Anda di halaman 1dari 28

BIOLOGI LINGKUNGAN

DOKUMEN KA-ANDAL
(KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP)

DISUSUN OLEH:
HARYANI
(I2E018009)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN IPA


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MATARAM
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Justifikasi Pelaksanaan Rencana Usaha atau Kegiatan
Pembangunan pada dasarnya adalah usaha untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dengan jalan memanfaatkan dan mengelola
sumber daya alam yang dimiliki, namun disisi lain, pembangunan ini juga
dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan yang berakibat
terjadinya perubahan lingkungan biofisika, lingkungan social ekonomi dan
lingkungan budaya.
Sampah menjadi persoalan Pemerintah Daerah di seluruh
Indonesia terutama di daerah-daerah yang padat penduduknya, karena
belum ada sistem pengolahan sampah yang lebih baik. Upaya yang
dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Khususnya kota Depok dalam
pengelolaan sampah dengan cara konvensional khususnya pengelolaan
sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Harum Mewangi.
Pembangunan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah juga
merupakan salah satu program nasional di daerah, yang berkaitan dengan
penyediaan tempat penampungan akhir sampah. Pengelolaan kebersihan di
Kota Depok khusunya di Kecamatan Pancoran Mas telah ditangani secara
serius dan nyata melalui program-program yang dibiayai oleh APBD Kota
Depok. Pengelolaan sampah di Kecamatan Pancoran Mas dimulai dari
tingkat yang paling mendasar adalah dengan membersihkan sampah-
sampah dari pusat produksi sampah yang diakibatkan oleh kegiatan
manusia, seperti tempat permukiman, toko, pasar, tempat perdagangan dan
perkantoran, dan tempat kegiatan social (masjid, gereja, rumahsakit, dan
terminal). Kegiatan tersebut berupa pengumpulan pertama (primer) yaitu
pengumpulan sampah dari proses produksi ke Lokasi Pembuangan
Sementara (LPS), yang pelaksanaannya ditangai secara gotong-royong
oleh warga masyarakat melalui RT/RW dan kelurahan. Sedangkan

2
pengumpulan tahap kedua (sekunder) dari tempat pembuangan sampah
sementara ke tempat pembuangan akhir pelaksanaannya dilakukan oleh
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok.
Sampah-sampah yang terproduksi yang dapat diangkut dari LPS
pada akhirnya akan membutuhkan fasilitas pemusnahan (disposal) agar
tercipta suatu lingkungan yang bersih, tidak tercemar dan tidak
membahayakan kehidupan manusia. Penambahan jumlah penduduk dan
perluasan pembangunan kabupaten telah mendorong terjadinya perubahan
penggunaan lahan. Sehingga dengan akan beroperasinya TPA Harum
Mewangi dapat meminimalisasi permasalahan timbunan sampah di
tempat-tempat produksi sampah. Dan permasalahan yang paling mendasar
adalah pertanahan atau tersedianya lahan yang memadai guna menunjang
pembangunan TPA tersebut serta pendanaan maupun prosedur
pembangunannya. Selain itu pembangunan TPA Harum Mewangi dengan
luas sekitar 24,18 Ha di kecamatan Pancoran Mas diharapkan tidak hanya
memenuhi sarana kehidupan saja, melainkan harus dapat menciptakan
keseimbangan dengan kelestarian lingkungan hidup di Kota Depok.
2. Alasan Rencana Usaha atau Kegiatan Wajib Andal
Studi ini akan menelaah seluruh tahapan rencana usaha dan atau
kegiatan baik pada tahap pra konstruksi, konstruksi dan pascaoperasi. Pada
tahap pasca operasi hendaknya tetap mengantisipasi rencana peruntukan
lahan sesuai dengan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Depok. Pembangunan TPA serta operasionalisasinya
diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik positif
maupun negative. Menyadari adanya pengaruh kegiatan ini terhadap
lingkungan hidup maka pembangunan TPA berpedoman pada Undang-
undang Nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup,
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan, dan Peraturan Menteri Negara Liongkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006 tentang jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

3
hidup. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, rencana kegiatan
pembangunan tempat pengelolaan sampah termasuk dalam kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan studi AMDAL.
Penyusunan AMDAL mengikuti standar/pedoman yang telah
ditetapkan sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan pemerintah dengan
mengikuti tahapan-tahapan tertentu. Sebagai tahap awal penyusunan
dokumen AMDAL, maka disusun Kerangka Acuan ANDAL (KA-
ANDAL) yang berfungsi sebagai dokumen pengarah dalam melakukan
studi AMDAL yang terkait dengan dampak yang ditimbulkan oleh rencana
kegiatan.
B. Maksud Dan Tujuan Proyek
Maksud dari Penyusunan Kerangka Acuan Analisis dampak
Lingkungan (KA-ANDAL) Pembangunan TPA Harum Mewangi adalah untuk
terciptanya pembangunan yang berwawasan lingkungan serta pembangunan
sarana pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus tetap
memperhatikan keseimbangan dan kelestarian lingkungannya.
Tujuan Penyusunan Kerangka Acuan Analisis dampak Lingkungan
(KA-ANDAL) Pembangunan TPA Harum Mewangi adalah:
1. menunjukkan tingkat kepedulian pihak pemrakarsa dalam upaya
menjalankan pembangunan yang berwawasan lingkungan.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi
kegiatan dan pihak terkait tentang rencana kegiatan pembangunan TPA
yang bersifat spesifik untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, sehingga masyarakat dapat memberikan
masukan, saran dan tanggapan atas rencana kegiatan tersebut.
3. Masyarakat berhak mengetahui setiap rencana usaha dan/atau kegiatan
yang wajib UKL-UPL.
4. Pemrakarsa bersama-sama Bapedalda wajib memberitahukan kepada
masyarakat setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan diterbitkan
rekomendasi UKL-UPL.

4
5. Mengetahui kualitas/rona lingkungan di lokasi rencana pembangunan dan
sekitarnya.
6. Sebagai instrumen pengikat bagi pemrakarsa untuk melaksanakan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
7. Mengkaji dan memperkirakan dampak lingkungan serta mengevaluasi
dampak terhadap lingkungan hidup dari rencana kegiatan pada tahap pra
konstruksi, konstruksi, dan pasca konstruksi terhadap komponen
lingkungan hidup serta mengidentifikasi dampak yang muncul akibat
kegiatan pembangunan.
8. Menyusun rencana pencegahan, penanggulangan dan pengendalian
dampak negatif serta mengoptimalkan dan meningkatkan dampak positif
akibat rencana usaha/kegiatan pembangunan.
9. Menyusun Upaya Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang
dituangkan dalam bentuk Dokumen UKL dan UPL.

C. Peraturan Perundangan Yang Berlaku


Sebagai landasan dalam penyusunan studi Kerangka Acuan Analisis
dampak Lingkungan (KA-ANDAL) Kegiatan Pembangunan TPA adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang No. 11 Tahun 1974, tentang Pengairan
2. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990, tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Sistemnya.
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
4. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Dearah
5. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang.
6. Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, tentang Sungai
7. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999, tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan
8. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, tentang Pengelolaan kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air

5
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 718/MENKES/Per/XI/1987, tentang
Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 416/MENKES/Per/IX/1990, tentang
Syarat-Syarat dan pegawasan Kualitas Air Bersih.
11. Keputusan Meteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/Per/2002, tentang
Syarat-Syarat Pengawasan Air Minum.
D. Pelaksana Studi
1. Pemrakarsa
a) Identitas Proyek
Nama Proyek : Studi AMDAL Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
Harum Mewangi
Alamat Proyek : Kecamata Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat
Luas Total Lahan : 24,18 Ha
b) Nama Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Yani Sejahtera
Alamat Kantor : Gedung Trisakti, Lantai 9 Jl. Kyai Tapa No. 1B.
Jakarta, 10110, Indonesia P.O. Box 1012 Jkt.
c) Nama dan Alamat Penanggung Jawab Kegiatan
Nama : Ir. Evin Eginer
Jabatan : General Manager Proyek Pembangunan TPA
Alamat Kantor : Gedung Trisakti, Lantai 9 Jl. Kyai Tapa No. 1B.
Jakarta, 10110, Indonesia P.O. Box 1012 Jkt.
2. Penyusunan Studi AMDAL
Nama dan Alamat Instansi
Nama : Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Trisakti
Alamat : Jl. Lingkungan Budaya, Jakarta 55281
E-mail : pplh@trisakti.ac.id
Telp. : (021) 565722, 902410

6
3. Penanggung Jawab Studi
Nama : Dr. Anissa Rizky Faradilla, ST, MT
Jabatan : Kepala Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas
Trisakti
Alamat : Jl. Lingkungan Budaya, Depok 55281
E-mail : pplh@trisakti.ac.id
Telp. : (062-274) 565-722, 902-410
4. Tim Pelaksana studi AMDAL
Tim pelaksana Studi AMDAL ini terdiri dari beberapa bagian,
yaitu: ketua tim, koordinator bidang fisik kimia beserta beberapa orang
anggota, koordinator bidang biologi dengan beberapa orang anggota,
koordinator bidang sosial ekonomi dan budaya dengan beberapaorang
anggota, koordinator bidang kesehatan masyarakat dengan seorang
anggota dan beberapa narasumber. Susunan tim penyusun AMDAL
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Daftar Nama Penyusun Studi ANDAL Pembangunan
TPA Harum Mewwangi
Jabatan Nama Keahlian Sertifikat AMDAL
Narasumber Ir. Irvan Zulmi, MA, PhD Ahli
Kepala,Lingkungan
dan GIS
(S3, 15 tahun)
Ketua Tim Drs. David Jonathan, M.Sc Ahli Kepala, A,B
Lingkungan
(S2, 10 tahun)
Koordinator Bidang Drs. Adityo Jati, M.Sc Ahli Kepala, A,B
Geofisik-Kimia Geomorfologi
(S2, 10 tahun)
Anggota Dr. rer. nat. Widyanigrum, M.Si Ahli Kimia A
Ir. Diky Saputra, M.T (S3, 5 tahun) A,B
Ahli Transportasi
Koordinator Bidang Drs. David Jonathan, M.Sc Ahli Kepala, A,B
Biologi Lingkungan
(S2, 10 tahun)
Asisten Danti Fadhila, S.Si Asisten Biologi A,B
Koordinator Bidang Drs. Fikri, M.Si Ahli Kepala, A,B
Sos-Ek-Bud Sos.Ek.Bud

7
(S2, 10 tahun)
Anggota Dicky, SH., M.Hum Ahli Sos.Ek.Bud A,B
(S2)
Asisten Ir. Anissa Rizky Asisten A,B
Sos.Ek.Bud.
Koordinator Bidang Prof. Dr. Febrian Ahli Kepala, Kes.
Kes Mas Mas.
(Guru Besar)
Asisten Rifky, S.Sos Asisten Kes. Mas. A,B
Nara Sumber Ir. Ni Made, MA, Ph.D Ahli Kepala
Lingkungan dan
GIS
(S3, 15 tahun)
Pemetaan / GIS Kartika, S.Si Pemetaan/GIS A,B

5. Biaya Studi
Perkiraan biaya studi AMDAL PT. SUKSES TRISAKTI JAYA-
Proyek Pembangunan TPA Harum Mewangi termasuk kegiatan konsultasi
masyarakat sebagai kewajiban yang tercantum pada Keputusan Kepala
BAPEDAL No. 08 Tahun 2000 adalah sebagai berikut :
1) Konsultasi Masyarakat
a. Jasa tenaga ahli : 11%
b. Survei lapangan/kegiatan konsultasi masyarakat : 19%
c. Dokumentasi/pelaporan : 4%
2) Penyusunan KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL
a. Tenaga ahli : 21%
b. Survei lapangan dan analisis laboratorium : 29%
c. Proses persetujuan dokumen : 10%
d. Dokumentasi/administrasi :6% +
TOTAL 100%
6. Waktu Studi
Studi AMDAL PT. SUKSES TRISAKTI JAYA - Proyek
Pembangunan TPA ini diprakirakan akan berlangsung selama 8 bulan,
tidak termasuk waktu tunggu presentasi di depan Komisi Penilai AMDAL
Pusat dan persetujuan dari Komisi AMDAL Pusat, Kementrian
Lingkungan Hidup Jakarta.

8
BAB II

PELINGKUPAN

A. Lingkup Rencana Kegiatan


1. Gambaran Lokasi Kegiatan
Secara geografis, Kota Depok berada pada posisi 06019’ – 06028’
Lintang Selatan dan 106043’ BT-106055’ Bujur Timur, dengan ketinggian
19 m di atas permukaan laut dan luas wilayah 20000 ha. Kota Depok
terbagi menjadi 6 wilayah kecamatan yang masing-masing terdiri dari
beberapa kelurahan.
Kecamatan Pancoran Mas yang menjadi lokasi rencana proyek
meliputi delapan kelurahan yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok
Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan Mampang, Kelurahan
Rangkepan Jaya, dan Kelurahan Rangkapan Jaya Baru. Batas Kecamatan
Pancoran Mas dengan daerah sekitarnya adalah sebagai berikut:
 Sebelah utara : Kecamatan Beji
 Sebelah Selatan : Kecamatan Cipayung
 Sebelah Barat : Kecamatan Limo
 Sebelah Timur : Kecamatan Sukmajaya
Lokasi TPA Harum Mewangi sendiri dibatasi tiga kelurahan yaitu
Kelurahan Depok, Kelurahan Pancoran Mas dan Kelurahan Depok Jaya.
Luas lahan TPA Harum Mewangi seluruhnya adalah 108 ha yang terdiri
dari lima wilayah. Luas efektif TPA yaitu luas yang digunakan untuk
menimbun sampah adalah 80% dari seluruh luas lahan, 20% digunkaan
untuk prasarana TPA seperti pintu masuk, jalan, kantor dan instalasi
pengolahan lindi.

9
B. Lingkup wilayah Studi
Untuk batas wilayah studi ditentukan berdasarkan batas proyek/tapak
kegiatan rencana pembangunan TPA, batas administrative, batas sosial dan
batas ekologi.

 Batas proyek
Batas proyek adalah ruang dimana suatu rencana atau usaha atau kegiatan
akan melakukan aktivitas prakonstruksi, konstruksi dan operasi, dari ruang
ini lah bersumber dampak terhadap lingkungan. Batas proyek ditentukan
berdasarkan batas tapak proyek rencana tata letak kegiatan pembangunan
TPA yang mana saat ini sebagian besar masih ditanami penduduk serta
sebagian lagi merupakan lahan milik Desa Bersih Selalu.
 Batas administrative
Batas administrative pembangunan TPA ditetapkan berdasarkan status
administrasi wilayah dimana kegiatan proyek dilaksanakan yaitu di Desa
Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Depok.
 Batas sosial
Batas sosial merupakan ruang disekitar rencana kegiatan/usaha yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang
mengandung norma dan nilai tertentu yang sudah mapan, sesuai dengan
proses dinamika sosial suatu kelompok masyarakat, yang \diperkirakan
akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha/kegiatan.
Untuk pembanguanan TPA Talangagung ini penduduk terkena dampak
bertempat tinggal di sepanjang jalan akses ke TPA yang berjarak sekitar
0,5 km dari lokasi TPA.
 Batas ekologis
Batas ekologis merupakan ruang persebaran dampak dari suatu rencana
usaha/kegiatan menurut media transportasi limbah, dimana proses alami
berlangsung di dalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami
perubahan mendasar. Batas ekologi TPA Talangagung , meliputi:

10
a. Perubahan bentang lahan alam yang meliputi daerah tapak
pembangunan TPA
b. Batas ekologi yang terkait dengan udara yaitu komponen kebauan yang
dapat dirasakan pengaruhnya pada jarak radius 0,5 km.
c. Batas ekologi dari komponen biotis adalah persebaran vector lalat yang
kepadatannya tinggi dalam radius 0,2 km.
C. Lingkup Zona Lingkungan Awal
1. Komponen Fisika
a) Iklim
Hasil pengumpulan data iklim dari Stasiun Klimatologi
provinsi Jawa barat sebagai stasiun klimatologi terdekat dengan
rencana lokasi proyek yang tercatat selama 3 tahun antara 2010 -
2013, menunjukkan suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 29 –
32oC.
Angin yang dari arah selatan dan juga barat daya membuat
curah hujan disekitar wilayah rencana lokasi proyek TPA menjadi
cukup tinggi, hal ini menyebabkan kelembaban rata-rata
Kecamatan Pancoran Mas berkisar antara 65-96 % dengan suhu
maksimum terjadi pada bulan Agustus dan suhu minimum terjadi
pada bulan Desember sampai Januari.
b) Kualitas Udara Dan Kebisingan
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pengendalian
lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa barat, konsentrasi
partikulat debu (PM10) telah melebihi ambang batas di beberapa titik
pemantauan udara kota Depok. Konsentrasi partikulat tertinggi adalah
di sekitar jalan Margonda yaitu mencapai 240 sementara batas yang
ditentukan adalah 150. Sehubungan dengan kualitas udara ambien,
maka dilakukan beberapa pengukuran untuk memantau kualitas udara
ambien di beberapa lokasi di kota depok. Berikut data lokasi dan hasil
pemantauan kualitas udara ambien:

11
Keterangan Lokasi:
1. Jalan Jawa (Kec. Limo)
2. Jalan Sadewa (Kec. Beji)
3. Jalan Margonda Raya
4. Jalan Juanda
5. RPH Tapos
6. RSUD Sawangan
7. UPS Maruyung
8. Jalan Nusantara (Kec. Pancoran Mas)
9. Jalan Palembang (Kec. Cimanggis)
10. UPS Cilangkap

(a)

(b)

12
(c)

(d)
Gambar 4. Hasil Pemantauan Udara Ambien untuk SO2 (a), Partikulat (b),
H2S (c), dan Kebisingan (d) di beberapa lokasi di Kota Depok
c) Fisiografi dan Morfologi
Secara Geomorfologis Kecamatan Pancoran Mas sangat
strategis, terletak pada 06019’ – 06028’ Lintang Selatan dan 106043’
BT-106055’ Bujur Timur yaitu terletak ditengah jantung
perkotaan Kota Depok, yang dikelilingi oleh rumah-rumah penduduk
dan pusat perbelanjaan, pertokoan serta perkantoran dan tempat
ibadah. Kecamatan Pancoran Mas mempunyai luas wilayah ± 1.919
ha, dengan ketinggian wilayah dari permukaan air laut sekitar 50
sampai dengan 60 meter dengan permukaan tanah yang relatif datar
dan berbukit. Kecamatan Pancoran Mas terdiri dari 6 (enam)
Kelurahan, 106 Rukun Warga (RW) dan 627 Rukun Warga (RT)

13
dengan jumlah penduduk 240.920 jiwa per Maret 2013 (Sumber:
Pemerintah kota Depok, 2014)
d) Kualitas Air
Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Tirta Kahuripan
merupakan penyelenggara penyedia air utama ke kota Depok termasuk
kecamatan Pancoran Mas. Tingkat pelayanan air untuk kota Depok
dari PDAM Tirta Kahuripan mencakup 49,63% dari seluruh
pelayanan. Kapasitas air minum kota depok yang dilayani oleh PDAM
Tirta Kahuripan adalah 333 liter/detik dari total produksi air minum
PDAM Tirta Kahuripan di wilayah Kota Depok. Berdasarkan data
SLHD kota Depok tahun 2010 masih terdapat 15,46% penduduk yang
memanfaatkan air sumur dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya
dan terdapat 0,70% yang menggunakan sumur tidak terlindungi.
e) Jenis Tanah
Secara umum jenis tanah yang terdapat di Kota Depok menurut
RTRW Kota Depok) terdiri dari:
a. Tanah alluvial, tanah endapan yang masih muda, terbentuk dari
endapan lempung, debu dan pasir, umumnya tersingkap di jalur-
jalur sungai, tingkat kesuburan sedang – tinggi.
b. Tanah latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut
perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis – basaltis,
tingkat kesuburannya rendah – cukup, mudah meresapkan air,
tahan terhadap erosi, tekstur halus.
c. Asosiasi latosol merah dan laterit air tanah, tanah latosol yang
perkembangannya dipengaruhi air tanah, tingkat kesuburan sedang,
kandungan air tanah cukup banyak, sifat fisik tanah sedang –
kurang baik.
f) Penggunaan Lahan
Jenis penggunan lahan di Kota Depok dapat dibedakan menjadi
kawasan lindung dan kawasan budidaya. Jenis kawasan yang perlu
dilindungi terdiri dari Cagar Alam Kampung Baru (Kelurahan Depok)

14
area pinggir sungai dan situ. Berdasarkan jenis kawasan lindung yang
ada menggambarkan bahwa kondisi morfologis Kota Depok relatif
datar. Badan air yang terdiri dari sungai dan situ-situ lokasinya
tersebar menvcakup luasan 551,61 Ha (2,08%) dari total luas Kota
Depok.
Tabel 4. Daftar Situ Di Kota Depok per Kecamatan

(Sumber: Bunga Rampai 2002 dalam Depok dalam Angka)


2. Komponen Biologi
Luas penggunaan lahan sawah di Kota Depok tahun 2008 adalah
972 Ha,sedangkan Luas penggunaan lahan bukan sawah adalah 19.057 Ha.
Luas panen tanaman padi sawah 848 ha dan produksinya 5.333,30 ton.
Tanaman palawija yang diusahakan di Kota Depok antara lain, ubi
kayu, ubi jalar, jagung, dan kacang tanah. Jenis tanaman hortikultura
yang paling banyak diusahakan di Kota Depok tahun 2008 adalah
kacang panjang luas panennya 602 ha, kemudian kangkung yang luas

15
panennya 363 ha, dan mentimun yang luas panennya 304 ha. Produksi
buah belimbing mencapai 42.732 kwintal dari 26.805 pohon
belimbing produktif. Produksi jambu biji mencapai 33.213 kwintal,
dari 17.320 tanaman jambu biji produktif. Produksi rambutan mencapai
20.252 kwintal dari 13.832 tanaman produktif. Selain itu masih
banyak buah-buahan yang diusahakan antara lain durian,
dukuh/langsat, pepaya dan lain-lain. Selain buah-buahan tanaman hias
juga merupakan produk pertanian unggulan Kota Depok. Luas panen
tanaman hias anggrek 135.593 m2 dengan produksi 427.670
tangkai.Tanaman hias Aglaonema luas panennya mencapai 59.547 pohon,
dengan produksi 15.052tangkai (pot). Jenis tanaman hias lainnya yang
diusahakan masyarakat Depok antara lain: heliconia, mawar, melati, dan
palem.
Luas areal perikanan di Kota Depok Tahun 2008 untuk kolam
air tenang adalah 216,82 ha, luas kolam pembenihan 15,97 ha, kolam
ikan hias 8,39 ha, dan ada 634 unit japung. Produksi ikan pada budidaya
kolam air tenang mencapai 1.460,65 ton. Produksi ikan hias mencapai
67.697,89 ribu ekor. Produksi ikan pada kolam pembenihan 13.239,86 ribu
ekor. Jenis peternakan yang diusahakan di Kota Depok antara lain : sapi
perah, sapi potong, kambing, domba, kelinci, kerbau, kuda, anjing.
Untuk jenis unggasnya adalah ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras
pedaging, dan itik.
3. Komponen Sosial
a) Penduduk
Jumlah penduduk Kota Depok pada tahun 2008 mencapai
1.503.677 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 780.092 jiwa dan
perempuan 723.585 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota Depok
tahun 2008 3,43 persen, sedangkan rasio jenis kelamin di Kota
Depok adalah 102. Kecamatan Cimanggis paling banyak
penduduknya dibanding kecamatan lain di Kota Depok, yaitu
412.388 jiwa, Sedangkan kecamatan dengan penduduk terkecil

16
adalah Kecamatan Beji yaitu 143.190 jiwa. Di Tahun 2008, kepadatan
penduduk Kota Depok mencapai 7.507,50 jiwa/km2. Kecamatan
Sukmajaya merupakan kecamatan terpadat di Kota Depok dengan
tingkatkepadatan 10.264,61 jiwa/km2, kemudian Kecamatan Beji
dengan tingkat kepadatan10.013,29 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan
dengan kepadatan penduduk terendah adalahKecamatan Sawangan
yaitu sebesar 3.714,75 jiwa/km2.

Tabel 1. Data Penduduk Kota Depok Tiap kecamatan

.(Sumber: Proyeksi Penduduk BPS Kota Depok dalam Kota Depok Dalam
Angka)

b) Tenaga Kerja
Hasil Survei Angkatan Kerja Nasional 2007, dapat diperoleh
gambaran bahwa pada tahun 2006, penduduk Kota Depok yang
bekerja 44,63 % sedangkan yang menganggur sekitar 7,85 %. Jadi
penduduk Kota Depok yang tergolong angkatan kerja 61,33 %,

17
sisanyamerupakan penduduk bukan angkatan kerja. Penduduk yang
bekerja masih didominasi laki-laki dari pada perempuan (laki-laki
69,98 % dan perempuan 37.00 %.

Tabel 2. Persentase Penduduk 15 Tahun Keatas Menurut Kegiatan

(Sumber: Sakernas Kota depok, 2007 dalam Kota Depok Dalam Angka)

c) Ekonomi
Dari sisi penerimaan APBD kota Depok pada tahun 2003,
penerimaan daerah yang terbesar berasal dari dana perimbangan yaitu
sekitar 85% atau Rp 315.103.996.476,00 dari total nilai APBD sebesar
Rp 369.678.000.000,00 sedangkan penerimaan yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah menyumbang Rp 41.165.629.524,00 atau
sekitar 11%. Sedangkan penerimaan lain sebesar 13 milyar rupiah.
Tabel 3. Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Kota Depok 2009

18
(Sumber: Pemerintah kota Depok, 2009)

4. Kesehatan Masyarakat
a) Sanitasi Lingkungan
Ada banyak indikator sanitasi lingkungan yang dapat
dijadikan ukuran, namun dalam hal ini yang dijadikan pedoman
pengukuran adalah saluran pembuangan air limbah yaitu saluran
yang dipakai sebagai tempat pembuangan cairan limbah rumah
tangga yang terletak di luar rumah dan langsung menuju ke
lingkungan sekitar.
Berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan kota Depok Pada Tahun 2010, dari sampling yang
diperikasa sejumlah 328.183 KK dapat digambarkan bahwa sebagian
besar keluarga di Depok telah menggunakan jamban (79,57%)
meskipun baru 89,55% yang memenuhi kriteria sehat.

19
Tabel 5. Persentase keluarga Dan Prasarana Air Limbah Tiap
Kecamatan di kota Depok

(Sumber: Profil Kesehatan 2010 dalam Buku Putih kota Depok)

b) Pengelolaan Sampah
Daerah pelayanan sampah saat ini hanya pada wilayah rumah
tangga, pasar, komersial/jalan dan industri/rumah sakit dimana
timbulan sampah yang dihasilkan adalah 4.265 m3/hari. Untuk wilayah
komersial dan pemukiman masih dikelola secara konvensional.
Berikut data timbulan sampah Kota Depok Per kecamatan pada
tabel 6:
Tabel 6. Data timbulan Sampah kota Depok per Kecamatan

(Sunber: Buku Putih kota Depok, 2010)

20
Tabel 7. Data Fasilitas TPS dan UPS di tiap kecamatan Kota Depok

(Sumber: DKP Kota Depok 2010 dalam Buku Putih Kota Depok)

D. Isu-Isu Pokok
1. Rencana Tahapan kegiatan dan Komponen Kegiatan yang Akan
Ditelaah Berkaitan Dengan Dampak yang Akan Ditimbulkan
Rencana tahapan pembangunan TPA Harum Mewangi dan sarana
penunjangnya terdiri dari empat tahapan yaitu tahap pra konstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi. Ketiga tahap ini digunakan untuk
memudahkan pembahasan rencana kegiatan yang akan ditelaah karena
diperkirakan dan dapat diduga akan menimbulkan dampak besar dan
penting terhadap lingkungan.
Tahap Pra konstruksi
1. Penetapan lahan dan perizinan peruntukkan
2. Pengukuran lahan penyelidikan tanah
3. Sosialisasi kepada masyarakat

21
Tahap Konstruksi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Mobilisasi materi dan alat berat
3. Penyiapan lahan penampung urugan
4. Transportasi tanah urug
5. Pembuatan saluran drainase
6. Pembukaan dan pematangan lahan
7. Pembangunan instalasi sarana dan prasarana TPA
8. Pembuatan jalan kerja
Tahap Operasi
1. Mobilisasi tenaga kerja
2. Transportasi sampah
3. Pengoperasian utilitas
Tahap Pasca Operasi
1. Bioremediasi lahan
2. Identifikasi Dampak Potensial
Identifikasi dampak potensial dilakukan dengan metode matrik
sederhan. Identifikasi dampak ini dilakukan dengan mencatat semua
dampak yang mungkin timbul tanpa melihat besaran dan pentingnya
dampak yang akan ditimbulkan. Identifikasi dampak potensial dilakukan
berdasarkan masukan masing-masing tenaga ahli dan pengamatan
lapangan. Hasil identifikasi dampak potensial adalah sebagai berikut:
1) Kualitas Udara (debu dan bau)
Kegiatan konstruksi yang didalamnya tercakup kegiatan
pematangan lahan, mobilisasi peralatan dan material konstruksi
bangunan akan menghasilkan gas emisi dan debu yang berpengaruh
terhadap kualitas udara ambiendi sekitarnya. Pada tahap operasi,
kegiatan pengangkutan, bongkar muatan sampah dan proses
pengolahan sampah dalam TPA Harum Mewangi akan menyebabkan

22
menurunnya kualitas udara vakibat emisi kendaraan, debu dan bau
yang ditimbulkan
2) Kebisingan dan Getaran
Kebisingan mobilisasi material konstruksi serta pelaksanaan
konstruksi bangunan dengan menggunakan peralatan berat seperti pada
kegiatan pemancangan pondasi juga akan mempengaruhi intensitas
kebisingan dan getaran terutama dlam tapak proyek. Sementara pada
tahap operasi, kebisingan yang terjadi lebih diakibatkan oleh aktifitas
kendaraan pengangkut sampah
3) Kuantitas Limpasan Air Permukaan
Awal kegiatan proyek merupakan areal TPA Harum Mewangi
yang berpotensi meresapkan air. Dengan adanya kegiatan konstruksi,
terjadi perubahan fungsi lahan yang ditandai dengan meningkatnya
koefisien run off lahan dan berdampak terhadap meningkatnya volume
air larian atau limpasan hujan. Jika kapasitas tampungan badan air
yang ada di sekitar lokasi proyek tidak memadai dalam menerima air
larian ini, maka air larian dapat mengakibatkan banjir ke wilayah
sekitarnya
4) Kualitas Air Permukaan
Pada tahap operasi kualitas air permukaan akan dipengaruhi
oleh buangan limbah cair dari kegiatan domestik karyawan TPA
Harum Mewangi, limbah sisa kegiatan produksi serta leacheat yang
ditimbulkan oleh sampah di dalam lokasi kegiatan.
5) Kualitas Air Tanah
Limbah sisa cair kegiatan produksi maupun leacheat dari
timbulan sampah yang meresap ke dalam tanah dapat mempengaruhi
kualitas air tanah setempat.
6) Sampah Padat
Sampah pada kegiatan konstruksi proyek sebagian besar akan
berupa sisa/puing-puing bahan dan material proyek. Sementara pada

23
tahap operasi limbah padat akan berupa ceceran sampah di badan jalan
maupun residu sampah yang di hasilkan oleh kegiatan produksi.

7) Ketersediaan Air Bersih


Meningkatnya kebutuhan air bersih, sementara ketersediaannya
di lokasi kegiatan terbatas akibat terbatasnya kemampuan distribusi
PAM dan buruknya kualitas air tanah dangkal akan mengakibatkan
dampak kelangkaan air bersih.
8) Flora dan Fauna
Perubahan fungsi lahan dari lahan berumput menjadi bangunan
TPA Harum Mewangi dapat mempengaruhi keberadaan flora dan
fauna darat setempat.
9) Biota Perairan
Limbah yang dibuang ke sungai dapat mempengaruhi kualitas
biota perairan setempat.
10) Kesempatan Kerja
Dampak terhadap pendapatan masyarakat merupakan dampak
turunan akibat terbukanya kesempatan kerja dan peluang berusaha
pada tahap konstruksi dan operasional TPA Harum Mewangi.
11) Estetika Lingkungan
Dampak terhadap estetika lingkungan merupakan dampak
turunan akibat ceceran sampah padat, pengotoran badan jalan,
kerusakan badan jalan serta penghijauan yang berlangsung sejak masa
konstruksi dan operasional proyek.
12) Sanitasi Lingkungan
Dampak terhadap sanitasi lingkungan merupakan dampak
turunan akibat limbah padat dan air limbah yang dihasilkan selama
tahap konstruksi dan operasional proyek

24
13) Kamtibmas
Dampak terhadap kamtibmas merupakan dampak turunan
akibat limbah/polutan dan gangguan lingkungan yang terjadi selama
tahap konstruksi dan operasional proyek.
14) Persepsi Masyarakat
Penetapan lokasi proyek serta dampak primer dan sekunder
yang terjadi salam tahap konstruksi dan operasi proyek, akan
berpengaruh terhadap persepsi masyarakat yang menetap di sekitar
lokasi proyek.
15) Kesehatan Masyarakat
Dampak terhadap kesehatan masyarakat juga merupakan
dampak turunan yang muncul selama tahap konstruksi dan operasi
proyek yang diakibatkan oleh gas pollutan, debu, bau, kebisingan, dan
timbulnya vektor penyakit.
16) Lalu Lintas
Kegiatan mobilisasi kegiatan peralatan dan material pada tahao
konstruksi akan berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas dan
kondisi badan jalan. Pada tahap operasi proyek, aktivitas dari
kendaraan pengangkut sampah, residu sampah maupun hasil produksi
TPA Harum Mewangi juga akan berdampak terhadap volume lalu
lintas di sekitar lokasi kegiatan.
3. Identifikasi Dampak Penting
Pelingkupan pada tahap ini bertujuan untuk mengelompokkan
dampak penting hipotetik agar diperoleh prioritas dampak penting
hipotetik lingkungan hidup. Prioritas dampak penting hipotetik yang akan
timbul pada seriap tahapan kegiatan yaitu pada tahap pra konstruksi,
konstruksi dan operasi proyek TPA Harum Mewangi berdasarkan hasil
proses pelingkupan adalah sebagai berikut:
1) Kualitas Udara
2) Kualitas Air Tanah
3) Kualitas Air Permukaan

25
4) Lalu lintas
5) Persepsi Masyarakat
6) Konflik Sosial
7) Kesehatan Masyarkat
8) Sanitasi Lingkungan

26
DAFTAR PUSTAKA

Godang Jaya Tua, PT. Naviogat Organik Energy Indonesia, PT. KA-ANDAL
Pembangunan TPST Bantar Gebang-Bekasi. 2009

(Sumber: http://panmas.depok.go.id/profil/geografis) Diunduh tanggal 2 Januari


2015 /10.20WIB

(Sumber:http://www.academia.edu/4456943/Kota_Depok_Dalam_Angka_2008)
Diunduh tanggal 2 Januari 2015 /10.20 WIB

(Sumber:http://www.jbic.go.jp/wp-content/uploads/projects/2012/11/3934/1-
46_KA_ANDAL_BAB_2B.pdf) Diunduh tanggal 2 Januari 2015
/10.20 WIB

(Sumber: http://samowob.files.wordpress.com/2008/04/ukl-upl-talangagung.pdf)
Diunduh tanggal 2 Januari 2015 /10.20 WIB

(Sumber:http://www.academia.edu/7267999/ANALISIS_RONA_LINGKUNGN
_Tantim_Fhilia_Resti_1111015093_Dosen_Pembimbing) Diunduh
tanggal 2 Januari 2015 /10.20 WIB

(Sumber:http://www.academia.edu/4304667/1_4_7_KA_ANDAL_BAB_3)
Diunduh tanggal 2 Januari 2015 /10.20 WIB

27
28

Anda mungkin juga menyukai