Oleh :
OKTA RISA
No. BP. 1411211025
Oleh :
OKTA RISA
No. BP : 1411211025
Pembimbing I Pembimbing II
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Okta Risa
Nomor Buku Pokok 1411211025
Tanggal Lahir : 14 Oktober 1996
Tahun Masuk 2014
Peminatan : K3 Kesling
Nama Pembimbing Akademik : dr. Adila Kasni Astiena, MARS
Nama Pembimbing I : Dr. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Pembimbing II : Miladil Fitra, SKM, MKM
Nama Penguji I : Nizwardi Azkha, SKM, MPPM, M.Pd, M.Si
Nama Penguji II : Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM
JUDUL PENELITIAN:
ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN PAJANAN KARBON
MONOKSIDA (CO) PADA PEDAGANG DI JALAN M.YAMIN KOTA PADANG
TAHUN 2018
Defriman Djafri, SKM, MKM, Ph.D Ade Suzana Eka Putri, Ph.D
NIP. 198008052005011004 NIP. 198106052006042001
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Okta Risa
No.BP:1411211025
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Email : oktarisa3@gmail.com
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Jalan M.Yamin merupakan jalan yang berada disekitar kawasan pasar raya Kota
Padang sehingga jalan ini cukup padat aktivitas baik transportasi maupun pedagang
yang berjualan di sisi kanan dan kiri jalan ini. Pencemaran gas CO banyak dihasilkan
oleh kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat risiko
pajanan CO terhadap pedagang di sepanjang Jalan M.Yamin Padang tahun 2018.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
yaitu metode untuk menghitung tingkat risiko kesehatan akibat pajanan agen
pencemar lingkungan dalam suatu populasi. Populasi dari penelitian ini adalah
pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan M.Yamin Padang dengan jumlah
responden sebanyak 64 responden. Sampel diambil menggunakan teknik accidental
sampling. Sampel udara diambil sebanyak tiga titik di sepanjang Jalan M.Yamin
Padang dengan menggunakan Impinger.
Hasil
Konsentrasi rata-rata CO di Jalan M.Yamin Padang adalah 0,03561 mg/m3. Lama
pajanan pedagang dengan nilai median yaitu 10 jam/hari. Frekuensi pajanan dengan
nilai median yaitu 310,50 hari/tahun, durasi pajanan dengan nilai median 5 tahun dan
berat badan rata-rata responden yaitu 58,48 Kg. Nilai intake realtime rata-rata yaitu
0,000716 mg/kg/hari sedangkan nilai intake lifetime rata-rata yaitu 0,00429
mg/kg/hari. Tingkat risiko yang didapatkan adalah RQ ≤ 1 yang berarti tidak
memiliki risiko yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Kesimpulan
Konsentrasi CO di Jalan M.Yamin Padang masih dibawah nilai baku mutu.
Diharapkan pemerintah dapat melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut serta
pemantauan rutin terhadap konsentrasi CO agar tidak membahayakan pedagang serta
menanam tanaman penyerap polusi.
ABSTRACT
Objective
M. Yamin street was located around the market area of Padang city so that the road
was quite dense activity both transportation and traders who sold on the right and left
side of this road. CO gas pollution was generated by vehicles. The purpose of this
study is to analyze the level of CO exposure health risk to traders at M. Yamin
Padang 2018.
Method
This study uses the method of environmental health risk assessment (EHRA). EHRA
aims to measure risk level achieved by an environmental exposure. The population
of this study were traders who sold along M. Yamin street with the number of
respondents as many as 64 respondents. The sample was chosen by using an
accidental sampling. Samples of ambient air were taken as many as three points
along the M.Yamin by using Impinger.
Result
The average concentration of CO at M.Yamin street was 0,03561 mg/m3. The time
of exposure is 10 hour/day, the frequency of exposure is 310,50 day/year, the
duration of the exposure is 5 years and the average of body weight is 58,48 Kg. the
average of realtime intake is 0,000716 mg/kg/day, meanwhile the average of lifetime
intake is 0,00429. The level of risk both obtained are less than 1 which it means no
risk that can cause health problem.
Conclusion
The concentration of CO at M.Yamin street Padang still below the standard value.
Expected to the government can conduct further studies and routine monitoring of
CO concentration in order not to harm the traders and planting pollution absorbent
plants.
Reference : 35 (1995-2017)
Keyword : EHRA, CO, Highway, Traders
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah Nya, penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian skripsi dengan judul
TAHUN 2018”. Dalam penyusunan hasil penelitian skripsi ini penulis telah banyak
mendapatkan bimbingan, dukungan serta kerja sama dari berbagai pihak, oleh sebab
itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD, selaku dekan Fakultas Kesehatan
2. Bapak Dr. Aria Gusti, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang selalu
4. Bapak Nizwardi Azkha, SKM, MPPM, M.Si, M.Pd selaku penguji I, yang
telah memberikan saran dan kritikan dalam hasil penelitian skripsi ini.
5. Ibu Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM selaku penguji II, yang telah
iii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan hasil
penelitian skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan yang
akan datang.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PENGESAHAN
ABSTRAK ................................................................................................................... i
3.3.1 Populasi 29
3.3.2 Sampel 29
6.2 Saran 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah-langkah analisis risiko menurut Louvar and Louvar ............... 20
Gambar 2.2 Kerangka teori ........................................................................................ 27
Gambar 2.3 Kerangka Konsep ................................................................................... 28
Gambar 3.1 Peta Lokasi Titik Pengukuran di Jalan M.Yamin .................................. 30
Gambar 4.1 Grafik Konsentrasi CO di Jalan Raya M.Yamin .................................... 39
ix
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
4. CO : Karbon Monoksida
5. COHb : Karboksihaemoglobin
7. Dt : Durasi Pajanan
9. Hb : Haemoglobin
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9 : Manuskrip
xi
BAB 1 : PENDAHULUAN
Udara adalah sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan, atmosfer
untuk bernafas dan hidup. Udara mempunyai arti yang sangat penting dalam
campuran mekanis dari bermacam-macam gas. Komposisi udara normal terdiri atas
gas nitrogen 78,1%, oksigen 20,93%, karbondioksida 0,03%, dan selebihnya berupa
Udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk kehidupan
Pencemaran udara saat ini sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Menurut
WHO, sekitar tujuh juta manusia meninggal pada tahun 2012 disebabkan oleh polusi
udara. Hingga tahun 2016, terhitung sekitar 200.000 kematian dini setiap tahun di
residential heating.(3)
udara akibat gas buang kendaraan bermotor di kota-kota besar saat ini makin tinggi.
Dari berbagai sumber bergerak seperti mobil penumpang, truk, bus, lokomotif kereta
2
api, kapal terbang, dan kapal laut, kendaraan bermotor saat ini maupun
dikemudian hari akan terus menjadi sumber yang dominan dari pencemaran udara di
secara umum, banyak menarik perhatian dalam beberapa dekade belakangan ini. Di
pada orang yang berada di tepi jalan dan menyebabkan masalah pencemaran udara
pula. Beberapa studi epidemiologi dapat menyimpulkan adanya hubungan yang erat
penyakit pernapasan.(4)
Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu bahan pencemar yang paling
tinggi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, yaitu sekitar 70,5% dari total
polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Gas CO yang dihasilkan oleh
kendaraan bermesin bensin (premium) adalah sekitar 1% pada waktu berjalan dan
pencemar udara dari sumber transportasi di Indonesia, sekitar 70,50% dari polutan
yang dihasilkan terdiri dari karbon monoksida (CO), 8,89% NOx, 0,88% SOx,
Faktor emisi CO berasal dari kegiatan pembakaran batu bara sebanyak 0,2
kg/ton, tanur pabrik semen sebesar 1,85 kg/ton, pembakaran LPG sebanyak 7,15
kg/103 gal LPG, mobil bensin sebanyak 462,63 gram/liter, kendaraan niaga solar
35,57 gram/liter dan sepeda motor bensin sebanyak 427,05 gram/liter bensin.(6)
CO adalah gas yang tidak berwarna, tidak menyebabkan iritasi, tidak berbau,
tidak berasa yang ditemukan di udara dalam ruangan dan luar ruangan. Pajanan gas
kenaikan hemotokrit dan perubahan pada fetus atau janin bagi wanita hamil.
3
Sedangkan pajanan pada kadar tinggi atau dampak akut pajanan gas CO dapat
menyebabkan kematian. Gas CO yang masuk ke dalam tubuh dapat terikat lebih kuat
bagian tubuh seperti darah, otak, jantung dan otot ketika bernapas. Gas ini memasuki
tubuh melalui saluran inhalasi ke arah paru-paru dan kemudian akan meninggalkan
tubuh melalui paru-paru juga ketika mengeluarkan napas. Namun terdapat jeda
sekitar satu hari penuh agar karbon monoksida benar-benar keluar dari tubuh.(8)
Informasi Keracunan Nasional sejak tahun 2010 – 2014 terdapat 51 kasus dan 13
terdapat 10 titik (57,89%) dari 19 titik konsentrasi CO yang diukur sudah melebihi
baku mutu. Intake paparan karbon monoksida (CO) pada realtime memiliki nilai
rata-rata 2,94 mg/kg/hari, sedangkan intake pada lifetime memiliki nilai rata-rata 4,76
mg/kg/hari. Baik pada karakteristik risiko non karsinogenik atau risk quotient (RQ)
realtime maupun lifetime, terdapat 5 orang responden (8,6%) tidak aman atau
Pada penelitian Devita, Nurjazuli dan Tri Rata-rata konsentrasi gas Karbon
Monoksida (CO) dalam udara ambien di gerbang tol Semarang adalah 10,61 mg/m3
menunjukkan nilai kosentrasi gas Karbon Monoksida (CO) di atas baku mutu. Risiko
4
dari pajanan gas Karbon Monoksida (CO) pada saat ini (realtime) dan selama 30
tahun (lifetime) pada petugas pengumpul tol Semarang belum menunjukkan risiko
Jalan M.Yamin merupakan salah satu Jalan Raya yang padat lalu lintas di
Kota Padang yang dilewati oleh banyak kendaraan dan masyarakat umum setiap
harinya baik hari libur maupun hari kerja. Sepanjang jalan ini sering terjadi macet
dikarenakan lokasinya yang berada di dekat pasar raya Kota Padang dan dijalan ini
juga sering dijadikan tempat pemberhentian angkot. Selain padat oleh kendaraan, di
kedua sisi jalan juga dipenuhi oleh para pedagang. Jalur ini setiap harinya dipadati
diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Padang, dengan titik
pengukuran di terminal angkot pasar raya Kota Padang kadar CO tahun 2016 sebesar
370,6 μg/m3. Pada tahun 2017 terjadi peningkatan kadar CO sebesar 3.743,5 μg/m3.
Peningkatan ini tidak hanya terjadi di satu titik pengukuran tetapi hampir di semua
titik pengukuran kadar CO Kota Padang oleh DLH Kota Padang. Menurut Peraturan
terminal angkot pasar raya Kota Padang pada tahun 2016 dan 2017 belum
melampaui baku mutu. Meskipun begitu jika masyarakat terus-menerus terpapar oleh
M.Yamin Padang.
M.Yamin Padang.
1. Bagi Peneliti
Dapat menjadi informasi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian lebih
3. Bagi Masyarakat
Padang. Sasaran dari penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di sepanjang
Jalan M.Yamin. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah udara ambien di Jalan
M.Yamin. Lokasi penelitian ini dilakukan di empat titik sepanjang Jalan M.Yamin.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan konsentrasi CO di titik yang satu
dan tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu di bawah –1920C. Gas
CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dengan udara berupa
gas buangan yang tidak berwarna dan tidak berbau dengan jumlah sedikit di udara
sekitar 0,1 ppm yang berada di lapisan atmosfer, oleh karena itu lingkungan yang
bahan-bahan yang mengandung karbon atau oleh pembakaran di bawah tekanan dan
temperatur tinggi seperti yang terjadi di dalam mesin (internal combustion engine).
Karbon monoksida secara praktis diproduksi oleh proses-proses yang artificial dan
perkotaan menunjukkan korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas dan
korelasi yang negatif dengan kecepatan angin. Secara alamiah CO diproduksi oleh
Hydrozoa (siphonophores), suatu makhluk laut, juga oleh reaksi-reaksi kimia yang
monoksida dan dampak emisi dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Pengangkutan
karbon monoksida di lokasi perkotaan cukup kompleks dan dapat dipengaruhi oleh
geometri jalanan, topografi di sekitar jalan raya, vegetasi, dan bangunan, serta faktor
meteorologi lokal.(12)
8
2.1.2 Sumber CO
sumber utamanya adalah dari kegiatan manusia. Karbon monoksida yang berasal dari
alam termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan
dan badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor,dimana
akan diemisikan oleh tiap unit komponen kegiatan dari suatu sumber emisi. Nilai
Faktor Emisi ditampilkan dalam satuan berat polutan per unit berat, volume, jarak,
(6)
atau durasi dari komponen kegiatan yang mengemisikan polutan tersebut. Nilai
banyak. Karbon monoksida (CO) adalah gas buang yang terbentuk apabila oksidasi
dari Karbon monoksida (CO) menjadi Karbon dioksida (CO2) tidak sempurna,
kendaraan bermotor, bila hal ini terjadi maka tidak akan terbentuk karbon monoksida
(CO), tetapi pada kenyataannya hal demikian tak pernah terjadi, dan karenanya
9
terbentuklah karbon monoksida (CO). Gas karbon monoksida (CO) yang dihasilkan
oleh kendaraan bermesin bensin (premium) adalah sekitar 1 % pada waktu berjalan
dan sekitar 7 % pada waktu tidak berjalan. Sementara mesin disel menghasilkan
karbon monoksida (CO) sebesar 0,2 % pada saat berjalan dan sekitar 4 % pada waktu
berhenti.(14)
diperkirakan mendekati 60 juta ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal dari
kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya berasal
dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri dan
tidak 90% dari karbon monoksida diudara perkotaan berasal dari emisi kendaraan
bermotor.(15)
stoikhiometris.
2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbon dioksida dengan karbon C
3. Pada suhu tinggi CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.
karbon terjadi jika jumlah oksigen yang tersedia kurang dari jumlah yang dibutuhkan
karbon monoksida hanya terjadi jika reaktan yang ada terdiri dari karbon dan oksigen
murni. Jika yang terjadi adalah pembakaran komponen yang mengandung karbon di
udara, prosesnya lebih kompleks dan terdiri dari beberapa tahap reaksi.(16)
10
2C + O2 2CO
Kalau jumlah udara (oksigen) cukup atau stoikiometris maka akan terjadi
CO + 0,5 O2 CO2
sehingga pada hasil akhir pembakaran masih mungkin terdapat gas CO. Apabila
pencampuran bahan bakar dan udara tidak rata, maka masih ada bahan bakar
(karbon) yang tidak berhubungan dengan oksigen dan keadaan ini menambah
kemungkinan terbentuknya gas CO yang terjadi pada suhu tinggi dengan mengikuti
CO2 + C 2CO
Selain itu, pada reaksi pembakaran yang menghasilkan panas dengan suhu
tinggi akan membantu terjadinya penguraian Gas CO2 menjadi gas CO yang
mengikuti reaksi :
CO2 CO + O
Semakin tinggi suhu hasil pembakaran maka jumlah gas CO2 yang
terdisosiasi menjadi CO dan O akan semakin banyak. Suhu tinggi merupakan pemicu
perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah
banyak tercemar oleh gas CO. sedangkan daerah pinggiran kota atau desa, cemaran
gas CO di udara relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka di mana belum
11
ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. hal ini disebabkan
mikroorganisme yang ada di dalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat di
udara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena
2.1.3 Toksikokinetik CO
2.1.3.1 Absorbsi
Karbon monoksida yang terhirup dengan cepat diserap ke dalam darah.
konvektif pada saluran pernafasan dan difusi. Pada alveolus karbon monoksida larut
menjadi plasma kapiler paru dan dari plasma berdifusi menjadi eritrosit dan jaringan
lainnya.(12)
monoksida dalam darah alveolus dan alveolar end capillary (arteri). Serapan karbon
monoksida yang terus berlanjut dihasilkan dari proses eliminasi sistemik yang
alveolar. Proses eliminasi utama meliputi transfer karbon monoksida yang menyebar
monoksida, COHb terdeteksi dalam darah arteri. Selama 2-6 menit terpapar,
konsentrasi COHB arteri kira-kira dua kali konsentrasi COHb vena dan mendekati
2.1.3.2 Distribusi
Karbon monoksida yang terhirup menyebar ke jaringan darah dan
darah, distribusi karbon monoksida terlarut dari vaskuler dapat terjadi sebagai
respons terhadap gradien difusi untuk karbon monoksida yang dibuat dengan
mengikat karbon monoksida menjadi Hb, mioglobin, dan protein heme lainnya
difusi karbon monoksida dari plasma ke dalam sel. Pengukuran konsentrasi karbon
monoksida total pada jaringan yang diperoleh dari otopsi manusia menunjukkan
konsentrasi tertinggi pada darah, limpa, paru-paru, ginjal, dan otot rangka, dengan
2.1.3.3 Metabolisme
Metabolisme karbon monoksida terdiri dari tiga proses utama:(12)
dan eksogen. Tingkat bersih produksi endogen karbon monoksida (yaitu, total
produksi dikurangi metabolisme) telah diperkirakan pada orang dewasa sehat kira-
monoksida juga meningkat selama kehamilan, mencapai nilai 2-5 kali dari fase
estrogen siklus menstruasi pada partum dan kembali ke tingkat pra-kehamilan dalam
sitokrom)
Karbon monoksida berikatan dengan heme dan bersaing untuk mengikat O2.
memiliki efek mendalam pada distribusi dan eliminasi karbon monoksida dan O2.
CO / jam atau sekitar 3% dari produksi karbon monoksida endogen. Jalur utama
mitokondria.
monoksida diperkirakan merupakan fraksi yang relatif kecil (<10%) dari produksi
karbon monoksida endogen. Penurunan kadar COHb dalam darah setelah terhentinya
kesehatan. Paparan CO lebih berisiko pada penderita anemia, penyakit jantung dan
kendaraan tingkat tinggi diperkirakan memiliki paparan yang lebih besar terhadap
rendah pekerjaan tertentu seperti pekerja tol, petugas pompa bensin, petugas
14
Populasi yang merokok atau tinggal dengan perokok terkena tingkat karbon
monoksida yang lebih tinggi daripada populasi umum yang tidak merokok. Tingkat
COHb biasanya rata-rata sekitar 5% pada perokok biasa, namun dapat mencapai 10%
(COHb) dalam darah. Afinitas CO yang lebih besar dibandingkan dengan Oksigen
membuat sesak napas dan dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera
adalah konsentrasi COHb yang terdapat dalam darah, dimana semakin tinggi
pusat, juga janin, dan semua organ tubuh yang peka terhadap kekurangan oksigen.
kadar rendah. Penderita penyakit jantung dan penyakit paru merupakan kelompok
15
yang paling peka terhadap pajanan CO. Studi eksperimen terhadap pasien jantung
dan penyakit pasien paru, menemukan adanya hambatan pasokan oksigen ke jantung
selama melakukan latihan gerak badan pada kadar COHb yang cukup rendah 2,7%.(4)
suatu uji psikologi. Walaupun diakui interpretasi dari hasil uji seperti ini sulit
bahaya ini tidak ditemukan pada kadar COHb sebesar 5%. Pengaruh terhadap janin
pada prinsipnya adalah karena pajanan CO pada kadar tinggi dapat menyebabkan
kurangnya pasokan oksigen pada ibu hamil yang konsekuennya akan menurunkan
tekanan oksigen di dalam plasenta dan juga pada janin dan darah. Hal ini dapat
menyebabkan kelahiran prematur atau bayi lahir dengan berat badan rendah
dibandingkan normal.
jantung atau paru-paru) tidak boleh terpajan oleh CO dengan kadar yang dapat
membentuk COHb di atas 2,5%. Kondisi ini ekivalen dengan pajanan oleh CO
dengan kadar sebesar 35 mg/m3 selama 1 jam, dan 20 mg/mg selama 8 jam. Oleh
menyarankan pajanan CO tidak boleh melampaui 25 ppm (29 mg/m3) untuk waktu 1
manusia, dalam waktu 30 menit 1300 ppm dapat menyebabkan kematian. Menghisap
gas yang keluar dari knalpot mobil di ruang garasi tertutup lebih banyak
menyebabkan kematian.(20)
Karbon monoksida dapat mengikat Hb 250 kali lebih cepat dari oksigen. Gas
ini juga dapat mengganggu aktifitas seluler lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi
16
organ yang menggunakan sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung. Efek
paling serius adalah terjadi keracunan secara langsung terhadap sel-sel otot jantung,
ppm untuk waktu 8 jam. Kadar yang dianggap langsung berbahaya terhadap
kehidupan atau kesehatan adalah 1500 ppm (0,15%). Paparan dari 1000 ppm (0,1%)
Tabel 2.2 Gejala-gejala klinis dari saturasi darah oleh karbon monoksida (17)
eksaserbasi gejala asma) dan beberapa studi menemukan hubungan yang kuat setelah
menghitung pajanan terhadap polutan udara lainnya yang juga terbukti berkontribusi
terhadap risiko penyakit pernafasan (misalnya NO2, O3, partikulat, dan SO2). Sebuah
penelitian yang dilakukan di Seattle, Washington meneliti gejala asma dan tingkat
17
keparahan asma di sebuah panel yang terdiri dari 133 anak asma (usia 5-13 tahun).
Konsentrasi karbon monoksida udara rata-rata adalah 1,6 ppm (kisaran: 0,6-4,8
monoksida dan tingkat penerimaan rumah sakit atau kunjungan ruang gawat darurat
monoksida dan peningkatan risiko gejala pernafasan yang memicu kebutuhan akan
bantuan medis. Namun, hanya sedikit penelitian yang meneliti hubungan dalam
model multi-polusi. Oleh karena itu, kontribusi relatif dari polutan udara lainnya
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau
waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia
selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida
(CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan
yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila diruangan itu ada
orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang
mengandung gas CO dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian
menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi
didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang
merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan
kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama
(perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang
2.1.6 Pengendalian CO
Upaya pengendalian untuk mengurangi kadar emisi gas buang CO dapat
system pembuangan gas buang sehingga substitusi bahan bakar untuk bensin
melakukan inovasi pada knalpot dengan penambahan glass wool, arang aktif, atau
Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
tentang pengendalian pencemaran udara, nilai baku mutu udara ambien parameter
CO untuk pengukuran 1 jam yaitu 30.000 µg/Nm3 dan untuk pengukuran 24 jam
Lokasi sampling harus dapat mewakili (representatif) luas dan kondisi objek
penerima dampak. Ketinggian lokasi sampling juga harus disesuaikan dengan elevasi
dari titik amatan kita di suatu objek penerima dampak. Waktu Sampling perlu
Misalnya, saat kondisi lalu-lintas di suatu wilayah sedang ramai, atau di saat ke-
cepatan angin sedang rendah. Dengan demikian, dapat diketahui pengaruh paling
19
ekstrim dari suatu sumber emisi terhadap objek penerima dampak. Waktu sampling
pemukiman penduduk, perkantoran, kawasan sekitar industri atau daerah lain yang
dianggap penting untuk mengetahui kualitas udara akibat dari suatu kegiatan tertentu.
absorben KI.
Proses risk analysis meliputi 3 komponen yaitu risk assessment, pengelolaan risiko,
dan komunikasi risiko. ARKL adalah sebuah proses yang dimaksudkan untuk
Hazard atau bahaya memiliki arti sumber dari risiko. Sedangkan identifikasi
risiko berarti suatu proses untuk mengenali semua bahaya yang ada dengan potensi
21
langkah pertama dalam ARKL yang digunakan untuk mengetahui secara spesifik
agen risiko apa yang berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan bila tubuh
terpajan.(26)
lingkungan pada suatu lokasi. Bahaya diartikan sebagai zat-zat toksik atau kondisi-
tingkat bahaya suatu bahan kimia dapat dilakukan dengan membandingkan zat
berbahaya dengan daftar zat-zat toksik yang ada. Zat toksik biasanya dikelompokkan
Analisis hubungan antara jumlah total suatu agen yang diberikan, diterima,
atau diserap oleh suatu organisme, sistim, atau sub/populasi dengan perubahan yang
Satuan dosis referensi (RfD) dinyatakan sebagai milligram (mg) zat per
kilogram (Kg) berat badan per hari, disingkat mg/Kg/hari. Dalam literatur terkadang
dinyatakan sebagai milligram (mg) zat per meter kubik (m3) udara, disingkat mg/m3.
antropometrik dan pola aktivitas yang terdiri dari laju asupan (R), waktu pajanan
22
(tE), frekuensi pajanan (9), durasi pajanan (Dt), berat badan (Wb), dan periode rata-
Keterangan:
R = laju asupan atau konsumsi (m3/jam untuk inhalasi, L/hari untuk air
tavg = periode rata-rata harian (30 tahun x 365 hari/tahun untuk zat non
dengan dosis / konsentrasi agen risiko tersebut. Tingkat risiko untuk efek non
membandingkan / membagi intake dengan RfC atau RfD. Rumus untuk menentukan
Keterangan :
23
RQ = tingkat risiko
berdasarkan asupan yang diterima. Jika nilai RQ≤1 artinya paparan masih dianggap
aman bagi manusia, sedangkan jika nilai RQ>1 berarti paparan tidak aman bagi
Pengelolaan risiko atau risk management adalah suatu upaya atau tindakan
yang didasarkan pada informasi yang ada untuk mencegah, menanggulangi atau
cara pengelolaan risiko. Strategi pengelolaan risiko meliputi penentuan batas aman.
Batas aman disini adalah batas atau nilai terendah yang menyebabkan tingkat risiko
menjadi tidak aman (tidak dapat diterima). Perhitungan dapat dilakukan dengan
rumus: (26)
terpapar setiap harinya, oleh karenanya hanya dapat dilakukan pada populasi pekerja
terpapar dalam satu tahun, oleh karenanya hanya dapat dilakukan pada populasi
24
dilakukan dengan cara atau metode yang tepat. Dalam aplikasinya cara pengelolaan
1) Pendekatan teknologi
3) Pendekatan institusional
timbul dan akan menimbulkan masalah bagi kesehatan manusia kepada setiap orang
yaitu menyampaikan informasi risiko kesehatan pajanan yang telah dianalisis kepada
pedagang dan pihak yang terkait dalam pengendalian dampak lingkungan. (29)
25
Berdasarkan dasar teori yang telah diuraikan, maka dikembangkan suatu kerangka teori yaitu:
Karakteristik antropometri:
1. Berat Badan
2. Laju inhalasi
Pola aktivitas:
1. Lama pajanan
2. Frekuensi pajanan
atmosfer 3. Durasi pajanan
Efek Akut:
Aktivitas Batuk,
sesak nafas,
Sumber dari vulkanik Identifikasi
alam tanah kematian
bahaya
Badai Populasi
listrik alam berisiko Intake Karakteristik
Analisis
udara Inhalasi Risiko (RQ)
Efek kritis:
pemajanan (I)
CO transportasi Menghambat
pasokan oksigen
ke jaringan tubuh, Analisis
gangguan system Dosis
Proses Respon
kardiovaskuler
Sumber industri Air
antropogenik Tidak berisiko Berisiko
RQ < 1 RQ> 1
Pembakar-
an sampah
Manajemen
Asap rokok Risiko
Konsentrasi gas CO
RfC
Beresiko
(RQ>1)
Manajemen
Risiko
Komunikasi
Risiko
menghitung tingkat risiko yang diterima suatu populasi akibat adanya pajanan agen
risiko lingkungan. Penelitian ini tidak dapat melihat hubungan antar dua variabel,
tapi hanya sebatas penilaian beda risiko yang diterima berdasarkan karakteristik
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai April 2018 di Jalan Raya
3.3.1 Populasi
Populasi berisiko dalam penelitian ini adalah pedagang yang berjualan di tepi
3.3.2 Sampel
Dalam penelitian ini diambil dua jenis sampel sebagai variabel dalam
perhitungan analisis risiko. Sampel tersebut adalah sampel udara ambien gas karbon
1. Sampel Udara
ssepanjang Jalan Raya M.Yamin Padang. Jumlah lokasi titik pengambilan sampel
Sampel yang diambil adalah pedagang yang terpapar di sepanjang jalan raya
M.Yamin Padang yaitu sebanyak 145 pedagang. Dalam menghitung sampel minimal
()
()()
Keterangan:
N = besar populasi
( )
n =( ) ( ) ( )
responden minimal untuk penelitian ini adalah 58 orang. Untuk mencegah terjadinya
drop out dalam penelitian maka jumlah sampel ditambah 10% dari jumlah
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Ekslusi
penelitian.
1. Data Primer
langsung di jalan raya M.Yamin. Data ini diambil dengan menggunakan alat khusus
pengambilan sampel CO yaitu midget impinger. Selain itu data primer juga diperoleh
2. Data Sekunder
Data hasil pemantauan kualitas udara ambien Kota Padang yang diperoleh
berikut:
3. Processing Data Entry yaitu memproses data agar data yang sudah dientri
4. Cleaning yaitu kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientry untuk
data, kemudian dilakukan koreksi untuk membetulkan data dan siap untuk
dianalisis.
Instrumen atau alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
berupa midget impinger untuk mengukur konsentrasi CO, wawancara dan kuesioner.
antropometri dan pola aktivitas responden sehingga dapat diketahui asupan dan besar
minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata pada semua variabel. Hasil analisis
tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel yang akan dideskripsikan dalam hasil
penelitian.
analisis risiko yaitu dengan menghitung jumlah intake CO yang diterima individu per
35
kilogram berat badan per harinya. Intake dihitung dengan rumus perhitungan analisis
dengan nilai intake referensi yang akan menghasilkan nilai risk quotient (RQ).
Apabila nilai RQ>1 maka pajanan dikatakan memiliki risiko, sebaliknya apabila
RQ≤1 maka pajanan dikatakan memiliki risiko rendah atau tidak berisiko.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN
Barat, Kota Padang. Dalam penelitian ini peneliti memilih pedagang toko, kios, dan
warung yang sangat berdekatan dengan jalan raya sebagai responden penelitian, baik
sisi kanan maupun sisi kiri yang sehari-harinya bekerja kurang lebih selama 10 jam.
Jalan Raya M.Yamin merupakan jalan yang berada di dekat pasar raya Padang yang
banyak dilalui oleh kendaraan seperti motor, mobil dan angkutan umum, selain itu
jalanan ini dijadikan tempat pemberhentian angkutan umum yang menyebabkan jalan
ini menjadi macet terutama disekitar bundaran pasar raya. Jalan raya ini tidak pernah
Jalan Raya M.Yamin merupakan salah satu jalan dengan aktifitas padat
untuk CO sendiri berasal dari asap kendaraan terutama kendaraan yang berbahan
bakar bensin seperti kendaraan bermotor, mobil dan angkot sehingga akan sangat
dimana tidak ada pohon dan sepanjang jalan penuh dengan bangunan-bangunan juga
berikut:
37
responden paling banyak berada pada rentang usia 21-50 tahun dan paling sedikit
yaitu dibawah 20 tahun diatas 61 tahun yang artinya responden berada pada usia
adalah SLTA sebanyak 41 orang (64,1%) sedangkan yang paling sedikit adalah SD
dibantu oleh HIPERKES dengan menggunakan alat midget impinger selama 1 jam
masing-masing di 3 titik pengukuran yang diukur dari jam 09.00 sampai jam 12.30
Pengukuran CO dilakukan pada pagi sampai siang hari dengan keadaan cuaca
yang cerah. Suhu tertinggi berada pada titik kedua yaitu 33,30C dan suhu terendah
yaitu pada titik ketiga sebesar 30,10C. Kelembaban tertinggi berada pada titik
pertama yaitu 59% dan kelembaban terendah yaitu pada titik kedua yaitu 48 %.
Data penunjang lain yang dikumpulkan adalah data jumlah kendaraan yang
melewati Jalan Raya M.Yamin saat dilakukannya pengukuran. Hal ini berguna untuk
melihat gambaran volume kendaraan yang lewat serta melihat gambaran risiko akibat
pajanan CO di udara yang terjadi saat penelitian. Berikut adalah data jumlah
kendaraan yang lewat per jam di Jalan Raya M.Yamin saat dilakukan pengukuran:
39
Tabel 4.3 Jumlah Kendaraan yang Lewat Per Jam di Jalan Raya M.Yamin
Titik Lokasi Roda Roda Roda Estimasi Faktor Emisi
Dua Empat enam Mobil Kendaraan
Bensin bermotor
Bensin
1 Depan CIMB 580 760 1 352.061,43 247.689
Niaga g/L g/L
2 Depan simpang 472 540 0 249.820,2 201.567,6
Jl. Hangtuah g/L g/L
3 Simpang 544 360 0 166.546,8 232.315,2
bundaran pasar g/L g/L
raya
Berdasarkan tabel 4.3 kendaraan roda dua, roda empat dan roda enam
tertinggi yaitu di depan CIMB Niaga dengan jumlah kendaraan roda dua sebanyak
580 kendaraan/jam dengan estimasi factor emisi 247.689 g/L, roda empat sebanyak
kendaraan dilakukan dengan perhitungan langsung secara kasat mata oleh tim dan
peneliti.
2018:
0.028
1 2 3
Titik Pengukuran
dimulai dari jam 09.05 sampai 12.30 WIB. Berdasarkan grafik konsentrasi CO dapat
pada ketiga titik pengukuran masih berada dibawah baku mutu berdasarkan PP
kedua yang belokasi di depan simpang Jalan Hangtuah yaitu 0,03921 mg/m3,
sedangkan konsentrasi terendah yaitu di simpang bundaran pasar raya yaitu 0,03285
pola aktivitas adalah berat badan (Wb), jumlah jam kerja atau lama pajanan (tE),
jumlah hari kerja atau frekuensi pajanan, dan durasi pajanan pertahunnya (Dt) yang
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata-rata berat badan (wb)
responden adalah 58,48 kg dengan berat badan tertinggi adalah 75 kg. Lama pajanan
41
harian rata-rata yang diterima pedagang selama adalah 10,09 jam/hari, frekuensi
pajanan responden rata-rata dalam satu tahun terpajan adalah 321,83 hari/tahun,
durasi pajanan rata-rata adalah 6,00 tahun. Hasil uji normalitas terhadap data
numerik menunjukkan bahwa variabel yang berdistribusi normal adalah berat badan
(Wb). Sedangkan untuk data yang tidak normal adalah lama pajanan (tE), frekuensi
pajanan dan durasi pajanan (Dt). Bila variabel berdistribusi normal maka dianalisis
menggunakan nilai mean dan jika berdistribusi tidak normal dianalisis menggunakan
nilai median.
risiko akibat pajanan CO yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Data gejala
gangguan pernapasan yang diambil adalah gejala yang dirasakan selama berdagang
berupa sakit kepala, mual, pandangan kabur / mata pedih, dada berdebar-debar, sesak
napas, kelelahan dan gangguan konsentrasi. Berikut adalah data gangguan kesehatan
Tabel 4.5 Data Keluhan Kesehatan pada Pedagang di Jalan Raya M.Yamin
Jumlah (persen)
No Keluhan Kesehatan
Pernah Tidak pernah
1 Sakit kepala ringan 44 (68,8%) 20 (31,3%)
2 Mual / rasa ingin muntah 17 (26,6%) 47 (73,4%)
3 Pandangan kabur / mata pedih 35 (54,7%) 29 (45,3%)
4 Dada berdebar-debar 12 (18,8%) 52 (81,3%)
5 Dada sesak 13 (20,3%) 51 (79,7%)
6 Lemah / lesu / kelelahan 55 (85,9%) 9 (14,1%)
7 Gangguan konsentrasi 45 (70,3%) 19 (29,7%)
Berdasarkan tabel 4.5 dari seluruh keluhan kesehatan akibat pajanan CO yang
paling banyak dikeluhkan oleh responden adalah rasa lemah, lesu dan kelelahan yaitu
42
orang (70,3%), sakit kepala ringan sebanyak 44 orang (68,8%), dan pandangan kabur
antropometri dan pola aktivitas ke dalam persamaan rumus yang disebut Intake (I).
Asupan (intake) dinyatakan sebagai jumlah pajanan yang diterima oleh individu per
kilogram berat badan per hari. Intake dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
dihitung menggunakan durasi pajanan rata-rata sebenarnya (Dt real), yaitu durasi
jumlah asupan (Intake), nilai antropometri dan pola aktivitas yang digunakan
berdasarkan nilai mean atau median pada setiap variabel. Variabel berat badan (Wb)
menggunakan nilai mean karena berdistribusi normal yaitu 58,48 kg. Sedangkan
lama pajanan (tE), frekuensi pajanan dan durasi pajanan (Dt) menggunakan nilai
median karena tidak berdisribusi normal. Nilai lama pajanan yaitu 10 jam/hari,
frekuensi pajanan yaitu 310,50 hari/tahun dan durasi pajanan 5 tahun. Laju inhalasi
yang digunakan adalah 0,83 m3/jam. Durasi rata-rata yang digunakan untuk efek
nonkarsinogenik. Variabel berat badan (Wb), lama pajanan (tE), frekuensi pajanan,
43
nilai laju inhalasi (R) dan durasi rata-rata (tavg) menggunakan nilai yang sama
dengan perhitungan intake realtime. Berikut hasil dari perhitungan nilai intake di
Tabel 4.6 Intake realtime dan lifetime pada Pedagang di Jalan Raya M.Yamin
Kota Padang
No Titik sampel Intake realtime Intake lifetime
1 Depan CIMB Niaga 0,000699 mg/kg/hari 0,00419 mg/kg/hari
2 Depan simpang Jl. Hangtuah 0,000789 mg/kg/hari 0,00473 mg/kg/hari
3 Simpang bundaran pasar raya 0,000661 mg/kg/hari 0,00396 mg/kg/hari
Konsentrasi CO rata-rata 0,000716 mg/kg/hari 0,00429 mg/kg/hari
Paling berisiko 0,0126 mg/kg/hari 0,00973 mg/kg/hari
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui intake realtime dan lifetime tertinggi
yaitu di depan simpang Jalan Hangtuah, dengan nilai intake realtime adalah
Intake realtime terendah adalah 0,000661 mg/kg/hari dan intake lifetime terendah
adalah 0,00396 mg/kg/hari di simpang bundaran pasar raya. Nilai intake realtime
paling berisiko adalah 0,0126 mg/kg/hari dan nilai intake lifetime paling berisiko
aman bagi tubuh pada efek non karsinogenik. Dosis referensi (RfC) CO belum
tersedia dalam daftar IRIS (EPA, 2006). Nilai RfC pada penelitian ini didapat dengan
menggunakan rumus intake dengan nilai konsentrasi diambil sesuai dengan baku
mutu menurut PP No. 41 Tahun 1999 yaitu 30.000 µg/Nm3 (30 mg/m3) dan nilai R =
365 hari/tahun x 30 tahun, angka-angka tersebut didapat sesuai nilai default yang
mengacu pada pedoman ARKL oleh Kementrian Kesehatan, maka dapat dihitung
RfC =
= 2,48 mg/kg/hari
risiko ini dilakukan untuk mendapatkan nilai besarnya risiko individu berdasarkan
intake yang diterima. Apabila nilai RQ ≤ 1 berarti pemajanan CO masih aman bagi
aman bagi kesehatan manusia dan perlu dilakukan pengendalian. RQ dapat diukur
Berikut tabel nilai risk quotient (RQ) pada setiap titik dengan nilai intake
realtime :
Tabel 4.7 Nilai Risk Quotient (RQ) Realtime pada Setiap Titik
Titik sampel Intake Realtime RQ Risiko
Depan CIMB 0,000699 0,00028 Tidak berisiko
Niaga mg/kg/hari
Depan simpang Jl. 0,000789 0,00031 Tidak berisiko
Hangtuah mg/kg/hari
Simpang bundaran 0,000661 0,00026 Tidak berisiko
pasar raya mg/kg/hari
Konsentrasi rata- 0,000716 0,00028 Tidak berisiko
rata mg/kg/hari
Paling berisiko 0,0126 0,0051 Tidak berisiko
mg/kg/hari
45
Berdasarkan tabel 4.7 didapat nilai RQ ≤ 1 untuk ketiga titik sampel sehingga
penelitian.
M.Yamin maka diperlukan data intake lifetime, berikut data intake lifetime dan
perhitungan RQ lifetime :
Tabel 4.8 Nilai Risk Quotient (RQ) Lifetime pada Setiap Titik
Titik sampel Intake Lifetime RQ Risiko
Depan CIMB 0,00419 0,0016 Tidak berisiko
Niaga mg/kg/hari
Depan simpang Jl. 0,00473 0,0019 Tidak berisiko
Hangtuah mg/kg/hari
Simpang bundaran 0,00396 0,0015 Tidak berisiko
pasar raya mg/kg/hari
Konsentrasi rata- 0,00429 0,0017 Tidak berisiko
rata mg/kg/hari
Paling berisiko 0,00973 0,0039 Tidak berisiko
mg/kg/hari
Raya M.Yamin.
lifetime artinya tidak memiliki risiko yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Hal ini dapat dinyatakan bahwa pajanan CO secara inhalasi pada pedagang di Jalan
karbon monoksida pada pedagang di Jalan M.Yamin pada 5 tahun yang akan datang
hingga 30 tahun yang akan datang belum berisiko terhadap kesehatan pedagang,
tetapi nilai tersebut terus meningkat setiap tahunnya sehingga jika masyarakat terus-
menerus terpapar oleh CO maka akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan
dinyatakan berisiko. Tujuan dari manajemen risiko yaitu untuk mengurangi risiko
akibat pajanan suatu risk agent pada individu atau populasi berisiko (RQ > 1).
pajanan risk agent dan waktu pajanan. Pada penelitian ini menurunkan pajanan risk
waktu pajanan yaitu dengan menurunkan nilai lama pajanan (tE), frekuensi pajanan
macet disepanjang jalan, tidak adanya pohon dan sepanjang jalan penuh bangunan-
Bagi pemerintah agar dapat melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut,
dengan cara menanam tanaman penyerap polusi di sepanjang Jalan M.Yamin Kota
karena keterbatasan dana, alat dan waktu penelitian. Selain itu, kondisi
meteorologis dan perhitungan jumlah kendaraan yang lewat disetiap titik juga
dilakukan 1 kali pada jam yang berbeda sehingga kondisi meteorologis serta
M.Yamin Padang menunjukkan bahwa hasil dari ketiga titik pengukuran tidak
melebihi baku mutu apabila dibandingkan dengan nilai baku mutu lingkungan
menurut PP No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara yaitu 30.000
Jalan M.Yamin berada didekat lapangan hijau Imam Bonjol yang penuh
lebih tinggi dari udara.(10) Daerah kota-kota besar yang padat bangunan, udara akan
lebih susah terdispersi sehingga zat-zat yang ada di udara terperangkap dan
35,755 µg/Nm3. Hal ini membuktikan bahwa nilai konsentrasi untuk CO beberapa
Jumlah kendaraan yang melintas, titik kemacetan dan lokasi pengukuran yang
pada titik pengukuran 2 yaitu di depan simpang Jalan Hangtuah. Hal ini dapat
Monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan bermesin bensin adalah sekitar 1% pada
yaitu di titik 2 sebanyak 1.012 unit. Hal ini sesuai dengan penelitian Novalia,
Sudarno dan Dwi (2013) menyatakan bahwa kepadatan kendaraan berbanding lurus
dengan konsentrasi CO, yang artinya konsentrasi CO akan bertambah seiring dengan
suhu dan kelembaban. Suhu udara berpengaruh karena disebabkan adanya reaksi
kimia beberapa polutan yang akan berlangsung lebih cepat pada suhu tinggi.
Kelembaban berhubungan erat dengan deposisi berbagai jenis polutan.(34) Suhu udara
tertinggi berada pada titik 2. Kelembaban udara tertinggi pada di titik 1 yaitu sebesar
59%. Hal ini sesuai dengan penelitian Mariarti, Sudarno dan Dwi (2013) yang
konsentrasi CO rendah.(32)
50
berat badan, pajanan harian, frekuensi harian dan durasi pajanan yang diperlukan
untuk menentukan besarnya risiko yang diterima oleh individu terhadap pajanan CO.
Pada prinsipnya besarnya nilai intake berbanding lurus dengan nilai konsentrasi
bahan pencemar, laju asupan, lama pajanan, frekuensi pajanan, dan durasi pajanan
yang artinya semakin besar nilai tersebut maka semakin besar pula asupan yang
Nilai intake berbanding terbalik dengan berat badan. Semakin besar berat
badan seseorang maka semakin kecil nilai asupan yang diterimanya. Berdasarkan
hasil kuesioner responden, didapatkan berat badan dewasa yang terukur berkisar
antara 40 Kg – 75 Kg dengan rata-rata 58,48 Kg. Berat badan rata-rata lebih besar
dibandingkan dengan berat badan standar orang dewasa menurut Dirjen P2PL yaitu
55 Kg,(26) tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan standar dewasa yang
Pola aktivitas seperti pajanan harian dan frekuensi pajanan juga dapat
kurangnya 8 jam dalam sehari dan paling lama 12 jam sehari. Berdasarkan data
normalitas yang telah dilakukan data lama pajanan tidak berdistribusi normal
sehingga menggunakan nilai median yaitu 10 jam/hari. Hal ini sesuai denngan
penelitian yang dilakukan Ayu (2017), nilai pajanan harian pedagang berjualan
digunakan untuk melihat pengaruh dari tingkat risiko. Pada daerah-daerah yang
Tingkat risiko yang didapat dari penelitian ini belum berisiko efek
nonkarsinogenik pada intake realtime maupun intake lifetime, tetapi dari hasil
orang mengeluh gangguan konsentrasi dan 44 orang mengeluh sakit kepala ringan.
pedagang di tepi Jalan M.Yamin telah terpajan CO. Karbon Monoksida merupakan
salah satu zat pencemar dari semua komponen yang terkandung di udara. Hal ini
berarti masih banyak zat pencemar lainnya yang dapat menyebabkan gangguan
Konsentrasi gas CO sampai dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau
waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia
selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual.(21) Karbon monoksida dapat
mengikat Hb 250 kali lebih cepat dari oksigen. Gas ini juga dapat mengganggu
aktifitas seluler lainnya yaitu dengan mengganggu fungsi organ yang menggunakan
sejumlah besar oksigen seperti otak dan jantung. Efek paling serius adalah terjadi
yaitu pajanan lifetime dan realtime. Intake pajanan lifetime menggambarkan estimasi
besar pajanan yang diterima oleh individu per kilogram berat badan per hari
berdasarkan factor aktivitas rata-rata responden dan durasi pemajanan lifetime. Pada
pajanan non karsinogenik periode waktu rata-rata selama 30 tahun untuk orang
Besar nilai intake berbanding lurus dengan nilai konsentrasi CO, laju asupan,
frekuensi dan durasi pajanan, artinya semakin besar nilai tersebut maka semakin
besar nilai asupan individu atau populasi yang terpajan. Sedangkan nilai asupan
berbanding terbalik dengan nilai berat badan dan periode waktu rata-rata, artinya
semakin besar berat badan maka akan semakin kecil risiko kesehatan.
untuk jangka waktu 30 tahun mendatang di ketiga lokasi penelitian masih berada
dibawah nilai dose-respons yaitu 2,48 mg/kg/hari. Penelitian ini membuktikan bahwa
Kota Padang masih aman menghirup udara yang mengandung CO. Hal ini sejalan
Untuk tetap menjaga udara yang aman dan tidak berisiko menimbulkan efek
intake dan nilai dosis reference (RfC). Karakteristik risiko yang dilakukan untuk
menetapkan tingkat risiko atau menentukan apakah agen risiko pada konsentrasi
tertentu yang dianalasis pada ARKL berisiko menimbulkan gangguan kesehatan pada
pedagang (dengan karakteristik seperti berat badan, laju inhalasi, lama pajanan,
berarti konsentrasi CO di Jalan Raya M.Yamin tidak berisiko teradap kesehatan. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Devita, Nurjazuli dan Tri (2017) yang
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian analisis risiko pajanan karbon monoksida (CO) pada
ketiga titik penelitian masih dibawah baku mutu berdasarkan PP No. 41 Tahun
1999 Tentang pengendalian dan Pencemaran Udara yaitu 30.000 µg/Nm 3. Hasil
2. Rata-rata berat badan pedagang yang berjualan di Jalan M.Yamin Kota Padang
adalah 58,48 Kg. Hal ini meningkatkan intake yang diterima pedagang dengan
berat badan yang lebih kecil. Lama pajanan (tE) yang diterima pedagang adalah
10 jam/hari, frekuensi pajanan dalam satu tahun terpajan yaitu selama 310,50
hari/tahun, sedangkan durasi pajanan realtime (Dt) pada pedagang adalah selama
5 tahun.
3. Hasil perhitungan intake realtime dan intake lifetime terbesar terdapat pada lokasi
depan simpang Jalan Hangtuah dengan nilai intake realtime adalah 0,000789
perhitungan risiko lifetime (30 tahun) yang didapatkan perbandingan antara intake
dan nilai RfC menunjukkan ketiga titik sampling tidak berisiko mengalami
gangguan kesehatan dengan RQ<1 dan perhitungan risiko realtime didapat hasil
4. Keluhan kesehatan yang dirasakan individu paling banyak yaitu lemah / lesu /
6.2 Saran
1. Bagi Populasi
kebiasaan merokok.
3. Bagi Pemerintah
Pajanan Particulate Matter (PM10) Pada Pedagang Kaki Lima Akibat Aktivitas
5. Veronika E, Santi DN, Ashar T. Analisis Kadar PM10 dan Karbon Monoksida
9. Nanda MF. Analisis Risiko Pajanan Karbon Monoksida (CO) Pada Pedagang
Press; 2014.
15. Anggraeni N. Pengaruh Paparan Asap Knalpot dengan Kadar CO 1800 ppm
18. Kolluru RVB, Pitblado R. Risk Assessment and Management Handbook: For
21. Pohan N. Pencemaran Udara dan Hujan Asam: Universitas Sumatera Utara;
2002.
22. Muzayyid. Studi Konsentrasi Kadar Karbon Monoksida (CO) di Jalan A.P
Alauddin; 2014.
Udara.
27. Louvar, Joseph & Louvar, B. Health and Environmental Risk Analysis
Fundamental with Applications (Vol 2). USA : Prentice Hall PTR: 1998.
Number 20.
29. Wahyuni, Suci Sri. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan Particulate
30. Rahman A. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan: Prinsip Dasar, Metoda Dan
2007.
31. Novalia, Sudarno, Handayani DW. Pengaruh Jumlah Kendaraan dan Faktor
32. Manullang MS, Sudarno, Handayani DW. Pengaruh Jumlah Kendaraan dan
2013.
33. Arlesia, Ayu. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Pajanan PM10 pada
34. Mapoma HWT TC, Tsakama M, Kosamu IBM. Air Quality Assessment of
343. 2014
35. EPA. Air Quality Criteria for Particulate Matter. Office of Research and
Development. 1996
LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN
Dengan Hormat,
Kami Mahasiswa dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. Kami
sedang melakukan penelitian tentang “ANALISIS RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN
PAJANAN CO (KARBON MONOKSIDA) PADA PEDAGANG DI JALAN M.YAMIN
TAHUN 2018”.
Kami sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi formulir kuesioner
ini, karena sangat berguna bagi ilmu pengetahuan, khususnya pemerintah dalam mengatasi
masalah pencemaran udara.
Kuesioner ini tidak berpengaruh terhadap Bapak/Ibu. Perlu Kami tegaskan bahwa:
1. Kami menjamin kerahasiaan identitas pribadi serta jawaban yang Bapak/Ibu berikan.
2. Jawaban Jujur dari Bapak/Ibu sangat kami harapkan dan bermanfaat untuk kemajuan
Ilmu Pengetahuan dan Kesehatan.
3. Setelah penelitian ini selesai, kuesioner ini akan kami musnahkan.
Dalam penelitian ini ketenangan dan waktu Bapak/Ibu mungkin akan terganggu
karena kami akan menanyakan beberapa data antropometri , seperti berat badan, pola aktvitas
(lama pajanan dan frekuensi pajanan) serta karakteristik demografi (umur dan jenis kelamin).
Kami mengharapkan kerjasama Bapak/Ibu untuk menjelaskan hal-hal yang kami butuhkan
dengan sejujurnya dan serinci-rincinya. Penelitian ini insyaAllah bermanfaat bagi kita semua.
Untuk itu kami mengucapkan terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu sebagai responden.
Pewawancara Responden
( ) ( )
Nomor responden :
Hari/tanggal :
I. DATA UMUM
1. Nama Responden :
3. SD 6. D3/S1/S2/S3
b. Tidak
1. Umur : tahun
2. Berat badan : kg
b ...................hari/minggu
4. Dada berdebar-debar
5. Dada sesak
6. Lemah/lesu/ kelelahan
7. Gangguan konsentrasi
R tE fE T avg
(m3/ Wb (jam/ (hari / Dt (30 Tahun x
Titik C CO jam) (Kg) hari) tahun) (tahun) 365 hari) Intake RfC RQ
1 0.03478 0.83 58.48 10 310.5 30 30 365 0.004199 2.48 0.001693236
2 0.03921 0.83 58.48 10 310.5 30 30 365 0.004734 2.48 0.001908906
3 0.03285 0.83 58.48 10 310.5 30 30 365 0.003966 2.48 0.001599275
R tE fE Tavg
(m3/ Wb (hari / (hari / Dt (30 Tahun
Titik C CO jam) (Kg) tahun) tahun) (tahun) x 365 hari) Intake RfC RQ
1 0.03478 0.83 59 10 360 1 30 365 0.000160859 2.48 6.48623E-05
1 0.03478 0.83 65 11 310 3 30 365 0.000414912 2.48 0.000167303
1 0.03478 0.83 61 12 310 2 30 365 0.000321541 2.48 0.000129654
1 0.03478 0.83 40 10 310 1 30 365 0.000204313 2.48 8.23841E-05
1 0.03478 0.83 60 9 309 9 30 365 0.001099729 2.48 0.000443439
1 0.03478 0.83 68 12 310 8 30 365 0.001153766 2.48 0.000465228
1 0.03478 0.83 63 12 310 8 30 365 0.001245334 2.48 0.000502151
1 0.03478 0.83 55 10 300 11 30 365 0.001581775 2.48 0.000637813
1 0.03478 0.83 73 9 310 3 30 365 0.000302271 2.48 0.000121883
1 0.03478 0.83 50 11 362 8 30 365 0.001679635 2.48 0.000677272
1 0.03478 0.83 40 10 311 1 30 365 0.000204972 2.48 8.26499E-05
1 0.03478 0.83 61 11 361 6 30 365 0.00102971 2.48 0.000415206
1 0.03478 0.83 50 11 364 39 30 365 0.008233457 2.48 0.003319942
1 0.03478 0.83 48 9 309 3 30 365 0.000458221 2.48 0.000184766
1 0.03478 0.83 43 12 341 1 30 365 0.000250877 2.48 0.00010116
1 0.03478 0.83 50 9 360 10 30 365 0.001708317 2.48 0.000688838
1 0.03478 0.83 45 11 305 1 30 365 0.00019655 2.48 7.92541E-05
1 0.03478 0.83 52 9 307 7 30 365 0.000980549 2.48 0.000395383
1 0.03478 0.83 60 10 313 8 30 365 0.001100213 2.48 0.000443634
1 0.03478 0.83 53 11 311 10 30 365 0.001701652 2.48 0.00068615
1 0.03478 0.83 52 10 320 6 30 365 0.0009734 2.48 0.0003925
1 0.03478 0.83 65 9 362 5 30 365 0.000660695 2.48 0.000266409
2 0.03921 0.83 57 10 310 2 30 365 0.000323279 2.48 0.000130354
2 0.03921 0.83 63 12 261 3 30 365 0.000443265 2.48 0.000178736
2 0.03921 0.83 57 11 310 1 30 365 0.000177804 2.48 7.1695E-05
2 0.03921 0.83 62 9 305 13 30 365 0.001710625 2.48 0.000689768
2 0.03921 0.83 70 10 310 11 30 365 0.001447829 2.48 0.000583802
2 0.03921 0.83 58 9 313 6 30 365 0.000866106 2.48 0.000349236
2 0.03921 0.83 63 10 362 16 30 365 0.002732429 2.48 0.001101786
2 0.03921 0.83 62 9 313 1 30 365 0.000135038 2.48 5.44508E-05
2 0.03921 0.83 65 10 310 1 30 365 0.000141745 2.48 5.71554E-05
2 0.03921 0.83 62 12 310 9 30 365 0.001604924 2.48 0.000647147
2 0.03921 0.83 60 9 313 2 30 365 0.000279079 2.48 0.000112532
2 0.03921 0.83 46 8 310 30 30 365 0.00480702 2.48 0.001938314
2 0.03921 0.83 60 9 313 4 30 365 0.000558157 2.48 0.000225063
2 0.03921 0.83 56 9 308 1 30 365 0.000147118 2.48 5.93218E-05
2 0.03921 0.83 52 12 310 3 30 365 0.000637855 2.48 0.000257199
2 0.03921 0.83 63 11 250 5 30 365 0.000648669 2.48 0.00026156
2 0.03921 0.83 56 10 310 5 30 365 0.00082263 2.48 0.000331706
2 0.03921 0.83 60 11 360 2 30 365 0.000392315 2.48 0.000158191
2 0.03921 0.83 52 10 313 1 30 365 0.000178896 2.48 7.21357E-05
2 0.03921 0.83 55 11 310 3 30 365 0.000552807 2.48 0.000222906
2 0.03921 0.83 60 10 310 3 30 365 0.000460673 2.48 0.000185755
2 0.03921 0.83 52 10 310 5 30 365 0.000885909 2.48 0.000357221
2 0.03921 0.83 55 11 308 1 30 365 0.00018308 2.48 7.38227E-05
3 0.03285 0.83 50 10 311 1 30 365 0.000154878 2.48 6.24508E-05
3 0.03285 0.83 66 9 311 3 30 365 0.000316796 2.48 0.00012774
3 0.03285 0.83 73 9 310 4 30 365 0.000380663 2.48 0.000153493
3 0.03285 0.83 65 11 360 7 30 365 0.001061889 2.48 0.000428181
3 0.03285 0.83 58 9 313 2 30 365 0.000241873 2.48 9.75296E-05
3 0.03285 0.83 72 10 310 16 30 365 0.001715333 2.48 0.000691667
3 0.03285 0.83 45 10 312 5 30 365 0.0008632 2.48 0.000348065
3 0.03285 0.83 71 11 311 5 30 365 0.00059988 2.48 0.000241887
3 0.03285 0.83 62 11 362 5 30 365 0.000799611 2.48 0.000322424
3 0.03285 0.83 70 9 313 8 30 365 0.000801638 2.48 0.000323241
3 0.03285 0.83 64 10 363 5 30 365 0.000706148 2.48 0.000284737
3 0.03285 0.83 75 9 308 18 30 365 0.001656547 2.48 0.000667963
3 0.03285 0.83 59 9 363 1 30 365 0.000137878 2.48 5.55962E-05
3 0.03285 0.83 53 8 308 2 30 365 0.000231523 2.48 9.33561E-05
3 0.03285 0.83 53 9 310 8 30 365 0.001048619 2.48 0.00042283
3 0.03285 0.83 56 9 361 5 30 365 0.000722322 2.48 0.000291259
3 0.03285 0.83 58 11 363 1 30 365 0.000171424 2.48 6.91224E-05
3 0.03285 0.83 73 10 362 6 30 365 0.00074086 2.48 0.000298734
3 0.03285 0.83 61 11 362 3 30 365 0.000487632 2.48 0.000196626
LAMPIRAN 3
()
= 0,000699 mg/kg/hari
()
= 0,000789 mg/kg/hari
()
= 0,000661 mg/kg/hari
()
= 0.000716 mg/kg/hari
Untuk menghitung intake realtime paling berisiko menggunakan nilai konsentrasi
paling tinggi yaitu 0,03921 mg/m3, tE paling tinggi yaitu 12 jam/hari, fE paling tinggi yaitu
364 hari/tahun, Dt paling tinggi yaitu 39 tahun sedangkan berat badan (Wb) responden paling
()
= 0.0126 mg/kg/hari
()
= 0,00419 mg/kg/hari
()
= 0,00473 mg/kg/hari
()
= 0,00396 mg/kg/hari
= 0.00429 mg/kg/hari
Untuk menghitung intake lifetime paling berisiko menggunakan nilai Dt lifetime yaitu
30 tahun
()
= 0.00973 mg/kg/hari
LAMPIRAN 4
OUTPUT TABEL
umur responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
< 20 tahun 1 1.6 1.6 1.6
21-30 tahun 27 42.2 42.2 43.8
31-40 tahun 18 28.1 28.1 71.9
Valid 41-50 tahun 11 17.2 17.2 89.1
51-60 tahun 6 9.4 9.4 98.4
> 61 tahun 1 1.6 1.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
laki-laki 15 23.4 23.4 23.4
Valid perempuan 49 76.6 76.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SD 2 3.1 3.1 3.1
SLTP 10 15.6 15.6 18.8
Valid SLTA 41 64.1 64.1 82.8
D3/S1/S2/S3 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
Statistics
Berat Waktu Frekuensi Durasi
Badan Pajanan Pajanan Pajanan
Valid 64 64 64 64
N
Missing 0 0 0 0
Mean 58.48 10.09 321.83 6.00
Median 59.50 10.00 310.50 5.00
Mode 60 9 310 1
Std. Deviation 8.186 1.075 25.553 6.580
Minimum 40 8 250 1
Maximum 75 12 364 39
Dada berdebar-debar
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pernah 12 18.8 18.8 18.8
Valid Tidak pernah 52 81.3 81.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
Dada sesak
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pernah 13 20.3 20.3 20.3
Valid Tidak pernah 51 79.7 79.7 100.0
Total 64 100.0 100.0
Lemah/lesu/kelelahan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pernah 55 85.9 85.9 85.9
Valid Tidak pernah 9 14.1 14.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
Gangguan konsentrasi
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Pernah 45 70.3 70.3 70.3
Valid Tidak pernah 19 29.7 29.7 100.0
Total 64 100.0 100.0
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7
LAMPIRAN 8
DOKUMENTASI PENELITIAN
Tujuan Penelitian
Jalan M.Yamin merupakan jalan yang berada disekitar kawasan pasar raya Kota
Padang sehingga jalan ini cukup padat aktivitas baik transportasi maupun pedagang
yang berjualan di sisi kanan dan kiri jalan ini. Pencemaran gas CO banyak dihasilkan
oleh kendaraan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat risiko
pajanan CO terhadap pedagang di sepanjang Jalan M.Yamin Padang tahun 2018.
Metode
Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)
yaitu metode untuk menghitung tingkat risiko kesehatan akibat pajanan agen
pencemar lingkungan dalam suatu populasi. Populasi dari penelitian ini adalah
pedagang yang berjualan di sepanjang Jalan M.Yamin Padang dengan jumlah
responden sebanyak 64 responden. Sampel diambil menggunakan teknik accidental
sampling. Sampel udara diambil sebanyak tiga titik di sepanjang Jalan M.Yamin
Padang dengan menggunakan Impinger.
Hasil
Konsentrasi rata-rata CO di Jalan M.Yamin Padang adalah 0,03561 mg/m3. Lama
pajanan pedagang dengan nilai median yaitu 10 jam/hari. Frekuensi pajanan dengan
nilai median yaitu 310,50 hari/tahun, durasi pajanan dengan nilai median 5 tahun dan
berat badan rata-rata responden yaitu 58,48 Kg. Nilai intake realtime rata-rata yaitu
0,000716 mg/kg/hari sedangkan nilai intake lifetime rata-rata yaitu 0,00429
mg/kg/hari. Tingkat risiko yang didapatkan adalah RQ ≤ 1 yang berarti tidak
memiliki risiko yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Kesimpulan
Konsentrasi CO di Jalan M.Yamin Padang masih dibawah nilai baku mutu.
Diharapkan pemerintah dapat melakukan kajian dan penelitian lebih lanjut serta
pemantauan rutin terhadap konsentrasi CO agar tidak membahayakan pedagang serta
menanam tanaman penyerap polusi.
Method
This study uses the method of environmental health risk assessment (EHRA). EHRA
aims to measure risk level achieved by an environmental exposure. The population
of this study were traders who sold along M. Yamin street with the number of
respondents as many as 64 respondents. The sample was chosen by using an
accidental sampling. Samples of ambient air were taken as many as three points
along the M.Yamin by using Impinger.
Result
The average concentration of CO at M.Yamin street was 0,03561 mg/m 3. The time
of exposure is 10 hour/day, the frequency of exposure is 310,50 day/year, the
duration of the exposure is 5 years and the average of body weight is 58,48 Kg. the
average of realtime intake is 0,000716 mg/kg/day, meanwhile the average of lifetime
intake is 0,00429. The level of risk both obtained are less than 1 which it means no
risk that can cause health problem.
Conclusion
The concentration of CO at M.Yamin street Padang still below the standard value.
Expected to the government can conduct further studies and routine monitoring of
CO concentration in order not to harm the traders and planting pollution absorbent
plants.
Udara merupakan sumber daya alam yang harus dilindungi untuk kehidupan
manusia serta makhluk lainnya. Kemajuan zaman telah menggeser perkembangan
industri ke arah penggunaan mesin-mesin dan alat-alat transportasi.(1) Di kota-kota
besar Indonesia pencemaran udara lebih banyak disebabkan oleh sektor industri dan
sektor transportasi. Kesadaran masyarakat akan pencemaran udara akibat gas buang
kendaraan bermotor di kota-kota besar saat ini makin tinggi.(2)
Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu bahan pencemar yang paling
tinggi yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor, yaitu sekitar 70,5% dari total
polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor.(3) Faktor emisi CO berasal dari
kegiatan pembakaran batu bara sebanyak 0,2 kg/ton, tanur pabrik semen sebesar
1,85 kg/ton, pembakaran LPG sebanyak 7,15 kg/103 gal LPG, mobil bensin sebanyak
462,63 gram/liter, kendaraan niaga solar 35,57 gram/liter dan sepeda motor bensin
sebanyak 427,05 gram/liter bensin.(4)
Hasil
Berdasarkan tabel 2, rata-rata berat badan (wb) pedagang adalah 58,48 kg.
Lama pajanan harian yang diterima pedagang dengan median 10 jam/hari,
sedangkan dalam satu tahun pedagang lebih banyak terpajan dengan median 310,50
hari/tahun. Pada hasil wawancara ini juga terlihat bahwa paling lama pedagang
terpajan dengan polutan selama 39 tahun dengan median 5 tahun.
Pembahasan
Berat badan rata-rata orang dewasa normal Asia yaitu 55 kg sedangkan berat
badan orang dewasa normal Eropa yaitu 70 kg. Rata-rata Berat badan responden
yaitu 58,48 kg. Berat badan rata-rata lebih besar dibandingkan dengan berat badan
orang dewasa normal Asia yaitu 55 kg.
Tingkat risiko yang didapat dari penelitian ini belum berisiko efek
nonkarsinogenik pada intake realtime maupun intake lifetime, tetapi dari hasil
kuesioner diketahui bahwa sebanyak 55 orang mengeluh lemah/lesu/kelelahan, 45
orang mengeluh gangguan konsentrasi dan 44 orang mengeluh sakit kepala ringan.
Berdasarkan keluhan yang dialami pedagang tersebut mengindikasikan bahwa
pedagang di tepi Jalan M.Yamin telah terpajan CO.
Hasil pengukuran konsentrasi CO rata-rata di tiga titik pengukuran yaitu
0,03561 mg/m3, dengan konsentrasi tertinggi yaitu di titik 2 sebesar 0,03921 mg/m3.
Hasil pengukuran konsentrasi CO diudara ambien selama satu jam menunjukkan
hasil yang rendah bila dibandingkan dengan nilai baku mutu lingkungan menurut PP
No. 41 tahun 1999. Konsentrasi CO yang rendah dapat dipengaruhi oleh kondisi
meteorologis dan topografi wilayah. Jalan M.Yamin berada didekat lapangan hijau
Imam Bonjol yang penuh dengan pepohonan sehingga dapat mengurangi konsentrasi
CO di udara. Pembersihan CO dari udara dapat terjadi karena aktivitas
mikroorganisme yang terdapat dalam tanah dapat menghilangkan konsentrasi CO
dengan kecepatan yang lebih tinggi dari udara.(6) Berdasarkan penelitian Mesha
Ferzica konsentrasi CO yang didapatkan di Jalan Raya Indarung Kota Padang
didapatkan konsentrasi CO rata-rata sebesar 35,755 µg/Nm3. Hal ini membuktikan
bahwa nilai konsentrasi untuk CO beberapa daerah di Kota Padang masih berada
dibawah baku mutu.(7)
Hasil perhitungan intake realtime dan intake lifetime terbesar terdapat pada
lokasi depan simpang Jalan Hangtuah dengan nilai intake realtime adalah 0,000789
mg/kg/hari sedangkan nilai intake lifetime adalah 0,00473 mg/kg/hari. Hasil
perhitungan risiko lifetime (30 tahun) yang didapatkan perbandingan antara intake
dan nilai RfC menunjukkan ketiga titik sampling tidak berisiko mengalami gangguan
kesehatan dengan RQ<1 dan perhitungan risiko realtime didapat hasil pajanan CO
masih aman dengan RQ < 1.