Anda di halaman 1dari 50

Rapat Pravalidasi

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis


RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao

KABUPATEN TORAJA UTARA


Oleh : Tim Pokja KLHS RDTR Kawasan
Perkotaan Rantepao

Selasa, 22 November 2022


PENGANTAR KLHS RDTR
Pembangunan Berkelanjutan adalah upaya sadar dan Tujuan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao
terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan
dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam penyusunan RDTR
menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, Kawasan Perkotaan Toraja Utara
kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa Sasarannya yang ingin dicapai adalah
kini dan generasi masa depan
1. Meningkatkan kapasitas dan kepedulian pemangku kepentingan
khususnya dalam pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan publik secara umum
Instrumen Pembangunan
dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan/atau program dalam
Berkelanjutan
RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao
3. Meningkatkan komunikasi para pemangku kepentingan di
Kabupaten Torut dalam rangka pengambilan keputusan yang lebih
Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis baik.
(KLHS)  rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, 4. Menemutemukan isu-isu pembangunan berkelanjutan yang paling
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip strategis di Kawasan Perkotaan Rantepao, serta upaya-upaya
Pembangunan Berkelanjutan telah menjadi dasar dan pemecahannya.
terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau 5. Memberikan konteks keberlanjutan pada KRP yang disusun dalam
Kebijakan, Rencana, dan/atau Program Dokumen RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao.
TAHAPAN
Sesuai PP NO. 46/2016
Didapat dari Konsultasi Publik dg Para Pemangku K
1. Identifikasi dan Perumusan Isu PB (Ps 8)
Hasil No. 1, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (1)
2. Isu PB Yang Paling Strategis (Ps 8)
Hasil No. 2, ditelaah dg pisau analisis Ps 9 ayat (2)
3. Isu PB Prioritas (Ps 9)
4. Identifikasi materi muatan KRP yang berpotensi Identifikasi semua materi KRP, ditelaah dg pisau
menimbulkan pengaruh pada LH (Ps 10) analisis Ps 3 ayat (2) atau Penjelasan Ps 15 UU 32/09
5. Analisis pengaruh hasil Isu PB Prioritas dengan Analisis pengaruh hasil No 3 dg hasil No 4
materi muatan KRP (Ps 11)
Kajian DDDT, JE, SDA, PI, Kehati, Resiko Dampak
6. Kajian muatan KLHS : (Ps 13) LH
7. Rumusan Alternatif (Ps 14) Perubahan :Tujuan, Strategi pencapaian,
8. Penyusunan Rekomendasi (Ps 16) ukuran/skala, lokasi, proses/metode, penundaan,
9. Penjaminan Kualitas (Ps 19) rambu mempertahankan ekosistem, mitigasi
10.Pendokumentasian (Ps 23) Perbaikan KRP, Keg/usaha yang telah melampaui
11.Validasi (Ps 25) DDDT tidak boleh lagi
Oleh penyusun KRP
KERANGKA PIKIR
RTRW RZWP3K RPJP/M KRP KRP Masy

1 Identifikasi
Identikasi Isu PB
Materi Muatan
4 KRP
2 Isu PB Yang Paling
Strategis
Materi Muatan KRP
3 Isu PB Prioritas yang berdampak
Konsultasi
Publik
5 Analisis Pengaruh

6 DDDT Resiko JE SDA PI KEHATI

Rekomendasi Penjamina Pendoku-


Rumusan Perbaikan VALIDASI
7 Alternatif n Kualitas mentasian
KRP 9 10
8 11
KERANGKA PENDEKATAN

PENYUSUNAN KLHS RDTR


KAWASAN PERKOTAAN
RANTEPAO MENGGUNAKAN
PENDEKATAN DAMPAK

5
PEMBAHASAN
KLHS RDTR KAWASAN PERKOTAAN RANTEPAO
Isu Pembangunan Berkelanjutan
0 Berisi Jabaran Mengenai Isu PB, Isu Strategis, Isu Prioritas,
1 dan Resume Isu/Permasalahan

0 Identifikasi Muatan KRP


Hasil Identifikasi KRP RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao
2 yang berdampak dan/atau berisiko
Outline
Pembahasan 0 Kajian Muatan K L H S
Hasil Kajian Dampak KRP Terhadap 6 muatan KLHS
3

0 Alternatif dana Rekomendasi


Skenario sebagi alternatif dalam memberikan masukan dan
4 peringatan terhadap pelaksanaan pembangunan yang di-
rencanakan dalam RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao
Isu Pembangunan
Berkelanjutan
Jabaran Mengenai Isu PB, Isu Strategis,
Isu Prioritas, dan Resume Isu/
Permasalahan
JABARAN ISU PB
Melalui konsultasi publik bersama
dengan pemerintah daerah, tokoh
masyarakat, dan lembaga
kemasyarakatan
Daftar Isu-Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tahap 1 : Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan No Permasalahan Lingkungan /Keberlanju- Lokasi Fokus Isu Lingkungan
tan
a.Melakukan pengumpulan isu pembangunan berkelanjutan untuk mempersiapkan 1. Tercemarnya sungai oleh limbah rumah Kecamatan Rantepao Pencemaran sungai
tangga
daftar panjang isu-isu yang dapat dibagi berdasarkan pilar pembangunan
2. Lambatnya penanganan sampah Kecamatan Kesu, Sesean, Belum optimalnya pengelolaan persampahan
berkelanjutan yaitu aspek lingkungan, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek Sopai, Tallunglipu, Tikala, Tod-
don
tata kelola. Selain itu isu-isu pembangunan berkelanjutan juga dapat dibagi dalam
3. Sampah/limbah kendaraan Kec. Tallunglipu Belum optimalnya pengelolaan persampahan
dua aspek pokok yaitu isu yang terkait pelaksanaan pembangunan dan isu yang (Penumpang)
terkait kondisi lingkungan eksisting. 4. Alih fungsi lahan sawah Kec.Kesu dan Kec.Rantepao Alih fungsi lahan pertanian

b.Melakukan diskusi intenal atau konsultasi publik untuk mengumpulkan dan 5. Limbah kotoran ternak Kecamatan Kesu, Sesean, Belum optimalnya penanganan limbah do-
Sopai, Tallunglipu, Tikala, Tod- mestik
menyajikan data berdasarkan informasi dan dokumen-dokumen yang ada, don
sehingga isu pembangunan berkelanjutan dapat dideskripsikan dengan jelas baik 6. Kotoran ternak dari usaha-usaha ternak Kecamatan Kesu, Sesean, Belum optimalnya penanganan limbah do-
rumahan yang mengalir ke Sungai Sopai, Tallunglipu, Tikala, Tod- mestik
secara spasial maupun nonspasial. Sumber informasi dapat berasal dari anggota don
pokja, peserta konsultasi publik atau hasil browsing di internet. 7. Pembuangan limbah ternak ke Sungai Kecamatan Kesu, Sesean, Belum optimalnya penanganan limbah do-
Sopai, Tallunglipu, Tikala, Tod- mestik
c.Menyusun daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan dan menentukan don
lokasi pasti isu bila memungkinkan (dapat dibuat peta lokasi sebaran isu 8 Lambatnya penanganan sampah Kec.Rantepao Belum optimalnya pengelolaan persampahan 
pembangunan berkelanjutan). Selanjutnya isu-isu pembangunan berkelanjutan 10 Polulasi Anjing dan Kucing dalam Kec.Rantepao Belum optimalnya pengelolaan persampahan
tersebut ditentukan tema atau fokus isunya berdasarkan kesamaan substansi atau hubungannya dengan penyakit Rabies

muatan dari isu. 11 Lahan persawahan dari hari ke hari se- Kec.Kesu dan Kec.Rantepao Alih fungsi lahan pertanian
makin berkurang karena dialih fungsikan
jadi tempat tinggal
 
12 Pertambangan galian C Lembang Rindingbatu Keca- Kerusakan lingkungan akibat pertambangan
matan Kesu

13 Kurangnya RTH Perkotaan Kec.Rantepao Kurangnya RTH di Perkotaan


14 Kemacetan perkotaan karena aktivitas Kec.Rantepao Kemacetan di daerah perkotaan
Pasar
15 Terjadinya kekumuhan Kec.Rantepao Terbentuknya pemukiman-pemukiman kumuh

16 Pencemaran Sungai Kecamatan Kesu, Sesean, Pencemaran sungai


Sopai, Tallunglipu, Tikala, Tod-
don
24 Pemanfaatan bahu jalan Kec.Rantepao Penyimpangan pemanfaatan ruang
ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

17 Terbatasnya sarana dan prasarana per- Kecamatan Kesu, Sesean, Sopai, Tal- Belum optimalnya pengelolaan persampahan
sampahan lunglipu, Tikala, Toddon

18 Pembangunan liar di Sempadan Kecamatan Kesu, Sesean, Sopai, Tal- Pembangunan didaerah Sempadan Sungai
lunglipu, Tikala, Toddon

19 Kesadaran masyarakat rendah Kecamatan Kesu, Sesean, Sopai, Tal- Belum optimalnya pengelolaan persampahan
lunglipu, Tikala, Toddon

20 Drainase limbah domestik mengarah Sungai Kec.Rantepao Belum optimalnya penanganan limbah domestik

21 Terbatasnya lahan untuk RTH Kec.Rantepao Kurangnya RTH di Perkotaan

22 Akumulasi kegiatan dan tidak tersedianya la- Kec.Rantepao Kemacetan di daerah perkotaan
han parkir

23 Kerusakan sempadan Kecamatan Kesu, Sesean, Sopai, Tal- Kerusakan sempadan sungai
lunglipu, Tikala, Toddon

24 Pemanfaatan bahu jalan Kec.Rantepao Penyimpangan pemanfaatan ruang


JABARAN
ISU STRATEGIS
Melalui proses analisis dan telaah isu
yang ada dilapangan
Tahap 2 : Penentuan Isu Strategis
a. Sesuai dengan pasal 9 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 unsur-unsur dalam
menentukan isu pembangunan berkelanjutan strategis paling sedikit menggunakan kriteria :
(1) Karakteristik wilayah,
(2) Potensi dampak,
(3) Keterkaitan antar isu,
(4) Keterkaitan dengan KRP,
(5) Keterkaitan dengan Muatan RPPLH,
(6) Keterkaitan dengan KLHS.
b. Analisis atas kriteria penentuan isu PB Strategis didasarkan atas prinsip analisis keterkaitan atau
hubungan antara isu PB dengan enam kriteria diatas. Berlaku hukum semakin kuat keterkaitan
antau hubungan antar keduanya, maka semakin potensial menjadi isu PB startegis. Analisis
penilaian keterkaitan atau hubungan menggunakan skoring. Nilai skoring tingkat keterkaitan antara
enam kriteria diatas dengan Isu PB terdiri dari :
Tabel Telaahan Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis
No Fokus Isu Lingkungan Penjelasan Kriteria Penentuan Isu PB Strategis Jumlah
1 2 3 4 5 6
1 Pencemaran sungai Menurunnya kualitas air sun- 3 2 1 2 0 3 11
gai
2 Belum optimalnya pen- Menyebabkan terjadinya 2 3 3 2 0 3 13
gelolaan persampahan ganguan kesehatan, penu-
runan kualitas lingkungan,
dan pencemaran media air,
udara dan tanah.
3 Alih fungsi lahan perta- Menurunnya produktivitas 1 2 1 3 0 3 10
nian pertanian
 
4 Belum optimalnya Menyebabkan terjadinya 2 3 3 2 0 3 13
penanganan limbah do- ganguan kesehatan, penu-
mestik runan kualitas lingkungan,
dan pencemaran media air,
udara dan tanah.
5 Kerusakan lingkungan Menyebabkan terjadinya 3 1 2 1 0 2 9
akibat pertambangan abrasi pada sempadan sun-
gai dan peningkatan sedi-
mentasi.
6 Kurangnya RTH di Meningkatnya emisi CO2 dan 2 3 2 3 0 2 12
Perkotaan menurunya kualitas udara 5 dari 14
Tabel Telaahan Isu Pembangunan Berkelanjutan Paling Strategis
No Fokus Isu Lingkungan Penjelasan Kriteria Penentuan Isu PB Strategis Jumlah
1 2 3 4 5 6

7 Kemacetan di daerah Meningkatkan polusi udara 2 2 2 1 0 2 9


perkotaan dan menurunkan kenya-
manan disekitranya.

8 Terbentuknya pemuki- Menurunnya kualitas kese- 3 3 3 3 0 2 14


man-pemukiman kumuh hatan lingkungan

9 Pembangunan didaerah Meningkatkan pencemaran 3 2 3 3 0 2 13


Sempadan Sungai pada bantaran sungai

10 Kerusakan sempadan Menyebabkan terjadinya 3 1 2 1 0 2 9


sungai abrasi sungai

11 Penyimpangan peman- Menyebabkan terjadinya 2 2 2 1 0 2 9


faatan ruang kemacetan dan ketidaknya-
manan

Sumber : Hasil Konsultasi Publik dengan Pokja KLHS RDTR Perkotaan Rantepao, 2019
Keterangan : (1) Karakteristik wilayah, (2) Potensi dampak, (3) Keterkaitan antar isu, (4) Keterkaitan dengan KRP,
(5) Keterkaitan dengan Muatan RPPLH, (6) Keterkaitan dengan KLHS.
Belum optimalnya
pengelolaan Alih fungsi lahan perta- Penyimpangan peman-
persampahan dan lim- nian faatan ruang
bah domestik

Terbentuknya permuki- 7 Isu


man kumuh Pencemaran sungai Pembangunan
Berkelanjutan
Paling Strategis

Pembangunan
Kurangnya RTH di
didaerah Sempadan
Perkotaan
Sungai
JABARAN ISU
PRIORITAS
Melalui proses analisis dan telaah isu
yang ada dilapangan
MATRIKS PENENTUAN ISU PB PRIORITAS
Isu PB Strategis DDDTLH Dampak LH Jasa Ekosistem Cakupan Bencana Mutu SDA Biodiversity Perubahan Iklim Masyarakat Kesehatan Hukum
Miskin Masyarakat Adat
Belum optimalnya Penurunan daya Meningkatnya Mengurangi jasa Tidak langsung Kerusakan Ancaman Peningkatan Rendahnya Sampah dan Tidak
pengelolaan per- tampung beban pencemaran ekosistem pen- terkait dengan ke- tanah akibat degradasi KE- emisi GRK dari pendidikan ak- limbah yang langsung
sampahan dan pencemaran lingkungan gendalian limbah jadian bencana pencemaran HATI akibat sampah dan lim- ibat kemiskinan tidak terkelola terkait
limbah domestik pencemaran bah menyebabkan memicu berba- dengan
sampah dan rendahnya ke- gai penyakit hukum
limbah sadaran men- berbasis vektor adat
gelola sampah

Skor = 35 5 5 3 1 3 4 5 3 5 1
Terbentuknya Penurunan daya Meningkatnya Mengurangi jasa Tidak langsung Kualitas air dan Ancaman Rentan bila ter- Umumnya di- Mendorong Tidak
permukiman ku- tampung beban pencemaran ekosistem pen- terkait dengan ke- tanah semakin degradasi KE- jadi perubahan huni oleh munculnya langsung
muh. pencemaran lingkungan gendalian limbah jadian bencana menurun HATI akibat iklim akibat kap- masyarakat berbagai terkait
kondisi asitas adaptasi miskin akibat macam dengan
lingkungan yg yang rendah ketidakmam- penyakit akibat hukum
tidak baik puan mengak- lingkungan yg adat
ses pemukiman tidak sehat
yg baik.

Skor = 38 5 5 3 2 4 4 5 4 5 1
Pembangunan di- Penurunan daya Meningkatnya Menurunkan Pemicu terjadinya Tidak Ancaman Masyarakat yang Umumnya di- Umumnya Tidak
daerah Sempadan dukung pencemaran dan kualitas jasa eko- abrasi dan banjir berfungsinya degradasi KE- tinggal didaerah huni oleh memiliki sani- langsung
Sungai. lingkunga akibat kerusakan DAS sistem penyedia daerah sem- HATI akibat alih sempadan masyarakat tasi yg tidak terkait
perubahan air dan pengatu- padan sungai fungsi penggu- rentan terhadap miskin memadai se- dengan
penggunaan la- ran tata aliran air naan lahan perubahan iklim. hingga menjd hukum
han sumber adat
penyakit

Skor = 34 4 5 2 5 2 3 5 3 4 1
Kurangnya RTH di Berkurangnya Meningkatnya Menurunnya Memicu terjadinya Rendahnya Berkurangnya Peningkatan Tidak terkait Menurunnya Tidak
Perkotaan daerah resapan pencemaran udara kualitas jasa eko- banjir atau genan- luas area KEHATI emisi GRK dari langsung den- kualitas udara langsung
air sehingga sistem pengatu- gan kawasan hijau khususnya ke- sektor trans- gan kemiskinan mengakibat terkait
mengurangi ran kualitas beradaan po- portasi dan ak- terjadinya dengan
ketersedian air udara hon tvitas manusia gangguan per- hukum
tanah napasan adat
MATRIKS PENENTUAN ISU PB PRIORITAS
Alih fungsi lahan Berkurangnya Berkurangnya Menurunnya luas Tidak terkait lang- Hilangnya la- Tidak terkait Terancamnya Hilangnya Tidak terkait Tidak
pertanian. daya dukung produksi pangan area jasa ekosis- sung dengan keja- han pertanian langsung den- ketersediaan sumber pen- langsung den- langsung
penyedia pan- tem penyedia dian bencana berkelanjutan gan KEHATI pangan khusus- dapatan bagi gan kesehatan terkait
gan pangan nya bila terjadi masyarakat dengan
perubahan iklim miskin hukum
adat

Skor = 28 4 3 3 2 4 2 3 5 1 1
Penyimpangan Berkurangnya Penataan ruang Berkurangnya Memicu terjadinya Terjadinya Ancaman ter- Meningkatkan Terbatasnya Menurunnya Konflik
pemanfaatan ru- daya dukung la- yang tidak nyaman jasa ekosistem bencana banjir dan kerusakan hadap KEHATI kerentanan ter- akses terhadap kualitas peman-
ang. han abrasi lingkungan hadap perubahn ruang yang lingkunga yang faatan
iklim nyaman dan dapat men- lahan
sehat ganggu kese- dengan
hatan kawasan
hukum
adat

Skor = 32 5 4 3 2 3 2 2 3 5 3
Pencemaran sun- Penurunan daya Meningkatnya Mengurangi jasa Tidak langsung Penurunan Ancaman Tidak terkait Tidak terkait Pencemaran Tidak
gai. tampung beban pencemaran ekosistem pen- terkait dengan ke- kualitas air degradasi KE- langsung dengan langsung den- sungai memicu langsung
pencemaran lingkungan gendalian limbah jadian bencana baku HATI akibat perubahan iklim gan kemiskinan berbagai terkait
pencemaran penyakit dengan
sampah dan berbasis vektor hukum
limbah adat

Skor = 27 5 4 2 1 4 3 1 1 5 1
3. Pembangunan didaerah
Sempadan Sungai
2. Belum optimalnya
pengelolaan persampahan
dan limbah domestik.
4. Kurangnya RTH di
Perkotaan

1. Terbentuknya permukiman
kumuh
5. Penyimpangan pe-
manfaatan ruang
Identifikasi Muatan KRP
KRP Yang Berdampak
Tahap 4 : Identifikasi Materi Muatan KRP Yang Berpotensi Menimbulkan Pengaruh
Pada Lingkungan Hidup
a. Sesuai pasal 3 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 muatan KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh,
dampak dan/atau resiko lingkungan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan dampak lingkungan yang meliputi :
1. Perubahan Iklim
2. Kehati
3. Intensitas dan Cakupan Bencana
4. Mutu SDA
5. Alih Fungsi Lahan
6. Kemiskinan
7. Kesehatan
b. Analisis muatan KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh, dampak dan/atau resiko lingkungan dilakukan dengan
mengidentifikasi (1) jenis (kualitatif) dan (2) besaran (kuantitatif) dampak berdasarkan pertimbangan profil lingkungan hidup
wilayah yang dikaji dan dilakukan melalui profesional adjustment. Untuk kriteria jenis dan besaran pengaruh terdiri dari :
8. Jenis pengaruh = Positif (+), Negatif (-), dan Netral (0)
9. Besaran pengaruh = Sangat besar (5), Besar (4), Sedang (3), Kecil (2), Sangat Kecil (1)
Melalui metode skoring dilakukan klasifikasi pengaruh dari tidak ada pengaruh menjadi pengaruh tinggi. Adapun pembagian
klasifikasi tersebut sebagai berikut :

Skor 0 1-6 7 - 14 15 - 35

Klasifikasi Tidak Ada Berpengaruh Berpengaruh Berpengaruh


pengaruh Rendah Sedang Tinggi
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Lingkungan

Kriteria Dampak/Resiko Lingkungan *)


Total
No Materi Muatan Kebijakan, Rencana dan/atau Program Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 Skor
A Pengembangan Pola Ruang Kawasan Perkotaan
Rantepao                  
A. 1 Kawasan Lindung                  
A.1.1 Perwujudan Zona Lindung                  
1.1 Zona Perlindungan Setempat                  
  Penetapan dan pemeliharaan kawasan perlindungan Berpengaruh Positif
setempat +4 +4 +4 +4 +4 0 +2 22
Tinggi
  Penertiban pemanfaatan ruang pada kawasan perlin- Berpengaruh Positif
dungan setempat +4 +4 +4 +4 +4 0 +2 22
Tinggi
1.2 Zona Ruang Terbuka Hijau                  
  Pembangunan, peningkatan dan pemeliharanaan Berpengaruh Positif
Rimba Kota +5 +3 +4 +4 +3 0 +3 22
Tinggi
  Pembangunan, peningkatan dan pemeliharanaan
Berpengaruh Positif
Pembangunan Taman Kota +4 +3 +4 +4 +3 0 +3 21
Tinggi
  Pembangunan, peningkatan dan pemeliharanaan
Berpengaruh Positif
Pembangunan Taman Kecamatan +4 +3 +4 +4 +3 0 +3 21
Tinggi
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Lingkungan

 
Berpengaruh Positif
Pembangunan, peningkatan dan pemeliharanaan +4 +3 +4 +4 +3 0 +3 21
Tinggi
Pembangunan Taman Kelurahan
 
Berpengaruh Positif
Pembangunan, peningkatan dan pemeliharanaan +4 +3 +4 +4 +3 0 +3 21
Tinggi
Pembangunan Taman RW
  Berpengaruh Positif
+3 +2 +3 +2 +3 0 +2 15
Pembangunan/Pengembangan Pemakaman Tinggi
  Berpengaruh Positif
+4 +3 +4 +4 +3 0 +3 21
Program Pengembangan RTH Tinggi
1.3 Zona Cagar Budaya                  
  Berpengaruh Positif
+4 +5 +4 +4 +4 0 +2 23
Pelestarian Zona Cagar Budaya Tinggi
1.4 Zona Badan Air                  
  Berpengaruh Positif
+5 -4 +5 +4 +3 0 +4 17
Perlindungan dan pelestarian badan Air Tinggi
A. 2 Kawasan Budidaya                  
A.2.1 Perwujudan Zona Budi Daya                  
2.1 Zona Perkebunan Rakyat                  
Pengembangan dan pemantapan kawasan perke- Berpengaruh Negatif
  -3 -2 -2 -3 -4 +4 +3 -7
bunan rakyat Sedang
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Lingkungan

2.2 Zona Pertanian                  


Pengembangan dan pemantapan kawasan pertanian Berpengaruh Negatif
  -3 -2 -3 -3 -4 +4 +4 -7
tanaman pangan Sedang
Berpengaruh Negatif
  Pengembangan dan pemantapan kawasan perkebunan -2 -2 -3 -3 -4 +4 +4 -6
Rendah
penyediaan infrastruktur dan akomodasi dalam Berpengaruh Negatif
  -4 0 0 0 0 +4 -2 -2
pengembangan pertanian tanaman pangan Rendah
2.3 Zona Parawisata                  

  Menyusun Masterplan/DED Kawasan wisata 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak Ada Pengaruh

Berpengaruh Negatif
  Mengembangkan dan revitalisasi kawasan Pariwisata -2 0 0 0 -3 +4 0 -1
Rendah
Pengembangan potensi Sungai sebagai salah satu daya Berpengaruh Negatif
  -2 -3 -2 -2 -3 +4 0 -8
tarik wisata alami Sedang
2.4 Zona Perumahan                  
  Pembangunan dan pengembangan kawasan peruma- Berpengaruh Negatif
-5 0 -4 -4 -4 +4 +2 -11
han kepadatan Tinggi Sedang
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Lingkungan

  Pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan kepa- Berpengaruh


-4 0 -3 -3 -4 +4 +2 -8
datan sedang Negatif Sedang
  Berpengaruh
Pembangunan dan pengembangan kawasan perumahan kepa-
-3 0 -2 -3 -4 +4 +2 -6 Negatif Ren-
datan rendah
dah
  Berpengaruh
Penetapan lokasi dan pengembangan perumahan sederhana un-
-3 0 -2 0 -4 +4 0 -5 Negatif Ren-
tuk MBR
dah
  Berpengaruh
Penyediaan PSU pada areal pengembangan perumahan sederhana
-3 0 -4 -2 -4 +4 +3 -6 Negatif Ren-
untuk MBR
dah
2.5 Zona Sarana Pelayanan Umum                  
  Berpengaruh
Penataan dan pengembangan SPU Skala Kota -4 0 -3 -2 -3 +4 +4 -4 Negatif Ren-
dah
  Berpengaruh
Penataan dan pengembangan SPU Skala Kecamatan -3 0 -3 -2 -3 +4 +4 -3 Negatif Ren-
dah
  Berpengaruh
Penataan dan pengembangan SPU Skala Kelurahan -2 0 -3 -2 -3 +4 +4 -2 Negatif Ren-
dah
  Berpengaruh
Penataan dan pengembangan SPU Skala RW -1 0 -3 -2 -3 +4 +4 -1 Negatif Ren-
dah
2.6 Zona Perdagangan dan Jasa                  
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Lingkungan

  Pengembangan sarana perdagangan dan jasa Berpengaruh Negatif


-3 0 -2 0 -2 +4 0 -3
skala Kota Rendah
  Pengembangan sarana perdagangan dan jasa Berpengaruh Negatif
-2 0 -2 0 -2 +4 0 -2
skala WP Rendah
  Pengembangan sarana perdagangan dan jasa Berpengaruh Negatif
-3 0 -2 0 -2 +4 0 -3
skala SWP Rendah
 
Penyediaan fasilitas ruang publik dan ruang Berpengaruh Negatif
-2 0 -2 0 -2 +4 0 -2
sektor informal di zona perdagangan jasa Rendah
2.7 Zona Perkantoran                  
  Penataan dan peningkatan pelayanan kantor Berpengaruh Positif
0 0 0 0 -2 +3 0 1
Pemerintahan Rendah
  Pengembangan dan penataan pekantoran Berpengaruh Negatif
-3 0 0 0 -2 +3 0 -2
swasta Rendah
2.8 Zona Terbuka Non Hijau                  
  Berpengaruh Negatif
Pembangunan ruang terbuka non hijau -4 -2 -4 -4 -4 0 -4 -22
Tinggi
2.9 Zona Campuran                  
  Pengembangan dan penataan Kawasan cam- Berpengaruh Negatif
-3 0 -2 0 -4 +4 +2 -3
puran Rendah
Tahap 5 : Analisis Pengaruh Muatan KRP Dengan Isu Pembangunan
Berkelanjutan Perioritas
a. Sesuai pasal 11 ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 muatan KRP yang
berpotensi menimbulkan pengaruh, dampak dan/atau resiko lingkungan dianalisis
pengaruhnya terhadap isu perioritas yang telah di sepakati Pokja KLHS:
b. Analisis pengaruh muatan KRP dengan isu PB perioritas dilakukan sama dengan identifikasi
muatan KRP yang berpengaruh terhadap lingkungan yaitu dengan mengidentifikasi (1) jenis
(kualitatif) dan (2) besaran (kuantitatif) pengaruh terhadap isu PB perioritas berdasarkan
pertimbangan profil isu PB perioritas dan dilakukan melalui profesional adjustment. Untuk
kriteria jenis dan besaran pengaruh terdiri dari :
1. Jenis pengaruh = Positif (+), Negatif (-), dan Netral (0)
2. Besaran pengaruh= Sangat besar (5), Besar (4), Sedang (3), Kecil (2), Sangat Kecil (1)
Melalui metode skoring dilakukan klasifikasi pengaruh dari tidak ada pengaruh menjadi
pengaruh tinggi. Adapun pembagian klasifikasi tersebut sebagai berikut :

Skor 0 1-6 7 - 14 15 - 35

Klasifikasi Tidak Ada Berpengaru Berpengaru Berpengaruh


pengaruh h Rendah h Sedang Tinggi
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Isu Perioritas

Isu Pembangunan Berkelanjutan Perioritas

Materi Muatan Kebijakan, Rencana Belum optimalnya Total


No Pembangunan di- Penyimpangan Keterangan
dan/atau Program Terbentuknya Per- pengelolaan persam- Kurangnya RTH Skor
daerah sempadan Pemanfaatan
mukiman kumuh pahan limbah do- di perkotaan
sungai ruang
mestik
A
Pengembangan Pola Ruang
             
Kawasan Perkotaan Rantepao

A. 2 Kawasan Budidaya              
A.2.1 Perwujudan Zona Budi Daya              
2.1 Zona Perkebunan Rakyat              

Pengembangan dan pemantapan Berpengaruh Negatif


  0 -4 -3 -3 -4 -14
kawasan perkebunan rakyat Sedang

2.2 Zona Pertanian              

Pengembangan dan pemantapan Berpengaruh Negatif


  0 -4 -3 0 -4 -11
kawasan pertanian tanaman pangan Sedang

Pengembangan dan pemantapan Berpengaruh Negatif


  0 -4 -3 0 -4 -11
kawasan perkebunan Sedang

penyediaan infrastruktur dan ako-


Berpengaruh Negatif
  modasi dalam pengembangan per- 0 0 0 0 -4 -4
Rendah
tanian tanaman pangan
Telaah KRP yang Berdampak/Berisiko Terhadap Isu Perioritas

2.3 Zona Parawisata              


Mengembangkan dan revital- Berpengaruh
  +5 -4 -5 0 -3 -7
isasi kawasan Pariwisata Negatif Sedang
Pengembangan potensi Sungai
Berpengaruh
  sebagai salah satu daya tarik +5 -4 -5 0 -3 -7
Negatif Sedang
wisata alami
2.4 Zona Perumahan              
  Pembangunan dan pengem-
Berpengaruh
bangan kawasan perumahan +5 -5 0 0 -4 -4
Negatif Rendah
kepadatan Tinggi
  Pembangunan dan pengem-
Berpengaruh
bangan kawasan perumahan +5 -4 0 0 -4 -3
Negatif Rendah
kepadatan sedang
  Pembangunan dan pengem-
Berpengaruh
bangan kawasan perumahan +5 -4 0 0 -3 -2
Negatif Rendah
kepadatan rendah
  Penetapan lokasi dan pengem-
Berpengaruh
bangan perumahan sederhana +3 -4 0 0 -3 -4
Negatif Rendah
untuk MBR
Kajian Muatan K L H S
Kajian Jasa Ekosistem
dan Daya Dukung Wilayah
Kawasan Perkotaan Rantepao
Tahap 6 : Analisis
Tahap 6Pengaruh
: Analisis Pengaruh
Muatan KRPKRP
Muatan Dengan
Dengan66 Muatan KLHS
Muatan KLHS

a.Sesuai pasal 13 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016 Analisis pengaruh KRP Contoh Penentuan Tindaklanjut Muatan KRP
paling sedikit memuat kajian : Berdasarkan Pengaruh Terhadap Muatan KLHS
1. Kapasitas Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup untuk Pembangunan.
2. Perkiraan mengenai dampak dan resiko lingkungan hidup.
Total Skor (Tanpa 0-5 6-10 11-15
3. Kinerja layanan dan jasa ekosistem. Besaran Dampak)
4. Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam.
24-46 47-70
5. Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim Total Skor (Den-
gan Besaran
0-23

6. Tingkat ketahanan dan potensi KEHATI Dampak)


Kriteria Dampak/ Rendah Sedang Besar
Pengaruh
b.Analisis muatan KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh, dampak dan/atau resiko
terhadap 6 muatan KLHS diatas dilakukan dengan mengidentifikasi (1) jenis (kualitatif) dan (2) Kesimpulan Indikasi D3TLH Indikasi Indikasi
Belum Terlampaui D3TLH D3TLH Ter-
besaran (kuantitatif) dampak berdasarkan pertimbangan deskripsi pengaruh. Untuk muatan Akan Ter- lampaui
KRP yang nonspasial dan/atau tidak dapat memberikan informasi luasan yang berpengaruh lampaui
Tindak Lanjut Rekomendasi Rekomen- Rekomendasi
atau berdampak seperti kebijakan, rencana struktur ruang, dan indikasi program, penilaian Tanpa Perbaikan dasi Per- Perubahan
pengaruh, dampak dan/atau resiko terhadap 6 muatan KLHS dilakukan secara kualitatif KRP baikan KRP
KRP
berdasarkan pertimbangan deskripsi pengaruh. Adapun kriteria jenis pengaruh terdiri dari :

Jenis pengaruh = Positif (+), Negatif (-), dan Netral (0).

Untuk muatan KRP yang dapat memberikan informasi luasan yang berpengaruh atau
berdampak seperti rencana pola ruang, maka luasan area yang berpengaruh,
berdampak/berisiko juga perlu dipertimbangkan besarannya. Adapun kriteria besaran dampak
diperlihatkan pada tabel dibawah ini :
Kajian Daya Dukung &
Daya Tampung Lingkungan Hidup
Pengaruh KRP Terhadap Kemampuan Lahan
Kemampuan Lahan (Ha)
N0 KRP Berdampak Total (Ha) Dampak LH
II III IV V VI Vii VIII

0,65 Ha (0,84%) Kawasan be-


1 Zona Badan Jalan 34,21 32,43 10,33 0,11 0,52 - 0,02 77,61 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil

1,03 Ha (1,09%) Kawasan be-


2 Zona Campuran 15,50 56,76 21,43 0,52 0,51 - - 94,73 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil

2,77 Ha (14,25%) Kawasan be-


3 Zona Pariwisata 3,98 5,63 7,04 0,54 0,19 - 2,04 19,42 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori kecil

0,09 Ha (0,06%) Kawasan be-


4 Zona Perdagangan dan Jasa 96,23 53,76 6,65 0,08 0,01 - - 156,74 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil

5 Zona Perkantoran 6,83 6,86 0,21 - - - - 13,90 Kawasan berada pada


kemampuan lahan aman

3391,61 Ha (19%) Kawasan be-


6 Zona Perkebunan Rakyat 5,83 69,93 159,06 - 65,31 - 11,63 311,75 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori kecil

7 Zona Pertahanan dan Keamanan 3,15 0,22 - - - - - 3,37 Kawasan berada pada
kemampuan lahan aman

10,04 Ha (0,90%) Kawasan be-


8 Zona Pertanian 689,66 318,99 100,00 1,31 8,83 - - 1118,79 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil

11,13 Ha (0,79%) Kawasan be-


9 Zona Perumahan 487,45 706,91 204,62 1,18 9,47 - 0,48 1410,11 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil

10 Zona Peruntukan lainnya 0,01 0,33 - - - - - 0,35 Kawasan berada pada


kemampuan lahan aman

0,02 Ha (0,02%) Kawasan be-


11 Zona Sarana Pelayanan Umum 42,74 31,90 5,42 - 0,02 - - 80,09 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil

0,16 Ha (0,02%) Kawasan be-


12 Zona Transportasi 5,88 0,09 0,09 0,16 - - - 6,22 rada pada kemampuan lahan
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori sangat kecil
Pengaruh KRP Terhadap Daya Dukung Air
Status Daya Dukung Air (Ha)
N0 KRP Berdampak Belum Melam- Telah Melam- Total (Ha) Dampak LH
paui Ambang paui Ambang
Batas Batas
19,08 Ha (24,59%) Kawasan be-
1 Zona Badan Jalan 58,53 19,08 77,61 rada pada daya dukung air yang
tidak aman atau berisiko. Kate-
gori dampak kecil

2 Zona Campuran 94,73   94,73 Kawasan berada pada daya


dukung air yang aman
11,20 Ha (57,65%) Kawasan
3 Zona Pariwisata 8,23 11,20 19,42 berada pada daya dukung air
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat besar
55,13 Ha (35,18%) Kawasan
4 Zona Perdagangan dan Jasa 101,60 55,13 156,74 berada pada daya dukung air
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak cukup
4,25 Ha (30,60%) Kawasan be-
5 Zona Perkantoran 9,65 4,25 13,90 rada pada daya dukung air yang
tidak aman atau berisiko. Kate-
gori dampak cukup
15,20 Ha (4,88%) Kawasan be-
6 Zona Perkebunan Rakyat 296,55 15,20 311,75 rada pada daya dukung air yang
tidak aman atau berisiko. Kate-
gori dampak sangat kecil
3,22 Ha (95,57%) Kawasan be-
7 Zona Pertahanan dan Keamanan 0,15 3,22 3,37 rada pada daya dukung air yang
tidak aman atau berisiko. Kate-
gori dampak sangat besar
58,46 Ha (5,23 %) Kawasan be-
8 Zona Pertanian 1060,33 58,46 1118,79 rada pada daya dukung air aman
atau berisiko. Kategori dampak
sangat kecil
292.97 Ha (20,78%) Kawasan
9 Zona Perumahan 1117,14 292,97 1410,11 berada pada daya dukung air
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak kecil

10 Zona Peruntukan lainnya 0,35   0,35 Kawasan berada pada daya


dukung air yang aman
33,84 Ha (42,26%) Kawasan
11 Zona Sarana Pelayanan Umum 46,24 33,84 80,09 berada pada daya dukung air
yang tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak besar

12 Zona Transportasi 6,22   6,22 Kawasan berada pada daya


dukung air yang aman
Perkiraan Mengenai Dampak dan Resiko Bencana
Pengaruh KRP Terhadap Resiko Bencana
Rawan Bencana
N0 KRP Berdampak Rawan Rawan Tidak Total Dampak LH
Banjir Longsor Rawan

11,81 Ha (15,21%) Kawasan berada pada


1 Zona Badan Jalan 9,08 2,73 65,81 77,61 area rawan bencana banjir,longsor yang tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak kecil

6,16 Ha (6,50%) Kawasan berada pada area


2 Zona Campuran   6,16 88,57 94,73 rawan longsor yang tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

0,89 Ha (4,61%) Kawasan berada pada area


3 Zona Pariwisata 0,89   18,53 19,42 rawan bencana banjir yang tidak aman atau
berisiko. Kategori dampak sangat kecil

60,773 Ha (38,77%) Kawasan berada pada


4 Zona Perdagangan dan Jasa 60,46 0,31 95,97 156,74 area rawan bencana banjir, longsor yang tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak cukup

2,07 Ha (14,91%) Kawasan berada pada area


5 Zona Perkantoran 2,07   11,83 13,90 rawan bencana banjir, longsor yang tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak kecil

89,70 Ha (28,77%) Kawasan berada pada


6 Zona Perkebunan Rakyat   89,70 222,05 311,75 area rawan bencana banjir, longsor yang tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak cukup

Zona Pertahanan dan 0,43 Ha (12,80%) Kawasan berada pada area


7 0,43   2,93 3,37
Keamanan rawan bencana banjir. Kategori dampak kecil

83,33 Ha (7,45%) Kawasan berada pada area


rawan bencana banjir, longsor yang tidak
8 Zona Pertanian 48,35 34,98 1035,46 1118,79
aman atau berisiko. Kategori dampak sangat
kecil

158,80 Ha (11,25%) Kawasan berada pada


9 Zona Perumahan 93,16 65,64 1252,52 1411,31 area rawan bencana banjir, longsor yang tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak kecil

0,35 Ha (100%) Kawasan berada pada area


rawan bencana banjir, longsor yang tidak
10 Zona Peruntukan lainnya 0,35     0,35
aman atau berisiko. Kategori dampak sangat
besar
15,37 Ha (19,19%) Kawasan berada pada
Zona Sarana Pelayanan area rawan bencana banjir, longsor yang tidak
11 14,42 0,94 64,72 80,09
Umum aman atau berisiko. Kategori dampak sangat
kecil
6,22 Ha (100%) Kawasan berada pada area
rawan bencana banjir, longsor yang tidak
12 Zona Transportasi 6,22     6,22
aman atau berisiko. Kategori dampak sangat
besar
Kinerja Jasa Ekosistem
Pengaruh KRP Terhadap JE Pengaturan Tata Air

Jasa Ekosistem Pengaturan Air (ha)


N0 KRP Berdampak Sangat Sangat Total (ha) Dampak
Rendah Sedang Tinggi
Rendah Tinggi
0,27 Ha (0,34%) Kawasan rencana
berada pada area JE Pengaturan Air yang
1 Zona Badan Jalan 1,45 44,18 31,72 0,05 0,22 77,61
tinggi sehingga tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

Kawasan rencana berada pada area JE


2 Zona Campuran   42,53 52,20     94,73
Pengaturan Air yang aman

0,78 Ha (4,01%) Kawasan rencana


berada pada area JE Pengaturan Air yang
3 Zona Pariwisata 0,57 7,06 11,01 0,78   19,42
tinggi sehingga tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

1,03 Ha (0,66%) Kawasan rencana


berada pada area JE Pengaturan Air yang
4 Zona Perdagangan dan Jasa   114,01 41,70   1,03 156,74
tinggi sehingga tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

0,0014 Ha (0,01%) Kawasan rencana


berada pada area JE Pengaturan Air yang
5 Zona Perkantoran 0,59 12,19 1,12 0,001499   13,90
tinggi sehingga tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

Kawasan rencana berada pada area JE


6 Zona Perkebunan Rakyat 0,74 8,86 302,15     311,75
Pengaturan Air yang aman

Kawasan rencana berada pada area JE


7 Zona Pertahanan dan Keamanan   3,36 0,00     3,37
Pengaturan Air yang aman

0,16 Ha (0,01%) Kawasan rencana


berada pada area JE Pengaturan Air yang
8 Zona Pertanian 1,93 114,19 1002,52 0,11 0,05 1118,79
tinggi sehingga tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

2,40 Ha (0,17%) Kawasan rencana


berada pada area JE Pengaturan Air yang
9 Zona Perumahan 48,39 734,97 624,34 1,59 0,81 1410,11
tinggi sehingga tidak aman atau berisiko.
Kategori dampak sangat kecil

Kawasan rencana berada pada area JE


10 Zona Peruntukan lainnya   0,35       0,35
Pengaturan Air yang aman

Kawasan rencana berada pada area JE


11 Zona Sarana Pelayanan Umum 1,37 58,86 19,85     80,09
Pengaturan Air yang aman

Kawasan rencana berada pada area JE


12 Zona Transportasi   0,85 5,37     6,22
Pengaturan Air yang aman
Efisiensi Pemanfaatan Sumber Daya Alam
Penggunaan Lahan
Penutupan Lahan (ha)
N0 KRP Berdampak Pertanian Lahan Dampak LH
Semak
Pemukiman Kering Campur Savana Sawah Belukar Tubuh Air Total (ha)
Semak
30,37 Ha (39,12%) Kawasan
perncanaan berada pada penutupan
1 Zona Badan Jalan 30,44 15,96 0,03 29,04 1,33 0,81 77,61 lahan sawah dan semak belukar
sehingga tidak aman atau beresiko.
Kawasan berdampak cukup
30,31 Ha (32%) Kawasan perncanaan
berada pada penutupan lahan semak
2 Zona Campuran 64,42 18,97   11,35     94,73 belukar dan pertanian lahan kering
campur semak tidak aman atau
beresiko. Kawasan berdampak cukup
14,68 Ha (75,61%) Kawasan
perncanaan berada pada penutupan
3 Zona Pariwisata 4,66 2,89   6,81 4,98 0,08 19,42 lahan sawah, pertanian lahan kering
campur semak dan semak belukar
sehingga tidak aman atau beresiko.
Kawasan berdampak sangat besar

4 Zona Perdagangan dan Jasa 84,22     71,64   0,87 156,74 Kawasan perncanaan berada pada
penutupan lahan yang aman
3,43 Ha (24,67%) Kawasan perncanaan
berada pada penutupan lahan sawah,
5 Zona Perkantoran 10,47 1,55   1,88 0,0018   13,90 pertanian lahan kering campur semak
dan semak belukar sehingga tidak
aman atau beresiko. Kawasan
berdampak kecil
39,29 Ha (12,60%) Kawasan
6 Zona Perkebunan Rakyat 2,27 119,32 33,57 39,29 117,30   311,75 perncanaan berada pada penutupan
lahan sawah sehingga tidak aman atau
beresiko. Kawasan berdampak kecil
1,72 Ha (50,97%) Kawasan
7 Zona Pertahanan dan Keamanan 1,50 0,15   1,72     3,37 perncanaan berada pada penutupan
lahan Sawah sehingga tidak aman atau
beresiko. Kawasan berdampak besar
52,57 Ha (4,70%) Kawasan
perencanaan berada pada penutupan
8 Zona Pertanian 47,60 296,22   767,92 4,97 2,09 1118,79 lahan semak belukar dan permukiman
sehingga tidak aman atau beresiko.
Kawasan berdampak sangat kecil
625,65 Ha (44,37%) Kawasan
perencanaan berada pada penutupan
9 Zona Perumahan 413,40 362,89 0,11 576,59 49,05 8,06 1410,11 lahan Sawah dan semak belukar
sehingga tidak aman atau beresiko.
Kawasan berdampak besar
10 Zona Peruntukan lainnya 0,35           0,35 Kawasan perncanaan berada pada
penutupan lahan yang aman
37 Ha (46,19%) Kawasan perencanaan
berada pada penutupan lahan Sawah,
11 Zona Sarana Pelayanan Umum 42,90 10,77   25,21 1,01 0,19 80,09 pertanian lahan kering campur semak
dan semak belukar sehingga tidak
aman atau beresiko. Kawasan
berdampak besar
5,37 Ha (86,38%) Kawasan
perencanaan berada pada penutupan
12 Zona Transportasi 0,85 5,37         6,22 lahan pertanian lahan kering campur
semak sehingga tidak aman atau
beresiko. Kawasan berdampak sangat
besar
Perumusan Alternatif
dan Rekomendasi
Tahap 7 : Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

a.Memanfaatkan hasil analisis pengaruh muatan KRP terhadap 6 muatan KLHS untuk
Contoh Hubungan Tindaklanjut Pengaruh KRP
merumuskan alternatif yang didasarkan pada tindaklanjut untuk setiap KRP yang
dengan Bentuk Alternatif
berpengaruh, berdampak dan/atau berisiko. Alternatif dapat berupa usulan-usulan
pengganti kebijakan/rencana/program untuk menghilangkan, meminimalkan atau
mengurangi pengaruh negatif yang diprediksi akan timbul dari hasil kajian untuk
penajaman rumusan rancangan awal KRP
b.Dalam perumusan alternatif pokja KLHS perlu mempertimbangkan seluruh pengaruh,
dampak dan/atau resiko muatan KRP terhadap lingkungan yang berdasarkan pada
hasil telaah sebelumnya. Rumusan alternatif disusun pada prinsipnya untuk mencegah
dan/atau mengurangi resiko atau dampak kerusakan lingkungan atau gangguan
terhadap daya dukung lingkungan. Selain itu rumusan alternatif diharapkan dapat
menyediakan upaya adaptasi dan mitigasi dari terjadinya perubahan kondisi
lingkungan akibat kegiatan pembangunan.
c. Pokja KLHS memilih rumusan alternatif yang akan diajukan sebagai rekomendasi
yang didasarkan pada :
1. Manfaat yang lebih besar.
2. Resiko yang lebih kecil.
3. Kepastian keselamatan dan kesejahteraan masyarakat yang rentan terkena
dampak.
4. Mitigasi dampak dan resiko yang lebih efektif.
5. Keterkaitan sebagai respon dan solusi atas Isu PB Perioritas.
Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
A Perwujudan Pola Ruang      
A1 Perwujudan Kawasan Budi Daya      
1.1 Zona Badan Jalan Indikasi D3TLH belum 0,65 Ha (0,84%) Kawasan berada pada kemampuan lahan Menghindari pembangunan jalan pada daerah dengan kelerengan >30%,
terlampaui (Rekomendasi yang tidak aman atau berisiko. Kategori sangat kecil mencegah pergerakan tanah pada daerah kemampuan lahan VI - VIII pada
Tanpa Perbaikan KRP) saat pembangunan jalan, membuat dinding penahan sepanjang jalan untuk
menahan longsor
    11,81 Ha (15,21%) Kawasan berada pada area rawan Konstruksi jalan harus lebih tinggi dari daerah sekitarnya dan pembangunan
bencana banjir,longsor yang tidak aman atau berisiko. drainase di pinggir jalan sebelum pengembangan jalan
Kategori dampak kecil
    2,02 Ha (2,60%) Kawasan rencana berada pada area JE Menghindari pengembangan jalan pada daerah sempadan sungai, Memasang
Penyedia air yang tinggi sehingga tidak aman atau berisiko. pagar pembatas pada pengembangan jalan sepanjang sempadan sungai
Kategori dampak sangat kecil.
    26,68 (34,37%) Kawasan rencana berada pada area JE Menghindari pengembangan jalan pada sawah beririgasi teknis.Melakukan
Penyedia Pangan yang tinggi sehingga tidak aman atau pencetakan sawah pada daerah lain sebagai pengganti daerah sawah yang
berisiko. Kategori dampak cukup dilewati badan jalan
    3,34 Ha (4,31%) Kawasan rencana berada pada area JE Mempertahankan tutupan vegetasi pada daerah di sekitar badan jalan
Pengaturan Iklim yang tinggi sehingga tidak aman atau
berisiko. Kategori dampak sangat kecil
    4,75 Ha (6,11%) Kawasan rencana berada pada area JE Mempertahankan tutupan vegetasi pada daerah di sekitar badan jalan
Perlindungan Bencana Banjir yang tinggi sehingga tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak sangat kecil
    1,88 Ha (2,42%) Kawasan rencana berada pada area JE Mempertahankan tutupan vegetasi pada daerah di sekitar badan jalan
Perlindungan Bencana Longsor yang tinggi sehingga tidak
aman atau berisiko. Kategori dampak sangat kecil
1.2 Zona Campuran Indikasi D3TLH belum 1,03 Ha (1,09%) Kawasan berada pada kemampuan lahan Mempertahankan tutupan vegetasi di sekitarnya dan membuat konstruksi
terlampaui (Rekomendasi yang tidak aman atau berisiko. Kategori sangat kecil bangunan yang tahan dari resiko longsor
Tanpa Perbaikan KRP)
    6,16 Ha (6,50%) Kawasan berada pada area rawan longsor Menghindari pengembangan kegiatan pada area yang rawan longsor. Bila
yang tidak aman atau berisiko. Kategori dampak sangat tetap akan dilakukan maka diperlukan upaya mempertahankan tutupan
  kecil vegetasi di sekitarnya atau pembangunan tembok penahan
    39,85 Ha (42,07%) Kawasan rencana berada pada area JE Mempertahankan penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian pada area
Penyedia Pangan yang tinggi sehingga tidak aman atau yang berada pada JE Penyedia pangan yang tinggi.
  berisiko. Kategori dampak besar
    21,79 Ha (22,97%) Kawasan rencana berada pada Meningkatkan kapasitas dengan penyediaan infrastruktur yang memadai
kerentanan sangat tinggi sehingga tidak aman atau seperti jalan, pusat pelayanan kesehatan dan pendidikan, sarana air bersih,
  berisiko. Kategori dampak kecil. dan sarana persampahan.
    30,31 Ha (32%) Kawasan perncanaan berada pada Menghindari dan membatasi pengembangan zona campuran yang berada
penutupan lahan semak belukar dan pertanian lahan pada tutupan semak belukar, pertanian lahan kering dan sawah irigasi teknis,
kering campur semak tidak aman atau beresiko. Kawasan Bila tetap akan dilakukan maka perlu mempertimbangkan pengembangan
  berdampak cukup RTH
Tahap 8 : Perumusan Rekomendasi

a.Pokja KLHS dan tim penyusun KRP menyusun rekomendasi


berdasarkan rumusan alternatif terpilih. Rumusan rekomendasi Contoh Matriks Perumusan Rekomendasi

disusun dengan mengklasifikasikan muatan rumusan alternatif


No Rumusan Alternatif Rumusan Rekomendasi
kedalam kategori Kebijakan, Rencana, Program dan Arahan Terpilih Kebijakan Rencana Program Arahan
Peraturan
Peraturan Zonasi. Untuk rumusan alternatif yang bersifat non Zonasi

spasial, sebaiknya dirumuskan dalam bentuk kalimat yang 1. Zona kegiatan - Perubahan - -
campuran yang masuk Spasial
singkat dan operasional, setingkat dengan kebijakan, indikasi pada kelas lahan VI dan
VIII sebaiknya
Deleniasi
Zona
dimasukkan sebagai Kegiatan
program, arahan peraturan zonasi. RTH. Campuran
yang masuk
b.Pokja KLHS dapat menyepakati rumusan rekomendasi selain pada kelas
lahan VI dan
VIII menjadi
yang secara langsung dapat diintegrasikan dalam KRP, namun RTH

tetap pertimbangan kemungkinan integrasinya pada dokumen


KRP yang lain.
c.Rekomendasi yang disepakati juga dapat berupa pernyataan
butir-butir tindak lanjut yang harus dipertimbangkan dan/atau
dilaksanakan pengambil keputusan sebagai konsekuensi
dilaksanakannya KLHS bagi KRP
Perumusan Rekomendasi KLHS
Rumusan Rekomendasi
KRP Yang
No Berdampak dan Jenis Alternatif Rumusan Alternatif Terpilih Arahan Peraturan
Berisiko Kebijakan Rencana Program Lainnya
Zonasi
1. Zona Badan Jalan Pemberian arahan atau rambu-rambu Mencegah pergerakan tanah pada daerah   Penyusunan Rencana Pembangunan badan
mitigasi dampak dan resiko lingkungan kemampuan lahan VI - VIII pada saat Teknis dan Dokumen jalan pada daerah
hidup pembangunan jalan, membuat dinding penahan Lingkungan Hidup untuk kelerengan agak
sepanjang jalan untuk menahan longsor Konstruksi Pengendali curam dengan
Banjir, Longsor dan penambatan atau
Drainase Utama penempatan struktur
  Perkotaan   perkuatan seperti
bronjong, tembok
penahan, sumuran,
tiang, teknik
penguatan tanah dan
dinding penopang
isian batu.
Konstruksi jalan harus lebih tinggi dari daerah   Pembangunan badan
sekitarnya dan pembangunan drainase di pinggir jalan pada daerah
jalan sebelum pengembangan jalan yang rawan banjir
    dengan membuat
konstruksi jalan
lebih tinggi dari
disekitarnya.
Memasang pagar pembatas pada pengembangan   Pembangunan pagar
jalan sepanjang sempadan sungai pembatas pada
      pengembangan jalan
sepanjang sempadan
sungai
Penundaan, perbaikan urutan, atau Mempertahankan tutupan vegetasi pada daerah di   Pengelolaan Ruang  
perubahan perioritas pelaksanaan sekitar badan jalan   Terbuka Hijau (RTH)  
pada sekitar badan jalan
Melakukan pencetakan sawah pada daerah lain Melakukan pencetakan Penyusunan Peta dan  
sebagai pengganti daerah sawah yang dilewati sawah baru pada Pengelolaan Lahan
badan jalan wilayah lain sebagai Pertanian Pangan
pengganti area Berkelanjutan/LP2B,
persawahan yang Kawasan Pertanian
   
mengalami alih fungsi Pangan
akibat pembangunan Berkelanjutan/KP2B dan
infrastruktur perkotaan. Lahan Cadangan
Pertanian Pangan
Berkelanjutan/LCP2B
Perumusan Rekomendasi KLHS
Rumusan Rekomendasi
KRP Yang
No Berdampak dan Jenis Alternatif Rumusan Alternatif Terpilih Arahan
Berisiko Kebijakan Rencana Program Lainnya
Peraturan Zonasi
2. Zona Campuran Penundaan, perbaikan urutan, atau Mempertahankan tutupan vegetasi di Mempertahankan Penyusunan Rencana
perubahan perioritas pelaksanaan sekitarnya dan membuat konstruksi tutupan vegatasi Teknis dan Dokumen Penetapan KDB <
bangunan yang tahan dari resiko longsor sebesar 60% dari total Lingkungan Hidup untuk 40% pada daerah zona
luas wilayah pada   Konstruksi Pengendali campuran dengan  
kelerengan curam, Banjir, Longsor dan kemampuan lahan VI-
ketinggian , rawan Drainase Utama VIII
longsor dan Perkotaan
Mempertahankan tutupan vegetasi di kemampuan lahan VI- Pembangunan pada
sekitarnya pada daerah longsor atau VIII daerah kelerengan
pembangunan tembok penahan agak curam dengan
penambatan atau
penempatan
struktur perkuatan
      seperti bronjong,
tembok penahan,
sumuran, tiang,
teknik penguatan
tanah dan dinding
penopang isian
batu.
Pemberian arahan atau rambu-rambu Meningkatkan kapasitas dengan Penyediaan sarana dan
mitigasi dampak dan resiko lingkungan penyediaan infrastruktur yang memadai prasarana umum seperti
hidup seperti jalan, pusat pelayanan kesehatan jalan, area parkir, toilet,
dan pendidikan, sarana air bersih, dan     atm, pemadam    
sarana persampahan. kebakaran, dan layanan
kesehatan serta
persampahan.
Penundaan, perbaikan urutan, atau Melakukan pencetakan sawah pada Melakukan pencetakan Penyusunan Peta dan
perubahan perioritas pelaksanaan daerah lain sebagai pengganti daerah sawah baru pada Pengelolaan Lahan
sawah yang dialihfungsikan untuk area wilayah lain sebagai Pertanian Pangan
terbangun pengganti area Berkelanjutan/LP2B,
persawahan yang Kawasan Pertanian
     
mengalami alih fungsi Pangan
akibat pembangunan Berkelanjutan/KP2B dan
infrastruktur Lahan Cadangan
perkotaan. Pertanian Pangan
Berkelanjutan/LCP2B
Kesimpulan

a. Hasil telaah terhadap isu-isu pembangunan berkelanjutan, isu-isu pembangunan berkelanjutan strategis dan isu-isu
pembangunan perioritas disepakati bahwa dalam pengembangan Kawasan Perkotaan Rantepao setidaknya harus
memperhatikan beberapa hal antara lain; belum optimalnya pengelolaan persampahan dan limbah domestik,
terbentuknya permukiman kumuh, pembangunan didaerah sempadan sungai, kurangnya RTH di perkotaan,
pencemaran sungai, alih fungsi lahan pertanian, penyimpangan pemanfaatan ruang. Terpilihnya isu-isu diatas
didasarkan pada pertimbangan kondisi geografis, pertumbuhan aktivitas perkotaan saat ini, dampaknya yang luas dan
diperkirakan akan semakin memburuk akibat perkembangan Kawasan Perkotaan Rantepao kedepannya.

b. Hasil kajian pengaruh materi muatan RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao menunjukkan bahwa sejumlah muatan KRP
memberikan pengaruh terhadap kondisi lingkungan di Kawasan Perkotaan Rantepao. Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa Kawasan Perkotaan Rantepao direncanakan pada suatu kawasan yang kondisi topografinya
berada pada daerah yang miring s/d curam sekitar 40% dari total luas kawasan. Selain itu penutupan vegetasi pada
kawasan ini sekitar 19% adalah hutan dengan kerapatan tinggi dan 33,38% adalah sawah, sehingga pengembangan
kegiatan budidaya sebagai determinan kegiatan perkotaan akan memberikan pengaruh pada daya dukung lingkungan
khususnya pada jasa lingkungan dan peningkatan resiko longsor dan banjir.
Kesimpulan

c. Mengantisipasi pengaruh KRP RDTR Kawasan Perkotaan Rantepao terhadap kondisi lingkungan binaannya maka perlu dipertimbangkan
beberapa alternatif dan rekomendasi penting, diantaranya; Penetapan arahan zonasi pada beberapa Kawasan budidaya melalui
penyesuaian target kebutuhan pemukiman dengan proyeksi jumlah penduduk, dan pertimbangan kelas kemampuan lahan, perlindungan
jasa ekosistem tinggi dan penggunaan lahan sawah khusus kawasan LP2B. Untuk penyediaan air dilakukan penambahan pasokan air bersih
oleh PDAM, pemanfaatan air tanah secara terbatas, pembuatan irigasi dan pompanisasi. Untuk perlindungan dari resiko banjir dilakukan
pengembangan program konservasi air melalui pembuatan biopori dan sumur resapan, pembuatan folder untuk menampung limpasan air
hujan, menggiatkan program perbaikan drainase, serta pengembangan kontruksi bangunan yang dibuat lebih tinggi dari batas tinggi air
pada saat banjir. Untuk perlindungan dari resiko longsor Pengembangan Sistem perkuatan lereng untuk menambah gaya penahan gerakan
tanah pada lereng (Tembok/Dinding Penahan, Angkor, Paku Batuan (Rock Bolt), Tiang Pancang, Jaring Kawat Penahan Jatuhan Batuan,
Shotcrete, Bronjong). Perlindungan daerah yang memiliki jasa ekosistem penyedia pangan yang tinggi melalui pencegahan alih fungsi lahan
pertanian, Perlindungan daerah yang memiliki jasa ekosistem penyedia air yang tinggi melalui pembatasan daerah terbangun. Perlindungan
daerah yang memiliki jasa ekosistem pengatur tinggi yang tinggi melalui pembatasan area terbangun dan memperbanyak inflitrasi air
kedalam tanah. Perlindungan daerah yang memiliki jasa ekosistem pengatur iklim yang tinggi melalui pencegahan penebangan pohon dan
penanaman pohon pada daerah terbangun untuk menambah vegatasi. Perlindungan daerah yang memiliki jasa ekosistem pengatur mitigasi
perlindungan bencana banjir yang tinggi melalui pencegahan perubahan tutupan vegetasi dan pembatasan daerah terbangun.
Meningkatkan upaya penyediaan dan pengembangan infrastruktur dasar seperti air bersih, sanitasi dan pelayanan persampahan.
Sekian &
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai