DISUSUN OLEH:
CENI
19020511073
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan Alhamdullilah kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa ilmu pengetahuan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Terima kasih juga kepada teman-teman
semua yang sudah membantu dan berupaya memberikan ide-ide nya sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami berharap makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan untuk para pembaca
dan bisa menjadi acuan para pembaca dalam mencari informasi yang diperlukan mengenai
Analisis Dampak Lingkungan. Semoga apa yang ada didalam makalah ini dapat bermanfaat
untuk pembaca. Namun dari pada itu, kami meminta maaf karena makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan
menjadikan motivasi untuk kami agar kedepannya makalah ini bisa lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB II PERMASALAHAN......................................................................................................4
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB 1
LATAR BELAKANG
Dalam rangka mencegah pencemaran lingkungan dari suatu fasilitas, UUPLH dan
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 mewajibkan pembuatan ANDAL, RKL, dan
RPL atau UKL dan UPL. Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian pencemaran
yang dimuat di dalam dokumen RKL atau UKL harus dijadikan persyaratan-persyaratan
lingkungan yang diintegrasikan ke dalam izin. Dengan demikian, izin berfungsi untuk
menjamin bahwa fasilitas tidak akan melakukan kegiatan yang bertentangan dengan izin
(Sukanda,2009:96-97).
Adapun bagi penegak hukum lingkungan, ANDAL, RKL, dan RPL, atau UKL
dan UPL memberikan beberapa manfaat praktis sebagai berikut.
1
a. Dokumentasi ANDAL, RKL dan RPL atau UKL dan UPL menjadi alat bukti tentang
apakah pemilik serta pengurus kegiatan telah melakukan upaya pencegahan
pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup secara baik dan sungguh-sungguh.
b. Dokumentasi ANDAL, RKL dan RPL atau UKL dan UPL juga dapat dijadikan tolak
ukur untuk mengetahui bahwa pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan terjadi
karena faktor kelalaian. Hal ini bisa terjadi demikian bila pemilik kegiatan sudah
melakukan langkahlangkah pencegahan sesuai dengan apa yang digariskan dalam
RKL dan/atau UKL, tetapi pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup terjadi
juga.
c. Dokumentasi ANDAL, RKL dan RPL atau UKL dan UPL juga dapat dijadikan tolak
ukur untuk mengetahui bahwa pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan terjadi
karena faktor kesenjangan. Hal ini dapat terjadi apabila pemilik kegiatan berusaha
mempergunakan teknologi pencegahan pencemaran yang lebih murah dari apa yang
ditetapkan dalam dokumen RKL dan/ atau UKL. Penggunaan teknologi murah
dimaksud menimbulkan terjadinya pencemaran lingkungan hidup (Sukanda,2009:98).
Sampah merupakan salah satu jenis biomassa yang ketersediannya dari hari ke
hari cukup melimpah, terutama di kota besar. Sampah juga menjadi perhatian banyak
pihak, karena berhubungan langsung dengan kebersihan dan keindahan (estetika)
lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di perkotaan. Sampah bisa berasal dari
berbagai modal penggunaan seperti sesuatu yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah
rusak, kelebihan dari suatu penggunaan (seperti kelebihan makanan), pembungkusan
2
(kemasan) barang yang berfungsi melindungi barang, sisa-sisa kegiatan produksi (seperti
serbuk gergaji, potongan kain, kayu) atau barang yang berfungsi dan tidak digunakan lagi
karena penggunaannya memiliki barang yang lebih baru. Untuk memberikan nilai tambah
pada sampah, potensi pemanfaatan sampah hanya bisa digali oleh individu yang kreatif.
Salah satunya pemanfaatan sampah, baik organik maupun anorganik sebagai sumber daya
kehidupan.
3
BAB II
PERMASALAHAN
Sebagian besar sampah secara potensial bisa dimanfaatkan. Sampah organik bisa
dijadikan pupuk kompos, sementara sebagian sampah anorganik masih bisa didaur ulang.
Rantai nilai industri daur ulang ini telah berjalan di beberapa kota besar, dengan
melibatkan mulai pemulung yang mengais-ngais sampah, pengepul, sampai pemodal
besar yang mengelolah kembali bahan daur ulang menjadi produk yang dijual ke pasar.
Namun, keberadaan industri daur ulang ini belum mampu menuntaskan persoalan
sampah. Proses pengambilan dan pengumpulan bahan daur ulang dari sampah ini tidak
bisa maksimal, karena sampah kota bercampur baur sehingga menyulitkan pemilahan dan
pengambilannya. Selain itu, banyak pula sampah yang dibuang ke sungai sehingga lebih
mempersulit lagi proses pengambilan bagian-bagiannya yang masih bisa dimanfaatkan.
4
Proses daur ulang ini akan jadi lebih mudah jika sampah sudah dipilah-pilah di
tingkat rumah tangga sebagaimana yang terjadi di negara-negara maju. Namun, meminta
masyarakat untuk memilah-milah sampah sangat tidak mudah, apa lagi kalau sampai
meminta mereka untuk mengumpulkan juga (Hermawati. dkk, 2014: 12).
Pratik bank sampah ini banyak digunakan sebagai tempat menabung masyarakat.
Sampah anorganik seperti kertas, plastik, logam, kayu, dan sebagainya disetorkan oleh
warga dan dikonversi dengan sejumlah uang. Berapapun hasilnya akan dicatat dibuku
tabungan yang dimiliki oleh setiap Warga (Hermawati. dkk, 2014: 26). Menurut
Hermawati (2014), pengelolaan sampah dapat dilakukan melalui kegiatan pemberdayaan
masyarakat, karena masyarakat merupakan salah satu penghasil sampah.
5
yang diselenggarakan baik oleh lembaga-lembaga pemerintah maupun swasta yang
bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan
masalah sosial, dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok dan masyarakat
(Suharto, 2014:1).
Maka kesejahteraan sosial dapat dilakukan pada sampah jika dikelola akan
mengurangi dampak negatif terhadap sampah tentang kesehatan dan selain itu juga
sampah bernilai ekonomis. Melalui bank sampah kita dapat berkreasi dengan sampah-
sampah rumah tangga. Tetapi disekitar kita banyak orang yang kurang sejahtera dalam
segi ekonomi. Padahal bank sampah menyediakan nasabah didalamnya. Maka saya
sebagai penulis ingin meneliti masalah bank sampah dan kesejahteraan. Yang dituangkan
didalam judul “PENGARUH PENGELOLAAN BANK SAMPAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN ANGGOTA BANK SAMPAH (Kajian di Kelompok Wargi
Manglayang, Palasari, Cibiru, Kota Bandung)”.
Dari uraian permasalah diatas, maka ditemukan berbagai masalah yang terjadi di
pengelolaan bank sampah terhadap kesejahteraan anggota bank sampah di kelompok
Wargi Manglayang adalah sebagai berikut:
6
membahas tentang konsep dasar AMDAL yang merupakan rumusan masalah pertama
yang harus kita ketahui, adapun konsep dasar AMDAL meliputi:
1. Pengertian AMDAL
2. Tujuan AMDAL
3. Komponen-Komponen AMDAL
4. Manfaat AMDAL
Tujuan Masalah
1. Mengetahui tanggapan responden terhadap Pengelolaan Bank Sampah.
2. Mengetahui tanggapan responden terhadap Kesejahteraan Anggota Bank Sampah.
3. Mengetahui pengaruh Pengelolaan Bank Sampah terhadap Kesejahteraan Anggota
Bank Sampah.
7
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian AMDAL
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi
disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu
proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup
yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan
lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa
disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan
pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut (sustainable
development). Instrumen untuk mencapai pembangunan berlanjut adalah Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan).
8
Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu pengertian ANDAL adalah sebagai
berikut.
2) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan
mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL Proyek
Individual (seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan, dan
AMDAL Regional. Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993 tersebut adalah:
1. Analisis mengenai dampak lingkungan kegiatan terpadu/multisektor adalah hasil
studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang terpadu yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem
dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. Di
dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti kajian dan dampak
penting menjadi dampak besar dan penting.
2. Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu
instansi yang bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil
studi diganti kajian dan dampak penting diganti dampak besar dan penting.
3. Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai
dampak penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan
hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan
wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan
kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.
2. Tujuan AMDAL
9
Mengidentifikasikan rencana usaha atau kegiatan yang akan dilakukan terutama yang
berpotensi menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
Mengidentifikasikan komponen-komponen lingkungan hidup yang akan terkena
dampak besar dan penting
Memprakirakan atau mengevaluasinrencana usaha atau kegiatan yang menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup
Merumuskan RKL dan RPL.
3. Komponen-Komponen AMDAL
a. Studi Pra-Proyek
Studi Pra-Proyek dilakukan guna mengukur dan meperkirakan perubahan keadaan
dilingkungan. Pengukuran ini dilakukan berdasarkan pada data baik data fisik, kimia,
biologi, sosial ekonomi dan sosial budaya
b. Laporan Penilaian
Laporan Penilaian adalah laporan yang disusun dari hasil studi pra-proyek yang
berupa kemungkinan yang akan terjadi jika proyek tesebut berjalan
c. Pembuatan Keputusan
Proses pembuatan keputusan berdasarkan pada laporan penilaian serta hasil prediksi
pengaruh proyek terhadap lingkungan kelak. Namun kenyataan dalam pengambilan
keputusan ini sangat dipengaruhi oleh nuansa politik.
d. Persetujuan Proyek
Persetujuan proyek mengandung rekomendasi dari hasil analisis interaksi antara
proyek dengan lingkungan, contohnya adalah proyek dapat disetujui dengan
rekomendasi akan dilakukannya usaha-usaha untuk memperkecil pengaruh negative
terhadap lingkungan
e. Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek dilakukan dalam kurun waktu 2-3 tahun, untuk memantau
sudahkah proyek tersebut berjalan sesuai dengan yang direkomendasikan dan
disetujui proyek.
4. Manfaat AMDAL
Bagi masyarakat
10
Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya, sehingga dapat
mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya apabila diperlukan;
Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah proyek
dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat menguntungkan
dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang dapat diderita akibat
adanya proyek tersebut;
Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di daerahnya sejak dari
awal, khususnya di dalam memberikan informasi-informasi ataupun ikut langsung di
dalam membangun dan menjalankan proyek;
Masyarakat dapat memahami hal-ihwal mengenai proyek secara jelas sehingga
kesalahfahaman dapat dihindarkai dan kerja sama yang menguntungkan dapat
digalang;
Masyarakat dapat mengetahui hak den kewajibannya di dalam hubungannya dengan
proyek tersebut khususnya hak dan kewajiban di dalam ikut dan mengelola
lingkungan.
11
bumi dan lain-lain) sehingga dapat dicari keadaan lingkungan yang aman bagi
proyek.
Bagi pemerintah
Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak rusak
(khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar lokasi
proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang belum
diolah;
Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran
air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;
Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul
khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;
Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana pembangunan
daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu proyek lain;
Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi negara
dan masyarakat;
Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat pengambil
keputusan.
12
jumlah sampah”. Sedangkan, menurut UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah diartikan sebagai kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Ada empat
aspek penting dalam pengelolaan sampah, yaitu masyarakat penghasil sampah, dinas
kebersihan sebagai pengelola, dukungan sarana prasarana yang memadai dan
teknologi tepat guna, peran serta masyarakat dan peraturan yang dapat diaplikasikan
secara langsung. Dalam Undang-Undang tersebut juga sudah mengakomodir berbagai
aspek pengelolaan sampah (asas, tujuan, pengurangan sampah, penanganan sampah,
pengelolaan sampah spesifik, hak dan kewajiban stakeholder, pembiayaan,
kompensasi, dan pengawasan), serta peran stakeholder (pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masyarakat, dunia usaha, dan LSM).
13
Strukturalisme menganggap struktur sosial terpisah dari agen, namun
menentukan dan membentuk perilaku agen. Struktur dianggap menyediakan kerangka
referensi bertindak yang menjadi rujukan sepenuhnya dari agen. Keberadaan struktur
ini secara empiris mudah dikenali, seperti kelas sosial yang menstrukturkan politik,
gender yang menstrukturkan kesempatan kerja, konvensi retoris yang menstrukturkan
teks atau ujaran, ataupun moda produksi yang menstrukturkan formasi sosial. Struktur
itu seperti rangka yang menopang dan menentukan bentuk tubuh, atau seperti tata
letak ruangan yang menentukan pola ruangan. Namun, yang menjadi masalah, “ilmu
sosial yang terjebak dalam metaphor struktur yang tak dicermati cenderung mereduksi
aktor menjadi automaton yang diprogram dengan cerdas.
14
Pengertian kesejahteraan sosial juga menunjuk pada segenap aktivitas
pengorganisasian dan pendistribusian pelayanan sosial bagi kelompok masyarakat,
terutama kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged) (Suharto, 2014: 3).
BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL
di atas ialah:
15
kesejahteraan sosial sebagai tujuan (end) dari suatu kegiatan pembangunan. Misalnya,
tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosial
masyarakat. Kesejahteraan sosial dapat juga didefinisikan sebagai arena atau domain
utama tempat dokter berperan atau pendidikan adalah wilayah di mana guru
melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Pemaknaan kesejahteraan sosial sebagai
arena menempatkan kesejahteraan sosial sebagai sarana atau wahana atau alat (means)
untuk mencapai tujuan pembangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset. Yogyakarta
16