Ekosistem Sumatera
dalam Perpres
No. 13 Tahun 2012
tentang
RTR Pulau Sumatera
Penataan ruang Pulau Sumatera bertujuan untuk mewujudkan keterpaduan,
keterkaitan, keseimbangan, dan keserasian perkembangan kegiatan ekonomi,
sosial, budaya, pertahanan keamanan, lingkungan, dan infrastruktur wilayah
dalam satu ekosistem Pulau Sumatera dengan Pendekatan BIOREGION –
Kesatuan Ekosistem Pulau/Kepulauan
Bioregion: Kesatuan wilayah (daratan, laut, dan udara) geografi yang dapat mendukung
proses ekologi penting (rantai makanan, perpindahan, dan sirkulasi air) bagi keberadaan
manusia dan biodiversity, habitat, dan ekosistemnya sehingga memungkinkan terjaminnya setiap
elemen di atas untuk tetap eksis.
Rencana Jalan Penyelamatan Ekosistem (penting) Sumatera
Aspek yang diakomodasi dalam RTR Pulau Sumatera yaitu :
1.Ekologis (kawasan lindung),
2.Ekonomi (kawasan budidaya),
3.Sosial (permukiman),
Melalui:
(i) Penetapan kawasan berfungsi lindung seluas 40% dari luasan pulau,
berupa:
a) Hutan konservasi (32,2%) maupun
b) Hutan lindung sebagai bagian Jaringan ekosistem (7.8%),
Keduanya sekaligus berfungsi sebagai habitat bagi ekosistem penting
Sumatera (ekosistem gajah, harimau, orang utan, burung,
badak,) keanekaragaman hayati kunci, daerah aliran sungai, lahan
gambut.
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
pengembangan energi baru dan pengembangan interkoneksi jaringan
terbarukan transmisi tenaga listrik
STRATEGI STRATEGI
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
Peningkatan Fungsi Dan Pengembangan
pengembangan keterkaitan ekonomi antar
Kawasan Peruntukan Industri Yang Berdaya
pusat-pusat industri
Saing Di Kawasan Perkotaan Nasional
STRATEGI STRATEGI
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
rehabilitasi & pengembangan kaw peruntukan pariwisata pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat
ekowisata, bahari, cagar budaya dan ilmu pariwisata bahari, cagar budaya dan ilmu pengetahuan,
pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif,
perjalanan insentif, konferensi, & pameran konferensi, dan pameran
STRATEGI STRATEGI
mengembangkan pusat jasa dan promosi pariwisata di
mengembangkan prasarana dan sarana pendukung kawasan perkotaan nasional
kegiatan pariwisata ekowisata, bahari, cagar budaya dan
ilmu pengetahuan, serta penyelenggaraan pertemuan,
meningkatkan keterkaitan antara kawasan perkotaan nasional dan
perjalanan insentif, konferensi, dan pameran
kawasan-kawasan pariwisata cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan,
merehabilitasi kawasan peruntukan pariwisata ekowisata, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran
bahari, cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang
terdegradasi meningkatkan keterkaitan antarPKN dan antarPKW di Pulau
Sumatera sebagai pusat pariwisata dalam kesatuan tujuan
wisata
Kelestarian Kawasan Berfungsi Lindung Bervegetasi Hutan Tetap Paling Sedikit 40% (Empat
Puluh Persen) Dari Luas Pulau Sumatera Sesuai Dengan Kondisi Ekosistemnya
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
STRATEGI STRATEGI
melestarikan kawasan konservasi keanekaragaman menetapkan koridor ekosistem antarkawasan suaka alam dan
hayati hutan tropis basah pelestarian alam
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
STRATEGI STRATEGI
mengendalikan perkembangan kawasan perkotaan rawan bencana tsunami dan gempa bumi
nasional yang menjalar melalui optimalisasi wilayah tengah Pulau Sumatera yang rawan tanah longsor,
pemanfaatan ruang secara kompak, hemat energi gempa bumi, dan rawan letusan gunung berapi
dan sumberdaya, serta memanfaatkan teknologi
lingkungan rawan banjir terutama di wilayah timur Pulau Sumatera
mengendalikan perkembangan kawasan wilayah pesisir Pulau Sumatera yang rawan gelombang
perkotaan nasional yang berdekatan dengan pasang
kawasan lindung menetapkan zona-zona rawan bencana alam
STRATEGI
mengembangkan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat perdagangan dan jasa yang berskala internasional
mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan
keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
pengembangan jaringan transportasi untuk
pengembangan jaringan transportasi yg terpadu utk
meningkatkan aksesibilitas kawasan perbatasan negara,
meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi, dan
kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau
daya saing ekonomi wilayah
kecil
STRATEGI STRATEGI
mengembangkan dan memantapkan akses prasarana dan
mengembangkan jaringan transportasi yang menghubungkan
sarana transportasi darat, laut, dan/atau udara yang
kawasan perkotaan nasional dengan kawasan perbatasan
menghubungkan antarkawasan perkotaan, dan
negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-
memantapkan koridor ekonomi Pulau Sumatera
pulau kecil
meningkatkan fungsi dan/atau mengembangkan
mengembangkan sistem transportasi antarmoda menuju
jaringan transportasi dengan memperhatikan kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan
kawasan berfungsi lindung terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil
KEBIJAKAN 1 KEBIJAKAN 2
percepatan pengembangan kawasan perbatasan negara
dengan pendekatan kesejahteraan, pertahanan dan pemertahanan eksistensi 34 (tiga puluh empat) pulau kecil terluar
keamanan negara, serta lingkungan hidup
STRATEGI STRATEGI
membangun dan memelihara mercusuar sebagai penanda dan navigasi
mempercepat pengembangan PKSN sebagai pusat
pelayaran
pengembangan ekonomi, pintu gerbang internasional, serta simpul
transportasi kawasan perbatasan negara
mengembangkan prasarana dan sarana transportasi penyeberangan
mempercepat pengembangan kawasan sentra produksi di membangun bandar udara untuk melayani angkutan udara perintis
kawasan perbatasan negara berbasis sumber daya alam yang
produktif menyediakan dan meningkatkan prasarana dan sarana untuk
pemenuhan kebutuhan air baku
WAKTU PELAKSANAAN
I II III IV
STRATEGI
INDIKASI SUMBER INSTANSI
LOKASI OPERASIONALISASI
PROGRAM PENDANAAN PELAKSANA 2011- 2015- 2020- 2025-
PERWUJUDAN
UTAMA 2014 2019 2024 2027
Pengembangan pengelolaan dan pemertahanan fungsi suaka margasatwa, cagar alam, taman
nasional laut, taman hutan raya, taman wisata alam, dan taman wisata alam laut (taman
wisata perairan)
Peningkatan Koridor Aceh- Lampiran XII APBN, Kemenhut,
fungsi, Sumatera Utara, Strategi APBD, Kemen PU,
pelestarian, Koridor RIMBA Operasionalisasi dan/atau KLH, Pemda,
dan (Riau-Jambi- Perwujudan sumber lain dan Swasta
pemertahanan Sumatera Barat), Pelestarian yang sah
dan koridor Koridor Jambi- Kawasan Lindung
ekosistem Bengkulu- Nasional di Pulau
Sumatera Selatan, Sumatera (VI.5.)
Koridor Jambi-
Sumatera Selatan,
dan
Koridor Bengkulu-
Sumatera Selatan-
Lampung
Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Nasional
No. Kawasan Strategi Operasionalisasi
Lindung
1. Suaka a. melestarikan kawasan bagi habitat Harimau Sumatera dan Orang Utan
Margasatw b. memantapkan fungsi suaka margasatwa yang terdegradasi
a Bukit c. memanfaatkan ruang untuk penjagaan (pengawetan) habitat dan kahayati
Rimbang- d. memanfaatkan ruang terbatas selain untuk pengawetan, yakni untuk kegiatan penelitian,
Bukit pendidikan, dan wisata alam
Baling e. menerapkan ketentuan mengenai pelarangan kegiatan selain berfungsi untuk
(Riau) penelitian, pendidikan dan wisata alam yang mengubah bentuk kawasan
f. menerapkan ketentuan mengenai pelarangan penanaman tumbuhan dan pelepasan
satwa yang bukan merupakan tumbuhan dan satwa endemik kawasan
g. menerapkan ketentuan mengenai pengendalian pemanfaatan ruang untuk zona
penyangga
2. Cagar Alam a. melestarikan kawasan bagi habitat Harimau Sumatera
Batang b. memantapkan fungsi cagar alam yang terdegradasi
Pangean I c. memanfaatkan ruang untuk penjagaan (pengawetan) habitat dan kahayati
(Sumatera d. memanfaatkan ruang terbatas selain untuk pengawetan, yakni untuk kegiatan
Barat) penelitian, pendidikan, dan wisata alam
e. menerapkan ketentuan mengenai pelarangan kegiatan selain berfungsi untuk
penelitian, pendidikan dan wisata alam yang mengubah bentuk kawasan
f. menerapkan ketentuan mengenai pelarangan penanaman tumbuhan dan pelepasan
satwa yang bukan merupakan tumbuhan dan satwa endemik kawasan
g. menerapkan ketentuan mengenai pengendalian pemanfaatan ruang untuk zona
penyangga
h. mengendalikan perluasan permukiman masyarakat lokal yang berada di sekitar
kawasan cagar alam (enclave)
i. menata kembali kawasan kampung beserta akses tradisional masyarakat adat/lokal
yang berada di zona penyangga dengan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan
Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung Nasional
4. Taman a. memantapkan fungsi dan merehabilitasi kawasan yang memiliki kahayati dan
Hutan Raya ekosistemnya
Thaha b. melestarikan dan mengembangkan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami serta asli
Saifuddin maupun bukan asli
(Jambi) c. memanfaatkan zona transisi untuk kegiatan pengelolaan sumber daya alam secara
lestari dan model-model pembangunan berkelanjutan
d. memanfaatkan ruang untuk wisata alam, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan
e. menerapkan ketentuan mengenai pelarangan kegiatan selain berfungsi untuk penelitian,
pendidikan dan wisata alam
f. menerapkan ketentuan mengenai pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang
kegiatan sebagaimana dimaksud pada huruf d
g. menerapkan ketentuan mengenai pelarangan pendirian bangunan selain yang dimaksud pada
huruf f
h. menata kembali kawasan kampung beserta akses tradisional masyarakat adat/lokal yang
berada di zona penyangga dengan tidak mengurangi fungsi lindung kawasan
Pengaturan spesifik dalam RTR Pulau Sumatera terhadap koridor
penghubung antar kawasan konservasi ini adalah sebagai berikut:
1. Mengendalikan
pemanfaatan ruang
kawasan budidaya yang
dilintasi koridor
penghubung;
2. Melarang keberadaan
dan pengembangan
kawasan permukiman
yang dilintasi koridor
penghubung;
3. Mengembangkan
infrastruktur hijau yang
dilintasi koridor
penghubung.
Terima Kasih