MAKALAH
ANALISIS MENGENAI DAMPAK
LINGKUNGAN HIDUP
Disusun oleh:
Nama : Chici Fajariyanti
No. : 09
Kelas : 3 TEI 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat - Nya maka penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup (AMDAL)
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak - pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan - kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah, Amiin Yaa Robbal Alamin.
Penyusun
DAFTAR ISI
C. TUJUAN
1. Mengatahui tentang apa itu analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
2. Mengetahi sejarah analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
3. Mengetahui tentang bagaimana proses analisis mengenai dampak lingkungan atau AMDAL.
4. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam penyusunan analisis mengenai dampak
lingkungan atau AMDAL.
5. Mengetahui undang-undang dan kebijakan pembangunan di Indonesia.
D. MANFAAT
1. Bagi penulis dan pembaca diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang apa dan
bagaimana AMDAL.
2. Bagi penulis dan pembaca diharapkan lebih mempertimbangkan setiap pembangunan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian AMDAL
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan
Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari
kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek
Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun
dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika
berdasarkan hasil kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi
oleh teknologi yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi
dampak negatif Iebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka
rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Suatu rencana kegiatan yang
diputuskan tidak Iayak Iingkungan tidak dapat dilanjutkan pembangunannya.
B. Sejarah
AMDAL ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini
adalah aspek Abiotik, Biotik, dan Kultural.
Bermula dari Amerika Serikat, tahun 1969. The National Enviromental Policy Act of 1969
(NEPA 1969) diperkenalkan sebagai sebuah instrumen untuk mengendalikan dampak segala
macam kegiatan yang bisa merusak kelestarian lingkungan. Instrumen tersebut dalam bentuk
peraturan. Dalam perkembangan selanjutnya, peraturan ini diadopsi oleh banyak negara.
Tahun 1982, Indonesia mengeluarkan undang-undang (UU) lingkungan hidup. UU ini
diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah (PP) Nomor 9 Tahun 1986, yang kemudian
diganti PP Nomor 51 Tahun 1993, dan terakhir diganti lagi dalam PP Nomor 27 Tahun
1999.Pemerintah membentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (Bapedal)
melalui Keputusan Presiden Nomor 77 Tahun 1994 untuk melengkapi pelaksanaan peraturan
tersebut. Ada tingkat pusat dan daerah, meskipun keduanya tidak memiliki hubungan hierarki
struktural. Bapedal pusat kini berada di bawah Kementerian Lingkungan Hidup. Badan-badan
lingkungan tersebut menjadi lokomotif pelindung kepentingan ekologi. Pada kenyataannya
kepentingan lingkungan sering kalah oleh kepentingan praktis materialis yang disebut
kepentingan ekonomi. Studi amdal menjadi formalitas saja.
Sedangkan bentuk dokumen amdal tercantum dalam Pasal 5 yang menyatakan : (1)
Penyusunan Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dituangkan ke dalam
dokumen Amdal yang terdiri atas:
a. Kerangka Acuan;
b. Andal; dan
c. RKL-RPL.
(2) Kerangka Acuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a menjadi dasar penyusunan
Andal dan RKL-RPL.
Dalam proses penyusunan Amdal disusun oleh pemrakrasa dan dinilai oleh komisi Penilai
Amdal. Penyusunan dokumen amdal dilakukan berdasarkan beberapa pendekatan sepeti
tercantum dalam Pasal 8 yang menyatakan : (1) Dalam menyusun dokumen Amdal, Pemrakarsa
wajib menggunakan pendekatan studi:
a. tunggal;
b. terpadu; atau
c. kawasan.
Dalam rangka kewajiban penyusunan amdal, terdapat beberapa pengecualian baik dari
aspek lokasi maupun jenis kegiatannya. Pasal 13 menyatakan : (1) Usaha dan/atau Kegiatan
yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup dikecualikan dari kewajiban menyusun
Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8. apabila:
a. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada di kawasan yang telah memiliki Amdal
kawasan;
b. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatannya berada pada kabupaten/kota yang telah memiliki
rencana detil tata ruang kabupaten/kota dan/atau rencana tata ruang kawasan strategis
kabupaten/kota; atau
Mengenai rekomendasi hasil penilaian amdal Pasal 29 menyatakan : 2.) Komisi Penilai
Amdal menyampaikan rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL kepada Menteri,
gubernur, atau bupati/walikota sesuai kewenangannya. 3.) Rekomendasi hasil penilaian Andal
dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa:
Sedangkan muatan rekomendasi diatur dalam Pasal 29 ayat (4) :(4) Rekomendasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan berdasarkan pertimbangan paling sedikit
meliputi:
a. prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari aspek
biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap
prakonstruksi, konstruksi, koperasi, dan pascaoperasi Usaha dan/atau Kegiatan;
b. hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh Dampak Penting hipotetik sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling memengaruhi, sehingga diketahui perimbangan
Dampak Penting yang bersifat positif dengan yang bersifat negatif; dan
(1) Menteri, gubernur, atau bupati/walikota berdasarkan rekomendasi penilaian atau penilaian
akhir dari Komisi Penilai Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 atau Pasal 30,
menetapkan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup.
(2) Jangka waktu penetapan keputusan kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lama 10 (sepuluh) hari kerja terhitung
sejak diterimanya rekomendasi hasil penilaian atau penilaian akhir dari Komisi Penilai Amdal.
1. KA-ANDAL
Kerangka acuan ialah uraian tugas yang harus dilakukan dalam studi ANDAL. Kerangka
acuan dijabarkan dari pelingkupan sehingga KA memuat tugas-tugas yang releven dengan
dampak penting. Dengan KA yang demikian itu studi ANDAL menjadi terfokus pada dampak
penting.
Dalam hal ini konsultan ANDAL seyogyanya merundingkan dengan pihak pemrakarsa
agar dilakukan pekerjaan-tambah. Sebaliknya juga dapat terjadi adanya dampak yang semula
dianggap sebagai penting dan karena itu dimuat dalam KA. Tetapi kemudian ternyata tidak
penting. Dalam hal ini seyogyamya diusulkan untuk dilakukan pekerjaan-kurang. Karena
menurut Kepmen KA harus disetujui oleh instansi yang berwenang, maka baik dalam hal
pekerjaan-kurang maupun pekerjaan-tambah persetujuan haruslah bersifat resmi yang disetujui
tidak saja oleh pemrakarsa, melainkan juga oleh instansi yang berwenang.
2. ANDAL
Di dalam studi ANDAL hanya diprakirakan dan dievaluasi dampak penting yang
teridentifikasi dalam pelingkupan dan tertera dalam KA sehingga penelitian ANDAL terfokus
pada dampak penting saja. Dampak yang tidak penting diabaikan. Dengan penelitian yang
terfokus perhitungan untuk memprakirakan besarnya dan pentingnya dampak juga menjadi
terbatas. Besarnya dampak haruslah diprakirakan dengan menggunakan metode yang sesuai
dalam bidang yang bersangkutan. Metode itu mungkin telah ada, tetapi mungkin juga harus
dikembangkan atau dimodifikasi dari metode yang ada.
Dalam hal ini diperlukan pakar yang menguasai bidang yang diliput dalam AMDAL
tertentu. Pakar itu tidaklah perlu untuk bekerja sepanjang pelaksanaa AMDAL, melainkan cukup
untuk periode tertentu saja pada waktu tenaga dan keahlianya diperlukan. Pakar tidak perlu
mempunyai sertifikat A dan B kursus AMDAL, jadi pakar tersebut merupakan masukan untuk
digunakan oleh ketua gugus kerja dalam penyusunan AMDAL. Ketua ini dan seyogyanya juga
wakil ketualah yang harus mempunyai pengalaman dalam pelaksanaan dan penyusunan
AMDAL. Pengalaman ini harus dibuktikan dengan riwayat hidup mereka. Sebaiknya
pengalaman lebih dipentingkan dari pada sertifikat kursus AMDAL, karena seseorang yang
mempunyai sertifikat tapi tidak berpengalaman kementakanya adalah kecil dapat membuat
AMDAL yang baik.
F. Manfaat AMDAL
Secara Umum AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk
pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan, ini menurut Peraturan Pemerintah PP No. 27 tahun 2013 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan mengikuti Porsedur AMDAL yang
benat. Berikut ini beberapa secara umum manfaat yang bisa diperoleh dari adanya AMDAL:
1. Sebagai materi/bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.
2. Membantu proses pengambilan keputusan yang benar tentang kelayakan lingkungan hidup dari
rencana usaha dan/atau kegiatan/program.
3. Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci teknis dari rencana usaha dan/atau
kegiatan.
4. Memberi masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup.
5. Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana
usaha dan atau kegiatan.
6. Amdal memberikan alternatif solusi minimalisasi dampaktidak baik (negatif).
7. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/pemberi ijin usaha
dan/atau kegiatan.
Selain itu ada 3 manfaat AMDAL :
1. Manfaat AMDAL khususnya bagi pemerintah, di antaranya sebagai berikut:
a. Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan.
b. Menghindari konflik dengan masyarakat.
c. Menjaga agar pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.
d. Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
2. Manfaat AMDAL bagi pemrakarsa, di antaranya sebagai berikut:
a. Menjamin keberlangsungan usaha.
b. Menjadi referensi dalam peminjaman kredit.
c. Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar sebagai bukti ketaatan hukum.
3. Manfaat AMDAL bagi masyarakat, antara lain sebagai berikut:
a. Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan.
b. Melaksanakan kontrol.
c. Terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Selain manfaat mafaat di atas AMDAL juga sering di gunakan sebagai : AMDAL sebagai
ENVIRONMENTAL SAFEGUARDS.
AMDAL digunakan sebagai Enironmental safeguards atau upaya perlindungan lingkungan
dari berbagai jenis kegiatan eksploitasi sumber daya alam baik yang di lakukan masyarakat lokal
maupun pemerintah sehingga tecapai suatu tujuan yaitu :
1. Output SDS yang efesien
2. SDA yang berkelanjutan.
3. Konservasi kawasan lindung
b. Fisiografi
Fisiografi meliputi keadaan fisiografi dan topografi daerah, sifat sifat morfologi tanah
dan kandungan kimia tanh, dan neraca air.
Komponen Parameter Metode Pengumpulan Data Metode Analisis
lingkungan Lingkungan Metode Lokasi Data
Iklim -Suhu -Pengumpulan -Pelabuhan -Tabulasi data
-Kelembaban nisbi data sekunder udara terdekat -Klasifikasi Sehmitc
udara -Pengukuran -Stasiun dan Ferfuson,
-Kualitas udara dilapangan ( utk Meteorologi Koppen dan
kualitas udara ) terdekat oldeman.
Hidrologi -Tinggi muka air Pengamatan -Sungai -Analisis hidrograf
tanah lapangan -Saluran primer, -Pengukuran
-Pola aliran dan -Pengukuran sekunder, tersier lapangan
debit sungai lapangan -Penilaian ahli
-Tinggi lama, dan
frekuensi
genangan atau
banjir
Sifat fisik air -Warna -Pengukuran in -Sungai -Titrimetrik
permukaan -Rasa dan bau situ -Saluran primer, Spektrofotometrik
-kekeruhan -Pengambilan sekunder dan
padatan sampel air tersier.
tersuspensi -Titrasi
-pH
-DO
-BOD
-COD
-Kesadahan total
-Kalsium ( ca)
-Magnesium (Mg)
-Mangan ( Mn)
-Karbonat (CO3 )
-Nitrit ( NO2 )
-Nitrat ( NO3)
-Sulfat ( SO4 )
Tanah -Fisiografi litologi -Observasi lapang -Lahan gambut -Penilaian ahli
-Sifat fisik tanah -Pengeboran dan -Lahan rawa -Analisis
-Sifat kimia tanah pengambilan laboratorium
sampel tanah
c. Komponen biologi
Komponen biologi yang ditelaah meliputi flora dan fauna serta organism lainnya, baik
darat maupun perairan. Data yang diambil berupa indeks keanekaragaman, indeks pemerataan,
dan kelimpahan suatu organism.
Parameter Metode peralatan Lokasi Analisis Data
Pengambilan
Samping
I. Contoh - contoh usaha dan atau kegiatan yang sudah memiliki AMDAL
Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL dapat
dilihat pada Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17 tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan/atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL. Jenis Usaha dan Atau
Kegiatan Wajib AMDAL:
1. BIDANG PERTAMBANGAN DAN ENERGI .
Luas wilayah pertambangan umum tahap exploitasi Produksi.
Batubara
Bijih Primer
Bijih Sekunder
Bahan galian bukan logam atau bahan galian golongan C Bahan galian
radioakif, termasuk pengolahan, penam- bangan dan pemurnian
Transmisi
PLTD/PLTG/PLTU/PLTGU
PLTA semua jenis dan ukuran kecuali PLTM den jenis aliran langsung
PLTP
Pusat Listrik dari jenis lain
Eksploitasi Minyak/Gas Bumi
Pengolahan (Kilang)Transmisi Minyak/Gas Bumi >= 200 ha dan atau
>= 200.000 ton/tahun
>= 60.000 ton/tahun
>= 100.000 ton/tahun
>= 300.000 m3/tahun
> 150 KV
>= 100 MW
>= 55 MW
>= 5 MW
>= 25 km
2. BIDANG KESEHATAN
Rumah sakit kelas A
Rumah sakit yang setara dengan kelas A atau kelas 1 Rumah sakit
Rumah sakit dengan peiayanan spesialisasi lengkap/menyeluruh
lndustri Farmasi yang membuat bahan baku obat dengan proses penuh
>= 400 kamar
4. BIDANG PERTANIAN
Usaha tambak udang/ikan
Pencetakan sawah, pada kawasan hutan
Usaha perkebunan tanaman tahunan
Usaha pertanian tanaman semusim luas >= 50 ha
luas >= 1.000 ha
luas >= 1 0.000 ha
luas >= 5.000 ha
5. BIDANG PARPOSTEL .
Hotel
Padang Golf
Taman Rekreasi
Kawasan Pariwisata >= 200 kamar atau luas >= 5 ha, >= 100 ha
7. BIDANG PERINDUSTRIAN
Idustri Semen (yang dibuat melalui produksi klinker)
Industri Pulp dan Kertas
lndustri Pupuk Kimia (Sintetis)
lndustri Petrokimia
lndustri peleburan baja
lndustri peleburan timah hitam (Pb)
Industri peleburan tembaga (Cu)
lndustri pembuatan alumina
lndustri peleburan baja paduan
Industri alumunium ingot
Industri peleburan pellet & sponge
Industri pig iron
industri fero alloy
Kawasan lndustri
Industri galangan kapal produksi
Industri Pesawat Terbang
Industri kayu lapis terintegrasi lengkap dgn fasilitas penunjangnya, antara lain industri perekat
Industri senjata, munisi dan bahan peledak
Industri penghasil pestisida primer
Industri Baterei
>= 3.000 DWT, luas >= 3.000 ha
8. BIDANG PERHUBUNGAN
Pembangunan Jaringan Jalan Kereta Api dan fasilitasnya
Pembangunan Sub Way
Pelabuhan Kelas 1, 11, 111 beserta fasilitasnya
Pelabuhan khusus
Reklamasi Pantai luas
Pengerukan Laut
Daerah Kerja (Kawasan) Pelabuhan
Bandar Udara beserta fasilitasnya panjang >= 25 km,
Luas >= 25 ha
volume >= 1 00.000 m3
9. BIDANG PERDAGANGAN
Pusat Perdagangan/Perbelaniaan relatif terkonsentrasi luas >= 5 ha atau luas bangunan >=
10.000 m2
Berikut ini adalah contoh AMDAL rencana pembangunan Perumahan Gawanan Asri
yang diperkirakan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik secara langsung atau
tidak langsung serta memperkirakan dan mengevaluasi dampak penting yang akan terjadi pada
lingkungan serta akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan saat pelaksanaan pembangunan
maupun setelah selesai pembangunan.
Mengidentifikasi rona lingkungan awal yang terkena dampak. Menyusun Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Hasil penelitian
dan evaluasi dari Andal ini digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk melakukan
tindakan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Dengan
demikian akan dicapai manfaat pembangunan yang optimum dengan pengurangan dampak
negatif. Sebagai berikut :
A. Data
Kontraktor : PT. TIRTA JAYA LAND
Proyek : Perumahan Gawanan Asri
Lokasi : Belakang SMP N 1 Colomadu, Karanganyar
Luas Lahan : 3.500 m2 Bekas tanah pertanian (tadah hujan)
Tenaga kerja : 10 orang / unit (dari PT)
Waktu : 90 hari
Jam Kerja : 08.00 16.00 WIB
Alat Berat : Stamper dan Setum
Perijinan : Proses langsung kepada Pemda Karanganyar
Sertifikat tanah : Dari pemilik tanah langsung ke pembeli (tidak milik PT)
Rona Lingkungan.
Perum Griya Gawanan Asri yang dibangun untuk keperluan komersil, merupakan kawasan lahan
kering daerah Karanganyar dan merupakan daerah pembangunan kompleks perumahan.
Lahan ini dipilih oleh pengembang karena proses perijinan lebih mudah.
Metode yang digunakan dalam identifikasi dampak adlah matriks dan diagram air.Penetapan
Penetapan kedua metode tersebut dianggap sesuai dengan objek studi,karena sifatnya yang saling
menunjang dan komprehenship.
Untuk prakiraan dampak dasar dan penting menggunakan metode formal dan informal.
Pada metode formal dengan penghitungan matematis, sedangkan metode informal dengan
pendekatan profesional judgement.
Metode Evaluasi Dampak Besar Dan Penting
Setelah diketahui hubungan sebab akibat antara komponen kegiatan dengan komponen
lingkungan, selanjutnya akan dievakuasi besaran serta tingkat kepentingan dampaknya secara
holistik atas komponen lingkungan yang diperkirakan mengalami perubahan yang mendasar
akibat rencana kegiatan pembangunan perumahan, baik matematis maupun proresional
judgement.
Pedoman mengenai ukuran dampak besar dan penting yang ditetapkan meliputi 6 kriteria, antara
lain :
(penjelasan pasal 15 ayat (1) UU Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup). Dari hasil bahasan evaluasi dampak yang bersifat holistik secara totalitas terhadap
beragam dampak besar dan penting lingkungan, dilakukan evaluasi penanganan dampak besar
dan penting secara garis besar. Pengelolaan dampak negatif yang harus diminimalkan dan
pengelolaan dampak positif yang dikembangkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Amdal adalah kajian mengenai dampak besar dan penting untuk pengambilan keputusan
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan (Peraturan
Pemerintah No.27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai dampak positif dan negatif dari
kegiatan/proyek, yang dipakai pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek
Iayak atau tidak Iayak Iingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun
dengan mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosial budaya dan
kesehatan masyarakat.
Prosedur AMDAL yaitu, Penapisan, Pelingkupan, Kerangka acuan, ANDAL, Rencana
Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan, dan Pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA
https://herlinaapriyanti.wordpress.com/tugas-kuliah/analisis-mengenai-dampak-lingkungan/
https://yogoz.wordpress.com/2011/02/06/amdal-analisis-mengenai-dampak-lingkungan/
http://www.bangazul.com/analisis-mengenai-dampak-lingkungan-amdal-1/
http://sukmajayandi27.blogspot.com/2014/05/materi-ipa-smk-amdal-analisis-mengenai.html
http://muhamadzulfakar.blogspot.com/2013/11/peraturan-tentang-amdal.html
https://staff.blog.ui.ac.id/andreas.pramudianto/2012/12/17/modul-hukum-lingkungan-untuk-
pelatihan-amdal/
http://ekashawty.blogspot.com/2013/09/makalah-amdal-lengkap.html
http://an-rohmanto.mywapblog.com/manfaat-amdal.xhtml
http://chumbucket08.blogspot.com/2012/01/analisis-mengenai-dampak-lingkungan.html
http://pepayamanggapisangjambu.blogspot.com/2015/03/contoh-makalah-amdal.html