akibat, keterkaitan hirarkis maupun lingkup skala dan
wilayahnya.
4. Keterkaitan dengan materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program
5. Muatan Rencana Perlidungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
6. Hasil KLHS dari Kebijakan, Rencana, dan/atau Program pada hirarki diatasnya yang harus diacu, serupa dan
berada pada wilayah yang berdekatan, dan/atau memiliki keterkaitan dan/atau relevansi langsung.

Output yang dihasilkan: Daftar isu Pembangunan Strategis

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Matrik uji silang antara isu PB dengan kriteria pada Pasal 9 ayat (1) PP 46/2016.
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

c. Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan Prioritas

Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan prioritas dilakukan oleh Pokja KLHS melalui diskusi kelompok terfokus
(Focus Group Discussion) dengan melakukan uji silang terhadap Isu Pembangunan Berkelanjutan Strategis dengan
10 (sepuluh) kriteria sebagai berikut:

1. Kapasitas daya dukung daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;


2. Perkiraan dampak dan resiko lingkungan hidup;
3. Kinerja layanan atau jasa ekositem;
4. Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;

6
5. Status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
6. Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
7. Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
8. Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta terancamnya
keberlanjutan penghidupan masyarakat.
9. Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
10. Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat
dan masyarakat hukum adat.

Output yang dihasilkan: Daftar isu Pembangunan Prioritas (3-7 isu)

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Matriks uji silang antara isu PB strategis dengan kriteria pada PAsal 9 ayat (2) PP 46/2016
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

d. Identifikasi Materi Muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Pogram


Identifikasi terhadap materi muatan K,R,P dilakukan oleh Pokja KLHS dan Pokja Penyusun K,R,P melalui diskusi
kelompok terfokus (Focus Group Discussion) untuk mengidentifikasi dan menela’ah konsep rancangan Kebijakan,
Rencana dan/atau Program yang akan disusun atau menela’ah keseluruhan materi Kebijakan, Rencana
dan/atau Program berlaku yang akan dievaluasi meliputi pola ruang, struktur ruang dan kawasan strategis
kabupaten/indikasi program.

Identifikasi dilakukan dengan menguji silang K/R/P dengan 7 (tujuh) kriteria, yaitu:

1. Perubahan iklim
2. Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan
lahan;
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat;
7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Output yang dihasilkan: materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program yang berpotensi berpengaruh
terhadap kondisi lingkungan hidup.

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Matriks uji silang antara seluruh materi muatan KRP dengan kriteria pada Pasal 3 ayat (2) PP 46/2016.
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir

7
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)
e. Analisis Pengaruh

Analisis pengaruh dilakukan oleh pokja KLHS bersama tenaga ahli melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group
Discussion) untuk mengetahui materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau program yang berpengaruh terhadap
lingkungn hidup.

Analisis pengaruh dilakukan dengan uji silang terhadap isu PB prioritas (tahap 3) dengan materi muatan K,R,P yang
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan (tahap 4).

Output yang dihasilkan: Materi muatan pada KRP yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup.

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:


1. Matriks uji silang antara hasil pada Tahap 3 dengan hasil pada tahap 5;
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

Catatan : Untuk KLHS yang disusun secara paralel dengan Penyusunan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program maka
dilakukan analisis atau kajian terhadap materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program secara
berulang mengikuti tahapan perkembangan proses penyusunan materi muatan Kebijakan, Rencana,
dan/atau Program untuk mengoreksi informasi tentang pengaruhnya terhadap kondisi lingkungan hidup.

f. Analisis Materi Muatan KLHS


Analisis Materi Muatan KLHS dilakukan oleh Tim Pokja KLHS bersama tenaga ahli sesuai dengan keilmuan yang dimiliki
dan hasilnya dibahas dalam diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Analisis yang dilakukan harus
berdasarkan relevansi dan kedetailan informasi yang dibutuhkan dan memperhatikan peraturan perundang-undangan
serta kesepakatan antarahli. Selain itu analisis juga harus dilakukan secara kuantitatif.

Analisis materi muatan KLHS dilakukan terhadap materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program hasil analisis
pengaruh (Tahap 5) dengan 6 (enam) materi muatan KLHS, yaitu:

a. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup Untuk Pembangunan.
Kepentingan kajian ini terutama adalah untuk menentukan apakah intensitas pembangunan masih dapat
dikembangkan atau ditambahkan. Daya dukung lingkungan hidup yang diukur adalah populasi optimal yang
dapat didukung, tingkat kerentanan, kerawanan dan kerusakan terhadap lahan, air dan habitat spesies. Daya
tampung lingkungan hidup diukur salah satunya dengan indikator kemampuan media mempertahankan
fungsinya akibat masuknya beban pencemar.

Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain:


1) Overlay peta RTRW Kabupaten/Kota;
2) Trend sampah yang dihasilkan dengan kapasitas TPA;
3) Kebutuhan air bersih dengan trend populasi;
8
4) Kapasitas transportasi umum dengan populasi;
5) Kebutuhan lahan untuk struktur ruang dengan trend populasi;
6) Kebutuhan lahan untuk pola ruang dengan trend populasi;
b. Perkiraan Mengenai Dampak dan Resiko Lingkungan Hidup
Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh Kabijakan,
Rencana, dan/atau Program. Resiko lingkungan hidup adalah kemungkinan atau tingkat kejadian, bahaya
dan/atau konsekuensi yang ditimbulkan dan dapat menjadi ancaman terhadap ekosistem, kesehatan dan
keselamatan manusia.

Pendekatan yang dapat dilakukan antara lain:


1) Overlay peta rawan bencana;
2) Titik sesar dan potensi pergerakan tanah untuk mengetahui pengaruhnya pada pergerakan struktur tanah;
3) Karakteristik wilayah  daerah resapan air, muara sungai  untuk mengetahui potensi banjir yang
terjadi serta intrusi air laut;
4) Jumlah kendaraan dan ruas jalan  untuk mengetahui tingkat kemacetan secara eksisting dan potensi
yang dapat terjadi;
5) Jumlah kendaraan dan bahan bakar  untuk mengetahui tingkat polusi udara;
6) Trend populasi dengan trend ketersediaan air bersih  untuk mengetahui potensi kekeringan;

Catatan:

Analisis dampak dan resiko pada daerah yang memiliki potensi gempa bumi harus dipertimbangkan lebih dalam.

c. Kinerja layanan atau jasa ekosistem


Layanan ekosistem meliputi 4 (empat) fungsi layanan utama, yaitu:
1. Layanan/fungsi penyedia
2. Layanan/fungsi pengatur
3. Layanan/fungsi budaya
4. Layanan/fungsi pendukung kehidupan

Pendekatan yang dilakukan:

1) Overlay peta DDDT jasa pengatur air dan penyedia pangan.


2) Analisis trend populasi  untuk mengetahui tingkat penurunan kualitas dan kuantitas jasa ekositem
penyedia dan pengatur air dan pangan

d. Efisiensi pemanfaataan Sumber Daya Alam


Kajian ini mengukur tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat dijamin keberlanjutannya.
Dilakukan dengan cara:
a. Mengukur kesesuaian antar tingkat kebutuhan dan ketersediaannya;
b. Mengukur cadangan yang tersedia, tingkat pemanfaatan yang tidak menggerus cadangan serta perkiraan
proyeksi penyediaan untuk kebutuhan dimasa mendatang;
c. Mengukur manfaat sumber daya alam secara ekonomi.

Pendekatan yang dilakukan:


9
Overlay peta potensi sumber daya alam (tambang, pertanian/hutan atau perizinan)

e. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;


Analisis dilakukan dengan cara:
1) Mengkaji kerentanan dan resiko perubahan iklim
2) Menyusun pilihan adaptasi perubahan iklim
3) Menentukan prioritas pilihan adaptasi perubahan iklim

Pendekatan yang dilakukan:

1) Overlay peta penutupan lahan (terbuka dan bervegetasi), Peta Penundaan Izin Baru (hutan primer, gambut), Peta
SIDIK (Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan)
2) Upaya pendekatan pencapaian nilai IKTL pada IKLH sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

f. Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati.

Kajian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan mempertahankan keberadaan, keragaman dan keberlanjutan sumber
daya alam hayati.

Analisis dapat dilakukan dengan cara:

a. Analisis manfaat dan pengawetan spesies/jenis tumbuhan dan satwa yang meliputi:
1) Penetapan dan penggolongan yang dilindungi atau tidak dilindungi
2) Pengelolaan tumbuhan dan satwa serta habitatnya
3) Pemeliharaan dan pengembangbiakan
4) Pendayagunaan jenis atau bagian dari tumbuhan dan satwa liarnya
5) Tingkat keragaman hayati dan keseimbangannya.
b. Mengkaji ekosistem, meliputi:
1) Keberlanjutan sumber daya genetic
2) Keberlanjutan populasi jenis tumbuhan dan satwa
Output yang dihasilkan : 1. Matriks hasil analisis 6 materi muatan yang di proyeksikan selama
periode Kebijakan, Rencana dan/atau Programnya.
2. Overlay peta hasil analisis (minimal 6 peta yang menunjukkan lokasi dan
luasan potensi hasil kajian).

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:


1. Matriks hasil analisis 6 materi muatan
2. Peta
3. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
4. Daftar hadir
5. Notulensi
6. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
7. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas)

10
g. Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana dan/atau Program

Alternatif Penyempurnaan dilakukan oleh Pokja KLHS melalui Konsultasi Publik dengan melibatkan pemangku
kepentingan dan tenaga ahli berdasarkan hasil analisis materi muatan KLHS (Tahap 6).

Pemilihan alternatif perbaikan dapat dilakukan dengan metode SWOT, analisis manfaat resiko, analisis berhirarki, dan
analisis biaya-manfaat.

Alternatif berupa:
1. Perubahan tujuan dan target
2. Perubahan strategi pencapaian target
3. Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala dan lokasi yang lebih memenuhi pertimbangan pembangunan
berkelanjutan, antara lain:
a. Mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih aman dan terjamin keberlanjutan pembangunannya
b. Mengusulkan pengurangan luas wilayah Kebijakan, rencana dan/atau program.
4. Perubahan atau penyesuaian proses, metode dan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang lebih memenuhi pertimbangan pembangunan berkelanjutan, antara lain:
a. Menyesuaikan materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau program dengan mempertimbangkan target-
target dalam pengentasan kemiskinan atau untuk peningkatan pendapatan penduduk.
b. Peningkatan pendapatan rakyat melalui pengembangan ekonomi kreatif.
5. Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
6. Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan resiko lingkungan hidup

Output yang dihasilkan: pilihan alternatif perbaikan materi muatan Kebijakan, Rencana dan/atau programnya.

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:


1. Matriks alternatif perbaikan
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas).

h. Rekomendasi Perbaikan untuk pengambilan keputusan Kebijakan, Rencana, dan/atau program


Rekomendasi perbaikan dilakukan oleh pokja KLHS berdasarkan hasil perumusan alternatif dan merumuskan tindak
lanjut pendukung sebagai konsekwensi dilaksanakannya Kebijakan, Rencana dan/atau Program.
Output yang dihasilkan : 1. Rekomendasi modifikasi atau penghentian usaha dan/atau kegiatan yang
menyebabkan terlampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup.
2. Pernyataan kesepakatan perbaikan rumusan Kebijakan, perbaikan muatan
Rencana dan perbaikan materi Program

11
Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:
1. Matriks rekomendasi perbaikan K,R,P
2. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
3. Daftar hadir
4. Notulensi
5. Berita Acara yang ditandatangani oleh Pokja Penyusun KRP dan Pokja KLHS
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas).

i. Pendokumentasian dan Integrasi hasil KLHS ke dalam Proses Kebijakan, Rencana dan/atau Program
Integrasi hasil KLHS ke dalam Kebijakan, Rencana, dan/atau program dilakukan oleh Penyusun Kebijakan, Rencana
dan/atau Program bersama dengan Pokja KLHS melalui diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion).
Pada proses penyusunan RTRW, integrasi hasil KLHS dilakukan pada pola dan struktur ruang, sedangkan pada proses
penyusunan RPJMD/RPJP dilakukan pada tahap penentuan arah kebijakan dan strategi.

Pokja KLHS menuangkan seluruh tahapan pembuatan dan pelaksanaan KLHS termasuk penjaminan kualitas ke dalam
Dokumen KLHS dan akan menjadi informasi pendukung pada:
a. Sistem pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;
b. Sistem akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah Daerah.

Butir-butir substansi Kebijakan, Rencana dan/atau Program dapat berupa:


1. Penulisan kembali rekomendasi substansi teknis KLHS ke dalam materi Kebijakan, Rencana dan/atau Program;
2. Penulisan kembali rekomendasi KLHS yang bersifat pengaturan dalam materi Kebijakan, Rencana dan/atau
Program;
3. Melakukan intepretasi penulisan muatan teknis arahan KLHS ke dalam bahasa hukum yang sesuai Kebijakan,
Rencana dan/atau Program
4. Menuliskan muatan ketentuan baru dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang dianggap dapat menampung
rekomendasi KLHS.

Output yang dihasilkan: masukan butir-butir substansi Kebijakan, Rencana dan/atau Program

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. Berita acara integrasi hasil KLHS yang menyatakan bahwa proses integrasi telah dilaksanakan dan menyebutkan
nama dan jenis nya. BA wajib ditandatangani oleh pokja KRP dan Pokja KLHS mengetahui kepala daerah.
2. Matriks pokok-pokok integrasi
3. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
4. Daftar hadir
5. Notulensi
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas).

j. Penjaminan Kualitas

Penjaminan kualitas dilakukan oleh penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program melalui diskusi kelompok terfokus
(Focus Group Discussion).untuk memastikan bahwa proses penyusunan KLHS dilakukan secara akuntabel. Penjaminan

12
kualitas wajib mempertimbangkan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup atau Daya Dukung Daya
Tampung Lingkungan Hidup.

Output yang dihasilkan : 1. checklist penjaminan kualitas (Lampiran VIII Permen LHK Nomor:
69/2017) dan dijelaskan pada halaman berapa telah dituangkan masing-
masing point kriteria.
2. Rekomendasi alternatif perbaikan lainnya pada Kebijakan, Rencana
dan/atau Program jika pada saat penjaminan kualitas, rekomendasi
perbaikan KRP tidak mendapat persetujuan dari pokja KRP.

Kelengkapan Administrasi yang wajib ada:

1. checklist penjaminan kualitas


2. Berita acara Penjaminan kualitas ditandatangani oleh pokja KRP dan Pokja KLHS mengetahui kepala daerah.
3. Undangan (harus secara jelas menyebutkan agenda rapatnya)
4. Daftar hadir
5. Notulensi
6. Dokumentasi (spanduk dan peserta rapat harus terlihat jelas).

k. Validasi
Permohonan validasi KLHS dilakukan oleh penyusun Kebijakan, Rencana dan/atau Program setelah proses penjaminan
kualitas telah dilaksanakan.
Persyaratan Validasi:
1. Surat Permohonan oleh Kepala Daerah kepada Gubernur Cq. Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk KLHS Kebijakan,
Rencana dan/atau Program tingkat Kabupaten/Kota yang telah dilakukan penjaminan kualitas.
2. Rancangan Kebijakan, Rencana dan/atau Program sebelum integrasi hasil KLHS;
3. Rancangan Kebijakan, Rencana dan/atau Program setelah integrasi hasil KLHS;
4. Laporan KLHS termasuk bukti penjaminan kualitas;
5. Bukti pemenuhan standart kompetensi tenaga ahli
6. Ringkasan Eksekutif
Catatan : Laporan KLHS adalah Dokumen Pemerintah/Pemerintah Daerah sehingga tidak boleh ada
logo perusahaan konsultan dan pernyataan Laporan Pendahuluan/antara/akhir.

13
LAMPIRAN I
MATRIK

14
15
Tahap Persiapan

1. Matriks Pemetaan Pemangku Kepentingan

Posisi dan Peran Masyarakat/Lembaga/Instansi/ Pemangku Kepentingan Tingkat Kepentingan

Pembuat Keputusan a. Kepala Daerah Penting/Tidak Penting


dan/atau Penyusun b. Kepala SKPD
Kebijakan, Rencana
dan/atau program
Lembaga/instansi terkait a. Instansi yang membidangi lingkungan hidup Penting/Tidak Penting
b. Instansi yang membidangi kehutanan, pertanian, perikanan dan pertambangan,
Kebencanaan
c. SKPD terkait lainnya
Masyarakat yang memiliki a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya Penting/Tidak Penting
informasi dan/atau keahlian b. Asosiasi profesi
(perorangan/tokoh/kelomp c. Forum-forum pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup
ok) d. LSM
e. Perorangan/tokoh
f. Kelompok yang mempunyai data dan informasi berkaitan dengan SDA
g. Pemerhati lingkungan hidup
Masyarakat yang terkena a. Lembaga adat Penting/Tidak Penting
dampak b. Asosiasi pengusaha
c. Tokoh masyarakat
d. Organisasi masyarakat
e. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan, petani)

16
Tahap Proses
1. Matriks isu pembangunan Berkelanjutan
Daftar isu PB hasil Konsultasi Publik
Nomor Komponen Isu Pembangunan Berkelanjutan
1 Ekonomi 1.
2.
2 Sosial 1.
2.
3 Lingkungan 1.
2

Contoh Justifikasi Data terhadap daftar panjang isu PB


No Isu Data Justifikasi Data Kesimpulan Keterangan
Pembangunan
Berkelanjutan
Isu Lingkungan Ya Tidak
1 Degradasi SDA Tabel Indeks Ketersediaan Air Perkapita Berdasarkan Klasifikasi, bila indeks ketersediaan Air √ Hasil justifikasi
Air (Volume perkapita lebih besar dari 1.700m3/ kapita/tahun, data, Degradasi
air/neraca) maka wilayah dinyatakan dalam kondisi tidak SDA dapat menjadi
mengalami tekanan air. Adapun rentan indeks 500 - isu PB
1700 m3/kapita/tahun, daerah tersebut dinyatakan
mulai terjadi kelangkaan. Mengacu pada nilai indeks
kertersediaan Air di Bali Nusa Tenggara, dengan
indeks 3.795 maka dapat disimpulkan bahwa wilayah
Bali Nusra dalam kondisi tidak mengalami tekanan
air.

Catatan : Jika identifikasi isu pembangunan berkelanjutan tidak dilengkapi dengan data pendukung,
maka tidak dapat disimpulkan menjadi isu Pembangunan Berkelanjutan

17
2. Matriks isu pembangunan berkelanjutan strategis
Contoh:
No Isu PB Tela’ah Karakteristik wilayah Tingkat Keterkaitan Keterkaitan dengan Muatan Hasil KLHS dari Keterangan
Lokasi dan Jenis Bervegetasi/la Pentingnya antar isu materi muatan Rencana Kebijakan,
topografi pola han potensi strategis Kebijakan, Rencana, Perlindungan Rencana,
ruang terbuka/laut dampak pembanguna dan/atau Program dan dan/atau
n Pengelolaan Program pada
berkelanjuta Lingkungan hirarki
n Hidup diatasnya
(RPPLH)
1 2 3 4 5 7
Degradasi CAT (cekungan air Kawasan Bervegetasi Luas CAT Rencana Pengembangan Belum ada tidak ada 6 kriteria --> Masuk Isu
SDA Air tanah) P. Lombok :( Lindung Lombok 3490 Kawasan akan RPPLH PB Strategis
(Volume Mataram - Selong, dan km2, CAT P. berdampak daripada
air/neraca) Tanjung - Budidaya Sumbawa berkurangnya daerah
Sambelia); 5985 km2. resapan, serta
Cekungan Air bertambahnya polusi
Tanah P. Sumbawa limbah baik dari
: (Sumbawa, rumahtangga, kegiatan
Empang, Pekat, pertambangan ataupun
Sanggar-Kilo, industri. Sebagian besar
Dompu, Bima, pengembangan tambang
Tawali-Sape). dilakukan pada kawasan
Lokasi Kekeringan lindung/ hutan yang
di 9 Kabupaten di tentunya memberikan
NTB dampak terhadap
kelestarian kawasan
hutan tersebut.
Catatan : Pokja melakukan kesepakatan berapakah jumlah isu PB yang menjadi isu PB strategis
berdasarkan jumlah kriteria dampak yang dihasilkan berdasarkan penapisan.

18
3. Matriks isu pembangunan berkelanjutan prioritas

No Isu PB Strategis a b c d e f g h i j Keterangan


Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Jumlah Skor
(1-5) (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) (1-5) (1-5)

Keterangan :
a. Kapasitas daya dukung daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;
b. Perkiraan dampak dan resiko lingkungan hidup;
c. Kinerja layanan atau jasa ekositem;
d. Intensitas dan cakupan wilayah bencana alam;
e. Status mutu dan ketersediaan sumber daya alam;
f. Ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati;
g. Kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim;
h. Tingkat dan status jumlah penduduk miskin atau penghidupan sekelompok masyarakat serta terancamnya keberlanjutan penghidupan masyarakat.
i. Resiko terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat;
j. Ancaman terhadap perlindungan terhadap kawasan tertentu secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat dan masyarakat hukum adat.

Kriteria Skoring:
1 : sangat tidak Penting
2 : tidak penting
3 : Cukup Penting
4: Penting
5: sangat penting

Catatan : 1. Pokja KLHS menyepakati berapa jumlah score minimal yang akan menjadi isu PB Prioritas
2. Jumlah isu PB Prioritas 3 sampai 7

19
4. Matriks identifikasi materi muatan Kebijakan, Rencana dan/Atau Program

No Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP) a b c d e f g Keterangan


1 Pola Ruang
a. +/- +/- +/- +/- +/- +/- +/- Jumlah dampak negatif (-)
b.
2 Struktur Ruang

a.
b.
3 Kawasan Strategis Kabupaten/Kota
a.
b.

Keterangan:
1. Perubahan Iklim
2. Kerusakan, Kemerosotan, dan/atau Kepunahan biodiversity
3. Peningkatan intensitas & cakupan wilayah banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan SDA
5. Peningkatan alih fungsi Kawasan Hutan dan/atau lahan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat
7. Peningkatan resiko tehadap kesehatan dan keselamatan manusia

+ : Materi Muatan KRP berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko LH


- : Materi Muatan KRP tidak berpotensi menimbulkan dampak dan/atau resiko LH
? : Tidak ada ketegasan / kepastian keterkaitan
0 : Tidak ada kaitan/hubungan

Catatan : Pokja KLHS menyepakati berapa materi muatan dalam Kebijakan, Rencana dan/atau Program yang berdampak negaif yang
akan dikaji pengaruhnya terhadap isu pembangunan berkelanjutan

20
5. Matriks Analisis Pengaruh

No Kebijakan, Rencana dan/atau Program (hasil tahap 4) Isu PB Prioritas (Hasil tahap 3) Jumlah pengaruh negatif Keterangan
a b c d
Pola Ruang
a. +/- +/- +/- +/- Jumlah dampak negatif Dikaji/Tidak Dikaji
b.
Struktur Ruang
a.
b.
Kawasan Strategis Kabupaten
a.
b.

Keterangan:

21
6. Matriks Analisis Materi Muatan KLHS
No Materi muatan Analisis Kapasitas DDDTLH untuk Perkiraan mengenai Kinerja ayanan jasa Efisiensi Tingkat kerentanan Tingkat ketahanan
K,R,P berdampak Pembangunan dampak dan resiko ekosistem pemanfaatan dan kapasitas adaptasi dan [otensi
LH ( hasil tahap 5) lingkungan hidup sumber daya alam terhadap perubahan keanekaragaman
Air Pangan Air Pangan iklim hayati
Eksisting Analisis selama Eksisting Rencana Eksisting Rencana Eksisting Rencana Eksisting Rencana Eksisting Rencana
masa KRP
Pola Ruang
a.
b.
Struktur Ruang
a.
b.
Kawasan
Strategis
/Indikasi Program
c.
d.

7. Matriks Alternatif Perbaikan


No Materi Muatan KRP Analisa Manfaat Pilihan Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Uraian
dan Resiko Rencana dan/atau Program
1. Perubahan tujuan dan target a.
b.
2. Perubahan strategi pencapaian target a.
b.
3. Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala dan a.
lokasi yang lebih memenuhi pertimbangan
pembangunan berkelanjutan
b.

22
4. Perubahan atau penyesuaian proses, metode a.
dan adaptasi terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang lebih memenuhi
pertimbangan pembangunan berkelanjutan
b.
5. Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan a.
prioritas pelaksanaan;
b.
6. Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk a.
mempertahankan atau meningkatkan fungsi
ekositem;
b.
7. Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi a.
dampak dan resiko lingkungan hidup
b.

23
8. Matriks Rekomendasi Perbaikan

MATRIK REKOMENDASI PERBAIKAN KRP

REKOMENDASI

No Materi Muatan KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Informasi Jenis Usaha/Kegiatan yg


Materi Perbaikan KRP Sudah Melampaui DDL/DTL dan
Sudah Tidak Diperbolehkan Lagi
Diambil dari tabel sebelumnya dan Pada Bab VII Sub Bab Pekerjaan
dipilih yang disepakati oleh semua Umum Halaman …
pemangku kepentingan dengan
mempertimbangkan: rasional dari sisi
politis, anggaran, ekonomi, dan sosial
budaya

9. Matriks Penjaminan Kualitas


Matriks penjaminan kualitas harus sesuai pada Lampiran VIII Permen 69/2017 dan jelas menebutkan halaman berapa tertuang point2 penjaminan kualitasnya.

24
25
LAMPIRAN II
CHEKLIST

26
I. Tanda terima Dokumen
DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN PROVINSI NTB
Jl. Majapahit No. 54 Mataram
(0370) 633071 Fax. (0770) 633961

TANDA TERIMA
Nomor :

Hari/Tanggal :

Asal Surat/
No. Nomor Surat/ Tujuan Keterangan/ Lampiran TTD Penerima
Perihal

Draft KRP

Draft KLHS

Dokumen
Penjaminan
Kualitas
Ringkasan
Eksekutif
(rekomendasi
KLHS )
CV Tenaga
Ahli

Keterangan :

27
II. Cheklist Administrasi aftar Tela’ah Dokumen
Subjek yang
No Pasal Petunjuknya Temuannya Catatan
ditelaah
I Surat Permohonan Validasi

1 Nomor surat ada/tidak?


2 Tanggal surat ada/tidak?
3 Perihal surat ada/tidak?
Kepala Daerah atau
Yang
Ketua Pokja KRP?
menandatangani
4 Pasal 26) Cap basah?

II KLHS
Apakah ada Kop
1
Cover Konsultan?
Kata Pengantar ttd Kepala Daerah
atau Ketua Pokja
KRP? Cap basah,
tanggal?
Apakah Sudah
menggambarkan
proses
Daftar Isi
penyelenggaraan
KLHS sesuai PP
46/2016?
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran

2 Bab I
Pendahuluan
28
Latar Belakang a. Penjelasan
mengenai dasar
penyusunan KRP,
kenapa harus
disusun KRP,
dimana, luas berapa,
sinkronisasi dengan
KRP di atasnya
(RTRW), apakah ada
yang berubah?
Kenapa berubah?
Agar dijelaskan dasar
perubahan.
b. Apakah sering
terjadi kerusakan
lingkungan?
Pergeseran tanah?
Banjir? Longsor?
Kekeringan? Wabah
Penyakit? Polusi
Udara? Pencemaran
air, udara dan lahan?
Macet? Dan
kerusakan
lingkungan lainnya?
Apa kira-kira
solusinya? Apakah
bisa dengan KLHS?
c. Alasan kenapa
Pertanyaan solusi kerusakan
permasalahan lingkungan dengan
KRP KLHS?
d. Apa saja dasar
Tujuan KLHS
hukum KLHS? Apa
29
yang akan dikaji
dalam KLHS? Apa
tujuan KLHS?
e. Apa harapan
Sasaran dilakukannya KLHS?
f. Ruang lingkupnya
Ruang Lingkup bagaimana.

Bab III. Hasil


dan
Pembahasan
6
Ada Pokja, KAK dan
Hasil Identifikasi Para
1. Persiapan Pemangku
Kepentingan

2. Pelaksanaan

pasal 8 Ada / tidak?


a. Identif Isu
PB
b. Identi Isu pasal 9
Ada / tidak?
PB Strategis ayat 1
c. Identifikasi Pasal 9
Ada / tidak?
Isu PB Prioritas ayat 2
d. Identifikasi
materi muatan Pasal 3 Ada / tidak?
KRP ayat 2
e. Analisis
Ada / tidak?
Pengaruh Pasal 11

30
perlu dijelaskan hasil
perhitungan terhadap
6 materi muatan,
seperti, DDDTLH
f. Analisis Pasal 12,
(bagaimana hasil
Muatan KLHS 13
perhitungan supply
demand air dan lahan
masing-masing zona
(Permen 7/2009), ,
Resiko LH (banjir,
kekeringan, dll)
Jasa Ekosistem
(pengatur dan
penyedia pangan dan
air (angka kuantitatif),
perubahan iklim
(menjaga nilai IKTL
dalam IKLH),
Kehati (hilangnya
potensi hayati)
Efisiensi
pemanfaatan SDA
g. Rumusan
Pasal 15 Ada / tidak?
Alternatif
h.
Rekomendasi
Pasal 16 Ada / tidak?
Perbaikan
RTRW
7 Kesimpulan masing-
masing tahapan, dari
Bab IV. tahap Identifikasi PB
Kesimpulan dan sd Rekomendasi
Saran Perbaikan KRP
31
8 Daftar Pustaka Ada/tidak?

Apakah ada lampiran


9 Lampiran
proses KLHS
Apakah lampirannya
sudah berurutan?
Apakah lampirannya
sudah sinkron
dengan batang
tubuh?
Apakah ada lampiran
peta hasil analisis?
Apakah ada Berita
Acara dari proses?
III Penjaminan Kualitas
Pasal 19,
Lampiran
1 Pelaksana VIII Tim Penyusun KRP
Permen
69/2017
Kepala Daerah atau
Penandatangan
Pokja KRP?
2 Penjaminan
Tanggal? Cap
Kualitas
Basah?

IV integrasi hasil KLHS ke dalam KRP

32
Tim Penyusun KRP
1 Pelaksana Pasal 23 dan Tim penyusun
KLHS
Kepala Daerah atau
Penandatangan Pokja KRP?
2
BA Intergrasi Tanggal? Cap
Basah?
IV Standar Kompetensi TA
1 Nama ada/tidak?
2 Asal institusi ada/tidak?
3 Ketrampilan ada/tidak?
4 Pengalaman ada/tidak?

33
CHEKLIST KELENGKAPAN ADMINISTRASI

KLHS ……………..

No Tahapan Nomor Tanggal TTD Keterangan

SK

1 Pokja KRP

2 Pokja KLHS
Penjaminan
3
Kualitas
Tenaga Ahli
Tenaga Ahli (PNS/Non
PNS)
Hari/
No Tahapan Undangan Berita Acara Dokumentasi Notulensi Daftar Hadir Spanduk Keterangan
Tanggal
Tahap Persiapan

Identifikasi
1 pemangku
kepentingan

Pembentukan
2
Pokja

3 Penyusunan KAK

34
Hari/
No Tahapan Undangan Berita Acara Dokumentasi Notulensi Daftar Hadir Spanduk Keterangan
Tanggal
Tahap Proses
Identifikasi Isu
1 Pembangunan
Berkelanjutan
Penentuan Isu
Pembangunan
2
Berkelanjutan
Strategis
Penentuan Isu
Pembangunan
3
Berkelanjutan
Prioritas
Identifikasi materi
muatan KRP yang
4 berpengaruh
terhadap
Lingkungan
Analisis Pengaruh
materi muatan
5
KRP dan Isu PB
strategis

Analisis Materi
6
Muatan KLHS

Alternatif
7 Penyempurnaan
KRP

Rekomendasi
8
Perbaikan KRP

35
Pendokumentasian
dan Integrasi hasil
9
KLHS ke dokumen
KRP

Penjaminan
10
Kualitas

11 Validasi

Berdasarkan cheklist administrasi, KLHS dinyatakan layak untuk dilakukan VALIDASI


…………………………………………………………...
dinyatakanperlu perbaikan sebelum dilakukan
VALIDASI
Catatan

36
LAMPIRAN III

KELENGKAPAN
ADMINISTRASI

37
1. Spanduk
Instansi
Logo Pemda

Konsultasi Publik/Focus Group Discussion (FGD)

-------Tema/Tahapan (sesuai dengan agenda rapat pada undangan--------

Tanggal/Bulan/Tahun

Catatan: Tidak boleh da logo konsultan pada spanduk

2. Dokumentasi

Spanduk dan
Peserta Rapat
harus terlihat
jelas

38
3. Daftar Hadir

Daftar Hadir :
Agenda :
Hari/Tanggal :
Tempat :

No Nama Dinas/ Nomor TTD


Instansi Telp/Email
Pokja KLHS

Pokja KRP

Tenaga Ahli

Wakil Masyarakat

Tokoh Adat

39
4. Undangan

Catatan : Agenda rapat harus jelas pada masing-masing tahapan

40
5. Berita Acara

41
6. SK Pokja KLHS

42

Anda mungkin juga menyukai