Diusulkan oleh: Ketua : Hadratul Hairiyah / 1402009013 (Angkatan 2009) Anggota : Annisa Yunan / 14002009004 (Angkatan 2009) Citra Fertia Anggraini / 1402009006 (Angkatan 2009) Dhiah Ayu Rahmanita / 1402009008 (Angkatan 2009) Eka Kurniawati Pratiwi P / 1402009010 (Angkatan 2009)
UNIVERSITAS YARSI JAKARTA 2012
i
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Environment Decision Support System : Sistem Analisis Dampak Lingkungan Pertambangan 2. Bidang Kegiatan : ( ) PKM-AI ( ) PKM-GT 3. Ketua Pelaksana Kegiatan : a. Nama Lengkap : Hadratul Hairiyah b. NIM : 1402009013 c. Jurusan : Teknik Informatika d. Universitas : Universitas YARSI e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Letjend Soeprapto No.121 Jakarta Pusat 10510 (021) 4200662 / 081298607088 f. Alamat email : shinee_hwa@yahoo.com 4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan : 4 Orang 5. Dosen Pendamping : a. Nama Lengkap : Chandra Prasetyo Utomo, M.S b. NIP : 5311412023 c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jl. Nangka Rt.02/10 No.14 Curug Cimanggis Depok 16953 081287796806
Jakarta, 8 Maret 2012
Menyetujui Kepala Unit Kegaiatan Mahasiswa, Ketua Pelaksana Kegiatan,
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan proposal PKM-GT (Program Kreativitas Mahasiswa, bidang Gagasan Tertulis) dengan judul Environment Decision Support System : Sistem Analisis Dampak Lingkungan Pertambangan ini. Kami menyadari bahwa penulisan proposal ini tidak akan terselesaikan dengan mudah tanpa bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Untuk itu secara khusus kami mengucapkan terima kasih kepada : Bapak Chandra Prasetyo Utomo, M.S selaku dosen pembimbing pada penulisan proposal ini. Kak Wahyu Haditya selaku mehasiswa pertambangan Universitas Mulawarman Samarinda, Kalimantan Timur yang sudah memberikan pengetahuan tentang pertambangan dan memberi banyak masukan kepada kami, serta dosen-dosen, teman-teman terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Dan juga kepada pihak panitia penyelenggara program PKM-GT ini sehingga kami dapat turut berpartisipasi dalam menyumbangkan ide dan gagasan dalam bentuk tertulis. Gagasan yang kami ajukan dalam proposal kali ini berkaitan erat dengan pemanfaatan teknologi informasi di bidang perawatan lingkungan hidup, karena banyaknya permasalahan-permasalahan pertambangan yang merugikan masyarakat setempat dan Negara sendiri baik dilihat secara kerugian kerusakan lingkungan maupun kerugian finansial. Oleh karena itu penerapan teknologi sangat dibutuhkan untuk membantu penyelesaian masalah tersebut. Untuk itu Proposal PKM-GT ini kami ajukan sebagai langkah awal kami dalam membangun dan berkontribusi memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang teknologi informasi, kami harapkan penulisan proposal ini akan menjadi motivasi bagi kami dan teman-teman mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dalam menyumbangkan ide-ide dan gagasan baru yang mungkin bisa untuk dijadikan solusi terhadap berbagai permasalahan yang tengah dihadapi Kami menyadari akan kemungkinan adanya kesalahan dan juga kekurangan pada penulisan proposal ini walaupun telah kami usahakan sebaik mungkin untuk mengikuti prosedur penulisan proposal yang telah ditetapkan oleh panitia penyelenggara program PKM-GT ini, untuk itu kami mengharapkan koreksi dan saran agar dapat dijadikan pembelajaran sehingga dapat dilakukan perbaikan pada penulisan proposal selanjutnya.
Hormat kami
Tim Penyusun
iii DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii RINGKASAN ........................................................................................................ iv PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 Tujuan .............................................................................................................. 2 GAGASAN ............................................................................................................. 3 KESIMPULAN ....................................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ 9
iv RINGKASAN
Kalimantan Timur adalah daerah dengan 1.212 pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP). Angka tersebut terbilang cukup tinggi jika dibandingkan dengan luas daerah tersebut. Pada kenyataannya masih banyak daerah pasca penambangan yang tidak dilakukan reklamasi atau pemulihan. Jika ini dibiarkan, pemegang IUP meningkat, semakin banyak kegiatan penambangan yang menyebabkan pengrusakan lingkungan dan tidak dilakukan reklamasi yang jelas. Pada dasarnya, regulasi tentang penambangan batubara sudah tersusun jelas pada UU Nomor 4 tahun 2009. Namun, pada kenyataannya poin-poin tersebut tidak sepenuhnya di laksanakan. Aturan untuk memiliki IUP misalnya, ada syarat- syarat dan ketentuan yang harus di patuhi. Banyaknya IUP yang diterbitkan menyebabkan lemahnya pengawasan yang dilakukan. Sejauh ini pengawasan masih dilakukan secara konvensional/manual. Petugas Dinas Pertambangan dan Energi melakukan inspeksi langsung ke daerah tersebut. Petugas inspeksi tersebar di berbagai daerah. Hal ini memungkinkan, analisa mengenai data-data yang dilakukan bisa dikatakan subjektif. Lemahnya kontrol terhadap pemegang IUP memungkinkan adanya hal-hal yang tidak terprediksi oleh pemerintah kota. Sehingga, keputusan yang diambil pun bisa terjadi kesalahan analisa. Sistem analisis mengenai dampak lingkungan daerah pertambangan dan sekitarnya ini diharapkan dapat membantu Policy Makers dalam hal ini selaku Dinas Pertambangan, Pemerintah Daerah/Kota, DPRD dan BLH (Badan Lingkungan Hidup) dalam menganalisa dampak lingkungan yang terjadi jika kegiatan penambangan dilakukan di suatu daerah tertentu dengan konsep DSS (Decision Support System) dan beberapa teknik Data Mining. Sistem ini juga dapat membantu pemerintah dalam fungsi kontrol nya untuk mengontrol para pemegang IUP untuk dapat mengetahui track record kegiatan penambangan mereka sehingga dapat diseleksi pemegang IUP mana saja yang layak/berkualitas diberikan IUP dan pemegang IUP mana saja yang ditarik izin IUP nya karena tidak sesuai dengan standar yang ada. Sistem ini juga dapat melakukan pengawasan terhadap daerah pertambangan melalui peta topografi dengan teknik Image Processing.
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah eksportir sumber daya alam batu bara terbesar kedua setelah Australia. Industri batu bara terbagi atas 2 segmen yaitu : thermal dan coking. Batu bara thermal juga dikenal sebagai batu bara steaming. Batu bara thermal adalah jenis batu bara yang digunakan dalam proses pembakaran guna menghasilkan uap (steam) yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan listrik dan panas. Sedangkan, Batu bara coking, dikenal juga sebagai batu bara metalurgis, yang digunakan dalam produksi besi dan baja. Indonesia tegolong eksportir terbesar batu bara dalam jenis thermal. Secara umum, batu bara dianggap sebagai bahan bakar fosil yang relatif lebih murah, selain itu batu bara mencakup pasokan yang relatif stabil dari beragam lokasi geografis, penyimpanan yang mudah dan aman, serta transportasi yang mudah. Faktor-faktor tersebutlah yang membuat industri pembangkit tenaga listrik bergantung pada batu bara. Sekarang yang terjadi, banyak sekali penambangan yang dilakukan secara illegal, atau tidak memiliki IUP (Izin Usaha Pertambangan). Pada Mei tahun 2011, Menteri Kehutanan berkoordinasi dengan Kementrian ESDM dan pemerintah Propinsi untuk menertibkan sekitar 5.000 izin usaha pertambangan yang tidak berizin (Detik News, 2011). Hal tersebutlah yang membuat pengrusakan terhadap hutan dan kekayaan alam di Indonesia. Karena tidak memiliki izin tersebut, maka dinas pertambangan setempat tidak dapat melakukan kajian mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi dan melakukan reklamasi. Sesuai UU Nomor 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, reklamasi sendiri artinya kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukannya. Selain hal perijinan usaha pertambangan, keputusan dilakukannya kegiatan pertambangan pun menjadi hal penting. Adapun sebelum tahapan operasi produksi tambang atau tahapan kegiatan usaha pertambangan, perlu dilakukan tahapan-tahapan yang mendukung kegiatan pertambangan tersebut, seperti : 1. Penyelidikan Umum 2. Eksplorasi 3. Studi Kelayakan Sejauh ini pengumpulan data untuk dianalisa guna sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan mengenai suatu daerah layak tambang atau tidak masih dilakukan secara konvensional atau dengan inspeksi langsung petugas dinas pertambangan setempat.Sehingga, keterbatasan manusia dalam mengingat batasan-batasan, atau ketentuan tentang pertambangan bisa mengurangi kualitas analisa data yang ada. Selain itu, karena dilakukan oleh beberapa petugas dinas pertambangan, maka bisa saja keputusan yang diambil terbilang subjektif. Penulis melakukan studi literatur di daerah Kalimantan Timur, karena menurut data, pada tahun 2010 Kalimantan timur memiliki angka yang cukup tinggi untuk pemegang izin usaha pertambangan, yaitu sebanyak 1.212 kuasa pertambangan (Kompas, 2010a). Hal ini juga dinilai bahwa pemerintah melakukan obral izin tambang. Contoh kasus lainnya, misalnya seperti yang 2
terjadi di Samarinda, dikemukakan dalam surat kabar Kaltim Post pada tanggal 27 September 2011, bahwa warga mengeluhkan pemerintah yang kurang tegas dalam menyikapi perusahaan pertambangan yang tidak memperhatikan prosedur pertambangan (Kaltim Post, 2011a). Dijelaskan bahwa Pemerintah Kota dinilai lemah pengawasan. Selain pengawasan Pemerintah Kota, fungsi kontrol DPRD dalam mengawasi seluruh perusahaan tambang batu bara tidak berjalan optimal. Dampak dari lemahnya pengawasan tersebut juga telah dikemukakan oleh Bernaulus Saragih (Ahli Ekonomi Lingkungan di Kaltim) menerangkan bahwa sesungguhnya jika dinilai dengan rupiah, kerusakan yang terjadi jauh lebih besar dari pada pendapatan daerah dari hasil penambangan tersebut (Kaltim Post, 2011b). Selain itu, permasalahan lahan yang tumpang tindih tidak kalah pentingnya. Juru bicara KPK, Johan Budi, melalui surat kabar koran kaltim mengemukakan permintaan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk melakukan penyelidikan mengenai izin usaha pertambangan, karena kementerian menemukan dari 8.000 izin, sebanyak 4.504 izin bermasalah. Persoalan yang paling banyak terjadi adalah tumpang-tindih lahan (Koran Kaltim, 2011). Informasi ini didukung oleh informasi lain yang dikemukakan surat kabar kaltimpost (2012) yang diterbitkan pada tanggal 7 maret bahwa kasus yang terjadi di Desa Sabintulung, Muara Kaman, Kukar yang sudah dimejahijaukan hingga ke Mahkamah Agung (MA) Dengan permasalahan diatas, penulis mencoba untuk membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah penambang illegal dan mengontrol para pemegang IUP dalam melakukan kegiatan pertambangan, menyelesaikan permasalahan kasus tumpang tindih area pertambangan, dengan cara memberikan gagasan berupa rancangan sistem analisis mengenai dampak lingkungan akibat pertambangan batubara yang terintegrasi. Sehingga dengan satu sistem yang terintegrasi ini dapat memecahkan kasus-kasus yang selama ini terjadi. Sistem tersebut memanajemen data-data sehingga tidak ada lagi kasus tumpang tindih area pertambangan. Dengan begitu, pemegang IUP mendapat perlindungan hukum atas daerah tambang yang dikelolanya. Sistem juga akan merepresentasikan data-data penyelidikan umum, eksplorasi, dan studi kelayakan wilayah pertambangan tersebut, kemudian menghasilkan sebuah analisa bahwa suatu daerah layak atau tidak dilakukan penambangan. Sistem tersebut juga akan berisi peta topografi dimana jelas letak suatu daerah dan status kepemilikannya. Jika ada penambangan yang dilakukan tanpa izin, akan termonitoring di sistem ini.
Tujuan Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk memberikan sebuah gagasan yang dapat membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan di latar belakang seperti : 1. Pemerintah dinilai melakukan obral IUP (Izin Usaha Pertambangan). 2. Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota setempat dan fungsi kontrol DPRD dalam mengawasi seluruh perusahaan tambang batu bara tidak berjalan optimal. Mengingat 1.212 bukan angka yang kecil untuk dilakukan kontrol secara manual. 3
3. Lemahnya pengawasan mengakibatkan lemahnya analisis mengenai dampak yang akan terjadi pasca kegiatan pertambangan di daerah tersebut. Dampak tidak terbatas hanya pada lingkungan, tetapi juga pada segi finansial. 4. Karena banyaknya pemegang IUP sehingga pemerintah kewalahan dalam administrasi data-data tersebut sehingga banyak terjadi kasus tumpang tindih lahan. Hal ini dikarenakan tidak ada nya sistem administrasi yang jelas untuk data-data tersebut. Gagasan tersebut berupa sebuah rancangan sistem analisis mengenai dampak lingkungan daerah pertambangan dan sekitarnya yang terintegrasi. Dengan adanya sistem tersebut maka data-data dapat diadministrasikan dengan baik. Terkait dengan kasus tumpang tindih, dengan implementasi sistem ini pemegang IUP mendapatkan perlindungan hukum atas daerah yang dikelola. Sistem juga dapat menentukan apakah pemohon IUP kredibilitas atau tidak, dan menentukan apakah pemegang IUP masih layak untuk diberikan IUP atau tidak. Administrasi data dengan baik akan membantu policy maker dalam hal ini Pemerintah Daerah/Kota, DPRD, Dinas Pertambangan dan Energi dan Badan Lingkungan Hidup untuk melakukan pengawasan dan kontrol terhadap semua perusahaan pemegang IUP dan pengawasan dan kontrol daerah pertambangan dan sekitarnya. Dengan bantuan beberapa penerapan teknologi seperti : DSS (Decision Support System), Data Mining, dan Image Processing sistem dapat memberikan analisa mengenai dampak yang akan terjadi jika suatu daerah dilakukan penambangan. Secara tidak langsung manfaat dari implementasi sistem ini adalah regulasi dilakukan dengan tertata rapi, kejelasan hukum bagi pemegang IUP, kegiatan penambangan dilakukan dengan pengamatan objektif berdasarkan data-data dan fakta-fakta yang jelas sehingga menghasilkan mutu mineral yang berkualitas, memelihara lingkungan dan mengurangi kerugian finansial.
GAGASAN Indonesia memang negara eksportir batu bara terbesar kedua didunia. Menurut Menteri Kehutanan cadangan batubara Indonesia berjumlah 93,4 miliar ton yang sebagian besar berada di provinsi Sumatra Utara, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Papua Barat (Detik News, 2011). Menurut data pada tahun 2010, ada 1,212 izin usaha pertambangan yang terbitkan di Kalimantan Timur. Angka ini sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Sehingga, penulis mengambil contoh kasus di ambil dari daerah Kalimantan Timur. Regulasi mengenai kegiatan pertambangan sudah diatur dalam UU Nomor 4 Tahun 2009. Meliputi : deskripsi wilayah pertambangan, usaha pertambangan, izin pertambangan, persyaratan perizinan usaha pertambangan, izin pertambangan rakyat, data pertambangan, hak dan kewajiban, penyidikan, sanksi administratif, ketentuan pidana dan lain sebagainya. Namun, pada kenyataannya, masih banyak kasus yang terjadi karena kurangnya pengawasan yang dilakukan. 4
Seperti yang sudah dijelaskan pada latar belakang diatas, bahwa banyak sekali kasus-kasus yang terjadi akibat kegiatan penambangan itu, seperti contoh diatas yaitu : 1. Pemerintah dinilai melakukan obral IUP (Izin Usaha Pertambangan). Merujuk pada berita yang diterbitkan oleh surat kabar Kompas(2010) pada tanggal 8 januari menyatakan bahwa : Awang Faroek selaku Gubernur Kalimantan Timur mengakui daerah dengan kuasa pertambangan (KP) terbanyak adalah Kabupaten Kutai Kartanegara yakni 687 izin. Di Kota Samarinda bahkan telah terbit 76 KP yang luas konsesinya menghabiskan 71 persen wilayah. Yang sedang ditambang seluas 38.814 hektar atau separuh lebih dari 71.823 hektar luas Samarinda. Padahal kota-kota lainnya yakni Balikpapan, Tarakan, dan Bontang tidak menerbitkan satupun kuasa pertambangan.
Gubernur mengatakan, pemerintah provinsi bisa meminta pemerintah kabupaten/kota untuk menghentikan pemberian izin-izin baru. Namun, kewenangan untuk mematuhi atau tidak berada di pemerintah kabupaten/kota sebagai dampak diberlakukannya otonomi daerah.
Meski demikian, lanjut Awang Faroek, provinsi berupaya membujuk kabupaten/kota untuk membuat peraturan daerah yang bisa membatasi jumlah penerbitan izin pertambangan. Kewenangan kami seperti memberi supervisi saat pembentukan peraturan daerah, katanya.
2. Lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota setempat dan fungsi kontrol DPRD dalam mengawasi seluruh perusahaan tambang batu bara tidak berjalan optimal. Mengingat 1.212 bukan angka yang kecil untuk dilakukan kontrol secara manual.
Merujuk pada berita yang diterbitkan oleh surat kabar Kaltimpost(2011) pada tanggal 27 September menyatakan bahwa : Berdasarkan pengamatan DB Paranoan, sejumlah perusahaan sudah direkomendasikan oleh BLH (Badan Lingkungan Hidup) dan Distamben (Dinas Pertambangan dan Energi) untuk dihentikan sementara aktifitasnya. Namun pada kenyataannya, perusahaan tersebut masih beroperasi. Selain dari referensi dari Kaltimpost ada pula referensi lainnya mengenai lemahnya pengawasan dan kontrol yang dilakukan yaitu pada kasus di Kutai Kartanegara yang dipublikasikan oleh Kompas(2009) pada tanggal 22 Januari menyatakan bahwa : Lahan pertanian yang didukung irigasi dengan pompaisasi senilai Rp 14 miliar di Kutai Kartanegara, Kaltim menjadi mubazir. Karena lahan itu sudah diubah menjadi lahan pertambangan batubara.
3. Lemahnya pengawasan mengakibatkan lemahnya analisis mengenai dampak yang akan terjadi pasca kegiatan pertambangan di daerah 5
tersebut. Dampak tidak terbatas hanya pada lingkungan, tetapi juga pada segi finansial.
Bernaulus Saragih adalah pakar Ekonomi Lingkungan di Kaltim. Surat kabar Kaltimpost(2011) melakukan wawancara dan hasilnya diterbitkan pada tanggal 16 oktober. Bernaulus Saragih mengemukakan bahwa salah satu perusahaan tambang terbesar di Kalimantan Timur menimbulkan kerugian sebesar Rp. 1,7 Triliun. Padahal Kutai Timur yang menjadi wilayah operasional perusahaan tersebut hanya mendapatkan bagian sebesar Rp. 800 Miliar pertahun dari bagi hasil migas. Hal itu dinilai tidak memadai untuk dilakukannya perbaikan lingkungan. Ia bahkan menghitung kerugian yang ditanggung warga Kutim di sepanjang Sungai Sangatta, akibat keruh dan tercemarnya sungai ini. Warga harus membeli pembersih air, yang nilainya puluhan miliar per tahun.
4. Karena banyaknya pemegang IUP sehingga pemerintah kewalahan dalam administrasi data-data tersebut sehingga banyak terjadi kasus tumpang tindih lahan. Hal ini dikarenakan tidak ada nya sistem administrasi yang jelas untuk data-data tersebut.
Menurut Supriatna Suhala (Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia) (Koran Kaltim, 2011) Tumpang-tindih izin terjadi lantaran para bupati tidak konsisten mengeluarkan izin. Selain itu, banyak batas lahan tambang yang tidak jelas sehingga menyulitkan eksplorasi. Ia menyarankan agar pemerintah melakukan verifikasi berdasarkan waktu pemberian izin. Izin diberikan kepada perusahaan yang mengajukan lebih dulu.
Untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut diatas, perlu adanya suatu penilaian objektif berdasarkan data-data dan fakta-fakta yang jelas. Ketetapan pada UU Nomor 4 tahun 2009, sebelum melakukan kegiatan operasi produksi perlu diadakannya kajian berupa tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Penyelidikan Umum, tahapan kegiatan pertambangan untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi adanya mineralisasi. 2. Eksplorasi, tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup. 3. Studi Kelayakan, tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
6
Selama ini, tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara konvensional, mengingat keterbatasan ingatan manusia dalam mengingat regulasi tersebut maka yang sering terjadi adalah penilaian yang didapatkan secara subjektif. Karena dilakukan secara konvensional, maka pengawasan yang dilakukan masih lemah. Untuk itu, diperlukan sebuah sistem khusus yang terintegrasi menggunakan konsep Decision Suport System (DSS) dan beberapa teknik Data Mining, yang dapat membantu policy makers untuk memahami data-data yang komplek menjadi sebuah analisa yang sederhana untuk dipahami. Dibawah ini disebutkan policy makers dengan masing-masing fungsi dan keuntungannya dalam menggunakan sistem ini: 1. Pemerintah Daerah/Kota selaku pemberi izin IUP dan pengawas, mendapatkan informasi dari sistem tentang layak/berkualitas atau tidaknya pemohon IUP untuk diberikan izin tersebut, layak atau tidaknya suatu daerah dijadikan area tambang. Pemerintah juga dapat melihat perkembangan daerah pertambangan melalui peta topografi.
2. DPRD selaku pengontrol seluruh kegiatan pertambangan, mendapatkan informasi dari data-data yang komplek direpresentasikan menjadi konklusi sederhana secara general tanpa mengurangi esensi dari data tersebut. Sehingga, pihak DPRD dapat mengetahui kondisi kekinian daerahnya.
3. Dinas Pertambangan dan Energi, selaku inspektor, mendapatkan informasi track record pemegang IUP, mendapatkan informasi analisis mengenai kondisi daerah tersebut jika dilakukan penambangan, menggunakan data-data tahapan peninjauan awal yang telah di inputkan oleh petugas inspeksi sebelumnya.
4. Badan Lingkungan Hidup, selaku pengamat lingkungan mendapatkan informasi kondisi kekinian suatu daerah. Mendapatkan informasi apakah daerah pasca penambangan telah dilakukan reklamasi sebelumnya. Jika belum, sistem akan memberikan informasi harus dilakukannya reklamasi, tingkat penting diukur menggunakan persentase.
Sistem tersebut juga menggunakan teknik image processing pada peta topografi untuk melihat kondisi wilayah pertambangan, baik pra pertambangan maupun pasca pertambangan. Dengan adanya sistem ini, maka setiap izin usaha pertambangan yang diterbitkan harus sesuai dengan prosedur dan syarat-syarat yang telah ditetapkan. Sehingga, memiliki izin usaha pertambangan tidaklah mudah, bukan berarti dipersulit, hanya lebih sesuai dengan tata aturan yang berlaku. Sistem akan menyimpan track record perusahaan pemilik IUP. Menyimpan segala aktifitas pertambangan yang dilakukan mulai dari penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, operasi produksi, konstruksi, penambangan, hingga pengolahan dan pemurnian. Sistem akan secara langsung memberikan peringatan jika pemegang IUP melakukan hal yang tidak sesuai dengan tata aturan yang ada. Hal ini dapat menjawab kasus obral IUP. Dengan konsep DSS (Decision Support System) dan 7
beberapa teknik data mining, data-data yang diperoleh meliputi : penyelidikan umum, eksplorasi dan studi kelayakan akan direpresentasikan menjadi sebuah analisa sederhana, sehingga policy makers tidak perlu mengamati data yang kompleks. Misal, sebuah perusahaan ingin melakukan kegiatan pertambangan di suatu daerah, Dinas Pertambangan dan Energi selaku pemerintah yang menangani hal ini menginput ke sistem bahwa daerah tersebut akan dilakukan kegiatan pertambangan. Kemudian, merujuk pada data-data yang ada sistem akan mengeluarkan informasi mengenai dampak apa yang akan terjadi pasca dilakukannya kegiatan penambangan. Informasi mengenai dampak lingkungan yang akan terjadi, pendapatan yang akan diperoleh mengingat kalori tambang batubara, atau muda/tua nya umur batubara tersebut menentukan nilai ekonomis nya, dan kerugian ekonomis yang akan dibebankan pasca penambangan tersebut. Maka sistem ini akan memperkuat pengawasan, pelaksanaan regulasi, sehingga pemegan IUP dan hasil tambang berkualitas. Kasus tumpang-tindih area pertambangan pun dapat diselesaikan dengan sistem ini menggunakan teknik Image Processing pada peta topografi. Sistem membantu untuk memetakan para pemegang IUP dengan daerah tambangnya. Sehingga, jika pada awalnya ada sebuah perusahaan mengajukan izin untuk melakukan penambangan di suatu daerah. (selama daerah tersebut belum ada yang mengelola ditinjau dari segi hukum) maka perusahaan tersebut dapat diberikan izin. Namun, jika setelah itu perusahaan lain mengajukan izin pada daerah yang sama. Maka, sistem akan memberikan peringatan bahwa daerah tersebut sudah dikelola oleh perusahaan sebelumnya yang mengajukan izin lebih dulu.
KESIMPULAN Teknologi berkembang dengan sangat cepat. Begitu juga ilmu-ilmu penerapan teknologi. DSS (Decision Support System), Data Mining, dan Image Processing adalah bidang-bidang ilmu yang dapat diterapkan untuk membantu manusia khususnya policy maker (dalam hal ini beberapa pihak terkait meliputi Pemerintah Daerah/Kota, DPRD, Dinas Pertambangan dan Energi dan Badan Lingkungan Hidup) dalam mengolah data menjadi informasi yang penting untuk menunjang keputusan berkaitan dengan kegiatan pertambangan. Sistem analisis mengenai dampak lingkungan daerah pertambangan adalah gagasan yang dicetuskan oleh penulis untuk menyelesaikan permasalahan- permasalahan yang terjadi sekarang ini. Ditinjau dari pemberian Izin Usaha Pertambangan (IUP) sistem ini akan dengan ketat melaksanakan regulasi yang ada. Sistem tidak akan mengeluarkan IUP jika semua syarat belum terpenuhi. Dengan begitu, maka IUP memang diperuntukan hanya kepada yang sesuai dengan tata aturan dan berkualitas. Ditinjau dari kegiatan penambangan batubara, sistem analisis mengenai dampak lingkungan daerah penambangan dan sekitarnya ini dapat memberikan saran-saran berupa analisa apakah daerah tersebut dapat dilakukan penambangan batubara, berapa besar kira-kira pendapatan yang akan diterima, dampak apa saja yang akan terjadi pasca aktifitas penambangan, dan berapa besar kerugian lingkungan dan finasial yang terjadi jika dilakukan penambangan tersebut. 8
Ditinjau dari kepastian hukum, dengan adanya sistem ini akan meminimalisir adanya tumpang tindih wilayah pertambangan. Sistem akan membatasi daerah yang telah memiliki pemilik, tidak dapat digunakan oleh pemilik lain. Sistem ini terkoneksi dengan internet, sehingga data dari berbagai daerah dapat tersentralisasi sehingga memudahkan Pemerintah Daerah dalam mengamati perkembangan pertambangan batubara diberbagai daerah.
DAFTAR PUSTAKA Detik News. 2011. 5 Ribu Perusahaan Tambang Ilegal. http://news.detik.com/read/2011/05/31/003454/1650480/10/menhut-5-ribu- perusahaan-tambang-ilegal diakses pada tanggal 1 Maret 2012.
Kaltim Post. 2011a. Pemkot Dinilai Bermuka Dua Sikapi Persoalan Tambang Batu Bara yang Dikeluhkan Warga. http://www.kaltimpost.co.id/? mib=berita.detail&id=113125 diakses pada tanggal 3 maret 2012.
Kaltim Post. 2011b. Marah terhadap Batu Bara, Semua Kerusakan Ada Nilai Rupiahnya. http://www.kaltimpost.co.id/?mib=berita.detail&id=114846 diakses pada tanggal 3 maret 2012.
Kaltim Post 2012. Batu Bara vs Perkebunan, Kasus Tumpang Tindih Izin di Kaltim. http://www.kaltimpost.co.id/index.php?mib=berita.detail&id=128331 diakses pada tanggal 1 maret 2012.
Kompas. 2010a. Gawat! Kaltim Kebanyakan Kuasa Pertambangan. http://nasional.kompas.com/read/2010/01/08/18330368/Gawat.Kaltim.Kebanyaka n.Kuasa.Pertambangan diakses pada tanggal 8 maret 2012.
Koran Kaltim. 2011. KPK Periksa Tambang Samarinda dan Kutim. http://www.korankaltim.co.id/read/news/2011/19160/kpk-periksa-tambang- samarinda-dan-kutim.html diakses pada tanggal 3 maret 2012.
UU No. 4 Tahun 2009. Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta.
Yahoo! News. 2011. Menhut Berkoordinasi Data Perusahaan Tambang Ilegal. http://id.berita.yahoo.com/menhut-berkoordinasi-data-perusahaan-tambang-ilegal- 123019709.html diakses pada tanggal 8 Maret 2012.
9
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Ketua Nama : Hadratul Hairiyah Tempat, tanggal lahir : Samarinda, 14 Februari 1992 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan Status : Belum Kawin Alamat : Jl. Letjend Soeprapto No 121, Cempaka Indah, Jakarta Pusat Nomor telepon : 0812 98 6070 88 Email : hadratul.hairiyah@students.yarsi.ac.id shinee_hwa@yahoo.com shineehwa07@gmail.com
Pendidikan : - SMK Negeri 7 Samarinda 2006 2009 (Program Jurusan : Rekayasa Piranti Lunak) - S1 Fakultas Teknologi Informasi Universitas Yarsi,Jakarta 2009 - sekarang Jurusan : Teknik Informatika, Bidang minat : Sistem Informasi - Credit Earning S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia 2012 - sekarang Mata Kuliah: Kriptografi dan Keamanan Informasi (4 sks) Semester genap tahun akademik 2011/2012 Pengalaman Organisasi : 2006 Anggota divisi Mading VS7 (Virtual Schooler of Se7en) 2007 Ketua divisi Mading VS7 2010 Magang BEM YARSI 2009-2010 2010 Anggota Departemen Pendidikan Senat Mahasiswa FTI Yarsi 2011 Menteri Pendidikan Senat Mahasiswa FTI Yarsi
10
Pengabdian Pada Masyarakat : Pembimbing dalam pelatihan Menggunakan Komputer untuk anak-anak panti asuhan Uswatun Hasanah Instruktur dalam workshop Pemanfaatan IT dalam membuat bahan ajar untuk guru-guru MAN se-Jakarta di Wisma Tugu, Puncak Cisarua. Asisten dalam Workshop Pemberdayaan Portal e-Learning Gratis "ESFINDO" untuk Siswa dan Guru SMA di Universitas Yarsi. Pengalaman Pembuatan / Pengembangan Sistem Informasi: 2010 : Pengembangan Sistem Informasi SDM (Sumber Daya Manusia) dan DUPAK untuk Fakultas Teknologi Informasi Universitas Yarsi. Menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL. 2011 : Pembuatan Sistem Informasi The Amazing Qurban (PKM- T, didanai oleh DIKTI) Menggunakan bahasa pemrograman PHP dan basis data MySQL. Publikasi: PKM-GT All-in-one Electronic Medical Record sebagai ketua, didanai oleh dikti (Tim : Muhammad Ikhsan Amadea-FK 2009, Muhammad Fathurachman-FTI 2010) PKM-T The Amazing Qurban sebagai anggota, didanai oleh dikti (Ketua : Yurdhanita Andhini Putri, Ary Sukma Mumpuni, Annisa Yunan, Dhiah Ayu Rahmanita.
Jakarta, 8 Maret 2012
(Hadratul Hairiyah)
11
Anggota I Nama : Annisa Yunan NPM : 1402009004 Tempat / Tanggal Lahir : Bekasi, 2 Maret 1991 Alamat Rumah : Jl. Swasembada Barat X No.23 Rt 007/Rw 013, Jakut Telp / Email : 081310970043 / annisa_9554@yahoo.com Pendidikan : - SMAN 18, Jakarta Utara - SMPN 129, Jakarta Utara - SDN Kebun Bawang 06 Pagi, Jakarta Utara
Jakarta, 8 Maret 2012
(Annisa Yunan)
Anggota II Nama : Dhiah Ayu Rahmanita NPM : 1402009008 Tempat / Tanggal Lahir : Jakarta, 25 July 1991 Alamat Rumah : Jl. Gang Masjid Kap.Walang No 19 RT.011/003 Jakut. Telp / Email : 081382815020 / dhiah_ayu@ymail.com Pendidikan : - SMAN 52, Jakarta Utara - SMPN 173, Jakarta Utara - SDN Wening, Jakarta Utara
Jakarta, 8 Maret 2012
(Dhiah Ayu Rahmanita)
12
Anggota III Nama : Citra Fertia Anggraini NIM : 1402009006 Tempat/Tanggal Lahir : Kijang, 07 Februari 1991 Alamat Rumah : Jl. Cempaka Putih Barat XII No.15G Jakarta Pusat Telp/E-mail : 085717989213/ \ citrafertiaanggraini@ymail.com Pendidikan : - 2006 2009 SMA N 1 BINTAN (Program Jurusan : IPA) - 2009-sekarang S1 Fak. Tek. Informasi Universitas Yarsi Jakarta
Pengalaman Organisasi : - 2005 Anggota Drumband SMP N 1 BINTAN - 2007 Ketua Kedakwaan Rohis SMA N 1 BINTAN - 2010 Anggota Senat Mahasiswa FTI Universitas Yarsi Jakarta
Jakarta, 8 Maret 2012
(Citra Fertia Anggraini)
Anggota IV Nama : Eka Kurniawati Pratiwi Putri NIM : 1402009010 Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 28 Desember 1990 Alamat Rumah : Jl. Onta Laut 11 Rawabadak Selatan. Jakarta Utara Telp/E-mail : 083875839278 eka.kurniawati@students.yarsi.ac.id Pendidikan : - 2006 2009 SMA Pancasila Purworejo (Program Jurusan : IPS) - 2009-sekarang S1 Fak. Tek. Informasi Universitas Yarsi Jakarta