Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL

DESAIN TATA RUANG LABORATORIUM


TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK NEGERI CILACAP


JAWA TENGAH
2017
Manajemen baku laboratorium kimia yang ideal adalah Manajemen baku laboratorium menurut pendapat Terry terdiri dari perencanaan,
pengorgani-sasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

A. Tata Ruang
a) Laboratorium tidak terletak di atas tanah pertanian dan tidak terletak di arah angin, untuk menghindari pencemaran udara dalam
lingkungan yang lebih luas.
b) Letak laboreatorium mempunyai jarak yang jauh terhadap sumber air, untuk menghindari pencemaran air di lain tempat yang
berhubungan
c) Laboratorium harus mempunyai saluran buangan air pencuci agar tidak mencemari sumber air penduduk sekitar
d) Jarak laboratorium harus cukup jauh dari bangunan lain, agar ventilasi dan penerangan alami yang optimum dapat diperoleh (jarak
minimal yang disyaratkan adalah 3 meter)
e) Letak laboratorium mudah dikontrol dalam kompleks Perguruan Tinggi guna menjaga keamanan dari pencurian, kebakaran, dll.
Pembangunanya tidak menyerobot untuk aktivitas lain bagi kepentingan yang leih utama dan luas.
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan laboratorium kimia meliputi perencanaan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan serta sarana / prasarana, perencanaan
kegiatan yang akan dilaksana-kan, serta rencana pengembangan lab. Beberapa hal yang perlu direncanakan dalam manajemen laboratorium adalah
:
a. Pengadministrasian Alat-alat dan Bahan-bahan Laboratorium
Tujuan pengadministrasian alat-alat dan bahan-bahan lab ini adalah agar dapat dengan mudah diketahui : (1) jenis alat atau bahan yang ada,
(2) jumlah masing-masing alat dan bahan, (3) jumlah pembelian atau tambahan, dan (4) jumlah yang pecah, hilang, atau habis (Depdikbud, 1979
: 41).
Untuk keperluan pencatatan alat dan bahan lab ini diperlukan format atau buku perangkat administrasi yang meliputi :
Buku inventaris alat dan bahan sebaiknya dibuat dari buku tulis folio yang diberi kolom-kolom, yaitu nomor katalog (dilihat dalam buku
katalog alat pendidikan kimia, untuk mempermudah pengecekan), ukuran, nama alat / bahan, merk / type, produsen (pabrik pembuatnya), asal /
tahun, tahun penggunaan, jumlah, baik / rusak (jumlah masing-masing alat / bahan yang baik atau rusak).
Kartu stok berguna untuk mengetahui jumlah alat / bahan yang tersedia ketika diperlukan dan dapat mengetahui tempat penyimpanan alat
/ bahan itu. Kartu ini dibuat dari sepotong kertas / karton dengan warna yang berbeda-beda untuk setiap kelompok alat. Satu kartu stok untuk satu
jenis alat / bahan.
Label sebaiknya ditempelkan pada tempat penyimpanan alat / bahan (almari, laci, rak). Adanya label mempercepat pengambilan maupun
pengembalian alat / bahan.
Kartu / formulir permintaan / peminjaman alat / bahan diisi oleh Dosen sebelum melakukan kegiatan lab sebagai pesanan alat / bahan
yang diserahkan kepada laboran sekitar satu minggu sebelumnya, sehingga laboran memiliki waktu yang cukup untuk mem-persiapkannya.
Buku catatan harian bertujuan untuk mengetahui kejadian-kejadian selama berlang-sungnya kegiatan lab, seperti adanya alat yang rusak /
hilang, percobaan yang gagal, se-hingga dapat digunakan sebagai dasar tindak lanjut penyelesaiannya. Buku ini diletakkan di lab dan harus diisi
oleh setiap Dosen yang melakukan praktikum di lab dan sebulan sekali diperiksa Kepala Prodi.
Kartu alat / bahan yang rusak diisi ketika terdapat alat atau bahan yang rusak, juga alat yang pecah bahkan yang retak. Kartu ini merupakan
dasar untuk pemesanan alat / bahan yang harus dibeli di tahun pelajaran baru jika ada anggaran yang direncanakan.
Kartu reparasi digunakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan alat yang direparasi. Melalui kartu ini dapat diketahui kapan
terjadi kerusakan dan kapan direparasi, jenis kerusakan, dan komponen yang diganti / diperbaiki.
Daftar alat / bahan yang sesuai dengan LKS terdiri atas kolom-kolom jumlah alat / bahan yang diperlukan untuk setiap LKS dan jumlah
yang tersedia setiap tahun.Daftar ini mempermudah kita dalam mengetahui apakah suatu LKS dapat dilaksanakan / tidak dan metode apa yang
diterapkan.
Jadwal kegiatan laboratorium sebaiknya disesuaikan dengan jadwal pelajaran di kelas. Hal ini sesuai dengan fungsi praktikum, yaitu
memantapkan pemahaman konsep yang diajarkan di kelas. Bagi Perguruan Tinggi yang memiliki banyak kelas, jadwal praktikum harus dibuat
sedemikian rupa agar tidak terjadi tumbukan antara kelas yang satu dengan yang lain. Penyusunan jadwal praktikum biasanya dilakukan oleh
penanggung jawab teknis laboratorium.
Program semester kegiatan laboratorium dibuat masing-masing Dosen kimia pada awal semester untuk menentukan kapan kegiatan
praktikum akan dilakukan selama satu semester. Program ini berkaitan erat dengan jadwal penggunaan lab dan persiapan alat / bahan yang akan
digunakan.
b. Pengadaan Alat / Bahan Laboratorium
Untuk melengkapi atau mengganti alat / bahan kimia / yang rusak, hilang, atau habis dkai diperlukan pengadaan. Sebelum pengusulan
pengadaan alat / bahan, maka perlu dipikirkan : (1) percobaan apa yang akan dilakukan, (2) alat / bahan apa yang akan dibeli (dengan spesifikasi
jelas), (3) ada tidaknya dana / anggaran, (4) prosedur pembelian (lewat agen, langganan, beli sendiri), dan (5) pelaksanaan pembelian (biasanya
awal tahun pelajaran baru) (Depdikbud, 1999 : 32).

c. Alokasi Dana Laboratorium


Bagi Perguruan Tinggi Negeri, sumber dana Perguruan Tinggi dibagi menjadi dua, yaitu dana dari Pemerintah yang umumnya berupa dana
rutin (biaya operasional dan perawatan fasilitas) dan dana dari masyarakat yang dapat berasal dari orang tua peserta didik maupun sumbangan
masyarakat luas / dunia usaha (Depdikbud, 1999 : 95).
Dana laboratorium diperoleh dari proyek OPF (Operasional dan Perawatan Fasilitas) yang dituangkan dalam APBS (Anggaran Pendapatan
dan Belanja Perguruan Tinggi) yang disediakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat teknis edukatif dan kegiatan penunjang proses belajar-
mengajar.

2. Pengorganisasian (Organizing)
Organisasi laboratorium adalah suatu sistem kerja sama dari kelompok orang, barang, atau unit tertentu tentang laboratorium untuk
mencapai tujuan (Sudaryanto, 1998 : 5) Mengorganisasikan laboratorium berarti menyusun sekelompok orang / petugas dan sumber daya lain
untuk melaksanakan suatu rencana atau program dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara yang berdaya guna terhadap
laboratorium. Pengorgani-sasian laboratorium meliputi pengaturan dan pemeliharaan alat-alat dan bahan-bahan laboratorium, pengadaan alat-alat
dan bahan-bahan, dan menjaga kedisiplinan dan kesela-matan laboratorium.
Adapun struktur organisasi laboratorium kimia dapat digambar-kan sebagai berikut :

a. Penyimpanan Alat / Bahan Laboratorium Setelah Pemeliharaan


Penyimpanan alat / bahan kimia / dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, yaitu : (1) alat / bahan yang sering dkai, (2) alat /
bahan dimana peserta didik diijinkan untuk mengambil sendiri, seperti beaker glass, gelas ukur, pipet, larutan encer garam, asam, basa, (3) alat /
bahan yang jarang dkai, dan (4) alat / bahan yang berbaha-ya, seperti alat yang peka, mahal, dan mudah rusak, dan bahan yang beracun, radioaktif,
mudah terbakar / meledak.
Penyimpanan masing-masing alat / bahan tergantung pada keadaan dan susunan lab, serta fasilitas ruangan (termasuk luas sempitnya lab).
Alat / bahan yang sering digunakan sebaiknya diletakkan di almari yang dapat dibuka dan diambil sendiri oleh peserta didik, sehingga efisien
waktu dan tenaga. Namun jika pertimbangan keamanan dan kedisi-plinan peserta didik diragukan, maka jumlah yang tersedia dibatasi.
b. Disiplin di Laboratorium
Dalam rangka menjaga keamanan dan keselamatan kerja di laboratorium, maka penegakan disiplin bagi semua yang terlibat harus
diterapkan, baik itu peserta didik, Dosen, laboran, maupun asisten (jika ada). Kebebasan memang diperlukan bagi peserta didik yang berpraktikum,
namun kebebasan yang dimaksud bukan kebebasan tanpa batas. Hal ini disebabkan di dalam laboratorium sangat banyak alat / bahan yang
berbahaya jika diguna-kan tanpa disiplin sesuai aturan penggunaan alat / bahan yang bersangkutan. Jika hanya kerusakan alat atau kelebihan
pemakaian bahan mungkin masih dapat ditoleransi, namun jika yang terjadi kesalahan pemakaian alat / bahan yang menimbulkan kebakaran /
ledakan atau bahaya lainnya akan sangat fatal akibatnya.
Pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku perlu diberikan sanksi, mulai dari peringatan secara halus, peringatan keras, sampai pada
pelarangan mengikuti praktikum maupun mengikuti pelajaran di Perguruan Tinggi (scorsing). Selain tata tertib untuk peserta didik, juga ada
peraturan semacam tata tertib untuk Dosen. Sebenarnya tata tertib untuk peserta didik sebagian juga berlaku untuk Dosen, seperti larangan makan
dan minum di lab, merokok.
3. Pelaksanaan (Actuating)
Kegiatan laboratorium kimia / diartikan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan pengamatan atau percobaan yang menunjang kegiatan
belajar-mengajar kimia / . Untuk melaksanakan kegiatan laboratorium kimia / perlu perencanaan secara sistematis agar dicapai tujuan
pembelajaran secara optimal (Depdikbud, 1999 : 13).
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan laboratorium kimia / adalah :
a. Setiap Dosen pada awal semester / tahun pelajaran baru sebaiknya menyusun program semester / tahunan sesuai kegiatan lab yang ditandatangani
Kepala Prodi. Tujuan penyusunan program ini adalah mengidentifikasi kebutuhan alat / bahan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktikum selama
satu semester / tahunan dan menyusun jadwal bagi penanggung jawab teknis untuk ketiga mapel (Kimia, Fisika, Biologi) agar tidak terjadi
tumbukan dalam pemakaian lab. Selain itu berguna untuk keperluan supervisi / pengawasan bagi Kepala Prodi.
b. Setiap akan melaksanakan praktikum, setiap Dosen sebaiknya mengisi format permintaan / peminjaman alat / bahan yang kemudian diserahkan
kepada laboran minimal seminggu sebelum pelaksanaan, sehingga laboran secara dini dapat mempersiapkan dan mengecek ada tidaknya alat /
bahan yang dibutuhkan.
c. Setelah kegiatan lab selesai sebaiknya Dosen mengisi buku harian untuk mengetahui kejadian-kejadian selama kegiatan lab serta untuk keperluan
supervisi.
d. Alat / bahan yang telah selesai digunakan segera dibersihkan dan disimpan kembali di tempat semula.

Dalam kegiatan praktikum, penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus dilakukan, baik kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotor.
Aspek kognitif, biasanya dilakukan melalui pre-test sebelum praktikum diadakan, bisa dilakukan secara lisan maupun tertulis, tergantung
waktu yang tersedia. Pre-test terutama dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman peserta didik terhadap konsep yang akan
dipraktikumkan. Sebaiknya pre-test tidak berisi pertanyaan teoretis, tetapi lebih difokuskan pada konsep yang berkaitan dengan praktikum.
Penilaian dari aspek afektif dapat dilakukan Dosen dengan menggunakan lembar observasi khusus yang telah dipersiapkan Dosen yang
berisi nilai-nilai atau sikap yang harus dimiliki oleh seorang praktikan, seperti kejujuran menulis data percobaan, kebersihan, dan teliti dalam
pengamatan.
Penilaian aspek psikomotor adalah yang utama dalam suatu praktikum, karena salah satu tujuan utama praktikum adalah melatih
keterampilan dan mengukur penguasaan teknik peserta didik dalam menggunakan alat / bahan kimia / ketika melaksanakan praktikum. Penilaian
ini dapat dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiap-kan sebelumnya oleh Dosen yang meliputi aspek-aspek penting
yang harus dikuasai peserta didik dalam melaksanakan suatu mata praktikum. Dengan demikian, setiap mata praktikum akan memiliki tekanan
aspek psikomotor yang berbeda.
Secara umum, dalam praktikum Dosen terutama menilai keterampilan peserta didik dalam menggunakan alat / bahan, ketepatan, baik dalam
hal ketepatan pemilihan alat, pengambilan data yang tepat, pengendalian variabel, perumusan hipotesis dan pengujian-nya, serta penyimpulan
berdasarkan data yang diperoleh, dan ketelitian yang sangat menentukan keberhasilan praktikum yang berupa pembuktian kebenaran suatu konsep
(Ratna Wilis Dahar, 1986 : 5.22).

4. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan atau sering disebut pula supervisi ditentukan oleh apa yang telah dilakukan, yaitu evaluasi terhadap tindakan dan bila perlu
menggunakan pengukuran koreksi sehingga tindakan tersebut sesuai dengan rencana (Terry, 1977 : 481). Ada beberapa prinsip dasar pengawasan
yang harus diterapkan agar manajemen laboratorium menjadi baik, yaitu :
1. Pengawasan bersifat membimbing dan membantu mengatasi kesulitan dan bukan mencari kesalahan. Kepala Prodi harus menfokuskan perhatian
pada usaha mengatasi hambatan yang dihadapi Dosen, bukan sekedar mencari kesalahan. Kekeliruan Dosen harus disampaikan Kepala Prodi
sendiri dan tidak di depan orang lain.
2. Bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, artinya diupayakan agar yang bersangkutan mampu mengatasi sendiri, sedangkan Kepala
Prodi hanya membantu. Hal ini penting untuk menumbuhkan kepercayaan diri yang pada akhirnya menumbuhkan motivasi kerja yang lebih baik.
3. Balikan atau saran perlu segera diberikan, agar yang bersangkutan dapat memahami dengan jelas keterkaitan antara balikan dan saran tersebut
dengan kondisi yang dihadapi. Dalam memberikan balikan sebaiknya dalam bentuk diskusi, sehingga terjadi pembahasan terhadap masalah yang
terjadi secara bersama.
4. Pengawasan dilakukan secara periodik / berkala, artinya tidak menunggu sampai terjadi hambatan. Jika tidak ada hambatan, kehadiran Kepala
Prodi akan dapat menumbuh-kan dukungan moral bagi Dosen yang sedang mengerjakan tugas.
Pengawasan dilaksanakan dalam suasana kemitraan, agar Dosen dengan mudah dan tanpa takut menyampaikan hambatan yang dihadapi,
sehingga dapat segera dicari jalan keluarnya. Suasana kemitraan juga akan menumbuhkan hubungan kerja yang harmonis, sehingga tercipta tim
kerja yang kompak.
RUBRIK PENILAIAN
No Instrumen yang
Aspek penilaian Skor
dinilai
4 3 2 1
Sangat baik Baik Kurang baik T idak baik
1 T ahap persiapan Asistensi Asisten dosen Asisten dosen Asisten dosen T idak diadakan
mengadakan mengadakan asistensi mengadakan asistensi asistensi
asistensi praktikum 2 minggu praktikum 1 minggu
praktikum 3 sebelum praktikum sebelum praktikum
minggu
sebelum
praktikum
Pengebonan zat Dilakukan Dilakukan Dilakukan pengebonan T idak dilakukan
pengebonan zat pengebonan zat zat tanpa pengetahuan pengebonan zat
dengan dengan sebelumnya sehingga masih karna tidak adanya
sebelumnya telah memiliki banyak bertanya pengetahuan dan
telah pengetahuan tentang skill siswa untuk
mempunyai cara pembuatan mengebon zat dan
skill dan larutan, pengenceran semuanya
pemahaman larutan dan dilakukan oleh
tentang cara sebagainya. asisten dosen
pembuatan zat, ataupun laboran
pengenceran dalam melakukan
larutan dan pengebonan zat
sebagainya.
Serta dibimbing
oleh asisten dan
pengelola lab.
Ketersedian alat Alat dan bahan Alat dan bahan tidak Alat dan bahan
Alat dan bahan
dan bahan praktikum telah lengkap dan tidak ada tidak lengkap dan
praktikum
dipersiapkan pada alat dan bahan tidak dapat
tersedia dengan
hari sebelumnya pengganti yang sesuai dilaksanakan
lengkap dan
namun kurang namun tetap
telah
lengkap sehingga memaksakan
dipersiapkan
memodifikasi alar praktikum untuk
pada hari
atau bahan yang dilaksanakan
sebelum
sejenis dan praktikum
praktikum
tetap dapat
dilaksanakan
dilaksanakan
Pre-test(standart Pre-test Soal pre test bersifat Pre-test dilakukan Soal pre test
kelulusan 65) dilakukan analisis namun tidak rutin. Soal pre- bersifat hafalan. Di
setiap kali dilakukan tidak rutin test bersifat hafalan. lakukan tidak rutin,
praktikum dan bagi yang tidak Yang tidak lulus pre- yang tidak lulus pre
dengan soal lulus praktikum tidak test tidak test diperbolehkan
yang berkaitan diperbolehkan diperbolehkan masuk.
dengan judul mengikuti praktikum. mengikuti praktikum.
praktikum yang
bersifat analisis
serta berupa
pengetauan
yang
mendukung
untuk
melakukan
praktikum.
Bagi yang tidak
lulus praktikum
tidak
diperbolehkan
mengikuti
praktikum.
Keselamatan Menggunakan Menggunakan Perlengkapan T idak
kerja perlengkapan perlengkapan keselamatan kerja menggunakan
(jas lab, masker, keselamatan keselamatan kerja tidak digunakan secara perlengkapan
kacamata, sarung kerja lengkap hanya pada saat akan lengkap selama keselamatan kerja
tangan, sepatu) dari awal beraktivitas dengan bekerja dan berada di lengkap selam
hingga akhir zat. laboratorium. bekerja dan berada
praktikum di dalam
laboratorium.
2 Pelaksanaan Keterampilan Secara beurutan Melakukan Hanya melakukan Hanya mengamati
proses sains sikap ilmiah pengamatan, pengamatan dan jalannya praktikum.
(sikap ilmiah) dilakukan melaksanakan mencatat data
selama praktikum dan pengamatan namun
praktikum dan menganalisa hasil tidak menganalisis.
mencatanya. praktikum namun
tidak mencatatnya.
Membersikan alat Alat yang Membersihkan, Membersihkan dan Membersihkan alat-
dan lab setelah digunakan mengumpukan menata kembali alat - alat yang telah
selesai praktikum dicuci dengan kembali dan menata alat yang digunakan digunakan selama
besih dan alat-alat yang telah selama praktikum praktikum namun
dikembalikan digunakan serta namun tidak tidak menatanya
ke tempatnya melaporkan kondisi melaporkan kondisi kembali pada
masing-masing alat yang pecah alat yang rusak kepada lemari alat karena
dengan jumlah ataupun rusak selama asisten dosen ataupun beranggapan alat
yang dipinjam praktikum kepada laboran tersebut akan
sama denagn asdos/laboran. digunakan kembali
jumlah yang oleh yang lain
dikembalikan
Post-test Dilakukan post- Dilakukan post -test Post-test hanya T idak dilakukan
test setiap kali tidak setiap kali kadang-kadang post-test setiap kali
selesai praktikum. Soal post dilakukan. Soal post selesai praktikum.
praktikum. Soal test bersifat analisis test tidak bersifat
post test terhadap hasil analisis terhadap hasil
bersifat analisis percobaan. Standar percobaan. Standar
terhadap hasil kelulusan 65. Yang kelulusan 65. Yang
percobaan. tidak lulus post-test tidak lulus post-test
Standar diberikan tugas diberikan tugas
kelulusan 65. tambahan. tambahan.
Yang tidak
lulus post-test
diberikan tugas
tambahan.
3 Pelaporan Laporan data Memberikan Hanya melaporkan Hanya kadang-kadang T idak melaporkan
pengamatan laporan data data hasil pengmatan memberikan laporan data hasil
sementara hasil secara lisan data pengamatan. pegamatan
pengamatan sementara.
sementara
kepada asisten
secara tertulis
Laporan Membuat Membuat laporan Membuat laporan T idak membuat
praktikum laporan praktikum sesuai praktikum sesuai laporan praktikum
praktikum format yang format yang diberikan,
sesuai format diberikan, tetapi tidak tetapi dikumpulkan
yang diberikan. dikumpulkan setiap 1 setelah semua judul
Melaporkan minggu sekali. praktikum dilakukan.
sesuai dengan
pengamatan
yang dilakukan.
Dikumpulkan
setiap 1 minggu
sekali.
Laporan Melaporkan Melaporkan Kadang-kadang T idak melaporkan
kerusakan kerusakan alat kerusakan alat tetapi melaporkan kerusakan kerusakan alat dan
alat dan dan tidak alat kepada asisten tidak menggantinya
mengganti menggantinya menggantikannya. setiap kali terjadi
kerusakan alat setiap kali kerusakan alat
selama terjadi dalam praktikum
pelaksanaan kerusakan alat
praktikum dalam
praktikum

Keberhasilan praktikum: jumlah skor / 40 x 100%


Kriteria keberhasilan:
Berhasil >80 %
T idak berhasil < 75 %
DESAIN LABORATORIUM
 LAYOUT RUANG LABORATORIUM KIMIA
 DESAIN TATA RUANG LABORATORIUM SESUAI ISO 9000
 DESAIN A
 DESAIN B
 BENTUK MEJA KERJA LABORATORIUM
RUBRIK PENILAIAN JURNAL DAN LAPORAN PRAKTIKUM
No Aspek Skor Keterangan

1 Judul percobaan 0 Judul percobaan tidak ditulis.

1 Judul percobaan ditulis tetapi tidak

tepat/sesuai dengan tema praktikum.

Judul percobaan ditulis dan tepat.

2 Tujuan percobaan 2 Ditulis seperti pada petunjuk praktikum.

Tujuan ditulis dalam bentuk ABCD

2 (audience, behaviour, condition, and

degree)

3 Rumusan masalah 0 Rumusan masalah tidak ditulis.

2 Rumusan masalah ditulis tetapi tidak

mengarah pada hubungan variabel

manipulasi dan respon.

5 Rumusan masalah ditulis dan mengarah

pada hubungan variabel manipulasi dan

respon.
4 Dasar teori 5 Memuat teori tetapi kurang relevan

dengan meteri praktikum asam-basa.

Memuat secara singkat teori yang relevan

10 dengan meteri praktikum.

Memuat secara lengkap teori yang

15 relevan dengan meteri praktikum.

5 Alat dan bahan 2 Alat dan bahan ditulis namun tidak

disertai dengan jumlah.

5 Alat dan bahan ditulis lengkap disertai

dengan jumlah dan ukuran.

6 Prosedur kerja 1 Ditulis seperti petunjuk pada praktikum

(menggunakan kata perintah).

Ditulis dengan menggunakan kata kerja

2 bukan kata perintah).

Ditulis lengkap tanpa alur kerja.

5 Ditulis lengkap beserta alur kerja.

10
7 Data pengamatan 5 Data yang ditulis hanya kondisi sesudah

perlakuan (setelah diberi

indikator alami).

7 Data yang ditulis mencakup kondisi

sebelum dan sesudah perlakuan.

8 Diskusi dan 10 Membahas hasil pengamatan tanpa

pembahasan menghubungkan dengan dasar teori.

20 Mengubungkan hasil pengamatan dengan

dasar teori namun tidak lengkap.

Menghubungkan hasil pengamatan

25 dengan dasar teori dan dilengkapi dengan

bagan serta paragraf yang mengarah pada

simpulan.

9 Simpulan 5 Simpulan sesuai dengan hasil praktikum

tetapi tidak mengarah pada tujuan

praktikum.

10 Simpulan sesuai dengan hasil praktikum

dan mengarah pada tujuan praktikum.


10 Daftar pustaka 2 Tidak semua sumber pustaka ditulis.

Semua sumber pustaka ditulis namun ada

3 satu atau lebih sumber pustaka yang tata

tulisannya kurang benar.

Semua sumber pustaka ditulis dan

susunannya benar.

11 Jawaban petanyaan 5 Semua pertanyaan yang ada dijawab

dengan benar.

12 Laporan sementara 0 Laporan sementara tidak dilampirkan.

Laporan sementara dilampirkan.

13 lampiran 0 Lampiran foto praktikum (sebelum dan

sesudah praktikum) tidak dilampirkan.

Lampiran foto praktikum dilampirkan.

3
14 Ketepatan waktu 0 Laporan menyerahkannya lebih dari satu

mengumpulkan laporan minggu terlambat

1 Sampai satu minggu terlambat

3 Sampai dengan dua hari terlambat

5 Menyerahkan laopran tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai