Anda di halaman 1dari 81

KP II

ANALISIS PENGARUH KRP, RUMUSAN


ALTERNATIF, REKOMENDASI DAN
INTEGRASI KLHS KEDALAM RDTR
KECAMATAN GLADAGSARI

1
TAHAPAN PENYUSUNAN KLHS RDTR GLADAGSARI
Tahap Pengkajian Pembangunan Berkelanjutan Tahap Integrasi, Pendokumentasian dan Validasi

1 PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN KLHS 5


PENGINTEGRASIAN KLHS
KEDALAM RDTR
TAHAP PENGKAJIAN PENGARUH KEBIJAKAN, RENCANA,
2 DAN/ATAU PROGRAM TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
Konsultasi Publik
Konsultasi
II
Identifikasi dan perumusan isu Pembangunan
Berkelanjutan Publik I

Identifikasi materi muatan Kebijakan, Rencana, dan/atau PENJAMINAN KUALITAS,


Program yang berpotensi menimbulkan pengaruh terhadap FGD I PEDOKUMENTASIAN, DAN
kondisi Lingkungan Hidup VALIDASI KAJIAN
LINGKUNGAN HIDUP
STRATEGIS
Menganalisis pengaruh hasil identifikasi dan perumusan

PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN,


3 RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM
6

PENYUSUNAN REKOMENDASI PERBAIKAN UNTUK • Pra Validasi


4 PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEBIJAKAN, RENCANA, • Validasi
DAN/ATAU PROGRAM YANG MENGINTEGRASIKAN PRINSIP
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN 2
SISTEMATIKA PAPARAN
1. PENDAHULUAN
2. IDENTIFIKASI ISU DAN PERUMUSAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (PB)
 Identifikasi Dan Perumusan Isu PB Paling Strategis
 Identifikasi Dan Perumusan Isu PB Prioritas
3. IDENTIFIKASI MUATAN RDTR YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN PENGARUH TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
 Penapisan KRP terhadap kriteria dampak/ resiko LH (Pasal 15 UU 32/2009 atau Pasal 3 ayat 2 (a) PP No.
46/2016)
 Penapisan KRP dengan Isu PB Prioritas
4. ANALISIS PENGARUH KRP YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN PENGARUH TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP
5. RUMUSAN ALTERNATIF DAN REKOMENDASI
6. RANCANGAN INTEGRASI KLHS KEDALAM RDTR

Output Kegiatan

BERITA ACARA RUMUSAN ALTERNATIF, REKOMENDASI DAN INTEGRASI KLHS


KEDALAM RDTR KECAMATAN GLADAGSARI 3
1. PENDAHULUAN

4
APA ITU KLHS & RDTR....?
Pasal 1 UU No KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS, yang selanjutnya disingkat KLHS,
32/2009  UU adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif
11/2020 tentang untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah
Cipta Kerja)
menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan/atau Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP).

Permen ATR Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah
No.11/2021 rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota
yang dilengkapi dengan peraturan zonasi kabupaten/kota.  dasar
dalam penerbitan perizinan pemanfaatan ruang.

5
FUNGSI DOKUMEN KLHS RDTR
HASIL KLHS SEBAGAI DOKUMEN PENDAMPING
DOKUMEN RDTR (PROSES PERSETUJUAN
SUBSTANSI) UNTUK MEMASTIKAN BAHWA
RENCANA DETAIL TATA RUANG PRINSIP-PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
(RDTR) TELAH MENJADI DASAR DAN TERINTEGRASI DALAM
RDTR

DOKUMEN KLHS
MENGHASILKAN
1. Terumuskannya Pengkajian Pengaruh KRP
2. Terumuskannya Mitigasi/Adaptasi Dan/Atau
KEBIJAKAN RENCANA PROGRAM Alternatif Penyempurnaan KRP
3. Terumuskannya Rekomendasi Perbaikan
KRP
KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM
KEMUDIAN DIKAJI MELALUI KEGIATAN KLHS

PENYUSUNAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP


STRATEGIS (KLHS)

6
Rumusan isu PB, strategis
dan prioritas hasil KP 1
menjadi masukan dalam
proses pengolahan data
dan analisis RDTR

Identifikasi KRP yang


menimbulkan pengaruh
terhadap lingkungan hidup

7
Ilustrasi Integrasi KLHS dalam Penyusunan RDTR

Integrasi KLHS ke dalam RDTR

8
2. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN ISU
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

9
RINGKASAN PROSES IDENTIFIKASI ISU PB PALING STRATEGIS - PRIORITAS

Daftar Panjang Isu PB Pengelompokan dan Pemusatan Isu PB Penentuan Isu Pembangunan Prioritas
A. Isu Lingkungan (Pasal 9 Ayat 1) PP No 46 Tahun 2016)
82 isu panjang yang
dikelompokkan menjadi 1) Permasalahan Ketahanan pangan 1. Pencemaran limbah (ternak, industri dan
17 isu domestik)
2) Alih fungsi lahan
2. Penurunan debit air
3) Keanekaragaman hayati 3. Permasalahan Persampahan
4) Konservasi lahan 4. Alih fungsi lahan
5) Pencemaran udara 5. Kawasan Rawan bencana
6) Permasalahan pemenuhan kebutuhan air 6. Konservasi lahan
7. Permasalahan pemenuhan kebutuhan air
7) Pencemaran limbah (ternak, industri dan
8. Permasalahan Ketahanan pangan
domestik)
9. Permasalahan Perumahan
8) Penurunan debit air 10.Pertambangan
9) Permasalahan Persampahan 11.Keanekaragaman hayati
10) Kawasan Rawan bencana
11) Pertambangan (11 Isu Pembangunan Berkelanjutan
Prioritas)
B. Isu Sosial Budaya
1) Degradasi Tradisi dan budaya lokal
2) Kesehatan
C. Isu Ekonomi
1) Kemiskinan
2) Pariwisata
3) Permasalahan Perumahan
4) Transportasi
( 17 Isu Pembangunan Berkelanjutan)
10
3. IDENTIFIKASI MUATAN RDTR YANG BERPOTENSI
MENIMBULKAN PENGARUH TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP

11
KRP RDTR YANG BERPENGARUH TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP

KRP yang diindikasikan memiliki dampak negatif terhadap kondisi lingkungan hidup dilihat dari perkiraan
dampaknya (Pasal 15 UU No 32/2009 atau Pasal 3 ayat 2 (a) PP No 46/2016) dan isu PB Prioritas sejumlah 5
KRP sebagai berikut.

Rencana Struktur Ruang


1. Rencana Jaringan Transportasi:
a. Pembangunan Jalan Lokal Sekunder
b. Rencana Pola Ruang
1. Zona Perumahan
Pembangunan Sarana dan prasarana Pendukung (PSU) Perumahan
2. Zona Perdagangan dan Jasa
Peningkatan sarana prasarana penunjangan kegiatan perdagangan dan jasa
3. Zona Perkantoran:
a. Pembangunan Kantor Kecamatan Baru
b. Pembangunan Kantor Desa
4. Zona Kawasan Peruntukan Industri
Penataan bangunan dan lingkungan zona peruntukan industri

12
KRP RENCANA JARINGAN TRANSPORTASI

KRP : Rencana Jaringan


Transportasi:
a. Pembangunan Jalan Lokal
Sekunder

13
KRP ZONA PERUMAHAN

KRP : Zona Perumahan


Pembangunan Sarana dan
prasarana Pendukung (PSU)
Perumahan

14
KRP ZONA PERDAGANGAN DAN JASA

KRP : Zona Perdagangan


dan Jasa
Peningkatan sarana prasarana
penunjangan kegiatan
perdagangan dan jasa

15
KRP ZONA PERKANTORAN

KRP : Zona Perkantoran:


a. Pembangunan Kantor
Kecamatan Baru di Desa
Gladagsari
b. Pembangunan Kantor
Desa Ngagrong

Ngagrong

16
KRP ZONA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI

KRP : Zona Kawasan


Peruntukan Industri
Penataan bangunan dan
lingkungan zona peruntukan
industri

17
4. ANALISIS PENGARUH KRP YANG BERPOTENSI
MENIMBULKAN PENGARUH TERHADAP KONDISI
LINGKUNGAN HIDUP

18
ANALISIS 6 (ENAM) MUATAN KLHS DAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN
KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM (KRP)
ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN, RENCANA,
DAN/ATAU PROGRAM (KRP)
• Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, Dan/Atau
Program (KRP)) bagian dari upaya mitigasi terhadap permasalahan
atau kendala yang dihasilkan dari analisis dampak KRP terhadap
ANALISIS 6 (ENAM) MUATAN KLHS kondisi lingkungan hidup
a. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung • Muatan substansi alternatif penyempurnaan KRP berupa:
Lingkungan Hidup untuk Pembangunan; a) Perubahan tujuan atau target;
b. Perkiraan Mengenai Dampak dan Risiko b) Perubahan strategi pencapaian target;
Lingkungan Hidup; c) Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi yang
c. Kinerja Layanan atau jasa lingkungan; lebih memenuhi pertimbangan pembangunan berkelanjutan;
d. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam; d) Perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi
e. Tingkat Kerentanan dan Kapasitas Adaptasi terhadap perkembangan ilmu
Terhadap Perubahan Iklim; e) Pengetahuan dan teknologi yang lebih memenuhi
f. Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
Hayati. f) Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas
pelaksanaan;
g) Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk
mempertahankan atau meningkatkan fungsi ekosistem; dan/atau
h) Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak
dan risiko Lingkungan Hidup.

19
1. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan

1. Acuan : Permen LH No. 17/2009 tentang


Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan
Hidup Dalam Penataan Ruang Wilayah

a. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan


ruang.
 Peta kelas kemampuan lahan
 Peta subkelas kemampuan lahan
 Peta kemampuan lahan dalam tingkat unit
pengelola
 Peta evaluasi kesesuaian lahan
b. Perbandingan antara ketersediaan dan
kebutuhan lahan.
c. Perbandingan antara ketersediaan dan
kebutuhan air.

Peta Kemampuan Lahan terhadap Jaringan Transportasi

20
1. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan #2

Peta Kemampuan Lahan terhadap Zona Perumahan Peta Kemampuan Lahan terhadap Zona Perkantoran

21

Peta Kemampuan Lahan terhadap Zona Perdagangan dan Jasa Peta Kemampuan Lahan terhadap Zona Kawasan Peruntukan Industri
1. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan #3
Tabel Analisis DDDTLH terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Kebijakan Rencana
No dan/atau Program Keterkaitan Isu PB Prioritas D3TLH
(KRP) Prioritas
1 Rencana Jaringan - Penurunan debit air - Daya dukung lingkungan hidup:
Transportasi - Alih fungsi lahan o Rencana penataan zona transportasi yang melalui dominasi kemampuan lahan pada kelas
- Pembangunan Jalan - Permasalahan Persampahan kemampuan lahan IV 0,56 Ha atau 90%), mempunyai karakteristik penggunaan sebagai
Lokal Sekunder kegiatan pertanian dan non-pertanian.
o Adanya KRP berpengaruh terhadap alih fungsi lahan yang berdampak pada berkurangnya
daya dukung ketersediaan air.
- Daya tampung lingkungan hidup:
o Berpengaruh terhadap penurunan nilai indeks kualitas udara
o Berpengaruh terhadap penurunan kualitas air terutama parameter TSS karena disebabkan
alih fungsi lahan dan erosi
2 Zona Perumahan: - Pencemaran limbah (ternak, industri dan domestik) - Daya dukung lingkungan hidup:
- Pembangunan - Penurunan debit air o Berada pada dominasi kemampuan lahan kelas V sebesar 516,08 Ha atau 38%, dengan
Sarana dan - Alih fungsi lahan karakteristik kegiatan pertanian dan non-pertanian.
prasarana - Kawasan Rawan bencana o Adanya KRP berpengaruh terhadap alih fungsi lahan yang berdampak pada berkurangnya
Pendukung (PSU) - Konservasi lahan lahan yang mendukung produksi biomassa (aspek pangan)/ penyediaan pangan dan
Perumahan - Permasalahan Persampahan berdampak pada daya dukung ketersediaan air.
- Permasalahan pemenuhan kebutuhan air - Daya tampung lingkungan hidup
- Permasalahan Ketahanan pangan o Berpengaruh terhadap penurunan nilai indeks kualitas udara akibat meningkatnya
- Permasalahan Perumahan penggunaan transportasi untuk menunjang pergerakan dalam aktivitas perumahan
- Keanekaragaman hayati o Berpengaruh penurunan nilai indeks kualitas air sungai pada parameter TSS, COD, Fecal
- Pertambangan Coliform dan total coliform.
3 Zona perdagangan dan - Penurunan debit air - Daya dukung lingkungan hidup :
jasa - Alih fungsi lahan o Rencana penataan zona perdagangan dan jasa yang melalui dominasi kemampuan lahan
- Peningkatan sarana - Permasalahan Persampahan pada kelas IV (23,08 Ha) 53% mempunyai karakteristik penggunaan sebagai kegiatan
prasarana - Permasalahan pemenuhan kebutuhan air pertanian dan non-pertanian.
penunjangan o Adanya KRP berpengaruh terhadap alih fungsi lahan yang berdampak pada berkurangnya
kegiatan lahan yang mendukung produksi biomassa (aspek pangan)/ penyediaan pangan dan
perdagangan dan berdampak pada daya dukung ketersediaan air.
jasa - Daya tampung lingkungan hidup:
o Berpengaruh terhadap penurunan indeks kualitas udara.
22
o Berpengaruh terhadap penurunan kualitas air.
1. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan #4
Tabel Analisis DDDTLH terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak

Kebijakan Rencana
Keterkaitan Isu PB
No dan/atau Program (KRP) D3TLH
Prioritas
Prioritas
4 Zona Perkantoran: - Penurunan debit air - Daya dukung lingkungan hidup:
- Pembangunan Kantor - Alih fungsi lahan o Berada pada kelas kemampuan lahan IV seluas 4,06 Ha atau sebesar 75% dengan karakteristik
Kecamatan Baru - Permasalahan penggunaan sebagai kegiatan pertanian dan non-pertanian.
- Pembangunan Kantor Persampahan - Daya tampung lingkungan hidup:
Desa - Permasalahan pemenuhan o Pengembangan sarana persampahan akan meningkatkan intensitas buangan limbah hasil
kebutuhan air pengolahan sampah sehingga berpengaruh terhadap nilai indeks kualitas udara.
5 Zona Kawasan Peruntukan - Pencemaran limbah - Daya dukung lingkungan hidup :
Industri (ternak, industri dan o Berada pada dominasi kemampuan lahan kelas IV (449,38 Ha/60%) mempunyai kemampuan
- Penataan bangunan dan domestik) lahan yang sesuai untuk dikembangkan kegiatan pertanian dan non-pertanian.
lingkungan zona - Penurunan debit air o Berdampak pada berkurangnya lahan yang mendukung produksi biomassa, penurunan daya
peruntukan industri - Alih fungsi lahan dukung lahan pertanian dan penyediaan pangan, berkurangnya daerah resapan air dan daya
- Permasalahan pemenuhan dukung ketersediaan air.
kebutuhan air - Daya tampung lingkungan hidup :
- Permasalahan Ketahanan o Berpengaruh terhadap penurunan indeks kualitas udara.
pangan o Berpengaruh terhadap penurunan kualitas air.
- Keanekaragaman hayati o Berpotensi menghasilkan limbah cair yang berpengaruh terhadap kualitas air yaitu parameter COD
yang dapat mengurangi kemampuan air/sungai dalam menguraikan limbah/bahan organic

23
2. Perkiraan Mengenai Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup #1

Acuan :
 Pasal 22 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri LHK Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Daftar Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Atau
Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup

Tingkat potensi dampak dapat berdasarkan sebagai berikut :


 Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
 Luas wilayah penyebaran dampak;
 Intensitas dan lamanya dampak berlangsung;
 Banyaknya komponen lingkungan hidup lain yang akan terkena dampak;
 Sifat kumulatif dampak;
 Berbalik atau tidak berbaliknya dampak; dan
 Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; dan/atau

24
2. Perkiraan Mengenai Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup #2
Tabel Analisis Perkiraan Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Kebijakan Besarnya Jumlah
Rencana Penduduk Yang Intensitas Dan Berbalik Atau
Luas Wilayah Banyaknya Komponen Sifat
dan/atau Keterkaitan Isu PB Akan Terkena Lamanya Tidak
No Penyebaran Lingkungan Hidup Lain Yang Kumulatif
Program Prioritas Dampak Rencana Dampak Berbaliknya
Dampak Akan Terkena Dampak Dampak
(KRP) Usaha Dan/Atau Berlangsung Dampak
Prioritas Kegiatan
1 Rencana - Penurunan debit air Besarnya jumlah Luas wilayah Berlangsungnya Komponen lingkungan hidup lain Pembangunan Dampak bersifat
Jaringan - Alih fungsi lahan penduduk yang penyebaran dampak yang akan terkena dampak: jalan berbalik, dapat
Transportasi - Permasalahan terkena dampak KRP dampak pembangunan - Komponen biotik dan memberikan pulih kembali
- Pembangun Persampahan yaitu penduduk di disekitar ruas jalan lebih dari 1 abiotik dampak yang dengan intervensi
an Jalan Desa Gladagsari rencana tahapan kegiatan, - Dampak selama tahap berlangsung manusia meskipun
Lokal pembangunan yaitu: tahap pra konstruksi terhadap secara terus dalam waktu yang
Sekunder jalan sebesar kontruksi, komponen lingkungan menerus jika lama
0,62 Ha. kontruksi, dan berupa geofisik kimia, tidak dikelola
pasca kontruksi. biologi, sosial ekonomi, dengan baik.
dan kesehatan
masyarakat.
2 Zona - Pencemaran limbah Besarnya jumlah Luas wilayah Intensitas dan Banyaknya komponen Sifat kumulatif Dampak bersifat
Perumahan: (ternak, industri dan penduduk yang penyebaran lamanya dampak lingkungan hidup lain yang akan dampak : berbalik, dapat
- Pembangun domestik) terkena dampak dampak seluruh berlangsung lebih terkena dampak : berlangsung pulih kembali
an Sarana - Penurunan debit air adalah seluruh wilayah desa dari 1 tahapan - Komponen biotik dan terus menerus dengan intervensi
dan - Alih fungsi lahan penduduk di dengan luas kegiatan, yaitu : abiotik. (menurunnya manusia.
prasarana - Kawasan Rawan bencana Kecamatan Gladagsari total 6.326,64 Tahapan pra - Dampak selama tahap kualitas
Pendukung - Konservasi lahan Ha. konstruksi, konstruksi terhadap lingkungan
(PSU) - Permasalahan konstruksi dan komponen lingkungan akibat kegiatan
Perumahan Persampahan pasca konstruksi berupa Geofisik Kimia, yang terdapat
- Permasalahan pemenuhan Biologi, Sosial Ekonomi pada zona
kebutuhan air perumahan)
- Permasalahan Ketahanan
pangan
- Permasalahan Perumahan
- Keanekaragaman hayati
- Pertambangan 25
2. Perkiraan Mengenai Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup #3
Tabel Analisis Perkiraan Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Besarnya Jumlah
Kebijakan Penduduk Yang
Intensitas Dan Berbalik Atau
Rencana Akan Terkena Luas Wilayah Banyaknya Komponen Sifat
Keterkaitan Isu Lamanya Tidak
No dan/atau Dampak Penyebaran Lingkungan Hidup Lain Yang Akan Kumulatif
PB Prioritas Dampak Berbaliknya
Program (KRP) Rencana Usaha Dampak Terkena Dampak Dampak
Berlangsung Dampak
Prioritas Dan/Atau
Kegiatan
3 Zona perdagangan - Penurunan Besarnya jumlah Luas wilayah Intensitas dan Banyaknya komponen lingkungan Sifat kumulatif Dampak bersifat
dan jasa debit air penduduk yang penyebaran lamanya dampak hidup lain yang akan terkena dampak : dampak : berbalik, dapat
- Peningkatan - Alih fungsi terkena dampak KRP dampak berlangsung tidak - Komponen biotik dan abiotik. berlangsung pulih kembali
sarana lahan : penduduk yang kawasan hanya sesaat - Dampak sekunder antara lain terus menerus dengan intervensi
prasarana - Permasalahan ada di sekitar pembangunan tetapi akan lebih penurunan kualitas tanah, air, (menurunnya manusia
penunjangan Persampahan rencana zona perdagangan besar pada saat udara dan iklim kualitas
kegiatan - Permasalahan perdagangan dan dan jasa kegiatan - Dampak sosial ekonomi berupa lingkungan)
perdagangan pemenuhan jasa, yaitu Desa adalah seluruh perdagangan dan menyerap lapangan kerja dan
dan jasa kebutuhan air Candisari, Desa Kecamatan jasa berlangsung. meningkatkan ekonomi
Gladagsari, Desa Gladagsari. masyarakat
Kaligentong, Desa
Kembang, Desa
Ngagrong, Desa
Sampetan
4 Zona Perkantoran: - Penurunan Besarnya jumlah Luas wilayah Intensitas dan Komponen lingkungan hidup lain yang Sifat kumulatif Dampak bersifat
- Pembangunan debit air penduduk yang penyebaran lamanya dampak akan terkena dampak: dampak : berbalik, dapat
Kantor - Alih fungsi terkena dampak KRP dampak berlangsung tidak - Komponen biotik dan abiotik berlangsung pulih kembali
Kecamatan lahan : penduduk yang kawasan hanya sesaat - Dampak selama tahap konstruksi terus menerus dengan intervensi
Baru - Permasalahan ada di sekitar pembangunan tetapi akan lebih terhadap komponen lingkungan (menurunnya manusia.
- Pembangunan Persampahan rencana zona perkantoran besar pada saat berupa geofisik kimia, biologi kualitas
Kantor Desa - Permasalahan perkantoran yaitu adalah seluruh kegiatan lingkungan
pemenuhan seluruh penduduk di Kecamatan perkantoran akibat kegiatan
kebutuhan air Kecamatan Gladagsari. berlangsung. yang terdapat
Gladagsari pada zona
perkantoran) 26
2. Perkiraan Mengenai Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup #4
Tabel Analisis Perkiraan Dampak Dan Risiko Lingkungan Hidup terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Besarnya Jumlah
Kebijakan
Penduduk Yang Berbalik Atau
Rencana Luas Wilayah Intensitas Dan Banyaknya Komponen Sifat
Keterkaitan Isu Akan Terkena Tidak
No dan/atau Penyebaran Lamanya Dampak Lingkungan Hidup Lain Kumulatif
PB Prioritas Dampak Rencana Berbaliknya
Program (KRP) Dampak Berlangsung Yang Akan Terkena Dampak Dampak
Usaha Dan/Atau Dampak
Prioritas
Kegiatan
5 Zona Kawasan - Pencemaran Penduduk yang Luas wilayah Intensitas dan Banyaknya komponen Sifat kumulatif Dampak bersifat
Peruntukan limbah (ternak, terkena dampak penyebaran lamanya dampak lingkungan hidup lain yang dampak : berbalik, dapat
Industri industri dan langsung yaitu yang dampak yaitu berlangsung pada saat akan terkena dampak : berlangsung pulih kembali
- Penataan domestik) tinggal disekitar zona seluruh desa proses pembangunan - Komponen biotik. terus menerus dengan intervensi
bangunan dan - Penurunan debit industri yang berada yang terdapat berlangsung hingga - Dampak sekunder antara (menurunnya manusia meskipun
lingkungan air di Desa Candisari, arahan pada saat lain penurunan kualitas kualitas dalam waktu yang
zona - Alih fungsi lahan Desa Jlarem, Desa pengembangan dioperasionalkan tanah, air, udara dan iklim lingkungan). lama
peruntukan - Permasalahan Kaligentong, Desa zona industri - Dampak sosial ekonomi
industri pemenuhan Kembang, Desa serta desa di dari adanya kegiatan
kebutuhan air Ngadirojo, Desa sekitarnya. industri yaitu dapat
- Permasalahan Ngargoloka, Desa menyerap lapangan kerja
Ketahanan Sampetan dan meningkatkan
pangan ekonomi masyarakat
- Keanekaragaman
hayati

27
3. Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan #1

• Acuan : Acuan Buku Pedoman Penentuan Daya Dukung Daya Tampung Lingkungan Hidup Daerah
(Direktorat Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor (PDLKWS)
• Teknik analisis : overlay peta KRP terpilih dengan Jasa lingkungan terpengaruh

Teknik analisis jasa lingkungan KLHS RDTR dilakukan dengan melakukan penyesuaian terhadap
Peta jasa ekoregion adalah 1 : 50.000 menjadi skala 1 : 5.000. Hal itu dilakukan kedetailan
pemetaan pada penyusunan KLHS RDTR yang mempunyai kedalaman peta 1 : 5.000.

Tahapan analisa jasa lingkungan KLHS Rencana Detail Tata Ruang di skala 1 : 5.000 dilakukan dengan
merubah data secara geometris akan tetapi tidak mempengaruhi hasil metode perbandingan
berpasangan atau dalam hal ini hanya sebatas mendetailkan data ekoregion skala 1 : 250.000
menjadi ekoregion skala 1 : 50.000 dan mendetailkan guna lahan dari P3E Jawa dari skala
1:50.000 menjadi 1:5.000 sesuai kaidah penyusunan RDTR.

28
3. Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan #1
#2

1) KRP Jaringan Transportasi

Peta Jasa Lingkungan Penyedia Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Peta Jasa Lingkungan Pemelihara
Pangan (P1) (P2) Kualitas udara (R6)
2) KRP Zona Perumahan

Peta Jasa Lingkungan Penyedia Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Peta Jasa Lingkungan Pemelihara
29
Pangan (P1) (P2) Kualitas udara (R6)
3. Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan #1
#3

3) KRP Zona Perdagangan dan Jasa

Peta Jasa Lingkungan Penyedia Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Peta Jasa Lingkungan Pemelihara
Pangan (P1) (P2) Kualitas udara (R6)

4) KRP Zona Perkantoran

Peta Jasa Lingkungan Penyedia Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Peta Jasa Lingkungan Pemelihara
30
Pangan (P1) (P2) Kualitas udara (R6)
3. Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan #1
#4

5) KRP Zona Kawasan Peruntukan Industri

Peta Jasa Lingkungan Penyedia Peta Jasa Lingkungan Penyedia Air Peta Jasa Lingkungan Pemelihara
Pangan (P1) (P2) Kualitas udara (R6)

31
3. Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan #1
#5
Tabel Analisis Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Kebijakan Rencana
No dan/atau Program (KRP) Keterkaitan Isu PB Prioritas Kinerja Jasa Lingkungan
Prioritas
1 Rencana Jaringan - Penurunan debit air Klasifikasi jasa lingkungan tertinggi yang terganggu akibat rencana jaringan transportasi
Transportasi - Alih fungsi lahan berpengaruh terhadap:
- Pembangunan Jalan Lokal - Permasalahan Persampahan - Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) pada kelas sedang seluas 0,58 Ha
Sekunder - Jasa pemelihara kualitas udara (R6) pada kelas tinggi seluas 0,58 Ha

2 Zona Perumahan: - Pencemaran limbah (ternak, industri dan domestik) Klasifikasi jasa lingkungan tertinggi yang terganggu akibat rencana zona perumahan
- Pembangunan Sarana dan - Penurunan debit air berpengaruh terhadap :
prasarana Pendukung - Alih fungsi lahan - Jasa Penyedia Pangan (P1) pada dominasi kelas rendah 763,98 Ha
(PSU) Perumahan - Kawasan Rawan bencana - Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) pada dominasi kelas sangat rendah 766,65 Ha.
- Konservasi lahan - Jasa Pengaturan Iklim (R1) pada dominasi kelas Sangat Rendah 757,74 Ha.
- Permasalahan Persampahan - Jasa Pengaturan Pengolahan dan Pengurai Limbah (R5) pada dominasi kelas rendah
- Permasalahan pemenuhan kebutuhan air 757,74 Ha
- Permasalahan Ketahanan pangan - Jasa Pemeliharaan Kualitas Udara (R6) pada dominasi kelas rendah 768,49 Ha.
- Permasalahan Perumahan - Jasa fungsi tempat tinggal dan ruang hidup (C1) pada dominasi kelas sangat rendah
- Keanekaragaman hayati 766,65 Ha.
- Pertambangan
3 Zona perdagangan dan jasa - Penurunan debit air Klasifikasi jasa lingkungan tertinggi yang terganggu akibat rencana zona perdagangan
- Peningkatan sarana - Alih fungsi lahan dan jasa berpengaruh terhadap:
prasarana penunjangan - Permasalahan Persampahan - Jasa Penyedia Pangan (P1) pada dominasi kelas rendah 28,84 Ha
kegiatan perdagangan dan - Permasalahan pemenuhan kebutuhan air - Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) pada dominasi kelas sangat rendah 25,38 Ha
jasa - Jasa Pengaturan Pengolahan dan Pengurai Limbah (R5) pada dominasi kelas rendah
28,84 Ha
- Jasa pemelihara kualitas udara (R6) pada dominasi kelas rendah 28,84 Ha

32
3. Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan #1
#6
Tabel Analisis Kinerja Layanan atau Jasa Lingkungan terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Kebijakan Rencana
Keterkaitan Isu PB
No dan/atau Program (KRP) Kinerja Jasa Lingkungan
Prioritas
Prioritas
4 Zona Perkantoran: - Penurunan debit air Klasifikasi jasa lingkungan tertinggi yang terganggu akibat rencana zona perkantoran berpengaruh
- Pembangunan Kantor - Alih fungsi lahan terhadap:
Kecamatan Baru - Permasalahan - Jasa Penyedia Pangan (P1) pada dominasi kelas rendah 5,41 Ha
- Pembangunan Kantor Persampahan - Jasa Penyediaan Air Bersih (P2) pada dominasi kelas sangat rendah 5,41 Ha
Desa - Permasalahan - Jasa Pengaturan Pengolahan dan Pengurai Limbah (R5) pada dominasi kelas rendah 5,41 Ha
pemenuhan kebutuhan - Jasa pemelihara kualitas udara (R6) pada dominasi kelas rendah 5,41 Ha
air
5 Zona Kawasan Peruntukan - Pencemaran limbah Klasifikasi jasa lingkungan tertinggi yang terganggu akibat rencana zona kawasan peruntukan industri
Industri (ternak, industri dan berpengaruh terhadap:
- Penataan bangunan dan domestik) - Jasa Penyedia Pangan (P1) pada dominasi kelas tinggi seluas 681,81 Ha
lingkungan zona - Penurunan debit air - Jasa penyedia air bersih (P2) pada dominasi kelas sedang 681,81 Ha
peruntukan industri - Alih fungsi lahan - Jasa Pengaturan Iklim (R1) pada dominasi kelas sedang seluas 682,83 Ha
- Permasalahan - Jasa Pengaturan Pengolahan dan Pengurai Limbah (R5) pada dominasi kelas sedang seluas 682,83 Ha
pemenuhan kebutuhan - Jasa pemelihara kualitas udara (R6) pada dominasi kelas tinggi seluas 682,83 Ha
air
- Permasalahan Ketahanan
pangan
- Keanekaragaman hayati

33
4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam #1
Kajian efisiensi pemanfaatan SDA dilakukan untuk mengukur tingkat optimal pemanfaatan sumberdaya alam sehingga
dapat dijamin keberlanjutannya.

Pendekatan, Dasar dan Teknik Analisis :


 Pemanfaatan SDA lokal untuk mendukung pembangunan KRP sebagai upaya efisiensi pemanfaatan SDA.
 Pendekatan perhitungan : Pendekatan perhitungan Neraca Sumber Daya Alam (NSDA) perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan
SDA, meliputi :
a. Efisiensi pemanfaatan SDA air
Dilihat dengan pendekatan perhitungan run off  perbedaan nilai run off sebelum dan sesudah KRP mengindikasikan
kemampuan lahan dalam menyimpan/meresap air ke dalam tanah yang berpengaruh terhadap efisiensi dalam pemanfaatan
sumber daya air.
Q-limpasan = 0,00278 C x I x A
Keterangan :
Q = Debit aliran air limpasan (m3/detik)
C = Koefisen run off (berdasarkan standar baku Permen LH No 17 Tahun 2009 Tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup
Dalam Penataan Ruang Wilayah)
I = Intensitas hujan (mm/detik) = 0,0001 mm/dt (data Kec. Gladagsari tidak tersedia, sehingga menggunakan kondisi Kec. Ampel. Konversi
2.870 mm/th berdasar pada IKPLHD 2021)
A = Luas daerah pengaliran (m2)
b. Efisiensi pemanfaatan SDA pertanian
Dilihat dengan pendekatan perhitungan perbandingan luasan lahan pertanian yang beralih fungsi karena KRP terhadap luas
total lahan pertanian. Yang diasumsikan akan berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi pemanfaatan SDA pertanian

34
4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam #2
Tabel Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak

Kebijakan Rencana dan/atau


No Keterkaitan Isu PB Prioritas Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Program (KRP) Prioritas
1 Rencana Jaringan Transportasi - Penurunan debit air - laju run off aliran air mengalami peningkatan setelah pembangunan KRP
- Pembangunan Jalan Lokal - Alih fungsi lahan dari 0,0005 m3/dt meningkat menjadi 0,015 m3/dt.
Sekunder - Permasalahan Persampahan - Adanya alih fungsi lahan pertanian hortikultura seluas 0,59 Ha
(pekarangan, tegalan) atau sebesar 0,04% yang berpengaruh terhadap
penurunan produksi hortikultura sebesar 2,2 ton. Adanya alih fungsi lahan
berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi pemanfaatan SDA
pertanian hortikultura sebagai penyedia pangan.
2 Zona Perumahan: - Pencemaran limbah (ternak, industri dan - laju run off aliran air mengalami peningkatan setelah pembangunan KRP
- Pembangunan Sarana dan domestik) dari 1,67 m3/dt meningkat menjadi 26,19 m3/dt.
prasarana Pendukung (PSU) - Penurunan debit air - Adanya alih fungsi lahan pertanian hortikultura seluas 1.156,21 Ha
Perumahan - Alih fungsi lahan (pekarangan, semak belukar, tanah kosong, tegalan) atau sebesar 73,32%
- Kawasan Rawan bencana yang berpengaruh terhadap penurunan produksi hortikultura sebesar
- Konservasi lahan 4.300,9 ton. Adanya alih fungsi lahan berpengaruh terhadap produktivitas
- Permasalahan Persampahan dan efisiensi pemanfaatan SDA pertanian hortikultura sebagai penyedia
- Permasalahan pemenuhan kebutuhan air pangan.
- Permasalahan Ketahanan pangan
- Permasalahan Perumahan
- Keanekaragaman hayati
- Pertambangan
3 Zona perdagangan dan jasa - Penurunan debit air - laju run off aliran air mengalami peningkatan setelah pembangunan KRP
- Peningkatan sarana prasarana - Alih fungsi lahan dari dari 0,07 m3/dt meningkat menjadi 0,85 m3/dt
penunjangan kegiatan - Permasalahan Persampahan - Adanya alih fungsi lahan pertanian hortikultura seluas 35,39 Ha
perdagangan dan jasa - Permasalahan pemenuhan kebutuhan air (pekarangan, tanah kosong, tegalan) atau sebesar 2,24% yang
berpengaruh terhadap penurunan produksi hortikultura sebesar 131,7 ton.
Adanya alih fungsi lahan berpengaruh terhadap produktivitas dan efisiensi
pemanfaatan SDA pertanian hortikultura sebagai penyedia pangan.
35
4. Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam #3
Tabel Analisis Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak

Kebijakan Rencana dan/atau


No Keterkaitan Isu PB Prioritas Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Program (KRP) Prioritas
4 Zona Perkantoran: - Penurunan debit air - laju run off aliran air mengalami peningkatan setelah pembangunan KRP dari
- Pembangunan Kantor Kecamatan - Alih fungsi lahan dari 0,03 m3/dt meningkat menjadi 0,11 m3/dt
Baru - Permasalahan Persampahan - Adanya alih fungsi lahan pertanian hortikultura seluas 4,04 Ha (pekarangan)
- Pembangunan Kantor Desa - Permasalahan pemenuhan atau sebesar 0,26% yang berpengaruh terhadap penurunan produksi
kebutuhan air hortikultura sebesar 15 ton. Adanya alih fungsi lahan berpengaruh terhadap
produktivitas dan efisiensi pemanfaatan SDA pertanian hortikultura sebagai
penyedia pangan.
5 Zona Kawasan Peruntukan Industri - Pencemaran limbah (ternak, - laju run off aliran air mengalami peningkatan setelah pembangunan KRP dari
- Penataan bangunan dan industri dan domestik) 0,31 m3/dt meningkat menjadi 14,49 m3/dt.
lingkungan zona peruntukan - Penurunan debit air - Adanya alih fungsi lahan pertanian hortikultura seluas 722,99 Ha
industri - Alih fungsi lahan (pekarangan, semak belukar, tanah kosong, tegalan) atau sebesar 45,85%
- Permasalahan pemenuhan yang berpengaruh terhadap penurunan produksi hortikultura sebesar 2.689,4
kebutuhan air ton. Adanya alih fungsi lahan berpengaruh terhadap produktivitas dan
- Permasalahan Ketahanan pangan efisiensi pemanfaatan SDA pertanian hortikultura sebagai penyedia pangan.
- Keanekaragaman hayati

36
5. Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim #1

Metode :
• Pendekatan jasa lingkungan pengaturan iklim (R 1)  pengaturan suhu, kelembaban dan hujan, pengendalian gas rumah kaca & karbon
• Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (SIDIK, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Tahun 2021)
• Perhitungan emisi karbon GRK terhadap tutupan lahan sebelum dan sesudah KRP diterapkan

1) KRP Jaringan Transportasi 2) KRP Zona Perumahan

Peta Jasa Lingkungan Pengaturan Iklim (R 1) di


Peta Jasa Lingkungan Pengaturan Iklim (R 1) di
Jaringan Transportasi
Zona Perumahan
37
5. Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim #2
3) KRP Zona Perdagangan dan Jasa 4) KRP Zona Perkantoran

Peta Jasa Lingkungan Pengaturan Iklim (R 1) di Peta Jasa Lingkungan Pengaturan Iklim (R 1) di
Zona Perdagangan dan Jasa Zona Perkantoran
3) KRP Zona Kawasan Peruntukan Industri

Peta Jasa Lingkungan Pengaturan Iklim (R 1) di Kawasan 38


Peruntukan Industri
5. Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim #3
Tabel Analisis Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Kebijakan Rencana
No dan/atau Program (KRP) Keterkaitan Isu PB Prioritas Perubahan Iklim
Prioritas
1 Rencana Jaringan - Penurunan debit air - Jasa pengendalian perubahan iklim pada rencana jaringan transportasi dengan dominasi
Transportasi - Alih fungsi lahan pada kelas sedang (0,58 Ha/ 94% - JER 1) yang memberikan pengaruh terhadap kinerja
- Pembangunan Jalan - Permasalahan Persampahan penyedia jasa pengendalian perubahan iklim yang semakin berkurang.
Lokal Sekunder - Rencana jaringan transportasi menyebabkan terjadi perubahan penyerapan emisi tahun
2022 sebesar 17,83 CO2e, tahun 2043 menjadi sebesar 15,35 CO2e sehingga memberikan
kontribusi serapan karbon yang lebih rendah dan berpengaruh terhadap peningkatan GRK.
2 Zona Perumahan: - Pencemaran limbah (ternak, - Jasa lingkungan pada pengendalian perubahan iklim didominasi pada kelas sangat rendah
- Pembangunan Sarana industri dan domestik) 757,74 Ha (56%).
dan prasarana - Penurunan debit air - Menyebabkan terjadi perubahan penyerapan emisi tahun 2022 sebesar 35.392,83 CO2e,
Pendukung (PSU) - Alih fungsi lahan tahun 2043 menjadi sebesar 30.010,05 CO2e sehingga memberikan kontribusi serapan
Perumahan - Kawasan Rawan bencana karbon yang lebih rendah dan berpengaruh terhadap peningkatan GRK.
- Konservasi lahan
- Permasalahan Persampahan
- Permasalahan pemenuhan
kebutuhan air
- Permasalahan Ketahanan pangan
- Permasalahan Perumahan
- Keanekaragaman hayati
- Pertambangan
3 Zona perdagangan dan jasa - Penurunan debit air - Lahan rencana zona perdagangan dan jasa didominasi oleh penyedia jasa pengendalian
- Peningkatan sarana - Alih fungsi lahan perubahan iklim kelas sangat rendah 28,84 Ha (66%).
prasarana penunjangan - Permasalahan Persampahan - Rencana zona perdagangan dan jasa menyebabkan terjadi perubahan penyerapan emisi
kegiatan perdagangan - Permasalahan pemenuhan tahun 2021 sebesar 1.021,67 CO2e, tahun 2043 menjadi sebesar 845,99 CO2e sehingga
dan jasa kebutuhan air memberikan kontribusi serapan karbon yang lebih rendah dan peningkatan GRK.

39
5. Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim #4
Tabel Analisis Tingkat Kerentanan Dan Kapasitas Adaptasi Terhadap Perubahan Iklim terhadap Kebijakan, Rencana,
Dan/Atau Program (KRP) Berdampak
Kebijakan Rencana
Keterkaitan Isu PB
No dan/atau Program (KRP) Perubahan Iklim
Prioritas
Prioritas
4 Zona Perkantoran: - Penurunan debit air - Lahan rencana zona perkantoran didominasi oleh penyedia jasa pengendalian perubahan iklim
- Pembangunan Kantor - Alih fungsi lahan kelas sangat rendah 5,41 Ha (100%).
Kecamatan Baru - Permasalahan - Rencana zona perkantoran menyebabkan terjadi perubahan penyerapan emisi tahun 2022
- Pembangunan Kantor Persampahan sebesar 126,77 CO2e, tahun 2043 menjadi sebesar 105,14 CO2e sehingga memberikan kontribusi
Desa - Permasalahan serapan karbon yang lebih rendah dan peningkatan GRK.
pemenuhan kebutuhan
air
5 Zona Kawasan Peruntukan - Pencemaran limbah - Jasa lingkungan pada pengendalian perubahan iklim (R1) di dominasi pada kelas sedang 11,42
Industri (ternak, industri dan Ha (92%)
- Penataan bangunan dan domestik) - Berdampak terhadap kinerja penyedia jasa pengendalian perubahan iklim yang semakin
lingkungan zona - Penurunan debit air berkurang.
peruntukan industri - Alih fungsi lahan - Menyebabkan terjadi perubahan penyerapan emisi tahun 2022 sebesar 21.363,22 CO2e, tahun
- Permasalahan 2043 menjadi sebesar 18.384,02 CO2e sehingga memberikan kontribusi serapan karbon yang
pemenuhan kebutuhan lebih rendah dan berpengaruh terhadap peningkatan GRK.
air
- Permasalahan
Ketahanan pangan
- Keanekaragaman hayati

40
6. Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati #1

Metode Analisis Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati :


Overlay Peta dengan Pendekatan Jasa Pendukung Biodiversitas (D 4)

Peta Jasa Lingkungan Pendukung Biodiversitas Peta Jasa Lingkungan Pendukung Biodiversitas
(D 4) di Rencana Jaringan Transportasi (D 4) di Zona Perumahan

41
6. Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati #2

Peta Jasa Lingkungan Pendukung Biodiversitas Peta Jasa Lingkungan Pendukung Biodiversitas
(D 4) di Zona Perdagangan dan Jasa (D 4) di Zona Perkantoran

Peta Jasa Lingkungan Pendukung Biodiversitas 42


(D 4) di Zona Kawasan Peruntukan Industri
6. Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati #3
Tabel Analisis Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati Terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP)
Berdampak
Kebijakan Rencana dan/atau
No Keterkaitan Isu PB Prioritas Keanekaragaman Hayati
Program (KRP) Prioritas
1 Rencana Jaringan Transportasi - Penurunan debit air  Lokasi rencana pembangunan jalan memiliki penyedia keanekaragaman hayati (aspek
- Pembangunan Jalan Lokal - Alih fungsi lahan keanekaragaman hayati) berupa potensi dominasi D4 kemampuan penyediaan habitat untuk
Sekunder - Permasalahan Persampahan pembiakan kelas tinggi sebesar 0,60 ha atau 97%
 Adanya rencana pembangunan jalan berpengaruh terhadap penurunan keanekaragaman hayati
karena alih fungsi lahan pekarangan dan tegalan untuk pembangunan jalan
2 Zona Perumahan: - Pencemaran limbah (ternak,  Rencana zona perumahan merupakan penyedia keanekaragaman hayati (aspek keanekaraman
- Pembangunan Sarana dan industri dan domestik) hayati) berupa potensi D4 pada kelas rendah 768,49 Ha (57%)
prasarana Pendukung - Penurunan debit air  Adanya rencana zona perumahan berpengaruh terhadap :
(PSU) Perumahan - Alih fungsi lahan - Penurunan keanekaragaman hayati karena alih fungsi lahan pekarangan, semak belukar, tanah
- Kawasan Rawan bencana kosong dan tegalan
- Konservasi lahan - Penurunan biodiversitas dan kualitas lingkungan karena limbah dan lindi kegiatan domestic serta
- Permasalahan Persampahan adanya alih fungsi lahan pembangunan perumahan.
- Permasalahan pemenuhan
kebutuhan air
- Permasalahan Ketahanan
pangan
- Permasalahan Perumahan
- Keanekaragaman hayati
- Pertambangan
3 Zona perdagangan dan jasa - Penurunan debit air  Rencana zona perdagangan dan jasa merupakan penyedia keanekaragaman hayati (aspek
- Peningkatan sarana - Alih fungsi lahan keanekaraman hayati) berupa potensi D4 rendah sebesar 28,84 Ha (66%).
prasarana penunjangan - Permasalahan Persampahan  Adanya rencana zona perdagangan dan jasa berpengaruh terhadap :
kegiatan perdagangan dan - Permasalahan pemenuhan - Penurunan keanekaragaman hayati karena alih fungsi lahan pekarangan, tanah kosong, dan
jasa kebutuhan air tegalan menjadi zona perdagangan dan jasa
- Penurunan biodiversitas dan kualitas lingkungan karena limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
perdagangan dan jasa
43
6. Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati #4
Tabel Analisis Tingkat Ketahanan dan Potensi Keanekaragaman Hayati Terhadap Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (KRP)
Berdampak
Kebijakan Rencana
Keterkaitan Isu PB
No dan/atau Program (KRP) Keanekaragaman Hayati
Prioritas
Prioritas
4 Zona Perkantoran: - Penurunan debit air  Rencana zona perkantoran merupakan penyedia keanekaragaman hayati (aspek keanekaraman
- Pembangunan Kantor - Alih fungsi lahan hayati) berupa potensi D4 rendah sebesar 5,41 Ha (100%).
Kecamatan Baru - Permasalahan  Adanya rencana zona perkantoran berpengaruh terhadap :
- Pembangunan Kantor Persampahan - Penurunan keanekaragaman hayati karena alih fungsi lahan pekarangan menjadi zona perkantoran
Desa - Permasalahan - Penurunan biodiversitas dan kualitas lingkungan karena limbah yang dihasilkan oleh kegiatan alih
pemenuhan kebutuhan fungsi lahan dan kegiatan perkantoran
air
5 Zona Kawasan Peruntukan - Pencemaran limbah  Rencana zona industri merupakan penyedia keanekaragaman hayati (aspek keanekaraman hayati)
Industri (ternak, industri dan berupa potensi D4 dominasi pada lahan dengan kelas tinggi 11,42 Ha (92%).
- Penataan bangunan dan domestik)  Adanya rencana zona industri berpengaruh terhadap :
lingkungan zona - Penurunan debit air - Penurunan keanekaragaman hayati karena alih fungsi lahan pekarangan, semak belukar, tanah
peruntukan industri - Alih fungsi lahan kosong dan tegalan menjadi zona industri.
- Permasalahan - Penurunan biodiversitas dan kualitas lingkungan karena limbah kegiatan industri.
pemenuhan kebutuhan
air
- Permasalahan
Ketahanan pangan
- Keanekaragaman
hayati

44
5. RUMUSAN ALTERNATIF DAN REKOMENDASI

45
PERUMUSAN ALTERNATIF – REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN,
RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM (KRP)
PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP
Muatan substansi alternatif penyempurnaan KRP dibedakan menjadi beberapa tipologi berdasarkan Pasal 15 Ayat 1 PP No.46/2016:
a. Perubahan tujuan atau target;
b. Perubahan strategi pencapaian target;
c. Perubahan atau penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi yang lebih memenuhi pertimbangan pembangunan berkelanjutan;
d. Perubahan atau penyesuaian proses, metode, dan adaptasi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang lebih memenuhi
pertimbangan Pembangunan Berkelanjutan;
e. Penundaan, perbaikan urutan, atau perubahan prioritas pelaksanaan;
f. Pemberian arahan atau rambu-rambu untuk mempertahankan atau meningkatkan fungsi ekosistem; dan/atau
g. Pemberian arahan atau rambu-rambu mitigasi dampak dan risiko Lingkungan Hidup.

REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KRP


• Tujuan perumusan rekomendasi: menyepakati perbaikan muatan kebijakan, rencana dan/atau program berdasarkan hasil
perumusan alternatif serta menformulasikan tindak lanjut pendukung sebagai konsekuensi dilaksanakannya kebijakan, rencana dan/atau
program.
• Tipe rekomendasi yaitu rekomendasi bersifat umum (arahan kebijakan) dan rekomendasi bersifat khusus (rencana dan/atau
program).

Rumusan rekomendasi merupakan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program yang memenuhi minimal 4
(empat) kriteria aspek dalam perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau program (Psl 26 Ayat (3), Permen KLHK
No P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017), yaitu :
• Mandat, kepentingan, atau kebijakan nasional yang harus diamankan;
• Situasi sosial-politik;
• Kapasitas kelembagaan pemerintah;
• Kapasitas dan kesadaran masyarakat;
• Kesadaran, ketaatan dan keterlibatan dunia; dan/atau
• Kondisi pasar dan potensi investasi.
46
PERUMUSAN ALTERNATIF-REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN, RENCANA, DAN/ATAU PROGRAM (KRP)
#1

47
Selengkapnya Perumusan Alternatif-rekomendasi Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, Dan/Atau Program (Krp) Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 1
6. RANCANGAN INTEGRASI KLHS KEDALAM RDTR

48
Amanat Integrasi KLHS Ke dalam RDTR Kecamatan Gladagsari

49
Integrasi KLHS Ke dalam RDTR Kecamatan Gladagsari

Integrasi KLHS RDTR Kecamatan Gladagsari termuat di dalam Draft Rancangan Peraturan Bupati pada :
1. Materi Teknis (Laporan Rencana)
• BAB II : TUJUAN PENATAAN WP
• BAB III: RENCANA STRUKTUR RUANG
• BAB IV: RENCANA POLA RUANG
• BAB V: KETENTUAN PEMANFAATAN RUANG
• BAB VI : PERATURAN ZONASI
2. Batang Tubuh Draft Rancangan Peraturan Bupati
• BAB II : TUJUAN PENATAAN WP
• BAB VII : PERATURAN ZONASI
3. Lampiran Draft Rancangan Peraturan Bupati :
• Lampiran Program Pemanfaatan Ruang
• Lampiran Matriks ITBX
• Lampiran Peta Rencana Pola Ruang 50
Integrasi KLHS Ke dalam RDTR Kecamatan Gladagsari #1

51
Selengkapnya Integrasi KLHS Ke dalam RDTR Kecamatan Gladagsari Dapat Dilihat Pada Lampiran Tabel 2
Integrasi KLHS Ke dalam RDTR Kecamatan Gladagsari
#1

Perubahan spasial pada zona perumahan yang berada pada zona KS


dikembalikan fungsinya menjadi zona KS (0,09 ha). Sehingga luasan
zona perumahan dari 1.345,69 ha menjadi 1.345,61 ha. 52
Integrasi KLHS Ke dalam RDTR Kecamatan Gladagsari
#1
 Hasil overlay Rencana
Zona Kawasan Peruntukan
Industri terhadap kriteria
teknis penetapan KPI
dihasilkan 140,8 ha
dengan karakteristik
berikut:
- Rencana Industri di
Kawasan Rawan longsor
dan Lereng > 40% seluas
1,56 ha
- Rencana Industri di
Lereng 15 - 40% seluas
139,23 ha
Catatan: terdapat perbedaan
luasan KPI di dalam shp peta,
raperbup dan materi teknis.
KPI shp peta sebesar 744,80 ha
KPI raperbup sebesar 128,62
ha
KPI materi teknis sebesar
595,26 ha

53
…TERIMA KASIH…
Mohon saran & masukan

54
LAMPIRAN TABEL 1 PERUMUSAN ALTERNATIF-REKOMENDASI PENYEMPURNAAN KEBIJAKAN, RENCANA DAN/ATAU PROGRAM (KRP) RDTR KECAMATAN GLADAGSARI
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
1. Rencana Jaringan - Penurunan debit air  Penurunan area terbuka  Arahan Kebijakan Pemberian arahan  Khusus (Rencana  Pertimbangan
Transportasi - Alih fungsi lahan (pekarangan, tegalan) sehingga 1) Pengembangan biopori atau atau rambu-rambu dan/atau Program): manfaat
- Pembangunan - Permasalahan mengurangi area resapan air dan sumur resapan pada kawasan untuk 1) Pembangunan sistem - Peningkatan
Jalan Lokal Persampahan berdampak pada daya dukung sekitar jalan lokal untuk mempertahankan drainase yang terpadu aksesibilitas antar
Sekunder ketersediaan air meningkatkan resapan air ke atau meningkatkan dengan jalan wilayah
 Peningkatan limpasan air akibat dalam tanah fungsi ekosistem 2) Pembuatan saluran - Peningkatan kondisi
Lokasi: melalui Desa dari adanya perubahan tutupan 2) Pembangunan saluran (Tipologi f) drainase yang ekonomi melalui
Gladagsari lahan yang dipengaruhi oleh drainase jalan untuk dilengkapi sumur kemudahan distribusi
koefisien run-off sehingga pematusan air hujan resapan dan biopori barang dan jasa
mengalami peningkatan laju run 3) Pembangunan sistem drainase 3) Penerapan  Pertimbangan resiko
off dari 0,0005 m3/dt menjadi yang terintegrasi antara pengembangan RTH - Kebutuhan SDA yang
0,015 m3/dt saluran drainase dengan sempadan jalan dengan dimanfaatkan dalam
 Perubahan kemampuan pada kolam retensi tanaman penyerap pembangunan
jasa penyediaan air bersih (P2) 4) Pembuatan saluran drainase polutan dan peredam - Dampak pembangunan
kelas sedang seluas 0,58 Ha yang dilengkapi sumur kebisingan di sepanjang baik jangka pendek,
resapan dan biopori sempadan jalan dan jangka panjang
 Peningkatan kebisingan dan  Arahan Kebijakan Perubahan atau 4) Penghijauan kawasan - Peningkatan
penurunan nilai indeks kualitas 5) Penerapan pengembangan penyesuaian proses, sempadan jalan untuk pembiayaan dalam
udara RTH sempadan jalan dengan metode, dan adaptasi fungsi jalur hijau pembangunan
 Perubahan komponen tanaman penyerap polutan terhadap 5) Pemantauan kualitas  Pertimbangan aspek
lingkungan hidup lain yang akan dan peredam kebisingan di perkembangan ilmu udara pada titik-titik penilaian KRP
terkena dampak baik komponen sepanjang sempadan jalan pengetahuan dan strategis - Mandat, kepentingan,
biotik dan abiotik 6) Pengembangan tata kelola teknologi yang lebih atau kebijakan nasional
 Perubahan kondisi jasa pemanfaatan ruang disekitar memenuhi yang harus diamankan;
lingkungan pada jasa pemelihara rencana jalan pertimbangan - Situasi sosial-politik;
kualitas udara (R6) pada kelas 7) Pemantauan kualitas udara Pembangunan - Kesadaran, ketaatan
tinggi seluas 0,58 Ha pada titik-titik strategis Berkelanjutan dan keterlibatan dunia;
(Tipologi d) dan/atau
 Arahan Kebijakan Pemberian arahan - Kondisi pasar dan
8) Meningkatan kualitas udara atau rambu-rambu potensi investasi.
melalui penanaman pohon untuk  Pertimbangan
disepanjang jalan arteri mempertahankan kontribusi positif
dengan jenis tanaman yang atau meningkatkan rekomendasi KRP
dapat menyerap CO2 fungsi ekosistem terhadap isu prioritas
9) Penyediaan RTH jalur hijau (Tipologi f) - Mempertahankan
jalan yaitu pulau jalan yang kuantitas air melalui
terbentuk oleh geometris jalan peningkatan RTH
dan median jalan berupa jalur sebagai area resapan
pemisah yang membagi jalan air
menjadi 2 (dua) lajur atau - Mempertahankan
lebih kualitas air melalui
pemantauan uji
kualitas air di wilayah
yang dilalui rencana
pembangunan jalan

1
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
2. Zona Perumahan: - Pencemaran limbah  Alih fungsi lahan pada guna  Arahan Kebijakan Pemberian arahan  Umum (arahan  Pertimbangan
- Pembangunan (ternak, industri dan lahan non terbangun 1) Pengendalian pemanfaatan atau rambu-rambu kebijakan) : manfaat
Sarana dan domestik) (pekarangan, semak belukar, ruang di zona lindung untuk 1) Pengembangan - Meminimalisir
prasarana - Penurunan debit air tanah kosong, tegalan) menjadi 2) Penyediaan RTH di zona mempertahankan perumahan yang layak pemanfaatan ruang
Pendukung (PSU) - Alih fungsi lahan perumahan perumahan dan kawasan atau meningkatkan huni dan sehat bagi kegiatan perumahan di
Perumahan - Kawasan Rawan  Berkurangnya daerah resapan air sekitar fungsi ekosistem masyarakat miskin zona lindung dan lahan
bencana dan daya dukung ketersediaan 3) Pemeliharaan sumber mata air (Tipologi f)  Khusus (Rencana produktif pertanian
Lokasi: Kecamatan
- Konservasi lahan air 4) Pembangunan sumur resapan dan/atau Program) : hortikultura
Gladagsari
- Permasalahan  Peningkatan potensi limpasan air dan biopori di zona perumahan 1) Penyediaan RTH di - Mengatasi
Persampahan (runoff) pada kawasan 5) Penyediaan penampungan air zona perumahan dan permasalahan
- Permasalahan perumahan akibat perubahan publik kawasan sekitar pemenuhan kebutuhan
pemenuhan kebutuhan lahan dari 1,67 m3/dt meningkat 6) Penataan kawasan sekitar 2) Pemeliharaan sumber sarana rumah
air menjadi 26,19 m3/dt. mata air mata air - Pemenuhan
- Permasalahan  Peningkatan pemenuhan 7) Penerapan imbal jasa 3) Penataan kawasan perumahan yang layak
Ketahanan pangan kebutuhan air lingkungan perlindungan sekitar mata air huni dan sehat
- Permasalahan cadangan air 4) Penerapan imbal jasa terjangkau
Perumahan lingkungan - Peningkatan kualitas
- Keanekaragaman perlindungan lingkungan perumahan
hayati cadangan air dan Kawasan
- Pertambangan 5) Pembangunan sumur sekitarnya
 Arahan Kebijakan Perubahan atau resapan dan biopori di Pertimbangan resiko
1) Pembangunan eco drainage penyesuaian proses, zona perumahan - Kebutuhan SDA yang
skala lingkungan metode, dan adaptasi 6) Pembangunan eco dimanfaatkan dalam
2) Penerapan pembangunan terhadap drainage skala pembangunan
drainase ramah lingkungan perkembangan ilmu lingkungan - Kebutuhan lahan dan
melalui metode kolam pengetahuan dan 7) Penerapan alokasi ruang dalam
konservasi, metode sumur teknologi yang lebih pembangunan rencana
resapan, metode river side memenuhi drainase ramah pembangungan
polder dan metode pertimbangan lingkungan perumahan
pengembangan areal Pembangunan 8) Penguatan instrument - Peningkatan
perlindungan air tanah. Berkelanjutan pengendalian/ pembiayaan dalam
3) Pengembangan teknologi (Tipologi d) pencegahan alih fungsi penyediaan sarana dan
pengelolaan air yang adaptif lahan pertanian prasarana pendukung
terhadap perubahan iklim hortikultura perumahan
misalnya teknologi hemat air 9) Penerapan urban  Pertimbangan aspek
 Berkurangnya lahan produktif  Arahan Kebijakan Pemberian arahan farming di pekarangan penilaian KRP
pertanian hortikultura akibat alih 1) Pengendalian alih fungsi lahan atau rambu-rambu perumahan dan lahan - Mandat, kepentingan,
fungsi lahan berpotensi pertanian produktif menjadi untuk RTH atau kebijakan nasional
meningkatkan kawasan rawan lahan terbangun mempertahankan 10) Pengendalian yang harus diamankan
pangan 2) Penguatan instrument atau meningkatkan Organisme - Kapasitas kelembagaan
 Penurunan nilai produksi hasil pengendalian/ pencegahan alih fungsi ekosistem Pengganggu pemerintah
pertanian hortikultura fungsi lahan pertanian (Tipologi f) Tumbuhan (OPT) - Kapasitas dan
hortikultura hortikultura, dan kesadaran masyarakat
3) Penerapan urban farming di perkebunan - Kondisi pasar dan
pekarangan perumahan dan 11) Pengawasan potensi investasi
lahan RTH penggunaan pupuk  Pertimbangan

2
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
4) Pengendalian Organisme kimia dan penerapan kontribusi positif
Pengganggu Tumbuhan (OPT) penggunaan pupuk rekomendasi KRP
hortikultura dan perkebunan organik terhadap isu prioritas
5) Pengawasan penggunaan 12) Penerapan sistem pola - Mempertahankan dan
pupuk kimia dan penerapan tanam tumpangsari meningkatkan kualitas
penggunaan pupuk organik 13) Pembangunan TPS3R lingkungan perumahan
6) Penerapan sistem pola tanam di setiap desa/ melalui penyediaan
tumpangsari kelurahan rumahan yang layak
 Peningkatan timbulan sampah  Arahan Kebijakan Pemberian arahan 14) Pengembangan bank huni dan sehat
pada kegiatan perumahan 7) Pembangunan TPS3R di setiap atau rambu-rambu sampah di setiap - Mempertahankan
 Peningkatan kebutuhan sarana desa/kelurahan untuk desa/kelurahan pada keberadaan lahan
pengolahan sampah 8) Pengembangan bank sampah mempertahankan zona perumahan pertanian dan hasil
di setiap desa/kelurahan pada atau meningkatkan 15) Pendampingan teknis produksi pertanian
zona perumahan fungsi ekosistem kegiatan rumah melalui penguatan
9) Peningkatan layanan sampah (Tipologi f) kompos instrument
dari sumber serta penyediaan 16) Pengendalian pengendalian alih
fasilitas penanganan sampah pengembangan fungsi lahan pertanian
seperti TPS, TPST dan TPS 3R perumahan pada hortikultura
10) Pendampingan teknis kegiatan kawasan rawan - Mempertahankan
rumah kompos bencana penurunan kualitas air
 Peningkatan pemenuhan  Arahan Kebijakan Perubahan strategi 17) Penanaman pohon melalui pemantauan uji
penyediaan rumah layak huni 11) Pengembangan perumahan pencapaian target penahan erosi di kualitas air di area
dan terjangkau yang layak huni dan sehat bagi (Tipologi b) kawasan rawan pengembangan zona
masyarakat miskin bencana longsor perumahan
 Terdapat kawasan rawan tanah  Arahan Kebijakan Perubahan atau (misalnya tanaman - Mempertahankan
longsor dan angin topan 12) Pengendalian pengembangan penyesuaian proses, kopi) fungsi lindung Taman
 Pembangunan perumahan di perumahan pada kawasan metode, dan adaptasi 18) Pengembangan Nasional Gunung
kawasan rawan bencana longsor rawan bencana terhadap perumahan dengan Merbabu melalui
13) Penanaman pohon penahan perkembangan ilmu memperhatikan pengendalian
erosi di kawasan rawan pengetahuan dan struktur bangunan pembangunan
bencana longsor (misalnya teknologi yang lebih khususnya pada perumahan dan
tanaman kopi) memenuhi kawasan rawan peningkatan kegiatan
14) Pengembangan perumahan pertimbangan bencana konservasi hutan
dengan memperhatikan Pembangunan 19) Peningkatan kapasitas - Mempertahankan
struktur bangunan khususnya Berkelanjutan masyarakat dalam ekosistem dan bentang
pada kawasan rawan bencana (Tipologi d) mitigasi bencana alam Taman Nasional
15) Peningkatan kapasitas 20) Pengendalian dan Gunung Merbabu
masyarakat dalam mitigasi pengawasan kegiatan melalui penetapan pola
bencana perumahan di kawasan ruang zona perumahan
 Pengembangan perumahan di  Arahan Kebijakan Pemberian arahan Taman Nasional dengan
Taman Nasional Gunung 16) Pengendalian dan pengawasan atau rambu-rambu Gunung Merbabu mempertimbangkan
Merbabu kegiatan perumahan di untuk 21) Pembatasan kegiatan ketentuan kegiatan
 Penurunan keanekaragaman kawasan Taman Nasional mempertahankan budidaya yang dalam kawasan Taman
hayati Gunung Merbabu atau meningkatkan berpotensi merubah Nasional Gunung
 Terdapat bangunan permukiman 17) Pembatasan kegiatan budidaya fungsi ekosistem fungsi lindung Taman Merbabu
pada kawasan Taman Nasional yang berpotensi merubah (Tipologi f) Nasional Gunung

3
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
Gunung Merbabu (TNGMb) fungsi lindung Taman Nasional Merbabu
 Terjadi degradasi lahan dan Gunung Merbabu 22) Penyediaan sarana
penurunan kesuburan tanah 18) Peruntukan ruang secara penangkaran flora dan
 Terdapat kawasan rawan terbatas untuk kegiatan fauna
kebakaran hutan budidaya tidak terbangun yang 23) Pemeliharaan vegetasi
 Kegiatan alih fungsi lahan pada memiliki kemampuan tinggi di wilayah yang
kawasan Taman Nasional dalam menahan limpasan air memiliki kelerengan
Gunung Merbabu dapat hujan >30%
mengganggu ekosistem di 19) Pembangunan secara khusus 24) Peruntukan ruang
dalamnya, salah satunya habitat bangunan-bangunan secara terbatas untuk
monyet ekor panjang (MEP) pengendali erosi (misalnya kegiatan budidaya
yang berpotensi beralihnya plesengan) sepanjang lereng tidak terbangun yang
monyet ke wilayah permukiman gunung yang mudah tererosi; memiliki kemampuan
dan pertanian untuk mencari 20) Pelarangan kawasan tinggi dalam menahan
makanan terbangun. limpasan air hujan
21) Peningkatan pelestarian 25) Melarang semua
Taman Nasional Gunung kegiatan budidaya di
Merbabu kawasan resapan air
22) Penyediaan sarana yang dapat
penangkaran flora dan fauna mengganggu dan
23) Pemeliharaan vegetasi di merusak
wilayah yang memiliki 26) Pembangunan secara
kelerengan >30% khusus bangunan-
24) Melarang semua kegiatan bangunan pengendali
budidaya di kawasan resapan erosi (misalnya
air yang dapat mengganggu plesengan) sepanjang
dan merusak lingkungan lereng gunung yang
25) Peningkatan kegiatan mudah tererosi;
konservasi hutan 27) Peningkatan kegiatan
26) Penanaman hutan kembali di konservasi hutan
kawasan Taman Nasional 28) Penyusunan strategi
Gunung Merbabu pengendalian MEP
27) Peningkatan peran masyarakat 29) Penanaman hutan
dalam pelestarian hutan serta kembali di kawasan
pencegahan dan pengendalian Taman Nasional
kebakaran hutan Gunung Merbabu
28) Pemulihan habitat sesuai 30) Peningkatan peran
kebutuhan MEP masyarakat dalam
29) Relokasi monyet ekor panjang pelestarian hutan serta
ke habitat aslinya pencegahan dan
30) Pengurangan populasi MEP pengendalian
melalui kuota tangkap dan kebakaran hutan
sterilisasi 31) Pemulihan habitat
31) Pengamanan lahan pertanian sesuai kebutuhan MEP
hortikutura dari serangan MEP 32) Relokasi monyet ekor
32) Peningkatan pemahaman panjang ke habitat

4
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
masyarakat mengenai monyet aslinya
ekor panjang 33) Pengurangan populasi
33) Penyediaan tanaman berupa MEP melalui kuota
pohon pakan MEP (misalnya tangkap dan sterilisasi
pohon saninten) 34) Pengamanan lahan
34) Kerjasama TNGMb dengan pertanian hortikutura
masyarakat dalam penghijaun dari serangan MEP
pohon yang diselingi dengan 35) Peningkatan
pohon pakan MEP pemahaman
35) Penyusunan strategi Perubahan strategi masyarakat mengenai
pengendalian MEP pencapaian target monyet ekor panjang
(Tipologi b) 36) Penyediaan tanaman
 Peningkatan limbah domestic  Arahan Kebijakan Pemberian arahan berupa pohon pakan
akibat kegiatan perumahan 36) Pengelolaan limbah cair atau rambu-rambu MEP (misalnya pohon
 Berpotensi terjadinya melalui septik tank ramah untuk saninten)
pencemaran limbah cair yang lingkungan di masing-masing mempertahankan 37) Kerjasama TNGMb
berpengaruh terhadap kualitas rumah dan secara reguler atau meningkatkan dengan masyarakat
air dibuang ke IPLT fungsi ekosistem dalam penghijaun
 Peningkatan kebutuhan jaringan 37) Pemantauan uji kualitas air (teknologi pengolahan pohon yang diselingi
air limbah pada zona pengembangan dan pengendalian dengan pohon pakan
 Peningkatan perumahan perumahan. limbah.Tipologi f) MEP
menimbulkan adanya aktivitas 38) Penyediaan IPAL komunal atau 38) Pengelolaan limbah
ikutan berupa peternakan, terpusat untuk limbah cair melalui septik tank
sehingga meningkatkan domestik untuk zona ramah lingkungan di
kebutuhan jaringan pengolahan perumahan masing-masing rumah
limbah ternak. 39) Penyediaan sarana pengolahan dan secara reguler
limbah ternak dibuang ke IPLT
40) Penyediaan sarana dan 39) Pemantauan uji
prasarana dalam pemanfaatan kualitas air pada zona
limbah ternak pengembangan
41) Pemanfaatan limbah ternak perumahan.
dalam efisiensi pemanfaatan 40) Pembangunan IPAL
sumberdaya berupa jaringan komunal atau terpusat
biogas limbah ternak untuk limbah domestik
42) Pendampingan pembuatan untuk zona perumahan
teknis jaringan biogas limbah 41) Penyediaan sarana
ternak pengolahan limbah
43) Pemanfaatan tanah kas desa ternak
sebagai sarana penampungan 42) Penyediaan sarana dan
dalam pengembangan prasarana dalam
jaringan biogas limbah ternak pemanfaatan limbah
44) Peningkatan perlindungan ternak
sumber air sebagai antisipasi 43) Pemanfaatan limbah
adanya pencemaran air dari ternak dalam efisiensi
limbah ternak melalui pemanfaatan
penyediaan jaringan pipa sumberdaya berupa

5
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
-  Peningkatan kebutuhan  Arahan Kebijakan Perubahan atau jaringan biogas limbah
penyediaan prasarana, sarana 45) Pemenuhan sarana, prasarana penyesuaian proses, ternak
dan utilitas umum dan utilitas umum perumahan metode, dan adaptasi 44) Pendampingan
 Pembangunan perumahan 46) Pembangunan perumahan terhadap pembuatan teknis
berdampak pada meningkatnya dilakukan dengan perkembangan ilmu jaringan biogas limbah
pemanfaatan sumberdaya mengembangkan teknologi pengetahuan dan ternak
 Meningkatnya mobilitas dan rancang bangun yang teknologi yang lebih 45) Pemanfaatan tanah
masyarakat di pusat aktivitas ramah lingkungan memenuhi kas desa sebagai
zona perumahan 47) Pengembangan perumahan pertimbangan sarana penampungan
 Peningkatan penggunaan energi vertikal untuk meminimalisir Pembangunan dalam pengembangan
(misalnya listrik, gas) perubahan lahan pertanian Berkelanjutan jaringan biogas limbah
Peningkatan intensitas buangan (Tipologi d) ternak
kendaraan bermotor dan 46) Peningkatan
peningkatan emisi GRK perlindungan sumber
-  Arahan Kebijakan Pemberian arahan air sebagai antisipasi
48) Pengembangan taman atap atau rambu-rambu adanya pencemaran
modern (roof garden atau atap untuk air dari limbah ternak
hijau) khususnya pada sub mempertahankan melalui penyediaan
zona perumahan atau meningkatkan jaringan pipa
49) Peningkatan peran serta fungsi ekosistem 47) Peningkatan peran
masyarakat dalam upaya (Tipologi f) serta masyarakat
pengendalian perubahan iklim dalam upaya
melalui Program Kampung pengendalian
Iklim (ProKlim). perubahan iklim
50) Penyediaan infrastruktur melalui Program
tanggap perubahan iklim zona Kampung Iklim
perumahan diperkotaan (ProKlim) perumahan
-  Pengembangan KRP perumahan 51) Reklamasi pasca tambang Pemberian arahan dan kawasan sekitar
membutuhkan bahan material 52) Pengendalian pemanfaatan atau rambu-rambu 48) Reklamasi pasca
dari galian C, sehingga kegiatan tambang untuk tambang
meningkatkan potensi kegiatan 53) Pembatasan kegiatan mempertahankan 49) Pengendalian
pertambangan pertambangan atau meningkatkan pemanfaatan kegiatan
54) Pengawasan perizinan fungsi ekosistem tambang
kegiatan pertambangan (Tipologi f) 50) Pembatasan kegiatan
 Rencana pengembangan  Arahan Kebijakan Perubahan atau pertambangan
perumahan seluas 1.345,69 ha 1) Pengembangan perumahan penyesuaian ukuran, 51) Pengawasan perizinan
berdampak pada kondisi fisik berdasarkan SK No 264/ IV- skala, dan lokasi yang kegiatan
alam dan bentang alam sehingga KKBHL/2014 Tentang Zonasi lebih memenuhi pertambangan
dalam pengembangan Taman Nasional Gunung pertimbangan 52) Rencana Zona
perumahan harus sesuai dengan Merbabu Kab. Boyolali, pembangunan Perumahan yang
ketentuan pembatasan kegiatan Semarang dan Magelang berkelanjutan terletak pada kawasan
di kawasan Taman Nasional Provinsi Jawa Tengah (Tipologi C) Taman Nasional
Gunung Merbabu. (Dokumen Revisi Zonasi Gunung Merbabu
 Hasil overlay Rencana Zona Taman Nasional Gunung direkomendasikan
Perumahan terhadap kawasan Merbabu) tidak ditetapkan

6
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
Taman Nasional Gunung  Perubahan spasial Perubahan atau sebagai rencana Zona 
Merbabu dihasilkan 0,09 ha 1) Penetapan pola ruang Rencana penyesuaian ukuran, Perumahan dan
dengan tutupan lahan: Zona Perumahan skala, dan lokasi yang diarahkan untuk
- Bangunan Permukiman seluas mempertimbangkan ketentuan lebih memenuhi pengembangan jenis
0,01 ha pembatasan kegiatan di pertimbangan pola ruang Taman
- Pekarangan seluas 0,08 ha kawasan Taman Nasional pembangunan Nasional Gunung
Gunung Merbabu berkelanjutan Merbabu seluas 0,09
(Tipologi C) ha.
 Perubahan spasial
53) Penetapan pola ruang
Rencana Zona
Perumahan
3. Zona perdagangan - Penurunan debit air  Alih fungsi lahan untuk  Arahan Kebijakan Pemberian arahan  Umum (arahan  Pertimbangan
dan jasa - Alih fungsi lahan pengembangan zona 1) Mengendalikan alih fungsi lahan atau rambu-rambu kebijakan) : manfaat
- Peningkatan - Permasalahan perdagangan dan jasa produktif pertanian hortikultura untuk 1) Pengendalian alih - Mengatasi
sarana prasarana Persampahan  Penurunan produktifitas hasil menjadi lahan terbangun mempertahankan fungsi produktif permasalahan
penunjangan - Permasalahan pertanian hortikultura 2) Penguatan instrument atau meningkatkan pertanian hortikultura lingkungan yang
kegiatan pemenuhan kebutuhan pengendalian/ pencegahan alih fungsi ekosistem menjadi lahan diakibatkan karena
perdagangan dan air fungsi lahan pertanian (Tipologi f) terbangun adanya kegiatan
jasa 3) Penerapan urban farming di  Khusus (Rencana perdagangan dan jasa
Lokasi: Desa pekarangan perumahan dan dan/atau Program) : - Peningkatan kualitas
Candisari, Desa lahan RTH 2) Pengendalian lingkungan zona
Gladagsari, Desa 4) Pengendalian Organisme Organisme perdangan dan jasa
Kaligentong, Desa Pengganggu Tumbuhan (OPT) Pengganggu dan kawasan
Kembang, Desa hortikultura, dan perkebunan Tumbuhan (OPT) sekitarnya melalui
Ngagrong, Desa 5) Pengawasan penggunaan pupuk hortikultura, dan penyediaan sarana
Sampetan kimia dan penerapan perkebunan penunjang aktivitas
penggunaan pupuk organik 3) Pengawasan perdagangan dan jasa
-  Pengembangan zona  Arahan Kebijakan Pemberian arahan penggunaan pupuk  Pertimbangan resiko
perdagangan dan jasa 6) Peningkatan tutupan vegetasi atau rambu-rambu kimia dan penerapan - Kebutuhan SDA yang
meningkatkan limpasan air hujan pada kawasan resapan air dan mitigasi dampak dan penggunaan pupuk dimanfaatkan dalam
dari 0,07 m3/dt meningkat disekitar zona perdagangan dan risiko lingkungan organik pengembangan dan
menjadi 0,85 m3/dt jasa hidup (Tipologi g). 4) Peningkatan tutupan penataan zona
7) Pembuatan biopori dan sumur vegetasi pada kawasan perdagangan dan jasa
resapan di zona perdagangan resapan air dan - Peningkatan
dan jasa disekitar zona pembiayaan dalam
8) Pengelolaan drainase zona perdagangan dan jasa penyediaan sarana dan
perdagangan dan jasa 5) Pembuatan biopori dan prasarana lingkungan
9) Penataan saluran drainase zona sumur resapan di zona pendukung zona
perdagangan dan jasa perdagangan dan jasa perdagangan dan jasa
10) Normalisasi saluran drainase 6) Pengelolaan drainase  Pertimbangan aspek

7
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
-  Peningkatan bangkitan lalu lintas  Arahan Kebijakan Pemberian arahan zona perdagangan dan penilaian KRP
yang berdampak pada 11) Penyediaan ruang parkir di atau rambu-rambu jasa - Kapasitas kelembagaan
kemacetan di sekitar zona sepanjang jalan zona mitigasi dampak dan 7) Penataan saluran pemerintah
perdagangan dan jasa perdagangan dan jasa risiko lingkungan drainase zona - Kapasitas dan
 Peningkatan kebutuhan lahan 12) Penyediaan ruang dan gedung hidup (Tipologi g). perdagangan dan jasa kesadaran masyarakat
parkir di zona perdagangan dan parkir untuk mengurangi on 8) Normalisasi saluran - Kondisi pasar dan
jasa street parking drainase potensi investasi
 Penurunan kualitas udara dari 13) Pengembangan RTH 9) Penyediaan ruang  Pertimbangan
emisi gas buang kendaraan dan sempadan jalan dengan parkir di sepanjang kontribusi positif
GRK tanaman yang dapat jalan zona rekomendasi KRP
menyerap polutan perdagangan dan jasa terhadap isu prioritas
14) Pemantauan kualitas udara 10) Penyediaan ruang dan - Meningkatkan kualitas
pada titik-titik strategis gedung parkir untuk lingkungan zona
 Peningkatan kebutuhan air baku  Arahan Kebijakan Pemberian arahan mengurangi on street perdagangan dan jasa
untuk supply kegiatan 15) Penyediaan jaringan air bersih atau rambu-rambu parking melalui penyediaan
perdagangan dan jasa perpipaan dalam pemenuhan mitigasi dampak dan 11) Pengembangan RTH sarana prasarana
 Berpengaruh terhadap kinerja zona perdagangan dan jasa risiko lingkungan sempadan jalan lingkungan zona
jasa lingkungan penyedia air hidup (Tipologi g). dengan tanaman yang perdagangan dan jasa
bersih dapat menyerap - Mempertahankan dan
 Peningkatan produksi sampah  Arahan Kebijakan Pemberian arahan polutan meningkatkan kualitas
kegiatan perdagangan dan jasa 16) Pengembangan pengelolaan atau rambu-rambu 12) Pemantauan kualitas udara melalui
sampah dengan konsep 3R di mitigasi dampak dan udara pada titik-titik penghijauan dan
zona perdagangan dan jasa risiko lingkungan strategis pemantauan kualitas
17) Penerapan konsep pemilahan hidup (Tipologi g). 13) Penyediaan jaringan udara pada titik
sampah di zona perdagangan air bersih perpipaan strategis di kawasan
dan jasa dalam pemenuhan pengembangan zona
18) Penyediaan sarana zona perdagangan dan perdagangan dan jasa
pengomposan di zona jasa
perdagangan dan jasa 14) Pengembangan
pengelolaan sampah
dengan konsep 3R di
zona perdagangan dan
jasa
4. Zona Perkantoran: - Penurunan debit air  Alih fungsi lahan untuk  Arahan Kebijakan Pemberian arahan  Khusus (Rencana  Pertimbangan
- Pembangunan - Alih fungsi lahan pembangunan zona perkantoran 1) Mengendalikan alih fungsi lahan atau rambu-rambu dan/atau Program) : manfaat
Kantor Kecamatan - Permasalahan  Berkurangnya daerah resapan air produktif pertanian hortikultura untuk 1) Mengendalikan alih - Mengatasi
Baru Persampahan dan daya dukung ketersediaan menjadi lahan terbangun mempertahankan fungsi lahan produktif permasalahan
- Pembangunan - Permasalahan air akibat dari alih fungsi lahan atau meningkatkan pertanian hortikultura lingkungan yang
Kantor Desa pemenuhan kebutuhan non terbangun berupa fungsi ekosistem menjadi lahan terbangun diakibatkan karena
air pekarangan. (Tipologi f) 2) Peningkatan tutupan adanya kegiatan
Lokasi: Desa  Laju run off aliran air mengalami vegetasi pada kawasan perdagangan dan jasa
Candisari, Desa peningkatan setelah resapan air dan disekitar - Peningkatan kualitas
Gladagsari, Desa pembangunan KRP dari dari 0,03 zona perkantoran lingkungan zona
Jlarem, Desa m3/dt meningkat menjadi 0,11 3) Pembuatan biopori dan perdangan dan jasa
Kaligentong, Desa m3/dt sumur resapan di zona dan kawasan
Kembang, Desa  Arahan Kebijakan Pemberian arahan perkantoran sekitarnya melalui

8
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
Ngadirojo, Desa 2) Peningkatan tutupan vegetasi atau rambu-rambu 4) Pengelolaan drainase penyediaan RTH,
Ngagrong, Desa pada kawasan resapan air dan mitigasi dampak dan zona perkantoran biopori, sumur resapan
Ngargoloka, Desa disekitar zona perkantoran risiko lingkungan 5) Pengembangan dan jaringan air bersih
Sampetan, Desa 3) Pembuatan biopori dan sumur hidup (Tipologi g). pengelolaan sampah  Pertimbangan resiko
Seboto resapan di zona perkantoran dengan konsep 3R di - Kebutuhan SDA yang
4) Pengelolaan drainase zona zona perkantoran dimanfaatkan dalam
perkantoran 6) Penyediaan jaringan air pengembangan dan
5) Penataan saluran drainase zona bersih perpipaan dalam penataan zona
perkantoran pemenuhan zona perkantoran
6) Normalisasi saluran drainase perkantoran - Peningkatan
 Peningkatan produksi sampah  Arahan Kebijakan Pemberian arahan pembiayaan dalam
kegiatan perkantoran 7) Pengembangan pengelolaan atau rambu-rambu penyediaan sarana dan
sampah dengan konsep 3R di mitigasi dampak dan prasarana lingkungan
zona perkantoran risiko lingkungan pendukung zona
8) Penerapan konsep pemilahan hidup (Tipologi g). perkantoran
sampah di zona perkantoran  Pertimbangan aspek
9) Penyediaan sarana penilaian KRP
pengomposan di zona - Kapasitas kelembagaan
perkantoran pemerintah
 Peningkatan kebutuhan air baku  Arahan Kebijakan Pemberian arahan  Pertimbangan
untuk supply kegiatan 10) Penyediaan jaringan air bersih atau rambu-rambu kontribusi positif
perkantoran perpipaan dalam pemenuhan mitigasi dampak dan rekomendasi KRP
 Berpengaruh terhadap kinerja zona perkantoran risiko lingkungan terhadap isu prioritas
jasa lingkungan penyedia air hidup (Tipologi g). - Meningkatkan kualitas
bersih lingkungan zona
perkantoran melalui
penyediaan sarana
prasarana lingkungan
5. Zona Kawasan - Pencemaran limbah  Peningkatan limbah akibat  Arahan Kebijakan Perubahan atau  Umum (arahan  Pertimbangan
Peruntukan Industri (ternak, industri dan kegiatan industri 1) Pengelolaan limbah industri penyesuaian proses, kebijakan) : manfaat
- Penataan domestik)  Berpotensi mempengaruhi pada masing-masing industri metode, dan adaptasi 1) Pengembangan - Meminimalisir
bangunan dan - Penurunan debit air kualitas air khususnya parameter 2) Penerapan mekanisme clean terhadap kawasan peruntukan pemanfaatan ruang
lingkungan zona - Alih fungsi lahan TSS, COD, Fecal Coliform dan production (produksi bersih) perkembangan ilmu industri menghindari kegiatan industri di
peruntukan industri - Permasalahan total coliform yang disebabkan untuk efisiensi sumber daya pengetahuan dan penggunaan lahan lahan produktif
pemenuhan kebutuhan oleh buangan limbah padat, alam yang dapat teknologi yang lebih produktif pertanian - Mengatasi
Lokasi: Desa air bahan organik dan olahan bahan meminimalkan limbah memenuhi hortikultura permasalahan
Candisari, Desa - Permasalahan makanan, buangan anorganik, 3) Pengembangan kegiatan pertimbangan 2) Mengembangkan lingkungan yang
Jlarem, Desa Ketahanan pangan buangan cairan berminyak, industri dengan jenis industri Pembangunan kegiatan industri yang berpotensi ditimbulkan
Kaligentong, Desa - Keanekaragaman buangan panas (polusi thermal) non polutan Berkelanjutan berwawasan dari adanya kegiatan
Kembang, Desa hayati serta buangan zat kimia yaitu (Tipologi d) lingkungan industri
Ngadirojo, Desa sabun, insektisida dan zat 3) Pengembangan - Mewujudkan kawasan
Ngargoloka, Desa pewarna yang ditimbulkan kegiatan industri peruntukan industri
Sampetan kegiatan industri dengan jenis industri memperhatikan
 Berpengaruh terhadap jasa non polutan kelestarian dan
lingkungan pengolahan dan  Khusus (Rencana keberlanjutan
pengurai limbah dan/atau Program) : lingkungan melalui

9
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
 Arahan Kebijakan Pemberian arahan 4) Pengawasan penyediaan sarana
4) Harus memenuhi syarat atau rambu-rambu pengelolaan limbah RTH industri dan
dokumen lingkungan hidup mitigasi dampak dan industri secara berkala sarana pengolahan dan
(UKL-UPL/AMDAL) sesuai risiko Lingkungan melalui pemantauan pembuangan air limbah
dengan ketentuan peraturan Hidup (Tipologi g) uji kualitas air disekitar  Pertimbangan resiko
dan perundang-undangan kawasan peruntukan - Kebutuhan SDA yang
yang berlaku. industri dimanfaatkan dalam
5) Pembatasan jenis industri 5) Peningkatan pembangunan kawasan
yang tidak mengeluarkan produktivitas pertanian peruntukan industri
limbah industri ke lingkungan melalui intensifikasi - Kebutuhan lahan dan
sekitar (zero waste industri) pertanian alokasi ruang dalam
6) Pengawasan terhadap 6) Penerapan insentif dan rencana
kegiatan industri baik kecil, disinsentif bagi petani pembangungan
menengah dan besar untuk 7) Pengembangan taman kawasan peruntukan
pengelolaan limbah industri atap modern (roof industri
sesuai baku mutu dengan garden atau atap - Peningkatan
pengecekan IPAL secara hijau) pada bangunan pembiayaan dalam
berkala. industri penyediaan sarana dan
7) Kajian studi kelayakan 8) Penyediaan RTH pada prasarana pengolahan
penerapan saluran zona kawasan limbah pendukung
pembuangan air limbah KPI peruntukan industri Kawasan peruntukan
(sistem terpisah dari saluran 9) Kajian studi kelayakan industri
drainase dan disalurkan ke penerapan saluran  Pertimbangan aspek
badan air yang mengalir) pembuangan air penilaian KRP
8) Pembangunan saluran limbah KPI (sistem - Mandat, kepentingan,
pembuangan air limbah KPI terpisah dari saluran atau kebijakan nasional
(sistem terpisah dari saluran drainase dan yang harus diamankan
drainase dan disalurkan ke disalurkan ke badan air - Kapasitas kelembagaan
badan air yang mengalir) yang mengalir) pemerintah
9) Pengawasan pengelolaan 10) Pengawasan - Kapasitas dan
limbah industri secara berkala pengelolaan limbah kesadaran masyarakat
melalui pemantauan uji industri secara berkala - Kondisi pasar dan
kualitas air disekitar kawasan melalui pemantauan potensi investasi
peruntukan industri uji kualitas air disekitar  Pertimbangan
 Berkurangnya lahan akibat alih  Arahan Kebijakan Perubahan strategi kawasan peruntukan kontribusi positif
fungsi lahan non terbangun 10) Pengembangan kawasan pencapaian target industri rekomendasi KRP
(pekarangan, semak belukar, peruntukan industri (Tipologi b) 11) Mengembangkan terhadap isu prioritas
tanah kosong, tegalan) sehingga menghindari penggunaan kegiatan industri yang - Mempertahankan dan
berpengaruh terhadap lahan produktif pertanian berwawasan meningkatkan kualitas
penurunan daya dukung lahan hortikultura lingkungan lingkungan Kawasan
pertanian hortikultura 11) Mengembangkan kegiatan 12) Penyediaan fungsi peruntukan industri
 Berpengaruh terhadap jasa industri yang berwawasan konservasi berupa melalui penyediaan
lingkungan penyedia pangan lingkungan ruang terbuka hijau kawasan peruntukan
 Berpotensi adanya penurunan dengan vegetasi industry yang
biodiversitas penyerap polutan berwasan lingkungan

10
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
 Arahan Kebijakan Pemberian arahan dengan ketentuan - Mempertahankan
12) Peningkatan produktivitas atau rambu-rambu pengembangan RTH keberadaan lahan
pertanian melalui intensifikasi untuk 13) Pemantauan uji produktif melalui
pertanian mempertahankan kualitas udara disekitar peningkatan
13) Penerapan insentif dan atau meningkatkan kawasan peruntukan intensifikasi pertanian,
disinsentif bagi petani fungsi ekosistem industri dan penerapan insentif
14) Pemilihan dan pemakaian bibit (Tipologi f) 14) Rencana KPI yang dan disinsentif bagi
unggul tidak memenuhi petani
kriteria teknis kondisi - Mempertahankan dan
lahan meningkatkan kualitas
direkomendasikan udara melalui
tidak ditetapkan penghijauan dan
sebagai rencana KPI pemantauan kualitas
 Berkurangnya daerah resapan air  Arahan Kebijakan Pemberian arahan dan diarahkan untuk udara pada kawasan
dan daya dukung ketersediaan 15) Peningkatan tutupan vegetasi atau rambu-rambu pengembangan jenis peruntukan industri
air akibat dari alih fungsi lahan sebagai kawasan resapan air untuk pola ruang lain seluas - Mempertahankan
non terbangun berupa zona industri mempertahankan 140,80 ha. penurunan kualitas air
pekarangan, semak belukar, 16) Penyediaan dan pembuatan atau meningkatkan  Perubahan spasial melalui pemantauan uji
tanah kosong dan tegalan. biopori, sumur resapan dan fungsi ekosistem 15) Penetapan pola ruang kualitas air di area
 Berpengaruh terhadap jasa pemanenan air hujan (Tipologi f) KPI pengembangan zona
lingkungan penyedia air 17) Pengelolaan drainase yang mempertimbangkan Kawasan peruntukan
 Berpengaruh terhadap terintegrasi dengan kriteria teknis kondisi industri
peningkatan limpasan air akibat pembuatan sumur resapan di lahan - Mempertahankan
perubahan tutupan lahan zona industri ekosistem dan bentang
 Peningkatan kebutuhan air baku 18) Penyediaan jaringan air bersih alam melalui
untuk supply kegiatan produksi perpipaan pemenuhan zona penetapan pola ruang
industri industri KPI dengan
 Berdampak pada timbulnnya  Arahan Kebijakan Perubahan atau mempertimbangkan
emisi dari penggunaan energi 19) Mengembangkan kegiatan penyesuaian proses, kriteria teknis kondisi
yaitu listrik, bahan bakar untuk industri yang berwawasan metode, dan adaptasi lahan
proses industri pengolahan dan lingkungan terhadap
operasional peralatan stasioner 20) Penyediaan fungsi konservasi perkembangan ilmu
serta emisi bahan bakar berupa ruang terbuka hijau pengetahuan dan
kendaraan yang meningkat dari dengan vegetasi penyerap teknologi yang lebih
aktivitas industri polutan dengan ketentuan memenuhi
 Berpengaruh terhadap pengembangan RTH pertimbangan
peningkatan GRK dan emisi 21) Pengembangan taman atap Pembangunan
industri (terjadi penurunan modern (roof garden atau Berkelanjutan
penyerapan emisi GRK CO2e) atap hijau) pada bangunan (Tipologi d)
 Berpengaruh terhadap jasa industri.
lingkungan pengatur iklim dan  Arahan Kebijakan Pemberian arahan
pemelihara udara 22) Pemantauan uji kualitas udara atau rambu-rambu
Berpengaruh terhadap disekitar kawasan peruntukan mitigasi dampak dan
penurunan nilai indeks kualitas industri risiko Lingkungan
udara Hidup (Tipologi g)

11
Kebijakan,
Tipologi Alternatif
Rencana Dampak Pengaruh KRP Alternatif Penyempurnaan KRP Pertimbangan
Keterkaitan Isu PB Penyempurnaan
No dan/atau Terhadap Kondisi Lingkungan (Perubahan Spasial, Perubahan Rekomendasi Pemilihan/Penilaian
Prioritas KRP (Pasal 15 Ayat
Program (KRP) Hidup Target, Arahan Kebijakan Rekomendasi
1 PP No.46/2016)
Prioritas
 Rencana pengembangan KPI  Arahan Kebijakan Perubahan atau
seluas 702,75 ha berdampak Pengembangan KPI berdasarkan penyesuaian ukuran,
pada kondisi fisik alam dan Permen Perindustrian No 30 tahun skala, dan lokasi yang
bentang alam sehingga dalam 2020 tentang Kriteria Teknis lebih memenuhi
pengembangan KPI harus sesuai Kawasan Peruntukan Industri pertimbangan
dengan kriteria teknis kondisi pembangunan
lahan berupa rawan bencana berkelanjutan
dan topografi/kemiringan tanah (Tipologi C)
ideal.  Perubahan spasial Perubahan atau
 Hasil overlay Rencana Zona Penetapan pola ruang KPI penyesuaian ukuran,
Kawasan Peruntukan Industri mempertimbangkan kriteria teknis skala, dan lokasi yang
terhadap kriteria teknis kondisi lahan: lebih memenuhi
penetapan KPI dihasilkan 140,8 - Rawan bencana: Bukan pertimbangan
ha dengan karakteristik berikut: merupakan daerah rawan pembangunan
- Rencana Industri di Kawasan bencana risiko tinggi berkelanjutan
Rawan longsor dan Lereng > - Topografi/kemiringan tanah (Tipologi C)
40% seluas 1,56 ha ideal: Topografi maksimal 15%
- Rencana Industri di Lereng 15
- 40% seluas 139,23 ha
Catatan: terdapat perbedaan
luasan KPI di dalam shp peta,
raperbup dan materi teknis.
KPI shp peta sebesar 744,80 ha
KPI raperbup sebesar 128,62 ha
KPI materi teknis sebesar 595,26
ha
Sumber: Analisis Penyusun, 2022

12
LAMPIRAN TABEL 2 INTEGRASI HASIL KLHS KE DALAM KRP RDTR KECAMATAN GLADAGSARI
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
1 Rencana  Khusus (Rencana Rencana Rencana Sistem Jaringan Paragraf 1 A. Perwujudan Rencana
Jaringan dan/atau Program): Struktur Prasarana Umum Struktur Ruang
Transportasi 1) Pembangunan sistem Ruang  Rencana Jaringan Transportasi Pasal 7  Rencana Jaringan
drainase yang - Penanaman pohon penyerap Rencana jaringan transportasi Transportasi
- Pembangunan terpadu dengan jalan polutan dan peredam kebisingan sebagaimana dimaksud dalam 1. Penanaman pohon
Jalan Lokal 2) Pembuatan saluran di sepanjang sempadan jalan Pasal 5 huruf b, terdiri atas: penyerap polutan dan
Sekunder drainase yang - Penghijauan kawasan sempadan a. jalan umum; peredam kebisingan di
dilengkapi sumur jalan untuk fungsi jalur hijau b. jalan tol; sepanjang sempadan jalan
resapan dan biopori - Pemantauan kualitas udara pada c. terminal penumpang; 2. Penghijauan kawasan
3) Penerapan titik-titik strategis d. terminal barang; sempadan jalan untuk
pengembangan RTH - e. jembatan; fungsi jalur hijau
sempadan jalan f. halte; dan 3. Pemantauan kualitas udara
dengan tanaman g. jaringan jalur kereta api pada titik-titik strategis
penyerap polutan dan antarkota.
peredam kebisingan Rencana Jaringan Drainase Rencana Jaringan A. Perwujudan Rencana
di sepanjang 1. Pembangunan sistem drainase Drainase Struktur Ruang
sempadan jalan yang terpadu dengan jalan Pasal 22  Rencana Jaringan
4) Penghijauan kawasan 2. Pembangunan saluran drainase (1) Rencana jaringan Drainase
sempadan jalan yang dilengkapi sumur resapan drainase, sebagaimana 1. Pembangunan sistem
untuk fungsi jalur dan biopori dimaksud dalam Pasal 5 drainase yang terpadu
hijau huruf i, terdiri atas: dengan jalan
5) Pemantauan kualitas a. jaringan drainase 2. Pembangunan saluran
udara pada titik-titik primer; drainase yang dilengkapi
strategis b. jaringan drainase sumur resapan dan biopori
sekunder;
c. jaringan drainase
tersier; dan
d. jaringan drainase
lokal.
2 Zona  Umum (arahan Rencana Rencana Jaringan Air Minum Rencana Jaringan Air Minum A. Perwujudan Rencana
Perumahan: kebijakan) : Struktur 1. Pemeliharaan sumber mata air/ Pasal 19 Struktur Ruang
- Pembangunan 1) Pengembangan Ruang konservasi tanah sebagai resapan (1) Rencana jaringan air  Rencana Jaringan Air
Sarana dan perumahan yang air minum, sebagaimana Minum
prasarana layak huni dan sehat 2. Penataan kawasan sekitar mata air dimaksud dalam Pasal 5 1. Pemeliharaan sumber mata
Pendukung bagi masyarakat 3. Penerapan imbal jasa lingkungan huruf f, terdiri atas: air
(PSU) miskin perlindungan cadangan air a. unit air baku; 2. Penataan kawasan sekitar
Perumahan  Khusus (Rencana 4. Peningkatan perlindungan sumber b. unit distribusi; dan mata air
dan/atau Program) : air sebagai antisipasi adanya c. sumur pompa. 3. Penerapan imbal jasa
2) Penyediaan RTH di pencemaran air dari limbah ternak lingkungan perlindungan
zona perumahan dan melalui penyediaan jaringan pipa cadangan air
kawasan sekitar 4. Peningkatan perlindungan
3) Pemeliharaan sumber air sebagai
sumber mata air antisipasi adanya
4) Penataan kawasan pencemaran air dari limbah
sekitar mata air ternak melalui penyediaan
5) Penerapan imbal jaringan pipa

13
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
jasa lingkungan Rencana Jaringan Persampahan Rencana Jaringan A. Perwujudan Rencana
perlindungan 1. Pembangunan TPS3R di setiap Persampahan Struktur Ruang
cadangan air desa/ kelurahan Pasal 21  Rencana Jaringan
6) Pembangunan sumur 2. Pengembangan bank sampah di (1) Rencana jaringan Persampahan
resapan dan biopori setiap desa/kelurahan pada persampahan, 1. Pembangunan TPS3R di
di zona perumahan zona perumahan sebagaimana dimaksud setiap desa/ kelurahan
7) Pembangunan eco 3. Pendampingan teknis kegiatan dalam Pasal 5 huruf h, 2. Pengembangan bank
drainage skala rumah kompos berupa tempat sampah di setiap
lingkungan pengolahan sampah desa/kelurahan pada zona
8) Penerapan Reuse, Reduce, Recycle. perumahan
pembangunan (2) Tempat pengolahan 3. Pendampingan teknis
drainase ramah sampah Reuse, Reduce, kegiatan rumah kompos
lingkungan Recycle, sebagaimana
9) Penguatan dimaksud pada ayat (1),
instrument terdapat di SWP C Blok
pengendalian/ 1, dan SWP D Blok 1.
pencegahan alih (3) Rencana jaringan
fungsi lahan persampahan
pertanian digambarkan dalam peta
hortikultura dengan tingkat ketelitian
10) Penerapan urban 1:5.000 ebagaimana
farming di tercantum dalam
pekarangan Lampiran X, yang
perumahan dan merupakan bagian tidak
lahan RTH terpisahkan dari
11) Pengendalian Peraturan Bupati ini.
Organisme Rencana Jaringan Pengelolaan Rencana Pengelolaan Air A. Perwujudan Rencana
Pengganggu Air Limbah dan Pengelolaan Limbah dan Pengelolaan Struktur Ruang
Tumbuhan (OPT) Limbah Bahan Berbahaya dan Limbah Bahan Berbahaya dan  Rencana Jaringan
hortikultura, dan Beracun (B3) Beracun Pengelolaan Air Limbah
perkebunan 1. Pengelolaan limbah cair melalui Pasal 20 dan Pengelolaan Limbah
12) Pengawasan septik tank ramah lingkungan (1) Rencana pengelolaan air Bahan Berbahaya dan
penggunaan pupuk di masing-masing rumah dan limbah dan pengelolaan Beracun (B3)
kimia dan penerapan secara reguler dibuang ke IPLT limbah bahan berbahaya 1. Pengelolaan limbah cair
penggunaan pupuk 2. Pembangunan IPAL komunal dan beracun melalui septik tank ramah
organik atau terpusat untuk limbah sebagaimana dimaksud lingkungan di masing-
13) Penerapan sistem domestik untuk zona dalam Pasal 5 huruf g, masing rumah dan secara
pola tanam perumahan terdiri atas: reguler dibuang ke IPLT
tumpangsari a. Sistem pengelolaan air 2. Pembangunan IPAL
14) Pembangunan limbah domestik komunal atau terpusat
TPS3R di setiap terpusat; dan untuk limbah domestik
desa/ kelurahan b. Sistem pengelolaan untuk zona perumahan
15) Pengembangan limbah bahan
bank sampah di berbahaya dan
setiap beracun.
desa/kelurahan Rencana Zona Konservasi Usulan Penambahan pasal B. Perwujudan Rencana Pola Pemanfaatan Taman Penyesuaian peta
pada zona Pola Ruang 1. Pembatasan kegiatan budidaya Zona KS Ruang Nasional Gunung lampiran rencana

14
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
perumahan yang berpotensi merubah Pasal …  Zona Konservasi Merbabu dibatasi pola ruang:
16) Pendampingan fungsi lindung Taman Nasional Zona KS, sebagaimana 1. Pembatasan kegiatan berdasarkan SK No 264/ perubahan spasial
teknis kegiatan Gunung Merbabu dimaksud berupa Taman budidaya yang berpotensi IV- KKBHL/2014 Tentang rencana zona KS
rumah kompos 2. Penyediaan sarana Nasional. merubah fungsi lindung Zonasi Taman Nasional
17) Pengendalian penangkaran flora dan fauna Taman Nasional Gunung Gunung Merbabu Kab.
pengembangan 3. Pemeliharaan vegetasi di Merbabu Boyolali, Semarang dan
perumahan pada wilayah yang memiliki 2. Penyediaan sarana Magelang Provinsi Jawa
kawasan rawan kelerengan >30% penangkaran flora dan Tengah (Dokumen Revisi
bencana 4. Peruntukan ruang secara fauna Zonasi Taman Nasional
18) Penanaman pohon terbatas untuk kegiatan 3. Pemeliharaan vegetasi di Gunung Merbabu):
penahan erosi di budidaya tidak terbangun yang wilayah yang memiliki Kegiatan yang boleh
kawasan rawan memiliki kemampuan tinggi kelerengan >30% dilakukan:
bencana longsor dalam menahan limpasan air 4. Peruntukan ruang secara - Zona Inti:
(misalnya tanaman hujan terbatas untuk kegiatan Perlindungan dan
kopi) 5. Melarang semua kegiatan budidaya tidak terbangun Pengamanan,
19) Pengembangan budidaya di kawasan resapan yang memiliki kemampuan Penelitian,
perumahan dengan air yang dapat mengganggu tinggi dalam menahan Inventarisasi dan
memperhatikan dan merusak limpasan air hujan Monitoring SDA
struktur bangunan 6. Pembangunan secara khusus 5. Melarang semua kegiatan - Zona Rimba:
khususnya pada bangunan-bangunan budidaya di kawasan Perlindungan dan
kawasan rawan pengendali erosi (misalnya resapan air yang dapat Pengamanan,
bencana plesengan) sepanjang lereng mengganggu dan merusak Penelitian,
20) Pengendalian gunung yang mudah tererosi; 6. Pembangunan secara Inventarisasi dan
kegiatan 7. Peningkatan kegiatan khusus bangunan- Monitoring SDA,
perumahan di konservasi hutan bangunan pengendali erosi pembinaan habitat
kawasan Taman 8. Penyusunan strategi (misalnya plesengan) dan populasi,
Nasional Gunung pengendalian MEP sepanjang lereng gunung pembangunan sapras
Merbabu 9. Penanaman hutan kembali di yang mudah tererosi; secara terbatas
21) Pembatasan kawasan Taman Nasional 7. Peningkatan kegiatan - Zona Rehabilitasi:
kegiatan budidaya Gunung Merbabu konservasi hutan Perlindungan dan
yang berpotensi 10. Peningkatan peran masyarakat 8. Penyusunan strategi Pengamanan,
merubah fungsi dalam pelestarian hutan serta pengendalian MEP Penelitian,
lindung Taman pencegahan dan pengendalian 9. Penanaman hutan Inventarisasi dan
Nasional Gunung kebakaran hutan kembali di kawasan Monitoring SDA,
Merbabu 11. Pemulihan habitat sesuai Taman Nasional Gunung pemulihan ekosistem
22) Penyediaan sarana kebutuhan MEP Merbabu dengan melakukan
penangkaran flora 12. Relokasi monyet ekor panjang 10. Peningkatan peran rehabilitasi dan
dan fauna ke habitat aslinya masyarakat dalam restorasi ekosistem
23) Pemeliharaan 13. Pengurangan populasi MEP pelestarian hutan serta - Zona Pemanfaatan:
vegetasi di wilayah melalui kuota tangkap dan pencegahan dan Perlindungan dan
yang memiliki sterilisasi pengendalian kebakaran Pengamanan,
kelerengan >30% 14. Pengamanan lahan pertanian hutan Penelitian,
24) Peruntukan ruang hortikutura dari serangan MEP 11. Pemulihan habitat sesuai Inventarisasi dan
secara terbatas 15. Peningkatan pemahaman kebutuhan MEP Monitoring SDA,
untuk kegiatan masyarakat mengenai monyet 12. Relokasi monyet ekor pembinaan habitat
budidaya tidak ekor panjang panjang ke habitat aslinya dan populasi,
terbangun yang 16. Penyediaan tanaman berupa 13. Pengurangan populasi pembangunan sapras

15
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
memiliki pohon pakan MEP (misalnya MEP melalui kuota permanen
kemampuan tinggi pohon saninten) tangkap dan sterilisasi pengembangan
dalam menahan 17. Kerjasama TNGMb dengan 14. Pengamanan lahan potensi dan daya
limpasan air hujan masyarakat dalam penghijaun pertanian hortikutura dari tarik wisata alam
25) Melarang semua pohon yang diselingi dengan serangan MEP mendirikan tenda
kegiatan budidaya pohon pakan MEP 15. Peningkatan pemahaman - Zona tradisional:
di kawasan resapan masyarakat mengenai Perlindungan dan
air yang dapat monyet ekor panjang Pengamanan,
mengganggu dan 16. Penyediaan tanaman Penelitian,
merusak berupa pohon pakan MEP Inventarisasi dan
26) Pembangunan (misalnya pohon Monitoring SDA,
secara khusus saninten) pemanfaatan potensi
bangunan- 17. Kerjasama TNGMb sumberdaya alam
bangunan dengan masyarakat sesuai dengan
pengendali erosi dalam penghijaun pohon kesepakatan dan
(misalnya yang diselingi dengan peraturan yang
plesengan) pohon pakan MEP berlaku
sepanjang lereng Kegiatan yang tidak
gunung yang boleh dilakukan:
mudah tererosi; - Zona Inti: memasuki
27) Peningkatan dan melintasi zona
kegiatan konservasi inti, mengambil,
hutan memanen, menggali,
28) Penyusunan mengganggu atau
strategi memindahkan setiap
pengendalian MEP sumberdaya alam
29) Penanaman hutan (hayati maupun
kembali di kawasan nonhayati) termasuk
Taman Nasional mencari rumput dan
Gunung Merbabu kayu bakar
30) Peningkatan peran - Zona Rimba:
masyarakat dalam mengambil,
pelestarian hutan memanen, menggali,
serta pencegahan mengganggu atau
dan pengendalian memindahkan setiap
kebakaran hutan sumberdaya alam
31) Pemulihan habitat (hayati maupun
sesuai kebutuhan nonhayati) termasuk
MEP mencari rumput dan
32) Relokasi monyet kayu bakar
ekor panjang ke mendirikan tenda/
habitat aslinya berkemah
33) Pengurangan membuang sampah
populasi MEP - Zona Rehabilitasi:
melalui kuota mengambil,
tangkap dan memanen, menggali,
sterilisasi mengganggu atau

16
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
34) Pengamanan lahan memindahkan setiap
pertanian sumberdaya alam
hortikutura dari (hayati maupun
serangan MEP nonhayati) termasuk
35) Peningkatan mencari rumput dan
pemahaman kayu bakar
masyarakat membuang sampah
mengenai monyet - Zona Pemanfaatan:
ekor panjang mengambil,
36) Penyediaan memanen, menggali,
tanaman berupa mengganggu atau
pohon pakan MEP memindahkan setiap
(misalnya pohon sumberdaya alam
saninten) (hayati maupun
37) Kerjasama TNGMb nonhayati) termasuk
dengan masyarakat mencari rumput dan
dalam penghijaun kayu bakar
pohon yang membuang sampah
diselingi dengan melakukan
pohon pakan MEP pembakaran kayu
38) Pengelolaan limbah merusak ekosistem
cair melalui septik hutan
tank ramah - Zona tradisional:
lingkungan di mengambil,
masing-masing memanen, menggali,
rumah dan secara mengganggu atau
reguler dibuang ke memindahkan setiap
IPLT sumberdaya alam
39) Pemantauan uji (hayati maupun
kualitas air pada nonhayati) termasuk
zona mencari rumput dan
pengembangan kayu bakar
perumahan. membuang sampah
40) Pembangunan IPAL melakukan
komunal atau pembakaran kayu
terpusat untuk merusak ekosistem
limbah domestik hutan
untuk zona Zona Perumahan Paragraf 6 B. Perwujudan Rencana Pola
perumahan 1. Pengembangan perumahan yang Zona R Ruang
41) Penyediaan sarana layak huni dan sehat bagi Pasal 36  Zona Perumahan
pengolahan limbah masyarakat miskin Zona R, sebagaimana 1. Pengembangan
ternak 2. Pembangunan sumur resapan dan dimaksud dalam pasal 30 perumahan yang layak
42) Penyediaan sarana biopori di zona perumahan huruf f, seluas 1.876,83 Ha huni dan sehat bagi
dan prasarana 3. Pembangunan eco drainage skala (seribu delapan ratus tujuh masyarakat miskin
dalam pemanfaatan lingkungan puluh enam koma delapan 2. Penyediaan RTH di zona
limbah ternak 4. Penerapan pembangunan drainase tiga) hektar, terdiri atas: perumahan dan kawasan
43) Pemanfaatan ramah lingkungan (1) Sub Zona Perumahan sekitar

17
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
limbah ternak 5. Penerapan urban farming di Kepadatan Tinggi (R-2); 3. Pembangunan sumur
dalam efisiensi pekarangan perumahan dan lahan (2) Sub Zona Perumahan resapan dan biopori di
pemanfaatan RTH Kepadatan Sedang (R-3); zona perumahan
sumberdaya berupa 6. Pengendalian pengembangan (3) Sub Zona Perumahan 4. Pembangunan eco
jaringan biogas perumahan pada kawasan rawan Kepadatan Rendah (R-4); drainage skala lingkungan
limbah ternak bencana dan 5. Penerapan pembangunan
44) Pendampingan 7. Penanaman pohon penahan erosi (4) Sub Zona Perumahan drainase ramah lingkungan
pembuatan teknis di kawasan rawan bencana longsor Kepadatan Sangat Rendah 6. Penerapan urban farming
jaringan biogas (misalnya tanaman kopi) (R-5). di pekarangan perumahan
limbah ternak 8. Pengembangan perumahan dan lahan RTH
45) Pemanfaatan tanah dengan memperhatikan struktur 7. Pengendalian
kas desa sebagai bangunan khususnya pada pengembangan
sarana kawasan rawan bencana perumahan pada kawasan
penampungan 9. Peningkatan kapasitas masyarakat rawan bencana
dalam dalam mitigasi bencana 8. Penanaman pohon
pengembangan 10. Pemantauan uji kualitas air pada penahan erosi di kawasan
jaringan biogas zona pengembangan perumahan. rawan bencana longsor
limbah ternak 11. Peningkatan peran serta (misalnya tanaman kopi)
46) Peningkatan masyarakat dalam upaya 9. Pengembangan
perlindungan pengendalian perubahan iklim perumahan dengan
sumber air sebagai melalui Program Kampung Iklim memperhatikan struktur
antisipasi adanya (ProKlim) perumahan dan bangunan khususnya pada
pencemaran air kawasan sekitar kawasan rawan bencana
dari limbah ternak 12. Penyediaan sarana pengolahan 10. Peningkatan kapasitas
melalui penyediaan limbah ternak masyarakat dalam
jaringan pipa 13. Penyediaan sarana dan prasarana mitigasi bencana
47) Peningkatan peran dalam pemanfaatan limbah 11. Pemantauan uji kualitas
serta masyarakat ternak air pada zona
dalam upaya 14. Pemanfaatan limbah ternak pengembangan
pengendalian dalam efisiensi pemanfaatan perumahan.
perubahan iklim sumberdaya berupa jaringan 12. Peningkatan peran serta
melalui Program biogas limbah ternak masyarakat dalam upaya
Kampung Iklim 15. Pendampingan pembuatan teknis pengendalian perubahan
(ProKlim) jaringan biogas limbah ternak iklim melalui Program
perumahan dan 16. Pemanfaatan tanah kas desa Kampung Iklim (ProKlim)
kawasan sekitar sebagai sarana penampungan perumahan dan kawasan
48) Reklamasi pasca dalam pengembangan jaringan sekitar
tambang biogas limbah ternak 13. Penyediaan sarana
49) Pengendalian pengolahan limbah ternak
pemanfaatan 14. Penyediaan sarana dan
kegiatan tambang prasarana dalam
50) Pembatasan pemanfaatan limbah
kegiatan ternak
pertambangan 15. Pemanfaatan limbah
51) Pengawasan ternak dalam efisiensi
perizinan kegiatan pemanfaatan sumberdaya
pertambangan berupa jaringan biogas

18
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
limbah ternak
16. Pendampingan
pembuatan teknis
jaringan biogas limbah
ternak
17. Pemanfaatan tanah kas
desa sebagai sarana
penampungan dalam
pengembangan jaringan
biogas limbah ternak
Rencana Rencana Zona Perumahan Paragraf 6 B. Perwujudan Rencana Pola Ketentuan kegiatan dan Penyesuaian peta
pola ruang Perubahan spasial pada zona Zona R Ruang penggunaan lahan yang lampiran rencana
dan peta perumahan yang berada pada zona Pasal 36  Zona Perumahan tidak diizinkan (X): pola ruang:
KS dikembalikan fungsinya menjadi Zona R, sebagaimana 1. Pengendalian dan kegiatan perumahan perubahan spasial
zona KS (0,09 ha). Sehingga luasan dimaksud dalam pasal 30 pengawasan kegiatan tidak diijinkan pada zona rencana zona
zona perumahan dari 1.345,69 ha huruf f, seluas 1.876,83 Ha perumahan di kawasan KS. perumahan
menjadi 1.345,61 ha. (seribu delapan ratus tujuh Taman Nasional Gunung
puluh enam koma delapan Merbabu
tiga) hektar, terdiri atas:
(1) Sub Zona Perumahan
Kepadatan Tinggi (R-2);
(2) Sub Zona Perumahan
Kepadatan Sedang (R-3);
(3) Sub Zona Perumahan
Kepadatan Rendah (R-4);
dan
(4) Sub Zona Perumahan
Kepadatan Sangat Rendah
(R-5).
Ketentuan B. Perwujudan Rencana Pola
pemanfaatan Ruang
ruang  Zona Perumahan
1. Pengendalian dan pengawasan
kegiatan perumahan di
kawasan Taman Nasional
Gunung Merbabu
Sub Zona Hortikultura dan Paragraf 2 B. Perwujudan Rencana Pola
Perkebunan Zona P Ruang
1) Penguatan instrument Pasal 32  Sub Zona Hortikultura dan
pengendalian/ pencegahan alih Zona P, sebagaimana Perkebunan
fungsi lahan pertanian dimaksud dalam pasal 30 1) Penguatan instrument
hortikultura huruf b, seluas 1.930,04 Ha pengendalian/ pencegahan
2) Pengendalian Organisme (seribu sembilan ratus tiga alih fungsi lahan pertanian
Pengganggu Tumbuhan (OPT) puluh koma nol empat) hortikultura
hortikultura, dan perkebunan hektar, terdiri atas: 2) Pengendalian Organisme
3) Pengawasan penggunaan pupuk (1) Sub Zona Tanaman Pengganggu Tumbuhan
kimia dan penerapan Pangan (P-1); dan (OPT) hortikultura, dan

19
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
penggunaan pupuk organik (2) Sub Zona Hortikultural (P- perkebunan
2). 3) Pengawasan penggunaan
pupuk kimia dan penerapan
penggunaan pupuk organik
4) Penerapan sistem pola
tanam tumpangsari
Zona Badan Air dan Pertanian Paragraf 1 B. Perwujudan Rencana Pola Ketentuan bersyarat dan
1) Reklamasi pasca tambang Zona BA Ruang terbatas pada aktivitas
2) Pengendalian pemanfaatan Pasal 26  Zona Badan Air dan pertambangan:
kegiatan tambang Zona BA, sebagaimana Pertanian  Kegiatan
3) Pembatasan kegiatan dimaksud dalam pasal 25 1) Reklamasi pasca tambang pertambangan dibatasi
pertambangan huruf a, seluas 49,29 Ha 2) Pengendalian pemanfaatan pada wilayah di luar
4) Pengawasan perizinan kegiatan (empat puluh sembilan koma kegiatan tambang Taman Nasional
pertambangan dua sembilan) hektar 3) Pembatasan kegiatan Gunung Merbabu (T)
terdapat di : pertambangan dan tidak menimbulkan
a. SWP A seluas 14,21 Ha 4) Pengawasan perizinan kerusakan lingkungan
(empat belas koma dua kegiatan pertambangan  Bersyarat mendapatkan
satu) hektar berada di izin instansi yang
Blok 1, Blok 2, Blok 3, dan berwenang (B)
Blok 4;
b. SWP B seluas 3,31 Ha
(tiga koma tiga satu)
hektar berada di Blok 1
dan Blok 2;
c. SWP C seluas 4,79 Ha
(empat koma tujuh
sembilan) hektar berada di
Blok 1, Blok 2, Blok 3, dan
Blok 4;
d. SWP D seluas 1,69 Ha
(satu koma enam
sembilan) berada di Blok 1
dan Blok 2;
e. SWP E seluas 9,04 Ha
(sembilan koma nol
empat) hektar berada di
Blok 1, Blok 2, dan Blok 3;
dan
f. SWP F seluas 16,25 Ha
(enam belas koma dua
lima) hektar berada di
Blok 1, Blok 2, Blok 3, dan
Blok 4.

Paragraf 2
Zona P
Pasal 32

20
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
Zona P, sebagaimana
dimaksud dalam pasal 30
huruf b, seluas 1.930,04 Ha
(seribu sembilan ratus tiga
puluh koma nol empat)
hektar, terdiri atas:
(1) Sub Zona Tanaman
Pangan (P-1); dan
(2) Sub Zona Hortikultural (P-
2).
Peraturan Peraturan Zonasi Ketentuan Kegiatan dan Ketentuan bersyarat
Zonasi  Tambahan ketentuan bersyarat Penggunaan Lahan dan terbatas dengan
dan terbatas dengan ketentuan Pasal 47 ketentuan teknis,
teknis, meliputi: (1) Ketentuan kegiatan dan meliputi:
- B: Bersyarat tertentu dengan penggunaan lahan B: Bersyarat tertentu
memenuhi ketentuan teknis sebagaimana dimaksud dengan memenuhi
- T: Bersyarat secara terbatas dalam pasal 46 ayat (2), ketentuan teknis
dengan memenuhi ketentuan terdiri atas: T: Bersyarat secara
teknis. a. ketentuan kegiatan dan terbatas dengan
penggunaan lahan memenuhi ketentuan
yang diizinkan (I); teknis.
b. ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan
yang bersyarat secara
terbatas (T);
c. ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan
yang bersyarat tertentu
(B); dan
d. ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan
yang tidak diizinkan
(X).
Peraturan Zonasi (3) ketentuan B sebagaimana B3, yaitu pemanfaatan
Tambahan ketentuan bersyarat B3, yang dimaksut ayat (1) huruf bersyarat tertentu untuk
yaitu pemanfaatan bersyarat tertentu c meliputi: menyediakan Parkir
untuk menyediakan parkir a. B1, yaitu pemanfaatan diintegrasikan kedalam
bersyarat tertentu matrik ITBX pada pola
untuk memperoleh ruang :
rekomendasi dari A. Zona Lindung
instansi terkait;  Zona RTH = Ruang
b. B2, yaitu pemanfaatan Terbuka Hijau
bersyarat tertentu B. Zona Budidaya
untuk menyediakan  Zona KPI = Kawasan
RTH; Peruntukan Industri
c. B3, yaitu  Zona R = Perumahan
pemanfaatan  Zona K =

21
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
bersyarat tertentu Perdagangan dan
untuk menyediakan Jasa
tempat parkir;  Zona SPU = Sarana
d. B4, yaitu pemanfaatan Pelayanan Umum
bersyarat tertentu
untuk menetapkan
AMDAL; dan
e. B5, yaitu pemanfaatan
bersyarat tertentu
untuk menetapkan UKL
UPL.
Peraturan Zonasi (3) ketentuan B sebagaimana 1. Penyediaan RTH di zona Ketentuan bersyarat :
Tambahan ketentuan bersyarat yang dimaksut ayat (1) huruf perumahan dan kawasan B2, yaitu
B2, yaitu pemanfaatan bersyarat c meliputi: sekitar pemanfaatan
tertentu untuk menyediakan RTH a. B1, yaitu pemanfaatan bersyarat tertentu
bersyarat tertentu untuk menyediakan
untuk memperoleh RTH diintegrasikan
rekomendasi dari kedalam matrik ITBX
instansi terkait; pada pola ruang :
b. B2, yaitu A. Zona Lindung
pemanfaatan -
bersyarat tertentu B. Zona Budidaya
untuk menyediakan  Zona KPI = Kawasan
RTH; Peruntukan Industri
c. B3, yaitu pemanfaatan  Zona R = Perumahan
bersyarat tertentu  Zona K =
untuk menyediakan Perdagangan dan
tempat parkir; Jasa
d. B4, yaitu pemanfaatan  Zona SPU = Sarana
bersyarat tertentu Pelayanan Umum
untuk menetapkan  Zona KT =
AMDAL; dan Perkantoran
e. B5, yaitu pemanfaatan
bersyarat tertentu
untuk menetapkan UKL
UPL.
3 Zona  Umum (arahan Rencana Sub Zona Hortikultura dan Paragraf 2 B. Perwujudan Rencana Pola
perdagangan kebijakan) : pola ruang Perkebunan Zona P Ruang
dan jasa 1) Pengendalian alih 1) Penguatan instrument Pasal 32  Sub Zona Hortikultura dan
fungsi produktif pengendalian/ pencegahan alih Zona P, sebagaimana Perkebunan
- Peningkatan pertanian fungsi lahan pertanian dimaksud dalam pasal 30 1) Pengendalian alih fungsi
sarana hortikultura menjadi hortikultura huruf b, seluas 1.930,04 Ha produktif pertanian
prasarana lahan terbangun 2) Pengendalian Organisme (seribu sembilan ratus tiga hortikultura menjadi lahan
penunjangan  Khusus (Rencana Pengganggu Tumbuhan (OPT) puluh koma nol empat) terbangun
kegiatan dan/atau Program) : hortikultura, dan perkebunan hektar, terdiri atas: 2) Pengendalian Organisme
perdagangan 2) Pengendalian 3) Pengawasan penggunaan pupuk Pengganggu Tumbuhan
(1) Sub Zona Tanaman
dan jasa Organisme kimia dan penerapan Pangan (P-1); dan (OPT) hortikultura, dan

22
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
Pengganggu penggunaan pupuk organik (2) Sub Zona Hortikultural (P- perkebunan
Tumbuhan (OPT) 2). 3) Pengawasan penggunaan
hortikultura, dan pupuk kimia dan penerapan
perkebunan penggunaan pupuk organik
3) Pengawasan Zona Perdagangan dan Jasa (K) Paragraf 9 B. Perwujudan Rencana Pola
penggunaan pupuk 1) Peningkatan tutupan vegetasi Zona K Ruang
kimia dan pada kawasan resapan air dan Pasal 38  Zona Perdagangan dan
penerapan disekitar zona perdagangan dan Zona K, sebagaimana Jasa (K)
penggunaan pupuk jasa dimaksud dalam pasal 30 1) Peningkatan tutupan
organik 2) Pembuatan biopori dan sumur huruf h, seluas 107,46 Ha vegetasi pada kawasan
4) Peningkatan tutupan resapan di zona perdagangan (seratus tujuh koma empat resapan air dan disekitar
vegetasi pada dan jasa enam) hektar, terdiri atas: zona perdagangan dan
kawasan resapan air 3) Pengelolaan drainase zona (1) Sub Zona Perdagangan jasa
dan disekitar zona perdagangan dan jasa dan Jasa Skala Kota (K- 2) Pembuatan biopori dan
perdagangan dan 4) Penataan saluran drainase zona 1); sumur resapan di zona
jasa perdagangan dan jasa (2) Sub Zona Perdagangan perdagangan dan jasa
5) Pembuatan biopori 5) Normalisasi saluran drainase dan Jasa Skala WP (K-2); 3) Pengelolaan drainase zona
dan sumur resapan 6) Penyediaan ruang parkir di dan perdagangan dan jasa
di zona sepanjang jalan zona (3) Sub Zona Perdagangan 4) Penataan saluran drainase
perdagangan dan perdagangan dan jasa dan Jasa Skala SWP (K-3). zona perdagangan dan
jasa 7) Penyediaan ruang dan gedung jasa
6) Pengelolaan parkir untuk mengurangi on 5) Normalisasi saluran
drainase zona street parking drainase
perdagangan dan 8) Pengembangan RTH sempadan 6) Penyediaan ruang parkir di
jasa jalan dengan tanaman yang sepanjang jalan zona
7) Penataan saluran dapat menyerap polutan perdagangan dan jasa
drainase zona 9) Pemantauan kualitas udara 7) Penyediaan ruang dan
perdagangan dan pada titik-titik strategis gedung parkir untuk
jasa 10) Penyediaan jaringan air bersih mengurangi on street
8) Normalisasi saluran perpipaan dalam pemenuhan parking
drainase zona perdagangan dan jasa 8) Pengembangan RTH
9) Penyediaan ruang 11) Pengembangan pengelolaan sempadan jalan dengan
parkir di sepanjang sampah dengan konsep 3R di tanaman yang dapat
jalan zona zona perdagangan dan jasa menyerap polutan
perdagangan dan 9) Pemantauan kualitas udara
jasa pada titik-titik strategis
10) Penyediaan ruang 10) Penyediaan jaringan air
dan gedung parkir bersih perpipaan dalam
untuk mengurangi pemenuhan zona
on street parking perdagangan dan jasa
11) Pengembangan RTH 11) Pengembangan
sempadan jalan pengelolaan sampah
dengan tanaman dengan konsep 3R di zona
yang dapat perdagangan dan jasa
menyerap polutan
12) Pemantauan kualitas
udara pada titik-titik

23
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
strategis
13) Penyediaan jaringan
air bersih perpipaan
dalam pemenuhan
zona perdagangan
dan jasa
14) Pengembangan
pengelolaan sampah
dengan konsep 3R
di zona
perdagangan dan
jasa
4 Zona  Khusus (Rencana Rencana Sub Zona Hortikultura dan Paragraf 2 B. Perwujudan Rencana Pola
Perkantoran: dan/atau Program) : pola ruang Perkebunan Zona P Ruang
1) Mengendalikan alih 1) Penguatan instrument Pasal 32  Sub Zona Hortikultura dan
- Pembangunan fungsi lahan produktif pengendalian/ pencegahan alih Zona P, sebagaimana Perkebunan
Kantor pertanian hortikultura fungsi lahan pertanian dimaksud dalam pasal 30 1) Pengendalian alih fungsi
Kecamatan menjadi lahan hortikultura huruf b, seluas 1.930,04 Ha produktif pertanian
Baru terbangun 2) Pengendalian Organisme (seribu sembilan ratus tiga hortikultura menjadi lahan
- Pembangunan 2) Peningkatan tutupan Pengganggu Tumbuhan (OPT) puluh koma nol empat) terbangun
Kantor Desa vegetasi pada hortikultura, dan perkebunan hektar, terdiri atas: 2) Pengendalian Organisme
kawasan resapan air 3) Pengawasan penggunaan pupuk (1) Sub Zona Tanaman Pengganggu Tumbuhan
dan disekitar zona kimia dan penerapan Pangan (P-1); dan (OPT) hortikultura, dan
perkantoran penggunaan pupuk organik (2) Sub Zona Hortikultural (P- perkebunan
3) Pembuatan biopori 2). 3) Pengawasan penggunaan
dan sumur resapan di pupuk kimia dan penerapan
zona perkantoran penggunaan pupuk organik
4) Pengelolaan drainase Zona Perkantoran Paragraf 10 B. Perwujudan Rencana Pola
zona perkantoran 1) Peningkatan tutupan vegetasi Zona KT Ruang
5) Pengembangan pada kawasan resapan air dan Pasal 39  Zona Perkantoran
pengelolaan sampah disekitar zona perkantoran Zona KT, sebagaimana 1) Peningkatan tutupan
dengan konsep 3R di 2) Pembuatan biopori dan sumur dimaksud dalam pasal 30 vegetasi pada kawasan
zona perkantoran resapan di zona perkantoran huruf i, seluas 19,57 Ha resapan air dan disekitar
6) Penyediaan jaringan 3) Pengelolaan drainase zona (sembilan belas koma lima zona perkantoran
air bersih perpipaan perkantoran tujuh) hektar, terdapat di: 2) Pembuatan biopori dan
dalam pemenuhan 4) Pengembangan pengelolaan a. SWP A seluas 1,06 Ha sumur resapan di zona
zona perkantoran sampah dengan konsep 3R di (satu koma nol enam) perkantoran
zona perkantoran hektar berada di Blok 1, 3) Pengelolaan drainase zona
5) Penyediaan jaringan air bersih Blok 2, dan Blok 4; perkantoran
perpipaan dalam pemenuhan b. SWP B seluas 0,78 Ha (nol 4) Pengembangan pengelolaan
zona perkantoran koma tujuh delapan) sampah dengan konsep 3R
hektar berada di Blok 1 di zona perkantoran
dan Blok 2; 5) Penyediaan jaringan air
c. SWP C seluas 15,98 Ha bersih perpipaan dalam
(lima belas koma sembilan pemenuhan zona
delapan) hektar berada di perkantoran
Blok 1, Blok 2, Blok 3, dan

24
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
Blok 4;
d. SWP D seluas 0,43 Ha (nol
koma empat tiga) berada
di Blok 2;
e. SWP E seluas 0,22 Ha (nol
koma dua dua) hektar
berada di Blok 3; dan
f. SWP F seluas 1,10 Ha
(satu koma satu) hektar
berada di Blok 2, Blok 3,
dan Blok 4.

5 Zona Kawasan Umum (arahan


 Tujuan Mewujudkan Kecamatan Gladagsari Tujuan penataan WP
Peruntukan kebijakan) : Penataan sebagai Kawasan Konservasi dan Mewujudkan Kecamatan
Industri 1) Pengembangan Wilayah optimalisasi pengembangan kawasan Gladagsari sebagai Kawasan
kawasan peruntukan Perencanaan pertanian, pariwisata, dan industri Konservasi dan optimalisasi
- Penataan industri menghindari (WP) yang berwawasan lingkungan dan pengembangan kawasan
bangunan dan penggunaan lahan Kecamatan berkelanjutan pertanian, pariwisata, dan
lingkungan produktif pertanian Gladagsari industri yang berwawasan
zona hortikultura menambahkan lingkungan dan
peruntukan 2) Mengembangkan aspek berkelanjutan.
industri kegiatan industri pembangunan
yang berwawasan yang
lingkungan berwawasan
3) Pengembangan lingkungan dan
kegiatan industri berkelanjutan
dengan jenis Rencana Sub Zona Hortikultura dan Paragraf 2 B. Perwujudan Rencana Pola
industri non polutan pola ruang Perkebunan Zona P Ruang
 Khusus (Rencana 1) Penguatan instrument Pasal 32  Sub Zona Hortikultura dan
dan/atau Program) : pengendalian/ pencegahan alih Zona P, sebagaimana Perkebunan
4) Pengawasan fungsi lahan pertanian dimaksud dalam pasal 30 1) Peningkatan produktivitas
pengelolaan limbah hortikultura huruf b, seluas 1.930,04 Ha pertanian melalui
industri secara 2) Pengendalian Organisme (seribu sembilan ratus tiga intensifikasi pertanian
berkala melalui Pengganggu Tumbuhan (OPT) puluh koma nol empat) 2) Penerapan insentif dan
pemantauan uji hortikultura, dan perkebunan hektar, terdiri atas: disinsentif bagi petani
kualitas air disekitar 3) Pengawasan penggunaan pupuk (1) Sub Zona Tanaman
kawasan peruntukan kimia dan penerapan Pangan (P-1); dan
industri penggunaan pupuk organik (2) Sub Zona Hortikultural (P-
5) Peningkatan 2).
produktivitas Zona Kawasan Peruntukan Paragraf 5 B. Perwujudan Rencana Pola
pertanian melalui Industri Zona KPI Ruang
intensifikasi 1) Pengembangan kawasan Pasal 35  Zona Kawasan
pertanian peruntukan industri Zona KPI, sebagaimana Peruntukan Industri
6) Penerapan insentif menghindari penggunaan lahan dimaksud dalam pasal 30 1) Pengembangan kawasan
dan disinsentif bagi produktif pertanian hortikultura huruf e, seluas 128,62 Ha peruntukan industri
petani 2) Mengembangkan kegiatan (seratus dua puluh delapan menghindari penggunaan
7) Pengembangan industri yang berwawasan koma enam dua) hektar, lahan produktif pertanian

25
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
taman atap modern lingkungan terdapat di: hortikultura
(roof garden atau 3) Pengembangan kegiatan a. SWP A seluas 25,37 Ha 2) Mengembangkan kegiatan
atap hijau) pada industri dengan jenis industri (dua puluh lima koma tiga industri yang berwawasan
bangunan industri non polutan tujuh) hektar berada di lingkungan
8) Penyediaan RTH 4) Pengawasan pengelolaan Blok 1; 3) Pengembangan kegiatan
pada zona kawasan limbah industri secara berkala b. SWP B seluas 6,52 Ha industri dengan jenis
peruntukan industri melalui pemantauan uji kualitas (enam koma lima dua) industri non polutan
9) Kajian studi air disekitar kawasan hektar berada di Blok 1 4) Pengawasan pengelolaan
kelayakan peruntukan industri dan Blok 2; limbah industri secara
penerapan saluran 5) Pengembangan taman atap c. SWP C seluas 2,31 Ha berkala melalui
pembuangan air modern (roof garden atau atap (dua koma tiga satu) pemantauan uji kualitas air
limbah KPI (sistem hijau) pada bangunan industri hektar berada di Blok 3; disekitar kawasan
terpisah dari saluran 6) Penyediaan RTH pada zona d. SWP D seluas 88,15 Ha peruntukan industri
drainase dan kawasan peruntukan industri (delapan puluh delapan 5) Pengembangan taman atap
disalurkan ke badan 7) Kajian studi kelayakan koma satu lima) hektar modern (roof garden atau
air yang mengalir) penerapan saluran pembuangan berada di Blok 1 dan Blok atap hijau) pada bangunan
10) Pengawasan air limbah KPI (sistem terpisah 2; dan industri
pengelolaan limbah dari saluran drainase dan e. SWP F seluas 6,27 Ha 6) Penyediaan RTH pada zona
industri secara disalurkan ke badan air yang (enam koma dua tujuh) kawasan peruntukan
berkala melalui mengalir) hektar berada di Blok 2. industri
pemantauan uji 8) Pengawasan pengelolaan 7) Kajian studi kelayakan
kualitas air disekitar limbah industri secara berkala penerapan saluran
kawasan peruntukan melalui pemantauan uji kualitas pembuangan air limbah KPI
industri air disekitar kawasan (sistem terpisah dari
11) Mengembangkan peruntukan industri saluran drainase dan
kegiatan industri 9) Mengembangkan kegiatan disalurkan ke badan air
yang berwawasan industri yang berwawasan yang mengalir)
lingkungan lingkungan 8) Pengawasan pengelolaan
12) Penyediaan fungsi 10) Penyediaan fungsi konservasi limbah industri secara
konservasi berupa berupa ruang terbuka hijau berkala melalui
ruang terbuka hijau dengan vegetasi penyerap pemantauan uji kualitas air
dengan vegetasi polutan dengan ketentuan disekitar kawasan
penyerap polutan pengembangan RTH peruntukan industri
dengan ketentuan 11) Pemantauan uji kualitas udara 9) Mengembangkan kegiatan
pengembangan RTH disekitar kawasan peruntukan industri yang berwawasan
13) Pemantauan uji industri lingkungan
kualitas udara 10) Penyediaan fungsi
disekitar kawasan konservasi berupa ruang
peruntukan industri terbuka hijau dengan
14) Rencana KPI yang vegetasi penyerap polutan
tidak memenuhi dengan ketentuan
kriteria teknis pengembangan RTH
kondisi lahan 11) Pemantauan uji kualitas
direkomendasikan udara disekitar kawasan
tidak ditetapkan peruntukan industri
sebagai rencana KPI
dan diarahkan untuk Rencana Zona KPI Paragraf 5 B. Perwujudan Rencana Pola Penyesuaian peta

26
RDTR Kecamatan Gladagsari Tahun 2022-2042
Muatan
No KRP Rekomendasi Rancangan Peraturan Lampiran Program
Materi Laporan Rencana dan Peta Lampiran Matrik ITBX Lampiran Peta
Bupati RDTR Pemanfaatan Ruang
Teknis RDTR
pengembangan Perubahan spasial penetapan pola Zona KPI Ruang lampiran rencana
jenis pola ruang lain ruang KPI mempertimbangkan Pasal 35  Zona KPI pola ruang:
seluas 475,01 ha kriteria teknis kondisi lahan semula Zona KPI, sebagaimana 1. Pengendalian dan perubahan spasial
 Perubahan spasial 702,75 ha mengalami perubahan dimaksud dalam pasal 30 pengawasan KPI rencana zona KPI
15) Penetapan pola 140,8 ha, sehingga rencana zona KPI huruf e, seluas 128,62 Ha
ruang KPI (seratus dua puluh delapan
menjadi 561,95 ha.
mempertimbangkan koma enam dua) hektar,
kriteria teknis terdapat di:
kondisi lahan a. SWP A seluas 25,37 Ha
(dua puluh lima koma tiga
tujuh) hektar berada di
Blok 1;
b. SWP B seluas 6,52 Ha
(enam koma lima dua)
hektar berada di Blok 1
dan Blok 2;
c. SWP C seluas 2,31 Ha
(dua koma tiga satu)
hektar berada di Blok 3;
d. SWP D seluas 88,15 Ha
(delapan puluh delapan
koma satu lima) hektar
berada di Blok 1 dan Blok
2; dan
e. SWP F seluas 6,27 Ha
(enam koma dua tujuh)
hektar berada di Blok 2.

Sumber: Analisis Penyusun, 2022

27

Anda mungkin juga menyukai