Anda di halaman 1dari 5

Isu – Isu Terkait Permasalahan Pemakaman

1. Adanya Pungli (Pungutan Liar)


(Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/2492552/journal-sengkarut-kelola-
pemakaman-di-jakarta)

Pungutan liar (pungli) rupanya hal yang lumrah terjadi di TPU. Maraknya pungli membuat
Gubernur DKI Jakarta pada saat itu Basuki Tjahaja Purnama meradang ketika memimpin rapat
di Balai Kota, Maret lalu. Ahok--sapaan Basuki--mendapatkan rekaman permintaan pungli yang
dilakukan Kepala TPU Petamburan, Jakarta Pusat, terhadap anggota keluarga. Ahok pun
meminta pemecatan seluruh Kepala TPU di Jakarta. Dia juga mengancam bakal memecat
Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman Ratna Diah Kurniati, jika masalah serupa kembali
terjadi.

2. Keterbatasan lahan Pemakaman


(Sumber : https://www.liputan6.com/news/read/2492552/journal-sengkarut-kelola-
pemakaman-di-jakarta)

Pemerhati tata kota sekaligus ahli planologi Universitas Trisakti Nirwono Joga mengatakan
keterbatasan lahan menjadi masalah yang harus segera diatasi. Sebab, pungli di pemakaman
merupakan salah satu dampak dari makin berkurangnya ketersediaan lahan. Menurut Nirwono,
terbatasnya lahan makam merupakan potret abainya pemerintah dalam mengelola
pemakaman. Nirwono menuturkan Pemerintah DKI Jakarta selama ini belum membangun
sistem tata kelola pemakaman yang baik, sehingga muncul masalah ketersediaan lahan.
“Selama ini kan memang pemakaman di Jakarta ini belum dikelola dengan baik,” kata Nirwono.

Masalah keterbatasan lahan pemakaman bukanlah masalah baru. Cerita menyempitnya lahan
kuburan sudah terjadi puluhan tahun silam. Alih fungsi dan tingginya angka kematian jadi faktor
penyebab krisis lahan di Jakarta. Contoh paling jelas dari alih fungsi lahan, tampak di TPU
Menteng Pulo, Jakarta Selatan. Mustar, bekas pegawai TPU Menteng Pulo, menceritakan lahan
kuburan bekas tempat dia bekerja banyak dialihfungsikan menjadi bangunan fasilitas umum.
Banyak kuburan yang dibongkar lantaran tanah makam digunakan untuk keperluan lain. Salah
satu bukti alih fungsi tersebut adalah bangunan sekolah di Jalan Minangkabau dan masjid di
komplek apartemen milik Grup Bakrie.

3. Penataan Makam Semerawut


(Sumber : https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/10/12382131/sistem-online-tak-
selesaikan-masalah-sulitnya-mencari-lahan-makam-di?page=all)

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga menilai, sistem online terkait lahan
makam itu belum tuntas. Salah satu penyebab utamanya karena penataan pemakaman di
Jakarta semrawut "Selama kurang lebih dari lima tahun kemarin yang sempat saya dampingi,
untuk membuat (sistem) makam online, persoalan paling mendasar itu adalah ternyata
pemakaman kita penataannya itu sangat semrawut," ujar Nirwono. Nirwono banyak
menemukan kondisi lahan yang seharusnya untuk jalan justru digali untuk petak makam. Selain
itu, dia melihat jarak antar-makam juga berdempetan, bahkan ada yang tidak berjarak.

4. Status Lahan Pemakaman


(Sumber : https://megapolitan.kompas.com/read/2018/07/10/12382131/sistem-online-tak-
selesaikan-masalah-sulitnya-mencari-lahan-makam-di?page=all)

Ricky mengakui adanya kesemrawutan penataan makam di banyak TPU. Menurut Ricky,
kesemrawutan itu sudah terjadi sejak lahan makam belum dikelola Dinas Kehutanan, yakni saat
masih berstatus tanah wakaf milik warga. "Memang sudah existing-nya itu. Kondisinya di awal
waktu dulu tanah wakaf seperti itu. Sebelum masuk (dikelola) pemda, waktu tanah wakaf,
sudah padat," ucap dia. Ricky menyebut, penataan petak makam yang teratur dapat ditemukan
di TPU-TPU yang memang sejak masih lahan kosong sudah dikelola oleh Dinas Kehutanan.
Contohnya yakni di sebagian wilayah TPU Tanah Kusir dan TPU Jeruk Purut.

Isu – Isu Terkait Permasalahan Pemakaman di Kota Banjarbaru

1. Status Lahan Pemakaman


(Sumber : http://kalsel.prokal.co/read/news/5357-ingat-melanggar-perda-tentang-makam-
diancam-pidana.html)

BANJARBARU – Perda tentang aturan bentuk makam, ternyata tidak main-main, buktinya jika
ada yang melanggar diancam pidana tiga bulan dan denda Rp50 juta. Sebagaimana dokumen
Perda Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Pemakaman Dan Taman Pemakaman
Umum. Meskipun menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pemukiman Kota Banjarbaru, Rustam
Effendi, pemberian sanksi sesuai Perda tersebut, saat ini belum bisa diberlakukan mengingat
beberapa hal. Diantaranya peraturan walikota sebagai aturan pelaksana sedang dalam proses.
Padahal perda tersebut sudah berumur 5 tahun. Selain itu, makam-makam di Banjarbaru
menurut Rustam belum ada yang berizin, kecuali makam di Guntung Lua. “Pendataan
pemakaman sedang berjalan dan sosialisasi masih perlu ditingkatkan,” katanya. Karena itulah,
penertiban bentuk makam pun baru dilaksanakan di Pemakaman Guntung Lua, Kelurahan
Kemuning, Kota Banjarbaru.

2. Tidak memiliki Tempat Pemakaman Umum


(Sumber : https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/03/11/pemkab-banjar-tahun-ini-akan-
atur-tpu-melalui-perubahan-perda-ini-tujuannya)

Setiap kecamatan di Kabupaten Banjar sudah memiliki tempat pemakaman umum (TPU), tetapi
belum dikuasi Pemkab Banjar sebagai aset, melainkan masih dikelola masyarakat umum. Pjs
Camat Gambut, Sirajudin Ali mengatakan, pihak kecamatan tidak ikut serta dalam mengelola
tempat-tempat pemakaman umum. Selama ini dikelola atau dipelihara oleh keluarga, kerukunan
kematian, Ketua RT setempat supaya tidak menimbulkan masalah di lingkungan.

“Kecamatan hanya mengatur sebatas himbauan langsung dalam pertemuan-pertemuan supaya


menghindari timbulnya masalah dengan tumbuhnya area pemakaman misalnya tidak terawat,
antisipasi sengketa lahan dan lainnya,” katanya. “Lahan pemakaman yang tersedia
diperkenankan untuk siapa saja, yanf disediakn oleh perorangan atau kelompok atau rukun
kematian,” imbuhnya. Kepala Bidang Tata Ruang dan Pengawasan Bangunan Dinas PUPR
Kabupaten Banjar, Farida Ariyati mengatakan, untuk pengelolaan TPU di Kabupaten Banjar
secara spesifik belumlah diatur, tetapi dalam Perda RTRW Nomor 3 tahun 2013 sudah memuat
bahwa TPU ada di setiap kecamatan di Kabupaten Banjar. “Yakni ada menyebutkan dalam
Perda Nomor 3 tahun 2013, tetapi TPU masih belum diatur dan akan diatur dalam perda
perubahan, Perda Nomor 3 tahun 2013 tersebut,” katanya, Senin (11/3). Dia menjelaskan, TPU
di Kabupaten Banjar areanya dalam bentuk spot dan luasan kawasannya kurang dari lima
hektar, sehingga tidak dapat dimasukan dalam pola ruang. Kembali ditegaskannya, namun
pengaturan TPU sudah ada di dalam isi Perda Nomor 3 tahun 2013. Oleh sebab itulah dalam
perda perubahan nantinya akan menyebutkan wilayah-wilayahnya serta pengelolaannya lebih
spesifik lagi. Dikarenalam penyediaan kawasan TPU yang lebih dari lima hektarharus
dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pemda, karena ada pembebasan lahan terlebih dahulu.

“Setau kami saat ini belum ada TPU yanf tanahnya merupakan aset daerah. Harapan kami
SKPD terkait dapat berkoordinasi untuk penyediaan TPU di Kabupaten Banjar, termasuk
dukungan anggaran untuk pembebasan lahannya,” jelasnya.
Isu – Isu Terkait Permasalahan Prasarana Jalan Umum

(Sumber : https://sindoindonesiablog.wordpress.com/2015/10/18/permasalahan-pju/)

Beberapa permasalahan terkait dengan pengelolaan Penerangan Jalan Umum (PJU) di


beberapa daerah atau kota di Indonesia, diantaranya:

1. Minimnya data lampu terpasang, tingginya sambungan PJU ilegal.


2. Pembayaran listrik melampaui perkiraan konsumsi dan tagihan tidak sesuai dengan
pemakain aktual.
3. Pajak Penerangan Jalan (PPJ) mengalami titik impas bahkan defisit sehingga Pemda
kesulitan membayar.
4. Perawatan PJU tanpa anggaran yang memadai.
5. Pertumbuhan lampu swadaya akibat penduduk bertambah.
6. Lampu boros energi sering dipasang di perkampungan masih menggunakan tarif
Abonemen.
7. Jenis lampu mengandung merkuri swabalast berdaya besar (>125W) armatur Caping yang
boros energi.
8. Masih belum ada meteran maka belum ada jaringan PJU tersendiri yang terpisah dari
jaringan PLN.
9. Pemasangan instalasi PJU ada yang mengganggu pemandangan dan mengancam
keselamatan.
10. Tidak ada transparansi untuk melacak hubung sambung antara data lapangan dengan
administrasi.
11. Koordinasi pengelolaan yang belum sempurna sering terjadi pemadaman listrik karena
beban.
12. Penataan lampu ala kadarnya dan distribusi PJU belum merata.
13. Payung huum pengelolaan dan investasi efisiensi PJU yang belum pasti.
14. Pasang baru dan tambah daya tidak dapat dilayani karena beban peralatan PLN sudah
overload.

Anda mungkin juga menyukai