Anda di halaman 1dari 25

DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KABUPATEN TANAH DATAR

PENYUSUNAN BUKU INFORMASI


KINERJA
PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP
DAERAH (IKPLHD) KABUPATEN TANAH
DATAR
TAHUN 2020 / NIRWASITA TANTRA 2021
Latar Belakang Penyusunan Dokumen IKPLHD
(1) Amanat UU 32/2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 62 Ayat (2),
Pemerintah baik nasional maupun provinsi atau kabupaten/kota wajib untuk menyebarluaskan
informasi lingkungan hidup kepada masyarakat.
(2) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengembangkan sistem informasi lingkungan hidup
untuk mendukung pelaksanaan dan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup
(3) Informasi tersebut harus dapat menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan
dampaknya maupun respon pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi masalah
lingkungan hidup.
(4) Mengkomunikasikan kinerja dalam pengelolaan lingkungan hidup dan meningkatkan kesadaran
dan pemahamam masyarakat terhadap lingkungan serta membantu pengambil keputusan untuk
mengambil langkah kebijakan yang diperlukan untuk meningkatakan kualitas lingkungan hidup.
(5) IKPLHD merupakan Landasan pengembangan program pembangunan berkelanjutan sehingga
diperlukan laporan yang menggambarkan kondisi lingkungan hidup, penyebab terjadinya
permasalahan lingkungan, isu lingkungan prioritas yang terjadi di kabupaten, dampak yang terjadi
serta respon pemerintah daerah dan masyarakat dalam menanggulangi permasalahan yang terjadi.

01
Maksud Penyusunan Dokumen IKPLHD
(1) Menyediakan data, informasi dan dokumentasi sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan
dengan memperhatikan aspek daya dukung serta daya tampung lingkungan hidup di Kabupaten
Tanah Datar.
(2) Sebagai sarana penyediaan data dan informasi kinerja pengelolaan lingkungan dan menjadi alat
yang berguna dalam menilai dan menentukan prioritas masalah dan menjadi refrensi pengambil
kebijakan untuk menetapkan perencanaan pembangunan yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan (sustainable development)

Sasaran Penyusunan Dokumen IKPLHD


(1) Menghimpun dan mengidentifikasi isu prioritas lingkungan hidup daerah dan analisis masing
- masing isu prioritas dengan metode Pressure, State dan Response.

Tim Penyusun IKPLHD


(1) Tim Penyusun IKPLHD Tahun 2018 dikukuhkan dengan Surat Keputusan (SK) Bupati Tanah
Datar…….. tanggal ……..2018 tentang Pembentukan Tim Penyusun Dokumen Informasi
Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2018

02
Landasan Hukum Penyusunan Dokumen IKPLHD
(1) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043);
(2) Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah tingkat II dalam
wilayah daerah-daerah tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
(3) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tetang penataan ruang (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 nomor 68, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
(4) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5059);
(5) Undang-undang 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068);
(6) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);
(7) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air;
(8) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Lingkungan Hidup dan
Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup; 03
Sistematika Penyusunan Dokumen IKPLHD
BAB 1. PENDAHULUAN
(1) Latarbelakang;
(2) Profil atau keadaan umum daerah termasuk kekhususan kondisi ekologisnya;
(3) Gambaran singkat proses penyusunan dan perumusan isu prioritas termasuk proses penyusunan
dokumen informasi kinerja pengelolaan lingkungan hidup daerah;
(4) Maksud dan tujuan;
(5) Ruang lingkup penulisan

BAB 2. ISU PRIORITAS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH


Paling banyak 5 (lima) dan paling sedikit 3 (tiga). Mengungkap keunikannya daerah. Kriteria yang
dapat dijadikan isu prioritas :
(1) Kerusakan sumber daya alam; kerusakan keanekaragaman hayati;
(2) Pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang terjadi berdampak signifikan;
(3) Mendapat perhatian publik yang luas dan perlu ditangani segera (urgen)

BAB 3. ANALISIS PRESSURE, STATE, DAN RESPONSE ISU LINGKUNGAN


HIDUP DAERAH
Memuat analisis Pressure, State, dan Response untuk masing-masing isu Lingkungan Hidup
Daerah, yang meliputi :
(1) Tataguna lahan dan laut;
(2) Kualitas air;
(3) Kualitas udara;
(4) Resiko Bencana;
(5) Perkotaan
Metode Analisis Penyusunan IKPLHD
(1) Driving Force (Faktor Pendorong) Faktor pendorong permasalahan lingkungan
(2) Pressure (Tekanan terhadap lingkungan) penyebab terjadinya kondisi lingkungan pada saat
laporan IKLHD ini disusun
(2) State (Kondisi lingkungan yang ada saat ini) untuk dapat melihat kondisi tersebut didukung
oleh ketersediaan data dan informasi
(3) Impact (Dampak) dampak yang terjadi akibat dari permasalah lingkungan
(4) Response (Upaya yang dilakukan dalam pemulihan kondisi lingkungan) tindakan yang diambil
dalam memperbaiki kondisi lingkungan yang terjadi saat ini baik di tingkat pemerintah dan
masyarakat secara luas.
(1) Tataguna lahan
● Wajib memasukan data rencana tata ruang dan pemanfaatan pada daerah yang berada di
wilayah pesisir dan laut.
● Data yang berkaitan dengan tataguna lahan berikut perubahannya
Misal, luas penggunaan lahan berdasarkan tata ruang wilayah, luas wilayah yang digunakan
untuk usaha pemanfaatan hutan, perkebunan, pertambangan, pariwisata, dan lain sebagainya.
● Data tidak hanya berbentuk angka (nominal), tetapi juga dengan prosentase
(misalnya luas hutan lindung = 20.000 ha atau x % dari luas wilayah administrasi daerah ybs).
● Lengkapi juga data yang berkaitan dengan perizinan penggunaan atau pemanfaatan lahan
sesuai dengan skala ekonominya (besar, menengah, dan kecil) termasuk status
perizinannya (nama lengkap pemegang izin, luasan dan lokasi perizinannya).
● Data berbentuk spasial (peta) wajib digunakan.
● Analisis pressure, state dan response wajib didukung dengan data berkala (time series).
● Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer.
Sebagai contoh state pengurangan atau penurunan hutan lindung, pressure-nya dijelaskan
dan didukung dengan data berkala (time series), demikian juga jelaskan response telah
dilakukan oleh daerah dengan didukung oleh data.

06
(2) Kualitas Air
● Data yang disajikan meliputi kualitas air sungai, air tanah, dan air laut (berada dalam
wilayah pesisir dan laut).
Contoh analisis
State air sungai tercemar industri tekstil, yang menjadi pressure adalah masih kurangnya ndustri
yang memiliki IPAL, response-nya mendorong penaatan industri agar membangun IPAL
melalui pengawasan dan penegakan hukum.
● Data yang menunjang analisis PSR
Data kualitas dan kuantitas air DAS, jumlah penduduk yang tergantung dengan DAS,
Jumlah industri dan non industri pencemar (sumber pencemar) serta instalasi pengelolaan
limbahnya, penggunaan air tanah, pipanisasi dan layanan air bersih, perizinan dan status
kawasan pemanfaatan air, transportasi laut dan sungai, limbah domestik, irigasi bahan
pencemar.
● Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer.

07
(3) Kualitas Udara
● Data yang dituangkan meliputi status mutu udara ambien, Indeks Standar Pencemaran
Udara(ISPU), kebakaran hutan dan lahan, ISPA, sumber pencemar (bergerak dan tidak
bergerak), konsumsi BBM, bahan pencemar.
Contoh analisis :
State kondisi udara ambien yang tercemar oleh logam berat,
Pressure adalah kondisi penggunaan BBM, kondisi kendaraan bermotor termasuk
penjualannya, kondisi jalan, dankondisi industri pencemar.
Response dalam bentuk upaya-upaya yang dilakukan olehpemerintah daerahuntuk mengatasi
persoalan tersebut, tentunya dituangkan dalam bentuk kebijakan dan program, berikut
dengan pelaksanaan dari peraturan dan program tersebut
● Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer.

08
(4) Resiko Bencana
● Bencana yang dimaksudkan bisa berupa informasi rawanbencana atau kekhususan SDA
yang berpotensi menimbulkan bencana alam(seperti gempa tektonik, gempa vulkanik,
gempa runtuhan, banjir, longsor), bencana non alam (seperti gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit), dan bencana sosial(seperti konflik sosial).
Info tekananberupa persoalan yang memicu terjadi state bencana,misalnya Pressure
perubahan penggunaan lahan (land use), penyempitan badan sungai, kondisi drainase dll.
Data yang dituangkan dalamresponse adalah peraturan dan program berikut dengan
pelaksanaan dari peraturan dan program tersebut.
● Informasi peta rawan lingkungan mutlak diperlukan untuk anlisis pada sub bab ini.
● Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, dan primer.

09
(5) Perkotaan
● Kemunduran lingkungan perkotaan dapat dilihat dari aspek fisik (pencemaran air, udara,
kerusakan lahan, dan timbulan sampah) dan aspek sosial ekonomi (dampak dari manusia
yang membuat kehidupan kurang nyaman).
Contoh analisis :
Salah satu permasalahan perkotaan adalah state persampahan, yang meliputi sampah
domestic (sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga), dan sampah spesifik.
● Data yang dituangkan dalam pressure adalah penyebab terjadinya persoalan sampah,bisa
berupa sumber sampah, produksi sampah,.
● Response adalah upaya yang dilakukan dari mulai pengurangan dan penanganan sampah,
pengangkutan sampah, pengolahan sampah, dan sarana prasarana pengelolaan sampah, serta
data berbentuk peraturan atau program daerah.
● Kriteria data jelas, relevan, mutakhir, danprimer

10
Sistematika Penyusunan Dokumen
IKPLHD…….
BAB 4. INOVASI DAERAH DALAM PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
Memuat inisiatif-inisiatif yg dilakukan oleh kepala daerah dlm upaya meningkatkan kualitas
lingkungan hidup. Inisiatif meliputi kegiatan atau program yg terkait dengan isu-isu perubahan iklim,
perbaikan kualitas lingkungan, perbaikan kualitas sumber daya alam, dan perbaikan tata kelola
lingkungan.

BAB 5.
PENUTUP
Memuat intisari (simpulan) dari Bab II s/d Bab IV, dan rencana tindak lanjutnya termasuk
yg
berimplikasi kpd kebijakan kepala daerah.

DAFTAR
PUSTAKA
Pustaka yang diacu harus memenuhi kriteria relevan,mutakhir, dan
primer.

LAMPIR
AN
Berupa lampiran-lampiran yg relevan dg penulisan dokumen informasi kinerja pengelolaan
Dokumen IKPLHD
Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah terdiri atas 2 (dua) buku:

BUKU-I BUKU-II
(1) Buku yg menyajikan Ringkasan (1) Buku yg berisikan laporan
utama
Eksekutif dari Informasi Kinerja informasi kinerja pengelolaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup lingkungan hidup daerah.
Daerah. (2) Laporan utama ini disajikan dg
(2) Ringkasan Eksekutif maksimal melakukan hubungan kausalitas
terdiri atas 15 halaman antara unsur-unsur penyebab
terjadinya persoalan lingkungan
hidup, status, dan upaya untuk
memperbaiki kualitas lingkungan
(Pressure State and Response
Analysis).

12
GAMBARAN UMUM
Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu kabupaten/kota di Provinsi Bali, secara geografis terletak
diantara 08o-14’ 30” - 08o 30’ 07” LS dan 114o 54’52” – 115o 12’ 57” BT. Batas-batas wilayah Kabupaten
Tanah Datar yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Badung, sebelah selatan Samudera Hindia dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten
Tanah Datar dan Buleleng.
. • Kabupaten Tanah Datar terletak pada
ketinggian 0 – 2.276 m di atas permukaan
laut (dpl), dimana lahan tertinggi berada
di puncak Gunung Batukaru
• Topografi wilayah Kabupaten Tanah
Datar :
- Bagian selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia
- Bagian tengah bergelombang
- Bagian utara merupakan daerah
perbukitan dan pegunungan dimana
terdapat beberapa gunung yaitu Gn.
Batukaru (2.276 m), Gn. Sangiyang
(2.097 m), Gn. Pohen (2.055 m) dan
Gn. Adeng (1.811 m)

113123

13
01. Kawasan Hutan Lindung
Luas kawasan hutan di Kabupaten Tanah Datar adalah 9.969,15 ha atau 7,63% dari luas kawasan hutan
di Bali yaitu 130.686,01 ha. Hutan lindung merupakan jenis hutan terluas yaitu mencapai 8.668,24 ha
(85,95% dari luas hutan) Sebaran hutan lindung adalah sebagai berikut :
1. Hutan Lindung Gunung Batukau (RTK 4) berada di Kecamatan Selemadeg, Penebel, Baturiti dan
Pupuan dengan luas 6.808,23 ha dari luas totalnya 11.899,32 ha.
2. Hutan Lindung Yeh Ayah (RTK 11), seluruhnya berada di Kabupaten Tanah Datar yaitu di Kecamatan
Penebel dengan luas 575,73 ha.
3. Hutan Lindung Yeh Leh (RTK 12) berada di Kecamatan Selemadeg Barat dan Pupuan dengan luas
1.284,28 ha dari luas totalnya 4.195,30 ha.
Luas Kawasan Hutan menurut Fungsi di Kabupaten Tanah Datar
14
Fungsi Hutan (ha)
No Kawasan Hutan RTK Hutan Cagar Jumlah
TWA
Lindung Alam
542,5 8.299,9
1 Gn. Batukau 4 6.808,23 949,20
1 4
2 Yeh Ayah 11 575,73 0 0 575,73
1.284,2
3 Yeh Leh 12 1.284,28 0 0
8
542,5 10.159,
  Jumlah   8.668,24 949,20
1 95

14
Luas Hutan Berdasarkan Fungsinya menurut Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar 14

Fungsi Hutan (ha)


No Kecamatan Jumlah
Hutan Lindung Cagar Alam TWA

1 Selemadeg 632,00 0 0 632,00


2 Kerambitan 0 0 0 0
3 Tanah Datar 0 0 0 0
4 Kediri 0 0 0 0
5 Marga 0 0 0 0
6 Baturiti 1.157,49 758,4 542,51 2.458,4
7 Penebel 3.124,32 0 0 3.124,32
8 Pupuan 2.526,40 0 0 2.526,40
9 Selemadeg Barat 1228,03 0 0 1.228,03
10 Selemadeg Timur 0 0 0 0

  Jumlah 8.668,24 758,4 542,51 9.969,15

15
02. Sungai Di wilayah Kabupaten Tanah Datar mengalir
beberapa sungai yang memiliki aliran sepanjang
tahun. Beberapa sungai tersebut memiliki daerah
pengaliran sungai yang cukup luas dan membentuk
suatu daerah aliran sungai (DAS), yaitu:
1. Daerah aliran sungai Tukad Yeh Empas
luasnya 100,82 km2. Daerah aliran sungai
ini sepenuhnya berada di Kabupaten Tanah
Datar dan bermuara di perbatasan Desa
Sudimara dan Pangkung Tibah. Sungai
utama di DAS ini yaitu Tukad Yeh Empas.
2. Daerah Aliran Tukad Yeh Ho luasnya
135,76 km2. Sungai utama DAS ini yaitu
Tukad Yeh Ho dengan panjang 35,5 km.
Semua daerah aliran sungai ini terletak di
Kabupaten Tanah Datar. Muara sungai ini
berada di perbatasan Kecamatan
Selemadeg Timur dan Kerambitan.
3. Daerah aliran sungai Tukad Balian luasnya
152,9 km2. Sungai utama DAS ini yaitu
Tukad Balian dengan panjang 25,5 km.
Semua daerah aliran sungai terletak di
Kabupaten Tanah Datar. Muara sungai ini
berada di Suraberata, Desa Lalang
Linggah, Kecamatan Selemadeg Barat.
16
03. Danau dan Waduk
Salah satu danau dari empat danau di Bali terdapat di Kabupaten Tanah Datar yaitu Danau Beratan. Danau
Beratan berada di daerah hulu Kabupaten Tanah Datar yaitu di Kecamatan Batutiti pada ketinggian sekitar
1000 m dpl. Karakteristik Danau Beratan sebagai berikut (JICA, DPU & Dinas PU Provinsi Bali, 2006):
Luas daerah tangkapan (catchment area) : 1.340 Ha
Luas permukaan (surface area) : 438 Ha
Kedalaman rata-rata : 12,8 m
Panjang : 2,0 km
Lebar : 2,0 km
Volume air : 49,22 juta m3
Infiltrasi : 0,8 m3/detik

Kabupaten Tanah Datar memiliki sebuah waduk yaitu Waduk Telaga Tunjung terletak di Desa Timpag
Kecamatan Kerambitan, merupakan pembendungan pada campuhan Tukad Yeh Ho, Tukad Yeh Mawa dan
Tukad Pesagi. Karakteristik Waduk Telaga Tunjung sebagai berikut (Dinas PU Provinsi Bali, 2010):
Luas daerah tangkapan : 950 Ha
Luas permukaan : 17 ha
Kedalaman : 33 m5
Volume air : 1,26 juta m3
16

17
04. Mata Air
Berdasarkan laporan JICA (2006) dalam
Bappeda Provinsi Bali (2009), di
Kabupaten Tanah Datar terdapat 177 buah
mata air dari 1.273 mata air di Bali.
Potensi debit mata air di Kabupaten Tanah
Datar sebesar 4.148,6 liter/detik atau 130,8
juta liter/tahun. Potensi mata air yang telah
dimanfaatkan sebanyak 1.862,0 liter/detik
atau 58,7 juta liter/tahun (44,88%),
digunakan untuk irigasi sebanyak 832,5
liter/detik, PDAM 1002,0 liter/detik, dan
lainnya 7,5 liter/detik. 17

18
05. Kawasan Lindung Geologi
(1) Kawasan cagar alam geologi terdiri atas : a. kawasan yang mempunyai keunikan bentang
alam berupa kaldera seperti Kaldera Gunung Agung; b. kawasan keunikan proses geologi
yaitu terdapat pada Kaldera Gunung Agung seperti adanya gas solfatara atau gas beracun
lainnya.
(2) Kawasan rawan bencana alam geologi terdiri atas :a. kawasan rawan letusan gunung berapi
terdapat di kawasan gunung berapi Gunung Agung beserta alur-alur sungai yang berpotensi
menjadi aliran lahar; b. kawasan rawan gempa bumi terdapat di kawasan sekitar pusat-pusat
sumber gempa bumi merusak yang berada pada perairan di sebelah timur Pulau Bali; c. kawasan
rawan gerakan tanah terdapat kawasan perbukitan terjal di Kabupaten Karangasem; d. kawasan
yang terletak di zona patahan aktif tersebar di sebelah utara Kawasan Ababi; e. kawasan rawan
tsunami terdapat di kawasan pantai yang berada pada zona kerawanan tinggi dengan daerah
topografi yang landai dengan ketinggian < 10 meter diatas muka laut di sepanjang wilayah
pantai kabupaten dengan luas kurang lebih 46.404 Ha; f. kawasan rawan abrasi pantai terdapat di
Pantai Labuhan Amuk, Pantai Sengkidu, Pantai Candidasa, Pantai Ujung, Pantai Yeh Kali,
Pantai Bunutan, Pantai Jemeluk, Pantai Tulamben, Pantai Kubu dan Pantai Baturinggit; g.
kawasan rawan bahaya gas beracun terdapat di sekitar Gunung Agung; dan h. kawasan rawan
rawan intrusi air laut terdapat di kawasan Candidasa dan Tulamben.
(3) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah terdiri atas : a. kawasan imbuhan air
tanah; dan b. sempadan mata air. (4) Sebaran kawasan imbuhan air penyebarannya di Gunung
Agung dan Gunung Seraya. (5) Sebaran sempadan mata air terletak di seluruh lokasi mata air.

19
Kawasan Strategis Kabupaten
Kawasan strategis dari sudut kepentingan lingkungan hidup:
(1) Kawasan seluruh kawasan hutan lindung, gunung dan perbukitan di wilayah Provinsi Bali
khususnya di wilayah Kabupaten Karangasem yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup;
(2) Kawasan seluruh kawasan pesisir pantai di Provinsi Bali khususnya di wilayah Kabupaten
Karangasem yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup;
(3) Kawasan daerah aliran sungai potensial lintas kabupaten/kota khususnya di wilayah Kabupaten
Karangasem yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup;
(4) Kawasan potensi cekungan air bawah tanah lintas kabupaten/kota khususnya di wilayah
Kabupaten Karangasem berdasarkan hidrogeologi/jenis batuan mencakup: Cekungan
Amlapura yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
lingkungan hidup;
(5) Kawasan rawan bencana gunung berapi Gunung Agung yang merupakan kawasan strategis dari
sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan
(6) Kawasan seluruh perbatasan antara kabupaten/kota khususnya di wilayah Kabupaten
Karangasem yang merupakan kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya
dukung lingkungan hidup

20
Penetapan Kawasan Strategis
KS.
BAN Kepentingan Sosial-Budaya
SIBETAN
(1) Kawasan Suci Besakih
DESA TRADISIONAL (2) Desa-desa tradisional: Desa
BESAKI Bugbug, Desa Tenganan dan Desa
H
Budakeling.

Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi


(1) Kawasan Perkotaan Amlapura
(2) Ibukota Kecamatan
(3) Kawasan Pariwisata Candidasa,
Ujung dan Tulamben
(4) Kawasan Sidemen
(5) Kawasan Telaga Waja
(6) Kawasan Putung
(7) Kawasan Ban
(8) Kawasan Agropolitan Sibetan
Kepentingan Daya Dukung
Lingkungan
Hidup
(1) Kawasan Gunung Agung

21
Isu Strategis Kabupaten (Rapat IKPLHD 12 Nov 2018)
(1) Menurunnya Kualitas Air Sungai
(2) Permasalahanan Sampah dan Limbah
(3) Permasalahan Udara dan Kebisingan

Apakah isu ini akan diangkat kembali pada IKPLHD 2018 tentunya perlu disampaikan alasan
yang kuat serta sejauh mana isu tersebut telah diatasi

Inovasi Daerah dalam Pengelolaan Lingkungan


a. Inovasi merupakan inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh kepala daerah dalam upaya
meningkatkan kualitas lingkungan hidup. Inisiatif yang dilakukan dalam bentuk peningkatan
kapasitas lembaga daerah (seperti melalui APBD, peningkatan kapasitas personil, pengembangan
jejaring kerja, peningkatan transparansi dan akuntabilitas kepada publik).
b. Inisiatif yang dikembangkan oleh masyarakat harus dituangkan juga yang berkaitan
dengan pengelolaan lingkungan yang ada di wilayah Kabupaten Tanah Datar.

22
Kebutuhan Data
(1) Terdapat 53 (lima puluh tiga) tabel data yang wajib dipenuhi dalam penyusunan IKPLHD.
(2) Data dimaksud berada di OPD teknis terkait
(3) Periode data dari Januari 2018 sampai dengan Desember 2018
(4) Data wajib disampaikan kepada DLH
22

23
Matur Suksma

25

Anda mungkin juga menyukai