Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEGAHAN PENCEMARAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

BAB I PENDAHULUAN

Disusun oleh:

Intan Kurnia D

D 500 100 044

DOSEN PEMBIMBING Ir.Haryanto AR,MS

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA

Judul Kelompok B

: Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Semanggi : Intan Kurnia D D 500 100 044

Dosen Pembimbing : Ir.Haryanto AR,MS

Surakarta, 2 April 2013 Menyetujui Dosen Pembimbing

Ir.Haryanto AR,MS

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan jaman, banyak kebutuhan masyarakat kota Surakarta yang harus dipenuhi, dapat berpengaruh terhadap

bertambahnya pemakaian air. Tetapi, banyaknya pemakaian air pada rumah tangga berbanding lurus dengan limbah domestik yaitu limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan sarana lain yang dihasilkan. Tidak sedikit rumah tangga yang menghasilkan limbah berbahaya bagi lingkungan bahkan bagi kesehatan masyarakat sekitar dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat kota Surakarta tentang teknologi bersih ataupun pengolahan limbah domestik. Teknologi bersih dan pengolahan libah domestik memerlukan system pengolahan limbah terpadu.

Pengolahan limbah dikota Surakarta saat ini sudah ada yaitu terletak di Mojosongo dan Semanggi akan tetapi masih mengalami keterbatasan pada daerah layanan. Instalasi pengolahan air limbah yang berdiri di Semanggi adalah sebuah jawaban dari pemerintah kota Surakarta. Kedudukan IPAL Semanggi adalah dibawah PDAM Surakarta, dimana IPAL semanggi membantu pengolah limbah domestik rumah tangga yang akan diteruskan di sungai Bengawan Solo. Karena pemerintah kota Surakarta

menggunakan air sungai bengawan solo untuk dikonsumsi masyarakat kota Surakarta, sehingga dapat memenuhi standar air bersih dan turut memudahkan PDAM untuk mengolah air dari sungai bengawan solo, sehingga aman untuk di konsumsi masyarakat kota Surakarta.

1.2 Tujuan Tujuan praktikum adalah mengkaji dan mengembangkan teknologi pengolahan air limbah, khususnya pada industri pengolahan air limbah

domestik yang sesuai dengan kondisi di kota Surakarta pada khususnya dan percontohan bagi Indonesia pada umumnya. Sehingga turut menjaga kelestarian air dan lingkungan sehingga manusia dapat bersahabat dengan alam.

BAB II IPAL SEMANGGI

2.1.

Sejarah Pendirian IPAL Semanggi

Air merupakan elemen terpenting bagi makhluk hidup dan air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan jumlahnya sangat melimpah. Air bersih yang tersedia di bumi hanya 3% saja dari jumlah keseluruhan, hal ini sangat ironis mengingat air di bumi sangat besar bila dibandingkan dengan daratan. Indonesia adalah Negara kepulauan yang dikelilingi lautan atau perairan sehingga disebut Negara Maritim karena sebagian besar wilayah Indonesia merupakan perairan. Di kota Surakarta sendiri mampunyai salah satu sumber air yang sangat besar dan terkenal yaitu sungai Bengawan Solo. Jumlah yang melimpah bukan jaminan air tersebut berkualitas bagus dan bisa dikonsumsi. Kegiatan manusia dan kurangnya kesadaran manusia membuat air menjadi tercemar dan tidak terjaga kemurniannya sehingga tidak terjadi keseimbangan di alam yang dapat merugikan kesehatan manusia sendiri. Oleh karena itu, air menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga kelestariannya agar dapat dimanfaatkan makhluk hidup pada umumnya dan manusia pada khususnya. Kesadaran dan kurang mengertinya masyarakat tentang menjaga air masih rendah, maka perlu adanya penyuluhan tentang bahaya limbah domestic, yaitu limbah yang berasal dari usaha atau kegiatan pemukiman (real estate), rumah makan (restaurant), perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Limbah domestik merupakan limbah yang berbahaya akan tetapi sering di abaikan oleh masyarakat karena sudah menjadi kebiasaan dan membudaya dalam membuang limbah dan sampah tanpa pengolahan dan pemilahan. Oleh karena itu menjadi pekerjaan rumah bagi kita untuk

menyelesaikan masalah limbah ini serta menjaga dan melestarikan air untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik. Pengolahan air limbah merupakan isu yang hangat diperbincangkan di berbagai belahan dunia, mengingat kampanye pencegahan global warming semakin penting dan nyata, kota Surakarta selaku kota percontohan melakukan upaya yang mulai dirintis dan dijalankan untuk melakukan pengolahan limbah domestik atau limbah rumah tangga melalui IPAL di Semanggi dengan bekerjasama dengan lembaga lingkungan dari Australia.

2.2.

Lokasi IPAL

Luas wilayah kota Surakarta 4.404 Ha dan jumlah penduduk mencapai 556.000 jiwa untuk saat ini, kota Surakarta sendiri dibagi menjadi 5 kecamatan dan 51 kelurahan. Produksi limbah cair di kota Surakarta yaitu: a. Limbah rumah tangga 89% b. Limbah industri dan rumah sakit 11% Garis besar sistem pembuangan limbah domestik di Surakarta dibedakan menjadi 2 sistem yaitu: 1. Of Site System Pengelolaan air limbah system pemipaan yang ditangani oleh PDAM kota Surakarta dengan jumlah pelanggan 10.839 SR yaitu melayani 28 kelurahan dari 51 kelurahan yang ada di Surakarta (perpipaan sekitar 10,64%). Pemerintah kota Surakarta memiliki 2 lokasi IPAL, yaitu: a. IPAL Mojosongo Memiliki kapasitas 24 liter / detik, melayani kawasan utara dan memiliki pelanggan sekitar 4.560 SR. Saat ini ditingkatkan cakupan layanan dari 6.000 SR Mencapai 12.000 SR.

b.

IPAL Semanggi Memiliki kapasitas 30 liter / detik, melayani kawasan selatan dan memiliki pelanggan sekitar 6.279 SR. Saat ini ditingkatkan menjadi 60 liter / detik mulai pada tahun 2008 Target MDGs 2015 terletak di Putri Cempo yaitu peningkatan pelayanan mencapai 400.000 jiwa penduduk Surakarta

c.

2. On Site System Pengolahan air limbah sistem setempat dengan menggunakan Septic Tank, MCK yang dilakukan masyarakat maupun kelompok

masyarakat. Pengelolaan sanitasi berbasis masyarakat atau sering disebut dengan SANIMAS, proses perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan oleh masyarakat malalui KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Kota Surakarta telah membangun Sanimas di 7 lokasi meliputi Kelurahan Kadipiro, Sangkrah, Purwodiningratan,

Danukusuman, Kampong Sewu, Serengan untuk pengelolaannya dilakukan oleh KSM.

2.3.

Instalasi Pengolahan Air Limbah Semanggi (IPAL Semanggi) 2.3.1. Area Layanan IPAL Semanggi a. Sistem Mangkunegaran (Kel. Mangkubumen, Timuran, Ketelan, Punggawan, Kampung Baru, dll) b. Sistim Kasunanan (Kel.Pajang, Tipes, Sondakan, Panularan, Sriwedari, Baluwarti, Kauman,dll) c. 2.3.2. Tambahan baru (Kelurahan Joyosuran, Semanggi)

Unit Sistem IPAL Semanggi Sebagai Berikut a. Unit Grit Chamber, terdiri dari : Bar Screen untuk menyaring kotoran dan ampas, sampah yang mengapung supaya aliran tidak terhambat Pompa lumpur untuk menguras lumpur yang

terendapkan

Pintu air sebagai gerbang masuk aliran air V notch untuk mengatur limpasan air menuju bak

ekualisasi b. Unit Ekualisasi berfungsi untuk meratakan fluktuasi debit harian, terutama pada jam jam puncak, untuk dapat dipompa secara kontinyu ke bak aerasi c. Unit Aerasi Berfungsi untuk mencampurkan dan meratakan seluruh isi bak, selain itu udara yang dialirkan juga turut mensuplai oksigen yang dibutuhkan bagi mikroorganisme d. Unit Sedimentasi berfungsi untuk mengendapkan lumpur sehingga terpisah antara air yang siap buang dan lumpur yang terbentuk. e. Bak Pengering Lumpur berfungsi untuk media penjemuran lumpur dari unit sebelumnya yaitu bak sedimentasi supaya didapatkan lumpur yang kering dan digunakan sebagai kompos.

Tabel 2. Unit Sistem IPAL Semanggi (SOP Ipal Semanggi Kota Surakarta, 2009) Spesifikasi Teknis, Dimensi panjang : 24 m Lebar Bersih : 1,6 m Tinggi Air Maks : 2 m Volume : 440 m3 Bersih : 17,50 m Lebar Bersih : 9,00 m Tinggi Air Maks : 2, 80 m Vol Efektif : 1,064 m3 Bersih : 16 m Lebar : 2 x 9,50 m Tinggi Air Maks : 3,5 m

No

Unit Grit Chamber

Satuan

Keterangan Trashrack 1 (III : 4 cm) Bar Screen I(I 2 cm) Dilengkapi V-Notch H = 80 cm Tetap, sesuai terbangun

1 Unit

Bak Equalisasi

1 Unit

Bangunan Baru

Bak Aerasi

1 Unit

Bak Sedimentasi

1 Unit

Alih fungsi bangunan terbanun menjadi bak sedimentasi saja

2.3.3.

Penjelasan Sistem Pengolahan a. Unit pengolahan terdiri dari: Grit Chamber, Ekualisasi, Aerasi, Sedimentasi dan Pengeringan Lumpur b. Bak sedimentasi yang diusulkan merupakan perubahan fungsi dari bak aerasi-sedimentasi yang terbangun saat ini menjadi sepenuhnya sebagai bak sedimentasi. Sistem aerasi tetap menggunakan submersible aerator sebagaimana kondisi sistem yang terbangun saat ini c. Sistem pengaliran: dilakukan secara gravitasi dari grit chamber menuju bak ekualisasi, sedangkan pengaliran limbah dari bak ekualisasi ke bak aerasi dilakukan dengan pemompaan dengan memanfaatkan 6 (enam)

unit pompa submersible yang terpasang saat ini. Selanjutnya pengaliran air limbah dari bak aerasi ke bak sedimentasi dilakukan secara graviasi hingga sampai dengan pengaliran menuju enffluent. d. Adanya aliran return sludge dari bak sedimentasi menuju bak aerasi untuk menjaga kestabilan konsentrasi MLVSS (Mixed Liquor Volatile Suspended Solid ) yang

ditetapkan e. Sludge diskrit terendapkan dalam Grit Chamber harus secara rutin dilakukan

2.3.4.

Dasar Pertimbangan Desain Karakteristik air limbah kota Surakarta : BOD5, COD , TSS dan Baku Mutu Air Limbah Kapasitas Pengolahan Spesifikasi dan jumlah peralatan Mekanikal seperti: Submersible Aerator dan pompa transfer yang ada saat ini dan telah diharapkan dapat digunakan dalam peningkatan kapasitas IPAL Semanggi.

2.3.5. Hasil Pengujian Sampel Inlet dan Outlet di IPAL Semanggi Tanggal 3 Juli 2012 Komponen DO pH TDS Konduktivitas Inlet 0,67 mg/L 6,88 mg/L dan 912 S/cm Outlet 1,99 mg/L 7,30 mg/L 854 S/cm

2.4 Diagram Alir Proses IPAL Semanggi

Gambar 1. Proses pengolahan air limbah domestik di IPAL Semanggi

2.4.

Permasalahan IPAL Semanggi a. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang air limbahnya ke jaringan pipa air limbah b. Masyarakat masih menganggap mahalnya pemasangan /

penyambungan air limbah c. Minimnya dana untuk meningkatkan cakupan pelayanan

pengolahan air limbah, sehingga pengembangan pelayanan berjalan lamban d. Masih adanya masyarakat yang membuang air limbahnya ke sungai, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan e. Jasa pennyedot tinja swasta masih membuang lumpur tinjanya ke sungai

2.5 Pemecahan Masalah IPAL Semanggi a. Melakukan kampanye kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya penanganan air limbah. Forum : RT / RW , Kelurahan, PKK, Serta Media Masa dll b. Pelibatan masyarakat untuk pembangunan sanitasi kota atau kawasan c. Perlunya dukungan dana baik dari berbagai sumber, Pemerintah (Pusat, Pemprov, maupun Pemkot Surakarta, Swasta , Masyarakat serta pihak donor) d. Pengembangan sistem jaringan pemipaan untuk peningkatan cakupan layanan e. Pemberdayaan jasa sedot tinja supaya memasukkan lumpur tinjanya ke IPAL Semanggi

BAB III TUGAS KHUSUS

A.

Air Limbah Setiap masyarakat tentunya akan mengasilkan suatu buangan, baik

yang berbentuk cair, padat maupun gas. Buangan cair yang berasal dari masyarakat perkotaan ataupun pedesaan, umumnya berupa air bekas penggunaan dari berbagai aktivitas sehari-hari. Secara terminologi, air bekas tersebut disebutsebagai air limbah atau air buangan. Limbah dapat mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya karena alasan warna, kandungan bahan kimia organik dan anorganik, keasaman, alkalinitas dan sifat-sifat lainnya. Kualitas air limbah menunjukkan spesifikasi limbah yang diukur dari kandungan pencemar dalam limbah. Air limbah merupakan air bekas yang sudah tidak terpakai lagi sebagai hasil dari adanya berbagai kegiatan manusia sehari-hari. Air limbah tersebut biasanya dibuang ke alam yaitu tanah dan badan air. Menurut Metcalf dan Eddy (2003) air limbah dalah kombinasi dari cairan dan sampah-sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri bersama sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada. Sesuai dengan penggunaannya, setiap air bekas pemakaian

telahterkontaminasi oleh bahan-bahan yang dipakainya, yang mungkin bersifat fisik (misalnya : air menjadi keruh, berwarna), bersifat kimiawi (air mengandung bahan-bahan kimia yang mengganggu kesehatan

/lingkungan), bersifat organo-biologis (air mengandung zat organik, mikroba/bakteri patogen, dan sebagainya).Untuk cemaran air limbah domestik yang dominan umumnya bersifat organomikrobiologis.

Sedangkan untuk limbah non-domestik yang dominan fisik kimiawi, terutama logam berat.

B. Sumber Air Limbah Sugiharto (1987) membagi klasifikasi sumber air limbah menjadi dua bagian yaitu air limbah rumah tangga (domestic waste water) dan air limbah industri. Limbah domestik mengandung bahan-bahan pencemar organik, non organik dan bakteri yang sangat potensial untuk mencemari sumber-sumber air. Sumber utama air limbah domestik (rumah tangga) dari masyarakat adalah berasal dari perdagangan dan daerah

pemukiman. Adapun sumber lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga, serta tempat rekreasi (Sugiharto, 1987). Limbah domestik seperti sampah-sampah organik dapat terurai menjadi nitrat, fosfat, dan karbonat, sedangkan deterjen dapat terurai menjadi menjadi fosfat. Tabel 3. Komposisi limbah domestik (Metcalf and Edy, 2003)
Kontaminan Total Solid (TS) Total Dissolved Solid (TDS) Fixed Volatile Mg/L Mg/L Mg/L 160 110 120 300 200 210 520 340 400 Satuan Mg/L Mg/L Konsentrasi Rendah 390 270 Konsentrasi Medium 720 500 Konsentrasi Tinggi 1230 860

Total Suspended Solid (TSS) Fixed Volatile

Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L

25 95 5 110 80 250 20

50 160 10 190 140 430 40

85 315 20 350 260 800 70

Setteable Solids BOD, 20C Total Organic

Carbon (TOC) COD Nitrogen sebagai N) Organik (Total

Mg/L Mg/L Mg/L

Mg/L

15

25

Amoniak bebas Nitrit Nitrat (Total

Mg/L

12

25

45

Mg/L Mg/L Mg/L

0 0 4

0 0 7

0 0 12

Phospor

sebagai Phospor) Organik Inorganik Klorida Sulfat Minyak dan Lemak VOC s Total Coliform Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L No/100 mL Fecal Coliform No/100 mL 1 3 30 20 50 < 100 106-108 2 5 50 30 90 100-400 107-109 4 10 90 50 100 >400 107-1010

103-105

104-106

103-108

Karakteristik air limbah penting untuk diketahui, karena hal ini akan menentukan pengolahan yang tepat, sehingga tidak mencemari

lingkungan. Secara garis besar dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Karakteristik fisik Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat ( suspended solid) yang volumenya bervariasi antara 100-500 mg/l. Apabila

volume suspensi padat kurang dari 100mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500mg/l disebut kuat. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti larutan sabun, bekas cucian beras dan sayur dan sebagainya. 2. Karakteristik kimiawi Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari penguraian tinja, urine dan sampah-sampah

lainnya. Oleh sebab itu, pada umumnya bersifat basa pada waktu masih baru, dan cenderung ke asam apabila sudah mulai membusuk. Substansi organik dalam air buangan terdiri dari 2 golongan, yakni: a. Gabungan yang mengandung nitrogen, misalnya; urea, protein, atau asam amino. b. Gabungan yang tidak mengandung nitrogen, misalnya: lemak, sabun, atau karbohidrat. 3. Karakteristik bakteriologis Bakteri dalam air limbah berfungsi untuk menyeimbangkan DO dan BOD. Sedangkan bakteri pathogen banyak terdapat dari hasil buangan dari peternakan, rumah sakit, laboratorium, sanatorium, buangan rumah tangga khususnya dari kamar mandi/wc. Kandungan bakteri pathogen serta organism golongan E. coli terdapat juga dalam air limbah tergantung dari mana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengolahan air limbah. Limbah industri tidak banyak mengandung bakteri kecuali dari bahan produksinya memang berhubungan dengan potensi adanya bakteri diantaranya industri makanan/minuman, pengalengan ikan dan daging.Beberapa mikroorganisme dalam air limbah, antara lain : a. Kelompok protista : virus, bakteri, jamur, protozoa b. Kelompok tanaman dan bintang :algae, cacing

C. Pengelolaan Air Limbah Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik.

Pengelolaan air limbah dapat dilakukan secara alamiah maupun dengan bantuan peralatan. Pengolahan air limbah secara alamiah biasanya dilakukan dengan bantuan kolam stabilisasi sedangkan pengolahan air dengan bantuan peralatan misalnya dilakukan pada Instalasi Pengolahan

Air Limbah (IPAL). Sistem pengolahan limbah di Surakarta pada IPAL Semanggi menggunakan sistem purifikasi aerob dan IPAL Mojosongo menggunakan sistem self purification. Proses aerob merupakan proses paling efisien untuk menurunkan kandungan materi organik di dalam air limbah. Sistem purifikasi aerob ini menggunakan bakteri aerob yang berfungsi unruk mendegradasi

komponen-komponen organik dalam air limbah. Proses ini memerlukan pasokan oksigen terlarut yang kontinu. Bahan-bahan organik dipecah menjadi bahan yang lebih sederhana, seperti : CO2, air, ammonia, nitrit, nitrat dan sulfat melalui kerja bakteri, jamur dan protozoa. Prinsipnya cara pengolahan self purification adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam proses

pembersihan alamiah. Empat unsur yang berperan dalam pembersihan alamiah ini adalah: sinar matahari, ganggang, bakteridan oksigen. Ganggang dengan butir klorofilnya dalam air limbah melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari, sehingga tumbuh dengan subur. Pada proses sintesis untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh klorofil di bawah pengaruh sinar matahari terbentuk O 2. Kemudian oksigen ini digunakan oleh bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam air buangan. Di samping itu, terjadi pengendapan. Sebagai hasilnya BOD dari air limbah tersebut akan berkurang, sehingga relatif aman apabila akan dibuang ke dalam badan-badan air (kali, danau, dan sebagainya).

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan 3.1.1 Garis besar sistem pembuangan limbah domestik di Surakarta dibedakan menjadi 2 sistem yaitu: a. Of Site System Pengelolahan air limbah sistem pemipaan oleh PDAM kota Surakarta dengan jumlah pelanggan 10.839 SR melayani 28 kelurahan dari 51 kelurahan di Surakarta (perpipaan sekitar 10,64%). Pemerintah kota Surakarta IPAL

memiliki 2 lokasi IPAL, yaitu IPAL Mojosongo dan Semanggi. b. On Site System

Pengolahan air limbah sistem setempat dengan menggunakan Septic Tank, MCK yang dilakukan

masyarakat maupun kelompok masyarakat Kota Surakarta telah membangun SANIMAS di 7 lokasi meliputi Kelurahan Kadipiro, Sangkrah, Sewu,

Purwodiningratan,

Danukusuman,

Kampong

Serengan untuk pengelolaannya dilakukan oleh KSM 3.1.2 Pengujian kimia limbah Cair di IPAL Semanggi Kota

Surakarta sudah memenuhi persyaratan baku mutu air buangan (laporan hasi uji dilampiran) 3.1.3 Pengolahan Air Limbah di IPAL Semanggi Kota Surakarta sangat membantu Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surakarta karena turut menjaga kelestarian air dengan mengolah limbah domestik masyarakat sebelum dibuang ke sungi bengawan solo, yang pada akhirnya akan diolah PDAM Kota Surakarta menjadi air konsumsi

3.2. Saran 3.2.1. IPAL Semanggi Kota Surakarta sebaiknya lebih

menggalakkan sosialisasi tentang sistem pemipaanya dan lebih tegas dalam menghimbau masyarakat kota surakarta agar tidak membuang sampah kesungai 3.2.2. Adanya Surakarta kerjasama terhadap yang jasa jelas sedot IPAL tinja, Semanggi karena Kota saling

menguntungkan bagi kedua belah pihak dan sangsi bagi yang tidak taat. 3.2.3. IPAL Semanggi Kota Surakarta harus berpandangan

kedepan dengan bekerjasama dengan berbagai pihak khususnya untuk masalah dana, karena selama ini untuk pengolahan air limbah IPAL Semanggi Kota Surakarta hanya menggandalkan dana bantuan dari pusat dan bantuan dari Australia. 3.2.4. Merawat, melesarikan dan menjaga air adalah tugas kita bersama untuk kehidupan yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Walikota Surakarta No 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Keputusan WaliKota Surakarta No 15 Tahun 2002 ,Tentang

Penetapan Tarif Pengolahan Limbah dan Golongan Pelanggan. Mohamad Budiono., 2010. Panduan Teknis Pengoperasian IPAL Semanggi Surakarta, Monitoring Kinerja IPAL Semanggi Kota Surakarta. Perusahanan Daerah Air Minum., 2004, Baku Mutu Aur Limbah, Standar Nasional Indonesia. Perusahanan Daerah Air Minum., 2009, Pengolahan Air Limbah Surakarta, Unit Air Kotor Kota Surakarta. Perusahanan Daerah Air Minum., 2011, Pengujian Kimia Air Limbah, Laporan Hasil Uji.

Anda mungkin juga menyukai