Anda di halaman 1dari 8

ARTIKEL PERPINDAHAN PANAS RADIASI

DISUSUSN OLEH

1. NANDA TRISNIAN 2. ADHEN HATARI A 3. INTAN KURNIA DEWI 4. SASKIA NOVIANDINI 5. NOVIANA DWI R

D500100042 D500100043 D500100044 D500100066 D500100067

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 A. PENGERTIAN RADIASI


Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan medium. Perpindahan kalor secara radiasi dirumuskan: q = (T4T4 ) Dari persamaan di atas bahwa kalor radiasi harganya sangat dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Radiasi elektromagnet terdiri atas beberapa jenis, diantaranya adalah radiasi termal. Radiasi ini merambat dengan kecepatan cahaya (3 X 1010 m/s). Secara matematis bisa dihitung dengan: C =.f dimana : C = kecepatan cahaya (m/s) = Panjang gelombang (m) f = frekwensi (Hz) Radiasi termal adalah proses perpindahan panas melalui paket-paket energi yang disebut photon (kuantum), dimana menurut Planck setiap kuantum mengandung energi sebesar: h = 6,625 X 10-34 J-s Setiap kuantum adalah suatu partikel yang mempunyai energi, massa dan momentum. Hubungan massa dan energi dari partikel dikaitkan dengan persamaan: E = m.c2 = h f m = h f / c2 Momentum = c (h f / c2) = h f / c B. SIFAT SIFAT RADIASI Apabila suatu gelombang elektromagnetik mengenai suatu permukaan atau medium maka gelombang tersebut bisa dipantulkan atau diteruskan oleh media tersebut. Pada saat melalui medium, gelombang secara berkelanjutan akan mengalami

pengurangan. Jika pengurangan tersebut berlangsung sampai tidak ada lagi gelombang yang akan menembus permukaan yang dikenainya maka permukaan ini disebut sebagai benda yang bertingkah laku sebagai benda hitam. Jika gelombang melalui suatu medium tanpa mengalami pengurangan, hal ini disebut sebagai benda/permukaan transparan. Jika hanya sebagian dari gelombang yang mengalami pengurangan maka medium disebut sebagai permukaan semi transparan. Permukaan benda hitam tidak akan memantulkan cahaya radiasi yang diterimanya, karenanya benda hitam disebut sebagai benda penyerap palig baik, dan benda tersebut terlihat berwarna hitam.

C. BENDA HITAM DAN ABU-ABU


Kita mengetahui bahwa dalam perpindahan panas terjadi dalam tiga mekanisme yaitu secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Sejak dahulu ketiga mekanisme tersebut digunakan untuk menjelaskan perpindahan panas pada suatu bahan atau suatu alat. Daalm Teknik Kimia konsep perpindahan panas sangatlan berperan penting, sebagai contoh dalam Alat Penukar Panas, alat tersebut dirancang dengan memeperhitungkan nilai-nilai koefisien perpindahan panasnya. Baik secara konduksi maupun secara konveksi. Radiasi sering digunakan untuk mengisolasi suatu bahan atau alat agar tidak berkontak dengan udara langsung atau diisolasi untuk tujuan tertentu. Misalkan pada pipa yang diisolasi, dengan tujuan untuk menjaga suhu pipa dalam sebesar suhu yang diinginkan. Perpindahan panas secara konveksi ialah perpindahan panas dari daerah yang bersuhu tinggi menuju daerah yang bersuhu rendah dalam suatu medium (pada umunya padatan), atau antara medium-medium yang bersinggungan secara langsung. Perpindahan panas secara konveksi ialah perpindahan panas tanpa melalui zat perantara, umumnya terjadi antar fluida, proses mixing salah satunya. Sedangkan proses perpindahan panas secara radiasi ialah perpindahan panas secara pancaran dari benda yang bersuhu menuju benda yang bersuhu rendah. Perpindahan panas secara konduksi dan konveksi merupakan perpindahan panas karena adanya gerakan molekul-molekul akibat driving force yaitu temperatur, sedangkan pada perpindahan secara radiasi, panas ditransfer melalui gelombanggelombang yaitu gelombang elektromagnetik, dimana kecepatan gelombang tersebut sama dengan kecepatan cahaya.

Gelombang

elektromagnetik

merupakan

gelombang

yang

tidak

memerlukan medium untuk merambat, dapat merambat dalam ruang hampa. Gelombang elektromagnetik ini didasarkan pada hipotesis James Clark Maxwell. Contoh sederhana pada kita adalah pancaran sinar matahari yang berradiasi melewati angkasa dan atmosfer bumi, dimana terakhir bumi akan menyerap radiasi tersebut. Udara hanya dapat menyerap sedikit radiasi dari sinar matahari tersebut, karena gelombang elektromagnetik tersebut dapat menembus udara, oleh karena itu tidak diserap. Berbeda halnya dengan pada gas-gas seperti CO 2 dan H2O yang akan menyerap sebagian besar dari energi radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Bumi sebagai contoh penyerap radiasi dari sinar matahari merupakan salah satu benda yang dapat menyerap pancaran sinar radiasi yang disebut dengan benda hitam. Dalam ilmu fisika benda hitam merupakan obyek yang dapat menyerap seluruh radiasi elektromagnetik yang jatuh kepadanya serta tidak ada radiasi yang dapat keluar atau dipantulkan. Meskipun demikian, secara teori benda hitam juga dapat memancarkan seluruh panjang gelombang energi yang mungkin ada padanya. Jumlah dan jenis radiasi elektromagnetik yang dipancarkannya bergantung pada suhu benda hitam tersebut. Bila seberkas sinar yang masuk kedalam lubang suatu benda, sinar akan dipantulkan berkali-kali sehingga intensitas sinar lama-kelamaan akan berkurang (karena sebagian sinar yang diserap, diserap oleh dinding), sampai pada suatu waktu energi radiasi akan menjadi nol. Hal inilah yang disebut dengan benda hitam.

Gambar 1. Benda Hitam Apabila benda hitam tersebut kita panaskan dengan temperatur tertentu, maka dinding atau permukaan dari benda hitam akan memancarkan radiasi secara merata pada saat suhunya merata pada bagian dinding atau semua bagian

permukaan. Dimana radiasi dari benda hitam akan memancarkan radiasinya bila ada lubang pada benda hitam tersebut, maka radiasi itu disebut dengan radiasi benda hitam. Berdasarkan hal tersebut, dengan adanya kenaikan temperatur atau dengan temperatur yang tinggi, benda hitam akan dapat memancarkan radiasinya kelingkungan bila ada celah atau lubang pada suatu bagian dari benda hitam tersebut. Dan suatu benda dikatakan benda hitam apabila dapat menyerap pancaran radiasi dari sumber bila ada sebagian kecil celah atau lubang pada benda hitam.

Gambar 2. Radiasi Benda Hitam

D. Intensitas dan Emisivitas


Benda hitam akan menyerap energi radiasinya per satuan luas permukaan pada temperatur tertentu, dengan kata lain benda hitam tersebut merupakan penyerap yang sempurna. Bagaimana halnya bila bendanya bukan benda hitam? Jika bukan benda hitam, energi radiasi akan diserap sebagian kecil melalui fraksi pada permukaan, dimana dapat juga memancarakan sinar radiasi kelingkungan sebagaimana yang dilakukan oleh benda hitam pada keadaan yang sama. Suatu hukum Kirchhoffs digunakan untuk mewakili keseimbangan termal antara pemancaran sinara radiasi dengan penyerapan sinara radiasi. Bila I menunjukkan energi radiasi pada luas permukaan suatu benda, maka keseimbangan termalnya menjadi Ia1 = E1 persamaan 1 menjadi, (1) Untuk benda hitam a = 1 dan kekuatan emisivitas untuk benda hitam E B = I, maka

E1 =

E1 I Q1 = = a1 E2 I

(2)

Emisivitas (e) merupakan perbandingan energi dimana benda yang memancarkan sinar radiasi terhadap sinar radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam. Dengan kata lain kemampuan suatu benda untuk memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik pada area dan temperatur yang sama. Semakin besar nilai emisivitas suatu benda, semakin mudah pula benda tersebut memancarkan energi radiasinya. Absorsivitas (a) merupakan perbandingan antara energi yang diserap oleh suatu benda terhadap penyerapan energi oleh benda hitam per satuan luas yang sama. Kekuatan emisi permukaan (E) merupakan total energi yang dipancarkan per satuan luas, per satuan waktu. Sedangkan Intensitas radiasi (I) merupakan energi yang dipancarkan per satuan luas, per satuan waktu, per kemiringan benda. Intensitas radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam kekuatannya mencapai empat kali dari temperatur absolut. Untuk intensitas bukan benda hitam berantung pada emisivitas dari benda tersebut dimana kekuatannya mencapai empat kali dari temperatur absolutnya. Energi yang dipancarkan dari suatu benda per satuan luas ke benda yang berbentuk stengah lingkaran dapat dinyatakan dengan persamaan, E=
q = eT 4 A

(3)

dengan e = emisivitas benda

= nilai tetapan Stefan-Boltzmann


(1730.10-12 Btu / ft2 hr 0F) T= temperatur absolut benda Suatu benda hitam memancarkan energinya secara berkesinambungan pada panjang gelombang tertentu dengan intensitas maksimum pada panjang gelombang sekitar 1 sampai 5 mikron, ynag bergantung pada temperatur (lihat gambar 1). Penyerapan a pada permukaan sangat bergantung pada keadaan biasa permukaan dan adanya distribusi panjang gelombang pada peristiwa radiasi. Meskipun, emisivitas e sama dengan penyerapan a pada benda dan temperatur yang sama, penyerapan a pada benda yang suhunya T1 untuk peristiwa radiasi dari sumber yang berbeda suhunya T2 ditunjukkan dengan simbol a12, dimana

bergantung pada temperatur T2 menuju temperatur T1. Karena peristiwa radiasi berupa gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu, maka bila berbeda panjang gelombang, maka akan berbeda juga penyerapan suatu benda terhadap sumber radiasi dengan temperatur yang berbeda. Nilai emisivitas permukaan dari suatu benda sangat bergantung berdasarkan interval suhunya (lihat tabel 1). Suatu benda yang memancarkan energi radiasi juga menyerap energi radiasi, maka total energi yang ditransferoleh radiasi sama dengan energi yang dipancarkan dengan energi yang diserap. Untuk benda yang bersuhu T1 yang disekat oleh lingkungan yang bersuhu T2, maka perpindahan panas dari 1 ke 2 yaitu, q1,2 = A1 [e1 T1 - a12 T2 ]
4
4

(4)

persamaan 4 dapat ditulis,


q1, 2

T T = 1730 [e1 ( 1 ) 4 a12 ( 2 ) 4 ] A1 1000 1000

(5)

Persamaan 5 diatas memiliki satuan Btu / hr ft 2. Persamaan 5 tersebut hanya modifikasi untuk mendapatkan barapa energi yang ditransfer per satuan luas permukaan suatu benda. Persamaan ini juga didasarkan pada perhitungan untuk radiasi dimana benda dianggap kecil dibandingkan dengan lingkungannya. Bila suatu benda menyerap semua panjang gelombang radiasi dengan tingkat absorpsi yang sama, benda tersebut dikenal dengan benda abu-abu atau gray body. Benda abu-abu tersebut memiliki tingkat absoprsi pada distribusi energi pada saat radiasi di permukaan. Maka persamaan untuk menyatakan perpindahan panasnya secara radiasi yaitu, T 4 T 4 q1,2 = 1730 Ae1[( 1 ) ( 2 ) ] 1000 1000 (6)

Sebenarnya untuk padatan hasil untuk perpindahan pans secara radiasi ini akn menunjukkan hasil yang sama, dimana padatan tersebut diasumsikan benda hitam, benda abu-abu ataupun bukan kedua-duanya. Terkadang sangat sulit untuk dapat mengukur secara langsung absoprsi radiasi walupun ada beberapa alat yang mendukung untuk itu, namun kebanyakan orang lebih menyukai persamaan 6

untuk mrnghitung perpindahan panas secara radiasi dengan asumsi benda yang menyerap ialah benda abu-abu atau gray body.

E. Koefisien Perpindahan Panas Radiasi


Dalam banyak kasus perpindahan panas melibatkan perpindahan panas secara konveksi dan radiasi. Sebuah contoh pada kasus perpindahan panas pada diding furnace, bagian dinding dalam furnace panas akan mengalir keluar (lingkungan). Dimana umumnya perpindahan panas pada dinding furnace didasarkan pada perpindahan panas secara radiasi dan konveksi, penambahan antara dua macam mekanisme perpindahan panass tersebut itulah yang akan menjadi nilai perpindahan panasnya. Oleh karena itu muncullah suatu persamaan yang menyatakan koefisien perpindahan panas secara radiasi yaitu, hT = qT A1 (T1 T2 ) (9)

0.173e1[(0.01T1 ) 4 (0.01T2 ) 4 ] hT = T1 T2

grafik 4 sebagai pembantu untuk dapat menyelesaikan nilai dari persamaan 9 diatas tersebut. Dimana satuan persamaan tersebut dalam Btu / hr ft2 0F sebagai fungsi dari suhu pada permukaan pertama dan suhu permukaan kedua untuk benda hitam dengan nilai emisivitas sama dengan satu.

Anda mungkin juga menyukai