Anda di halaman 1dari 13

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto

Tahun 2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sektor sanitasi merupakan salah satu pelayanan publik yang
mempunyai kaitan erat dengan kemiskinan. Kondisi sanitasi yang tidak
memadai akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan
lingkungan terutama di daerah permukiman padat, kumuh dan miskin di
Kota Mojokerto. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah untuk
mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) Tahun 2015.
Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat kepemilikan sistem
jaringan air limbah (sewerage) terendah di Asia. Kurang dari

10 kota di

Indonesia yang memiliki sistem jaringan air limbah dengan tingkat


pelayanan sekitar 1,3% dari keseluruhan jumlah populasi.
Hal tersebut di atas mendorong Pemerintah Kota Mojokerto untuk
ikut serta dalam Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) yang merupakan program bersama lintas sektor dan lintas
Kementrian yang tergabung dalam Tim Teknis Pembangunan Sanitasi
(TTPS), yang telah mempersiapkan skenario besar berupa replikasi
penyusunan strategi pembangunan sanitasi di 330 kota/kabupaten agar
pembangunan di daerah berjalan dengan efektif, bersifat menyeluruh,
dan berkelanjutan.
Program ini lahir tak lepas dari kondisi sanitasi 330 kota/kabupaten
atau

kawasan

berlangsung

perkotaan

2010-2014

ini

yang

memprihatinkan.

berjalan

sesuai

Program

dengan

tiga

yang
target

pembangunan sanitasi, yaitu :


1)

Stop Buang Air Besar Sembarangan pada tahun 2014;

2)

Penanganan sampah melalui pengurangan timbulan dari sumber dan


penerapan sistem sanitary landfill untuk TPA dengan prioritas di 240
kota;

Bab I Pendahuluan

I-1

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

3)

Pengurangan genangan air di sejumlah kota/kawasan perkotaan


seluas 22.500 Ha.
Program ini mempunyai tujuan mensinergikan kerja dinas-dinas

yang berkaitan dengan sanitasi dalam satu wadah untuk memperbaiki


kinerja dan konsep sanitasi masyarakat. Keikutsertaan Kota Mojokerto
dalam PPSP didahului dengan adanya surat Pernyataan Minat Mengikuti
Program PPSP 2013,

Nomor : 050/817/417.401/2012 pada

tanggal 31 Maret 2012


PPSP Kota Mojokerto mulai dilaksanakan bulan Maret 2013 sebagai
implementasi

dari

Surat

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor:

648-

155/Kep/Bangda/2013 Tanggal 15 Februari 2013 Perihal: Perubahan atas


Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

648-607/Kep/Bangda/2012

tentang Penetapan Kabupaten atau Kota sebagai Peserta Program


Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2013.
Program ini dilaksanakan serentak di 11 (Sebelas) kota/kabupaten
di Jawa Timur. dalam rangka melaksanakan program tersebut Pemerintah
Kota Mojokerto telah membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi
Mojokerto

dengan

Surat

Keputusan

Walikota

Kota

Nomor

188.45/327/417.111/2013 Tanggal 8 Maret 2013 Tentang Pembentukan


Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kota Mojokerto Tahun 2013 yang bidang
tugasnya

meliputi Drainase, Persampahan dan limbah (domestik),

sedangkan didalam penyusunan strategi pembangunan sanitasi (SSK)


Pokja Sanitasi menggunakan RPJM Kota Mojokerto sebagai acuannya.
Penyebab utama buruknya kondisi sanitasi di Indonesia adalah
lemahnya perencanaan pembangunan sanitasi: tidak terpadu, salah
sasaran,

tidak

sesuai

kebutuhan,

dan

tidak

berkelanjutan,

serta

kurangnya perhatian masyarakat pada perilaku hidup bersih dan sehat.


Salah

satu

upaya

memperbaiki

kondisi

sanitasi

adalah

dengan

menyiapkan sebuah perencanaan pembangunan sanitasi yang responsif


dan berkelanjutan. Terkait dengan hal itu pemerintah mendorong
kabupaten/kota untuk menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten/Perkotaan
(SSK) yang memiliki prinsip (1) berdasarkan data aktual, (2) berskala
kota, (3) disusun sendiri oleh kota: dari, oleh, dan untuk kota, (4)

Bab I Pendahuluan

I-2

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

menggabungkan
menghasilkan

SSK

pendekatan
yang

bottom-up

demikian,

dan

top-down.

kabupaten/kota

harus

Untuk
mampu

memetakan situasi sanitasi wilayahnya. Pemetaan situasi sanitasi (Buku


Putih Sanitasi) yang baik hanya bisa dibuat apabila kabupaten/kota
mampu mendapatkan informasi lengkap, akurat, dan mutakhir tentang
kondisi sanitasi, baik menyangkut aspek teknis mapun non teknis. Dalam
konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi
penyusunan SSK.
Buku Putih versi final tersedia setelah dilaksanakannya berbagai
studi, dan kegiatan pengumpulan data baik sekunder maupun primer
serta data tambahan sesuai masukan dari lokakarya draft Buku Putih.
Buku Putih versi final merupakan dasar yang kuat untuk pembahasan
mengenai tahapan, kebutuhan dan prioritas peningkatan sanitasi yang
akan dituangkan dalam Strategi Sanitasi Kota Jangka Menengah (City
Sanitation Strategy) yaitu tahun 2011-2015. Pada masa yang akan
datang laporan dalam buku ini akan diperbaharui sebelum suatu strategi
sanitasi kabupaten/kota yang baru akan disusun, artinya Buku Putih ini
akan mengikuti kemajuan rencana-rencana dalam hal pengembangan
sanitasi kabupaten/kota.
Tim Pelaksana Pokja Sanitasi Kota Mojokerto sebagai pelaksana
harian kegiatan PPSP dengan personil dari berbagai dinas dan kantor di
lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto menjadi garda depan operasional
PPSP.

Pokja

sanitasi

Kota

Mojokerto

melakukan

pertemuan

untuk

mengkaji, menganalisa, dan mengumpulkan data sekunder dan primer


untuk memetakan kondisi sanitasi Kota Mojokerto yang difokuskan di
seluruh kelurahan lokasi kajian (zona sanitasi prioritas). Zona sanitasi
prioritas tersebut berada di 2 kecamatan di Kota Mojokerto (secara
administrasi Kota Mojokerto

terdiri dari 2 kecamatan dengan 18

kelurahan). Hasil kajian tersebut disajikan dalam dokumen profil sanitasi


skala kota yang disebut White Book atau Buku Putih.

1.2. Landasan Gerak

Bab I Pendahuluan

I-3

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

Sanitasi dapat dipahami sebagai usaha pembuangan dan atau


pengelolaan tinja, endapan air limbah (sullage) dan limbah padat dengan
cara yang memperhatikan kesehatan untuk membuat lingkungan hidup di
rumah dan lingkungan menjadi bersih dan sehat.
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kota Mojokerto adalah sebagai
berikut:
1. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan
yang berasal dari kamar

mandi, dapur (sisa makanan) dan tempat

cuci.
Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air limbah
rumah tangga (domestik) dengan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan
peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang
dilakukan secara terpusat.
2. Black water (air tinja/limbah padat) yaitu air tinja yang tercemar tinja,
umumnya berasal dari WC. Volumenya dapat cair atau padat,
umumnya orang dewasa menghasilkan 1.5 liter air tinja/hari. Air ini
mengandung bakteri coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab
itu

harus

disalurkan

melalui

saluran

tertutup

ke

arah

pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke


dalam septic tank. Septic tank dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang
dibentuk oleh beton bertulang sederhana. Air yang sudah bersih dari
pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran kota, atau lebih
baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan
air tanah.
3.

Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan


sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, baik yang berasal dari
rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung
melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase


sebagai penggelontor air kota dan mematuskan air permukaan.

Bab I Pendahuluan

I-4

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

5. Penyediaan air bersih adalah upaya pemerintah Kota Mojokerto untuk


menyediakan air bersih bagi masyarakat baik melalui jaringan PDAM
maupun non PDAM yang bersumber dari air permukaan maupun
sumur dalam.
Visi

: Terwujudnya Kota Mojokerto yang Sehat, Cerdas, Sejahtera


dan Bermoral

Misi

: Peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Keterkaitan antara Visi dan Misi Kota Mojokerto dengan kondisi


Sanitasi dan Air Minum yang diharapkan adalah masyarakat dapat
terlayani dalam kebutuhan air minum air bersih yang dibutuhkan,
penduduknya berperilaku sehat serta terbebas dari penyakit dan
berbagai gangguan kesehatan berbasis lingkungan.
Dalam mendukung Tujuan Pembangunan Milenium secara Nasional,
Kota Mojokerto ikut berupaya menyelesaikan pencapaian 8 Tujuan
Pembangunan Milinium (MDGs) yaitu:
1. Memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem;
2. Mewujudkan pendidikan dasar untuk semua;
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
4. Menurunkan angka kematian anak;
5. Meningkatkan kesehatan ibu hamil;
6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya;
7. Memastikan kelestarian lingkungan;
8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto
adalah untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi
dan kondisi sanitasi Kota Mojokerto saat ini sebagai dasar untuk membuat
perencanaan pengembangan sanitasi di masa yang akan datang.
Adapun tujuan dari penyusunan Buku Putih Kota Mojokerto adalah
untuk:

Bab I Pendahuluan

I-5

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

1. Memberikan informasi sarana sanitasi yang ada saat ini;


2. Menyediakan data sebagai dasar analisis situasi dilihat dari segala
aspek, sehingga zona sanitasi prioritas dapat ditetapkan berdasarkan
urutan potensi resiko kesehatan lingkungan /area resiko sanitasi
3. Memberikan informasi bagi seluruh pihak yang berkepentingan dalam
bersinergi dan menjalankan perannya untuk berpartisipasi dalam
pembangunan sanitasi ke depan;
4. Memberikan bahan dasar penetapan

kebijakan

daerah

dalam

pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target


prioritas yang disepakati bersama.

1.4. Metodologi
Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku
Putih ini secara menyeluruh, akan disajikan beberapa hal penting yang
berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan ini
yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Metode Penyusunan
a. Berdasarkan data sekunder (arsip dan dokumen yang berkaitan
dengan aktivitas program masing-masing dinas/kantor terkait, baik
langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data
statistik, proposal, laporan, foto dan peta).
b. Berdasarkan data primer (narasumber, yang terdiri dari beragam
posisi yang berkaitan dengan tugas dinas/kantor terkait untuk
klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh
masyarakat).
Untuk mendukung data sekunder tersebut
beberapa

survey

terkait

dengan

pengelolaan

juga dilakukan
sanitasi

seperti:

Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survey peran media


dalam perencanaan sanitasi, survey kelembagaan, survey keterlibatan
pihak swasta dalam pengelolaan sanitasi, survey keuangan, survey
priority setting area beresiko serta survey peran serta masyarakat dan
gender. Arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program
masing-masing dinas/kantor terkait, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya yang berupa data statistik, proposal, laporan, foto

Bab I Pendahuluan

I-6

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

dan peta, narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan
dengan tugas dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak
swasta, masyarakat sipil dan tokoh masyarakat.
2. Tahapan Penyusunan
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini.
Teknik kajian dokumen dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak
dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi
mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya
dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.

Gambar 1.1. Diagram Tahap B- Penyusunan Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto

Tabel 1.1.
Daftar Kelurahan lokasi kajian EHRA tahun 2013.

Bab I Pendahuluan

I-7

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

Kode
No

Keluraha

1
2
3
4
5
6
7
8
9

n
01
02
03
04
05
06
07
08
01

10
11
12
13
14
15
16
17
18

02
03
04
05
06
07
08
09
10

1.5. Dasar

Kode
Kelurahan

Kecamatan

Surodinawan
Kranggan
Miji
Prajurit Kulon
Blooto
Mentikan
Kauman
Pulorejo
Meri
Gunung

010
010
010
010
010
010
010
010
020
020

Gedangan
Kedundung
Balongsari
Jagalan
Sentanan
Purwotengah
Gedongan
Magersari
Wates

020
020
020
020
020
020
020
020

Hukum

dan

Kaitannya

Kecamatan
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Prajurit Kulon
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari
Magersari

dengan

Dokumen

Perencanaan Lain
Kegiatan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman
(PPSP) di Kota Mojokertodi dasarkan pada aturan-aturan dan produk
hukum yang meliputi :
A.

Undang - Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 2 Tahun 1966
tentang Hygiene.
2. Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 2004
tentang Sumber Daya Air.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan Antar Pemerintah Pusat dan
Daerah.

Bab I Pendahuluan

I-8

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 17 Tahun 2007


tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 20052025.
7. Undang-undang Nomor: 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah.
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 19 Tahun 2009
tentang

Pengesahan

Stockholm

Convention

On

Persisten

Organic Pollutants.
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
11. Undang-Undang Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor: 1 Tahun 2011
tentang Perumahan dan Pemukiman.
B.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia


1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 22 Tahun 1982
tentang Pengaturan Air.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 35 Tahun 1991
tentang Sungai.
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 69 Tahun 1996
tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta bentuk dan Tata
Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air.
5. Peraturan Pemerintah Nomor: 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan.

C.

Peraturan Presiden Republik Indonesia


1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 7 Tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah
Nasional (RPJM) Tahun 2004-2009.

D.

Keputusan Presiden Republik Indonesia


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Noomor: 62 Tahun 2000
tentang Koordinasi Penataan Ruang.

Bab I Pendahuluan

I-9

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 123 tahun 2001


Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 83 tahun 2002
Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor: 123 Tahun 2001 tentang Tim Koordinasi Pengelolaan
Sumber Daya Air.

E.

Peraturan Menteri
1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor:
35/MENLH/7/1995 tentang Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor:

1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi


Rumah Makan dan Restoran.
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor:
112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1205/Menkes/Per/X/2004

tentang

Pedoman

Persyaratan

Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).


5. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Repulik Indonesia Nomor
660/4919/SJ Tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman di Daerah.
F.

Peraturan Daerah dan Peraturan Gubernur Jawa Timur


1. Peraturan Daerah JawaTimur Nomor: 10 Tahun 2007 tentang
Perijinan Pengambilan Air Permukaan di JawaTimur.
2. Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor: 2 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di
Provinsi Jawa Timur.
3. Peraturan Daerah JawaTimur Nomor: 2010 tentang Pengelolaan
Sampah Regional JawaTimur.
4. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 61 tahun 1999 tentang
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Rumah Sakit.
5. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 29 Tahun 2000 tentang
Tata Cara Permohonan Izin Pembuangan Limbah Cair ke SumberSumber Air di Provinsi Jawa Timur.

Bab I Pendahuluan

I - 10

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

6. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor: 261 Tahun 2011 tentang


Kelompok Kerja Sanitasi dan Air Minum JawaTimur.
G.

Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Mojokerto


1. Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor: 4 Tahun 2012 tentang
RTRW Kota Mojokerto Tahun 2012-2032.
2. Keputusan Walikota Nomor : 188.45/327/417.111/2013 Tanggal 8
Maret 2013 Tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)
Sanitasi Kota Mojokerto Tahun

2013 Surat Pernyataan Minat

Mengikuti Program PPSP 2013, Nomor : 050/817/417.401/2012


pada tanggal 31 Maret 2012.
3. Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor

648-

607/Kep/Bangda/2012 tentang Penetapan Kabupaten atau Kota


sebagai Peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi
Permukiman Tahun 2013.
H.

Petunjuk Teknis
1. Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis
Penyehatan Perumahan.
2. Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis
Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan
Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi
Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali
Di TPA Sampah.
3. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Teknis
Pembuatan Sumur Resapan.
4. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis
Penerapan Pompa Hidran Dalam Penyediaan Air Bersih.
5. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis
Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan.
6. Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis
Spesifikasi Instalasi Pengolahan Air Sistem Berpindah pindah
(Mobile) Kapasitas

0.5 Liter/detik.

7. Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan


Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan.

Bab I Pendahuluan

I - 11

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

8. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis


Tata

Cara

Sistem

Penyediaan

Air

Bersih

Komersil

Untuk

Permukiman.
9. Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis
Tata Cara Penoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan
Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.
10. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis
Saluran Irigasi.
11. Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis
MCK.

1.6. Posisi Buku Putih Sanitasi dan Dokumen Lainnya


Buku Putih Sanitasi (BPS) menyediakan data dasar yang essensial
mengenai struktur, situasi dan kebutuhan sanitasi Kota Mojokerto. Berikut
ini

merupakan

posisi

buku

putih

sebagai

dokumen

acuan

dasar

penyusunan strategi pembangunan sanitasi Kabupaten atau SSK.

Sumber : Pengantar penyusunan Buku Putih Sanitasi tahun 2011

Bab I Pendahuluan

I - 12

Buku Putih Sanitasi Kota Mojokerto


Tahun 2013

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa posisi Buku Putih Sanitasi


(BPS) ini berfungsi sebagai data base sanitasi Kota Mojokerto

yang

memuat informasi paling lengkap, mutahir, aktual serta disepakati oleh


seluruh SKPD dan Stakeholder Kota Mojokerto. Untuk selanjutnya Buku
Putih Sanitasi (BPS) ini akan menjadi dasar pijakan perencanaan Strategi
pembangunan sanitasi Kota Mojokerto yang dituangkan dalam dokumen
Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) sebagai kelanjutan dari rangkaian
program percepatan pembangunan sanitasi di Kota Mojokerto secara
keseluruhan dan berkelanjutan. Juga sebagai masukan dalam penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengan Daerah (RPJMD) dan atau RPIJM
Kota Mojokerto. Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) ini akan dilakukan
updating dan review minimal sekali dalam lima tahun berikutnya.

Bab I Pendahuluan

I - 13

Anda mungkin juga menyukai